Dokumen tersebut membahas tentang analisis risiko dalam epidemiologi veteriner dengan fokus pada penyakit hewan lintas batas. Dokumen menjelaskan konsep analisis risiko, komponen-komponen analisis risiko termasuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko, serta contoh-contoh penerapannya dalam konteks impor hewan dan produk hewan.
2. Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner
oleh drh. Rian Hari Suharto, M.Sc.
Untuk mengakses versi terbaru, klik di sini.
Versi Tanggal Perubahan
1.0 27-11-2022 Versi awal
1.01 02-12-2022 Perbaikan tata bahasa dan penambahan contoh dokumen analisis risiko di bagian Referensi.
3. Analisis risiko bertujuan untuk menilai dan
menangani potensi munculnya peristiwa yang
tidak diinginkan.
Metode ini digunakan dalam berbagai bidang,
misalnya bisnis, manajemen proyek, dan dalam
epidemiologi veteriner, untuk menganalisis risiko
masuk dan tersebarnya penyakit hewan lintas
batas (transboundary animal diseases).
RISIKO
analisis
analisis
analisis
analisis
Pendahuluan
4. Pendahuluan → Penyakit Hewan Lintas Batas
Penyakit hewan lintas batas (PHLB)
adalah penyakit pada hewan yang
penularannya melintasi batas-batas
negara dengan mudah dan cepat, serta
memiliki dampak buruk yang signifikan.
5. 1. disebabkan oleh infeksi
patogen atau parasit
3. media pembawa penyakit
(komoditas) dapat melintasi
batas-batas negara atau area
4. penyakit dapat mewabah dan
secara signifikan memengaruhi
kondisi ekonomi, sosial,
dan/atau kesehatan masyarakat
5. untuk mengendalikan dan memberantas penyakit, perlu kerja sama antarnegara
Suatu penyakit hewan disebut sebagai PHLB jika
2. agen penyebab dapat terbawa
oleh hewan, produk hewan,
atau media pembawa lainnya
Pendahuluan → Penyakit Hewan Lintas Batas
6. Apa saja penyakit yang digolongkan sebagai PHLB?
Tidak ada daftar PHLB yang baku karena setiap daerah
dan negara punya masalah penyakit hewan menular
sendiri-sendiri.
Meskipun demikian, untuk memastikan transparansi
situasi dan pengendalian penyakit hewan secara
global, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH)
menyusun daftar penyakit yang informasi kasusnya
wajib dilaporkan oleh negara-negara anggotanya.
Per tahun 2022, ada 120 penyakit, infeksi, dan infestasi
yang ditetapkan oleh WOAH.
Klasifikasi Hewan Jumlah
Hewan
terestrial
Multispesies 25
Sapi 12
Kambing dan domba 11
Kuda 11
Babi 6
Kelinci 2
Burung 14
Lebah 6
Lain-lain 3
Hewan
akuatik
Ikan 10
Moluska 7
Krustasea 10
Amfibi 3
Jumlah penyakit WOAH 120
Pendahuluan → Penyakit Hewan Lintas Batas
7. No Istilah Dasar hukum Apa yang dilakukan
Penetapan jenis
penyakit
Jumlah
penyakit
1 Hama dan penyakit hewan
karantina (HPHK)
UU 21/2019 tentang
Karantina Hewan, Ikan,
dan Tumbuhan
Dicegah masuk, tersebar,
dan keluar dari Indonesia
Kepmentan No.
3238/Kpts/PD.
630/9/2009
121
2 Hama dan penyakit ikan
karantina (HPIK)
KepmenKP No.
17/2021
47
3 Penyakit hewan menular
strategis (PHMS)
UU 18/2009 dan
UU 41/2014 tentang
Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Diprioritaskan dalam
pengendalian dan
penanggulangan
Kepmentan No.
4026/Kpts./OT.
140/3/2013
25
4 Zoonosis prioritas Kepmentan No.
237/Kpts/PK.
400/M/3/2019
15
Di Indonesia, pemerintah menetapkan empat daftar PHLB dengan keperluan yang berbeda-beda
Pendahuluan → Penyakit Hewan Lintas Batas
8. → Contoh Analisis Risiko
Setelah menyelesaikan kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu membaca
dan memahami dengan baik
▹ hasil analisis risiko yang dipublikasikan oleh para peneliti dan akademisi,
maupun
▹ dokumen analisis risiko yang disusun oleh pemerintah suatu negara.
Pendahuluan
9. → Contoh Analisis Risiko
Pendahuluan
Nama penyakit Negara/area yang dimasuki media pembawa
Jenis media pembawa penyakit
11. Prinsip Analisis Risiko
Sebelum membahas analisis risiko, konsep tentang
bahaya (hazard) dan risiko (risk), serta alasan dan
manfaat analisis risiko harus dipahami terlebih dahulu.
12. Prinsip Analisis Risiko → Bahaya dan Risiko
Bahaya
Sesuatu yang punya potensi
buruk, merugikan, dan/atau
tidak diinginkan.
Risiko
Peluang kemunculan dan
dampak yang ditimbulkan
oleh suatu bahaya
Kemungkinan, peluang, atau
kesempatan
(likelihood, probability, chance)
Dampak, efek,
atau konsekuensi
(consequence)
Dalam statistika, likelihood dan probability merupakan dua hal yang berbeda.
