2. TINJAUAN PUSTAKA
Penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri dari cincin,
kantong dan isi hernia
Dibedakan berdasarkan
– letaknya terdari dari hernia diafragma, inguinal, umbilikal,
femoralis, dll.
– Terjadinya : hernia kongenital dan hernia didapat atau
akuisita
– Sifatnya : hernia reponiable, ireponiable, inkarserata,
strangulata
Definisi
3. HERNIA INGUINALIS
Epidemiologi
– Sekitar 75% hernia inguinalis direk, indirek serta femoralis
– Insiden hernia inguinalis lateralis (bayi dan anak-anak) sekitar 1-5%
– laki-laki > wanita, ratio 4-8:1
– Anak prematur memiliki resiko yang lebih tinggi rata-rata insiden pada
perempuan 2% dan laki-laki 7-30%
– Hernia lateralis pada sisi kanan mencapai 60%, sisi kiri 30% dan 10% bilateral
5. Hernia Inguinalis
Lateralis
– Lonjong
– Lateral a.hipogastrika inferior
– Kongenital atau tekanan intraabdomen meningkat
– Finger tip test teraba di ujung jari
Medialis
– Bulat
– Medial a. higastika inferior melewati Trigonum
Hasselbach
– Tekanan intraabdomen yang meningkat atau
kelemahan dinding
– Finger Tip Test : Teraba di sisi jari
6. Etiologi Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi,
tetapi diyakini ada tiga penyebab, yaitu:
– Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
– Overweight
– Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
– Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan
saluran kencing
– Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus
– Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema,
alergi
– Kehamilan
– Ascites
– Adanya kelemahan jaringan /otot.
– Tersedianya kantong.
7. Klasifikasi
Klasifikasi hernia berdasarkan sifatnya:
– Hernia reponibel, bila isi kantong hernia dapat keluar masuk ke
dalam rongga.
– Hernia irreponibel, bila isi kantong hernia tidak dapat
dikembalikan lagi ke dalam rongga.
– Hernia akreta, bila terjadi perlekatan antara isi kantong pada
peritoneum kantong hernia dan tidak disertai nyeri ataupun tanda
sumbatan usus.
8. – Hernia inkarserata, bila isi kantong hernia terjepit oleh
cincin hernia, sehingga tidak dapat dikembalikan lagi,
akibatnya terjadi gangguan pasase dan tanda-tanda
sumbatan usus.
– Hernia strangulata, bila terjadi gangguan vaskularisasi
dari mulai bendungan sampai nekrosis, pada saat isi
hernia terjepit oleh cincinnya.
11. Gejala Klinis
– benjolan muncul hilang timbul atau menetap di lipat paha
– Timbul: mengedan, batuk atau mengangkat beban, menangis (anak kecil)
– Hilang saat berbaring
– nyeri
– mual muntah
– kembung
– tidak nafsu makan dan menangis terus menerus
– perubahan warna, eritema dan edema
12. Pemeriksaan Fisik
– Tanda vital : kenaikan suhu tubuh, takikardia
– Posisi berdiri dan berbaring
– Inspeksi : Perubahan warna kulit, edema, benjolan
– Palpasi : deskripsi benjolan (konsistensi, bentuk,
ukuran, konsistensi, batas, pergerakan, nyeri tekan
dapat direposisi atau tidak)
– Auskultasi : bising usus.
– Finger Tip Test
– Transluminasi
14. Pemeriksaan Penunjang
– Hematologi :
– Leukositosis dengan shift to the left, menandakan
kecenderungan terdapat hernia strangulasi
– Pemeriksaan imaging : Ultrasonografi
15. Diagnosis
Anamnesis : Benjolan tergantung sifat hernia
– Hernia reponiable : benjolan dilipat paha yang hilang timbul,
nyeri –
– Hernia ireponiable : benjolan menetap, nyeri -
– Inkarserata : Nyeri +, mual muntah , semakin parah pada
strangulata
16. Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Inspeksi saat pasien mengedan,
Deskripsikan sifat penojolan. Jika kantong hernia kosong kadang
dapat teraba funikulis spermatikus
Auskultasi bising usus +/-.
Finger tip test yang
Tes transluminasi.
19. Penatalaksanaan
– Penanganan di Unit Gawat Darurat
– analgetik
– Istirahat : tekanan intraabdominal tidak meningkat
– Menurunkan tegangan otot abdomen
berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut. Pasien pada
posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20°.
– Kompres dingin : mengurangi pembengkakan dan analgesia selama 20-
30 menit
20. Penatalaksanaan
Konservatif: Reposisi isi kantong Penggunaan
penyangga/supporter
Operatif : Pada anak-anak : Herniotomi
Pada dewasa : Herniotomi dan Hernioplasti
Herniotomi: Memotong dan mengikat kantong
hernia setinggi mungkin
Hernioplasti : Memperkuat dinding depan
abdomen dengan cara memperkecil cicin hernia
dalam (annulus inguinalis internus)
Hernioraphy : Mengikat leher hernia dan
menggantungkannya pada conjoint tendon supaya
tidak masuk lagi.
21.
22. Komplikasi
– Obstruksi usus secara parsial sampai total
– Perforasi usus
– Abses lokal sampai peritonitis
– Atrofi testis samapi nekrosis tertis
23. Prognosis
– Umumnya baik
– Tergantung pada usia, durasi, jenis, ukuran hernia, dan
kemampuan untuk mengurangi faktor risiko
– Jika didiagnosis awal masa kanak-kanak, prognosis
untuk anak-anak yang telah mengalami operasi hernia
inguinalis diperbaiki sangat baik.