SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
Update Situasi Epidemiologi
Avian Influenza di Indonesia
Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Epidemiolog Veteriner
Scientific Meeting Avian Influenza – PT CEVA Animal Health Indonesia
Hotel Mercure Serpong Alam Sutra, Tangerang Selatan, Banten
Jumat, 22 September 2023
Avian influenza (AI) adalah masalah utama yang menyebabkan kerugian
ekonomi yang signifikan di sektor perunggasan di seluruh dunia.
Sejak 2003, penyebaran HPAI subtipe H5N1 yang meluas pada populasi
unggas di Indonesia telah menyebabkan kematian yang tinggi dan
mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi sektor perunggasan.
HPAI H5N1 memiliki signifikansi zoonosis, menimbulkan risiko besar bagi
kesehatan masyarakat dan unggas.
Situasi Avian influenza
Sumber: Rahman S. et al, (2023). Avian influenza (H5N1) virus, epidemiology and its
effects on backyard poultry in Indonesia: a review. F1000Research 2023, 11:1321.
Akibat interaksi yang erat antara burung migran liar dan itik,
sektor perunggasan domestik di Indonesia terkena dampak
langsung oleh virus ini.
AI telah menyebar ke seluruh 33 provinsi di Indonesia, dan
endemik di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi Selatan.
Virus Highly Pathogenic Avian Influenza (vHPAI) H5N1 pertama kali diumumkan di
Indonesia pada Januari 2004 (introduksi diperkirakan pada April – Juli 2003) dan
telah menjadi endemik pada unggas di beberapa wilayah sesudahnya.
Awalnya, semua virus H5N1 Indonesia telah diklasifikasi ke dalam clade 2.1,
dengan tiga sublineage atau clade yaitu: 2.1.1, 2.1.2 dan 2.1.3.
○ Clade 2.1.1 terutama terisolasi dari unggas yang terinfeksi HPAI selama wabah
antara 2003 dan 2005 (tidak terdeteksi lagi sejak 2007).
○ Clade 2.1.2 terdiri dari virus yang berasal dari unggas dan manusia, terisolasi
terutama dari Sumatera antara 2004 dan 2007 (tidak terdeteksi lagi sejak 2008).
○ Clade 2.1.3 terdiri dari berbagai virus yang terisolasi baik dari unggas atau dari
manusia sejak 2004 (sejak 2007-2008 mendominasi dan terus bersirkulasi di
Indonesia).
Kilas Balik Avian Influenza di Indonesia
Sumber: Wibawa H. et al. (2011). A molecular and antigenic survey of H5N1 highly pathogenic avian influenza virus
isolates from smallholder duck farms in Central Java, Indonesia during 2007-2008. Virology Journal, 2011 Sep 7; 8:425.
Jumlah kumulatif kasus AI H5N1 pada
manusia (2003-2023)
2003-2009 2010-2014 2015-2019 2020
Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian
162 134 35 31 3 3 0 0
2021 2022 2023 Total
Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian
0 0 0 0 0 0 200 168
• Total kasus pada manusia (2003-2023) = 868 (21 negara)
• Total kematian pada manusia (2003-2023) = 457 (16 negara)
• Persentase kasus pada manusia di Indonesia = 200/868 = 23% (tertinggi ke-2 setelah Mesir)
• Persentase kematian pada manusia di Indonesia = 168/457 = 37% (tertinggi)
Sumber: WHO/GIP, data in HQ as of 5 January 2023.
CFR = 84%
vHPAI H5N1 di Indonesia diklasifikasikan ke dalam berbagai clade, dimulai
dengan clade 2.1, yang kemudian bercabang menjadi clade 2.1.1, 2.1.2,
2.1.3.2, and 2.1.3.2a; kebanyakan clade ini dilaporkan menyerang unggas.
Pada 2012, suatu clade baru, 2.3.2.1c, diisolasi dari peternakan itik dan pasar
unggas hidup (PUH) di Jawa dengan kematian yang tinggi di antara itik.
Deteksi vHPAI clade baru ini dianggap sebagai hasil serangan baru dari
bagian lain di Asia Tenggara ke Indonesia, karena clade 2.3.2.1, 2.3.2.1a, dan
2.3.2.1b telah dilaporkan di China, Vietnam dan Bangladesh.
Clade 2.3.2.1c kemudian beredar pada unggas di Indonesia, sedangkan clade
2.1.3.2a hanya terdeteksi di Sumatera.
Dinamika vHPAI H5N1 di Indonesia
Sumber: Karo-karo D. et al. (2022). Phylodynamics of Highly Pathogenic Avian
Influenza A(H5N1) Virus Circulating in Indonesian Poultry, Viruses, 14, 2216.
Clade 2.1.1, 2.1.2, 2.1.3, 2.1.3.1, 2.1.3.3, 2.1.3.2, dan 2.1.3.2a berevolusi dari
nenek moyang yang sama pada 2002.
Beberapa clade 2.1.1 berbagi nenek moyang yang sama dengan 2.3.2.1c pada
2001.
Selanjutnya clade 2.1.1 pada 2003 menyimpang menjadi clade 2.3.2.1c, yang
terdeteksi sebagian besar pada 2015-2016.
Perbedaan yang signifikan juga diamati pada 2011 antara sub-kelompok
2.3.2.1c yaitu menjadi 2.3.2.1c (A) dan 2.3.2.1c (B).
Pada 2015-2016, clade 2.1.3.2a masih terdeteksi.
Sebaliknya, clade 2.1.2, 2.1.3, 2.1.3.1, 2.1.3.2, dan 2.1.3.3 tidak lagi terdeteksi
di Indonesia setelah 2012.
Evolusi virus vHPAI H5N1 di Indonesia
Sumber: Karo-karo D. et al. (2022). Phylodynamics of Highly Pathogenic Avian
Influenza A(H5N1) Virus Circulating in Indonesian Poultry, Viruses, 14, 2216.
Introduksi vHPAI H5N1 ke Indonesia jarang terjadi dan sebagian besar
perubahan virus yang diamati berasal dari dalam Indonesia.
Kurangnya deteksi clade 2.3.2.1b dan terbatasnya sekuens genom vHPAI H5N1
dalam database mengindikasikan ada ruang untuk perbaikan dalam surveilans
molekuler vHPAI di Indonesia.
Deteksi vHPAI H5N1 berdasarkan tahun
Tahun Sirkulasi virus
2005 – 2007 (2 tahun) Clade 2.1.1, 2.1.2, dan 2.1.3
2005 – 2012 (7 tahun) Clade 2.1.3.1
2005 – 2010 (5 tahun) Clades 2.1.3.2 dan 2.1.3.3
2008 – 2016 Clade 2.1.3.2a
2010 – 2016 Clade 2.3.2.1c
Sumber: Karo-karo D. et al. (2022)., Viruses, 14, 2216.
Distribusi H5N1 clade berbeda per provinsi
Sumber: Karo-karo D. et
al. (2022)., Viruses, 14,
2216.
• Kebanyakan virus
terdeteksi di Pulau
Jawa.
• Clade 2.1.3.2 dan
2.1.3.2a terdeteksi
di sebagian besar
wilayah Indonesia,
sementara
beberapa clade
hanya terdeteksi di
wilayah tertentu.
Dari sejumlah studi yang dilaksanakan di Indonesia berhasil
dibuktikan bahwa pasar unggas hidup (PUH) memiliki peran
penting dalam kemunculan berulang HPAI.
Studi yang dilakukan oleh Henning J. et al. (2019)
mengkombinasikan data surveilans yang dikumpulkan setiap
bulan dari PUH di Jakarta selama 5 tahun (2009-2014), dan
mempelajari faktor risiko terkait dengan struktur dan manajemen
PUH, perdagangan dan pemotongan di RPU, serta kondisi
lingkungan dan demografik di wilayah di mana PUH berlokasi.
Selama periode studi, 36,7% dari sampel (N = 1315) yang diuji
menunjukkan vHPAI H5 positif.
Peran PUH dalam infeksi berulang vHPAI H5N1