Dalam analisis risiko ini, likelihood dan probability dianggap sama.
&
Risiko memiliki
dua komponen
Catatan
14. Analisis Risiko Impor
Ada beberapa jenis analisis risiko yang berkaitan
dengan ilmu kedokteran hewan.
▹ Analisis risiko impor
▹ Analisis risiko satu kesehatan
▹ Analisis risiko penyakit satwa liar
▹ Penilaian risiko wabah penyakit hewan
▹ Penilaian risiko keamanan pangan
▹ Penilaian risiko resistansi antimikroba
Prinsip Analisis Risiko →
15. Apakah aku
membawa
penyakit?
Globalisasi meningkatkan arus lalu lintas orang dan barang,
termasuk komoditas perdagangan (hewan, produk hewan, dsb)
baik dari satu negara ke negara lain (ekspor–impor), maupun
dari satu area ke area lain di dalam suatu negara (domestik).
Perpindahan komoditas tersebut perlu dijaga agar tidak disertai
dengan perpindahan PHLB.
Analisis risiko impor dilakukan oleh negara-negara pengimpor
untuk melindungi kesehatan masyarakat, kesehatan hewan,
dan kesehatan lingkungan mereka.
Analisis Risiko Impor
Prinsip Analisis Risiko →
16. Analisis risiko impor dilakukan ketika
▹ standar/rekomendasi internasional tidak ada atau dianggap tidak memuaskan
▹ risiko suatu bahaya belum diketahui dengan jelas:
▸ suatu negara pertama kali mengimpor produk atau spesies baru
▸ suatu negara pertama kali mengimpor dari negara atau zona baru
▹ risiko suatu bahaya berubah:
▸ status kesehatan hewan dari suatu negara atau zona mengalami perubahan
Analisis Risiko Impor
Prinsip Analisis Risiko →
17. Analisis Risiko Impor
Prinsip Analisis Risiko →
Unsur
kedokteran
Tingkat individual (klinis) Tingkat populasi (epidemiologis)
Diagnosis
penyakit
Anamnesis, pemeriksaan fisik/klinis,
pemeriksaan penunjang, pemeriksaan
laboratoris
Investigasi/penyidikan:
- deteksi (keberadaan penyakit)
- kuantifikasi (distribusi penyakit)
- determinan (faktor risiko penyakit)
Penanganan
penyakit
Medikasi (simtomatif, suportif, kuratif),
pembedahan, rehabilitasi
Pengendalian dan penanggulangan
Pencegahan
penyakit
Kedokteran preventif: diet sehat,
higiene dan sanitasi, penguatan imun
Analisis risiko impor
Peran analisis risiko impor dalam bidang kedokteran: pencegahan penyakit pada tingkat populasi.
18. Untuk melakukan analisis risiko, diperlukan pemahaman
mengenai berbagai bidang ilmu kedokteran hewan, di
antaranya mikrobiologi, parasitologi, patologi, diagnosis
klinis dan laboratoris, kesehatan masyarakat veteriner, dan
epidemiologi.
Selain itu, ilmu komunikasi, statistika, serta pemahaman
tentang kebijakan publik dan sosioekonomi masyarakat juga
diperlukan untuk menyusun analisis risiko yang berkualitas.
Analisis Risiko Impor
Prinsip Analisis Risiko →
19. Identifikasi Bahaya
Menentukan
ada atau tidaknya bahaya
Penilaian Risiko
Menilai seberapa besar peluang
terjadinya bahaya dan seberapa
besar dampak bahaya bila terjadi
Manajemen Risiko
Menurunkan risiko
serendah mungkin
Komunikasi Risiko
Mengomunikasikan proses analisis risiko
kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Komponen Analisis Risiko
Menurut WOAH, terdapat empat komponen dalam melakukan analisis risiko impor:
20. Komponen Analisis Risiko → Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya merupakan proses kategorisasi
apakah agen penyebab penyakit yang terbawa oleh
suatu komoditas dinilai membahayakan negara
pengimpor atau tidak.
▹ Jika suatu agen digolongkan sebagai bahaya,
analisis risiko dilanjutkan.
▹ Jika suatu agen tidak dianggap sebagai bahaya,
analisis risiko selesai.
Bahaya
Bahaya
Bukan bahaya
Bahaya
Bahaya
Bukan bahaya
21. Media
pembawa
Agen penyebab penyakit yang
terbawa
Contoh: prion tidak
terbawa susu, virus
PMK tidak terbawa
embrio sapi.
Komponen Analisis Risiko → Identifikasi Bahaya
1. Tentukan jenis media pembawa
penyakit yang akan dianalisis.
2. Tentukan agen penyebab atau penyakit
(bisa satu saja atau banyak penyakit).
Apakah agen atau penyakit tersebut
benar-benar dapat dibawa atau
ditularkan oleh media pembawa?
Bukan
bahaya Tidak
ke halaman selanjutnya
Ya
Metode produksi atau pemrosesan dapat
mengeliminasi agen tertentu.
Langkah identifikasi bahaya:
22. 3. Cari tahu keberadaan penyakit
di negara asal dan di negara tujuan
tidak ada
di negara asal
ada di negara asal,
ada di negara tujuan
ada di negara asal,
tidak ada di negara tujuan
Bahaya
Bukan bahaya
4. Apakah di negara tujuan:
(a) ada zona bebas penyakit?
