SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Download to read offline
Resiliensi Sistim Kesehatan Hewan Nasional
Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit yang
Berpotensi Menimbulkan Krisis Pangan dan Ekonomi
Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Komisi Kesehatan Ahli Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan
Karantina Hewan
Rapat Koordinasi Pengendalian Penyakit Hewan Menular dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Wates Tahun 2023
Yogyakarta, 22-24 Februari 2023
“Kesehatan hewan adalah
kesehatan semua orang.
Bersama-sama kita dapat
menemukan solusi konkrit
untuk dunia yang lebih sehat
dan lebih berkelanjutan.”
Dr Monique Éloit
WOAH Director General
DAMPAK GLOBAL
PENYAKIT HEWAN
TANTANGAN
WABAH PENYAKIT
RESILIENSI
SISKESWANNAS
MANAJEMENURATAN
MANAJEMEN
DARURAT
KEBERLANJUTAN
LABORATORIUM
TANTANGAN MASA
DEPAN
01 02
03 04
05 06
Kita harus lebih menyadari bahaya penyakit hewan yang sangat
menular karena konsekuensinya dapat menimbulkan dampak
risiko perdagangan, suplai pangan, dan bahkan kesehatan
manusia. Selain itu, banyak faktor lain yang mempengaruhi
kesehatan dan produktivitas hewan.
01
DAMPAK
GLOBAL
PENYAKIT
HEWAN
Dampak global penyakit hewan
● Dalam menghadapi tantangan demografis, peningkatan perdagangan
internasional dan dampak perubahan iklim (climate change), membuat
kesehatan hewan dalam pembangunan dan kesejahteraan populasi
manusia di seluruh dunia menjadi lebih fundamental dari sebelumnya.
● Produksi hewan merupakan 40% dari nilai pertanian global. Produksi
hewan mendukung pendapatan dan mata pencaharian 1 dari 5 orang,
sebagian besar di negara berkembang.
● Namun, penyakit hewan dapat secara signifikan mengurangi potensi ini.
● Evaluasi beban yang terkait dengan penyakit adalah kunci untuk
meningkatkan hubungan kita dengan hewan produksi, dan membangun
dunia yang lebih berkelanjutan.
Sumber: The Global Burden of Animal Disease (woah.org).
Beban global penyakit hewan
● Hewan dapat dipengaruhi berbagai masalah kesehatan & kesejahteraan.
● Seringkali, peternak harus mengelolanya sendiri, terutama peternak kecil
yang memiliki akses terbatas ke layanan dan produk kesehatan hewan
karena hambatan sosial, finansial dan geografis..
● Beban global penyakit hewan diyakini sangat besar. Namun, sangat sulit
untuk diukur. Saat ini, kita hanya memiliki gambaran yang terbatas dan
parsial tentang tantangan krisis ekonomi yang terkait dengan kesehatan
dan kesejahteraan hewan.
● Kita harus berusaha untuk merubah ini. Kita harus memiliki pemahaman
yang lebih baik tentang sistim produksi ternak dan akuakultur serta
jejaknya di masyarakat dan lingkungan.
Sumber: The Global Burden of Animal Disease (woah.org).
● Penyakit lintas batas (Transboundary animal diseases) didefinisikan
sebagai: “penyakit-penyakit dengan dampak penting terhadap ekonomi,
perdagangan dan/atau ketahanan pangan dari sekelompok negara,
yang dapat dengan mudah menyebar ke negara lain, mencapai
proporsi epidemi dan membutuhkan kerja sama pengendalian dan
pemberantasan antara berbagai negara” (FAO, 1997).
Penyakit lintas batas
Wilayah di mana penyakit terjadi, tetapi saat ini tidak dilaporkan.
Wilayah di mana penyakit atau agen penyebab saati ini ada
(endemik/enzootik), wabah baru terjadi atau sporadik)
Perluas an d is trib u s i k ontinental dari 1 7 peny ak it lintas batas
● AHS = African horse
sickness
● AFS = African swine fever
● HPAI = avian influenza
● BT = bluetongue
● CSF = classical swine fever
● CBPP = contagious bovine
pleuropneumonia
● FMD = foot and mouth
disease
● HS = hemorrhagic
septicemia
● LSD = lumpy skin disease
● MERS = Middle East
respiratory syndrome
● VND = Newcastle disease
● PPR = peste des petits
ruminants
● RVF = Rift Valley fever
● RP = rinderpest
● SP/GP = sheeppox and
goatpox
● SVD = swine vesicular
disease (SVD)
● VS = vesicular stomatitis
Dampak ekonomi penyakit lintas batas (TAD)
Dampak ekonomi dari TAD dapat dinilai pada tingkat yang berbeda dan dari perspektif
pemangku kepentingan yang berbeda. Misalnya:
1. Bagi pemerintah atau koalisi regional, TAD dapat merupakan ancaman bagi
pendapatan nasional, potensi pengurasan anggaran, dan hambatan bagi perdagangan
internasional.
2. Bagi produsen ternak, pedagang, pengolah dan pengecer produk ternak, keberadaan
TAD dapat mewakili ancaman terhadap mata pencaharian, kebutuhan untuk
berinvestasi dalam tindakan-tindakan pencegahan, dan sumber konflik dengan
layanan veteriner negara.
3. Penyedia layanan kesehatan hewan dan supplier vaksin dan obat-obatan dapat
melihat TAD sebagai sumber pendapatan dari penjualan obat dan vaksin.
4. Konsumen dapat menganggap TAD sebagai ancaman bagi kesehatan (jika
penyakitnya zoonotik), dan mungkin dirugikan jika wabah penyakit yang hebat