Sumber: Henning J. et al. (2019). Risk factors for H5 avian influenza virus prevalence on urban live bird markets
in Jakarta, Indonesia - Evaluation of long-term environmental surveillance data. PLoS ONE 14(5): e0216984.
Hasil pengujian sampel lingkungan di 83 PUH di Provinsi
Jakarta, Banten dan Jawa Barat yang diambil antara Oktober
2007-Maret 2008 menunjukkan 39 (47%) PUH ditemukan
adanya vHPAI H5N1 (Indriani R et al., 2010).
Surveilans virus H5N1 yang dilakukan terhadap 21 pasar
unggas hidup di Banten (2), Jakarta (3), Jawa Barat (2),
Jawa Tengah (10) dan Jawa Timur (4) dari tahun 2014-2019,
menunjukkan virus H5N1 terdeteksi pada hampir semua
PUH baik pada sampel kloaka dan sampel lingkungan,
dimana sekitar 35% dari semua sampel tersebut positif
influenza A dan selanjutnya, sekitar 52% dari sampel ini
positif untuk subtipe H5 (Dharmayanti NLPI et al., 2020).
Hasil sampel lingkungan di PUH
Introduksi dan penyebaran vHPAI H5N1 di Indonesia difasilitasi oleh
beberapa faktor:
1) Indonesia terletak di persimpangan perdagangan internasional
antara 2 benua (Asia dan Australia) dan 2 samudera (Samudera
Pasifik dan Hindia).
2) Indonesia dilewati oleh 2 jalur terbang migrasi burung liar ‘East
Asian-Australasian Flyway’ (EAAF) dan ‘West Pacific Flyway’ (WPF).
3) Tingkat kontak yang tinggi antara unggas dari lokasi yang berbeda
dan antara itik domestik dan burung liar karena biosekuriti yang
buruk terutama unggas belakang rumah dan itik bergerak atau
berkeliaran (scavenging ducks).
Faktor introduksi dan penyebaran vHPAI H5N1
Sumber: Karo-karo D. et al. (2022). Phylodynamics of Highly Pathogenic Avian
Influenza A(H5N1) Virus Circulating in Indonesian Poultry, Viruses, 14, 2216.
Jalur terbang (flyway) burung migran
Serotipe Provinsi Sumber
informasi
Status
diagnosis
Tipe
unggas
Spesies Tanggal
observasi
Tanggal
pelaporan
HPAI JATENG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
LPAI SULBAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
LPAI LAMPUNG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI SUMBAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI SULSEL Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI SULBAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI KALSEL Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI JATIM Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI JATENG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI JABAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI DIY Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI BANTEN Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023
HPAI RIAU Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 13/04/2023
HPAI LAMPUNG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 13/04/2023
H5N1 KALSEL WOAH Konfirmasi Domestik Itik 05/04/2023 12/05/2023
Update Kasus AI Indonesia (1 Jan 2022–18 Sep 2023)
Sumber: FAO Empres-i
Virus Low pathogenic avian influenza (LPAI) H9N2 tidak
pernah dilaporkan sebelumnya di Indonesia. Pada akhir 2016
dan awal 2017, manajer peternakan ayam dari sektor 1, 2 dan
3 mengeluhkan peningkatan kematian dan penurunan
produksi telur.
Virus LPAI H9N2 pertama kali dideteksi di Indonesia pada
2017.
Menurut studi Jonas M, et al. (2018), virus LPAI H9N2
menyerang peternakan petelur (layer), perbibitan (breeder),
dan potong (broiler).
Data sekuens menunjukkan adanya 3 kluster yang berbeda
dan telah menyebar luas ke banyak provinsi di Indonesia.
Kemunculan virus LPAI H9N2 di Indonesia
Sumber: Jonas M. et al. (2018). Identification of avian influenza virus subtype H9N2
in chicken farms in Indonesia. Prev. Vet. Med., Vol. 159, 1 November 2018, 99-105.
Suatu studi oleh Rehman et al. (2022) yang dilaksanakan dari Maret 2021 - April
2022 di 5 PUH di 4 kota di Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan
Malang) bertujuan untuk mengetahui prevalensi virus H5N1 dan H9N2 dan
mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi AI.
Prevalensi keseluruhan virus AI subtipe H5N1 dan H9N2 yang bersirkulasi adalah
3,8%. Prevalensi lebih tinggi pada unggas belakang rumah (backyard) sebesar
5,99%, diikuti ayam potong (broiler) sebesar 2,23% dan ayam petelur (layer)
sebesar 1,68%.
Studi ini menyarankan bahwa keberadaan itik, kalkun, ayam hutan, burung merak,
dan ayam pegar (pheasant) di dalam kandang sangat terkait dengan peningkatan
risiko subtipe H5N1 dan H9N2 di PUH.
Deteksi virus H5N1 dan H9N2 di PUH
Sumber: Rehman S. et al. (2022). Prevalence and associated risk factors of avian influenza A virus subtypes H5N1
and H9N2 in LBMs of East Java province, Indonesia: a cross-sectional study PeerJ, DOI 10.7717/peerj.14095
Virus subtipe H9N2 telah menjadi mapan pada unggas domestik di Asia, Timur
Tengah, dan Afrika, menyebabkan kerugian ekonomi di sektor perunggasan
karena terjadi hambatan pertumbuhan dan fertilitas unggas serta penurunan
produksi.
Meskipun virus H9 di klasifikasikan LPAI, kematian di lapangan pernah di
laporkan > 50%.
Virus juga berpotensi zoonotik karena kasus infeksi H9N2 pada manusia pernah
dilaporkan di Hong Kong, China, Bangladesh dan Mesir, serta telah dibuktikan
bahwa virus ini berperan sebagai donor internal gen prekursor subtipe virus lain,
seperti H5N1 yang menyebabkan kasus AI pada manusia di Hong Kong pada
2007, H7N9 dan H10N8 di China pada 2013 dan 2015 (Peacock, et al., 2016).
Mengapa LPAI H9N2 penting secara global?
Sumber: Muflihanah et al. (2018). Kasus pertama Low Pathogenic Avian Influenza subtipe H9N2
pada peternakan ayam petelur di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Indonesia. Prosiding Rapat
Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL) dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2018.
Beberapa kasus AI dilaporkan pada peternakan itik skala kecil yang terletak di
sebelah rawa-rawa di di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan
Selatan pada April 2022.
Virus HPAI H5N1 clade 2.3.4.4b dideteksi dari kasus tersebut, dan secara
genetik sama dengan vHPAI H5N1 clade 2.3.4.4b yang baru-baru ini dideteksi di
Asia Timur pada 2021-2022.
Dari sekuens genom, 3 isolat virus menunjukkan kedekatan dengan H5N1 clade
2.3.4.4b dari China, Korea Selatan, dan Jepang yang mengindikasikan adanya
nenek moyang yang sama.
