Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
1. A – Z LUMPY SKIN DISEASE
PERSPEKTIF GLOBAL
Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Epidemiolog Veteriner
Dr. B Show
25 Maret 2023
2. DAFTAR ISI
1 2 3
SEBARAN LSD DI
DUNIA
LSD DAN
PERUBAHAN IKLIM
POTENSI
PEMBERANTASAN LSD
3. Foto diambil dari: SE Asia Report: Access
to stock tightens with return to normal wet
season - Beef Central:
4. DAFTAR ISI
1 2 3
SEBARAN LSD DI
DUNIA
LSD DAN
PERUBAHAN IKLIM
POTENSI
PEMBERANTASAN LSD
5. ● Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit lintas batas (transboundary
disease) yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi,
menyebabkan kerugian ekonomi yang besar seperti penurunan produksi
dan pembatasan perdagangan.
● LSD telah menjadi penyakit yang diabaikan (neglected disease) secara
historis sejak sebelumnya menyebabkan penyakit terbatas di benua Afrika.
● Saat ini, epidemiologi virus LSD didasarkan pada bagaimana penyakit ini
ditularkan di daerah beriklim tropis dan sub-tropis.
● Pemahaman epidemiologi di zona beriklim tropis dan sub-tropis belum
dimengerti dengan baik dan perlu perhatian mendesak untuk memperluas
pengetahuan kita saat ini mengenai penyakit ini.
Lumpy skin disease (LSD)
Sumber: Byadovskaya O. et al., 2022. The changing epidemiology of lumpy skin disease in Russia
since the first introduction from 2015 to 2020. Transbound. Emerg. Dis., Sep.69(5):e2551-e2562.
6. ● LSD pertama kali
ditemukan di Zambia
pada 1929 dan menjadi
endemik di Afrika pada
1956-1989.
● LSD menyebar ke Eropa
Tenggara pada 1988 dan
ke Timur Tengah pada
1990.
● Penyakit menyebar ke
Asia Selatan pada 2016-
2019 dan ke Asia
Tenggara pada 2020-
2022.
Penyebaran LSD (1929 – 2022)
2022
Zambia
1929
Indonesia
2022
7. ● Prevalensi LSD secara umum bervariasi antara 1%–2% hingga 80%–
90% dalam situasi yang berbeda di wilayah endemik.
● Kebanyakan LSD menyebabkan mortalitas yang rendah dan
perbedaan tingkat kematian dapat dijelaskan karena kerentanan
hospes yang berbeda (strain, umur, dan respons kebal hospes).
● Strain sapi potong Eropa (Bos taurus) lebih rentan terhadap LSD
dibandingkan strain sapi potong tropis atau India (Bos indicus).
● Kerbau domestik (Bubalus bubalis) memiliki tingkat insidensi yang lebih
rendah daripada sapi.
Prevalensi LSD
Sumber: Ratyotha K. et al., 2022. Lumpy skin disease: A newly emerging
disease in Southeast Asia. Veterinary World, EISSN: 2231-0916
8. Prevalensi LSD di Afrika dan Asia
Tahun Negara Prevalensi
2016 Irak 4,66%
Uganda 4,77%
Nigeria 5,00%
Saudi Arabia 6,00%
Ethiopia 7,22% - 18,0%
Kazakhstan 12,9% - 22,00%
2017 Mesir 24,00%
Ethiopia 5,57%
2018 Rusia 29,00%
Mesir 31,20% - 88,80%
Tahun Negara Prevalensi
2019 Bangladesh 10,00%
China 19,50%
Mesir 22,28% - 27,50%
India 37,66%
2020 Myanmar 3,00% - 6,00%
Nepal 4,84% - 53,20%
India 13,93%
Bangladesh 78,00%
2021-22 Mesir 70,00%
Thailand 4,17%
Mongolia 5,9%
Ethiopia 36,2%
Sumber: Ratyotha K. et al., 2022. Lumpy skin
disease: A newly emerging disease in Southeast
Asia. Veterinary World, EISSN: 2231-0916.
9. ● LSD menunjukkan penyakit ini menyebar dari Asia Selatan ke Asia
Tenggara pada tahun 2019 -2020.
● Deteksi pertama kali ditemukan di bagian utara Vietnam pada Oktober
2020.
● Virus LSD di Vietnam ini sama dengan virus yang endemik di Rusia pada
2017 dan di China pada 2019, mengindikasikan penyakit ini diintroduksi
lewat perbatasan China-Vietnam, dan kemudian menyebar ke-27 provinsi
di negara itu.
● Setelah itu, LSD menyebar ke negara-negara lain di Asia Tenggara,
seperti: Myanmar (November 2020), Thailand (Maret 2021), Laos,
Kamboja, Malaysia (Mei 2021), dan Indonesia (Februari 2022).
