SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
HERNIA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Penyakit hernia atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat
turunya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia
memang kebanyak laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitannya akan
merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya.
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang
normal melalui sebuah defek konsental atau yang didapat (Long, 1996). Hernia adalah
suatu keadaan menonjolnya struktur melewati dinding rongga yang secara normal
memang berisi bagian-bagian tesebut.
2. Etiologi
a. Hernia congenital:
 Processus vaginalis peritoneum persisten
 Testis tidak samapi scrotum, sehingga processus tetap terbuka
 Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum
sempat menutupdan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka
 Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus setelah kiri
terlebih dahulu.
 Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa.
 Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan hidrocele
b. Hernia didapat:
 Ada factor predisposisi
 Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa
 Pada orang tua karena degenerasi/atropi
 Tekanan intra abdomen meningkat
 Pekerjaan mengangkat benda-benda berat
 Batuk kronik
 Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras
 Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
 Sering melahirkan: hernia femoralis (karisyogya.blog.m3-access.com).
3. Klasifikasi
Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses
terjadinya. Berikut ini penjelasannya :
Macam-macam hernia :
a. Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya, seperti :
1) Inguinal. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
•

Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria
daripada wanita.

•

Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan
otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek.
Ini lebih umum pada lansia.

2) Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada
wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis
yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat
dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung.
3) Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan
wanita multipara.
b. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
1) Hernia bawaan atau kongenital Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis
(indirek): Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang
sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga
perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
2) Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).
c. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut
1) Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2) Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium
kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan
karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus
3) Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer =
penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti
isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.
4. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau
batukyang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal,
tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya
pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan
yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi
kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena
organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan
yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut
menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan
dapat menyebabkan ganggren.
5. Manifestasi klinis
Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan
adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.benjolan itu bisa mengecil atau menghilang,
dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul
kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual
bila telah ada komplikasi.
6. Penatalaksanaan medic
a. Terapi konservatif/non bedah meliputi :
•

Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset
pada hernia ventralis.

•

Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak
menunjukkan gejala sistemik.

•

Terapi umum adalah terapi operatif.

•

Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif.

•

Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali.

•

Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan
marleks untuk menguatkan dinding perut setempat.

•

Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan pasien
berbaring dalam posisi trendelernberg 40

•

Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit

•

Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengadan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol
yang dapat memperburuk gejala-gejala.

•

Hindari aktivitas-aktivitas yang berat.

7. Komplikasi
•

Hernia berulang

•

Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki

•

Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah

•

Luka pada usus (jika tidak hati-hati)
•

Setelah herniografi dapat terjadi hematoma

•

Fostes urin dan feses

•

Residip

•

Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
 Aktivitas dan istrahat
Gejala : Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas
Tanda : Klien mengatakan mudah lelah
 Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Klien mengeluh nyeri pada daerah anusnya
Tanda : Ekspresi wajah meringis
 Integritas ego
Gejala
Tanda

: Klien mengatakan kecemasannya terhadap penyakit,
: Cemas, takut, mudah marah, aptis tidak dapat istirahat, peningkatan
ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.

 Keamanan
Gejala

: Alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ;
Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan
penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat
keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat
penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat

mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : Menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
 Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala

: Pengguanaan
kardiotonik

antikoagulasi,
glokosid,

steroid,

antidisritmia,

antibiotic,

antihipertensi,

bronchodilator,

diuretic,

dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer
dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional.
Penggunaan

alcohol

(risiko

akan

kerusakan

ginjal,

yang

mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial
bagi penarikan diri pasca operasi).
b. Analisa data
Data
Ds :
• Ekspresi wajah meringis
Do :
• Klien mengeluh nyeri
pada daerah anusnya

Ds :
• Klien mengatakan mudah
lelah
Do :
• Klien mengeluh tidak
dapat beraktivitas

Ds :
• Perasaan cemas, takut,
marah, apatis ; factorfaktor stress multiple,
misalnya
financial,
hubungan, gaya hidup
Do :
• Tidak dapat istirahat,
peningkatan
ketegangan/peka rangsang
; stimulasi simpatis.