Keterbatasan data sekuens genom virus AI dan tidak adanya surveilans pada
burung liar menghambat upaya untuk menentukan peran pasti burung liar dalam
penyebaran clade 2.3.4.4b ke Indonesia.
Kemunculan clade 2.3.4.4b di Indonesia
Sumber: Wibawa H. et al. Highly pathogenic avian influenza A(H5N1) virus clade 2.3.4.4b
in domestic ducks, Indonesia, 2022. bioRxiv.org - the preprint server for Biology.
Clade 2.3.4.4b menjadi dominan di Asia, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah pada
akhir tahun 2021.
Clade 2.3.4.4b adalah virus H5N1 baru yang beradaptasi dengan gen N1 NA pada
burung liar, dideteksi pada burung liar di Kanada dan AS pada akhir 2021.
Virus mulai menyebabkan wabah pada unggas komersial dan belakang rumah di
AS pada Februari 2022.
Infeksi manusia dengan virus H5N1 ini terdeteksi secara sporadik, tetapi jarang
terjadi, begitu juga terdeteksi infeksi sporadik pada hewan mamalia.
Sejak 2020, hanya 2 virus H5N1 clade 2.3.4.4b terdeteksi pada sampel dari orang
yang terpapar langsung dengan unggas sakit.
Dari 4 kasus manusia di Eropa dan Amerika Utara, secara individu tidak
menunjukkan gejala atau hanya gejala klinis ringan, namun 2 kasus dari Asia
menunjukkan dampak yang parah dan fatal.
Mengapa clade 2.3.4.4b penting secara global?
Sumber: WHO (21 December 2022). Rapid Risk Assessment Assessment
of risk associated with recent influenza A(H5N1) clade 2.3.4.4b viruses.
Alasan penting yang mendasari kegagalan program pengendalian
AI di Indonesia terletak pada struktur organisasi dan
kelembagaan sektor perunggasan.
Studi ‘rantai nilai’ (value chain) yang dilaksanakan di Jawa Barat
oleh Indrawan D. et al. (2018) menunjukkan ada 4 rantai nilai: (1)
rantai integrator; (2) rantai RPU semi-otomatis; (3) rantai titik
pemotongan terkontrol; dan (4) rantai titik pemotongan privat.
Studi ini menyimpulkan bahwa struktur pemeliharaan dan
penjualan unggas terdiri dari semua kegiatan dan interaksi dari
peternak ke konsumen, dan di Indonesia struktur itu kompleks
dengan banyaknya tautan dan interaksi.
Kompleksitas rantai nilai unggas di Indonesia
Sumber: Indrawan D. et al. (2018). Linking Supply Chain Governance and Biosecurity
in the Context of HPAI Control in Western Java: A Value Chain Perspective.
Ada 3 zona wilayah bebas AI
pada unggas yaitu Maluku
Utara, Maluku dan Papua.
Pengendalian melalui zonasi & kompartementalisasi
Papua (2017)
Maluku Utara (2015)
Maluku (2016)
Sampai saat ini, sekitar 125 unit usaha unggas telah
mendapatkan Sertifikat Kompartemen Bebas AI.
100 unit usaha unggas telah dideklarasi secara mandiri (self-
declaration) dan diterbitkan dalam website WOAH (Microsoft
Word - Declare AI_29 Januari 2021 rev 4 feb 2021.docx (woah.org)).
“Tujuan ‘pandemic preparedness
plan’ tentunya untuk meningkatkan
riset, mengkarakterisasi patogen,
meningkatkan surveilans untuk
identifikasi virus sebelum virus
mengancam kita. Kemudian
memperpendek garis waktu antara
kemunculan patogen atau onset
wabahnya dengan kandidat
diagnostik atau penanggulangan
medis seperti terapeutik atau vaksin
yang akan kita kembangkan.”
Sumber: Detikcom https://apps.detik.com/detik/
Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan dalam mengimplementasikan program
pengendalian setelah penyakit AI ini ada di Indonesia selama 20 tahun, seperti:
○ Vaksinasi di tingkat peternak terutama di peternakan unggas petelur komersial
skala kecil (sektor 3) belum dilaksanakan secara efektif.
○ Kegiatan surveilans hanya memiliki keberhasilan yang terbatas (dulu dilakukan
melalui program “Participatory Disease Surveillance and Response”/PDSR).
○ Ada banyak kasus “kurangnya pelaporan” (under reporting) karena banyak faktor
terutama peternak khawatir terhadap pemusnahan tanpa kompensasi yang layak.
○ Upaya untuk menerapkan langkah-langkah biosekuriti baik di peternakan unggas
komersial skala kecil (sektor 3) dan belakang rumah (sektor 4) sebagian besar
tidak berhasil, hanya sebagian kecil menerapkan “biosekuriti 3 zona”.
○ Kedekatan dan interaksi timbal balik antara ke-2 jenis sistim unggas tersebut sering
memperkuat dinamika penyakit dan melanggengkan ‘siklus infeksi’ berulang.
Kesulitan dalam pengendalian AI
Sumber: Indrawan D. et al. (2018). Linking Supply Chain Governance and Biosecurity
in the Context of HPAI Control in Western Java: A Value Chain Perspective.
Virus influenza A subtipe H5N1 dan H9N2 merupakan penyakit zoonosis
menular yang beredar di Indonesia dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi
dampaknya terhadap unggas dan kesehatan masyarakat.
Meskipun clade utama dari vHPAI H5N1 di Indonesia telah diketahui, namun
pemahaman masih terbatas tentang evolusi vHPAI H5N1 di Indonesia.
Penemuan clade yang berbeda hanya di beberapa daerah dan fakta bahwa
beberapa clade vHPAI H5N1 Indonesia tidak terdeteksi di negara lain
menunjukkan pentingnya tindakan pencegahan spesifik wilayah dan spesifik
negara untuk wabah HPAI.
Estimasi karakteristik temporal vHPAI H5N1 di seluruh Indonesia dalam
kaitannya dengan dinamika virus sangat penting untuk melakukan pencegahan
seperti karantina, pembatasan lalu lintas, alat diagnostik, sistim surveilans, dan
pengembangan vaksin untuk wabah di masa depan.
Potensi zoonosis di masa depan
Meskipun Indonesia tidak memiliki rencana pemberantasan AI ke depan, tetapi
vaksinasi telah diadopsi sebagai strategi pengendalian utama di Indonesia dan
diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi industri perunggasan
Indonesia.
Surveilans berkelanjutan dari peternakan unggas di semua sektor, PUH dan
burung liar (wild bird) sangat penting untuk mengambil langkah-langkah yang
memadai dan mencegah evolusi virus lebih lanjut.
Peningkatan pengetahuan tentang evolusi vHPAI H5N1 dapat membantu untuk
fokus pada surveilans dan memperkuat langkah-langkah pengendalian yang
bertujuan untuk mengurangi ‘reassortment’ dan penularan vHPAI di masa depan di
antara unggas dan manusia.
Sebagai tambahan, kompartementalisasi, inspeksi, dan sertifikasi peternakan
unggas juga penting untuk dapat mengendalikan evolusi vHPAI H5N1 di Indonesia.
Penguatan strategi pengendalian AI di Indonesia
Terima kasih!
tata_naipospos@yahoo.com
tata.naipospos@gmail.com
www.civas.net

