deep neck abscess
kuliah dalam bahasa indonesia
abses leher dalam adalah penyakit akibat terkumpulnya pus dalam rongga-rongga di leher
abses leher dalam merupakan gawat darurat bidang THT-KL
2. Definisi:
abses (pus) di dalam ruang potensial di
antara fasia leher dalam sebagai akibat
penjalaran infeksi dari berbagai sumber,
seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus
paranasal, telinga tengah, dan leher.
3. 1- Superfecial Cervical Fascia : mengandung otot Platysma , cutaneous
nerves, vena jugularis eksterna, vena-vena jugularis anterior dan
superfecial lymph node.
2- Deep Cervical Fascia:
a- Superfecial (investing) lauyer
b- Middle layer
- Muscular layer
- Visceral layer
c- Deep layer
- Alar fascia
- Pre-vertebral Fascia
9. 1. Ruang yg dibatasi Panjang leher
1. Retrofaring
2. Danger Space
3. Viseral Vaskuler
2. Ruang supra hyoid
1. Ruang parafaring
2. Ruang submandibula
3. Ruang peritonsil
4. Ruang mastikator
5. Ruang parotis
6. Ruang temporal
10.
11.
12. Ruang Parafaring:
Piramida terbalik dasar pd basis tengkorak sampai
ke kornu mayus os hyoid.
Dibagi 2 oleh os stilod
Prestiloid: a. maxilaris interna, n. alveolaris
inferior, n. lingualis, n. aurikulotemporalis.
Ruang parafaring post stiloid
Berada di Posterior dari os stiloid
terdiri dari:
Selubung karotid ( a. karotis, v. jugularis, n. vagus).
Posteromedial berhubungan: retrofaring
Inferior : submandibula.
lateral : Ruang mastikator.
22. Etiologi:
• Komplikasi tonsilitis akut atau infeksi kelenjar mukus
Webber di kutub atas tonsi
• Unilateral dan banyak tjd pada dewasa muda.
• Kuman aerob dan anaerob
Patogenesis
• Stadium infiltrat, terjadi pembengkakan dan hiperemi
Infilrtasi ke fossa tonsil
• Pembengkakan peritonsil mendorong tonsil dan uvula ke arah
kontralateral
• Peradangan jaringan di sekitarnya akan menyebabkan iritasi
pd m. Pterigoid interna trismus
23. Gejala dan tanda:
• Odinofagia (nyeri menelan) hebat
• Otalgia di sisi yang sama
• Muntah (Regurgitasi)
• Mulut berbau (foetor ex ore)
• Hipersalivasi
• Suara gumam (Hot potato voice)
• Susah membuka mulut (Trismus)
• Pembengakakan dan nyeri tekan kelenjar
submandibula
24. Pemeriksaan:
• Sulit memeriksa faring jika terdapat trismus
• Palatum mole bengkak, menonjol ke depan, ada
fluktuasi
• Uvula bengkak, terdorong ke sisi kontralateral
• Tonsil bengkak, hiperemis, kemungkinan ditemukan
detritus, terdorong ke arah tengah, depan dan bawah
25.
26.
27. Lebih sering pada anak < 5 th
KGB 2-5 setiap sisi.
Etiologi :
1. trauma ddg posterior faring
2. Infeksi Limfadenitis
3. TBC Abses dingin
28. Gejala Utama :
› odinofagi dan disfagi
› Demam dan leher kaku
› Sumbatan jalan nafas atas
Pemeriksaan fisik
› Tampak benjolan di dinding posterior faring
biasanya unilateral
29. TERAPI
• Stadium infiltrasi : antibiotik Penisilin atau
klindamisin; obat simtomatik; kumur dengan air
hangat
• Bila terbentuk abses : pungsi pd daerah abses,
kemudian insisi utk mengeluarkan pus
• Tonsilektomi
a’ chaud
a’ tiede (3-4 hari setelah drenase)
a’ froid (4 mgg-6mgg hari setelah drenase)
Umumnya dilakukan saat infeksi tenang (2-3 minggu
setelah drenase)
31. Banyak ditemukan pd anak usia < 5 th krn
pada usia tersebut ruang retrofaring msh
berisi kelenjar limfa
Etiologi
◦ Infeksi saluran napas atas limfadenitis retrofaring
◦ Trauma dinding belakang faring
◦ Tb vertreba servikalis bagian atas
32. GEJALA DAN TANDA
• Nyeri dan odinofagia
• Pada anak, rewel, tidak mau makan & minum
• Demam, leher kaku & nyeri
• Sesak napas krn sumbatan di hipofaring
• Stridor
• Perubahan suara
• Dinding belakang faring tampak benjolan
(unilateral), mukosa bengkak dan hiperemis
33. DIAGNOSIS
• Ada riwayat infeksi saluran napas atas atau
trauma
• Ada gejala dan tanda klinis
• Hasil foto Rontgen jaringan lunak leher
lateral, tampak pelebaran ruang retrofaring
DIAGNOSIS BANDING
•Adenoiditis
•Tumor
•Aneurisma aorta
34.
