SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
MALARIA
(LK-4A)
Rendri Bayu Hansah
Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah
 Survei kesehatan rumah tangga (2001)  15
juta kasus malaria dengan 38.000 kematian
setiap tahunnya
 Diperkirankan 35% penduduk Indonesia
tinggal di daerah yang berisiko tertular
malaria.
 293 kabupaten/kota di Indonesia  167
kabupaten/kota wilayah endemis malaria.
 Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010-2014
 malaria termasuk penyakit prioritas yang
perlu ditanggulangi
2
ETIOLOGI
 Parasit Plasmodium
 Vektor  Nyamuk Anopheles betina
 Dikenal 5 macam spesies plasmodium :
 P. falciparum (Malaria tropika)
 P. vivax (Malaria tertiana)
 P. ovale (Malaria ovale)
 P. malariae (Malaria quartana )
 P. knowlesi (jarang dilaporkan)
3
Gambar 1.Siklus hidup malaria 4
Trias malaria  pasien non imun (daerah non
endemis)
Periode dingin  15 – 60 menit
Periode panas  2 jam atau lebih
Periode berkeringat  temperatur normal
Trias malaria  6 – 10 jam
5
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Periode tanpa panas:
Malaria falciparum  12 jam
Malaria vivax & ovale  36 jam
Malaria malariae  60 jam
6
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Jenis
malaria
Penyebab Gejala
demam
Komplikasi
Malaria
falsiparum
Plasmodium
falciparum
Intermitten
dan kontinu
Malaria berat
Malaria vivax Plasmodium
vivax
Demam
interval bebas
demam 2 hari
Malaria berat
Malaria ovale Plasmodium
ovale
Demam
interval bebas
demam 2 hari
Ringan
Malaria
malarie
Plasmodium
malariae
Deman
interval bebas
demam3 hari
-
Malaria
knowlesi
Plasmodium
knowlesi
Sama malaria
falsiparum
-
7
Gejala Malaria
 Tergantung jenis malaria
 Ditemukan juga nyeri kepala, mual,
muntah, diare, pegal-pegal dan nyeri otot
 bisanya ditemukan pada pasien yang
tinggal di daerah endemis (imun)
8
Anamnesis
 Keluhan: demam, menggigil, berkeringat
dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-
pegal
 Riwayat sakit malaria dan riwayat minum
obat malaria
 Riwayat berkunjung ke daerah endemis
malaria
 Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
9
Pemeriksaan fisik
 Suhu tubuh aksiler  37,5oC
 Konjungtiva atau telapak tangan pucat
 Splenomegali
 Hepatomegali
10
Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan dengan mikroskop
 Pemeriksaan sedian darah (SD) tebal dan tipis
 untuk tentukan ada tidaknya parasit
 Spesies dan stadium plasmodium
 Kepadatan parasit
 Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat
(Rapid DiagnosticTest)
 Mendeteksi antigen parasit malaria
 Metode imunokromatografi
 Tidak digunakan untuk evaluasi pengobatan
11
Diagnosis
 Ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang laboratorium
 Diagnosis pasti  pemeriksaan darah
mikroskopis atau uji diagnostik cepat
(Rapid DiagnosticTest)
12
PENGOBATAN MALARIA
Standar Pengobatan
 Harus mengikuti kebijakan nasional
pengendalian malaria di Indonesia
 Pengobatan dengan Artemisinin-base
CombinationTherapy (ACT)  pemeriksaan
darah malaria (+)
13
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
 Pengobatan malaria tanpa komplikasi harus
diberikanACT + primakuin (sesuai dengan
jenis plasmodiumnya)
 Pastikan kepatuhan pasien meminum obat
sampai habis melalui konseling agar tidak
terjadi resistensi Plasmodium terhadap obat
14
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
15
Pengobatan Malaria
Tanpa Komplikasi
1. Malaria Falsiparum
atau
Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP)
+
Primakuin
Artesunat-Amodiakuin
+
Primakuin
16
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Pengobatan Malaria Falsiparum (1)
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut berat badan
5 kg 6-10 kg 11-17 g 18-30kg 31-
40kg
41-59kg 60kg
0-1
bln
2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th
1-3 DHP 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4
1 Primakuin - - 3/4 11/2 2 2 3
17
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Pengobatan Malaria Falsiparum (2)
