Dokumen tersebut membahas kerjasama antara Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik, termasuk pengelolaan sistem kesehatan hewan akuatik, tren penyakit baru, dan evaluasi kinerja layanan kesehatan hewan akuatik menurut standar OIE.
Pengelolaan Sistim Kesehatan Hewan Akuatik - Dukungan Kerjasama PDHI dan KKP, 20 Juli 2020
1. 9/21/2020 1
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Pengelolaan Sistim Kesehatan
Hewan Akuatik
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Ketua 2 Pengurus Besar
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
2. 9/21/2020 2
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Tren global penyakit hewan akuatik
& ancaman munculnya penyakit baru
• Penyebaran penyakit adalah ancaman yang paling ditakuti
terhadap akuakultur. Ini adalah masalah keprihatinan global
dengan meningkatnya perdagangan dan lalulintas hewan akuatik
hidup dan produknya di perbatasan suatu negara.
• Faktor-faktor yang mengarah pada ditemukannya penyakit baru &
baru muncul (emerging aquatic animal diseases):
• Meningkatnya produksi akuakultur melalui translokasi hewan hidup yang
dibudidayakan atau pengapalan telur ke destinasi yang baru.
• Perluasan kisaran “baru” spesies hewan akuatik yang diternakkan seperti
Atlantic halibut, Arctic char, sablefish, Atlantic cod, krustasea, moluska.
• Pendekatan produksi baru seperti multi-trofik akuakultur terintegrasi.
• Meningkatnya upaya diagnostik & surveilans semakin meningkatkan
penyakit yang ditemukan (dengan teknologi yang lebih baik).
3. 9/21/2020 3
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
OIE: Kita gagal mengendalikan penyebaran
banyak penyakit baru dan yang muncul
• Crayfish plague
• Chytrid fungus
• Anguillicoliodes crassus
• Shrimp pathogens
• Epizootic ulcerative syndrome
• New variant oyster herpes virus
• Tilapia lake virus
Mengapa?
Sumber: Peeler & Ernst (Cefas)
4. 9/21/2020 4
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Banyak penyakit hewan akuatik yang
muncul tidak dilaporkan ke OIE
• Faktor utama untuk patogen
mudah berkembang dan sulit
dihentikan dan dieradikasi:
– Mudah menyebar melalui air
– Keberadaan satwa liar yang
dapat membawa patogen
– Banyak peternakan
akuakultur terhubung dengan
air terbuka
Apa penyebab tidak dilaporkan (under-reporting)?
Sumber: Peeler & Ernst (Cefas)
5. 9/21/2020 5
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Banyak penyakit hewan aquatik yang
muncul tidak dilaporkan ke OIE
• Kurangnya infrastruktur kesehatan hewan akuatik
➢ Infrastruktur kesehatan hewan akuatik belum tumbuh
untuk mengimbangi akuakultur
➢ Hambatan dalam deteksi dan manajemen wabah
penyakit
• Respon internasional terhadap munculnya penyakit
➢ Respon internasional untuk melaporkan munculnya
penyakit sebagian besar terbatas akibat restriksi
perdagangan dari daerah yang tertular penyakit
➢ Mau tidak mau tercipta disinsentif untuk pelaporan
penyakit Sumber: Peeler & Ernst (Cefas)
6. 9/21/2020 6
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Komponen kunci pengelolaan sistem
kesehatan hewan akuatik nasional
• Otoritas kompeten (Competent authority)
• Dukungan legislasi (Legislative support)
• Dewan Penasehat Nasional (National Advisory Committee)
• Daftar penyakit nasional (National list of diseases)
• Surveilans dan pelaporan penyakit (Surveillance and diseaes
reporting)
• Kesiapsiagaan darurat dan perencanaan kontijensi (Emergency
preparedness and contingency planning)
• Karantina dan sertifikasi Kesehatan (Quarantine and health
certification)
• Analisis risiko impor (Import risk analysis)
• Zona dan kompartementalisasi (Zoning and compartmentalization)
7. 9/21/2020 7
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Standar OIE yang penting untuk mendukung
perdagangan hewan dan produk hewan akuatik
• Surveilans kesehatan hewan akuatik (Aquatic animal health surveillance)
– Chapter 1.4.
• Analisis risiko impor (Import risk analysis) – Chapter 2.1.
• Aplikasi Kompartemetalisasi (Application of compartementalisation) –
Chapter 4.2.
• Kriteri penilaian keamanan komoditi hewan akuatik (Criteria to assess the
safety of aquatic animal commodities) – Chapter 5.4.
