SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
KOLELITIASIS, KOLESISTITIS DAN
          KOLESTASIS



: dr. Herry Setya Yudha Utama, Sp. B MHKes FInaCS
Anatomi Hepar dan sistem biliar
 Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan
  ke dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam
  suatu saluran kecil empedu yang terletak di dalam hati
  yang secara perlahan akan membentuk saluran yang
  lebih besar lagi.
 Saluran empedu intrahepatik secara perlahan menyatu
  membentuk saluran yang lebih besar yang bisa
  menyalurkan empedu ke delapan segmen hati. Di
  dalam segmen hati kanan, gabungan cabang-cabang
  ini membentuk sebuah saluran di anterior dan posterior
  yang kemudian bergabung membentuk duktus
  hepatikus kanan.
 Duktus ini kemudian bergabung dengan 3 segmen dari
  segmen hati kiri (duktus hepatikus kiri) menjadi duktus
  hepatikus komunis.
 Setelah penggabungan dengan duktus sistikus dari
  kandung empedu, duktus hepatikus menjadi duktus
  koledokus.
FISIOLOGI

 Fungsi primer kandung empedu  memekatkan
  empedu  cairan empedu dalam kandung empedu
  lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati
 Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan
  isinya ke dalam duodenum melalui kontraksi simultan
  lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi.
Fungsi cairan empedu
 Emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu
  pencernaan dan absorbsi lemak
 mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting
  dari darah, antara lain bilirubin
Rangsang normal kontraksi dan pengosongan kandung
  empedu:
 masuknya kimus asam dalam duodenum.
 Adanya lemak dalam makanan  rangsangan terkuat
 Hormone CCK
  Pengosongan empedu yang lambat akibat gangguan
  neurologis maupun hormonal memegang peran penting
  dalam perkembangan inti batu.
KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS
Kolelitiasis  gabungan beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di
dalam kandung empedu (kolesistolitiasis) atau di dalam
saluran empedu (koledokolitiasis) atau pada dua-
duanya
Kolesistitis  peradangan saluran empedu

Kedua penyakit di atas dapat terjadi sendiri saja, tetapi
sering dijumpai bersamaan karena keduanya saling
berkaitan.
Etiologi
 gangguan metabolisme yang disebabkan oleh
   perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi
   kandung empedu.

Faktor Risiko
 4Fs” : female (wanita), fertile (subur)-khususnya selama
  kehamilan, fat (gemuk), dan forty (empat puluh tahun).
 Usia lebih dari 40 tahun
 Hiperlipidemia
 Pengosongan lambung yang memanjang
 Nutrisi intravena jangka lama.
 Dismotilitas kandung empedu
KLASIFIKASI

1.   Batu kolesterol
     Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan
     mengandung lebih dari 70% kolesterol.
2.    Batu pigmen
       Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat)
        Disebut juga batu lumpur atau batu pigmen,
        komponen utama  kalsium bilirubinat
        Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah
        dihancurkan. Umumnya batu terbentuk di saluran
        empedu dalam empedu yang terinfeksi.
   Batu pigmen hitam.
         Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak
         berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat
         hitam yang tak terekstraksi. Banyak ditemukan pada
         pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati.
         terdiri dari derivat polymerized bilirubin.

3.   Batu campuran
     Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana
     mengandung 20-50% kolesterol.
GEJALA KLINIS
 Asimtomatik (50%)
  Kurang dari 25 % pasien asimtomatik  merasakan
  gejala yang membutuhkan intervensi setelah periode 5
  tahun.
 Simtomatik
  nyeri epigastrium, kuadran kanan atas. kolik bilier >15
  menit, nyeri 30-60 menit pascaprandial kuadran kanan
  atas, biasanya dipresipitasi makanan berlemak,
  berakhir setelah beberapa jam kemudian pulih, Mual
  dan muntah
 Koledokolitiasis  tidak menimbulkan gejala dalam
  fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik.
KOMPLIKASI