More Related Content

What's hot

Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidwarjoyo susilo
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Joni Saputra
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)NajMah Usman
 
Tuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi KesehatanTuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi KesehatanEncepal Cere
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPANajMah Usman
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDSsmansa
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisyayax911
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibuFionna Pohan
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARNajMah Usman
 
Pedoman Tata Laksana Covid 19
Pedoman Tata Laksana Covid 19Pedoman Tata Laksana Covid 19
Pedoman Tata Laksana Covid 19Muh Saleh
 
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...Tata Naipospos
 
Juknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCJuknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCIrene Susilo
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
ChikungunyaDR Irene
 

What's hot (20)

BAB 4 POLIO
BAB 4 POLIOBAB 4 POLIO
BAB 4 POLIO
 
KUESIONER P2TB
KUESIONER P2TBKUESIONER P2TB
KUESIONER P2TB
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
 
Proposal & thesis
Proposal & thesisProposal & thesis
Proposal & thesis
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Materi HIV & AIDS
Materi HIV & AIDSMateri HIV & AIDS
Materi HIV & AIDS
 
Tuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi KesehatanTuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
Tuberkulosis - Leaflet Promosi Kesehatan
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Kep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsisKep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsis
 
Leaflet ispa akper muna.16
Leaflet ispa akper muna.16Leaflet ispa akper muna.16
Leaflet ispa akper muna.16
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Bagan MTBS 2022.pdf
Bagan MTBS 2022.pdfBagan MTBS 2022.pdf
Bagan MTBS 2022.pdf
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
Pedoman Tata Laksana Covid 19
Pedoman Tata Laksana Covid 19Pedoman Tata Laksana Covid 19
Pedoman Tata Laksana Covid 19
 
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
 
Juknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITCJuknis HIV: Pedoman PITC
Juknis HIV: Pedoman PITC
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
Chikungunya
 