Penyebab
Proses vaginalis peritonei
↓
Gagal abliterasi
↓
H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus
ingunilis
↓
Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
↓
Merangsang mengeluaran zat pirogen
menghasilkan bradikinin, serotonin dan
prostaglandin
↓
Impuls disampaikan ke SSP bagian korteks
serebri
↓
Nyeri
Proses vaginalis peritonei
↓
Gagal abliterasi
↓
H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus
ingunilis
↓
Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
↓
Sakit saat mengedan
↓
Kelemahan otot
↓
Intoleransi aktivitas
Proses vaginalis peritonei
↓
Gagal abliterasi
↓
H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus
ingunilis
↓
Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
↓
Perubahan status kesehatan
↓
Koping individu inefektif

Masalah
Nyeri

Intoleransi
aktivitas

Ansietas
↓
Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
a. Nyeri berhubungan dengan Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
Ds :
•

Ekspresi wajah meringis

Do :
•

Klien mengeluh nyeri pada daerah anusnya

b. Intoleransi aktivitas berhubungan kelemahan otot
Ds :
•

Klien mengatakan mudah lelah

Do :
•

Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas

c. Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan
Ds :
•

Perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya
financial, hubungan, gaya hidup

Do :
•

Tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.
3. Perencanaan
No
1

DX
I.

Tujuan
Tupan :
1.
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan nyeri teratasi
2.
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan selama beberapa hari 3.
nyeri beransur-ansur hilang
Kriteria Hasil :
- Klien mengungkapkan rasa 4.
nyeri berkurang
- tanda-tanda vital normal
- pasien tampak tenang dan rileks 5.

2

II

Rencana tindakan
Intervensi
Rasional
Pantau tanda-tanda
1. Mengenal dan memudahkan
vital, intensitas/skala
dalam melakukan tindakan
nyeri
keperawatan.
Anjurkan klien
2. Istirahat untuk mengurangi
istirahat ditempat
intesitas nyeri
tidur
Atur posisi pasien
3. Posisi yang tepat
senyaman mungkin
mengurangi penekanan dan
mencegah ketegangan otot
serta mengurangi nyeri.
Kolaborasi untuk
4. Relaksasi mengurangi
pemberian analgetik.
ketegangan dan membuat
perasaan lebih nyaman
Ajarkan teknik
5. analgetik berguna untuk
relaksasi dan napas
mengurangi nyeri sehingga
dalam
pasien menjadi lebih
nyaman.

Implementasi
1. Memantau tandatanda vital,
intensitas/skala
nyeri
2. Menganjurkan klien
istirahat ditempat
tidur
3. Mengatur posisi
pasien senyaman
mungkin

4. Penatalaksanaan
untuk pemberian
analgetik.
5. Mengajarkan teknik
relaksasi dan napas
dalam
Tupan :
1. Rencanakan periode 1. Mengurangi aktivitas yang 1. Merencanakan
Setelah
diberikan
tindakan
istirahat yang cukup.
tidak diperlukan, dan energi
periode
istirahat
keperawatan intoleransi aktivitas
terkumpul dapat digunakan
yang cukup
teratasi
untuk aktivitas seperlunya
secar optimal.
Tupen :
2. Setelah latihan dan 2. Tahapan-tahapan
yang 2. Setelah latihan dan
Setelah
diberikan
tindakan
aktivitas kaji respons
diberikan membantu proses
aktivitas mengkaji
keperawatan selama beberapa hari
pasien.
aktivitas secara perlahan
respons pasien
3

