2. Identitas Pasien
Nama : An. MRP
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Waktu Pemeriksaan : 19 Oktober 2021 (10.30 WITA)
3. Keluhan Utama:
Benjolan di skrotum kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSPB dengan keluhan terdapat benjolan pada skrotum
kanan sejak 6 jam yang lalu. Keluhan disertai rasa nyeri dari skrotum sampai ke
ulu hati. Nyeri dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi perubahan posisi.
Keluhan lain berupa mual (+), muntah (-), dan terdapat nyeri saat BAK.
Anamnesis
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis ( E4M6V5 )
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 114/67 mmhg
Nadi : 82 kali/menit, irama reguler, teraba kuat
Napas : 21 kali/menit, SpO2 = 99%
Suhu : 36,3oC
Status Antropometri :
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 160 cm
6. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis:
Kepala/Leher
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), bibir sianosis(-), luka (-), massa (-), pembesaran KGB (-).
Thorax
Inspeksi : Besar dan bentuk dada simetris
Palpasi : Gerakan napas simetris D=S
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Jantung : S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Paru : Vesikuler (+/+) , wheezing (-), rhonki (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, distensi (-)
Auskultasi : peristaltik usus dalam batas normal
Palpasi : nyeri tekan (-), organomegali (-), massa (-)
Perkusi : timpani (+)
Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-), CRT < 2dtk, edema (-/-), parese (-/-)
Status Lokalis
Skrotum dextra tampak sedikit membesar, hiperemis (-), nyeri saat dipalpasi (+), massa (-), transluminasi (-/+)
7. Pemeriksaan Penunjang
USG Testis Bilateral:
Scrotum kanan:
- Tampak gambaran testis ukuran normal, tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
- Tampak herniasi bowel kedalam scrotum
- Pada Doppler vascularisasi intra testis tampak baik
Scrotum kiri:
- Tampak gambaran testis ukuran normal, tak tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
- Pada Doppler vascularisasi intra testis tampak baik
Kesan:
- Hernia scrotalis kanan
- Hydrocele kanan
12. Pendahuluan
Hernia inguinalis adalah protrusi isi kavum abdomen atau lemak
preperitoneal melalui defek hernia di area inguinal, baik karena penyebab
kongenital ataupun tidak. Hal ini kemudian akan menyebabkan keluhan berupa
rasa tidak nyaman hingga nyeri.
Simons MP, 2009
13. Pendahuluan
Hernia inguinalis umumnya lebih sering menyerang pria dibanding wanita.
Meski dapat terjadi pada semua umur, insidensi hernia inguinalis meningkat
seiring pertambahan usia.
Burcharth J, 2013
14. Pendahuluan
Beberapa faktor risiko terjadinya hernia inguinalis:
- Jenis kelamin pria
- Usia tua
- Prosesus vaginalis paten
- Peningkatan tekanan intraabdominal
- Riwayat kelemahan dinding abdomen sebelumnya
- Sering mengangkat beban berat
- Merokok
- Obesitas
- Kehamilan
Oberg S, 2017
15. Pendahuluan
Dalam hal penanganan penyakit, hingga saat ini tatalaksana utama hernia
inguinalis adalah tatalaksana definitif dengan pembedahan.
Fitzgibbons RJ, 2006
16. Pendahuluan
Tindakan pembedahan terbuka hernia inguinalis umumnya meliputi:
• Herniotomi: pembuangan kantung hernia
• Herniorafi: herniotomi disertai repair dinding posterior kanalis inguinalis
• Hernioplasti: herniotomi disertai penggunaan mesh sintetis untuk
menguatkan dinding posterior kanalis inguinalis
Onuigbo, 2016
17. Patofisiologi
Berdasarkan patofisiologi terbentuknya, hernia inguinalis diklasifikasikan
menjadi:
1. Hernia inguinalis direk
2. Hernia inguinalis indirek
Klasifikasi ini menunjukkan posisi hernia terhadap arteri epigastrika inferior dan
segitiga Hasselbach pada dinding abdomen.
Selain klasifikasi tersebut, berdasarkan keluar masuknya hernia melalui
celah defek, hernia juga dibedakan menjadi:
1. Hernia reponibilis
2. Hernia ireponibilis
Holzheimer RG, 2005
18. Patofisiologi
Hernia indirek isi abdomen menonjol melalui anulus inguinalis profunda,
(lateralis) yang terjadi pada sisi lateral dari pembuluh darah epigastrika.
Hernia direk kelainan terjadi pada sisi medial dari pembuluh darah
(medialis) epigastrika inferior.
isi abdomen menonjol melalui sisi yang lemah pada fascia
transversalis.
Onuigbo, 2016
HIL + HIM =
Hernia Pantalon
19. Patofisiologi
Hernia reponibilis tonjolan hernia dapat dimasukkan kembali dengan
memberikan tekanan manual, yang biasa dilakukan
dengan jari.
Hernia ireponibilis tonjolan tidak dapat dimasukkan kembali meski diberikan
tekanan manual.
Onuigbo, 2016
22. Faktor risiko:
Faktor internal
1) Jenis kelamin pria > wanita
2) Usia diatas 45 tahun
3) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Faktor eksternal
1) Merokok
2) Peningkatan tekanan intraabdominal
Etiologi
Oberg S, 2017
23. Anamnesis
• Hernia inguinalis dapat asimtomatis dan ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan fisik.
• Pada pasien simtomatis, keluhan pasien dapat berupa rasa tidak nyaman di
daerah benjolan.
