Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
1. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon),
kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas
air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu
dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter
kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi
perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses
fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar
selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi
yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan
akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air
kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar
tetap berada pada kondisi optimal.
Tabel Kisaran Optimal Bagi Pertumbuhan Udang
No Parameter Nilai Optimal
1 Kecerahan 20-40 cm
2 Suhu 28-30 oC
3 Salinitas 27-30 ppt
4 Tinggi Air 130-150 cm
5 Warna Air Hijau
6 pH 7.8-8.5
7 DO >4.0 ppm
8 Alkalinitas 120-150 ppm
9 TAN 0.1-1.8 ppm
10 Amonia <0.25 ppm
11 Nitrit <3 ppm
12 Nitrat <50 ppm
13 Fosfat >0.75 ppm
14 TOM 40-85 ppm
15 Plankton GA +80%
Dalam pertama kali mengisi air pada kolam budidaya, air yang masuk harus melalui proses penyaringan
(multiple screening) menggunakan jaring strimin berukuran 200-250 µm. Hal ini bertujuan untuk mencegah
masukknya carrier penyakit dan predator. Kemudian air yang sudah berada di kolam dilakukan sterilisasi
menggunakan ponfost dan cuprisulfat untuk membunuh crustacea, molusca dan ikan (hewan berdarah merah)
yang tidak diharapakn serta kaporit untuk membunuh bakteri dan virus. Setelah 72 jam air dapat digunakan
untuk mengisi kolam budidaya.
Pengukuran parameter kualitas air dapat dilakukan setiap hari untuk parameter fisika karena kecenderungan
perubahan terjadi setiap hari, sedangkan parameter kimia dan biologi dapat dilakukan minimal seminggu sekali,
hal ini dilakukan untuk menghemat anggaran dalam pengecekan kualitas air.
2. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
Tabel Frekwensi Pengukuran Parameter Kualitas Air
No Pengukuran Harian Pengukuran Mingguan
1 pH Alkalinitas
2 Salinitas TOM
3 Suhu Nitrat dan Nitrit
4 DO Amonium dan Amoniak
5 Tinggi Air Fosfat
6 Kecerahan Flok
7 Warna Air Plankton
8 Kondisi Cuaca Bakteri
Tabel Perlakuan Yang Dilakukan Bila Terjadi Perubahan Parameter Pada Kolam
No Parameter yang kurang Perlakuan
1 DO kurang Tambahkan kincir, penambahan dan atau penggantian air baru.
Dalam kondisi darurat dapat dilakukan tindakan penambahan
hidrogen peroksida, pemberian dilakukan secara berulang
setiap 2 jam sampai kadar oksigen stabil
2 pH rendah Lakukan pengapuran sampai pH optimum
3 pH tinggi Lakukan penggantian air secara bertahap
4 Kecerahan di bawah 20 Lakukan penambahan air/pengenceran
5 Kecerahan di atas 40 Lakukan pemupukan susulan
6 Salinitas terlalu rendah Salinitas terlalu rendah akan menyebabkan udang kram
(bengkok dan berwarna putih)Lakukan pemberian KCl dengan
dosis 1 ppm
7 Kematian Alga/Klekap Jika terjadi kematian alga/klekap dan mengambang di
permukaan air tambak, lakukan pembersihan dengan
menyeroknya dan dibuang ke pembuangan
8 Perubahan kualitas air yang
menyebabkan molting massal
Dapat diantisipasi dengan penggunaan dolomit atau
penambahan mineral
9 Penumpukan bahan organik di dasar Diatasi dengan cara disedot melalui sistem gravitasi (siphon)
10 Mengurangi pengaruh sisa pakan
terhadap penurunan kualitas air
Dapat menerapkan metode biofloc, dengan menambahkan
molase sebanyak 1,5-2% dari total pakan, dilakukan seminggu 2
sekali
Pengapuran
Pengapuran dilakukan bila kolam memiliki pH asam. Pengapuran merupakan usaha memperbaiki pH tanah agar
meningkatkan SR dan pertumbuhan yang baik. Pengapuran juga dapat menaikkan alkalinitas air dan
memberikan ketersediaan CO2 untuk proses fotosintesis. Material kapur membebaskan ion-ion yang
memberikan sumbangan terhadap total alkalinitas dan total hardness secara proposional. Peningkatan
alkalinitas dan hardness setelah pengapuran berhubungan erat dengan tingkat keasaman air dan lumpur serta
jumlah kapur yang diberikan. Pengapuran akan menetralkan keasaman, sehingga pH air dan lumpur akan
meningkat setelah proses pengapuran. Karena pengaruhnya terhadap alkalinitas, maka pengapuran akan
meningkatkan ketersediaan karbon untuk fotosintesis. Material kapur akan bereaksi dengan CO2 ketika
ditambahkan kedalam air dan kelarutannya dikendalikan oleh konsentrasi CO2. Kalsium silikat (CaSiO3) akan
menaikkan total hardness, tetapi tidak menaikkan alkalinitas karena tidak memiliki anion yang akan bereaksi
dengan CO2, sehingga kalsium silikat tidak digunakan untuk material pengapuran. Kondisi tambak yang
memerlukan pengapuran adalah:
