2. Robekan pada perineum umumnya
terjadi pada persalinan dimana :
• Kepala janin terlalu cepat lahir
• Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
• Sebelumnya pada perineum terdapat banyak
jaringan parut
• Pada persalinan dengan distosia bahu
4. TATALAKSANA ROBEKAN
JALAN LAHIR
• Pada robekan derajat I tidak perlu dijahit
• Perbaikan dilakukan pada derajat II, III, dan IV
• Bila perdarahan berlanjut 1gr asam traneksamat IV
(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
rujuk pasien
7. MACAM-MACAM JAHITAN PERINEUM
• Jahitan Kulit
– Jahitan simple interrupted (jahitan satu demi satu)
– Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan.
Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka
sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak antara setiap jahitan, semakin baik
bekas luka setelah penyembuhan.
8. • Jahitan Matras
– Jahitan matras vertikal
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dcapai hanya
dengan menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya didaerah
yang tipis lunak subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke
dalam.
– Jahitan matras horizontal
Jahitan ini tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis
karena membuat kulit diatasnya terlihat bergelombang.
9. • Jahitan kontinous
Jahitan jelujur
Jahitan ini lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian
tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus.
Kelemahannya jika benang putus/simpul terurai tepi luka akan
terbuka.
10. PEMILIHAN BENANG JAHIT
Benang jahit terdiri atas dua macam yaitu sebagai berikut :
• Benang yang dapat diserap (plain catgut): terbuat dari jaringan ikat usus
domba. Larut dalam seminggu, namun catgut yang direndam dalam larutan
khromik oksida (chromic catgut) lebih lama absorpsinya dan bertahan
selama 10-40 hari. Catgut chromic baik untuk penjahitan luka episiotomi
dan robekan akibat persaiinan. Benang buatan/sintetis (vicryl atau polyglatin
910) juga dapat diserap dalam 60-90 hari.
• Benang yang tidak diserap.
– Terbuat dari katun, sutera jaringan tumbuh-tumbuhan, logam, dan
bahan sintetis.
– Cenderung menimbulkan reaksi jaringan.
11. Macam-Macam Benang
Catgut Kromik
4-0
• Perbaikan dinding
anterior rectum pada
laserasi derajat 4
• Perbaikan laserasi
klitoris
• Perbaikan di tempat
lain apabila
memerlukan benang
yang sangat halus
Catgut Kromik
3-0
• Perbaikan mukosa
vagina
• Jahitan subkutan
• Jahitan subkutikula
• Perbaikan laserasi
periurethra
Catgut Kromik
2-0
• Perbaikan sfingter ani
ekstra
• Perbaikan laserasi
serviks
• Perbaikan laserasi
dindin vagina lateral
• Jahitan dalam terputus-
putus pada otot pelvis
12. Benang yang ideal untuk episiotomi/perlukaan jalan lahir
adalah 2/0 atau 3/0. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih ukuran diameter benang adalah bahwa otot
memerlukan benang yang lebih kuat. Semakin besar
nomor benang maka benang semakin halus (misalnya 4-0,
6-0, 8-0). Semakin kecil nomor benang maka semakin
berat benang dan semakin kuat tegangan benang
(misalnya 2-0, 1-0)
13. PRINSIP PENGIKATAN SIMPUL
Simpul harus terikat kuat.
Simpul harus sekecil mungkin.
Ujung benang dipotong ± 1½ cm dari simpul.
Simpul mati adalah yang terbaik.
