2. DEFINISI
• “Hernia” berasal dari
bahasa latin yang
artinya robek.
• Hernia diartikan
sebagai protrusi
abnormal organ atau
jaringan melalui defek
pada dinding sekitar.
3. EPIDEMIOLOGI
• Kasus bedah digestif terbanyak setelah
appendicitis
• Di Perancis tindakan bedah hernia
sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika
Serikat
• Hampir 75 % dari hernia abdomen
merupakan hernia ingunalis
• Prevalensi hernia ingunalis pada pria
dipengaruhi oleh umur
4. ETIOLOGI
Peningkatan tekanan
intrakavitas
Kelemahan dinding abdomen
• Usia
• Malnutrisi
• Kerusakan saraf
motorik
• Abnormalitas
metabolisme kolagen
• Batuk
• Mengejan
• Menahan miksi
• Menahan defekasi
• Distensi abdomen
• Perubahan isi abdomen
• Overweight
• Mengangkat barang yang berat
• Tumor yang mengakibatkan
sumbatan usus
• Ascites
5. PATOFISIOLOGI
Faktor Kongenital
(kegagalan penutupan prosesus
vaginalis pada waktu kehamilan)
Faktor didapat
(batuk kronis, mengejan saat miksi,
mengejan saat defekasi,
mengangkat benda berat)
Peningkatan tekanan intra abdomen
Masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis
Jika cukup panjang akan menonjol keluar dari
arculus inguinalis eksternus
Tonjolan akan sampai ke spektrum
HERNIA
7. EMBRIOLOGI DIAFRAGMA
Minggu ke 4-5
Septum transversum memisahkan jantung dari hepar. Tapi
tidak sepenuhnya memisahkan kavitas torakika dari kavitas
peritoneum, namun membentuk kavitas perikardioperitoneal.
Minggu ke lima
Membrane pleuroperitoneal berkembang sepanjang dasar iga
ke-12 sampai ke ujung kosta ke tujuh.
Minggu ke enam sampai ke tujuh
Kanal pleuraperitoneal akan tertutup, sebelah kiri menutup
lebih dulu dari yang sebelah kanan. Mesenterium dari
esofagus turun ke bawah untuk membentuk crura diafragma,
dan mesoderm dinding tubuh membentuk otot diafragma.
13. HERNIA INGUINALIS
• Gejala
• Reponibel :
• benjolan dilipat paha karena berdiri, batuk, bersin, mengedan dan
menghilang stlh berbaring.
• Nyeri, mual atau muntah baru timbul bila terjadi inkarserasi karena
ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
• Tanda klinis
• Saat mengedan penonjolan di regio ingunalis.
14. HERNIA INGUINALIS
• Gambaran Klinis
Anamnesis
Benjolan di lipat paha yang timbul hilang
Muncul bila tekanan Intra abdomen
Menghilang saat berbaring / reposisi manual
Nyeri, muntah, gejala sistemik bila sudah inkarserata atau
strangulasi
Inspeksi
Hernia Inguinalis Lateralis benjolan lonjong di inguinal
yang berjalan dari kraniolateral ke kaudomedial
Hernia Inguinalis Medialis benjolan oval/bulat
15. Hernia Ingunalis
• Hernia inguinalis medialis/direk
• Tidak lewati internal ingunal
ring
• Tidak sampai skrotum
• Banyak pada pria
• Pada usia tua
• Bisa bilateral
• Hernia inguinalis lateralis/indirek
• Melalui internal inguinal ring
• Dapat memasuki skrotum
• Pada pria dan wanita
• Pada semua usia
• Dapat bilateral
16.
17. HERNIA FEMORALIS
Hernia femoralis dapat memberikan gambaran klinis yang
bervariasi. Bila tidak mengalami komplikasi, biasanya
muncul sebagai benjolan yang dapat direduksi pada lipat
paha medial di kaudal dari ligamentum inguinale.
18. Hernia femoralis
• Hernia indirek dari kanal femoral dibawah ligamentum
inguinal
• Perempuan : laki-laki = 2 : 1
• Pada usia yang lebih tua
• Jarang pada anak
• 20% menjadi strangulata setelah 3 bulan dan 45% setelah
21 bulan
19. HERNIA DIAFRAGMATIKA
• Hernia Diafragmatika menyebabkan
gangguan nafas segera setelah lahir.
• Anak sesak terutama kalau tidur
datar, dada tampak menonjol, tetapi
gerakan nafas tidak nyata. Perut
kempis. Pulsasi apek jantung
bergeser sehingga kadang-kadang
terletak di hemithoraks kanan. Bila
anak didudukan dan diberi oksigen,
maka sianosis akan berkurang.