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut berat badan
5 kg 6-10 kg 11-17 g 18-
30kg
31-
40kg
41-59kg 60kg
0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th
1-3 Artesunat 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4
Amodiakuin 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4
1 Primakuin - - 3/4 1 1/2 2 2 3
18
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Lini kedua Pengobatan Malaria Falsiparum
atau
19
Kina + Doksisiklin + Primakuin
Kina +Tetrasiklin + Primakuin
Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Lini kedua Pengobatan Malaria Falsiparum (1)
20
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut kelompok umur
0-11 bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th
1-7 Kina kg/bb 3 x 1/2 3 x 1 3 x 1 1/2 3 x (2-3)
Doksisiklin - - - 2 x 50 mg 2 x 100 mg
1 Primakuin - 3/4 1 1/2 2 2 - 3
Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Lini kedua Pengobatan Malaria Falsiparum (2)
21
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut kelompok umur
0-11 bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th
1-7 Kina kg/bb 3 x 1/2 3 x 1 3 x 1 1/2 3 x (2-3)
Tetrasiklin - - - kg/bb 4 x 250 mg
1 Primakuin - 3/4 1 1/2 2 2 - 3
Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Pengobatan Malaria falsiparum
tanpa tersedia ACT
22
Sulfadoksin-Pirimetamin
+
Primakuin
Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
23
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut kelompok umur
0-11 bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th
1 SP - 3/4 1 1/2 2 3
1 Primakuin - 3/4 1 1/2 2 2 - 3
Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
2. MalariaVivax
atau
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP)
+
Primakuin
Artesunat-Amodiakuin
+
Primakuin
24
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Pengobatan Malaria Vivax (1)
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut berat badan
5 kg 6-10 kg 11-17 g 18-
30kg
31-
40kg
41-59kg 60kg
0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th
1-3 DHP 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4
1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1
25
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Pengobatan Malaria vivax (2)
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut berat badan
5 kg 6-10 kg 11-17
kg
18-30kg 31-
40kg
41-59kg 60kg
0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th
1-3 Artesunat 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4
Amodiakuin 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4
1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1
26
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Pengobatan MalariaVivax yang relaps
27
Artemisinin-baseCombinationTherapy (ACT)
+
Primakuin (0,5 mg/kgBB/hari)
3. Malaria Ovale = MalariaVivax
atau
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP)
+
primakuin
Artesunat-Amodiakuin
+
primakuin
28
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
4. Malaria Malariae
atau
atau
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP)
Artesunat-Amodiakuin
29
Klorokuin
Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Pengobatan malaria klinis tanpa hasil mikroskopis
atau RDT
30
Hari
Jenis obat
JumlahTablet Perhari menurut berat badan
0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th
1 Klorokuin 1/4 1/2 1 2 3 3 - 4
2 Klorokuin 1/4 1/2 1 2 3 3 - 4
3 Klorokuin 1/8 1/4 1/2 1 1 1/2 2
1 Primakuin - - 3/4 1 1/2 2 2 - 3
Pengobatan malaria pada ibu
hamil
 Pengobatan malaria falsiparum pada ibu
hamil
Umur Kehamilan Pengobatan
Trimester I (0-3 bulan) Kina 3x2 tablet + Klindamisin 2x300 mg
(7 hari)
Trimester II (4-6 bulan) ACT tablet 3 hari
Trimester I II (7-9 bulan) ACT tablet 3 hari
31
 Pengobatan malaria vivax pada ibu hamil
Umur Kehamilan Pengobatan
Trimester I (0-3 bulan) Kina 3x2 tablet selama 7 hari
Trimester II (4-6 bulan) ACT tablet 3 hari
Trimester I II (7-9 bulan) ACT tablet 3 hari
32