mempengaruhi harga pangan atau menganggu suplai pangan.
Sumber: Effect of Animal Disease on the Economy | (livestock247.com).
Dalam 4 tahun terakhir (2019-2022), Indonesia
menghadapi introduksi 3 penyakit hewan lintas batas
eksotik: African swine fever (ASF), lumpy skin disease
(LSD), dan penyakit mulut dan kuku (PMK).
02
TANTANGAN
WABAH
PENYAKIT
Penyakit tidak
mengenal batas
Semua mahluk hidup,
terlepas dari spesiesnya,
berbagi dunia yang sama....
dan juga tantangan
kesehatannya
Meningkatkan kesehatan
hewan juga meningkatkan
kesehatan manusia dan
lingkungan, dan begitu juga
sebaliknya
….SISKEWANNAS harus
memastikan masa depan
yang lebih aman dan lebih
RESILIEN untuk semua
Pendorong perubahan dinamika penyakit
Perubahan iklim
Perdagangan ternak & produk
Pertumbuhan populasi manusia
Intensifikasi ternak
Reservoir satwa liar
Perubahan sosial
Pertumbuhan ekonomi
Deforestasi
Urbanisasi
Harga pangan
Serangan ke wilayah satwa liar
Kehilangan habitat
Biodiversitas
Perubahan penggunaan lahan
Konflik
Peningkatan kemiskinan
Konservasi satwa liar
Irigasi
Dalam migrasi
Ketidakmerataan (inequality)
Pembelian lahan oleh orang asing
Pendorong perubahan penyakit
● Pemahaman tentang pendorong penyakit (drivers of disease) dapat
membantu prediksi dan manajemen penyakit.
● Pendorong perubahan yang paling penting dari pola penyakit adalah
perubahan iklim (climate change) dan perdagangan ternak dan produknya.
● Berbagai pendorong seperti demografi, sosial, ekonomi dan lingkungan
dipandang memiliki beberapa kepentingan, sementara ketidakmerataan
(inequality) dan pembelian lahan oleh orang asing tidak dianggap penting
(lihat grafik dalam slide sebelumnya).
● Selain itu, ditambahkan juga pendorong penyakit lainnya, seperti:
globalisasi, perdagangan ilegal dan perbatasan yang tidak ada penjagaan.
Sumber: CIAT and ILRI, 2014. Climate and Livestock Disease: assessing the vulnerability
of agricultural systems to livestock pests under climate change scenarios.
Konsep RESILIENSI telah berkembang dari waktu ke
waktu, namun secara umum pengertiannya diterima
sebagai kemampuan secara fleksibel untuk
mempersiapkan, beradaptasi dan pulih dari kejadian buruk.
03
RESILIENSI
SISKESWANNAS
SISKESWANNAS dan RESILIENSI
● SISKESWANNAS mencakup semua organisasi, lembaga pemerintah,
perusahaan komersial, universitas dan individu yang terlibat dalam rantai
produksi ternak (WOAH, 2022).
● RESILIENSI berarti “kemampuan suatu sistim, komunitas atau
masyarakat yang terpapar bahaya untuk melawan, menyerap,
mengakomodasi dan pulih dari efek bahaya secara tepat waktu dan
efisien, termasuk melalui pelestarian dan restorasi struktur dan fungsi
dasarnya yang esensial.” (UNISDR, 2015).
● Resiliensi ditentukan oleh sejauh mana masyarakat memiliki sumber
daya yang diperlukan dan mampu mengatur dirinya sendiri baik sebelum
dan selama waktu yang dibutuhkan.
Sumber: OIE, May 2016. Guidelines on Disaster Management and Risk Reduction in Relation to Animal
Health and Welfare and Veterinary Public Health (Guidelines for National Veterinary Services).
Kenapa investasi untuk Siskeswannas penting?
Barang publik
global
Siskeswannas adalah
“barang publik global”
(global public good),
meminimalkan
penyebaran TAD dan
memfasilitasi
perdagangan yang
aman, dan layak untuk
diinvestasi secara
berkelanjutan oleh
seluruh pemerintahan
dan komunitas
internasional.
Kekurangan
sumber daya
kronis
Siskeswannas
mengalami
kekurangan sumber
daya yang kronis
terhadap semua
tindakan komparatif.
Ketahanan
kesehatan global
Siskeswannas membuat
kontribusi yang vital terhadap
ketahanan kesehatan global
(global health security) di
bidang seperti zoonosis baru
muncul (emerging zoonoses),
resistensi antimikroba (AMR)
dan keamanan pangan,
karena mengatasi ‘risiko pada
sumbernya” untuk sebagian
besar ancaman infeksi utama,
termasuk pandemi.
Kontribusi
global
Siskeswannas
memberikan kontribusi
global yang penting bagi
ketahanan pangan,
nutrisi, pengentasan
kemiskinan dan
RESILIENSI, mengingat
jumlah masyarakat
miskin pedesaan yang
bergantung pada hewan
untuk mata pencaharian
ekonomi dan sebagai
sumber pangan.
Sumber: WOAH, 2022
Resiliensi
RESILIENSI adalah
kemampuan untuk
beradaptasi dengan
situasi yang
merugikan.
Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org)
Resiliensi global
● Pandemi COVID-19 telah menjadi ujian
paling utama RESILIENSI global
(global resilience), dan telah
mendorong komunitas internasional ,
termasuk World Organisation for
Animal Health (OIE), untuk mengkaji
ulang respons global terhadap
pandemi dan menilai bagaimana cara
terbaik untuk menggabungkan
pembelajaran yang sulit ke masa
depan yang lebih berkelanjutan dan
lebih sehat.
Laboratorium diagnostik veteriner
yang mampu memproses uji untuk
SARS-CoV-2, virus corona yang