20.
21. HERNIA DIAFRAGMATIKA
• Gangguan pernafasan yang berat
• Sianosis (warna kulit kebiruan
akibat kekurangan oksigen).
• Takipneu (laju pernafasan yang
cepat).
• Bentuk dinding dada kiri dan
kanan tidak sama (asimetris).
• Takikardia (denyut jantung yang
cepat).
22. HERNIA DIAFRAGMATIKA
PEMERIKSAAN FISIK
• Gerakan pernafasan yang tertinggal,
• Perkusi pekak,
• Fremitus menghilang,
• Suara pernafasan menghilang,
• Dan mungkin terdengar bising usus pada
hemitoraks yang mengalami gangguan.
23. Gambar Anteroposterior (AP) pada pasien dengan Hernia
Diafragmatika Kongenital menunjukan herniasi di hemitoraks kiri
24. HERNIA DIAFRAGMATIKA
DIAGNOSIS
• Gerakan dada pada saat bernafas
tidak simetris
• Tidak terdengar suara pernafasan
pada sisi hernia
• Bising usus terdengar di dada
• Perut teraba kosong
• Rontgen dada menunjukkan adanya
organ perut di rongga dada
25. HERNIA UMBILIKALIS
• Hernia umbilical: hernia jenis umum (10% -30%).
• Ciri hernia ini adalah pada saat lahir sebagai tonjolan di
pusar (umbilikus).
• Hal ini disebabkan ketika sebuah lubang di dinding perut,
yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup
sepenuhnya.
• Jika kecil (kurang dari setengah inci), jenis penyakit hernia
ini biasanya menutup pada usia 2 tahun secara bertahap.
• Jika hernia lebih besar dari itu dan tidak mengalami proses
penutupan sendiri memerlukan operasi pada usia 2-4
tahun. Jika daerah tersebut ditutup pada lahir, hernia
umbilikalis dapat muncul di kemudian hari.
26. Hernia Reponible
• Penonjolan organ dapat didorong
masuk kembali ke dalam
• Isi akan muncul saat diberikan
tekanan pada abdomen ataupun
perubahan gravitasi
Hernia
Irreponible
• Penonjolan tidak dapat di dorong
masuk
• Isi yang telah mengalami
perlekatan pada peritonium
kantung hernia
27. Hernia
Inkarserata
• Disebut juga hernia obstruksi
• Berisi usus
• Obstruksi terjadi di leher kantong
hernia
• Dapat terjadi distensi cairan
• Suplai darah masih baik
Hernia
Strangulata
• Terjadi gangguan vaskularisasi
karena adanya oklusi pada vena
dan limfe
• Sering terjadi pada kantung
hernia yang besar dengan leher
kantung yang kecil
32. Gambaran Klinis
• Beberapa pasien tidak mengeluhkan gejala, bahkan tidak
mengetahui memiliki hernia
• Keadaan tidak nyaman, sakit dirasakan pada akhir hari dan
merasa nyaman saat berbaring
• Nyeri tumpul pada inguinal, nyeri meningkat saat bekerja
dan mengejan
• Nyeri tumpul disertai pembengkakan, muntah, konstipasi,
nyeri hebat dan shock.
33. Pemeriksaan fisik
• Lakukan inspeksi, pasien dalam keadaan berdiri dan berbaring,
untuk melihat apakah hernia tersebut reponible atau irreponible
• Palpasi, untuk mengetahui letak dan karakteristiknya.
• Apakah benjolan dapat dimasukkan kedalam atau saat pasien
batuk atau mengejan apakah semakin membesar
36. KONSERVATIF
• Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk
corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin
hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi.
• Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi
Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas
hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada
hari berikutnya.
37. REFERENSI
Henry MM, Thompson JN, 2005, Principles of Surgery, Second Edition,
Elsevier Saunders, page 431-445
John E., Panajiotis N., Lee John S., 1994, Surgical Anatomy and Technique, A
Pocket Manual, Springer, page 123-203
Latha G., S. Matthew, Matthwe S., 2003, First Aid for the Surgery Clerkship,
McGrawHill, page 307-316
Norton, JA, et al: Surgery. Basic Science and Clinical Evidence. 2000.
Springer.
Sir David C., R.C.G.Russell, Henry A.1996, Atlas of General Surgery, Third
Edition, Vol. 1, Chapman&Hall Medical.