• Monitoring jumlah dan pola penggunaan agen antimikroba pada hewan
akuatik (Monitoring of the quantities and usage patterns of antimicrobial
agents used in aquatic animals) – Chapter 6.3.
• Pengembangan dan harmonisasi program surveilans dan monitoring
resistensi antimikroba nasional untuk hewan akuatik (Development and
harmonisation of national antimicrobial resistance surveillance and
monitoring programmes for aquatic animals) – Chapter 6.4.
8. 9/21/2020 8
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Pengelolaan penyakit lintas batas
(Transboundary emerging diseases)
• Penyakit baru muncul secara regular di akuakultur – beberapa
adalah sama sekali baru dan banyak yang mempunyai dampak
bencana bagi akuakultur, perikanan, dan lingkungan.
• Pengelolaan penyakit yang baru muncul menghadapi tantangan-
tantangan tertentu disebabkan karena kurangnya pemahaman
tentang: epidemiologi, distribusi dan dampak potensial, lemahnya
uji diagnostik dan alat pengobatan, serta keperluan membuat
keputusan manajemen meski dalam keterbatasan pengetahuan.
• Diperlukan peningkatan pemahaman tentang: ancaman penyakit
hewan akuatik, pemicu penyakit muncul, rute penyebaran dan
dampak penyakit, serta perbaikan pendekatan terhadap respon
penyakit baru muncul.
9. 9/21/2020 9
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Apa yang bisa kita lakukan terhadap
biosekuriti di akuakultur?
Penyakit Risk assessment Standar Tindakan
biosekuriti
Penyakit-penyakit
penting secara
internasional
Dilakukan oleh OIE,
berdasarkan bukti-
bukti saintifik
Standar global Berlanjut
Penyakit-penyakit
penting secara
nasional
Dilakukan oleh
setiap negara,
berdasarkan bukti-
bukti saintifik
Konsensus
internasional
dan domestik
Berlanjut
Penyakit baru
muncul dengan
informasi tidak
memadai
Dilakukan oleh
setiap negara
berdasarkan
informasi yang tepat
Respon cepat
oleh otoritas
kompeten
Sementara
10. 9/21/2020 10
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Pernyataan produksi PT Bibit Unggul
bebas dari 9 penyakit daftar OIE
Pulau Lombok,
Indonesia
Lokasi Nucleus Breeding Centre (NBC) dan
Broodstock Multiplication Centre and Shadow NBC
• Delegasi Indonesia ke OIE
menyatakan bahwa pembibitan
dan fasilitas broodstock
produksi PT Bibit Unggul
(Global Gen) memenuhi
persyaratan sebagai
‘kompartemen’, seperti yang
ditentukan dalam Chapter
4.1. dan 4.2. OIE Aquatic
Animal Health Code, bebas
dari 9 penyakit daftar OIE
atau patogen penting udang
penaeid secara regional, per
tanggal 21 Februari 2013.
11. 9/21/2020 11
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Evaluasi “OIE Performance of
Aquatic Animal Health Services”
I. HUMAN, PHYSICAL AND FINANCIAL RESOURCES
• I-1 Professional and technical staffing of the
Veterinary Services or Aquatic Animal Health Services
• I-2 Competencies of veterinarians or aquatic animal
professionals, and other technical personnel
• I-3 Continuing education
• I-4 Technical independence
• I-5 Stability of structures and sustainability of policies
• I-6 Coordination capability of the Veterinary Services
or Aquatic Animal Health Services
• I-7 Physical resources
• I-8 Operational funding
• I-9 Emergency funding
• I-10 Capital investment
• I-11 Management of resources and operations
12. 9/21/2020 12
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Evaluasi “OIE Performance of
Aquatic Animal Health Services”
II. TECHNICAL AUTHORITY AND CAPABILITY
• II-1 Laboratory diagnosis
• II-2 Laboratory quality assurance
• II-3 Risk analysis
• II-4 Quarantine and border security
• II-5 Epidemiological surveillance and early detection
• II-6 Emergency response
• II-7 Disease prevention, control and eradication
• II-8 Food safety
• II-9 Veterinary medicines and biologicals
• II-10 Residue testing
• II-11 Aquatic animal feed safety
• II-12 Traceability
• II-13 Welfare of farmed fish
13. 9/21/2020 13
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Evaluasi “OIE Performance of
Aquatic Animal Health Services”
III. INTERACTION WITH INTERESTED
PARTIES
• III-1 Communication
• III-2 Consultation with interested parties
• III-3 Official representation
• III-4 Accreditation/authorization
/delegation
