SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
SERBUK
(PULVIS DAN PULVERES)
April 25, 2024 1
Tim Dosen Farmasetika Dasar
FFS UHAMKA
DEFINISI
SERBUK :
 Partikel-partikel halus yang merupakan
hasil suatu proses pengecilan ukuran
partikel dari suatu bahan kering
 campuran yang homogen dari beberapa
bahan obat yang diserbukkan dalam
keadaan relatif kering dan halus
 secara kimia fisik
partikel bahan padat yang mempunyai
ukuran antara 10.000 nm – 0,1 m
2
Keuntungan sediaan serbuk
 Disolusi lebih cepat
 Mudah ditelan
 Lebih stabil
 obat yang volumenya terlalu besar untuk
dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat
dalam bentuk serbuk
 dokter lebih leluasa dalam memilih dosis
yang sesuai dengan keadaan penderita
3
Kerugian serbuk
 Kurang baik untuk BO yg mudah
rusak/terurai dg adanya
kelembaban/kontak dg udara
 Tidak tertutupinya rasa dan bau yang
tidak enak
 Peracikannya relatif lama
4
Karakteristik Serbuk yang Baik
Homogen dan kering
Memiliki derajat kehalusan tertentu
April 25, 2024 5
Homogen
• Homogenitas dipengaruhi faktor:
• Ukuran Partikel
• Densitas/berat jenis
Kering
• tidak boleh menggumpal atau
mengandung air
April 25, 2024 6
Derajat Kehalusan
• dinyatakan dengan satu atau dua nomor dari pengayak yang digunakan
• satu nomor : semua serbuk dpt melewati pengayak pada no.tsb
• dua nomor : semua serbuk dpt melewati pengayak dgn no.terendah dan
tdk lebih dari 40% melewati pengayak dgn no.tertinggi
• Sediaan lebih homogen
• Disolusi makin cepat
• Permukaan serbuk jadi luas dan punya daya absorbsi besar (antasida atau
karbo adsorben cocok)
Nomor pengayak
• menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah panjang kawat
• Serbuk sangat kasar = 5/8
• Serbuk kasar = 10/40
• Serbuk agak kasar = 22/60
• Serbuk agak halus = 44/85
• Serbuk halus = 85
• Serbuk sangat halus = 120
• Serbuk sangat halus =200/300
April 25, 2024 7
Macam – macam jenis serbuk
 PULVERES (serbuk terbagi)
 PULVIS (serbuk tidak terbagi)
8
Proses pencampuran bahan
obat
1. Lumpang dilapisi dgn sedikit bahan penambah
2. Dimulai dgn menambahkan obat yg jumlahnya
sedikit
3. Bahan obat yg berwarna dicampur diantara dua
lapisan zat netral
4. Bahan obat yg kasar dihaluskan terlebih dahulu
5. Bahan obat yg berbobot ringan dan mudah
menguap dimasukkan terakhir
PEMBUATAN SERBUK BERSIFAT KHUSUS
10
BAHAN OBAT PADAT
a. BO berkhasiat keras. BO yg beratnya < 50 mg 
pengenceran
BO tidak berkhasiat keras :
Belerang; tdk diayak dgn bahan sutra/logam
Iodoform; diayak dgn ayakan khusus dan terpisah;
bau tdk enak dan lengket
b. BO higrokopis dan deliquescent lengket atau jadi
pasta bila kontak dg udara terbuka. Mengatasinya:
 Digerus dlm mortir kering dan hangat
 Ditambah absorben inert, misal MgO, MgCO3
 Dibungkus yg baik dan rapat
c. Bahan eflorecen mengandung air kristal dlm jumlah
besar, bila diserbuk/digerus akan melepaskan air
kristalnya shg serbuk lembab. Cara mengatasi :
o diganti btk anhidrous
o Dipanaskan suhu ttt ad berat konstan
Contoh: asam citrat, asam tartrat, dll
d. Hablur/kristal
- kamfor; ditetesi etanol 95%; mudah mengkristal
- asam salisilat,; ringan, mudah beterbangan
→ tetesi etanol tambahkan zat tambahan