(b) prevalensi penyakit rendah?
(c) ada program pengendalian
dan/atau pemberantasan penyakit?
(d) ada galur (strain), subtipe, atau
varian yang kurang patogen
dibandingkan di negara asal?
Bahaya
Semua
tidak
Bukan bahaya
Salah satu:
Ya
Komponen Analisis Risiko → Identifikasi Bahaya
23. No Nama penyakit
Agen dapat
terbawa?
Ada di
negara
asal?
Ada di
negara
tujuan?
Ada zona bebas,
prevalensi rendah,
atau pengendalian
di negara tujuan?
Ada galur atau
varian lebih
virulen di
negara asal?
Baha
ya?
1 Penyakit A Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak
2. Penyakit B Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak
3. Penyakit C Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak
4. Penyakit D Ya Ya Tidak Ya Ya Ya
5. Penyakit E Ya Ya Ya Ya Tidak Ya
6. Penyakit F Ya Ya Ya Tidak Ya Ya
Contoh: Tabel identifikasi bahaya impor hewan dari negara X ke negara Y:
Komponen Analisis Risiko → Identifikasi Bahaya
24. No Nama penyakit
Agen dapat
terbawa?
Ada di
negara
asal?
Ada di
negara
tujuan?
Ada zona bebas,
prevalensi rendah,
atau pengendalian
di negara tujuan?
Ada galur atau
varian lebih
virulen di
negara asal?
Baha
ya?
1 Anaplasmosis Ya Ya Ya Ya Tidak ?
2. Penyakit lidah biru Ya Ya Ya Tidak Tidak ?
3. Penyakit mulut dan kuku Ya Tidak Ya Ya Tidak ?
4. Penyakit Newcastle Tidak Ya Ya Ya Tidak ?
5. Sistiserkosis Ya Ya Ya Ya Tidak ?
Latihan. Tabel identifikasi bahaya impor sapi potong dari Australia ke Indonesia.
Komponen Analisis Risiko → Identifikasi Bahaya
25. Informasi yang perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam
melakukan identifikasi bahaya:
▹ Keberadaan dan survivabilitas agen penyakit pada hewan,
produk hewan, atau media pembawa lain yang diimpor.
▹ Status dan situasi penyakit di negara asal dan negara tujuan,
termasuk zona dan kompartemen bebas.
▹ Program pengendalian dan/atau pemberantasan penyakit
yang dilakukan oleh otoritas dan layanan veteriner.
▹ Perbedaan galur, subtipe, atau varian agen penyakit di negara
asal dan negara tujuan.
Komponen Analisis Risiko → Identifikasi Bahaya
26. Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan proses menilai besarnya risiko yang berhubungan dengan bahaya.
Penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif (dengan skala kualitas) atau secara kuantitatif
(dengan angka atau skala numerik).
Baik penilaian kualitatif maupun kuantitatif sama-sama valid. Pada prinsipnya, penilaian harus
didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia dan sesuai dengan pemikiran ilmiah saat ini.
Penilaian kualitatif Penilaian kuantitatif
Komponen Analisis Risiko →
27. Sebagai contoh, berikut enam tingkatan skala kualitas yang dipakai oleh Biosecurity Australia
dan oleh berbagai dokumen analisis risiko di Indonesia.
No. Skala kualitas Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa
1. Tinggi sangat mungkin terjadi
2. Sedang seimbang dengan tidak terjadi
3. Rendah mungkin tidak terjadi
4. Sangat rendah sangat mungkin tidak terjadi
5. Ekstrem (amat sangat) rendah sangat sangat mungkin tidak terjadi
6. Dapat diabaikan hampir pasti tidak terjadi
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko →
28. Sejumlah analisis risiko menggunakan penilaian semikuantitatif.
Contoh:
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko →
No. Skala kualitas Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa
1. Tinggi >0,7 – 1
2. Sedang >0,3 – 0,7
3. Rendah >0,05 – 0,3
4. Sangat rendah >0,001 – 0,05
5. Ekstrem (amat sangat) rendah >10–6
– 0,001
6. Dapat diabaikan >0 – 10–6
30. Penilaian pemasukan
Seberapa besar kemungkinan
patogen tidak terdeteksi, lolos,
dan masuk ke negara tujuan
Penilaian pendedahan
Seberapa besar kemungkinan
patogen mendedah inang
rentan di negara tujuan
Penilaian dampak
Seberapa besar dampak
jika patogen tersebar
di negara tujuan
Estimasi risiko
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko →
31. Penilaian risiko bersifat fleksibel, disesuaikan dengan keperluan
pihak yang melakukan analisis dan untuk menyesuaikan dengan
situasi nyata yang kompleks.
Tidak ada satu cara penilaian risiko yang terbukti dapat diterapkan
dalam semua situasi. Cara yang berbeda mungkin cocok untuk
situasi yang berbeda.
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko →
32. 1. Buat pohon skenario berupa alur tapak yang menguraikan
tahapan/langkah/nodus yang dilalui oleh media pembawa
penyakit
a. di negara/area asal (untuk penilaian pemasukan)
b. di negara/area tujuan (untuk penilaian pendedahan)
Peristiwa awal
Peristiwa
selanjutnya
Peristiwa
selanjutnya
… … … …
Contoh pohon skenario:
Cara melakukan penilaian pemasukan dan pendedahan:
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
33. 2. Lakukan penilaian untuk setiap langkah/tahapan/nodus
secara kualitatif atau secara kuantitatif.
a. Dalam melakukan penilaian, pertimbangkan faktor
biologis, faktor komoditas, dan faktor negara.
b. Kumpulkan data/informasi selengkap dan seakurat
mungkin untuk meminimalkan ketidakpastian.