 Kolesistitis akut  komplikasi penyakit batu empedu
  yang paling umum dan sering menyebabkan
  kedaruratan abdomen
  nyeri perut kanan atas yang tajam dan konstan, berupa
  serangan akut ataupun didahului sebelumnya oleh rasa
  tidak nyaman di daerah epigastrium post prandial. Nyeri
  bertambah saat inspirasi atau dengan pergerakan.
  dapat menjalar kepunggung atau ke ujung skapula.
  mual, muntah dan penurunan nafsu makan. Dapat
  dijumpai tanda toksemia, ”Murphy sign” (+)
 Serum amilase meningkat  pankreatitis
1.   Kolesistitis akut
       • Perikolesistitis
       • Peradangan pankreas (pankreatitis)
       • Perforasi
2.   Kolesistitis kronis
       • Hidrop kandung empedu
       • Empiema kandung empedu
       • Fistel kolesistoenterik
       • Ileus batu empedu (gallstone ileus)
PATOFISIOLOGI
                  KOLESISTITIS
 Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dan
  regangan yang menimbulkan iskemia mukosa dan
  dinding kandung empedu.
 Peradangan kimiawi akibat pelepasan lisolesitin (akibat
  kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan faktor
  jaringan local lainnya.
 Peradangan bakteri yang mungkin berperan pada 50-
  85 % pasien kolesistitis akut.
ETIOLOGI
 95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu.
 infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan.
 Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang
  serius dan cenderung timbul setelah terjadinya:
    Luka bakar yang serius
    Pembedahan
    Sepsis / infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh
 Adenokarsinoma kandung empedu
 Diabetes mellitus
 Torsi kandung empedu
DIAGNOSIS

   KOLELITIASIS
      Anamnesis
      Gejala klinis
      Pemeriksaan fisik
      Pemeriksaan radiologis
        • Foto olos abdomen, USG, kolesistografi, CT
          scan, ERCP, MRCP
   KOLESISTITIS
      Pemeriksaan fisik (Triad: nyeri akut kuadran kanan
       atas abdomen, demam, leukositosis berkisar anatara
       10.000-15.000 shift to the left pada hitung jenis:
       bilirubin serum sedikit meningkat (< 85,5 µ mol/L);
       peningkatan sedang aminotransferase serum (> dari
       5 kali lipat)
      USG menunjukkan batu (90-95% kasus) dan
       penebalan pada dinding kandung empedu
PENATALAKSANAAN
 Konservatif
    Lisis batu dengan obat-obatan  disolusi
    Litotripsi (ESWL)
 Terapi Diet
    makanan cair rendah lemak. hindari kolesterol yang
     tinggi terutama lemak hewani. Suplemen bubuk
     tinggi protein dan karbohidrat dapat diaduk ke dalam
     susu skim dan adapun makanan tambahan seperti :
     buah yang dimasak, nasi ketela, daging tanpa
     lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi
     / teh.
   Operatif
      Open kolesistektomi
      Kolesistektomi laparoskopik
      Kolesistektomi mini laparotomi
      Kolesistotomi
      ERCP
KOLESTASIS

 Saluran Empedu Ekstrahepatik
    Porta Hepatis
    Ductus Hepaticus Communis
    Ductus Choledochus
    Ampula Vateri
 Saluran Empedu Intrahepatik
    Ductus Hepaticus Kanan – Kiri
    Ductus Biliaris segmental / proksimal
Kolestasis Intrahepatik

 Virus Hepatitis, peradangan intrahepatik mengganggu
  transport bilirubin terkonyugasi dan menyebabkan
  ikterus.
 Alkohol,
 Infeksi bakteri Entamoeba histolitica, terjadi reaksi
  radang dan akhirnya terjadi nekrosis jaringan hepar.
 Adanya tumor hati maupun tumor yang telah menyebar
  ke hati dari bagian tubuh lain
Kolestasis Ekstrahepatik

 Kolelitiasis
 Kolesistitis
 Atresia bilier
 Kista duktus kholedokus
 Tumor Pankreas
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu

I.      Komplit
        Parsial
II.     Progresif
        Intermiten
III.    Akut
                   Yang inkomplit
        Kronik
IV.     Distal         : Ekstrahepatik
        Proksimal      : Segmental
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu

   Komplit dan Progresif      Obstruksi intermiten
      Tumor caput                Choledocholithiasis
       pancreas                   Tumor periampular
      Ligasi CBD                 Diverticulum duodeni
      Cholangiocarcinoma         Kista choledochus
      Tumor Klatskin             Polycystic liver
                                  Parasit intrabilier
                                  Hemobilia
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu
   Kronik inkomplit
      Striktur
         •   Post laparoscopic cholecystectomy/ open cholecystectomy
         •   Kongenital
         •   Sclerosing cholangitis
         •   Post radiotherapy
       Stenosis anastomosis bilioenterik
       Pankreatitis kronis
       Cystic fibrosis
       Stenosis sfingter Oddi
       Diskinesia sfingter Oddi
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu

   Obstruksi segmental/proksimal
      Cholangiocarcinoma
      Hepatolithiasis / Batu intrahepatik
      Sclerosing cholangitis
      Metastasis tumor
Patofisiologi

 Obstruksi empedu total akan meningkatkan tekanan
  intraduktal
 Produksi empedu berhenti bila tekanan melebihi
  tekanan sekresi (20 cmH2O)
 Tekanan ini biasanya (tak selalu) menyebabkan dilatasi
  saluran intra dan ekstrahepatik
 Bila oleh obstruksi total tidak ada dilatasi  mungkin
  ada cirrhosis (biliaris, post hepatitis, dsb)
Patofisiologi

 Obstruksi parsial atau segmental tidak akan
  menyebabkan dilatasi difus
 Ikterus obstruksi karena keganasan  umumnya
  progresif , tidak nyeri, % kolangitis sedikit, atau pada
  stadium lanjut
 Kholangitis sering menyertai obstruksi karena batu,
  striktura, stenosis
Algoritma Diagnosis Ikterus Obstruksi
                                      PASIEN IKTERUS

                                    ANAMNESA, PEM FISIK

                                               USG

                   TANPA DILATASI                         DILATASI

                                        DISANGKA
EVALUASI NON-
OBSTRUKTIF                              OBSTRUKSI
(Biopsi Liver ?)
                             BATU CBD
                                                                          OBSTRUKSI HILUS
                             OBSTRUKSI RENDAH
                             KELAINAN PANKREAS                                  PTC
                                                                            +/- Drenase bilier
                                    ERCP                     MRCP           +/- Stenting
                              +/- Ekstrkasi batu                            +/- Sitologi/Biopsi
                              +/- Stenting
                              +/- Sitologi/Biopsi
                                                       DIAGNOSA JELAS
                                             Tidak
                                                             Ya              Tidak

                                    PTC                TERAPI YG SESUAI              ERCP
Kesimpulan

Patofisiologi dan penanganan ikterus obstruktif,
  tergantung pada :
 Lokasi obstruksi : proksimal/segmental, dan distal
 Penyebab obstruksi : batu, striktura, iatrogenik,
  inflamasi, neoplasma, kongenital
 Komplikasi yang terjadi dan stadium penyakit
 Terapi : kuratif atau paliatif
 Perkembangan diagnostik imejing dan endoskopik
 Perkembangan pesat pembedahan yang mengarah ke
  tehnik minimal invasif

More Related Content

What's hot

Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-pptZulfikar Fikar
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 

What's hot (20)

Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 

Viewers also liked

Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisHaryani Nuravindari
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis'Rheyfan Caspian
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduwokwok
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound reviseyudhasetya01
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogyudhasetya01
 
Responsi Kolelitiasis
Responsi KolelitiasisResponsi Kolelitiasis
Responsi KolelitiasisFirda Rani
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasDwi Handayani
 
Diet hati dan kantung empedu
Diet hati  dan kantung empeduDiet hati  dan kantung empedu
Diet hati dan kantung empeduDeni Ab Mulyana
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusSelvia Agueda
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Dayat Dacil
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningAi Coryde
 
Konsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektifKonsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektifAbdul Mughni Rozy
 

Viewers also liked (20)

Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis
 
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empeduDiet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empedu
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
 
Pankreatitis akut ppt by skl
Pankreatitis  akut ppt by sklPankreatitis  akut ppt by skl
Pankreatitis akut ppt by skl
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
 
kolestasis
kolestasiskolestasis
kolestasis
 
Responsi Kolelitiasis
Responsi KolelitiasisResponsi Kolelitiasis
Responsi Kolelitiasis
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
 
