1. HERNIA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Penyakit hernia atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat
turunya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia
memang kebanyak laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitannya akan
merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya.
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang
normal melalui sebuah defek konsental atau yang didapat (Long, 1996). Hernia adalah
suatu keadaan menonjolnya struktur melewati dinding rongga yang secara normal
memang berisi bagian-bagian tesebut.
2. Etiologi
a. Hernia congenital:
Processus vaginalis peritoneum persisten
Testis tidak samapi scrotum, sehingga processus tetap terbuka
Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum
sempat menutupdan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka
Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus setelah kiri
terlebih dahulu.
Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa.
Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan hidrocele
b. Hernia didapat:
Ada factor predisposisi
Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa
Pada orang tua karena degenerasi/atropi
Tekanan intra abdomen meningkat
Pekerjaan mengangkat benda-benda berat
Batuk kronik
Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras
Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
2. Sering melahirkan: hernia femoralis (karisyogya.blog.m3-access.com).
3. Klasifikasi
Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses
terjadinya. Berikut ini penjelasannya :
Macam-macam hernia :
a. Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya, seperti :
1) Inguinal. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
•
Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria
daripada wanita.
•
Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan
otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek.
Ini lebih umum pada lansia.
2) Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada
wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis
yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat
dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung.
3) Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan
wanita multipara.
b. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
1) Hernia bawaan atau kongenital Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis
(indirek): Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang
sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga
perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
2) Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).
c. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut
3. 1) Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2) Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium
kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan
karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus
3) Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer =
penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti
isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.
4. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau
batukyang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal,
tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya
pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan
yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi
kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena
organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan
yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut
menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan
dapat menyebabkan ganggren.
5. Manifestasi klinis
Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan
adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.benjolan itu bisa mengecil atau menghilang,
dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul
kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual
bila telah ada komplikasi.
4. 6. Penatalaksanaan medic
a. Terapi konservatif/non bedah meliputi :
•
Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset
pada hernia ventralis.
•
Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak
menunjukkan gejala sistemik.
•
Terapi umum adalah terapi operatif.
•
Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif.
•
Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali.
•
Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan
marleks untuk menguatkan dinding perut setempat.
•
Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan pasien
berbaring dalam posisi trendelernberg 40
•
Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit
•
Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengadan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol
yang dapat memperburuk gejala-gejala.
•
Hindari aktivitas-aktivitas yang berat.
7. Komplikasi
•
Hernia berulang
•
Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki
•
Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah
•
Luka pada usus (jika tidak hati-hati)
5. •
Setelah herniografi dapat terjadi hematoma
•
Fostes urin dan feses
•
Residip
•
Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas dan istrahat
Gejala : Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas
Tanda : Klien mengatakan mudah lelah
Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Klien mengeluh nyeri pada daerah anusnya
Tanda : Ekspresi wajah meringis
Integritas ego
Gejala
Tanda
: Klien mengatakan kecemasannya terhadap penyakit,
: Cemas, takut, mudah marah, aptis tidak dapat istirahat, peningkatan
ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.
Keamanan
Gejala
: Alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ;
Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan
penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat
keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat
penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat
mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : Menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala
: Pengguanaan
kardiotonik
antikoagulasi,
glokosid,
steroid,
antidisritmia,
antibiotic,
antihipertensi,
bronchodilator,
diuretic,
dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer
dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional.
Penggunaan
alcohol
(risiko
akan
kerusakan
ginjal,
yang
mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial
bagi penarikan diri pasca operasi).
6. b. Analisa data
Data
Ds :
• Ekspresi wajah meringis
Do :
• Klien mengeluh nyeri
pada daerah anusnya
Ds :
• Klien mengatakan mudah
lelah
Do :
• Klien mengeluh tidak
dapat beraktivitas
Ds :
• Perasaan cemas, takut,
marah, apatis ; factorfaktor stress multiple,
misalnya
financial,
hubungan, gaya hidup
Do :
• Tidak dapat istirahat,
peningkatan
ketegangan/peka rangsang
; stimulasi simpatis.