1. Tambak dystrophic dengan air tergenang yang mengandung humus dan lumpur organic yang sulit terurai.
2. Tambak dystrophic dengan air yang mengandung mineral yang berasal dari tanah asam sulfat (acid sulfate
soil).
3. Tambak dengan Alkalinitas dan pH air rendah yang disebabkan oleh lumpur asam.
3. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
Plankton, Pemupukan dan Warna Air
Plankton sangat penting dalam budidaya udang, terutama pada system ototrofik yang mengendalikan
fitoplankton (green alga) untuk menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis disiang hari. Fitoplankton
membantu menyerap senyawa racun seperti amoniak dan turunannya didalam kolam. Menumbuhkan plankton
pada saat persiapan tambak merupakan tahapan yang penting karena akan menentukan kualitas air selama
budidaya. Bibit plankton berasal dari alam dimana saat kita memasukkan air untuk budidaya. Untuk
menumbuhkannya kita hanya perlu memberikan nutrient tertentu yang dibutuhkan. Sumber nutrient yang
diperlukan plankton adalah pupuk yang mengandung unsur nitrogen (N) dan pospor (P), kedua unsur ini
merupakan nutrient major. Sumber nitrogen dalam air dapat berupa nitrat, nitrit dan ammonia atau hasil
hidrolisis dari pupuk urea. Penggunaan senyawa nitrat oleh fitoplankton melibatkan enzim nitrat reduktase
untuk mengubahnya menjadi ammonia sebelum masuk ke dalam sel untuk proses asimilasi. Unsur pospor
berada dalam bentuk pospat organic atau pospat anorganik. Sel-sel fitoplankton memiliki kemampuan untuk
menimbun senyawa pospat ketika kandungan pospat dalam air melimpah. Pemupukan dilakukan untuk
memberikan nutrient ke dalam kolam agar dapat menumbuhkan fitoplankton.