Kemoprofilaksis malaria
1. Doksisiklin
100 mg/hari  2 hari sebelum berangkat s/d
4 minggu setelah pulang
2. Klorokuin
500 mg/mggu  2 mggu sebelum berangkat
s/d 4 mggu setelah pulang
33
Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006
Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
Diagnosis Banding
 DBD
 Leptospirosis
 Hepatitis
 Tifoid
34
Komplikasi
Malaria Berat
35
MALARIA BERAT
36
MALARIA BERAT
 Jika ditemukan Plasmodium falsiparum atau
Plasmodium vivax stadium aseksual atau
RDT positif ditambah satu atau beberapa
keadaan dibawah ini :
 Gangguan kesadaran atau koma
 Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan
tanpa bantuan)
 Tidak bisa makan dan minum
37
 Kejang berulang lebih dari dua episode
dalam 24 jam
 Sesak napas, Respiratory Distress
(pernafasan asidosis)
 Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik
< 70 mmHg (pada anak < 50 mmHg)
 Ikterus disertai adanya disfungsi organ
vital
 Black water fever
 Perdarahan spontan
 Edema paru (secara radiologi)
38
Gambaran Laboratorium
 Hipoglikemi : gula darah < 40 mg%
 Asidemia (pH <7,25) atau asidosis (bikarbonat
plasma < 15 mmol/L
 Anemia berat (Hb<5gr% atau hematokrit <15%)
 Hemoglobinuria
 Hiperparasitemia (didaerah endemis rendah >2%
atau >100.000 parasit/ul; daerah endemi tinggi
.5% atau >250.000 parasit/ul)
 Hiperlaktemia (laktat>5ugr/l)
 Gagal ginjal akut (urin<0,5ml/kgbb/jam dalam 6
jam)
39
Pengobatan Malaria Berat
 Astesunate intravena (pilihan utama)
Dosis 2,4 mg/kgbb iv sebanyak 3 kali jam 0,12,24
selanjutnya diberikan 2,4mg/kgbb setiap 24 jam
sampai penderita mampu minum obat
 Artemeter intramuskular
Dosis awal 3,2 mg/kgbb hari pertama, berikutnya
1,6 mg/kgbb sampai pasien mampu minum obat
 Kina drip
Dapat diberikan pada ibu hamil trimester I
40
Pemberian Kina pada dewasa :
1. Loading dose : 20 mg g/kgbb dilarutkan dalam
500 ml dekstrose 5% atau NaCl 0,9% diberikan
selama 4 jam pertama
2. Empat jam kedua hanya diberikan cairan
dekstrose 5% atau NaCl 0,9%
3. Empat jam berikutnya berikan kina dengan
dosis rumatan 10 mg/kgbb dalam larutan 500
ml dektrose 5% dan NaCl 0,9%
41
4. Empat jam selanjutny.a, hanya diberikan cairan
dekstrose 5% atau NaCl 0,9%
5. Setelah itu diberikan lagi dosis rumatan seperti
diatas sampai penderita dapat minum kina per
oral
6. Bila sudah bisa minum obat pemberian kina iv
diganti dengan kina tablet peroral dengan dosis
10 mg/kgbb/kali diberikan tiap 8 jam selama 7
hari. Diberikan bersama doksisiklin atau
tetrasiklin pada orang dewasa atau klindamisisn
pada ibu hamil
42
Pengobatan malaria berat pada ibu
hamil
 Kina HCl drip iv pada trimester I dan
artesunat/artemeter injeksi untuk
trimester 2 dan 3
43
Pemantauan
 Rawat Jalan
Evaluasi pengobatan pada hari ke 4, 7, 14, 21 dan
28 dengan pemeriksaan klinis dan sediaan darah
secara mikroskopis
 Rawat Inap
Evaluasi pengobatan setiap hari dengan
pemeriksaan klinis dan darah malaria hingga
klinis membaik dan hasil mikroskopis negatif.
Evaluasi dilanjutkan pada hari ke 7, 14, 21 dan 28
dengan pemeriksaan klinis dan sedian darah
secara mikroskopis
44
STANDAR DIAGNOSIS
 Setiap individu yang tinggal di daerah
endemik malaria yang menderita demam
atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam
terakhir atau tampak anemi, wajib diduga
malaria tanpa mengesampingkan penyebab
demam yang lain
45
 Setiap individu yang tinggal didaerah non
endemik malaria yang menderita demam atau
riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan
memiliki risiko tertular malaria; wajib diduga
malaria. Risiko tertular malaria termasuk ;
riwayat berpergian ke daerah endemik malaria
atau adanya kunjungan individu dari daerah
endemik malaria di lingkungan tempat tinggal
penderita
46
 Setiap penderita yang diduga malaria harus
diperiksa darah malaria dengan mikroskop
atau RDT
 Untuk mendapatkan pengobatan yang cepat,
maka hasil diagnosis malaria harus
didapatkan dalam waktu kurang dari 1 hari
terhitung sejak pasien memeriksakan diri
47
48