Penyebab
Proses vaginalis peritonei
↓
Gagal abliterasi
↓
H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus
ingunilis
↓
Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
↓
Merangsang mengeluaran zat pirogen
menghasilkan bradikinin, serotonin dan
prostaglandin
↓
Impuls disampaikan ke SSP bagian korteks
serebri
↓
Nyeri
Proses vaginalis peritonei
↓
Gagal abliterasi
↓
H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus
ingunilis
↓
Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
↓
Sakit saat mengedan
↓
Kelemahan otot
↓
Intoleransi aktivitas
Proses vaginalis peritonei
↓
Gagal abliterasi
↓
H.ingunalis (terjadi jepitan oleh annulus
ingunilis
↓
Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
↓
Perubahan status kesehatan
↓
Koping individu inefektif
Masalah
Nyeri
Intoleransi
aktivitas
Ansietas
7. ↓
Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
a. Nyeri berhubungan dengan Gangguan pasase segmen usus yang terjepit
Ds :
•
Ekspresi wajah meringis
Do :
•
Klien mengeluh nyeri pada daerah anusnya
b. Intoleransi aktivitas berhubungan kelemahan otot
Ds :
•
Klien mengatakan mudah lelah
Do :
•
Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas
c. Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan
Ds :
•
Perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya
financial, hubungan, gaya hidup
Do :
•
Tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.
8. 3. Perencanaan
No
1
DX
I.
Tujuan
Tupan :
1.
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan nyeri teratasi
2.
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan selama beberapa hari 3.
nyeri beransur-ansur hilang
Kriteria Hasil :
- Klien mengungkapkan rasa 4.
nyeri berkurang
- tanda-tanda vital normal
- pasien tampak tenang dan rileks 5.
2
II
Rencana tindakan
Intervensi
Rasional
Pantau tanda-tanda
1. Mengenal dan memudahkan
vital, intensitas/skala
dalam melakukan tindakan
nyeri
keperawatan.
Anjurkan klien
2. Istirahat untuk mengurangi
istirahat ditempat
intesitas nyeri
tidur
Atur posisi pasien
3. Posisi yang tepat
senyaman mungkin
mengurangi penekanan dan
mencegah ketegangan otot
serta mengurangi nyeri.
Kolaborasi untuk
4. Relaksasi mengurangi
pemberian analgetik.
ketegangan dan membuat
perasaan lebih nyaman
Ajarkan teknik
5. analgetik berguna untuk
relaksasi dan napas
mengurangi nyeri sehingga
dalam
pasien menjadi lebih
nyaman.
Implementasi
1. Memantau tandatanda vital,
intensitas/skala
nyeri
2. Menganjurkan klien
istirahat ditempat
tidur
3. Mengatur posisi
pasien senyaman
mungkin
4. Penatalaksanaan
untuk pemberian
analgetik.
5. Mengajarkan teknik
relaksasi dan napas
dalam
Tupan :
1. Rencanakan periode 1. Mengurangi aktivitas yang 1. Merencanakan
Setelah
diberikan
tindakan
istirahat yang cukup.
tidak diperlukan, dan energi
periode
istirahat
keperawatan intoleransi aktivitas
terkumpul dapat digunakan
yang cukup
teratasi
untuk aktivitas seperlunya
secar optimal.
Tupen :
2. Setelah latihan dan 2. Tahapan-tahapan
yang 2. Setelah latihan dan
Setelah
diberikan
tindakan
aktivitas kaji respons
diberikan membantu proses
aktivitas mengkaji
keperawatan selama beberapa hari
pasien.
aktivitas secara perlahan
respons pasien
9. 3
III
Klien dapat melakukan aktivitas
ringan atau total.
Kriteria hasil :
- Perilaku
menampakan 3. Bantu pasien dalam
kemampuan untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan diri.
sesuai kebutuhan.