• Pasien juga dapat menyadari adanya benjolan yang keluar masuk secara
spontan di area inguinal atau skrotum.
Diagnosis
Aljubairy AM, 2017
24. Pemeriksaan fisik
• Pada inspeksi dapat dicari tanda-tanda penonjolan, pembengkakkan,
perubahan warna, dan adakah asimetri pada kedua sisi bilateral inguinal.
Lalu pasien diminta untuk melakukan manuver valsava untuk melihat apakah
benjolan membesar.
• Pada palpasi dimulai dari kulit longgar terbawah skrotum hingga anulus
inguinalis interna. Pada regio skrotum, palpasi mengikuti arah korda
spermatika ke atas hingga ligamentum inguinalis dan orifisium anulus
inguinalis ekstrena. Anulus inguinalis eksterna berada pada sisi medial dan
inferior dari tuberkel pubis. Kanalis inguinalis berada pada sisi lateral dari
anulus tersebut. Pasien kembali diminta untuk melakukan manuver valsava
untuk mencari tonjolan hernia.
Diagnosis
Aljubairy AM, 2017
28. o Penatalaksanaan utama hernia inguinalis adalah dengan pembedahan.
o Pada tatalaksana terdahulu, operasi hernia repair direkomendasikan pada
semua kasus hernia inguinalis guna mencegah risiko komplikasi seperti
inkerserasi maupun strangulasi.
Penatalaksanaan
Fitzgibbons RJ, 2006
29. Berobat jalan
Pada kasus hernia dengan gejala minimal serta tidak menyebabkan hendaya
aktivitas berarti.
Persiapan rujukan
Kriteria rujukan:
- Hernia inkarserata, obstruksi, strangulasi
- Hernia reponibilis dengan gejala maupun ukuran yang besar
- Hernia inguinalis asimptomatis maupun dengan gejala minimal
- Pasien dengan nyeri maupun benjolan pada regio inguinalis dengan
manifestasi klinis yang tidak jelas
- Pasien pasca operasi dengan komplikasi seperti nyeri kronis
Penatalaksanaan
Fitzgibbons RJ, 2006
30. Medikamentosa
Pembedahan
a) Herniotomi pembuangan kantung hernia
b) Herniorafi herniotomi disertai repair dinding posterior dari kanalis
inguinalis
c) Hernioplasti herniotomi disertai penguatan dinding posterior kanalis
inguinalis dengan mesh sintetis
Terapi suportif
Penatalaksanaan
Baylon K, 2017
31. Komplikasi hernia inguinalis adalah terjadinya strangulasi yang dapat
menyebabkan iskemia usus, ileus obstruktif, dan perforasi.
Komplikasi
Leblanc KE, 2013
32. Hernia inguinalis reponibilis memiliki risiko menjadi inkarserata yang dapat
menyebabkan obstruksi maupun strangulasi.
Prognosis
Fitzgibbons RJ, 2006
34. Anamnesis
Teori Kasus
• Pada pasien simtomatis,
keluhan pasien dapat
berupa rasa tidak nyaman di
daerah benjolan.
• Pasien juga dapat
menyadari adanya benjolan
yang keluar masuk secara
spontan di area inguinal
atau skrotum.
Keluhan terdapat benjolan
pada skrotum kanan sejak 6
jam yang lalu. Keluhan disertai
rasa nyeri dari skrotum sampai
ke ulu hati. Nyeri dirasakan
terus menerus, tidak
dipengaruhi perubahan posisi.
Keluhan lain berupa mual (+),
muntah (-), dan terdapat nyeri
saat BAK.
35. Anamnesis
Teori Kasus
Faktor risiko:
Faktor internal
1) Jenis kelamin pria > wanita
2) Usia diatas 45 tahun
3) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Faktor eksternal
1) Merokok
2) Peningkatan tekanan
intraabdominal
- Jenis kelamin pria
- Usia 16 tahun
- IMT normal
- Bukan perokok
- Tidak beraktivitas berat
36. Teori Kasus
• Pada inspeksi dapat dicari
tanda-tanda penonjolan,
pembengkakkan, perubahan
warna, dan adakah asimetri
pada kedua sisi bilateral
inguinal.
• Pada palpasi dimulai dari
kulit longgar terbawah
skrotum hingga anulus
inguinalis interna
Skrotum dextra tampak sedikit
membesar, hiperemis (-), nyeri
saat dipalpasi (+), massa (-),
transluminasi (-/+)
Pemeriksaan Fisik
37. Teori Kasus
• USG
• Herniografi
• CT + MRI
• Laparaskopi
• Pembedahan eksplorasi
USG Testis Bilateral:
Scrotum kanan:
- Tampak gambaran testis ukuran normal,
tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
- Tampak herniasi bowel kedalam scrotum
- Pada Doppler vascularisasi intra testis
tampak baik
Scrotum kiri:
- Tampak gambaran testis ukuran normal,
tak tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
- Pada Doppler vascularisasi intra testis
tampak baik
Kesan:
- Hernia scrotalis kanan
- Hydrocele kanan
Pemeriksaan Penunjang
38. Teori Kasus
Medikamentosa
Pembedahan
a) Herniotomi
b) Herniorafi
c) Hernioplasti
- Inj. Cefotaxime 1amp
- Inj. Ketorolac 3x30mg
- Op. Cito Hernia Repair
- Post Op ligasi varicocele
Penatalaksanaan