menjadi penyebab COVID-19.
Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org)
RESILIENSI juga
termasuk belajar dari
suatu peristiwa untuk
dapat mempersiapkan
diri menghadapi situasi
darurat berikutnya.
Peran SISKESWANNAS pada Pandemi COVID-19
● Di seluruh dunia, SISKESWANNAS (Veterinary Services) terus
memainkan peran esensial di masyarakat, melindungi kesehatan dan
kesejahteraan hewan serta kesehatan masyarakat, sambil juga
merespons tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi.
● SISKESWANNAS dapat memainkan peran penting dalam menyediakan
dukungan langsung terhadap respons pandemi kesehatan masyarakat,
melalui:
❑ pengujian spesimen manusia untuk SARS-CoV-2;
❑ terlibat dalam penelitian ilmiah pada antarmuka manusia-hewan;
❑ menyumbangkan peralatan yang esensial;
❑ kontribusi keahlian epidemiologi untuk layanan kesehatan
masyarakat.
Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org).
Siskewannas saat pandemi COVID-19
● SISKESWANNAS (Veterinary Services) di banyak negara juga:
❑ bekerja untuk mengelola implikasi kesehatan hewan dari COVID-
19, termasuk infeksi SARS-CoV-2 pada hewan kesayangan dan
wabah pada peternakan dari hewan penghasil bulu;
❑ melakukan penelitian untuk memahami kerentanan berbagai
tindakan yang diambil terhadap hewan, termasuk satwa liar;
❑ menggunakan komunikasi risiko untuk mencegah tindakan yang
tidak tepat yang diambil terhadap hewan, termasuk satwa liar;
❑ melakukan manajeman risiko untuk mencegah pembentukan
reservoir baru pada spesies yang rentan.
Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org).
Persyaratan SISKESWANNAS yang efektif
● Untuk mempromosikan perlindungan kesehatan hewan yang efektif,
diperlukan standarisasi prosedur SISKESWANNAS terutama dalam
aspek berikut ini:
❑ notifikasi penyakit;
❑ penyediaan informasi epidemiologi;
❑ sertifikasi perdagangan internasional;
❑ manajemen darurat kesehatan hewan.
● Selain itu, SISKESWANNAS harus didukung oleh kerangka kerja legislasi
yang tepat dan sumber daya keuangan yang memadai.
Sumber: Marabelli R. Et al., 1999. Management of animal emergencies:
general principles and legal and international obligations.
Dua kerentanan kritis terhadap
RESILIENSI SISKEWANNAS
1
Kurangnya kapasitas untuk
mengelola keadaan darurat
penyakit termasuk kelemahan
dalam kapasitas negara untuk
menjalankan rencana manajemen
darurat (yang mengarah pada
kurangnya kesiapsiagaan).
2
Kelemahan sistemik
yang kronis dalam
keberlanjutan sistim
laboratorium diagnostik.
Sumber: Striving for One Health resilience - WOAH - World Organisation for Animal Health.
Manajemen darurat (emergency management) adalah
aspek kunci dari RESILIENSI nasional, yang
memastikan bahwa suatu negara siap untuk bertindak
cepat ketika ancaman penyakit baru muncul.
04
Manajemen
Darurat
Keadaan darurat
Keadaan darurat dikarakterisasi
dengan ketidakpastian yang tinggi,
variabilitas yang tinggi, dan
konsekuensi yang tinggi terkait
dengan kejadian dan dampaknya.
Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic
animal health services engagement in global, regional and national emergency management systems.
Sistim manajemen darurat nasional
● SISKESWANNAS (Veterinary Services) memainkan peran penting dalam
pencegahan, respons dan pemulihan dari keadaan darurat internasional
dan nasional yang mempengaruhi kesehatan hewan, kesejahteraan
hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
● Namun, ini bukan tugas yang bisa dikerjakan sendiri. Profesional
kesehatan hewan perlu beroperasi berdampingan dengan sekutunya di
kesehatan masyarakat (di Indonesia: Kemenkes, BPOM), sektor keamanan
(di Indonesia: POLRI, TNI) dan layanan darurat (di Indonesia: BNPB).
● Pekerjaan ini paling baik ketika kesemuanya dapat dikoordinasikan
melalui Sistim Manajemen Darurat Nasional (National Emergency
Management System).
Sumber: Integrating animal health in emergency management – WOAH.
Rencana manajemen darurat
● SISKESWANNAS dan kelembagaan kesehatan hewan di banyak negara
termasuk Indonesia tidak terwakili secara memadai dalam kerangka kerja
pemerintah dan rencana manajemen darurat nasional (national
emergency management plan), dan hal ini mengindikasikan kerentanan
yang besar terhadap skenario munculnya TAD, penyakit baru muncul
(emerging diseases) dan pandemi di masa depan.
● Meskipun suatu yang membesarkan harapan bahwa 90% dari Negara
Anggota WOAH memiliki semacam rencana kontingensi nasional (national
contingency plan), namun hampir setengah dari 125 Negara Anggota
WOAH yang dinilai melalui “OIE PVS Evaluation Tool” tidak memiliki
sumber daya yang memadai untuk merespons keadaan darurat.
Sumber: Striving for One Health resilience - WOAH - World Organisation for Animal Health
Kapasitas “Whole of Government”