- Pasien mengungkapkan mampu
untuk
melakukan
beberapa 4. Berikan
latihan
aktivitas tanpa dibantu.
aktivitas
secara
- Koordinasi otot, tulang dan
bertahap.
anggota gerak lainya baik.
Tupan :
1. Kaji berapa besar
Setelah
diberikan
tindakan
kecemasan
klien
keperawatan ansietas teratasi
terhadap
penyakit
yang di deritanya
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan 2. Berikan penyuluhan
keperawatan selama beberapa hari
kepada klien tentang
Klien dapat menerima keadaannya
penyakit
yang
dengan penyakitnya
dideritanya
Kriteria hasil :
- Klien ikut dalam program 3. Anjurkan
keluarga
pengobatan
untuk
memberikan
- Klien dapat menjelaskan tentang
support pada klien
penyakitnya
- Klien dapat berinteraksi dengan
sekitarnya.
dengan menghemat tenaga
namun tujuan yang tepat,
mobilisasi dini.
3. Mengurangi
pemakaian 3. Membantu pasien
energi sampai kekuatan
dalam
memenuhi
pasien pulih kembali.
kebutuhan
sesuai
kebutuhan.
4. Menjaga
kemungkinan 4. Memberikan latihan
adanya respons abnormal
aktivitas
secara
dari tubuh sebagai akibat
bertahap.
dari latihan.
1. Membantu perawat dalam 1. Memantau berapa
menentukan intervensi yang
besar
kecemasan
tepat bagi klien
klien
terhadap
penyakit yang di
deritanya
2. Menambah
pengetahuan 2. Memberikan
klien
sehingga
klien
penyuluhan kepada
memahami akan kondisi
klien
tentang
kesehatannya
penyakit
yang
dideritanya
3. Suport keluarga merupakan 3. Menganjurkan
motivasi bagi klien untuk
keluarga
untuk
menjalankan pengobatannya.
memberikan support
pada klien
10. 3
III
Klien dapat melakukan aktivitas
ringan atau total.
Kriteria hasil :
- Perilaku
menampakan 3. Bantu pasien dalam
kemampuan untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan diri.
sesuai kebutuhan.
- Pasien mengungkapkan mampu
untuk
melakukan
beberapa 4. Berikan
latihan
aktivitas tanpa dibantu.
aktivitas
secara
- Koordinasi otot, tulang dan
bertahap.
anggota gerak lainya baik.
Tupan :
1. Kaji berapa besar
Setelah
diberikan
tindakan
kecemasan
klien
keperawatan ansietas teratasi
terhadap
penyakit
yang di deritanya
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan 2. Berikan penyuluhan
keperawatan selama beberapa hari
kepada klien tentang
Klien dapat menerima keadaannya
penyakit
yang
dengan penyakitnya
dideritanya
Kriteria hasil :
- Klien ikut dalam program 3. Anjurkan
keluarga
pengobatan
untuk
memberikan
- Klien dapat menjelaskan tentang
support pada klien
penyakitnya
- Klien dapat berinteraksi dengan
sekitarnya.
dengan menghemat tenaga
namun tujuan yang tepat,
mobilisasi dini.
3. Mengurangi
pemakaian 3. Membantu pasien
energi sampai kekuatan
dalam
memenuhi
pasien pulih kembali.
kebutuhan
sesuai
kebutuhan.
4. Menjaga
kemungkinan 4. Memberikan latihan
adanya respons abnormal
aktivitas
secara
dari tubuh sebagai akibat
bertahap.
dari latihan.
1. Membantu perawat dalam 1. Memantau berapa
menentukan intervensi yang
besar
kecemasan
tepat bagi klien
klien
terhadap
penyakit yang di
deritanya
2. Menambah
pengetahuan 2. Memberikan
klien
sehingga
klien
penyuluhan kepada
memahami akan kondisi
klien
tentang
kesehatannya
penyakit
yang
dideritanya
3. Suport keluarga merupakan 3. Menganjurkan
motivasi bagi klien untuk
keluarga
untuk
menjalankan pengobatannya.
memberikan support
pada klien