Prevalensi LSD di Asia Tenggara
11. ● LSD memiliki rentang hospes vertebrata yang sempit. Sapi dan kerbau
adalah spesies, yang terinfeksi secara alami selama wabah di
lapangan.
● Tidak ada spesies ruminansia domestik lain yang menjadi terinfeksi
secara alami selama wabah di lapangan.
● Semua ras ternak tampaknya sama-sama rentan terhadap penyakit
ini. Namun, beberapa peneliti menemukan ras sapi dengan kulit tipis,
seperti Bos taurus, sapi Friesland Holstein dan ras Channel Island, lebih
rentan daripada ras dengan kulit yang lebih tebal, seperti Afrikaner dan
ras silang Afrikaner.
Rentang hospes LSD
Sumber: Al-Salihi K.A., 2014. Review Article Lumpy Skin disease: Review of literature. MRVSA 3(3), 6-23.
13. ● Untuk memperkirakan nilai kelompok ternak setelah wabah, diasumsikan
hewan yang terdampak yaitu:
○ terinfeksi (menunjukkan gejala klinis), ATAU
○ tidak terinfeksi (tidak menunjukkan gejala klinis).
● Hewan terinfeksi dapat memiliki 4 kondisi yang saling eksklusif yatu:
○ mati di mana nilai hewan secara utuh hilang (kerugian karena mortalitas);
○ dijual sebagai hewan hidup dengan nilai yang lebih rendah;
○ dipotong dan sebagian (atau semua) dari daging dijual dengan nilai yang
lebih rendah; dan
○ dipelihara di peternakan dan sembuh dengan nilai hewan lebih rendah
dari pada jika tidak terkena penyakit.
Perkiraan nilai ternak setelah wabah LSD
14. DAFTAR ISI
1 2 3
SEBARAN LSD
DI DUNIA
LSD DAN
PERUBAHAN IKLIM
POTENSI
PEMBERANTASAN LSD
15. ● Wabah LSD biasanya terjadi musiman saat musim
hujan dan musim gugur, tetapi dapat terjadi kapan saja
karena tidak ada daerah yang terkena dampak yang
bebas dari vektor yang menyebarkan penyakit ini
seperti nyamuk, lalat dan caplak.
● Ada laporan penyebaran internasional dari penyakit ini
yang disebabkan perubahan kecepatan dan arah
angin, sebagai bagian dari perubahan iklim.
● Ketika angin berubah, insekta yang membawa virus
diyakini telah menyebarkan kembali ke daerah yang
sebelumnya tidak terinfeksi.
LSD dan iklim
16. ● Dianalisa dari data LSD dari Afrika,
Asia dan Eropa yang dilaporkan ke
WOAH dari Jan 2005 s/d Jan 2020.
● Afrika melaporkan 29.966, Asia
8.837, dan Eropa 2.471 wabah..
● Afrika memiliki tren wabah yang
bergelombang selama 2005-2019,
dan pada akhir 2020, wabah telah
turun tajam dan tetap rendah secara
konsisten.
● Eropa memiliki puncak pada 2016,
penurunan tajam pada 2017, dan
kemudian menjadi stabil.
● Asia memiliki 3 kali puncak
sepanjang periode tersebut.
Tren wabah LSD keseluruhan di Afrika,
Asia dan Eropa dari 2005 hingga 2020
Sumber: Ayesha Anwar et al., 2022. Lumpy Skin Disease Outbreaks in
Africa, Europe, and Asia (2005–2022): Multiple Change Point Analysis and
Time Series Forecast. Viruses, 14, 2203.
17. ● Artikel ini menggunakan model ‘time series’
untuk memprakirakan jumlah laporan wabah
LSD di Afrika, Europa, dan Asia selama 2022–
2024.
● Meskipun laporan wabah LSD di Afrika
tampaknya menurun sejak 2020, diperkirakan
jumlah laporan akan sedikit meningkat.
● Jumlah laporan wabah LSD di Eropa
diproyeksikan akan melanjutkan tren yang
stabil 5 tahun sebelumnya.
● Analisis studi ini memprediksi peningkatan
dalam jumlah laporan wabah LSD di Asia.
Prakiraan jumlah wabah LSD 2022-2024
18. ● Iklim yang hangat dan lembab mendukung reproduksi
insekta yang bertindak sebagai carrier infeksi dalam
kasus penyakit yang ditularkan oleh vektor (vector-
borne disease), seperti LSD yang menyebar melalui
gigitan lalat.
● Kebanyakan infeksi LSD ditemukan pada musim panas
di mana vektor aktif; ini menunjukkan bahwa insekta
penghisap darah (blood–feeding insect) dan virus
sama-sama menyebar.
