2. ANEMIA :
Penurunan jumlah massa eritrosit shg
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dlm jumlah yg
cukup ke jaringan perifer
2
3. Anemia bukan suatu kesatuan penyakit
Mrpkn gejala berbagai macam penyakit
dasar
Penting menetapkan peny. dasarnya
Tanpa mengetahui penyebab, terapi yg
tuntas tdk dpt diberikan
3
5. KRITERIA ANEMIA MENURUT WHO
KELOMPOK KRITERIA ANEMIA
(Hb)
Laki-laki dewasa ˂ 13 g/dl
Wanita dewasa tidak
hamil
˂ 12 g/dl
Wanita hamil ˂ 11 g/dl
5
6. ETIOLOGI ANEMIA
1. 1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh
sumsum tulang
2. 2. Kehilangan darah keluar tubuh
(perdarahan)
3. 3. Proses penghancuran eritrosit dlm tubuh
sebelum waktunya ( hemolisis)
6
7. KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN
GAMBARAN MORFOLOGIS :
1. Anemia mikrositer hipokrom : bila MCV < 80
fl
dan MCH < 27 pg
2. Anemia normositik normokrom : bila MCV 80-
95 fl dan MCH 27-34 pg
3. Anemia makrositer, bila MCV > 95 fl
7
8. KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN
MORFOLOGI DAN ETIOLOGI :
I. Anemia mikrositer hipokrom:
a. Anemia defisiensi besi
b. Thalasemia mayor
c. Anemia akibat penyakit kronik
d. Anemia sideroblastik
8
9. II. Anemia normositer normokromik :
a. Anemia pasca perdarahan akut
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemolitik didapat
d. Anemia akibat penyakit kronik
e. Anemia pada gagal ginjal kronik
f. Anemia pada sindrom mielodisplastik
g. Anemia pada keganasan hematologik
9
10. III. Anemia makrositer
a. Bentuk megaloblastik:
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi B12, termasuk
anemia pernisiosa
b. Bentuk non megaloblastik:
- Anemia pada penyakit hati kronik
- Anemia pada hipotiroidisme
- Anemia pada sindrom
mielodisplastik
10
11. KLASIFIKASI ANEMIA MENURUT
ETIOPATOGENESIS :
A. Anemia karena gangguan pembentukan
eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan essensial pembentuk
eritrosit:
- Anemia defisiensi besi
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi vitamin B 12
11
12. 2. Gangguan penggunaan (utilisasi besi):
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
- Anemia aplastik
- Anemia pada keganasan hematologi
- Anemia diseritropoetik
- Anemia pada sindrom
mielodisplastik
- Anemia akbt kekurangan
eritropoetin ( anemia pd GGK) 12
13. B. Anemia akibat hemoragi :
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular:
- gangguan membran eritrosit
(membranopati)
-Gangguan enzim eritrosit ( enzimopati):
akibat defisiensi G6PD
13
14. -Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
- Thalassemia
- hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular;
- Anemia hemolitik autoimun
- Anemia hemolitik mikroangiopati
- lain-lain
D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui
atau dengan patogenesis yang kompleks
14
15. GEJALA ANEMIA
1. Gejala umum anemia (sindrom anemia): rasa
lemah, lesu, cepat lelah, tinnitus, mata
berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak
nafas dan dispepsia
2. Gejala khas masing-masing anemia :
- An. Def.besi : disfagia, atrofi papil lidah,
stomatitis angularis, dan kuku sendok
(koilonychia)
15
16. - An. Megaloblastik : glositis, gangguan
neurologik pd def. vit. B 12
- Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali,
dan hepatomegali
- Anemia aplastik : perdarahan dan tanda-
tanda infeksi
3. Gejala penyakit dasar
mis:
akibat infeksi cacing tambang : sakit perut
16
17. PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSIS ANEMIA
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Pemeriksaan penyaring : kadar Hb,
indeks eritrosit, hapusan darah tepi
2. Pemeriksaan darah seri anemia: hitung
leukosit, trombosit, retikulosit, LED
3. Pemeriksaan sumsum tulang: untuk An.
Aplastik, an. Megaloblastik, MDS
4. Pemeriksaan khusus
17
18. Pemeriksaan khusus :
Dikerjakan hanya atas indikasi khusus,
misalnya pada :
Anemia def.besi : serum iron, TIBC, saturasi
transferin, protoporfirin eritrosit, feritin
serum, reseptor transferin, pengecatan besi
pada sumsum tulang
Anemia megaloblastik : folat serum, vit. B 12
serum, tes supresi deoksi uridin
Anemia hemolitik : bilirubin serum, tes
coomb, elektroforesis Hb
Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang
18
19. PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anemia hanya suatu sindrom, bukan suatu
kesatuan penyakit, yg dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit dasar.