III

Klien dapat melakukan aktivitas
ringan atau total.
Kriteria hasil :
- Perilaku
menampakan 3. Bantu pasien dalam
kemampuan untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan diri.
sesuai kebutuhan.
- Pasien mengungkapkan mampu
untuk
melakukan
beberapa 4. Berikan
latihan
aktivitas tanpa dibantu.
aktivitas
secara
- Koordinasi otot, tulang dan
bertahap.
anggota gerak lainya baik.
Tupan :
1. Kaji berapa besar
Setelah
diberikan
tindakan
kecemasan
klien
keperawatan ansietas teratasi
terhadap
penyakit
yang di deritanya
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan 2. Berikan penyuluhan
keperawatan selama beberapa hari
kepada klien tentang
Klien dapat menerima keadaannya
penyakit
yang
dengan penyakitnya
dideritanya
Kriteria hasil :
- Klien ikut dalam program 3. Anjurkan
keluarga
pengobatan
untuk
memberikan
- Klien dapat menjelaskan tentang
support pada klien
penyakitnya
- Klien dapat berinteraksi dengan
sekitarnya.

dengan menghemat tenaga
namun tujuan yang tepat,
mobilisasi dini.
3. Mengurangi
pemakaian 3. Membantu pasien
energi sampai kekuatan
dalam
memenuhi
pasien pulih kembali.
kebutuhan
sesuai
kebutuhan.
4. Menjaga
kemungkinan 4. Memberikan latihan
adanya respons abnormal
aktivitas
secara
dari tubuh sebagai akibat
bertahap.
dari latihan.
1. Membantu perawat dalam 1. Memantau berapa
menentukan intervensi yang
besar
kecemasan
tepat bagi klien
klien
terhadap
penyakit yang di
deritanya
2. Menambah
pengetahuan 2. Memberikan
klien
sehingga
klien
penyuluhan kepada
memahami akan kondisi
klien
tentang
kesehatannya
penyakit
yang
dideritanya
3. Suport keluarga merupakan 3. Menganjurkan
motivasi bagi klien untuk
keluarga
untuk
menjalankan pengobatannya.
memberikan support
pada klien
3

III

Klien dapat melakukan aktivitas
ringan atau total.
Kriteria hasil :
- Perilaku
menampakan 3. Bantu pasien dalam
kemampuan untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan diri.
sesuai kebutuhan.
- Pasien mengungkapkan mampu
untuk
melakukan
beberapa 4. Berikan
latihan
aktivitas tanpa dibantu.
aktivitas
secara
- Koordinasi otot, tulang dan
bertahap.
anggota gerak lainya baik.
Tupan :
1. Kaji berapa besar
Setelah
diberikan
tindakan
kecemasan
klien
keperawatan ansietas teratasi
terhadap
penyakit
yang di deritanya
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan 2. Berikan penyuluhan
keperawatan selama beberapa hari
kepada klien tentang
Klien dapat menerima keadaannya
penyakit
yang
dengan penyakitnya
dideritanya
Kriteria hasil :
- Klien ikut dalam program 3. Anjurkan
keluarga
pengobatan
untuk
memberikan
- Klien dapat menjelaskan tentang
support pada klien
penyakitnya
- Klien dapat berinteraksi dengan
sekitarnya.

dengan menghemat tenaga
namun tujuan yang tepat,
mobilisasi dini.
3. Mengurangi
pemakaian 3. Membantu pasien
energi sampai kekuatan
dalam
memenuhi
pasien pulih kembali.
kebutuhan
sesuai
kebutuhan.
4. Menjaga
kemungkinan 4. Memberikan latihan
adanya respons abnormal
aktivitas
secara
dari tubuh sebagai akibat
bertahap.
dari latihan.
1. Membantu perawat dalam 1. Memantau berapa
menentukan intervensi yang
besar
kecemasan
tepat bagi klien
klien
terhadap
penyakit yang di
deritanya
2. Menambah
pengetahuan 2. Memberikan
klien
sehingga
klien
penyuluhan kepada
memahami akan kondisi
klien
tentang
kesehatannya
penyakit
yang
dideritanya
3. Suport keluarga merupakan 3. Menganjurkan
motivasi bagi klien untuk
keluarga
untuk
menjalankan pengobatannya.
memberikan support
pada klien