Jenis dan contoh pupuk diataranya adalah:
1. Pupuk Organik: fermentasi bungkil kedelai, dedak, TSC, kotoran hewan dan lain-lain
2. Pupuk Anorganik: TSP, urea, DAP, MAP, dolomite, calcite, ammonium nitrat dan lain-lain
Pertumbuhan plankton juga memerlukan peran aerator (kincir) untuk homogenisasi kolom air, agar plankton
yang berada di kolom air bagian bawah dapat naik ke atas untuk mendapatkan sinar matahari yang diperlukan
untuk proses fotosintesis. Aerator juga berfungsi untuk:
1. Mendifusikan udara (oksigen) ke dalam air
2. Mendistribusikan oksigen ke segala penjuru kolom air
3. Mencegah stratifikasi kolom air
4. Meratakan suhu
5. Memusatkan sedimen dalam kolom air ke tengah kolam
Tabel Jenis Plankton Yang Dominan Menentukan Warna Air
No Warna Air Jenis Dominan Keterangan
1
Kuning, Kuning
Kehijauan, Hijau Muda
Fitoplankton kurang Perlu pemupukan TSP > Urea
2 Hijau Tua Fitoplankton sedang Pemupukan dengan TSP
3
Hijau Kecoklatan Fitoplankton bagus
(Chaetoceros spp)
Pertahankan
4
Hijau Biru Blue Green Algae (BGA) Pertanda udang kropos, perlu ganti air,
pemberian dolomit 5-10 ppm dan pupuk TSP
5
Hijau Pekat Fitoplankton beracun
(Mycrocystis spp)
Air seperti berlendir atau lengket, banyak
udang sakit, perlu ganti air dan pemberian
dolomit serta pemupukan
6 Coklat Fitoplankton kurang Pemupukan dengan Urea
7
Coklat Merah Fitoplankton beracun
(Trichodesmium, Noctiluca)
Air tambak sulfat masam, perlu reklamasi,
pemberian kapur dan pupuk Urea
8
Hitam Fitoplankton tidak tumbuh Pembusukan bahan organic, Banyak H2S,
sedimen perlu diangkat
4. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
Sipon, Tap Air dan Penggantian Air
Sipon dilakukan pada DOC 40 dan selanjutnya dapat dilakukan setiap minggu sekali. Sipon dilakukan pada pagi
atau sore hari. Sipon dilakukan dengan mengurangi sedimen yang ada ditambak akibat sisa pakan, feces, sisa
molting, maupun plankton mati untuk mengurangi amoniak, nitrit yang terlalu tinggi dan H2S. Tap Air adalah
proses pembuangan air dan sedimen melalui central drain tanpa melakukan sipon. Penggantian air dilakukan
dengan menambah air sejumlah air yang disipon/tap, hal ini bertujuan untuk mempertahankan ketinggian air
dan mempertahankan kualitas air. Penggantian air dilakukan sedikit demi sedikit agar jumlah dan kondisi
plankton tidak goyang/drop. Penggantian air didahului dengan membuang air sekitar 10% dari total air tambak,
kemudian menambahkan air yang berasal dari tandon. Namun pada kolam dengan sistem closed and less water
exchanges, penggantian air hanya dilakukan karena proses evaporasi, rembesan atau sipon. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir penggantian air karena pergantian air berpotensi membawa organisme carrier penyakit.
Air yang dimasukkan ke tambak sebaiknya melalui multiple screening dan menggunakan selasar, untuk
meningkatkan kadar oksigen dan menghindari naiknya bahan beracun dari dasar tambak.
Probiotik
Probiotik adalah microorganisme yang dikembangbiakkan dan diaplikasikan melalui pakan dan lingkungan yang
bertujuan untuk memperkuat daya tahan tubuh udang dan memperbaiki kualitas lingkungan. Penggunaan
probiotik dapat menstimulasi pertumbuhan plankton, mendegradasi bahan organik dan sisa kotoran udang dan
menekan populasi bakteri negatif di tambak. Probiotik untuk lingkungan dapat membantu proses dekomposisi
dengan cara mengurai bahan-bahan organik di perairan, menghambat patogen, menjaga kestabilan parameter
kualitas air. Probiotik untuk udang dapat membantu proses pencernaan udang dan meningkatkan nafsu makan.
Penggunaan probiotik harus memperhatikan spesifikasi probiotik, faktor fisik, sumber asal dan pengaruhnya
terhadap organisme asli di perairan. Perlu memperhatikan sifat bakteri yang mudah mati dan berubah sifat
(mutasi). Sebaiknya bakteri yang digunakan adalah bakteri yang dikultur dari perairan tambak sekitar. Perlu
melakuakn pemeriksaan terhadap tempat penyimpanan probiotik; penyimpanan yang kurang baik dapat
menyebabkan bakteri mati dalam kemasan. Umumnya kandungan bakteri sekitar 10
8-10
cfu/ml. Bakteri
heterotrof berkembang di tambak jika tersedia makanan (bahan organik dan keseimbangan rasio carbon-
nitrogen). Bila rasio terlalu rendah (kadar N terlalu pekat), maka perlu penambahan karbon. Kisaran pH yang
baik adalah 7,5-8,5 dengan fluktuasi harian pagi dan sore 0,2-0,5.