15. LANGKAH-LANGKAH PENJAHITAN
• Posisikan ibu litotomi
• Kain bersih dibawah bokong ibu
• Gunakan penerangan
• Teknik asepik saat memeriksa robekan dan
pemberian anestesi
• Cuci tangan
• Sarung tangan DTT atau steril
• Persiapan alat
• Kasa DTT untuk mengusap darah yang keluar
16. LANGKAH-LANGKAH PENJAHITAN
• Pastikan laserasi hanya derajat 1 atau 2
• Lakukan anestesi secara benar (lidocain 1%, aspirasi dulu sebelum
memasukkan dan pastikan tidak keluar darah, dimasukkan sambil
ditarik)
• Uji efek anestesi
• Mulai menjahit
• Jahitan pertama 1 cm dari ujung luka
• Jahit mukosa vagina sampai ke cincin himen
17. LANGKAH-LANGKAH PENJAHITAN
• Setelah sampai himen tusukkan jarum ke bawah luka perineum
• Lanjutkan dengan jahitan subkutikuler
• Ikat benang di dalam vagina
• Ulangi pemeriksaan pastikan tidak ada yang tertinggal
• KIE kepada ibu tentang perawatan luka perineum selama di rumah
32. ROBEKAN DERAJAT 2
-Jahitan Mukosa-
Jahit mukosa vagina secar
jelujur dengan benang 2-0
mulai dari 1 cm di atas
puncak luka di dalam
vagina sampai pada batas
vagina
33. -Jahitan Otot-
Lanjutkan jahitan pada
daerah otot perineum sampai
ujung luka pada perineum
secara jelujur dengan benang
2-0
Lihat ke dalam luka untuk
mengetahui letak ototnya
Penting untuk menjahit otot
ke otot agar tidak ada rongga
diantaranya
34. -Jahitan Kulit-
• Cari lapisan subkutikuler persis di
bawah lapisan kulit
• Lanjutkan dengan jahitan
subkutikuler kemabali ke arah
batas vagina, dan akhiri dengan
simpul mati pada bagian dalam
vagina
• Potong kedua ujung benang, dan
hanya disisakan masing- masing
1 cm
• Jika robekan cukup luas dan
dalam, lakukan colok dubur, dan
pastikan tidak ada bagian rektum
terjahit
35. ROBEKAN DERAJAT III DAN IV
• Bukan kompetensi dokter umum
• Penjahitan ini harus dilakukan oleh penolong yang
berkompeten
• Rujuk bila tidak mampu
36. -Jahitan Dinding Rektum-
• Lakukan blok pudendal, ketamin
atau anestesia spinal
• Minta asisten untuk memeriksa
uterus dan pastikan uterus
berkontraksi
• Lakukan anestesi lidokain.
• Tautkan mukossa rektum dengan
benang 3-0 atau 4-0 secara
interuptus dengan jarak 0,5 cm
antara jahitan
• Jahit otot perineum secara jelujur
37. -Jahitan Sfingter Ani-
• Jepit otot sfingter dengan klem
Allis atau pinset
• Tautkan ujung otot sfingter ani
dengan 2-3 jahitan benang 2-0
angka 8 secara interuptus
• Reparasi mukosa vagina, otot
perineum, dan kulit
38. ROBEKAN DERAJAT 4
• Berikan dosis tunggal ampisilin 500 mg/oral dan
metronidazol 500 mg per oral sebagai profilaksis
• Observasi tanda-tanda infeksi
• Jangan lakukan pemeriksaan rektal atau enema selama
2 minggu
• Berikan pelembut feses selama seminggu per oral
39. INGAT
• Tidak usah menjahit laserasi perineum derajat 1 tanpa perdarahan
aktif
• Gunakan sesedikit mungkin jahitan
• Gunakan selalu teknik aseptik
• Jika ibu kesakitan saat dijahi berikan anestesi lokal kembali
40. PENCEGAHAN INFEKSI
Setelah persalinan dekontaminasi alas plastik, tempat tidur &
matras, dgn larutan klorin 0,5% kmdn cuci dgn deterjen bilas dgn air
bersih, bila sudah bersih keringkan dgn kain bersih supaya ibu tidak
berbaring dimatras yg basah.
Semua alat (partus set, heating set, dan resusitasi set) direndam
dilarutan klorin dan dilakukan DTT kimiawi
Sampah medis dan non medis dibuang pada tempatnya
Linen direndam dilarutan klorin dan dicuci bersih
Petugas kesehatan (bidan) membilas apron dan mencuci bersih
tangan