Similar to Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Meeting - 21 September 2023

415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdf415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdfYus Ani
 
Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...
Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...
Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...Tata Naipospos
 
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...Tata Naipospos
 
Seminar Hasil Penelitian Skripsi
Seminar Hasil Penelitian Skripsi Seminar Hasil Penelitian Skripsi
Seminar Hasil Penelitian Skripsi wahyuddani gusti
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfigdsadikin
 
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdfJURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdfDodiSwyono
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Tata Naipospos
 
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006Tata Naipospos
 
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...CNS www.citizen-news.org
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungPharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungSainal Edi Kamal
 
TUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docx
TUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docxTUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docx
TUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docxshintia29
 
Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...
Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...
Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...Tata Naipospos
 
Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...
Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...
Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...Tata Naipospos
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)NorniStg
 

Similar to Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Meeting - 21 September 2023 (20)

Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptxBismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
 
415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdf415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdf
 
Ega liani
Ega lianiEga liani
Ega liani
 
Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...
Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...
Arah Pengendalian Avian Influenza di Indonesia - CEVA Animal Health Indonesia...
 
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
SARS-CoV-2 dan Kajian Risiko Masuknya ke Indonesia - Pusat KH & Kehani, BARAN...
 
PPT CHIKUNGUNYA.pptx
PPT  CHIKUNGUNYA.pptxPPT  CHIKUNGUNYA.pptx
PPT CHIKUNGUNYA.pptx
 
Seminar Hasil Penelitian Skripsi
Seminar Hasil Penelitian Skripsi Seminar Hasil Penelitian Skripsi
Seminar Hasil Penelitian Skripsi
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
 
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdfJURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
JURNAL EKOLOGI ANDRI REPELITA.pdf
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
 
BAB III.docx
BAB III.docxBAB III.docx
BAB III.docx
 
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
 
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungPharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
TUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docx
TUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docxTUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docx
TUGAS KGD PNEUMONIA salinan.docx
 
Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...
Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...
Avian Influenza Pada Unggas dan Dampak Ekonomi - Seminar Kamajaya, Jakarta, 2...
 
penatalaksanaan diare akut
penatalaksanaan diare akutpenatalaksanaan diare akut
penatalaksanaan diare akut
 
Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...
Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...
Identifikasi Risiko dan Metoda Deteksi Dini Dalam Kasus Pelaporan Terduga PMK...
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Meeting - 21 September 2023