● Peningkatan faktor risiko dikaitkan dengan iklim hangat
dan lembab mendukung reproduksi populasi vektor.
Faktor risiko: iklim hangat dan lembab
19. ● Adanya kaitan antara penyebaran LSD dan perubahan iklim
dikonfirmasi di India.
● Departemen Metereologi India (IMD) di Rajasthan, mencatat bahwa
antara 1989 dan 2018, negara bagian tersebut menunjukkan
“peningkatan yang signifikan” dalam hari-hari curah hujan yang lebat
sepanjang tahun, terutama di sebelah barat negara bagian itu.
● Musim hujan yang lalu – yaitu ketika LSD melanda banyak bagian
negara di India – menurut IMD, Rajasthan barat memperlihatkan
adanya 56% “kelebihan” curah hujan.
Contoh: Penyebaran LSD di India
Sumber: Lumpy skin disease: How climate change helped spread
a disease that killed more than 1.5 lakh cows (scroll.in)
20. Penyebaran LSD di Indonesia
Feb 2022 s/d 14 Mar 2023:
- 14 provinsi; 152 kabupaten/kota; 862 kecamatan; 2.842 desa.
Sumbar
Mar 2022
Aceh
Mar 2022
Riau
Feb 2022
Sumut
Mar 2022
Jambi
Mar 2022
Jateng
Agu 2022 Jatim
Des 2022
Sumsel
Jan 2023 Kalteng
Feb 2023
Lampung
Mar 2023
Babel
Mar 2023
Penyebaran karena lalu lintas ternak?
Penyebaran karena arah angin?
21. DAFTAR ISI
1 2 3
SEBARAN LSD DI
DUNIA
LSD DAN
PERUBAHAN IKLIM
POTENSI
PEMBERANTASAN LSD
22. ● Penyebaran penyakit dapat terjadi oleh hewan terinfeksi atau peralatan
terkontaminasi atau vektor.
● Wabah awal dapat dikendalikan jika populasi hewan dikarantina/diisolasi,
sanitasi peralatan atau seluruh lokasi peternakan dan biosafety.
● Pengendalian lalu lintas ternak atau karantina hewan yang baru datang
setidaknya 3 – 4 minggu sebelum dimasukkan ke dalam peternakan adalah
salah satu praktik yang harus dilakukan selama periode wabah.
● Insekta penghisap darah (blood–sucking insect) adalah vektor utama yang
menyebabkan penyebaran penyakit; oleh karena itu disarankan untuk:
○ memusnahkan tenpat-tempat insekta berkembang biak;
○ menghilangkan kotoran ternak; dan
○ pembersihan dengan pestisida untuk mendisinfeksi dan menghilangkan
vektor secara teratur.
Tindakan awal wabah LSD
23. ● Vaksinasi adalah satu-satunya metoda yang efektif untuk
mengendalikan penyakit ini di daerah endemik bersama dengan
pembatasan lalu lintas ternak dan pemusnahan hewan yang terkena
dampak (Sevik & Dogan, 2017).
● Pengobatan hanya bersifat simptomatik dan ditargetkan untuk
mencegah komplikasi bakteri sekunder menggunakan kombinasi:
○ antimikroba;
○ anti‐inflamasi;
○ terapi suportif; dan
○ cairan anti‐septik (Salib & Osman, 2011).
Pengendalian LSD
Sumber: Namazi & Tafti, 2021. REVIEW: Lumpy skin disease, an emerging
transboundary viral disease: A review. Vet Med Sci. 2021;7:888–896.
24. ● Pemusnahan hewan terkena dampak,
pembatasan lalu lintas dan vaksinasi
wajib dan konsisten telah direkomendasikan
sebagai strategi pengendalian (Beard, 2016;
OIE WAHIS, 2016; Tuppurainen, Venter,
et al., 2017).
● Namun, mengingat peran vektor arthropoda,
eliminasi penyakit ini kemungkinan akan sulit
dan keterlambatan memusnahkan hewan
yang terinfeksi meningkatkan risiko
penularan (Tuppurainen, Venter, et al., 2017)
Pemusnahan hewan terinfeksi LSD
Sumber: Namazi & Tafti, 2021. REVIEW:
Lumpy skin disease, an emerging
transboundary viral disease: A review.
Vet Med Sci. 2021;7:888–896.
25. ● Vaksin LSD yang dapat diakses secara komersial adalah vaksin hidup
homolog yang dilemahkan (homolouguos live attenuated vaccine).
● Vaksin ini disebut ‘Neethling strain’ yang menawarkan kekebalan
potensial hingga 3 tahun.