More Related Content

What's hot

Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.pptPemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.pptAnnisaSilvera
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensiveYoseph Buga
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriDhian Khikmah
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikAskep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikFransiska Oktafiani
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabilfikri asyura
 

What's hot (20)

Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.pptPemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikAskep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 

Similar to P petri malaria

Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)Rini Wulandari
 
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxPresentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxOliviaMahulette
 
Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Ni Luh Budi Febriani
 
Buku saku tatlksana malaria 2014
Buku saku tatlksana malaria 2014Buku saku tatlksana malaria 2014
Buku saku tatlksana malaria 2014cahpelok01
 
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu HamilTerapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu HamilUdayana University
 
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...Ryan Pratama
 
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...roesmiyanti
 
Covid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentCovid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentHafizHariNugraha
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxDimasMaulana84
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malariahersu12345
 
Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018
Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018
Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018Budi Riyanto
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptkurnia537765
 
Pedoman nasional pelayanan_kedokteran_di
Pedoman nasional pelayanan_kedokteran_diPedoman nasional pelayanan_kedokteran_di
Pedoman nasional pelayanan_kedokteran_diYanti Efendi
 
branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,
branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,
branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,ZulhidaYuni1
 
Tatalaksana kasus malaria
Tatalaksana kasus malaria Tatalaksana kasus malaria
Tatalaksana kasus malaria pandhusuprobo
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxsriwahyuni994883
 

Similar to P petri malaria (20)

Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
Ppt surveilans malaria tugas kelompok (2)
 
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxPresentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
 
Malaria Vivax.pptx
Malaria Vivax.pptxMalaria Vivax.pptx
Malaria Vivax.pptx
 
Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795
 
Buku saku tatlksana malaria 2014
Buku saku tatlksana malaria 2014Buku saku tatlksana malaria 2014
Buku saku tatlksana malaria 2014
 
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu HamilTerapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
Terapi Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Berbasis Artemisinin Pada Ibu Hamil
 
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
 
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...
 
Pp meningitis
Pp meningitisPp meningitis
Pp meningitis
 
Covid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentCovid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical student
 
Daftar is2
Daftar is2Daftar is2
Daftar is2
 
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilanAskeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018
Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018
Buku saku tatalaksana kasus malaria 2018
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.ppt
 
Pedoman nasional pelayanan_kedokteran_di
Pedoman nasional pelayanan_kedokteran_diPedoman nasional pelayanan_kedokteran_di
Pedoman nasional pelayanan_kedokteran_di
 
branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,
branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,
branchmarking kelompok 3.pptx,,,,,,,,,,,
 
Tatalaksana kasus malaria
Tatalaksana kasus malaria Tatalaksana kasus malaria
Tatalaksana kasus malaria
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
 

More from fikri asyura (20)

Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri leptospirosis
P petri leptospirosisP petri leptospirosis
P petri leptospirosis
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