- as.benzoat, naftol, salol, timol,; campuran mudah
mencair ;≈ as.salisilat
e. Terbentuk campuran etektik.
Camp bahan-bahan yg pd suhu ttt mjd
basah, contoh mentol-kamfer 53-74%
mentol.
Mengatasinya:
Ditambah absorben, mis: MgO,
MgCO3,@bhn dicampur dg absorben
baru digabung.
Diberikan terpisah tapi diberi
keterangan keduanya diminum bersama
Dibiarkan terbentuk etektik, mis: mentol
dan kamfer 1
2
BAHAN OBAT SETENGAH PADAT
a. Ekstrak kental BO dlm mortir hangat
dilarutkan dg pelarut yg sesuai + pengering
inert.Ekstrak beladon, Ekstr. Hyoscyami:
alkohol 70%. Ekstrak Canabis indicae:
alkohol 90%.Pengering: amilum, SL
b. Adeps lanae, vaselin:
- jumlah kecil: +pelarut organik + bhn pengering
- jumlah besar dilebur di wb + pengering
1
3
BAHAN OBAT CAIR
a. Tingtura, ada 2 jenis:
- bahan berkhasiat tahan pemanasan
* jumlah kecil: mortir panas +
pengering
* jumlah besar : uapkan di wb ad
kental + pengering
1
4
- Tak tahan pemanasan.
bhn berkhasiat dpt diganti komponen-
komponennya maka ambil komponennya
saja tanpa bhn cairnya, mis: TOB, Iodii,
sol camphora spirituosa.
Bila tak dpt diganti :
- jumlah kecil dpt langsung ditambahkan
- Jumlah besar: uapkan T rendah ad
kental+pengering
mial : TOC, Tinct Valeriana
1
5
b. Ekstrak cair. Sama dg tingtura. Bila tahu bobot
sisa keringnya diganti komponen keringnya,
misal: Extrac Rhamni Purshianae liq, sisa
keringnya 25 % ganti btk kering 25 % berat.
c. Bhn cair non alkoholis, mis: Liquor Arenicalis
Fowleri mengandung 1% As2O3
- jumlah kecil langsung tambahkan
- jumlah bear uapkan di wb ad
1/3nya+pengering. Tak boleh diganti As2O3
krn absorbsi beda
d. Minyak atsiri dlm elaiosacchara. Camp gula-
minyak atsiri 2g: 1 tetes, mis: elaiosacchara
foeniculi, anisi, dll  diteteskan terakhir
1
6
PENAMBAHAN TABLET DALAM
RESEP SERBUK
 Bila ada zat aktif saja ambil zat aktif
saja
 Bila tidak: tablet digerus dulu, campur dg
serbuk lain, ayak
 Bila jumlah tablet pecahan timbang
dalam perbandingan. Misal: CTM 1/6
tab.Berat 1 tab= 200mg
ambil 1 tablet gerus +SL ad berat camp
600 mg. Lalu ambil 100 mg campuran.
1
7
Proses pembagian serbuk
1. Pembagian secara visual (juml.maks.10 bgks)
2. Jumlah lebih dari 10 bgks; dibagi melalui
penimbangan bbrp bagian shg bisa dibuat maks.utk
10 bgks, dan jika juml.nya ganjil ditentukan berat
ratanya dan timbnag juml.bungkus secukupnya lalu
sisanya dibagi.
3. Pemakaian dgn DM>80% harus ditimbang satu per
satu, hasil akhir ditimbang sbg berat rata-rata dan
timbang satu persatu.
1
8
Membungkus serbuk
 perkamen, kertas lilin, kertas perak, dll
 WADAH
 Syarat : terlindung dari pengaruh
cahaya, udara, mencegah penguapan
serbuk, mudah diambil dari wadahnya
 Dos serbuk, pot, botol mulut lebar
1
9
Tugas: kerjakan resep dibawah ini sampai
dengan bisa diserahkan kepada pasien??
1. R/ Asetosal 0,05
Luminal 0,01
SL qs
mf pulv dtd no XV
s bdd p I
Pro: Wanda (5 th)
DM Asetosal
(1xp = 1000 mg, 1xh = 8000 mg)
DM Luminal
(1xp = 300 mg, 1xh = 600 mg)
2
0
2. R/ Asetosal 3
Luminal 450 mg
SL qs
mf pulv dtd no XV
s bdd p I
Pro: Tami (10 th)
DM Asetosal
(1xp = 1000 mg, 1xh = 8000 mg)
DM Luminal
(1xp = 300 mg, 1xh = 600 mg)
Perhitungan dosis maksimal
pasien