Cara melakukan penilaian pemasukan dan pendedahan:
Peristiwa awal
Peristiwa
selanjutnya
Peristiwa
selanjutnya
Kemungkinan
tinggi
Kemungkinan
rendah
Kemungkinan
0,95 = 95%
Kemungkinan
0,05 = 5%
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
34. Kemungkinan terjadinya
suatu peristiwa sehingga
bahaya akan masuk atau
mendedah
Tidak ada
risiko
Kemungkinan
peristiwa
selanjutnya
Tidak ada
risiko
Kemungkinan
peristiwa
selanjutnya
Tidak ada
risiko
Bahaya
masuk/
mendedah
Contoh struktur pohon skenario yang digunakan untuk membantu
proses penilaian pemasukan dan penilaian pendedahan.
Setiap kotak tahapan (bingkai merah) mendeskripsikan peristiwa
yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu bahaya untuk masuk
atau mendedah di negara tujuan. Kotak-kotak tersebut memiliki
kemungkinan yang dinilai secara kualitatif atau kuantitatif.
Peristiwa
terjadi
Peristiwa
tidak terjadi
Seberapa
besar?
Peristiwa
terjadi
Peristiwa
tidak terjadi
Peristiwa
terjadi
Peristiwa
tidak terjadi
K1
K2
K3
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
36. 3. Gabungkan hasil penilaian setiap tahapan, apakah alur
tapak (pathway) yang ditempuh oleh bahaya berupa
a. pengurangan risiko (perkalian hasil penilaian), atau
b. penambahan risiko (penjumlahan hasil penilaian).
Cara melakukan penilaian pemasukan dan pendedahan:
… S
T
… R
S
…
T R
Perkalian
(risiko
berkurang)
Penjumlahan
(risiko bertambah)
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
39. Kombinasi
kemungkinan
Kemungkinan 2
Tinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah
Amat Sangat
Rendah
Dapat
Diabaikan
Tinggi T S R SR ASR DD
Sedang S R R SR ASR DD
Rendah R R SR SR ASR DD
Sangat
Rendah
SR SR SR ASR ASR DD
Amat Sangat
Rendah
ASR ASR ASR ASR DD DD
Dapat
Diabaikan
DD DD DD DD DD DD
Matriks/tabel perkalian kemungkinan pemasukan dan kemungkinan pendedahan.
Kemungkinan
1
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
40. Tabel penjumlahan risiko parsial
Hasil penilaian risiko parsial
Risiko
keseluruhan
Salah satu risiko parsial adalah “tinggi” Tinggi
Lebih dari satu risiko parsial adalah “sedang” Tinggi
Salah satu risiko parsial adalah “sedang” dan setiap risiko parsial yang lainnya adalah “rendah” Tinggi
Salah satu risiko parsial adalah “sedang” dan risiko parsial yang lainnya tidak semuanya “sedang” Sedang
Semua risiko parsial adalah “ rendah” Sedang
Satu atau lebih risiko parsial adalah “rendah” Rendah
Semua risiko parsial adalah “sangat rendah” Rendah
Satu atau lebih risiko parsial adalah “sangat rendah” Sangat rendah
Semua risiko parsial adalah “amat sangat rendah” Sangat rendah
Satu atau lebih risiko parsial adalah “amat sangat rendah” Amat sangat rendah
Semua risiko parsial adalah “dapat diabaikan” Dapat diabaikan
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
42. Komoditas tidak
terkontaminasi bahaya
Sapi
diperah
Bahaya
yang
dianalisis
Sapi diperah,
susunya dicampur
dengan susu dari
peternakan lain
Susu dikoleksi,
dicampur dengan susu
dari peternakan lain,
dan diproses
Susu dikoleksi,
dicampur dengan susu
dari peternakan lain
Susu
diproses
Komoditas
terkontaminasi bahaya
Komoditas tidak
terkontaminasi bahaya
Komoditas tidak
terkontaminasi bahaya
Susu
diproses
Komoditas
terkontaminasi bahaya
Komoditas tidak
terkontaminasi bahaya
Komoditas
terkontaminasi bahaya
Komoditas tidak
terkontaminasi bahaya
Kawanan sapi
terinfeksi
Kawanan sapi
tidak terinfeksi
Susu tidak
terkontaminasi
Susu
terkontaminasi
Susu
terkontaminasi
Susu tidak
terkontaminasi
Contoh pohon skenario penilaian pemasukan produk susu (WOAH, 2010).