P petri malaria

  • 1. MALARIA (LK-4A) Rendri Bayu Hansah Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah
  • 2.  Survei kesehatan rumah tangga (2001)  15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya  Diperkirankan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah yang berisiko tertular malaria.  293 kabupaten/kota di Indonesia  167 kabupaten/kota wilayah endemis malaria.  Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010-2014  malaria termasuk penyakit prioritas yang perlu ditanggulangi 2
  • 3. ETIOLOGI  Parasit Plasmodium  Vektor  Nyamuk Anopheles betina  Dikenal 5 macam spesies plasmodium :  P. falciparum (Malaria tropika)  P. vivax (Malaria tertiana)  P. ovale (Malaria ovale)  P. malariae (Malaria quartana )  P. knowlesi (jarang dilaporkan) 3
  • 5. Trias malaria  pasien non imun (daerah non endemis) Periode dingin  15 – 60 menit Periode panas  2 jam atau lebih Periode berkeringat  temperatur normal Trias malaria  6 – 10 jam 5 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 6. Periode tanpa panas: Malaria falciparum  12 jam Malaria vivax & ovale  36 jam Malaria malariae  60 jam 6 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 7. Jenis malaria Penyebab Gejala demam Komplikasi Malaria falsiparum Plasmodium falciparum Intermitten dan kontinu Malaria berat Malaria vivax Plasmodium vivax Demam interval bebas demam 2 hari Malaria berat Malaria ovale Plasmodium ovale Demam interval bebas demam 2 hari Ringan Malaria malarie Plasmodium malariae Deman interval bebas demam3 hari - Malaria knowlesi Plasmodium knowlesi Sama malaria falsiparum - 7
  • 8. Gejala Malaria  Tergantung jenis malaria  Ditemukan juga nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal dan nyeri otot  bisanya ditemukan pada pasien yang tinggal di daerah endemis (imun) 8
  • 9. Anamnesis  Keluhan: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal- pegal  Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria  Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria  Riwayat tinggal di daerah endemis malaria 9
  • 10. Pemeriksaan fisik  Suhu tubuh aksiler  37,5oC  Konjungtiva atau telapak tangan pucat  Splenomegali  Hepatomegali 10
  • 11. Pemeriksaan Laboratorium  Pemeriksaan dengan mikroskop  Pemeriksaan sedian darah (SD) tebal dan tipis  untuk tentukan ada tidaknya parasit  Spesies dan stadium plasmodium  Kepadatan parasit  Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid DiagnosticTest)  Mendeteksi antigen parasit malaria  Metode imunokromatografi  Tidak digunakan untuk evaluasi pengobatan 11
  • 12. Diagnosis  Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang laboratorium  Diagnosis pasti  pemeriksaan darah mikroskopis atau uji diagnostik cepat (Rapid DiagnosticTest) 12
  • 13. PENGOBATAN MALARIA Standar Pengobatan  Harus mengikuti kebijakan nasional pengendalian malaria di Indonesia  Pengobatan dengan Artemisinin-base CombinationTherapy (ACT)  pemeriksaan darah malaria (+) 13 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
  • 14.  Pengobatan malaria tanpa komplikasi harus diberikanACT + primakuin (sesuai dengan jenis plasmodiumnya)  Pastikan kepatuhan pasien meminum obat sampai habis melalui konseling agar tidak terjadi resistensi Plasmodium terhadap obat 14 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013
  • 16. 1. Malaria Falsiparum atau Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) + Primakuin Artesunat-Amodiakuin + Primakuin 16 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 17. Pengobatan Malaria Falsiparum (1) Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut berat badan 5 kg 6-10 kg 11-17 g 18-30kg 31- 40kg 41-59kg 60kg 0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th 1-3 DHP 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4 1 Primakuin - - 3/4 11/2 2 2 3 17 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 18. Pengobatan Malaria Falsiparum (2) Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut berat badan 5 