April 25, 2024 21

Perhitungan % TM

April 25, 2024 22

Penimbangan bahan
Resep 1
Usul : bobot 1 bungkus = 200 mg
Asetosal = 0,05 g x 15 = 0,75 g = 750 mg
Luminal = 0,01 g x 15 = 0,15 g = 150 mg
SL = 200 mg – (50 mg + 10 mg)
= 140 mg x 15 = 2100 mg
Resep 2
Usul : bobot 1 bungkus = 300 mg
Asetosal = 3 g = 3000 mg  200 mg/bungkus
Luminal = 450 mg  30 mg/bungkus
SL = 300 mg – (200 mg + 30 mg)
= 70 mg x 15 = 1050 mg
April 25, 2024 23
luminal
Pembuatan
 Siapkan peralatan yg diperlukan
 Timbang bahan sesuai dengan yang diminta pada resep
 Lapisi lumpang dengan SL
 Masukkan bahan obat dengan jumlah yang paling sedikit terlebih dahulu  gerus ad
homogen
 Masukkan sebagian SL  gerus ad homogen
 Masukkan sisa SL  gerus ad homogen
 Bagi serbuk untuk 15 bungkus  bungkus menggunakan kertas perkamen
 Masukkan dalam pot plastik atau kertas klip
 Beri etiket berwarna putih (tulis nama pasien, aturan pakai, tanggal pemberian obat)
 Serahkan kepada pasien disertai pemberian informasi yang diperlukan pasien
April 25, 2024 24
3. R/ Asetosal 250 mg
CTM 1 mg
SL qs
mf pulv dtd no XV
s tdd p I
Pro : Wati (8 th)
4. R/ Asetosal 3
CTM 20 mg
SL qs
mf pulv no XV
s tdd p I
Pro : Andi (8 th)
2
5
Jenis Pulvis (Serbuk tak
terbagi)
1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur)
• serbuk ringan
• penggunaan topikal
• wadah khusus (berlubang diatas)
• melewati ayakan 100 mesh (halus halus)
• bebas dari mikroorganisme spt Closteridium tetani,
C.welchii, Bachilus anthracis (terutama bahan talk,
kaolin dan bahan mineral) →steril kering
• tdk boleh utk luka terbuka
Syaratnya:
Homogen, bebas dari sifat fisik yg menyebabkan
iritasi
Mudah mengalir, tersebar merata dan melekat di
kulit
2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi)
• mengandung karmin (dilarutkan dlm etanol 90%)
3. Pulvis sternutatorius (serbuk bersin)
• partikel halus sekali
• dihisap melalui hidung
4. Pulvis effervescent
 serbuk biasa yg pemakaiannya dgn dilarutkan dlm air
dingin/hangat dan mengeluarkan gas CO2 → lar.jernih
 campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan basa (Na
bikarbonat)
 rasa segar
 untuk pengobatan dll
 Keuntungan :
◦ Menutup rasa pahit/ tak enak (krn ada CO2)
◦ Gas CO2 mempercepat penyerapan, krn merangsang cairan
lambung+karminatif
◦ Serbuk lebih stabil daripada potio
LATIHAN: kerjakan resep dibawah
ini hingga dapat diserahkan kepada
pasien
 R/ Menthol 7
camphor 3
ZnO 10
Calamin 10
Talk ad 100
2
8
 R/ Menthol 2 %
camphor 3
ZnO 10
Talk 20
2
9
 R/ Menthol 2 %
camphor 3 %
ZnO 10
Talk ad 20
3
0
31

More Related Content

Similar to serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas

Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
Abner D Nero
 
PULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSPULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERS
Dheyla23
 
4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll
4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll
4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll
ONENGIFAYANI2
 
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan IndustriPresentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
fitri21
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
DeliaPuspita6
 
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
diah72
 

Similar to serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas (20)

Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
PULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSPULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERS
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
penghitungan jurnal praktek obat dengan 4 resep obat
penghitungan jurnal praktek obat dengan 4 resep obat penghitungan jurnal praktek obat dengan 4 resep obat
penghitungan jurnal praktek obat dengan 4 resep obat
 
Serbuk ( Part 1 )
Serbuk ( Part 1 )Serbuk ( Part 1 )
Serbuk ( Part 1 )
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptx
 
sediaan Kapsul
sediaan Kapsul sediaan Kapsul
sediaan Kapsul
 
PPT K3 KEL 1 (Reg 1).pptx
PPT K3 KEL 1 (Reg 1).pptxPPT K3 KEL 1 (Reg 1).pptx
PPT K3 KEL 1 (Reg 1).pptx
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
tablet ( compressi)
tablet ( compressi)tablet ( compressi)
tablet ( compressi)
 