Tahap-tahap dlm diagnosis anemia :
- menentukan adanya anemia
- menentukan jenis anemia
- menentukan etiologi atau penyakit dasar
anemia
- menentukan ada/tidaknya penyakit penyerta
yg akan mempengaruhi hasil pengobatan
19
20. PENDEKATAN DIAGNOSIS ANEMIA
Pendekatan tradisional, morfologik,
fungsional dan probabilistik
Pendekatan berdasarkan pola etiologi
anemia
Pendekatan klinis
20
21. PENDEKATAN KLINIS
1. Kecepatan timbulnya penyakit (awitan anemia) :
Anemia yg timbul cepat ( bbrp hari-minggu) :
perdarahan akut, an. Hemolitik yg didapat (AIHA),
anemia akibat leukemia akut, krisis aplastik
Anemia yg timbul pelan-pelan : an. Def.besi, an.
Def. folat atau vit. B 12, anemia akibat penyakit
kronik, an. Hemolitik kronik yg bersifat
kongenital
21
22. 2. Berdasarkan beratnya anemia :
anemia berat : An. Def. besi, an. Aplastik, an. Pd
leukemia akut, an. Hemolitik didapat atau
kongenital ( talassemia mayor ), an. Pasca
perdarahan akut, an. Pd GGK stadium terminal.
An. Ringan-sedang , jarang sampai berat :
anemia akibat penyakit kronik, anemia pada
penyakit sistemik
22
23. 3. Berdasarkan sifat gejala anemia :
gejala anemia lbh menonjol dibanding gejala
penyakit dasar dijumpai pada : an. Def. besi,
an. Aplastik, an. Hemolitik
Gejala penyakit dasar lbh menonjol dibanding
anemia : an. Akibat penyakit kronik, an.
Sekunder (an. Akibat penyakit sistemik )
23
24. 24
ANEMI
A
Hapusan darah tepi dan
indeks eritrosit ( MCV, MCH,
MCHC )
Anemia
mikrositer
hipokrom
Anemia
normositik
normokrom
Anemia
makrositer
25. PENDEKATAN TERAPI
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dlm pemberian terapi pd pasien anemia :
1. Pengobatan hendaknya diberikan
berdasarkan diagnosis definitif yg telah
ditegakkan
2. Pemberian hematinik tanpa indikasi yg
jelas tdk dianjurkan
25
26. 3. Pengobatan anemia dapat berupa :
a. terapi utk keadaan darurat : pd perdarahan
akut
b. terapi suportif
c. terapi yang khas utk msg-masg anemia
d. terapi kausal utk mengobati penyakit dasar
4. Dlm keadaan dmn diagnosis definitif tdk dpat
ditegakkan , kita terpaksa memberikan terapi
percobaan ( ex juvantivus)
26
27. 5. Transfusi diberikan pada anemia pasca
perdarahan akut dengan tanda2 gangguan
hemodinamik.
Pada anemia kronik, transfusi hanya diberikan
jk anemia bersifat simtomatik atau adanya
ancaman payah jantung., disini diberikan PRC,
jangan whole blood !!
tranfusi diberi dgn tetesan pelan dan diberikan
furosemid sebelum transfusi
27
28. 28
Anemia mikrositer
hipokrom
Besi serum
menurun normal
TIBC ↗
feritin↙
TIBC↙
Feritin N/↗
Besi sumsum
tlg negatif
Besi sumsum
tulang positif
Anemia
def. besi
Anemia akibat
penyakit kronik
Feritin normal
Elektroforesis
HB
Ring
sideroblastik
dlm sumsum
tulangHb A2↗
HbF↗
Thalassemia
beta
Anemia
sideroblastik
30. 30
Anemia normositik
normokrom
retikulosit
Normal/ menurun
Sumsum tulang
hipoplas
tik
displastik infiltrasi normal
A.
aplastik
Anemia pd
sindrom
mielodisplas
tik
Limfoma
kanker
Anemia
mieloptisik
Faal hati, faal
ginjal, faal
tiroid, penyakit
kronik
Anemia pd GGK,
penyakit hati
kronik, hipotiroid,
penyhakit kronik
Tumor
ganas
hematologi
(leukemia
akut,
mieloma)
Anemia pd
leukemia
akut,
mieloma
31. 31
Anemia makrositer
retikulosit
meningkat Normal/ menurun
Riw.
Perdaraha
n akut
An. Pasca
perdarahan
akut
An. Def. B 12,
asam folat dlm
terapi
Sumsum
tulang
megaloblastik
Faal hati, faal
tiroid,
displastik
Anemia pd
hipotiroid, peny.
Hati, sindr.
mielodisplastik
Non
megaloblastik
B 12
serum
rendah
Asam folat
rendah
An. Def. B
12
An. Def.
asam
folat