● Peristiwa yang memicu dampak skala besar dapat dianggap sebagai
keadaan darurat nasional.
● Legislasi nasional atau kebijakan dan rencana manajemen darurat
biasanya akan menetapkan kriteria, proses dan otoritas untuk penetapan
keadaan darurat nasional.
● Setelah ditetapkan, keadaan darurat nasional biasanya melibatkan
beragam lembaga pemerintah, menggunakan apa yang disebut sebagai
pendekatan “Whole-of-Government” untuk manajemen darurat
(meskipun keadaan darurat nasional tertentu akan melibatkan
serangkaian lembaga pemerintah yang ditentukan bergantung pada sifat
dan dampaknya).
Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic
animal health services engagement in global, regional and national emergency management systems.
Pengaturan manajemen darurat nasional
● Pendekatan “Whole-of-Government” terhadap manajemen darurat
biasanya didukung oleh pengaturan yang ditentukan untuk:
❑ Lembaga Pengarah (Lead Agency): lembaga pemerintah yang
ditunjuk bertanggung jawab atas kesiapsiagaan dan pengendalian
respons pemerintah terhadap bahaya atau skenario tertentu.
❑ Lembaga-lembaga Pendukung (Support Agencies): lembaga
pemerintah yang dikoordinasikan melalui mekanisme pengendalian
darurat, bertanggung jawab untuk menyediakan layanan khusus
untuk mendukung respons nasional, sambil tetap memimpin arah
internal dari personil dan sumber daya di dalam lembaganya.
Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic
animal health services engagement in global, regional and national emergency management systems.
OTORITAS VETERINER sebagai “Lead Agency”
● Wabah penyakit hewan biasanya memerlukan OTORITAS VETERINER sebagai
Lembaga Pengarah (Lead Agency).
● Oleh karena itu, Otoritas Veteriner bertanggung jawab untuk memastikan
semua aspek siklus perencanaan manajemen darurat ditangani, bahkan jika
Lembaga Pendukung (Support Agency) bertanggung jawab atas kegiatan
spesifik, atau skenario yang ditentukan dengan dampak besar yang
mendorong status Lembaga Pengarah ke Lembaga pemerintah lainnya di
bawah kendali langsung dari pihak eksekutif pemerintah.
● Oleh karena itu, rencana kontinjensi untuk wabah penyakit hewan harus
diintegrasikan dengan proses perencanaan manajemen darurat, dan
menghasilkan rencana yang dipahami oleh Otoritas Veteriner dan lembaga
yang bertanggung jawab atas Sistem Manajemen Darurat Nasional.
Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic animal health
services engagement in global, regional and national emergency management systems.
Siklus manajemen darurat
● Siklus manajemen darurat sebagai
alat perencanaan, dengan
mempertimbangkan proses
perencanaan darurat dalam 4
tahapan:
❑ MITIGASI DAN PENCEGAHAN
(juga disebut Reduksi);
❑ KESIAPSIAGAAN;
❑ RESPONS; dan
❑ PEMULIHAN (atau disebut
Rehabilitasi).
SIKLUS MANAJEMEN
DARURAT
● MITIGASI DAN PENCEGAHAN serta KESIAPSIAGAAN beroperasi
secara paralel sebelum peristiwa darurat terjadi dan dapat memiliki
kegiatan yang tumpang tindih dan sinergis.
MITIGASI DAN PENCEGAHAN
• Analisa risiko impor dan jalur
manajemen risiko untuk barang
impor berisiko;
• Identifikasi dan penelusuran ternak;
• Tindakan-tindakan biosekuriti
peternakan;
• Sistim surveilans peringatan dini;
• Program vaksinasi pre-emptif.
KESIAPSIAGAAN
• Pengembangan rencana kontingensi;
• Pengembangan kapasitas;
• Program training dan latihan;
• Pengaturan suplai dan pengadaan
sumber daya penting, termasuk
sumber daya manusia;
• Pengaturan suplai vaksinasi;
• Perencanaan kelebihan kapasitas
laboratorium;
• Penyimpanan dan stok reagen yang
penting.
PEMULIHAN
• Pembayaran kompensasi;
• Surveilans ‘proof-of-freedom’;
• Publikasi ‘self-declaration’;
• Program dukungan restoking;
• Pengaturan dukungan kesejahteraan
peternak;
• Inisiatif pemulihan akses pasar;
• Paket stimulus keuangan dan ketenaga-
kerjaan menyusul shok signifikan terhadap
perekonomian nasional;
• Tinjauan untuk mengidentifikasi
pembelajaran dan mitigasi risiko yang tepat.
RESPONS
• Surveilans wabah;
• Tindakan ‘stamping out’ di
lokasi-lokasi terinfeksi;
• Pengendalian lalu lintas ternak
dan produk ternak;
• Pembersihan dan disinfeksi di
peternakan dan pengendalian
lalu lintas cekpoin;
• Program respons vaksinasi;
• Penarikan sertifikasi ekspor;
• Kaji ulang kegiatan internal.
● Setelah dimulainya peristiwa darurat, perbedaan temporal antara kegiatan
RESPONS dan PEMULIHAN dapat dikaburkan dalam keadaan tertentu.
Pembelajaran dari darurat PMK
● Advokasi dan kontribusi darurat kesehatan hewan
Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengadvokasi para penentu
kebijakan di berbagai tingkat pemerintahan, dan untuk memberikan
dukungan yang lebih besar kepada pemangku kepentingan yang lebih
banyak untuk darurat PMK, mobilisasi sumber daya, sehingga