4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll
4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll
4. PENGISIAN SALURAN AKAR llllllllllllllll
 
Kapsul kel 3
Kapsul kel 3Kapsul kel 3
Kapsul kel 3
 
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan IndustriPresentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
Presentasi DAGUSIBU.pdf
Presentasi DAGUSIBU.pdfPresentasi DAGUSIBU.pdf
Presentasi DAGUSIBU.pdf
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptxSESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
SESI-10 SIRUP DAN SUSPENSI KERING.pptx
 

More from mufida16 (6)

perawatankulit-121231155552-phpapp02.pptx
perawatankulit-121231155552-phpapp02.pptxperawatankulit-121231155552-phpapp02.pptx
perawatankulit-121231155552-phpapp02.pptx
 
kosmetika pemeliharaan kulit dan dekorasi wajah
kosmetika pemeliharaan kulit dan dekorasi wajahkosmetika pemeliharaan kulit dan dekorasi wajah
kosmetika pemeliharaan kulit dan dekorasi wajah
 
Larutan-Suspension.pptx
Larutan-Suspension.pptxLarutan-Suspension.pptx
Larutan-Suspension.pptx
 
SUSPENSI PART II.pptx
SUSPENSI PART II.pptxSUSPENSI PART II.pptx
SUSPENSI PART II.pptx
 
tablet salut
tablet saluttablet salut
tablet salut
 
Simplisia nabati.pptx
Simplisia nabati.pptxSimplisia nabati.pptx
Simplisia nabati.pptx
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 