• III-5 Veterinary statutory body and other
professional authorities
• III-6 Participation of producers and other
interested parties in joint programmes
14. 9/21/2020 14
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Evaluasi “OIE Performance of
Aquatic Animal Health Services”
IV. ACCESS TO MARKETS
• IV-1 Preparation of legislation and
regulations
• IV-2 Implementation of legislation and
regulations and compliance thereof
• IV-3 International harmonisation
• IV-4 International certification
• IV-5 Equivalence and other types of sanitary
agreements
• IV-6 Transparency
• IV-7 Zoning
• IV-8 Compartmentalisation
15. 9/21/2020 15
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Contoh: hasil “diagnostik” OIE PVS
global yang relevan dengan AAHS
• Rantai komondo nasional tidak memadai;
• Lemahnya organisasi sektor swasta;
• Utamanya didorong sektor ekspor dengan sedikit perhatian
ke pasar domestik dan akses pasar;
• Kegagalan dalam mengendalikan obat hewan (veterinary
drugs) dan pengembangan layanan veteriner sektor swasta
dan/atau aquatic animal health services;
• Terbatasnya fasilitas training kesehatan hewan akuatik;
• Sedikit atau tidak ada training ‘pre-graduate’ kesehatan
hewan akuatik. Sumber: Schneider H. 2011
16. 9/21/2020 16
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
OIE PVS Pathway – Elemen Program
Lanjutan (Further program elements)
OIE PVS Gap Analysis – Costing Tool
the “prescription” (rekomendasi)
OIE PVS Specific Activities – Program pendukung
the “treatment” (solusi)
OIE PVS Follow-Up Missions
Belum ada dari program-program ini dilakukan untuk
Aquatic Animal Health Services (AAHS)
17. 9/21/2020 17
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
OIE PVS Specific Activities
OIE PVS
Veterinary
Legislation
Support
Programme
OIE PVS
Laboratory
Mission
18. 9/21/2020 18
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Edukasi veteriner (termasuk untuk
hewan akuatik)
19. 9/21/2020 19
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Veterinary Statutory Body (VSB)
Twinning Project
• Veterinary Statutory Bodies
(VSB) meregulasi dokter
hewan (dan para-professional
veteriner)
20. 9/21/2020 20
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Organisasi Dokter Hewan Akuatik
Dunia – Apa itu WAVMA?
• World Aquatic Veterinary Medical Association (WAVMA)
mengatur program pendidikan kedokteran hewan di kongres
World Veterinary Association (WVA) sejak 2005 dan aliran
akuatik pada kongres World Small Animal Veterinary
Medical Association (WSAVA) sejak 2015.
• Melalui afiliasi ini, WAVMA berhasil membangun jembatan
dengan banyak sekali organisasi veteriner dan non-veteriner
di seluruh dunia, termasuk OIE dan FAO.
• Sebagai konsekuensi, WAVMA telah mempromosikan
kedokteran hewan akuatik di dalam profesi dokter hewan,
tetapi juga kepada mereka yang berada di luar profesi.
21. 9/21/2020 21
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Program “Cert-AQVP”
• WAVMA mengimplementasikan suatu program Sertifikasi
Dokter Praktisi Hewan Akuatik (Certified Aquatic
Veterinary Practitioner/Cert-AqVP).
• Tujuannya adalah memberikan mandat kepada dokter
hewan yang baru lulus untuk memperoleh pengetahuan inti
yang memadai atau Hari 1 pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman (Day 1 knowledge, skills and experience/KSE),
sehingga kompetan untuk praktik kedokteran hewan akuatik
dengan berbagai jenis spesies akuatik (seperti mamalia
akuatik, reptil, amfibi, finfish, krustasea dan moluska).
22. 9/21/2020 22
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Persyaratan kompetensi untuk Dokter
Hewan Praktisi Akuatik Bersertifikasi (1)
• Anatomi dan fisiologi hewan akuatik
• Evaluasi lingkungan (kualitas air) yang mempengaruhi
kesehatan hewan akuatik
• Struktur dan fungsi Industri, termasuk akuakultur komersial
(budidaya makanan laut dan ikan hias)
• Sumberdaya alam (liar) akuakultur dan ornamental (hewan
peliharaan) dan publik akuaria
• Patobiologi dan epidemiologi penyakit-penyakit hewan akuatik
yang penting
• Teknik diagnostik klinik veteriner dan teknologi untuk penilaian
penyakit-penyakit hewan akuatik yang penting
Sumber: Scarfe A.D. 2011.