kg 6-10 kg 11-17 g 18- 30kg 31- 40kg 41-59kg 60kg 0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th 1-3 Artesunat 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4 Amodiakuin 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4 1 Primakuin - - 3/4 1 1/2 2 2 3 18 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 19. Lini kedua Pengobatan Malaria Falsiparum atau 19 Kina + Doksisiklin + Primakuin Kina +Tetrasiklin + Primakuin Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 20. Lini kedua Pengobatan Malaria Falsiparum (1) 20 Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut kelompok umur 0-11 bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 1-7 Kina kg/bb 3 x 1/2 3 x 1 3 x 1 1/2 3 x (2-3) Doksisiklin - - - 2 x 50 mg 2 x 100 mg 1 Primakuin - 3/4 1 1/2 2 2 - 3 Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 21. Lini kedua Pengobatan Malaria Falsiparum (2) 21 Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut kelompok umur 0-11 bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 1-7 Kina kg/bb 3 x 1/2 3 x 1 3 x 1 1/2 3 x (2-3) Tetrasiklin - - - kg/bb 4 x 250 mg 1 Primakuin - 3/4 1 1/2 2 2 - 3 Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 22. Pengobatan Malaria falsiparum tanpa tersedia ACT 22 Sulfadoksin-Pirimetamin + Primakuin Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 23. 23 Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut kelompok umur 0-11 bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 1 SP - 3/4 1 1/2 2 3 1 Primakuin - 3/4 1 1/2 2 2 - 3 Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 24. 2. MalariaVivax atau Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin Artesunat-Amodiakuin + Primakuin 24 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 25. Pengobatan Malaria Vivax (1) Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut berat badan 5 kg 6-10 kg 11-17 g 18- 30kg 31- 40kg 41-59kg 60kg 0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th 1-3 DHP 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4 1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1 25 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 26. Pengobatan Malaria vivax (2) Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut berat badan 5 kg 6-10 kg 11-17 kg 18-30kg 31- 40kg 41-59kg 60kg 0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 15th 1-3 Artesunat 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4 Amodiakuin 1/4 1/2 1 1 1/2 2 3 4 1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1 26 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 27. Pengobatan MalariaVivax yang relaps 27 Artemisinin-baseCombinationTherapy (ACT) + Primakuin (0,5 mg/kgBB/hari)
  • 28. 3. Malaria Ovale = MalariaVivax atau Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + primakuin Artesunat-Amodiakuin + primakuin 28 Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 29. 4. Malaria Malariae atau atau Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) Artesunat-Amodiakuin 29 Klorokuin Ditjen PP&PL Kemenkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 30. Pengobatan malaria klinis tanpa hasil mikroskopis atau RDT 30 Hari Jenis obat JumlahTablet Perhari menurut berat badan 0-1 bln 2-11bln 1-4th 5-9th 10-14th 15th 1 Klorokuin 1/4 1/2 1 2 3 3 - 4 2 Klorokuin 1/4 1/2 1 2 3 3 - 4 3 Klorokuin 1/8 1/4 1/2 1 1 1/2 2 1 Primakuin - - 3/4 1 1/2 2 2 - 3
  • 31. Pengobatan malaria pada ibu hamil  Pengobatan malaria falsiparum pada ibu hamil Umur Kehamilan Pengobatan Trimester I (0-3 bulan) Kina 3x2 tablet + Klindamisin 2x300 mg (7 hari) Trimester II (4-6 bulan) ACT tablet 3 hari Trimester I II (7-9 bulan) ACT tablet 3 hari 31
  • 32.  Pengobatan malaria vivax pada ibu hamil Umur Kehamilan Pengobatan Trimester I (0-3 bulan) Kina 3x2 tablet selama 7 hari Trimester II (4-6 bulan) ACT tablet 3 hari Trimester I II (7-9 bulan) ACT tablet 3 hari 32