  • 1. Update Situasi Epidemiologi Avian Influenza di Indonesia Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD Epidemiolog Veteriner Scientific Meeting Avian Influenza – PT CEVA Animal Health Indonesia Hotel Mercure Serpong Alam Sutra, Tangerang Selatan, Banten Jumat, 22 September 2023
  • 2. Avian influenza (AI) adalah masalah utama yang menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di sektor perunggasan di seluruh dunia. Sejak 2003, penyebaran HPAI subtipe H5N1 yang meluas pada populasi unggas di Indonesia telah menyebabkan kematian yang tinggi dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi sektor perunggasan. HPAI H5N1 memiliki signifikansi zoonosis, menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat dan unggas. Situasi Avian influenza Sumber: Rahman S. et al, (2023). Avian influenza (H5N1) virus, epidemiology and its effects on backyard poultry in Indonesia: a review. F1000Research 2023, 11:1321. Akibat interaksi yang erat antara burung migran liar dan itik, sektor perunggasan domestik di Indonesia terkena dampak langsung oleh virus ini. AI telah menyebar ke seluruh 33 provinsi di Indonesia, dan endemik di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi Selatan.
  • 3. Virus Highly Pathogenic Avian Influenza (vHPAI) H5N1 pertama kali diumumkan di Indonesia pada Januari 2004 (introduksi diperkirakan pada April – Juli 2003) dan telah menjadi endemik pada unggas di beberapa wilayah sesudahnya. Awalnya, semua virus H5N1 Indonesia telah diklasifikasi ke dalam clade 2.1, dengan tiga sublineage atau clade yaitu: 2.1.1, 2.1.2 dan 2.1.3. ○ Clade 2.1.1 terutama terisolasi dari unggas yang terinfeksi HPAI selama wabah antara 2003 dan 2005 (tidak terdeteksi lagi sejak 2007). ○ Clade 2.1.2 terdiri dari virus yang berasal dari unggas dan manusia, terisolasi terutama dari Sumatera antara 2004 dan 2007 (tidak terdeteksi lagi sejak 2008). ○ Clade 2.1.3 terdiri dari berbagai virus yang terisolasi baik dari unggas atau dari manusia sejak 2004 (sejak 2007-2008 mendominasi dan terus bersirkulasi di Indonesia). Kilas Balik Avian Influenza di Indonesia Sumber: Wibawa H. et al. (2011). A molecular and antigenic survey of H5N1 highly pathogenic avian influenza virus isolates from smallholder duck farms in Central Java, Indonesia during 2007-2008. Virology Journal, 2011 Sep 7; 8:425.
  • 4. Jumlah kumulatif kasus AI H5N1 pada manusia (2003-2023) 2003-2009 2010-2014 2015-2019 2020 Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian 162 134 35 31 3 3 0 0 2021 2022 2023 Total Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian Kasus Kematian 0 0 0 0 0 0 200 168 • Total kasus pada manusia (2003-2023) = 868 (21 negara) • Total kematian pada manusia (2003-2023) = 457 (16 negara) • Persentase kasus pada manusia di Indonesia = 200/868 = 23% (tertinggi ke-2 setelah Mesir) • Persentase kematian pada manusia di Indonesia = 168/457 = 37% (tertinggi) Sumber: WHO/GIP, data in HQ as of 5 January 2023. CFR = 84%
  • 5. vHPAI H5N1 di Indonesia diklasifikasikan ke dalam berbagai clade, dimulai dengan clade 2.1, yang kemudian bercabang menjadi clade 2.1.1, 2.1.2, 2.1.3.2, and 2.1.3.2a; kebanyakan clade ini dilaporkan menyerang unggas. Pada 2012, suatu clade baru, 2.3.2.1c, diisolasi dari peternakan itik dan pasar unggas hidup (PUH) di Jawa dengan kematian yang tinggi di antara itik. Deteksi vHPAI clade baru ini dianggap sebagai hasil serangan baru dari bagian lain di Asia Tenggara ke Indonesia, karena clade 2.3.2.1, 2.3.2.1a, dan 2.3.2.1b telah dilaporkan di China, Vietnam dan Bangladesh. Clade 2.3.2.1c kemudian beredar pada unggas di Indonesia, sedangkan clade 2.1.3.2a hanya terdeteksi di Sumatera. Dinamika vHPAI H5N1 di Indonesia Sumber: Karo-karo D. et al. (2022). Phylodynamics of Highly Pathogenic Avian Influenza A(H5N1) Virus Circulating in Indonesian Poultry, Viruses, 14, 2216.
  • 6. Clade 2.1.1, 2.1.2, 2.1.3, 2.1.3.1, 2.1.3.3, 2.1.3.2, dan 2.1.3.2a berevolusi dari nenek moyang yang sama pada 2002. Beberapa clade 2.1.1 berbagi nenek moyang yang sama dengan 2.3.2.1c pada 2001. Selanjutnya clade 2.1.1 pada 2003 menyimpang menjadi clade 2.3.2.1c, yang terdeteksi sebagian besar pada 2015-2016. Perbedaan yang signifikan juga diamati pada 2011 antara sub-kelompok 2.3.2.1c yaitu menjadi 2.3.2.1c (A) dan 2.3.2.1c (B). Pada 2015-2016, clade 2.1.3.2a masih terdeteksi. Sebaliknya, clade 2.1.2, 2.1.3, 2.1.3.1, 2.1.3.2, dan 2.1.3.3 tidak lagi terdeteksi di Indonesia setelah 2012. Evolusi virus vHPAI H5N1 di Indonesia Sumber: Karo-karo D. et al. (2022). Phylodynamics of Highly Pathogenic Avian Influenza A(H5N1) Virus Circulating in Indonesian Poultry, Viruses, 14, 2216.
  • 7. Introduksi vHPAI H5N1 ke Indonesia jarang terjadi dan sebagian besar perubahan virus yang diamati berasal dari dalam Indonesia. Kurangnya deteksi clade 2.3.2.1b dan terbatasnya sekuens genom vHPAI H5N1 dalam database mengindikasikan ada ruang untuk perbaikan dalam surveilans molekuler vHPAI di Indonesia. Deteksi vHPAI H5N1 berdasarkan tahun Tahun Sirkulasi virus 2005 – 2007 (2 tahun) Clade 2.1.1, 2.1.2, dan 2.1.3 2005 – 2012 (7 tahun) Clade 2.1.3.1 2005 – 2010 (5 tahun) Clades 2.1.3.2 dan 2.1.3.3 2008 – 2016 Clade 2.1.3.2a 2010 – 2016 Clade 2.3.2.1c Sumber: Karo-karo D. et al. (2022)., Viruses, 14, 2216.
  • 8. Distribusi H5N1 clade berbeda per provinsi Sumber: Karo-karo D. et al. (2022)., Viruses, 14, 2216. • Kebanyakan virus terdeteksi di Pulau Jawa. • Clade 2.1.3.2 dan 2.1.3.2a terdeteksi di sebagian besar wilayah Indonesia, sementara beberapa clade hanya terdeteksi di wilayah tertentu.
  • 9. Dari sejumlah studi yang dilaksanakan di Indonesia berhasil dibuktikan bahwa pasar unggas hidup (PUH) memiliki peran penting dalam kemunculan berulang HPAI. Studi yang dilakukan oleh Henning J. et al. (2019) mengkombinasikan data surveilans yang dikumpulkan setiap bulan dari PUH di Jakarta selama 5 tahun (2009-2014), dan mempelajari faktor risiko terkait dengan struktur dan manajemen PUH, perdagangan dan pemotongan di RPU, serta kondisi lingkungan dan demografik di wilayah di mana PUH berlokasi. Selama periode studi, 36,7% dari sampel (N = 1315) yang diuji menunjukkan vHPAI H5 positif. Peran PUH dalam infeksi berulang vHPAI H5N1 Sumber: Henning J. et al. (2019). Risk factors for H5 avian influenza virus prevalence on urban live bird markets in Jakarta, Indonesia - Evaluation of long-term environmental surveillance data. PLoS ONE 14(5): e0216984.