23. 9/21/2020 23
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Persyaratan kompetensi untuk Dokter
Hewan Praktisi Akuatik Bersertifikasi (2)
• Ketersediaan dan penggunaan yang tepat dari agen terapeutik
dan biologik (obat, vaksin dan bakterin) untuk pencegahan,
pengendalian dan pengobatan penyakit-penyakit hewan
akuatik yang penting
• Kesehatan masyarakat, penyakit zoonotik dan aspek
keamanan makanan laut yang relevan dengan kedokteran
hewan akuatik
• Legislasi, regulasi dan standar-standar international,
nasional/federasi, negara bagian/provinsi dan lokal yang
mempengaruhi praktik-praktik kedokteran hewan akuatik
• Prinsip-prinsip kesejahteraan hewan akuatik
Sumber: Scarfe A.D. 2011.
24. 9/21/2020 24
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Program Pendidikan dokter hewan
akuatik untuk mendukung AAHS
• Beberapa negara telah menginisiasi progam pendidikan dan training
dengan fokus pada isu-isu terkait kesehatan hewan akuatik yang
berkontribusi langsung bagi efektivitas AAHS, atau kementerian/
badan yang punya otoritas pengaturan atas kesehatan hewan akuatik
dan penyakit.
• Untuk mengatasi masalah kurangnya sumberdaya untuk
memperkerjakan dokter hewan, beberapa negara mengembangkan
kemitraan pemerintah-swasta dimana otoritas veteriner memanfaatkan
dokter hewan praktik untuk menjalankan beberapa kegiatan regulator
resmi mewakili pemerintah.
• Untuk memastikan pelaksanaan fungsi yang didelegasikan tersebut,
beberapa negara mengembangkan program yang disebut: National
Veterinary Accreditation Programmes (NVAPs), termasuk Australia,
Kanada dan Amerika Serikat.
25. 9/21/2020 25
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Program Pendidikan dokter hewan
akuatik di Uni Eropa
• Di Uni Eropa, Dokter hewan pemerintah menjalankan fungsi
regulasi kurang lebih ekuivalen dengan akreditasi dokter hewan
melalui NVAP yang lain.
• Negara-negara yang memanfaatkan NVAP memerlukan dokter
hewan untuk menyelesaikan pendidikan dan training khusus
sebelum ditugaskan sebagai regulator yang bertanggung jawab
untuk menginspeksi, memonitor, melaporkan dan mensertifikasi
status Kesehatan atau penyakit hewan akuatik
• Tanggung jawab ini biasanya dikodifikasi dalam peraturan, dan
dokter hewan terakreditasi bertanggung jawab untuk memenuhi
tugasnya secara benar dan berisiko kehilangan akreditasi mereka
(dan berpotensi kehilangan lisensi untuk praktik kedokteran
hewan) jika lalai dalam memenuhi tugas resmi mereka
26. 9/21/2020 26
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Modul pendidikan dokter hewan
akuatik di Kanada (a) dan AS (b)
• Pengenalan Program Nasional Kesehatan Hewan Akuatik (a)
• Pencegahan Penyakit dan Biosekuriti Akuakultur (b)
• Regulasi dan Sertifikasi Kesehatan untuk Akuakultur (b)
• Penyakit Hewan Akuatik dan Aktivitas Pengaturan Terkait (b)
• Program Sertifikasi Ekspor dan Penerapannya (a)
• Program Impor Kesehatan Hewan Akuatik (a)
• Prosedur praktik ‘On Site’ (a)
• Kompartementalisasi (a)
• Identifikasi Peternakan Akuatik (AquaPiq) dan Pengetahuan
Hewan Akuatik (a)
• Penerimaan Notifikasi Wajib dan Penyelesaian Peternakan
Akuatik (a) Sumber: Scarfe A.D. 2011.
27. 9/21/2020 27
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Apa yang diperlukan untuk memperkuat sistim
pengelolaan kesehatan hewan akuatik?
• Status penyakit hewan akuatik di Indonesia
• Training dokter hewan dan professional kesehatan hewan
akuatik (aquatic animal health professional)
• Tindakan biosekuriti
• Kapasitas diagnostik dan akreditas laboratorium
• Definisi kasus dan sistim notifikasi
• Rantai komando yang jelas
• Ketahui agen, penyakit dan faktor risiko
• Strategi komunikasi risiko
• Kemitraan pemerintah dan sektor swasta
• Tindakan pengendalian
28. 9/21/2020 28
Sumbangan pemikiran untuk kerjasama Perhimpunan Dokter
Hewan Indonesia (PDHI) dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) di bidang kesehatan hewan akuatik
Jakarta, 20 Juli 2020
Terima kasih