memungkinkan SISKESWANNAS untuk mengkontribusikan keahliannya
pada darurat nasional.
Kerentanan RESILIENSI kesehatan hewan suatu negara
diidentifikasi oleh WOAH sebagai “keberlanjutan
laboratorium” (sustainability of laboratories), fitur
penting untuk memerangi ancaman penyakit.
05
Keberlanjutan
Laboratorium
SISKESWANNAS dan sistim laboratorium
● Sistim yang dirancang dengan baik yang
menghubungkan surveilans, sistim
laboratorium, dan strategi pengendalian dan
pemberantasan penyakit yang efektif dapat
mempertahankan atau meningkatkan tingkat
kinerja SISKESWANNAS dari waktu ke waktu.
● Laboratorium diagnostik veteriner nasional
yang fungsional berkontribusi pada
kemakmuran, stabilitas, dan keamanan di
dalam negara dan bahkan di luar perbatasan
negara.
Sumber: OIE Consultation on Sustainable Laboratories.
Tantangan sistim laboratorium
● Ketidakmampuan laboratorium untuk mempertahankan, memelihara,
atau meningkatkan performans laboratorium dan mengungkit investasi
yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh pemerintah dan swasta dapat
mengganggu keamanan, kualitas, dan keberlanjutan kegiatan
laboratorium secara keseluruhan.
● Dari survei 2019 yang dilakukan WOAH terhadap 136 Negara Anggota
menunjukkan bahwa lebih dari 68.455 peralatan yang dilaporkan secara
global, sekitar 22% tidak dipelihara dengan baik dan 46% tidak dikalibrasi
dengan benar, yang diamati dari 40 berbagai tipe peralatan, dari 223
laboratorium dengan adanya variasi antar wilayah WOAH.
Sumber: Laboratory Equipment Management and Sustainability -
WOAH - World Organisation for Animal Health.
Keberlanjutan laboratorium
● Keberlanjutan laboratorium
mencakup pemeliharaan
elemen fisik dan non-fisik
esensial yang diperlukan
untuk berfungsinya suatu
laboratorium secara aman,
terjamin dan efektif.
Sumber: Laboratory Equipment Management and Sustainability -
WOAH - World Organisation for Animal Health.
Kunci keberlanjutan laboratorium (1)
● Fasilitas laboratorium (termasuk infrastruktur,
enjiniring dan fleksibilitas desain) harus ‘sesuai
dengan tujuan’ (fit for purpose) dan disesuaikan
dengan konteks dan risiko lokal.
● Keberlanjutan biosafety dan biosekuriti laboratorium,
manajemen mutu (quality management), dan
kelangsungan bisnis (business continuity) adalah tiga
hal yang terkait erat (tidak bisa dipisahkan).
Sumber: OIE Consultation on Sustainable Laboratories.
● Dukungan politik, tata kelola laboratorium, dan pemberdayaan staf
laboratorium adalah kunci keberlanjutan laboratorium.
Kunci keberlanjutan laboratorium (2)
● Keberlanjutan laboratorium akan ditingkatkan dengan membangun
jejaring dan berbagi informasi dan praktik terbaik (best practices) di
semua tingkatan (lokal, nasional, regional, dan internasional).
● Adopsi pendekatan berbasis risiko (risk-based) dan berbasis bukti
(evidence-based) akan memberikan bukti positif bagi laboratorium
biosafety dan biosekuriti yang berkelanjutan.
● Pemikiran terbuka (open-minded) dan inovasi yang kreatif adalah kunci
untuk meningkatkan keberlanjutan laboratorium.
● Strategi berkelanjutan juga harus mempertimbangkan pendekatan
berkelanjutan terhadap edukasi, training dan retensi kompetensi.
Sumber: OIE Consultation on Sustainable Laboratories.
Dunia yang saling terhubung saat ini menghadapi banyak
ancaman ketahanan kesehatan yang disebabkan oleh wabah
penyakit, perubahan iklim, konflik, dan faktor lain. Darurat dan
bencana seringkali kompleks dan melibatkan berbagai bahaya
yang bisa berbeda bentuk dan skala.
06
Tantangan
Masa Depan
Resiliensi untuk ketahanan kesehatan
● Kesiapsiagaan dan Respons
Pembangunan dan implementasi rencana kesiapsiagaan dan respons
penyakit hewan yang moderen akan memungkinkan Indonesia untuk
beralih dari reaktif ke proaktif dalam melindungi populasi ternak domestik,
suplai pangan nasional, kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi.
● Notifikasi penyakit
Pemanfaatan proses notifikasi penyakit yang berbasis ilmiah dan
transparan bukan hanya akan menguntungkan negara dan masyarakat
Indonesia, tetapi juga seluruh negara dan komunitas global yang
bergabung sebagai mitra dalam upaya bersama dunia mengendalikan dan
memberantas penyakit hewan (terutama TAD, penyakit baru muncul/
emerging disease, dan pandemi).
Resiliensi untuk ketahanan kesehatan
● Keberlanjutan laboratorium
Mengingat risiko wabah penyakit dan pandemi yang muncul, seperti yang
telah ditunjukkan oleh COVID-19, investasi pemerintah di laboratorium
sangat penting untuk memastikan bahwa sistem laboratorium memiliki
sumber daya yang berkelanjutan, rencana kesiapsiagaan laboratorium
(laboratory preparedness plan), dan diperlengkapi dengan peralatan yang
memadai untuk menghadapi tantangan di masa depan.
TERIMA KASIH!
tata.naipospos@gmail.com
tata_naipospos@yahoo.com