  • 10. Hasil pengujian sampel lingkungan di 83 PUH di Provinsi Jakarta, Banten dan Jawa Barat yang diambil antara Oktober 2007-Maret 2008 menunjukkan 39 (47%) PUH ditemukan adanya vHPAI H5N1 (Indriani R et al., 2010). Surveilans virus H5N1 yang dilakukan terhadap 21 pasar unggas hidup di Banten (2), Jakarta (3), Jawa Barat (2), Jawa Tengah (10) dan Jawa Timur (4) dari tahun 2014-2019, menunjukkan virus H5N1 terdeteksi pada hampir semua PUH baik pada sampel kloaka dan sampel lingkungan, dimana sekitar 35% dari semua sampel tersebut positif influenza A dan selanjutnya, sekitar 52% dari sampel ini positif untuk subtipe H5 (Dharmayanti NLPI et al., 2020). Hasil sampel lingkungan di PUH
  • 11. Introduksi dan penyebaran vHPAI H5N1 di Indonesia difasilitasi oleh beberapa faktor: 1) Indonesia terletak di persimpangan perdagangan internasional antara 2 benua (Asia dan Australia) dan 2 samudera (Samudera Pasifik dan Hindia). 2) Indonesia dilewati oleh 2 jalur terbang migrasi burung liar ‘East Asian-Australasian Flyway’ (EAAF) dan ‘West Pacific Flyway’ (WPF). 3) Tingkat kontak yang tinggi antara unggas dari lokasi yang berbeda dan antara itik domestik dan burung liar karena biosekuriti yang buruk terutama unggas belakang rumah dan itik bergerak atau berkeliaran (scavenging ducks). Faktor introduksi dan penyebaran vHPAI H5N1 Sumber: Karo-karo D. et al. (2022). Phylodynamics of Highly Pathogenic Avian Influenza A(H5N1) Virus Circulating in Indonesian Poultry, Viruses, 14, 2216.
  • 12. Jalur terbang (flyway) burung migran
  • 13. Serotipe Provinsi Sumber informasi Status diagnosis Tipe unggas Spesies Tanggal observasi Tanggal pelaporan HPAI JATENG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 LPAI SULBAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 LPAI LAMPUNG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI SUMBAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI SULSEL Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI SULBAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI KALSEL Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI JATIM Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI JATENG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI JABAR Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI DIY Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI BANTEN Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 31/12/2022 27/01/2023 HPAI RIAU Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 13/04/2023 HPAI LAMPUNG Otovet Nas. Konfirmasi Domestik Unggas 13/04/2023 H5N1 KALSEL WOAH Konfirmasi Domestik Itik 05/04/2023 12/05/2023 Update Kasus AI Indonesia (1 Jan 2022–18 Sep 2023) Sumber: FAO Empres-i
  • 14. Virus Low pathogenic avian influenza (LPAI) H9N2 tidak pernah dilaporkan sebelumnya di Indonesia. Pada akhir 2016 dan awal 2017, manajer peternakan ayam dari sektor 1, 2 dan 3 mengeluhkan peningkatan kematian dan penurunan produksi telur. Virus LPAI H9N2 pertama kali dideteksi di Indonesia pada 2017. Menurut studi Jonas M, et al. (2018), virus LPAI H9N2 menyerang peternakan petelur (layer), perbibitan (breeder), dan potong (broiler). Data sekuens menunjukkan adanya 3 kluster yang berbeda dan telah menyebar luas ke banyak provinsi di Indonesia. Kemunculan virus LPAI H9N2 di Indonesia Sumber: Jonas M. et al. (2018). Identification of avian influenza virus subtype H9N2 in chicken farms in Indonesia. Prev. Vet. Med., Vol. 159, 1 November 2018, 99-105.
  • 15. Suatu studi oleh Rehman et al. (2022) yang dilaksanakan dari Maret 2021 - April 2022 di 5 PUH di 4 kota di Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang) bertujuan untuk mengetahui prevalensi virus H5N1 dan H9N2 dan mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi AI. Prevalensi keseluruhan virus AI subtipe H5N1 dan H9N2 yang bersirkulasi adalah 3,8%. Prevalensi lebih tinggi pada unggas belakang rumah (backyard) sebesar 5,99%, diikuti ayam potong (broiler) sebesar 2,23% dan ayam petelur (layer) sebesar 1,68%. Studi ini menyarankan bahwa keberadaan itik, kalkun, ayam hutan, burung merak, dan ayam pegar (pheasant) di dalam kandang sangat terkait dengan peningkatan risiko subtipe H5N1 dan H9N2 di PUH. Deteksi virus H5N1 dan H9N2 di PUH Sumber: Rehman S. et al. (2022). Prevalence and associated risk factors of avian influenza A virus subtypes H5N1 and H9N2 in LBMs of East Java province, Indonesia: a cross-sectional study PeerJ, DOI 10.7717/peerj.14095
  • 16. Virus subtipe H9N2 telah menjadi mapan pada unggas domestik di Asia, Timur Tengah, dan Afrika, menyebabkan kerugian ekonomi di sektor perunggasan karena terjadi hambatan pertumbuhan dan fertilitas unggas serta penurunan produksi. Meskipun virus H9 di klasifikasikan LPAI, kematian di lapangan pernah di laporkan > 50%. Virus juga berpotensi zoonotik karena kasus infeksi H9N2 pada manusia pernah dilaporkan di Hong Kong, China, Bangladesh dan Mesir, serta telah dibuktikan bahwa virus ini berperan sebagai donor internal gen prekursor subtipe virus lain, seperti H5N1 yang menyebabkan kasus AI pada manusia di Hong Kong pada 2007, H7N9 dan H10N8 di China pada 2013 dan 2015 (Peacock, et al., 2016). Mengapa LPAI H9N2 penting secara global? Sumber: Muflihanah et al. (2018). Kasus pertama Low Pathogenic Avian Influenza subtipe H9N2 pada peternakan ayam petelur di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Indonesia. Prosiding Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL) dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2018.
  • 17. Beberapa kasus AI dilaporkan pada peternakan itik skala kecil yang terletak di sebelah rawa-rawa di di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan pada April 2022. Virus HPAI H5N1 clade 2.3.4.4b dideteksi dari kasus tersebut, dan secara genetik sama dengan vHPAI H5N1 clade 2.3.4.4b yang baru-baru ini dideteksi di Asia Timur pada 2021-2022. Dari sekuens genom, 3 isolat virus menunjukkan kedekatan dengan H5N1 clade 2.3.4.4b dari China, Korea Selatan, dan Jepang yang mengindikasikan adanya nenek moyang yang sama. Keterbatasan data sekuens genom virus AI dan tidak adanya surveilans pada burung liar menghambat upaya untuk menentukan peran pasti burung liar dalam penyebaran clade 2.3.4.4b ke Indonesia. Kemunculan clade 2.3.4.4b di Indonesia Sumber: Wibawa H. et al. Highly pathogenic avian influenza A(H5N1) virus clade 2.3.4.4b in domestic ducks, Indonesia, 2022. bioRxiv.org - the preprint server for Biology.