● Meskipun lesi kutaneus telah berkembang pada beberapa hewan yang
divaksinasi setelah terpapar virus, ada lebih banyak jumlah kasus klinis
yang terjadi pada kelompok hewan yang tidak divaksinasi dibandingkan
dengan kelompok hewan yang divaksinasi (Brenner et al., 2009; Stram et
al., 2008).
● Vaksin yang tidak terlalu mahal ini dapat memberikan proteksi yang
memadai melalui program vaksinasi tahunan (Tuppurainen, et al., 2017).
Vaksin LSD
26. ● Immunisasi LSD dengan vaksin ‘live attenuated’ telah digunakan
secara efektif di daerah-daerah endemik.
● Vaksin ‘live attenuated’ ini tersedia secara komersial untuk kebutuhan
pemberantasan/eradikasi LSD.
● Kemungkinan keberhasilan pengendalian yang efektif adalah 80%.
● Vaksin ‘live attenuated’ (Neethling vaccines) yang digunakan pada
ternak di seluruh dunia adalah satu-satunya vaksin LSD yang tersedia
dimana-mana.
● Setelah vaksinasi, kekebalan naik dalam 10-30 hari. Vaksin
direkomendasikan untuk semua umur hewan kecuali hewan yang
menunjukkan telah terjadi tanda-tanda infeksi.
Vaksinasi LSD
27. • Vaksinasi populasi yang peka dengan cakupan lebih dari 80%;
• Pengendalian lalu lintas dari sapi dan karantina (harus diatur lebih baik
di Indonesia karena rantai pasar tidak teratur dan tidak terkendali);
• Implementasi biosekuriti melalui pengendalian vektor dengan cara
sanitasi kandang dan penyemprotan insektisida;
• Memperkuat surveilans aktif dan pasif;
• Penyebaran kesadaran tentang mitigasi risiko di antara semua
pemangku kepentingan yang terlibat; dan
• Pembentukan zona proteksi dan surveilans yang luas dan zona
vaksinasi (sulit dilakukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa, di mana
kepadatan ternak sangat tinggi).
Rekomendasi tindakan pengendalian LSD
28. ● Pengalaman negara-negara (seperti Israel dan wilayah Balkan di Eropa)
yang berhasil mengendalikan dan memberantas LSD menunjukkan
bahwa vaksinasi tahunan yang berulang untuk beberapa tahun setelah
kasus klinis berhenti adalah tindakan terbaik yang harus dilakukan (Mitiku
T., 2022).
● Mengingat bahwa vaksinasi menawarkan proteksi tahunan yang panjang
terhadap LSD, karenanya menjadi penting bahwa vaksinasi LSD menjadi
program vaksinasi tahunan di bawah kendali pemerintah.
● Dengan peternak dan swasta diikat untuk membeli vaksin LSD secara
mandiri, dengan demikian kita tidak hanya perlu memenuhi kekurangan
tenaga vaksinator, tetapi juga meningkatkan status vaksinasi ternak.
Belajar dari negara yang berhasil
mengeradikasi LSD
29. ● Pemberantasan LSD adalah sulit dan deteksi dini adalah penting untuk
keberhasilan pengendalian dan pemberantasan, terutama jika vektor
terlibat.
● Meskipun ada keberhasilan beragam dalam mengendalikan penyakit ini di
Eropa tenggara, tetapi beberapa negara masih berjuang untuk
menghentikan wabah ini dari 2015.
● Di Eropa selatan, vaksinasi digunakan secara efektif untuk mengendalikan
wabah LSD, namun di wilayah lain vaksinasi belum terbukti berhasil.
● Jika populasi sapi dan kerbau liar yang dipelihara secara ektensif di lahan
terbuka terpapar LSD, reservoir virus akan mungkin terbentuk dan dalam
kejadian ini, pemberantasan akan menjadi sangat sulit.
Potensi pemberantasan LSD
30. ● Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit hewan menular pada ruminansia
besar, sapi dan kerbau rawa domestik.
● Penyakit ini secara regular terjadi di Afrika, Eropa, dan sejumlah wilayah di Asia
dan menyebar ke Asia Tenggara pada 2020.
● Gejala klinis berkisar dari subklinis hingga demam tinggi, pembesaran
limfoglandula, dan nodul-nodul yang jelas di seluruh tubuh, diikuti dengan
jaringan nekrotik dan parut.
● Meskipun LSD memiliki tingkat kematian rendah, perkembangan lesi dapat
menyebabkan komplikasi dan tidak ada pengobatan spesifik.
● Pencegahan LSD adalah dengan vaksinasi bersamaan dengan pengendalian
vektor, pengendalian lalu lintas ternak terutama dari daerah endemik, dan
monitoring situasi wabah LSD secara terus menerus melalui surveilans penyakit.
Kesimpulan