2. Penyakit Jantung Koroner
~ Penyakit Jantung Iskemik
• Epidemiologi:
• Penyebab kematian no 1 di dunia
• Di Amerika setiap 25 detik terdapat 1 pasien menderita serangan jantung, dan
kematian karena jantung setiap menitnya.
10. Angina Pectoris Stabil
• Nyeri dada yang timbul karena iskemia miokard
• Suplai oksigen tidak dapat memenuhi kebutuhan miokard
• Penyebab tersering : aterosklerosis
• Penyebab lain : kelainan bawaan arteri coroner
11. Klasifikasi Angina berdasarkan
Canadian Cardiovascular Society (CCS)
Kelas
Kelas I • Aktivitas normal tidak menyebabkan angina
• Angina timbul pada saat aktivitas berat, cepat atau aktivitas yang
berkepanjangan
Kelas II • Sedikit gangguan saat aktivitas normal
• Angina timbul saat berjalan cepat, atau menaiki tangga dengan cepat,
latihan setelah makan, stress emosional
Kelas III • Keterbatasan berat pada aktivitas fisik sehari-hari
• Angina timbul saat berjalan 100-200m, atau menaiki anak tangga setinggi
satu lantai
Kelas IV • Pasien tidak dapat melakukan aktivitas apapun
• Angina timbul saat istirahat
12. Keluhan APS
• Nyeri tumpul seperti ditindih/berat di dada, rasa desakan dari dalam,
rasa terbakar, rasa dada mau pecah. Nyeri tidak berhubungan dengan
gerakan pernafasan, berlangsung <20 menit.
• Nyeri dapat menjalar ke leher, rahang, bahu/punggung, lengan kiri.
• Biasanya dipresipitasi oleh stress fisik ataupun emosional, berkurang
dengan istirahat atau nitrogliserin
13. Pemeriksaan Fisik
• Seringkali tidak ditemukan kelainan berarti
• Perlu dicari tanda – tanda lainnya seperti hipertensi
• Auskultasi jantung : terdengar BJ 3 atau BJ4., atau ronki basah di kedua
paru mengingikasikan gagal jantung kongestif.
14. EKG
• Gelombang T inverted
• ST depresi
• Gangguan konduksi seperti LBBB
15. Pemeriksaan Penunjang
• Treadmil Test stress test
• Mencari bukti iskemik saat latihan
• Echocardiography
• Menilai gerakan otot miokard
• Menilai kemampuan fungsi pompa jantung
• Menilai ruang-ruang jantung
• Menilai katup jantung
17. Tatalaksana non-farmakologis
• Aktifitas Fisik : lakukan 30-45 menit/hari, 7 hari/minggu
• Sesuaikan berat badan : BMI 18,5-24,9
• Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok
• Kendalikan tekanan darah
• Manajemen lipid
• Manajemen Diabetes
18. Medikamentosa
• Antiplatelet
• Aspirin 76-162 mg/hari
• Clopidogrel 75 mg/hari (jika KI aspirin)
• Beta Bloker anti iskemik
• Bisoprolol 2,5 mg
• ACE-Inhibitor dan ARB terutama jika LVEF < 40%, atau dengan
penyerta Hipertensi, DM, atau penyakit ginjal kronis.
• Nitrogliserin Vasodilator
• CCB Jika KI dengan beta bloker
20. Patogenesis
• Manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah koroner yang koyak atau pecah.
• Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak dan penipisan tudung fibrus
yang menutupi plak tersebut.
• Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
Terbentuklah trombus yang kaya trombosit (white thrombus). Trombus ini akan
menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara total maupun parsial; atau
menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal.
• Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga
memperberat gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah koroner
menyebabkan iskemia miokardium.
• Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang-lebih 20 menit menyebabkan
miokardium mengalami nekrosis (infark miokard)
21. Pathophysiology of ACS
• Plaque rupture and subsequent formation of thrombus – this
can be either occlusive or non-occlusive
• Vasospasm such as that seen in Prinzmetal’s angina, cocaine
use
• Progression of obstructive coronary atherosclerotic disease
• In-stent thrombosis (early post PCI)
• In-stent restenosis (late post PCI)
• Poor surgical technique (post CABG)
22. Pathophysiology of ACS
• Acute coronary syndromes can also be due to secondary causes
• Thyrotoxicosis
• Anemia
• Tachycardia
• Hypotension
• Hypoxemia
• Aterial inflammation (infection, arteritis)
24. Klasifikasi SKA
STEMI: ST segment elevation myocardial infarction
Infark miokard dengan elevasi segmen ST
NSTEMI: non ST segment elevation myocardial infarction
Infark miokard dengan non elevasi segmen ST
UAP: Unstable Angina Pectoris
Angina Pektoris tidak stabil
25. Diagnosis
• Anamnesis;
Nyeri dada yang berlokasi retrosternal, sentral atau di dada kiri yang menjalar ke
rahang atau lengan atas → tipikal
Rasa lelah yang tidak jelas
Nafas pendek
Rasa tidak nyaman di epigastrium
Mual dan muntah
• Pemeriksaan Fisik
• Elektrokardiografi (EKG)
• Enzim Jantung
26. Presentasi Klinis
• Angina tipikal yang persisten > 20 menit
• Angina pertama kali dirasakan (first onset)
• Angina progresi atau crescendo (makin lama makin sering, makin
berat)
• Angina paska infark miokard ( 2 minggu setelah infark miokard)
27. Elevasi Segmen ST pada J Point pada 2 lead yg berhubungan
≥0.25 mV Pada laki-laki dibawah 40th
≥0.2 mV pada laki-laki diatas 40th, or ≥0.15 mV pada wanita di
lead V2–V3 dan/atau ≥0.1 mV pada lead lainnya
Depresi Segmen ST horizontal/downsloping baru ≥ 0.1 mV pada 2
lead yg berhubungan
T Inverted ≥ 0.1 mV
ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting
with ST-segment elevation. 2011.
STEMI
NSTEMI/UAP
28.
29. Enzim Jantung
Pada pasien dg SKA
Peningkatan enzinm
Troponin terjadi 4 jam
setelah onset gejala
Troponin dapat bertahan
selama 2 minggu didalam
darah
Pemeriksaan serial harus
dilakukan dlm 6-12 jam
jika pemeriksaan pertama
negatifPemeriksaan CKMB
atau Troponin T sangat
bermanfaat utk
mendiagnosis SKA
34. Regimen Fibrinolitik untuk Infark Miokard Akut
Agen Dosis Awal Ko Terapi
Antitrombotik
Kontraindikasi
spesifik
Streptokinase (Sk) 1,5 juta U dalam 100 ml
dextrose 5% atau dlm
larutan salin 0,9% dlm
30-60 menit
Heparin iv selama 24-
48 jam
Sebelum SK atau
Anistreptase
Alteplase (tPA) Bolus 15mg IV
0,75 mg/kg selama 30
menit, kemudian 0,5
mg/kg selama 60 mrnit
Dosis total tidak lebih
dari 100 mg
Heparin IV selama 24-
48 jam
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
42. Terapi NSTEMI
Statin
Harus diberikan pada setiap pasien SKA (tanpa
kontraindikasi)Anti inflamasi dan stabilisasi Plak (Kelas I-A)
Terapi statin dosis tinggi hendaknya dimulai sblm pasien
keluar RS, target LDL<100 mg/dL (Kelas I-A)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
43. Terapi NSTEMI
Anti
Koagulan
(HARUS
DITAMBAHKAN
pd terapi
Antiplatelet
Secepat
Mungkin)
Fondaparinuks : 2,5 mg subkutan (Kelas I-A)
Enoksaparin : 1 mg/kg,dua kali sehari (Kelas I-B)
UFH :Bolus i.v 60 u/g,dosis mak 4000 U, Infus i.v 12 U/kg selama 24-48
jam dg dosis maksimal 1000 U/jam, Target aPTT 1,5 – 2x Kontrol (Kelas I-
C)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014