More Related Content

Similar to RESILIENSI SISKESWANNAS

Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfAsepSaefunnajat
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Tata Naipospos
 
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfAnalisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfRian Hari Suharto
 
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Tata Naipospos
 
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Tata Naipospos
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Tata Naipospos
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Tata Naipospos
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Tata Naipospos
 
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Tata Naipospos
 
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...Tata Naipospos
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Tata Naipospos
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...
Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...
Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...Tata Naipospos
 

Similar to RESILIENSI SISKESWANNAS (20)

Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
 
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfAnalisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
 
Demam lassa
Demam lassaDemam lassa
Demam lassa
 
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
 
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
 
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...
Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...
Aspek Legalitas Internasional dan Nasional Notifiable Diseases - Ditkeswan-AI...
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Tata Naipospos
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Tata Naipospos
 
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
 
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

RESILIENSI SISKESWANNAS

  • 1. Resiliensi Sistim Kesehatan Hewan Nasional Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit yang Berpotensi Menimbulkan Krisis Pangan dan Ekonomi Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD Komisi Kesehatan Ahli Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan Rapat Koordinasi Pengendalian Penyakit Hewan Menular dan Kesehatan Masyarakat Veteriner di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Wates Tahun 2023 Yogyakarta, 22-24 Februari 2023
  • 2. “Kesehatan hewan adalah kesehatan semua orang. Bersama-sama kita dapat menemukan solusi konkrit untuk dunia yang lebih sehat dan lebih berkelanjutan.” Dr Monique Éloit WOAH Director General
  • 3. DAMPAK GLOBAL PENYAKIT HEWAN TANTANGAN WABAH PENYAKIT RESILIENSI SISKESWANNAS MANAJEMENURATAN MANAJEMEN DARURAT KEBERLANJUTAN LABORATORIUM TANTANGAN MASA DEPAN 01 02 03 04 05 06
  • 4. Kita harus lebih menyadari bahaya penyakit hewan yang sangat menular karena konsekuensinya dapat menimbulkan dampak risiko perdagangan, suplai pangan, dan bahkan kesehatan manusia. Selain itu, banyak faktor lain yang mempengaruhi kesehatan dan produktivitas hewan. 01 DAMPAK GLOBAL PENYAKIT HEWAN
  • 5. Dampak global penyakit hewan ● Dalam menghadapi tantangan demografis, peningkatan perdagangan internasional dan dampak perubahan iklim (climate change), membuat kesehatan hewan dalam pembangunan dan kesejahteraan populasi manusia di seluruh dunia menjadi lebih fundamental dari sebelumnya. ● Produksi hewan merupakan 40% dari nilai pertanian global. Produksi hewan mendukung pendapatan dan mata pencaharian 1 dari 5 orang, sebagian besar di negara berkembang. ● Namun, penyakit hewan dapat secara signifikan mengurangi potensi ini. ● Evaluasi beban yang terkait dengan penyakit adalah kunci untuk meningkatkan hubungan kita dengan hewan produksi, dan membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sumber: The Global Burden of Animal Disease (woah.org).
  • 6. Beban global penyakit hewan ● Hewan dapat dipengaruhi berbagai masalah kesehatan & kesejahteraan. ● Seringkali, peternak harus mengelolanya sendiri, terutama peternak kecil yang memiliki akses terbatas ke layanan dan produk kesehatan hewan karena hambatan sosial, finansial dan geografis.. ● Beban global penyakit hewan diyakini sangat besar. Namun, sangat sulit untuk diukur. Saat ini, kita hanya memiliki gambaran yang terbatas dan parsial tentang tantangan krisis ekonomi yang terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan hewan. ● Kita harus berusaha untuk merubah ini. Kita harus memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sistim produksi ternak dan akuakultur serta jejaknya di masyarakat dan lingkungan. Sumber: The Global Burden of Animal Disease (woah.org).
  • 7. ● Penyakit lintas batas (Transboundary animal diseases) didefinisikan sebagai: “penyakit-penyakit dengan dampak penting terhadap ekonomi, perdagangan dan/atau ketahanan pangan dari sekelompok negara, yang dapat dengan mudah menyebar ke negara lain, mencapai proporsi epidemi dan membutuhkan kerja sama pengendalian dan pemberantasan antara berbagai negara” (FAO, 1997). Penyakit lintas batas
  • 8. Wilayah di mana penyakit terjadi, tetapi saat ini tidak dilaporkan. Wilayah di mana penyakit atau agen penyebab saati ini ada (endemik/enzootik), wabah baru terjadi atau sporadik) Perluas an d is trib u s i k ontinental dari 1 7 peny ak it lintas batas ● AHS = African horse sickness ● AFS = African swine fever ● HPAI = avian influenza ● BT = bluetongue ● CSF = classical swine fever ● CBPP = contagious bovine pleuropneumonia ● FMD = foot and mouth disease ● HS = hemorrhagic septicemia ● LSD = lumpy skin disease ● MERS = Middle East respiratory syndrome ● VND = Newcastle disease ● PPR = peste des petits ruminants ● RVF = Rift Valley fever ● RP = rinderpest ● SP/GP = sheeppox and goatpox ● SVD = swine vesicular disease (SVD) ● VS = vesicular stomatitis