Recently uploaded (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas

  • 1. SERBUK (PULVIS DAN PULVERES) April 25, 2024 1 Tim Dosen Farmasetika Dasar FFS UHAMKA
  • 2. DEFINISI SERBUK :  Partikel-partikel halus yang merupakan hasil suatu proses pengecilan ukuran partikel dari suatu bahan kering  campuran yang homogen dari beberapa bahan obat yang diserbukkan dalam keadaan relatif kering dan halus  secara kimia fisik partikel bahan padat yang mempunyai ukuran antara 10.000 nm – 0,1 m 2
  • 3. Keuntungan sediaan serbuk  Disolusi lebih cepat  Mudah ditelan  Lebih stabil  obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk  dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita 3
  • 4. Kerugian serbuk  Kurang baik untuk BO yg mudah rusak/terurai dg adanya kelembaban/kontak dg udara  Tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak  Peracikannya relatif lama 4
  • 5. Karakteristik Serbuk yang Baik Homogen dan kering Memiliki derajat kehalusan tertentu April 25, 2024 5
  • 6. Homogen • Homogenitas dipengaruhi faktor: • Ukuran Partikel • Densitas/berat jenis Kering • tidak boleh menggumpal atau mengandung air April 25, 2024 6
  • 7. Derajat Kehalusan • dinyatakan dengan satu atau dua nomor dari pengayak yang digunakan • satu nomor : semua serbuk dpt melewati pengayak pada no.tsb • dua nomor : semua serbuk dpt melewati pengayak dgn no.terendah dan tdk lebih dari 40% melewati pengayak dgn no.tertinggi • Sediaan lebih homogen • Disolusi makin cepat • Permukaan serbuk jadi luas dan punya daya absorbsi besar (antasida atau karbo adsorben cocok) Nomor pengayak • menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah panjang kawat • Serbuk sangat kasar = 5/8 • Serbuk kasar = 10/40 • Serbuk agak kasar = 22/60 • Serbuk agak halus = 44/85 • Serbuk halus = 85 • Serbuk sangat halus = 120 • Serbuk sangat halus =200/300 April 25, 2024 7
  • 8. Macam – macam jenis serbuk  PULVERES (serbuk terbagi)  PULVIS (serbuk tidak terbagi) 8
  • 9. Proses pencampuran bahan obat 1. Lumpang dilapisi dgn sedikit bahan penambah 2. Dimulai dgn menambahkan obat yg jumlahnya sedikit 3. Bahan obat yg berwarna dicampur diantara dua lapisan zat netral 4. Bahan obat yg kasar dihaluskan terlebih dahulu 5. Bahan obat yg berbobot ringan dan mudah menguap dimasukkan terakhir
  • 10. PEMBUATAN SERBUK BERSIFAT KHUSUS 10 BAHAN OBAT PADAT a. BO berkhasiat keras. BO yg beratnya < 50 mg  pengenceran BO tidak berkhasiat keras : Belerang; tdk diayak dgn bahan sutra/logam Iodoform; diayak dgn ayakan khusus dan terpisah; bau tdk enak dan lengket b. BO higrokopis dan deliquescent lengket atau jadi pasta bila kontak dg udara terbuka. Mengatasinya:  Digerus dlm mortir kering dan hangat  Ditambah absorben inert, misal MgO, MgCO3  Dibungkus yg baik dan rapat
  • 11. c. Bahan eflorecen mengandung air kristal dlm jumlah besar, bila diserbuk/digerus akan melepaskan air kristalnya shg serbuk lembab. Cara mengatasi : o diganti btk anhidrous o Dipanaskan suhu ttt ad berat konstan Contoh: asam citrat, asam tartrat, dll d. Hablur/kristal - kamfor; ditetesi etanol 95%; mudah mengkristal - asam salisilat,; ringan, mudah beterbangan → tetesi etanol tambahkan zat tambahan - as.benzoat, naftol, salol, timol,; campuran mudah mencair ;≈ as.salisilat
  • 12. e. Terbentuk campuran etektik. Camp bahan-bahan yg pd suhu ttt mjd basah, contoh mentol-kamfer 53-74% mentol. Mengatasinya: Ditambah absorben, mis: MgO, MgCO3,@bhn dicampur dg absorben baru digabung. Diberikan terpisah tapi diberi keterangan keduanya diminum bersama Dibiarkan terbentuk etektik, mis: mentol dan kamfer 1 2
  • 13. BAHAN OBAT SETENGAH PADAT a. Ekstrak kental BO dlm mortir hangat dilarutkan dg pelarut yg sesuai + pengering inert.Ekstrak beladon, Ekstr. Hyoscyami: alkohol 70%. Ekstrak Canabis indicae: alkohol 90%.Pengering: amilum, SL b. Adeps lanae, vaselin: - jumlah kecil: +pelarut organik + bhn pengering - jumlah besar dilebur di wb + pengering 1 3
  • 14. BAHAN OBAT CAIR a. Tingtura, ada 2 jenis: - bahan berkhasiat tahan pemanasan * jumlah kecil: mortir panas + pengering * jumlah besar : uapkan di wb ad kental + pengering 1 4
  • 15. - Tak tahan pemanasan. bhn berkhasiat dpt diganti komponen- komponennya maka ambil komponennya saja tanpa bhn cairnya, mis: TOB, Iodii, sol camphora spirituosa. Bila tak dpt diganti : - jumlah kecil dpt langsung ditambahkan - Jumlah besar: uapkan T rendah ad kental+pengering mial : TOC, Tinct Valeriana 1 5