Bahaya
terinaktivasi
Bahaya tidak
terinaktivasi
Bahaya
terinaktivasi
Bahaya tidak
terinaktivasi
Bahaya
terinaktivasi
Bahaya tidak
terinaktivasi
Susu
terkontaminasi
Susu tidak
terkontaminasi
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
43. Pohon skenario penilaian pemasukan untuk kuda terkait penyakit kuda Afrika (AHS) (WOAH, 2010).
Kuda viremik
saat diimpor
Kuda tidak viremik
saat diimpor
Kuda viremik
saat diimpor
Kuda viremik
saat diimpor
Kuda tidak viremik
saat diimpor
Kuda diberi
perlakuan dengan
peralatan
terkontaminasi
Kuda tidak
viremik
Kuda
viremik
Kuda divaksin
dengan
vaksin hidup
Kuda tidak
viremik
Kuda
viremik
Virus AHS
bersirkulasi
Kuda tidak
viremik
Kuda
viremik
Kuda
terinfeksi
Musim
vektor
Bukan
musim
vektor
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
44. Pohon skenario penilaian pendedahan terkait penyakit kuda Afrika (AHS) (WOAH, 2010).
Anjing terdedah
(terpapar)
Kuda lain yang rentan
terdedah
Anjing
tidak terdedah
Kuda lain yang rentan
tidak terdedah
Kuda lain yang rentan
tidak terdedah
Kuda lain yang rentan
tidak terdedah
Kuda lain diberi
perlakuan dengan
peralatan
terkontaminasi virus AHS
tidak berpindah
virus AHS
berpindah
Penggunaan
peralatan bedah
atau jarum
peralatan
terkontaminasi
peralatan tidak
terkontaminasi
Kuda diberi
perlakuan
perlakuan
saat viremik
tidak diberi
perlakuan
saat viremik
Karkas
dibuang
Kuda viremik
saat diimpor
daging tidak
dimakan anjing
daging
dimakan anjing
mati
sebelum
imunitas
berkembang
tidak mati
sebelum
imunitas
berkembang
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
45. Sejumlah informasi perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam
melakukan penilaian kemungkinan. Informasi tersebut dibagi
menjadi
▹ Faktor biologis
▹ Faktor komoditas (media pembawa penyakit)
▹ Faktor negara (atau area)
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
46. Tahapan Faktor biologis Faktor komoditas (media pembawa) Faktor negara (atau area)
Umum Sifat agen penyebab: stabilitas,
infektivitas, virulensi, siklus hidup,
dan predileksi.
Karakteristik hewan: spesies,
rumpun, umur, kerentanan,
kekebalan.
Jumlah atau volume komoditas yang
diimpor.
Demografi: praktik (kebiasaan)
dalam pemeliharaan hewan,
interaksi manusia dengan hewan,
sosial-budaya masyarakat.
Karakteristik geografis: musim, suhu,
dsb.
Terutama
dalam
penilaian
pemasukan
Karakteristik (efektivitas dan
efisiensi) vaksin, pengujian, terapi
penyakit.
Karakteristik penyakit: masa
inkubasi, bentuk klinis dan
subklinis.
Efek pemrosesan, pengemasan,
transportasi, penyimpanan, dsb.
Kemudahan dalam terkontaminasi.
Perlakuan yang dapat menonaktifkan
agen.
Prevalensi dan insidensi penyakit di
negara asal.
Zona dan kompartemen bebas di
negara asal.
Otoritas dan layanan veteriner:
program pengendalian dan
pemberantasan penyakit.
Terutama
dalam
penilaian
pendedahan
Rantai infeksi: rute transmisi,
periode infektif, peluruhan
(shedding), dsb.
Manfaat atau tujuan: sebagai bahan
pangan, bahan baku industri, dsb.
Durasi pemeliharaan atau penyimpanan.
Perlakuan terhadap limbah
(bekas kemasan, sampah, dsb).
Keberadaan inang perantara dan
vektor di negara tujuan.
Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
47. Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
Saat melakukan penilaian risiko (menentukan tinggi, sedang, rendah, dsb),
bisa jadi informasi yang kita kumpulkan sangat berkualitas dan bisa juga
tidak berkualitas.
Kualitas data dan informasi tersebut harus diketahui oleh pembaca dalam
pernyataan “ketidakpastian” (uncertainty).
48. Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
Tingkat Ketidakpastian Deskripsi
Rendah Data dan informasi relevan dengan analisis risiko, bersifat konsisten, dan tidak
bertentangan. Tidak ada penilaian subjektif. Data yang digunakan merupakan
data yang telah dipublikasikan.
Sedang Sejumlah data dan informasi kurang/tidak lengkap, inkonsisten, dan
bertentangan. Ada penilaian subjektif yang didukung oleh bukti. Kadang
digunakan data terpublikasi dan kadang data tidak terpublikasi.
Tinggi Sebagian besar data dan informasi kurang/tidak lengkap, inkonsisten, dan
bertentangan. Ada penilaian subjektif yang tidak didukung oleh bukti. Data yang
tidak terpublikasi banyak digunakan.
Ketidakpastian suatu penilaian dapat dinyatakan dalam beberapa tingkat.
49. Penilaian Risiko → Penilaian Pemasukan & Pendedahan
Komponen Analisis Risiko →
Nodus Tahapan
Informasi yang
diperlukan
Jawaban, deskripsi, atau
bukti
Kemung
-kinan
Ketidak-
pastian
K1 Kemungkinan sapi di area
asal terinfeksi X
Data prevalensi X
di area asal
Prevalensi X = 7%
(Peneliti dkk., 2020)
Rendah Rendah
K2 Kemungkinan sapi dengan
penyakit X tidak diuji
secara laboratoris
Frekuensi dan volume
pengeluaran sapi,
prosedur lalu lintas sapi
Prosedur operasional
standar kementerian, setiap
lalu lintas diuji dengan
besaran sampel deteksi
penyakit (Instansi B, 2021)
Rendah Rendah
K3 Kemungkinan sapi dengan
penyakit X tidak terdeteksi
setelah uji laboratorium
(negatif palsu)
Sensitivitas dan
spesifisitas pengujian,
akreditasi laboratorium
Se = 98%, Sp= 99,5%
(Peneliti dkk., 2015)
Laboratorium terakreditasi
SNI ISO/IEC 17025:2017
Sangat
rendah
Rendah
Kesimpulan penilaian pemasukan = K1 x K2 x K3
Sangat
rendah
Rendah
Contoh penguraian penilaian pemasukan.