  • 9. Dampak ekonomi penyakit lintas batas (TAD) Dampak ekonomi dari TAD dapat dinilai pada tingkat yang berbeda dan dari perspektif pemangku kepentingan yang berbeda. Misalnya: 1. Bagi pemerintah atau koalisi regional, TAD dapat merupakan ancaman bagi pendapatan nasional, potensi pengurasan anggaran, dan hambatan bagi perdagangan internasional. 2. Bagi produsen ternak, pedagang, pengolah dan pengecer produk ternak, keberadaan TAD dapat mewakili ancaman terhadap mata pencaharian, kebutuhan untuk berinvestasi dalam tindakan-tindakan pencegahan, dan sumber konflik dengan layanan veteriner negara. 3. Penyedia layanan kesehatan hewan dan supplier vaksin dan obat-obatan dapat melihat TAD sebagai sumber pendapatan dari penjualan obat dan vaksin. 4. Konsumen dapat menganggap TAD sebagai ancaman bagi kesehatan (jika penyakitnya zoonotik), dan mungkin dirugikan jika wabah penyakit yang hebat mempengaruhi harga pangan atau menganggu suplai pangan. Sumber: Effect of Animal Disease on the Economy | (livestock247.com).
  • 10. Dalam 4 tahun terakhir (2019-2022), Indonesia menghadapi introduksi 3 penyakit hewan lintas batas eksotik: African swine fever (ASF), lumpy skin disease (LSD), dan penyakit mulut dan kuku (PMK). 02 TANTANGAN WABAH PENYAKIT
  • 11. Penyakit tidak mengenal batas Semua mahluk hidup, terlepas dari spesiesnya, berbagi dunia yang sama.... dan juga tantangan kesehatannya Meningkatkan kesehatan hewan juga meningkatkan kesehatan manusia dan lingkungan, dan begitu juga sebaliknya ….SISKEWANNAS harus memastikan masa depan yang lebih aman dan lebih RESILIEN untuk semua
  • 12. Pendorong perubahan dinamika penyakit Perubahan iklim Perdagangan ternak & produk Pertumbuhan populasi manusia Intensifikasi ternak Reservoir satwa liar Perubahan sosial Pertumbuhan ekonomi Deforestasi Urbanisasi Harga pangan Serangan ke wilayah satwa liar Kehilangan habitat Biodiversitas Perubahan penggunaan lahan Konflik Peningkatan kemiskinan Konservasi satwa liar Irigasi Dalam migrasi Ketidakmerataan (inequality) Pembelian lahan oleh orang asing
  • 13. Pendorong perubahan penyakit ● Pemahaman tentang pendorong penyakit (drivers of disease) dapat membantu prediksi dan manajemen penyakit. ● Pendorong perubahan yang paling penting dari pola penyakit adalah perubahan iklim (climate change) dan perdagangan ternak dan produknya. ● Berbagai pendorong seperti demografi, sosial, ekonomi dan lingkungan dipandang memiliki beberapa kepentingan, sementara ketidakmerataan (inequality) dan pembelian lahan oleh orang asing tidak dianggap penting (lihat grafik dalam slide sebelumnya). ● Selain itu, ditambahkan juga pendorong penyakit lainnya, seperti: globalisasi, perdagangan ilegal dan perbatasan yang tidak ada penjagaan. Sumber: CIAT and ILRI, 2014. Climate and Livestock Disease: assessing the vulnerability of agricultural systems to livestock pests under climate change scenarios.
  • 14. Konsep RESILIENSI telah berkembang dari waktu ke waktu, namun secara umum pengertiannya diterima sebagai kemampuan secara fleksibel untuk mempersiapkan, beradaptasi dan pulih dari kejadian buruk. 03 RESILIENSI SISKESWANNAS
  • 15. SISKESWANNAS dan RESILIENSI ● SISKESWANNAS mencakup semua organisasi, lembaga pemerintah, perusahaan komersial, universitas dan individu yang terlibat dalam rantai produksi ternak (WOAH, 2022). ● RESILIENSI berarti “kemampuan suatu sistim, komunitas atau masyarakat yang terpapar bahaya untuk melawan, menyerap, mengakomodasi dan pulih dari efek bahaya secara tepat waktu dan efisien, termasuk melalui pelestarian dan restorasi struktur dan fungsi dasarnya yang esensial.” (UNISDR, 2015). ● Resiliensi ditentukan oleh sejauh mana masyarakat memiliki sumber daya yang diperlukan dan mampu mengatur dirinya sendiri baik sebelum dan selama waktu yang dibutuhkan. Sumber: OIE, May 2016. Guidelines on Disaster Management and Risk Reduction in Relation to Animal Health and Welfare and Veterinary Public Health (Guidelines for National Veterinary Services).
  • 16. Kenapa investasi untuk Siskeswannas penting? Barang publik global Siskeswannas adalah “barang publik global” (global public good), meminimalkan penyebaran TAD dan memfasilitasi perdagangan yang aman, dan layak untuk diinvestasi secara berkelanjutan oleh seluruh pemerintahan dan komunitas internasional. Kekurangan sumber daya kronis Siskeswannas mengalami kekurangan sumber daya yang kronis terhadap semua tindakan komparatif. Ketahanan kesehatan global Siskeswannas membuat kontribusi yang vital terhadap ketahanan kesehatan global (global health security) di bidang seperti zoonosis baru muncul (emerging zoonoses), resistensi antimikroba (AMR) dan keamanan pangan, karena mengatasi ‘risiko pada sumbernya” untuk sebagian besar ancaman infeksi utama, termasuk pandemi. Kontribusi global Siskeswannas memberikan kontribusi global yang penting bagi ketahanan pangan, nutrisi, pengentasan kemiskinan dan RESILIENSI, mengingat jumlah masyarakat miskin pedesaan yang bergantung pada hewan untuk mata pencaharian ekonomi dan sebagai sumber pangan. Sumber: WOAH, 2022
  • 17. Resiliensi RESILIENSI adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang merugikan. Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org)
  • 18. Resiliensi global ● Pandemi COVID-19 telah menjadi ujian paling utama RESILIENSI global (global resilience), dan telah mendorong komunitas internasional , termasuk World Organisation for Animal Health (OIE), untuk mengkaji ulang respons global terhadap pandemi dan menilai bagaimana cara terbaik untuk menggabungkan pembelajaran yang sulit ke masa depan yang lebih berkelanjutan dan lebih sehat. Laboratorium diagnostik veteriner yang mampu memproses uji untuk SARS-CoV-2, virus corona yang menjadi penyebab COVID-19.
  • 19. Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org) RESILIENSI juga termasuk belajar dari suatu peristiwa untuk dapat mempersiapkan diri menghadapi situasi darurat berikutnya.
  • 20. Peran SISKESWANNAS pada Pandemi COVID-19 ● Di seluruh dunia, SISKESWANNAS (Veterinary Services) terus memainkan peran esensial di masyarakat, melindungi kesehatan dan kesejahteraan hewan serta kesehatan masyarakat, sambil juga merespons tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi. ● SISKESWANNAS dapat memainkan peran penting dalam menyediakan dukungan langsung terhadap respons pandemi kesehatan masyarakat, melalui: ❑ pengujian spesimen manusia untuk SARS-CoV-2; ❑ terlibat dalam penelitian ilmiah pada antarmuka manusia-hewan; ❑ menyumbangkan peralatan yang esensial; ❑ kontribusi keahlian epidemiologi untuk layanan kesehatan masyarakat. Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org).