Diet hati dan kantung empedu
Diet hati  dan kantung empeduDiet hati  dan kantung empedu
Diet hati dan kantung empedu
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Kasus sistem saraf
Kasus sistem sarafKasus sistem saraf
Kasus sistem saraf
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit Kuning
 
koleidokolitiasis
koleidokolitiasiskoleidokolitiasis
koleidokolitiasis
 
Konsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektifKonsep instruktur skill lab yang efektif
Konsep instruktur skill lab yang efektif
 
Advancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancerAdvancement in prostate cancer
Advancement in prostate cancer
 
Breastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health CareBreastfeeding Supporting Health Care
Breastfeeding Supporting Health Care
 

Similar to KOLELITIASIS, KOLESISTITIS, DAN KOLESTASIS

Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirarniwianti
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsissuser37779f
 
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxPPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxNurRohmahTriaRomadho
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxSombolayukPriska
 
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfJieFebHot
 
hepatitis sirosis - dll
hepatitis   sirosis - dllhepatitis   sirosis - dll
hepatitis sirosis - dllKampus-Sakinah
 
tutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatistutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatisEma Wahyuni
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxssuseraa2493
 
COLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxCOLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxTinaaTorano
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptxsetiaji6
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileusrakkas
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocalf' yagami
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocalf' yagami
 

Similar to KOLELITIASIS, KOLESISTITIS, DAN KOLESTASIS (20)

KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Koledokolitiasis
KoledokolitiasisKoledokolitiasis
Koledokolitiasis
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
 
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxPPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
 
lapkas soft tissue
lapkas soft tissuelapkas soft tissue
lapkas soft tissue
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
 
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
 
hepatitis sirosis - dll
hepatitis   sirosis - dllhepatitis   sirosis - dll
hepatitis sirosis - dll
 
tutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatistutorial-Sirosis hepatis
tutorial-Sirosis hepatis
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
 
Ileus obstruksi final
Ileus obstruksi finalIleus obstruksi final
Ileus obstruksi final
 
COLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxCOLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptx
 
Askep batu empedu
Askep batu empeduAskep batu empedu
Askep batu empedu
 
Serosis hepatis
Serosis hepatisSerosis hepatis
Serosis hepatis
 
Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA
Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA
Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocal
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocal
 