  • 18. Clade 2.3.4.4b menjadi dominan di Asia, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah pada akhir tahun 2021. Clade 2.3.4.4b adalah virus H5N1 baru yang beradaptasi dengan gen N1 NA pada burung liar, dideteksi pada burung liar di Kanada dan AS pada akhir 2021. Virus mulai menyebabkan wabah pada unggas komersial dan belakang rumah di AS pada Februari 2022. Infeksi manusia dengan virus H5N1 ini terdeteksi secara sporadik, tetapi jarang terjadi, begitu juga terdeteksi infeksi sporadik pada hewan mamalia. Sejak 2020, hanya 2 virus H5N1 clade 2.3.4.4b terdeteksi pada sampel dari orang yang terpapar langsung dengan unggas sakit. Dari 4 kasus manusia di Eropa dan Amerika Utara, secara individu tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala klinis ringan, namun 2 kasus dari Asia menunjukkan dampak yang parah dan fatal. Mengapa clade 2.3.4.4b penting secara global? Sumber: WHO (21 December 2022). Rapid Risk Assessment Assessment of risk associated with recent influenza A(H5N1) clade 2.3.4.4b viruses.
  • 19. Alasan penting yang mendasari kegagalan program pengendalian AI di Indonesia terletak pada struktur organisasi dan kelembagaan sektor perunggasan. Studi ‘rantai nilai’ (value chain) yang dilaksanakan di Jawa Barat oleh Indrawan D. et al. (2018) menunjukkan ada 4 rantai nilai: (1) rantai integrator; (2) rantai RPU semi-otomatis; (3) rantai titik pemotongan terkontrol; dan (4) rantai titik pemotongan privat. Studi ini menyimpulkan bahwa struktur pemeliharaan dan penjualan unggas terdiri dari semua kegiatan dan interaksi dari peternak ke konsumen, dan di Indonesia struktur itu kompleks dengan banyaknya tautan dan interaksi. Kompleksitas rantai nilai unggas di Indonesia Sumber: Indrawan D. et al. (2018). Linking Supply Chain Governance and Biosecurity in the Context of HPAI Control in Western Java: A Value Chain Perspective.
  • 20. Ada 3 zona wilayah bebas AI pada unggas yaitu Maluku Utara, Maluku dan Papua. Pengendalian melalui zonasi & kompartementalisasi Papua (2017) Maluku Utara (2015) Maluku (2016) Sampai saat ini, sekitar 125 unit usaha unggas telah mendapatkan Sertifikat Kompartemen Bebas AI. 100 unit usaha unggas telah dideklarasi secara mandiri (self- declaration) dan diterbitkan dalam website WOAH (Microsoft Word - Declare AI_29 Januari 2021 rev 4 feb 2021.docx (woah.org)).
  • 21. “Tujuan ‘pandemic preparedness plan’ tentunya untuk meningkatkan riset, mengkarakterisasi patogen, meningkatkan surveilans untuk identifikasi virus sebelum virus mengancam kita. Kemudian memperpendek garis waktu antara kemunculan patogen atau onset wabahnya dengan kandidat diagnostik atau penanggulangan medis seperti terapeutik atau vaksin yang akan kita kembangkan.” Sumber: Detikcom https://apps.detik.com/detik/
  • 22. Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan dalam mengimplementasikan program pengendalian setelah penyakit AI ini ada di Indonesia selama 20 tahun, seperti: ○ Vaksinasi di tingkat peternak terutama di peternakan unggas petelur komersial skala kecil (sektor 3) belum dilaksanakan secara efektif. ○ Kegiatan surveilans hanya memiliki keberhasilan yang terbatas (dulu dilakukan melalui program “Participatory Disease Surveillance and Response”/PDSR). ○ Ada banyak kasus “kurangnya pelaporan” (under reporting) karena banyak faktor terutama peternak khawatir terhadap pemusnahan tanpa kompensasi yang layak. ○ Upaya untuk menerapkan langkah-langkah biosekuriti baik di peternakan unggas komersial skala kecil (sektor 3) dan belakang rumah (sektor 4) sebagian besar tidak berhasil, hanya sebagian kecil menerapkan “biosekuriti 3 zona”. ○ Kedekatan dan interaksi timbal balik antara ke-2 jenis sistim unggas tersebut sering memperkuat dinamika penyakit dan melanggengkan ‘siklus infeksi’ berulang. Kesulitan dalam pengendalian AI Sumber: Indrawan D. et al. (2018). Linking Supply Chain Governance and Biosecurity in the Context of HPAI Control in Western Java: A Value Chain Perspective.
  • 23. Virus influenza A subtipe H5N1 dan H9N2 merupakan penyakit zoonosis menular yang beredar di Indonesia dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi dampaknya terhadap unggas dan kesehatan masyarakat. Meskipun clade utama dari vHPAI H5N1 di Indonesia telah diketahui, namun pemahaman masih terbatas tentang evolusi vHPAI H5N1 di Indonesia. Penemuan clade yang berbeda hanya di beberapa daerah dan fakta bahwa beberapa clade vHPAI H5N1 Indonesia tidak terdeteksi di negara lain menunjukkan pentingnya tindakan pencegahan spesifik wilayah dan spesifik negara untuk wabah HPAI. Estimasi karakteristik temporal vHPAI H5N1 di seluruh Indonesia dalam kaitannya dengan dinamika virus sangat penting untuk melakukan pencegahan seperti karantina, pembatasan lalu lintas, alat diagnostik, sistim surveilans, dan pengembangan vaksin untuk wabah di masa depan. Potensi zoonosis di masa depan
  • 24. Meskipun Indonesia tidak memiliki rencana pemberantasan AI ke depan, tetapi vaksinasi telah diadopsi sebagai strategi pengendalian utama di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi industri perunggasan Indonesia. Surveilans berkelanjutan dari peternakan unggas di semua sektor, PUH dan burung liar (wild bird) sangat penting untuk mengambil langkah-langkah yang memadai dan mencegah evolusi virus lebih lanjut. Peningkatan pengetahuan tentang evolusi vHPAI H5N1 dapat membantu untuk fokus pada surveilans dan memperkuat langkah-langkah pengendalian yang bertujuan untuk mengurangi ‘reassortment’ dan penularan vHPAI di masa depan di antara unggas dan manusia. Sebagai tambahan, kompartementalisasi, inspeksi, dan sertifikasi peternakan unggas juga penting untuk dapat mengendalikan evolusi vHPAI H5N1 di Indonesia. Penguatan strategi pengendalian AI di Indonesia