  • 16. b. Ekstrak cair. Sama dg tingtura. Bila tahu bobot sisa keringnya diganti komponen keringnya, misal: Extrac Rhamni Purshianae liq, sisa keringnya 25 % ganti btk kering 25 % berat. c. Bhn cair non alkoholis, mis: Liquor Arenicalis Fowleri mengandung 1% As2O3 - jumlah kecil langsung tambahkan - jumlah bear uapkan di wb ad 1/3nya+pengering. Tak boleh diganti As2O3 krn absorbsi beda d. Minyak atsiri dlm elaiosacchara. Camp gula- minyak atsiri 2g: 1 tetes, mis: elaiosacchara foeniculi, anisi, dll  diteteskan terakhir 1 6
  • 17. PENAMBAHAN TABLET DALAM RESEP SERBUK  Bila ada zat aktif saja ambil zat aktif saja  Bila tidak: tablet digerus dulu, campur dg serbuk lain, ayak  Bila jumlah tablet pecahan timbang dalam perbandingan. Misal: CTM 1/6 tab.Berat 1 tab= 200mg ambil 1 tablet gerus +SL ad berat camp 600 mg. Lalu ambil 100 mg campuran. 1 7
  • 18. Proses pembagian serbuk 1. Pembagian secara visual (juml.maks.10 bgks) 2. Jumlah lebih dari 10 bgks; dibagi melalui penimbangan bbrp bagian shg bisa dibuat maks.utk 10 bgks, dan jika juml.nya ganjil ditentukan berat ratanya dan timbnag juml.bungkus secukupnya lalu sisanya dibagi. 3. Pemakaian dgn DM>80% harus ditimbang satu per satu, hasil akhir ditimbang sbg berat rata-rata dan timbang satu persatu. 1 8
  • 19. Membungkus serbuk  perkamen, kertas lilin, kertas perak, dll  WADAH  Syarat : terlindung dari pengaruh cahaya, udara, mencegah penguapan serbuk, mudah diambil dari wadahnya  Dos serbuk, pot, botol mulut lebar 1 9
  • 20. Tugas: kerjakan resep dibawah ini sampai dengan bisa diserahkan kepada pasien?? 1. R/ Asetosal 0,05 Luminal 0,01 SL qs mf pulv dtd no XV s bdd p I Pro: Wanda (5 th) DM Asetosal (1xp = 1000 mg, 1xh = 8000 mg) DM Luminal (1xp = 300 mg, 1xh = 600 mg) 2 0 2. R/ Asetosal 3 Luminal 450 mg SL qs mf pulv dtd no XV s bdd p I Pro: Tami (10 th) DM Asetosal (1xp = 1000 mg, 1xh = 8000 mg) DM Luminal (1xp = 300 mg, 1xh = 600 mg)
  • 22. Perhitungan % TM  April 25, 2024 22 
  • 23. Penimbangan bahan Resep 1 Usul : bobot 1 bungkus = 200 mg Asetosal = 0,05 g x 15 = 0,75 g = 750 mg Luminal = 0,01 g x 15 = 0,15 g = 150 mg SL = 200 mg – (50 mg + 10 mg) = 140 mg x 15 = 2100 mg Resep 2 Usul : bobot 1 bungkus = 300 mg Asetosal = 3 g = 3000 mg  200 mg/bungkus Luminal = 450 mg  30 mg/bungkus SL = 300 mg – (200 mg + 30 mg) = 70 mg x 15 = 1050 mg April 25, 2024 23 luminal
  • 24. Pembuatan  Siapkan peralatan yg diperlukan  Timbang bahan sesuai dengan yang diminta pada resep  Lapisi lumpang dengan SL  Masukkan bahan obat dengan jumlah yang paling sedikit terlebih dahulu  gerus ad homogen  Masukkan sebagian SL  gerus ad homogen  Masukkan sisa SL  gerus ad homogen  Bagi serbuk untuk 15 bungkus  bungkus menggunakan kertas perkamen  Masukkan dalam pot plastik atau kertas klip  Beri etiket berwarna putih (tulis nama pasien, aturan pakai, tanggal pemberian obat)  Serahkan kepada pasien disertai pemberian informasi yang diperlukan pasien April 25, 2024 24
  • 25. 3. R/ Asetosal 250 mg CTM 1 mg SL qs mf pulv dtd no XV s tdd p I Pro : Wati (8 th) 4. R/ Asetosal 3 CTM 20 mg SL qs mf pulv no XV s tdd p I Pro : Andi (8 th) 2 5
  • 26. Jenis Pulvis (Serbuk tak terbagi) 1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur) • serbuk ringan • penggunaan topikal • wadah khusus (berlubang diatas) • melewati ayakan 100 mesh (halus halus) • bebas dari mikroorganisme spt Closteridium tetani, C.welchii, Bachilus anthracis (terutama bahan talk, kaolin dan bahan mineral) →steril kering • tdk boleh utk luka terbuka Syaratnya: Homogen, bebas dari sifat fisik yg menyebabkan iritasi Mudah mengalir, tersebar merata dan melekat di kulit
  • 27. 2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) • mengandung karmin (dilarutkan dlm etanol 90%) 3. Pulvis sternutatorius (serbuk bersin) • partikel halus sekali • dihisap melalui hidung 4. Pulvis effervescent  serbuk biasa yg pemakaiannya dgn dilarutkan dlm air dingin/hangat dan mengeluarkan gas CO2 → lar.jernih  campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan basa (Na bikarbonat)  rasa segar  untuk pengobatan dll  Keuntungan : ◦ Menutup rasa pahit/ tak enak (krn ada CO2) ◦ Gas CO2 mempercepat penyerapan, krn merangsang cairan lambung+karminatif ◦ Serbuk lebih stabil daripada potio
  • 28. LATIHAN: kerjakan resep dibawah ini hingga dapat diserahkan kepada pasien  R/ Menthol 7 camphor 3 ZnO 10 Calamin 10 Talk ad 100 2 8
  • 29.  R/ Menthol 2 % camphor 3 ZnO 10 Talk 20 2 9
  • 30.  R/ Menthol 2 % camphor 3 % ZnO 10 Talk ad 20 3 0
  • 31. 31