More Related Content

What's hot

What's hot (15)

Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
Leaflet hernia akper pemda muna
Leaflet hernia akper pemda munaLeaflet hernia akper pemda muna
Leaflet hernia akper pemda muna
 
askep Hernia
askep Herniaaskep Hernia
askep Hernia
 
Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012
 
Hernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udtHernia hidrokel udt
Hernia hidrokel udt
 
Hernia inguinalis-wnd
Hernia inguinalis-wndHernia inguinalis-wnd
Hernia inguinalis-wnd
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
Invaginasi retro aai copy
Invaginasi retro aai   copyInvaginasi retro aai   copy
Invaginasi retro aai copy
 
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

Download (1)
Download (1)Download (1)
Download (1)
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Pengkajian anemia
Pengkajian anemiaPengkajian anemia
Pengkajian anemia
 
Askep fraktur perbaikan
Askep fraktur perbaikanAskep fraktur perbaikan
Askep fraktur perbaikan
 
Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 
Bronkhitis kronis,ppt
Bronkhitis kronis,pptBronkhitis kronis,ppt
Bronkhitis kronis,ppt
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 

Similar to Hernia AKPER PEMKAB MUNA

Similar to Hernia AKPER PEMKAB MUNA (20)

fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.pptfdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
 
A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA
 
GRANULOMA PIOGENIKUM.pptx
GRANULOMA PIOGENIKUM.pptxGRANULOMA PIOGENIKUM.pptx
GRANULOMA PIOGENIKUM.pptx
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
hernia
herniahernia
hernia
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
Hernia modul.ppt
Hernia modul.pptHernia modul.ppt
Hernia modul.ppt
 
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptxPPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
 