KOLELITIASIS, KOLESISTITIS, DAN KOLESTASIS

  • 1. KOLELITIASIS, KOLESISTITIS DAN KOLESTASIS : dr. Herry Setya Yudha Utama, Sp. B MHKes FInaCS
  • 2. Anatomi Hepar dan sistem biliar
  • 3.
  • 4.  Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan ke dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam suatu saluran kecil empedu yang terletak di dalam hati yang secara perlahan akan membentuk saluran yang lebih besar lagi.  Saluran empedu intrahepatik secara perlahan menyatu membentuk saluran yang lebih besar yang bisa menyalurkan empedu ke delapan segmen hati. Di dalam segmen hati kanan, gabungan cabang-cabang ini membentuk sebuah saluran di anterior dan posterior yang kemudian bergabung membentuk duktus hepatikus kanan.
  • 5.  Duktus ini kemudian bergabung dengan 3 segmen dari segmen hati kiri (duktus hepatikus kiri) menjadi duktus hepatikus komunis.  Setelah penggabungan dengan duktus sistikus dari kandung empedu, duktus hepatikus menjadi duktus koledokus.
  • 6. FISIOLOGI  Fungsi primer kandung empedu  memekatkan empedu  cairan empedu dalam kandung empedu lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati  Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi.
  • 7. Fungsi cairan empedu  Emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu pencernaan dan absorbsi lemak  mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dari darah, antara lain bilirubin
  • 8. Rangsang normal kontraksi dan pengosongan kandung empedu:  masuknya kimus asam dalam duodenum.  Adanya lemak dalam makanan  rangsangan terkuat  Hormone CCK Pengosongan empedu yang lambat akibat gangguan neurologis maupun hormonal memegang peran penting dalam perkembangan inti batu.
  • 9. KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS Kolelitiasis  gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu (kolesistolitiasis) atau di dalam saluran empedu (koledokolitiasis) atau pada dua- duanya Kolesistitis  peradangan saluran empedu Kedua penyakit di atas dapat terjadi sendiri saja, tetapi sering dijumpai bersamaan karena keduanya saling berkaitan.
  • 10. Etiologi  gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. Faktor Risiko  4Fs” : female (wanita), fertile (subur)-khususnya selama kehamilan, fat (gemuk), dan forty (empat puluh tahun).  Usia lebih dari 40 tahun  Hiperlipidemia  Pengosongan lambung yang memanjang  Nutrisi intravena jangka lama.  Dismotilitas kandung empedu
  • 11. KLASIFIKASI 1. Batu kolesterol Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70% kolesterol. 2. Batu pigmen  Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat) Disebut juga batu lumpur atau batu pigmen, komponen utama  kalsium bilirubinat Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan. Umumnya batu terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.
  • 12. Batu pigmen hitam. Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi. Banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. terdiri dari derivat polymerized bilirubin. 3. Batu campuran Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung 20-50% kolesterol.
  • 13.
  • 14. GEJALA KLINIS  Asimtomatik (50%) Kurang dari 25 % pasien asimtomatik  merasakan gejala yang membutuhkan intervensi setelah periode 5 tahun.  Simtomatik nyeri epigastrium, kuadran kanan atas. kolik bilier >15 menit, nyeri 30-60 menit pascaprandial kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi makanan berlemak, berakhir setelah beberapa jam kemudian pulih, Mual dan muntah  Koledokolitiasis  tidak menimbulkan gejala dalam fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik.
  • 15. KOMPLIKASI  Kolesistitis akut  komplikasi penyakit batu empedu yang paling umum dan sering menyebabkan kedaruratan abdomen nyeri perut kanan atas yang tajam dan konstan, berupa serangan akut ataupun didahului sebelumnya oleh rasa tidak nyaman di daerah epigastrium post prandial. Nyeri bertambah saat inspirasi atau dengan pergerakan. dapat menjalar kepunggung atau ke ujung skapula. mual, muntah dan penurunan nafsu makan. Dapat dijumpai tanda toksemia, ”Murphy sign” (+)  Serum amilase meningkat  pankreatitis
  • 16. 1. Kolesistitis akut • Perikolesistitis • Peradangan pankreas (pankreatitis) • Perforasi 2. Kolesistitis kronis • Hidrop kandung empedu • Empiema kandung empedu • Fistel kolesistoenterik • Ileus batu empedu (gallstone ileus)
  • 17. PATOFISIOLOGI KOLESISTITIS  Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dan regangan yang menimbulkan iskemia mukosa dan dinding kandung empedu.  Peradangan kimiawi akibat pelepasan lisolesitin (akibat kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan faktor jaringan local lainnya.  Peradangan bakteri yang mungkin berperan pada 50- 85 % pasien kolesistitis akut.