50. → → Penilaian Dampak
Penilaian dampak mengukur besarnya efek yang ditimbulkan
oleh pendedahan bahaya pada spesies rentan di negara tujuan.
Suatu penyakit mulai berdampak apabila paling tidak ada seekor
hewan (atau seorang manusia) yang terinfeksi dan kemudian
menyebarkan penyakit ke populasi rentan.
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
51. Tersebarnya suatu penyakit berdampak pada beberapa aspek kehidupan.
▸ Dampak langsung
▹ Hewan: infeksi, penyakit, dan penurunan produksi
▹ Manusia: masalah kesehatan masyarakat
▸ Dampak tidak langsung
▹ Ekonomi: biaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan
▹ Ekonomi: potensi kerugian dalam perdagangan
▹ Masalah lingkungan dan kelestarian biodiversitas
▹ Masalah sosial dan politik
→ → Penilaian Dampak
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
52. Jenis
dampak
Aspek yang dipengaruhi
Cakupan
geografis
Signifikansi
Skor
kualitatif
Langsung
Hewan: infeksi, penyakit, dan penurunan produksi ? ? A–G
Manusia: masalah kesehatan masyarakat ? ? A–G
Tidak
langsung
Ekonomi: biaya pengendalian, kerugian perdagangan ? ? A–G
Lingkungan dan kelestarian biodiversitas ? ? A–G
Sosial dan politik ? ? A–G
Hasil penilaian dampak ?
Contoh model penilaian dampak oleh Biosecurity Australia
→ → Penilaian Dampak
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
53. Dampak bahaya terhadap tingkat/cakupan geografis
Skor
Nasional Provinsi Kabupaten/kota Lokal
Sangat signifikan G
Signifikan F
Kurang signifikan/minor ← Signifikan E
Kurang signifikan/minor ← Signifikan D
Kurang signifikan/minor ← Signifikan C
Kurang signifikan/minor B
Tidak signifikan A
Cakupan geografis dampak menentukan skor kualitatif (A s.d. G)
→ → Penilaian Dampak
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
54. No. Hasil penilaian dampak
Kesimpulan
penilaian dampak
1. Ada G Ekstrem
2. Lebih dari 1 F Ekstrem
3. 1 F dan lainnya E Ekstrem
4.
1 F dan lainnya tidak
seluruhnya E
Tinggi
5. Semua E Tinggi
6. 1 atau beberapa E Sedang
7. Semua D Sedang
No. Hasil penilaian dampak
Kesimpulan
penilaian dampak
8. 1 atau beberapa D Rendah
9. Semua C Rendah
10. 1 atau beberapa C Sangat rendah
11. Semua B Sangat rendah
12. 1 atau beberapa B Dapat diabaikan
13. Semua A Dapat diabaikan
Kumpulan skor kualitatif menentukan kesimpulan penilaian dampak.
→ → Penilaian Dampak
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
55. Jenis
dampak
Aspek yang dipengaruhi
Cakupan
geografis
Signifikansi
Skor
kualitatif
Langsung
Hewan: infeksi, penyakit, dan penurunan produksi Provinsi Minor D
Manusia: masalah kesehatan masyarakat Lokal Tidak signifikan A
Tidak
langsung
Ekonomi: biaya pengendalian, kerugian perdagangan Provinsi Minor D
Lingkungan dan kelestarian biodiversitas Lokal Tidak signifikan A
Sosial dan politik Provinsi Minor D
Hasil penilaian dampak Rendah
Contoh hasil penilaian dampak.
→ → Penilaian Dampak
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
56. Informasi yang perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam
melakukan penilaian dampak:
▹ Spesies apa saja yang rentan.
▹ Morbiditas, mortalitas, sterilitas, status pembawa (carrier),
perubahan perilaku dan produktivitas, efek pada tingkat genetik.
▹ Lingkungan fisik: perubahan kualitas air dan tanah, perubahan
rantai makanan.
▹ Ekonomi: biaya pengendalian (termasuk pencegahan, surveilans,
kompensasi untuk eradikasi), hilangnya aktivitas perdagangan
(termasuk larangan lalu lintas, embargo, sanksi perdagangan,
penurunan permintaan konsumen), penurunan turisme.
▹ Sosiopolitik: keresahan masyarakat, isu politik.