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Hernia AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. HERNIA A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Penyakit hernia atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia memang kebanyak laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitannya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya. Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal melalui sebuah defek konsental atau yang didapat (Long, 1996). Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tesebut. 2. Etiologi a. Hernia congenital:  Processus vaginalis peritoneum persisten  Testis tidak samapi scrotum, sehingga processus tetap terbuka  Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutupdan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka  Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus setelah kiri terlebih dahulu.  Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa.  Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan hidrocele b. Hernia didapat:  Ada factor predisposisi  Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa  Pada orang tua karena degenerasi/atropi  Tekanan intra abdomen meningkat  Pekerjaan mengangkat benda-benda berat  Batuk kronik  Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras  Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
  • 2.  Sering melahirkan: hernia femoralis (karisyogya.blog.m3-access.com). 3. Klasifikasi Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses terjadinya. Berikut ini penjelasannya : Macam-macam hernia : a. Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya, seperti : 1) Inguinal. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi : • Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria daripada wanita. • Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. 2) Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. 3) Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara. b. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas : 1) Hernia bawaan atau kongenital Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek): Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. 2) Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat). c. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut
  • 3. 1) Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. 2) Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus 3) Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer = penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. 4. Patofisiologi Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batukyang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren. 5. Manifestasi klinis Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.benjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
  • 4. 6. Penatalaksanaan medic a. Terapi konservatif/non bedah meliputi : • Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset pada hernia ventralis. • Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak menunjukkan gejala sistemik. • Terapi umum adalah terapi operatif. • Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif. • Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali. • Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut setempat. • Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan pasien berbaring dalam posisi trendelernberg 40 • Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit • Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengadan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala. • Hindari aktivitas-aktivitas yang berat. 7. Komplikasi • Hernia berulang • Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki • Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah • Luka pada usus (jika tidak hati-hati)
  • 5. • Setelah herniografi dapat terjadi hematoma • Fostes urin dan feses • Residip • Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi. B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan data  Aktivitas dan istrahat Gejala : Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas Tanda : Klien mengatakan mudah lelah  Nyeri dan kenyamanan Gejala : Klien mengeluh nyeri pada daerah anusnya Tanda : Ekspresi wajah meringis  Integritas ego Gejala Tanda : Klien mengatakan kecemasannya terhadap penyakit, : Cemas, takut, mudah marah, aptis tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.  Keamanan Gejala : Alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse. Tanda : Menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.  Penyuluhan dan pembelajaran Gejala : Pengguanaan kardiotonik antikoagulasi, glokosid, steroid, antidisritmia, antibiotic, antihipertensi, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).
  • 6. b. Analisa data Data Ds : • Ekspresi wajah meringis Do : • Klien mengeluh nyeri pada daerah anusnya Ds : • Klien mengatakan mudah lelah Do : • Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas Ds : • Perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factorfaktor stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup Do : • Tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis. Penyebab Proses vaginalis peritonei ↓ Gagal abliterasi ↓ H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus ingunilis ↓ Gangguan pasase segmen usus yang terjepit ↓ Merangsang mengeluaran zat pirogen menghasilkan bradikinin, serotonin dan prostaglandin ↓ Impuls disampaikan ke SSP bagian korteks serebri ↓ Nyeri Proses vaginalis peritonei ↓ Gagal abliterasi ↓ H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus ingunilis ↓ Gangguan pasase segmen usus yang terjepit ↓ Sakit saat mengedan ↓ Kelemahan otot ↓ Intoleransi aktivitas Proses vaginalis peritonei ↓ Gagal abliterasi ↓ H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus ingunilis ↓ Gangguan pasase segmen usus yang terjepit ↓ Perubahan status kesehatan ↓ Koping individu inefektif Masalah Nyeri Intoleransi aktivitas Ansietas