  • 33. Kemoprofilaksis malaria 1. Doksisiklin 100 mg/hari  2 hari sebelum berangkat s/d 4 minggu setelah pulang 2. Klorokuin 500 mg/mggu  2 mggu sebelum berangkat s/d 4 mggu setelah pulang 33 Dirjen PP&PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. 2006 Harijanto PN, NugrohoA, Gunawan CA. Malaria: dari molekuler ke klinis. 2010
  • 34. Diagnosis Banding  DBD  Leptospirosis  Hepatitis  Tifoid 34
  • 37. MALARIA BERAT  Jika ditemukan Plasmodium falsiparum atau Plasmodium vivax stadium aseksual atau RDT positif ditambah satu atau beberapa keadaan dibawah ini :  Gangguan kesadaran atau koma  Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan tanpa bantuan)  Tidak bisa makan dan minum 37
  • 38.  Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam  Sesak napas, Respiratory Distress (pernafasan asidosis)  Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik < 70 mmHg (pada anak < 50 mmHg)  Ikterus disertai adanya disfungsi organ vital  Black water fever  Perdarahan spontan  Edema paru (secara radiologi) 38
  • 39. Gambaran Laboratorium  Hipoglikemi : gula darah < 40 mg%  Asidemia (pH <7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L  Anemia berat (Hb<5gr% atau hematokrit <15%)  Hemoglobinuria  Hiperparasitemia (didaerah endemis rendah >2% atau >100.000 parasit/ul; daerah endemi tinggi .5% atau >250.000 parasit/ul)  Hiperlaktemia (laktat>5ugr/l)  Gagal ginjal akut (urin<0,5ml/kgbb/jam dalam 6 jam) 39
  • 40. Pengobatan Malaria Berat  Astesunate intravena (pilihan utama) Dosis 2,4 mg/kgbb iv sebanyak 3 kali jam 0,12,24 selanjutnya diberikan 2,4mg/kgbb setiap 24 jam sampai penderita mampu minum obat  Artemeter intramuskular Dosis awal 3,2 mg/kgbb hari pertama, berikutnya 1,6 mg/kgbb sampai pasien mampu minum obat  Kina drip Dapat diberikan pada ibu hamil trimester I 40
  • 41. Pemberian Kina pada dewasa : 1. Loading dose : 20 mg g/kgbb dilarutkan dalam 500 ml dekstrose 5% atau NaCl 0,9% diberikan selama 4 jam pertama 2. Empat jam kedua hanya diberikan cairan dekstrose 5% atau NaCl 0,9% 3. Empat jam berikutnya berikan kina dengan dosis rumatan 10 mg/kgbb dalam larutan 500 ml dektrose 5% dan NaCl 0,9% 41
  • 42. 4. Empat jam selanjutny.a, hanya diberikan cairan dekstrose 5% atau NaCl 0,9% 5. Setelah itu diberikan lagi dosis rumatan seperti diatas sampai penderita dapat minum kina per oral 6. Bila sudah bisa minum obat pemberian kina iv diganti dengan kina tablet peroral dengan dosis 10 mg/kgbb/kali diberikan tiap 8 jam selama 7 hari. Diberikan bersama doksisiklin atau tetrasiklin pada orang dewasa atau klindamisisn pada ibu hamil 42
  • 43. Pengobatan malaria berat pada ibu hamil  Kina HCl drip iv pada trimester I dan artesunat/artemeter injeksi untuk trimester 2 dan 3 43
  • 44. Pemantauan  Rawat Jalan Evaluasi pengobatan pada hari ke 4, 7, 14, 21 dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan sediaan darah secara mikroskopis  Rawat Inap Evaluasi pengobatan setiap hari dengan pemeriksaan klinis dan darah malaria hingga klinis membaik dan hasil mikroskopis negatif. Evaluasi dilanjutkan pada hari ke 7, 14, 21 dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan sedian darah secara mikroskopis 44
  • 45. STANDAR DIAGNOSIS  Setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria yang menderita demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam terakhir atau tampak anemi, wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang lain 45
  • 46.  Setiap individu yang tinggal didaerah non endemik malaria yang menderita demam atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria; wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria termasuk ; riwayat berpergian ke daerah endemik malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah endemik malaria di lingkungan tempat tinggal penderita 46
  • 47.  Setiap penderita yang diduga malaria harus diperiksa darah malaria dengan mikroskop atau RDT  Untuk mendapatkan pengobatan yang cepat, maka hasil diagnosis malaria harus didapatkan dalam waktu kurang dari 1 hari terhitung sejak pasien memeriksakan diri 47
  • 48. 48