→ → Penilaian Dampak
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
57. Estimasi risiko = (Penilaian pemasukan x Penilaian pendedahan) x Penilaian dampak
= Penilaian kemungkinan x Penilaian dampak
Estimasi risiko merupakan keluaran (output) dari penilaian risiko, yang menggabungkan
hasil penilaian pemasukan, pendedahan, dan dampak
ER = (Sangat Rendah x Rendah) x Rendah
= Sangat Rendah x Rendah
= Dapat Diabaikan
ER = (Sedang x Tinggi) x Tinggi
= Sedang x Tinggi
= Tinggi
Contoh
→ → Estimasi Risiko
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
58. Kombinasi
kemungkinan
Kemungkinan pendedahan
Tinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah
Amat Sangat
Rendah
Dapat
Diabaikan
Tinggi T S R SR ASR DD
Sedang S R R SR ASR DD
Rendah R R SR SR ASR DD
Sangat
Rendah
SR SR SR ASR ASR DD
Amat Sangat
Rendah
ASR ASR ASR ASR DD DD
Dapat
Diabaikan
DD DD DD DD DD DD
Kemungkinan
pemasukan
Contoh matriks/tabel perkalian kemungkinan pemasukan dan kemungkinan pendedahan
→ → Estimasi Risiko
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
59. Estimasi Risiko
Dampak
Ekstrem Tinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah
Dapat
Diabaikan
Tinggi E T S R SR DD
Sedang E T S R SR DD
Rendah T S R SR DD DD
Sangat
Rendah
S R SR DD DD DD
Amat Sangat
Rendah
R SR DD DD DD DD
Dapat
Diabaikan
SR DD DD DD DD DD
Kemungkinan
Contoh matriks/tabel perkalian kemungkinan dan dampak
→ → Estimasi Risiko
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
60. Penilaian pemasukan
= Sangat rendah
Penilaian pendedahan
= Rendah
Penilaian dampak
= Rendah
Estimasi risiko
= Dapat diabaikan
Kemungkinan
= Sangat Rendah
→ → Estimasi Risiko
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
61. Secara kuantitatif, estimasi risiko dapat berupa
▹ Perkiraan jumlah kawanan, hewan, atau orang yang
menerima dampak kesehatan dari waktu ke waktu;
▹ distribusi dari probabilitas, interval kepercayaan,
dan cara lain untuk mengungkapkan ketidakpastian
dalam perkiraan ini; dsb.
→ → Estimasi Risiko
Penilaian Risiko
Komponen Analisis Risiko
62. → Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan langkah untuk menurunkan risiko,
yang terdiri atas empat aktivitas:
1. Evaluasi risiko (risk evaluation)
2. Evaluasi pilihan (option evaluation)
3. Implementasi (implementation)
4. Pemantauan dan kaji ulang (monitoring and review)
MR
Komponen Analisis Risiko
63. → Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah membandingkan hasil estimasi risiko dengan tingkat risiko yang dapat diterima
oleh negara (atau area) pengimpor. Jika hasil estimasi risiko lebih tinggi, perlu dilakukan manajemen
risiko untuk melindungi negara pengimpor.
Contoh:
Tingkat risiko
yang dapat diterima
Tingkat risiko yang dinilai
(hasil estimasi risiko)
Tingkat risiko
yang dapat diterima
Tingkat risiko yang dinilai
(hasil estimasi risiko)
Perlu manajemen risiko Tidak perlu manajemen risiko
→
Komponen Analisis Risiko Manajemen Risiko
64. Tingkat risiko yang dapat diterima (acceptable level of risk; ALOR) ditentukan oleh negara pengimpor
sesuai dengan keperluan mereka. Contoh:
▹ Jika penyakit ada di negara pengimpor, ALOR: sangat rendah.
▹ Jika penyakit tidak ada di negara pengimpor, ALOR: dapat diabaikan.
Dapat Diabaikan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrem
Tingkat risiko
yang dapat
diterima (ALOR)
Tingkat risiko
yang dinilai
Tingkat perlindungan
yang sesuai
Diagram diadopsi dari
Peeler dkk. (2015)
→ Evaluasi Risiko
→
Komponen Analisis Risiko Manajemen Risiko
Appropriate level of
protection (ALOP).
Pada beberapa
referensi, ALOP
disamakan dengan
ALOR
65. Evaluasi Pilihan
Evaluasi pilihan adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi kemanjuran
dan kelayakan, serta memilih langkah-langkah untuk mengurangi risiko.
Manajemen risiko dapat diterapkan pada
▹ setiap tahapan yang terlibat dalam penilaian pemasukan dan pendedahan
▹ setiap aspek pada penilaian dampak
Contoh pilihan manajemen risiko:
▹ Vaksinasi
▹ Pengujian laboratorium
▹ Disinfeksi dan disinsektasi
▹ Isolasi hewan
▹ Pemrosesan produk hewan
▹ Penyusunan kebijakan publik dan penyiapan anggaran
→
→
Komponen Analisis Risiko Manajemen Risiko
66. Implementasi
Implementasi adalah proses menerapkan manajemen risiko yang
telah dipilih dan memastikan bahwa pilihan tersebut dilaksanakan
dengan benar.
→
→
Komponen Analisis Risiko Manajemen Risiko
67. Pemantauan dan Kaji Ulang
Pemantauan dan kaji ulang adalah proses berkelanjutan ketika
tindakan manajemen risiko diaudit secara terus-menerus untuk
memastikan bahwa tindakan tersebut mencapai hasil yang
diinginkan.
→
→
Komponen Analisis Risiko Manajemen Risiko
68. → Komunikasi Risiko
Komunikasi risiko adalah komponen analisis risiko yang keempat,
tetapi bukan berarti bahwa kegiatan ini dilakukan terakhir kali.