35. SUMBER INFEKSI:
› Tonsil
› Gigi
› Faring
› KGB
› Sinus Paranasal
› Penjalaran dari ruang leher dalam lain.
36. TERAPI
• Medikamentosa : antibiotik dosis
tinggi secara parenteral
• Tindakan pungsi dan insisi abses dgn
posisi pasien Trendelnburg. Intubasi
pada anak2 ,,, curiga TB
38. ETIOLOGI
• Infeksi langsung tertusuk jarum saat
tonsilektomi yg menembus m.konstriktor
faring superior.
• Proses supurasi kelenjar limfa leher bagian
dalam, gigi, tonsil, faring, hidung, sinus
paranasal, mastoid, vertebra servikal
• Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil,
retrofaring, submandibula.
39. GEJALA DAN TANDA
• Demam tinggi
• Trismus
• Pembengkakan sekitar angulus
mandibula (indurasi)
• Pembengkakan dinding lateral faring
ke arah medial
40. Diagnosis
◦ Riwayat penyakit, gejala dan tanda klinis
◦ Foto Rontgen jaringan lunak AP atau CT scan
41.
42. TERAPI
› Medikamentosa
› Bedah
Insisi dari luar dan intra oral.
Mosher insisi: insisi 2 ½, jari di bawah dan sejajar
mandibula. Ekplorasi secara tumpul menlusuri batas
anterior m. sternocleidomastoideus ke arah atas
belakang, menyusuri bagian medial mandibula dan
m. pterigoid interna. Mencapai ruang parafaring
dengan terabanya os styloid. Bila terdapat nanah di
selubung karotid , insisi dilanjutkan vertikal dari
pertengahan insisi horizontal ke bawah.
43. KOMPLIKASI
› Perjalaran ke daerah sekitarnya
› Intrakranial
› Mediastinum:
Selubung Karotid
Danger space
Anterior viseral.
› Ruptur Selubung karotis
44. TERDIRI DARI:
› Sublingual
› Submaxila
Submental
submaxila
m. milohioid
M. Digastrikus antr
45.
46. Divided into 2 spaces by
mylohyoid m.
1. Sublingual space (above
mylohyoid m.)
2. Submaxillaly space
(below mylohyiod m.)
These 2 spaces can
communicate each other
by mylohyoid cleft
47.
48.
49. Infeksi dari: gigi, faring, kelenjar liur, KGB,
atau dari leher dalam lainnya
Gejala dan Tanda
Demam, nyeri leher
Pembengkakan submandibula
Angulus mandibula tidak teraba.
Trismus
50. Treatment
Early stage
(unilat,mild swelling and
edema)
-IV antibiotic, extration of
infected tooth
Advance stage
(bilateral swelling, dysphagia
with drolling)
-early airway intervention
-surgical drainage
(submandibular incision)
51.
52.
53.
54.
55. Infeksi ruang submandibula berupa selulitis
Etiologi :
◦ Infeksi dari gigi atau dasar mulut
Gejala dan tanda
◦ Pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak
membentuk abses, shg keras pada perabaan
submandibula
◦ Nyeri tenggorok dan leher, mulut bengkak, dapat
mendorong lidah ke belakang shg terjadi obstruksi
sal. napas atas
ANGINA LUDOVICI
58. Diagnosis
• Ada riwayat cabut gigi
• Ada gejala dan tanda klinis
Terapi
• Pemberian antibiotik dosis
tinggi secara parenteral
• Dekompresi utk
mengurangi ketegangan
• Evakuasi pus (jarang
terdapat pus) atau jaringan
nekrosis
• Pengobatan gigi
• Dirawat sampai infeksi
mereda
61. Komb. AB untuk Aerob dan Anaerob
AEROB
1.Gram (+)
Co amoksiclav
Sefalosporin
Klindamisin
2 . Gram (-)
Ciprofloxasin
Gentamisin
ANAEROB
Metronidazole
62. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala & Leher FKUI Edisi 6.
2007. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Drake, RL. Gray’s Anatomy for Students.
Adams, Boies, Higler. BOIES Buku Ajar Ilmu
Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2012.
Editor's Notes
Danger spaceThe danger space is immediately posterior to the retropharyngeal space and immediately anterior to the prevertebral space, between the alar and prevertebral divisions of the deep layer of the deep cervical fascia. It extends from the skull base to the posterior mediastinum and diaphragm. Laterally, it is limited by the fusion of the alar and prevertebral division with the transverse processes of the vertebrae. Some authors consider the danger space a component of the prevertebral space.
Infections in this region may be extensions of retropharyngeal, parapharyngeal, or prevertebral infections.
Spread within the danger space tends to occur rapidly because of the loose areolar tissue that occupies this region. This spread can lead to mediastinitis, empyema, and sepsis.
Aspirasi untuk menegakan diagosis insisi analgetik lokal
Kloretil untuk luar