  • 18. ETIOLOGI  95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu.  infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan.  Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan cenderung timbul setelah terjadinya:  Luka bakar yang serius  Pembedahan  Sepsis / infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh  Adenokarsinoma kandung empedu  Diabetes mellitus  Torsi kandung empedu
  • 19. DIAGNOSIS  KOLELITIASIS  Anamnesis  Gejala klinis  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan radiologis • Foto olos abdomen, USG, kolesistografi, CT scan, ERCP, MRCP
  • 20. KOLESISTITIS  Pemeriksaan fisik (Triad: nyeri akut kuadran kanan atas abdomen, demam, leukositosis berkisar anatara 10.000-15.000 shift to the left pada hitung jenis: bilirubin serum sedikit meningkat (< 85,5 µ mol/L); peningkatan sedang aminotransferase serum (> dari 5 kali lipat)  USG menunjukkan batu (90-95% kasus) dan penebalan pada dinding kandung empedu
  • 21. PENATALAKSANAAN  Konservatif  Lisis batu dengan obat-obatan  disolusi  Litotripsi (ESWL)  Terapi Diet  makanan cair rendah lemak. hindari kolesterol yang tinggi terutama lemak hewani. Suplemen bubuk tinggi protein dan karbohidrat dapat diaduk ke dalam susu skim dan adapun makanan tambahan seperti : buah yang dimasak, nasi ketela, daging tanpa lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi / teh.
  • 22. Operatif  Open kolesistektomi  Kolesistektomi laparoskopik  Kolesistektomi mini laparotomi  Kolesistotomi  ERCP
  • 23. KOLESTASIS  Saluran Empedu Ekstrahepatik  Porta Hepatis  Ductus Hepaticus Communis  Ductus Choledochus  Ampula Vateri  Saluran Empedu Intrahepatik  Ductus Hepaticus Kanan – Kiri  Ductus Biliaris segmental / proksimal
  • 24. Kolestasis Intrahepatik  Virus Hepatitis, peradangan intrahepatik mengganggu transport bilirubin terkonyugasi dan menyebabkan ikterus.  Alkohol,  Infeksi bakteri Entamoeba histolitica, terjadi reaksi radang dan akhirnya terjadi nekrosis jaringan hepar.  Adanya tumor hati maupun tumor yang telah menyebar ke hati dari bagian tubuh lain
  • 25. Kolestasis Ekstrahepatik  Kolelitiasis  Kolesistitis  Atresia bilier  Kista duktus kholedokus  Tumor Pankreas
  • 26.
  • 27. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu I. Komplit Parsial II. Progresif Intermiten III. Akut Yang inkomplit Kronik IV. Distal : Ekstrahepatik Proksimal : Segmental
  • 28. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu  Komplit dan Progresif  Obstruksi intermiten  Tumor caput  Choledocholithiasis pancreas  Tumor periampular  Ligasi CBD  Diverticulum duodeni  Cholangiocarcinoma  Kista choledochus  Tumor Klatskin  Polycystic liver  Parasit intrabilier  Hemobilia
  • 29. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu  Kronik inkomplit  Striktur • Post laparoscopic cholecystectomy/ open cholecystectomy • Kongenital • Sclerosing cholangitis • Post radiotherapy  Stenosis anastomosis bilioenterik  Pankreatitis kronis  Cystic fibrosis  Stenosis sfingter Oddi  Diskinesia sfingter Oddi
  • 30. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu  Obstruksi segmental/proksimal  Cholangiocarcinoma  Hepatolithiasis / Batu intrahepatik  Sclerosing cholangitis  Metastasis tumor
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. Patofisiologi  Obstruksi empedu total akan meningkatkan tekanan intraduktal  Produksi empedu berhenti bila tekanan melebihi tekanan sekresi (20 cmH2O)  Tekanan ini biasanya (tak selalu) menyebabkan dilatasi saluran intra dan ekstrahepatik  Bila oleh obstruksi total tidak ada dilatasi  mungkin ada cirrhosis (biliaris, post hepatitis, dsb)
  • 35. Patofisiologi  Obstruksi parsial atau segmental tidak akan menyebabkan dilatasi difus  Ikterus obstruksi karena keganasan  umumnya progresif , tidak nyeri, % kolangitis sedikit, atau pada stadium lanjut  Kholangitis sering menyertai obstruksi karena batu, striktura, stenosis
  • 36. Algoritma Diagnosis Ikterus Obstruksi PASIEN IKTERUS ANAMNESA, PEM FISIK USG TANPA DILATASI DILATASI DISANGKA EVALUASI NON- OBSTRUKTIF OBSTRUKSI (Biopsi Liver ?) BATU CBD OBSTRUKSI HILUS OBSTRUKSI RENDAH KELAINAN PANKREAS PTC +/- Drenase bilier ERCP MRCP +/- Stenting +/- Ekstrkasi batu +/- Sitologi/Biopsi +/- Stenting +/- Sitologi/Biopsi DIAGNOSA JELAS Tidak Ya Tidak PTC TERAPI YG SESUAI ERCP
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40. Kesimpulan Patofisiologi dan penanganan ikterus obstruktif, tergantung pada :  Lokasi obstruksi : proksimal/segmental, dan distal  Penyebab obstruksi : batu, striktura, iatrogenik, inflamasi, neoplasma, kongenital  Komplikasi yang terjadi dan stadium penyakit  Terapi : kuratif atau paliatif  Perkembangan diagnostik imejing dan endoskopik  Perkembangan pesat pembedahan yang mengarah ke tehnik minimal invasif