Komunikasi risiko dilakukan sejak awal proses analisis risiko.
▹ Saat identifikasi bahaya, informasi dan opini mengenai bahaya dan
risiko dikumpulkan dari pihak-pihak yang berpotensi terkena
dampak dan berkepentingan.
▹ Hasil penilaian risiko dan tindakan manajemen risiko disampaikan
kepada pengambil keputusan dan pihak yang berkepentingan.
Asumsi dan ketidakpastian dalam model analisis risiko, input yang
digunakan, dan estimasi risiko harus dikomunikasikan.
Komponen Analisis Risiko
69. Komunikasi risiko harus berupa pertukaran informasi yang
terbuka, interaktif, transparan, berulang, dan terus berkelanjutan.
Peserta dalam komunikasi risiko mencakup otoritas pemerintah
dan pelaku usaha di negara (atau area) asal dan tujuan.
Penelaahan sejawat/mitra bestari (peer review) diperlukan untuk
mendapatkan kritik ilmiah dan untuk memastikan bahwa data,
informasi, metode, dan asumsi yang digunakan adalah yang
terbaik.
→ Komunikasi Risiko
Komponen Analisis Risiko
70. Referensi
Contoh dokumen analisis risiko
▹ Kumpulan dokumen analisis risiko di situs web Biosecurity Australia.
▹ Pemerintah Indonesia
▸ Rencana Pemasukan Daging Kerbau Beku dari India ke Wilayah Negara Republik Indonesia (Januari 2016).
▸ Penilaian Risiko Pemasukan Sapi Bibit, Sapi Potong, dan Daging Sapi dari Negara Mexico ke Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Mei 2016).
▸ Analisis Risiko Pemasukan Bahan Baku Pakan Ruminansia dari Kanada ke Wilayah Republik Indonesia (Mei
2018).
▸ Analisis Risiko Pemasukan Daging Sapi Beku Tanpa Tulang dari Brazil ke dalam Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (November 2018).
71. Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2010). Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal Products,
Volume 1: Introduction and qualitative risk analysis, 2nd edition. Paris: World Organisation for Animal Health.
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2021). Chapter 2.1. Import Risk Analysis. Terrestrial Animal Health Code. Paris:
World Organisation for Animal Health.
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia dan Uni Internasional untuk Konservasi Alam (2014). Guidelines for Wildlife
Disease Risk Analysis. Paris: Published in association with the IUCN and the Species Survival Commission.
Organisasi Pangan dan Pertanian (2021). Technical guidelines on rapid risk assessment for animal health threats.
FAO Animal Production and Health Guidelines No. 24. Roma.
Peace, C. (2013). Advice on the risk estimation matrix used by DAFF Biosecurity as part of the Import Risk Analysis
process. (Client Report CR0127 Australian Senate Rural and Regional Affairs and Transport Committee).
Wellington, NZ: Risk Management Ltd.
Peeler, E.J., Reese, R.A., dan Thrush, M.A. (2015). Animal Disease Import Risk Analysis – a Review of Current
Methods and Practice. Transboundary and Emerging Disease, 62: 480-490.
Referensi
72. Zepeda, C. (1998). Méthodes dʼévaluation des risques zoosanitaires lors des échanges internationaux. In
Séminaire sur la sécurité zoosanitaire des échanges dans les Caraïbes, 9–11 Desember 1997, Port of Spain,
Trinidad and Tobago. World Organisation for Animal Health (OIE), Paris, 2–17.
Zepeda, C. (2002). Risk analysis: a decision support tool for the control and prevention of animal diseases. Proc.
70th General Session of the International Committee, World Organisation for Animal Health, 26–31 May, Paris,
Document 70 SG/10. OIE, Paris, 7.
Zepeda, C., Salman, M., dan Ruppanner, R. (2001). International trade, animal health and veterinary epidemiology:
challenges and opportunities. Preventive Veterinary Medicine, 48(4), 261–271.
Sumber gambar
▹ Dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) di DALL·E 2 OpenAI.
▹ Flaticon.
▹ Wikimedia Commons.
Referensi
73. Referensi
Bacaan lanjutan
Costard, S. (2008). Introduction to Risk Analysis and Risk Assessment. ILRI, Addis Ababa, 25th and 26th September
2008. Royal Veterinary College University of London.
Jakob-Hoff R.M., MacDiarmid S.C., Lees C., Miller P.S., Travis D., dan Kock R. (2014). Manual of Procedures for
Wildlife Disease Risk Analysis. Paris: World Organisation for Animal Health, published in association with the
International Union for Conservation of Nature and the Species Survival Commission.
Kementerian Pertanian dan AUSAID (2016). Pedoman Teknis Tim Penilaian Risiko secara Cepat: Penilaian Risiko
secara Cepat terhadap Wabah Penyakit Hewan yang terjadi di Luar Negeri. Jakarta: Kementerian Pertanian.
MacDiarmid, S.C. dan Pharo, H.J. (2003). Risk analysis: assessment, management and communication. Revue
scientifique et technique (International Office of Epizootics), (2):397-408.
Naipospos, T.S.P. (2019). Analisa Risiko Penyakit Hewan. Bimtek Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan
Karantina dan Analisa Risiko, BUTTMKP 11 Februari 2019.
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2004). Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal Products,
Volume 2: Quantitative risk assessment. 1st edition. Paris: World Organisation for Animal Health.