2. PENDAHULUAN
Penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi
Masalah bagi negara-negara tropis termasuk
Indonesia
Didunia 16 juta kasus setiap tahun
Asia Tenggara 7 juta kasus setiap tahun, angka
kematian 600.000 pertahun
Belanda 0,4-0,7 per 100.000 penduduk
pertahun
Indonesia 760-810 kasus per 100.000
penduduk pertahun
3.
4. ETIOLOGI
Salmonella typhy basil gram negatif,
aerobik, bergerak dengan rambut getar & tidak
berspora
Mempunyai 3 macam antigen :
1. Antigen O (somatik) : lapisan luar terdiri dari
protein, liposakarida (LPS) dan lipid.
(endotoksin)
2. Antigen H (flagella) : terdapat pada flagella,
fimbriae dan pili dari kuman, berstruktur kimia
protein
3. Antigen Vi (antigen permukaan), pada selaput
dinding kuman untuk melindungi fagositosis dan
berstuktur kimia protein
6. Antigen kuman merangsang limfosit T MAF
(makrofag activating factor (MAF) pengaruhi
perubahan marfologi makrofag metabolisme
sangat aktif, giat mematikan dan mencerna
bakteri ANGRY MACROFAC
Di dalam tubuh penderita kapsel Vi berubah (tidak
diketahui penyebabnya) difagositosis
endotoksin (komleks LPS) aktifkan komplemen
dan rangsang sel PMN, makrofag dan sel RES
lainnya
Pirogen endogen GEJALA DEMAM
7. Makrofag aktif fagositosis mengeluarkan IL-
1 merangsang Th hasilkan IL-2
stimulasi limfosit T untuk giat berfloriferasi dan
berdiffrensiasi
IL-1 efek biologis DEMAM
Endotoksin immunitas sistemik
(langsung) aktivasi komplemen melalui sel B
sel plasma
aglutinin O
Antigen Vi dan antigen H rangsang limfosit
T Limfosit B sel plasma aglutinin Vi
dan Aglutinin H
9. Gambaran klinis
Menyerang kelompok umur 5-30 tahun
Laki2 = wanita
Jarang < 2 tahun & > 60 tahun
Masa inkubasi 3-60 hari
Keluhan utama : demam 5-7 hari
Demam bertahap makin naik setiap hari (step
ladder), tidak terobati dengan antipiretik
Disertai : badan lemah (lesu), malas, nyeri kepala,
nyeri otot punggung dan sendi, perut kembung,
kadang-kadang nyeri, obstipasi (kadang-kadang
diare), mual, muntah dan batuk
10. Manifestasi klinis : tampak lesu, letih, wajah
kosong, kadang-kadang gelisah, delirium atau
koma
Gejala lain : Demam, bradikardia relatif,
pendengaran menurun, tifoid tongue, rose
spots, bronchitic chest, tidak enak diperut
(abdominal tenderness), kembung,
hepatomegali, splenomegali
11.
12. Tabel. Keluhan dan Gejala Demam Tifoid
Periode
Penyakit
Keluhan Gejala Patologi
Minggu
Pertama
Panas berlangsung
insidius, tipe panas
stepladder yg mencapai
39-400C, menggigil, nyeri
kepala
Gangguan
sauran cerna
Bakteremia
Minggu
Kedua
Rash, nyeri abdomen,
diare atau konstipasi,
delirium
Rose spot,
splenomegali,
hepatomegali
Vaskulitis, hiperplasi
pada Peyer’s
patches, nodul tifoid
pada hati dan limfa
Minggu
Ketiga
Komplikasi perdarahan
saluran cerna, perforasi,
syok
Melena, ileus,
ketegangan
abdomen,
koma
Ulserasi pada
Peyer’s patches,
perforasi disertai
peritonitis
Minggu
Keempat
Keluhan menurun,
relaps, penurunan berat
badan
Tampak sakit
berat
kakeksia
Tampak sakit berat,
kakeksia
13. Kriteria Diagnosis
Demam naik secara bertahap dlm bbrp hari,
demam tu sore/malam hari
Sulit buang air besar atau diare , sakit kepala
Gangguan saluran cerna
Kesadaran berkabut, bradikardi relatif, lidah
kotor
14. Laboratorium
Pemeriksaan rutin
Leukopenia, lekosit normal atau lekositosis
Anemia ringan dan trombositopenia
Hitung jenis : aneosinofilia, limfopenia
LED
SGOT dan SGPT sering kali
Pemeriksaan Urine
Tes Diazzo Positif
Biakan kuman (tinggi pada minggu 2-3)
Pemeriksaan tinja
Pra soup stool atau kadang-kadang bloody stool
Biakan kuman (minggu 2-3)
15. Uji Widal
Reaksi aglutinasi antara antigen kuman S typhy
dengan antibodi (aglutinin)
Pembentukan aglutinin akhir minggu pertama,
puncak mgg ke empat.
Positif bila titer O Widal I 1/320 atau Titer O Widal II
naik 4 kali lipat atau lebih atau titer O Widal I (-)
tetapi titer O Widal II (+) berapapun angkanya
Uji TUBEX
Semi-kuantitatif kalorimetrik
Mendeteksi antibodi anti-S.typhi
16. Uji Typhidot
Mendeteksi antibodi IgM dan IgG pada protein
membran luar S Typhi
Uji positif seelah 2-3 hari infeksi
Uji IgM Dipstik
Mendeteksi antibodi IgM spesifik S Typhi
Akurasi pemeriksaan setelah 1 minggu gejala
Kultur darah
Hasil positif pasti demam tifoid
17. Penatalaksanaan
Istirahat dan perawatan
Tirah baring
Bertujuan untuk cegah komplikasi
Diet dan terapi penunjang
Diet makanan lunak rendah serat
Pemberian antimikroba
Kloramfenikol (obat pilihan I) 4x500mg (selama 7
hari bebas demam)
Tiamfenikol 4x500mg (komplikasi anemia aplasi
<)
18. Kotrimoksasol 2x2 tablet selama 2 minggu
Ampisilin dan Amoksisilin 50-150 mg/kgbb
selama 2 minggu
Sefalosporin generasi ke 3 3-4 gr dalam
dekstrose 5% 100 cc sekali sehari selama 3-5
hari
Golongan Fluorokuinolon
Norfloksasin, 2x400 mg/hari selama 14 hari
Siprofloksasin, 2x 500mg/hari selama 6 hari
Ofloksasin, 2x400mg/hari selama 7 hari
Pefloksasin, 400mg/hari selama 7 hari
19. Azitromisisn, 2x500mg
Kombinasi Obat antimikroba hanya untuk
kasus toksik, peritonitis atau perforasi serta
syok septik
Kortikosteroid hanya pada kasus toksisk
dan syok septik, dosis 3x 5mg
Pada ibu hamil obat pilihan ampisilin,
amoksisilin dan seftriakson
20. Komplikasi
Intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ileus paralitik
Pakreatitis
Ekstraintestinal
Kardiovaskuler : gagal sirkulasi perifer,
miokarditis, tromboflebitis
Darah : anemia hemolitik, trombositopenia, KID,
trombosis
22. Tifoid karier
Kotoran (feses atau urin) penderita
mengandung S typhi setelah satu tahun pasca
demam tifoid, tanpa disertai gejala klinis
Terapi eliminasi kuman
23. Pencegahan
Identifikasi dan eradikasi S.typhi baik
penderita maupun karier
Pencegahan tranmisi langsung pasien
terinfeksi S typhi akut maupun karier
Proteksi pada orang yang berisiko vaksinasi