  • 7. ↓ Ansietas 2. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul a. Nyeri berhubungan dengan Gangguan pasase segmen usus yang terjepit Ds : • Ekspresi wajah meringis Do : • Klien mengeluh nyeri pada daerah anusnya b. Intoleransi aktivitas berhubungan kelemahan otot Ds : • Klien mengatakan mudah lelah Do : • Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas c. Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan Ds : • Perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup Do : • Tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.
  • 8. 3. Perencanaan No 1 DX I. Tujuan Tupan : 1. Setelah diberikan tindakan keperawatan nyeri teratasi 2. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari 3. nyeri beransur-ansur hilang Kriteria Hasil : - Klien mengungkapkan rasa 4. nyeri berkurang - tanda-tanda vital normal - pasien tampak tenang dan rileks 5. 2 II Rencana tindakan Intervensi Rasional Pantau tanda-tanda 1. Mengenal dan memudahkan vital, intensitas/skala dalam melakukan tindakan nyeri keperawatan. Anjurkan klien 2. Istirahat untuk mengurangi istirahat ditempat intesitas nyeri tidur Atur posisi pasien 3. Posisi yang tepat senyaman mungkin mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri. Kolaborasi untuk 4. Relaksasi mengurangi pemberian analgetik. ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman Ajarkan teknik 5. analgetik berguna untuk relaksasi dan napas mengurangi nyeri sehingga dalam pasien menjadi lebih nyaman. Implementasi 1. Memantau tandatanda vital, intensitas/skala nyeri 2. Menganjurkan klien istirahat ditempat tidur 3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin 4. Penatalaksanaan untuk pemberian analgetik. 5. Mengajarkan teknik relaksasi dan napas dalam Tupan : 1. Rencanakan periode 1. Mengurangi aktivitas yang 1. Merencanakan Setelah diberikan tindakan istirahat yang cukup. tidak diperlukan, dan energi periode istirahat keperawatan intoleransi aktivitas terkumpul dapat digunakan yang cukup teratasi untuk aktivitas seperlunya secar optimal. Tupen : 2. Setelah latihan dan 2. Tahapan-tahapan yang 2. Setelah latihan dan Setelah diberikan tindakan aktivitas kaji respons diberikan membantu proses aktivitas mengkaji keperawatan selama beberapa hari pasien. aktivitas secara perlahan respons pasien
  • 9. 3 III Klien dapat melakukan aktivitas ringan atau total. Kriteria hasil : - Perilaku menampakan 3. Bantu pasien dalam kemampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan diri. sesuai kebutuhan. - Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa 4. Berikan latihan aktivitas tanpa dibantu. aktivitas secara - Koordinasi otot, tulang dan bertahap. anggota gerak lainya baik. Tupan : 1. Kaji berapa besar Setelah diberikan tindakan kecemasan klien keperawatan ansietas teratasi terhadap penyakit yang di deritanya Tupen : Setelah diberikan tindakan 2. Berikan penyuluhan keperawatan selama beberapa hari kepada klien tentang Klien dapat menerima keadaannya penyakit yang dengan penyakitnya dideritanya Kriteria hasil : - Klien ikut dalam program 3. Anjurkan keluarga pengobatan untuk memberikan - Klien dapat menjelaskan tentang support pada klien penyakitnya - Klien dapat berinteraksi dengan sekitarnya. dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini. 3. Mengurangi pemakaian 3. Membantu pasien energi sampai kekuatan dalam memenuhi pasien pulih kembali. kebutuhan sesuai kebutuhan. 4. Menjaga kemungkinan 4. Memberikan latihan adanya respons abnormal aktivitas secara dari tubuh sebagai akibat bertahap. dari latihan. 1. Membantu perawat dalam 1. Memantau berapa menentukan intervensi yang besar kecemasan tepat bagi klien klien terhadap penyakit yang di deritanya 2. Menambah pengetahuan 2. Memberikan klien sehingga klien penyuluhan kepada memahami akan kondisi klien tentang kesehatannya penyakit yang dideritanya 3. Suport keluarga merupakan 3. Menganjurkan motivasi bagi klien untuk keluarga untuk menjalankan pengobatannya. memberikan support pada klien
  • 10. 3 III Klien dapat melakukan aktivitas ringan atau total. Kriteria hasil : - Perilaku menampakan 3. Bantu pasien dalam kemampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan diri. sesuai kebutuhan. - Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa 4. Berikan latihan aktivitas tanpa dibantu. aktivitas secara - Koordinasi otot, tulang dan bertahap. anggota gerak lainya baik. Tupan : 1. Kaji berapa besar Setelah diberikan tindakan kecemasan klien keperawatan ansietas teratasi terhadap penyakit yang di deritanya Tupen : Setelah diberikan tindakan 2. Berikan penyuluhan keperawatan selama beberapa hari kepada klien tentang Klien dapat menerima keadaannya penyakit yang dengan penyakitnya dideritanya Kriteria hasil : - Klien ikut dalam program 3. Anjurkan keluarga pengobatan untuk memberikan - Klien dapat menjelaskan tentang support pada klien penyakitnya - Klien dapat berinteraksi dengan sekitarnya. dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini. 3. Mengurangi pemakaian 3. Membantu pasien energi sampai kekuatan dalam memenuhi pasien pulih kembali. kebutuhan sesuai kebutuhan. 4. Menjaga kemungkinan 4. Memberikan latihan adanya respons abnormal aktivitas secara dari tubuh sebagai akibat bertahap. dari latihan. 1. Membantu perawat dalam 1. Memantau berapa menentukan intervensi yang besar kecemasan tepat bagi klien klien terhadap penyakit yang di deritanya 2. Menambah pengetahuan 2. Memberikan klien sehingga klien penyuluhan kepada memahami akan kondisi klien tentang kesehatannya penyakit yang dideritanya 3. Suport keluarga merupakan 3. Menganjurkan motivasi bagi klien untuk keluarga untuk menjalankan pengobatannya. memberikan support pada klien