  • 21. Siskewannas saat pandemi COVID-19 ● SISKESWANNAS (Veterinary Services) di banyak negara juga: ❑ bekerja untuk mengelola implikasi kesehatan hewan dari COVID- 19, termasuk infeksi SARS-CoV-2 pada hewan kesayangan dan wabah pada peternakan dari hewan penghasil bulu; ❑ melakukan penelitian untuk memahami kerentanan berbagai tindakan yang diambil terhadap hewan, termasuk satwa liar; ❑ menggunakan komunikasi risiko untuk mencegah tindakan yang tidak tepat yang diambil terhadap hewan, termasuk satwa liar; ❑ melakukan manajeman risiko untuk mencegah pembentukan reservoir baru pada spesies yang rentan. Sumber: panorama-2020-2-en.pdf (woah.org).
  • 22. Persyaratan SISKESWANNAS yang efektif ● Untuk mempromosikan perlindungan kesehatan hewan yang efektif, diperlukan standarisasi prosedur SISKESWANNAS terutama dalam aspek berikut ini: ❑ notifikasi penyakit; ❑ penyediaan informasi epidemiologi; ❑ sertifikasi perdagangan internasional; ❑ manajemen darurat kesehatan hewan. ● Selain itu, SISKESWANNAS harus didukung oleh kerangka kerja legislasi yang tepat dan sumber daya keuangan yang memadai. Sumber: Marabelli R. Et al., 1999. Management of animal emergencies: general principles and legal and international obligations.
  • 23. Dua kerentanan kritis terhadap RESILIENSI SISKEWANNAS 1 Kurangnya kapasitas untuk mengelola keadaan darurat penyakit termasuk kelemahan dalam kapasitas negara untuk menjalankan rencana manajemen darurat (yang mengarah pada kurangnya kesiapsiagaan). 2 Kelemahan sistemik yang kronis dalam keberlanjutan sistim laboratorium diagnostik. Sumber: Striving for One Health resilience - WOAH - World Organisation for Animal Health.
  • 24. Manajemen darurat (emergency management) adalah aspek kunci dari RESILIENSI nasional, yang memastikan bahwa suatu negara siap untuk bertindak cepat ketika ancaman penyakit baru muncul. 04 Manajemen Darurat
  • 25. Keadaan darurat Keadaan darurat dikarakterisasi dengan ketidakpastian yang tinggi, variabilitas yang tinggi, dan konsekuensi yang tinggi terkait dengan kejadian dan dampaknya. Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic animal health services engagement in global, regional and national emergency management systems.
  • 26. Sistim manajemen darurat nasional ● SISKESWANNAS (Veterinary Services) memainkan peran penting dalam pencegahan, respons dan pemulihan dari keadaan darurat internasional dan nasional yang mempengaruhi kesehatan hewan, kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. ● Namun, ini bukan tugas yang bisa dikerjakan sendiri. Profesional kesehatan hewan perlu beroperasi berdampingan dengan sekutunya di kesehatan masyarakat (di Indonesia: Kemenkes, BPOM), sektor keamanan (di Indonesia: POLRI, TNI) dan layanan darurat (di Indonesia: BNPB). ● Pekerjaan ini paling baik ketika kesemuanya dapat dikoordinasikan melalui Sistim Manajemen Darurat Nasional (National Emergency Management System). Sumber: Integrating animal health in emergency management – WOAH.
  • 27. Rencana manajemen darurat ● SISKESWANNAS dan kelembagaan kesehatan hewan di banyak negara termasuk Indonesia tidak terwakili secara memadai dalam kerangka kerja pemerintah dan rencana manajemen darurat nasional (national emergency management plan), dan hal ini mengindikasikan kerentanan yang besar terhadap skenario munculnya TAD, penyakit baru muncul (emerging diseases) dan pandemi di masa depan. ● Meskipun suatu yang membesarkan harapan bahwa 90% dari Negara Anggota WOAH memiliki semacam rencana kontingensi nasional (national contingency plan), namun hampir setengah dari 125 Negara Anggota WOAH yang dinilai melalui “OIE PVS Evaluation Tool” tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk merespons keadaan darurat. Sumber: Striving for One Health resilience - WOAH - World Organisation for Animal Health
  • 28. Kapasitas “Whole of Government” ● Peristiwa yang memicu dampak skala besar dapat dianggap sebagai keadaan darurat nasional. ● Legislasi nasional atau kebijakan dan rencana manajemen darurat biasanya akan menetapkan kriteria, proses dan otoritas untuk penetapan keadaan darurat nasional. ● Setelah ditetapkan, keadaan darurat nasional biasanya melibatkan beragam lembaga pemerintah, menggunakan apa yang disebut sebagai pendekatan “Whole-of-Government” untuk manajemen darurat (meskipun keadaan darurat nasional tertentu akan melibatkan serangkaian lembaga pemerintah yang ditentukan bergantung pada sifat dan dampaknya). Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic animal health services engagement in global, regional and national emergency management systems.
  • 29. Pengaturan manajemen darurat nasional ● Pendekatan “Whole-of-Government” terhadap manajemen darurat biasanya didukung oleh pengaturan yang ditentukan untuk: ❑ Lembaga Pengarah (Lead Agency): lembaga pemerintah yang ditunjuk bertanggung jawab atas kesiapsiagaan dan pengendalian respons pemerintah terhadap bahaya atau skenario tertentu. ❑ Lembaga-lembaga Pendukung (Support Agencies): lembaga pemerintah yang dikoordinasikan melalui mekanisme pengendalian darurat, bertanggung jawab untuk menyediakan layanan khusus untuk mendukung respons nasional, sambil tetap memimpin arah internal dari personil dan sumber daya di dalam lembaganya. Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic animal health services engagement in global, regional and national emergency management systems.
  • 30. OTORITAS VETERINER sebagai “Lead Agency” ● Wabah penyakit hewan biasanya memerlukan OTORITAS VETERINER sebagai Lembaga Pengarah (Lead Agency). ● Oleh karena itu, Otoritas Veteriner bertanggung jawab untuk memastikan semua aspek siklus perencanaan manajemen darurat ditangani, bahkan jika Lembaga Pendukung (Support Agency) bertanggung jawab atas kegiatan spesifik, atau skenario yang ditentukan dengan dampak besar yang mendorong status Lembaga Pengarah ke Lembaga pemerintah lainnya di bawah kendali langsung dari pihak eksekutif pemerintah. ● Oleh karena itu, rencana kontinjensi untuk wabah penyakit hewan harus diintegrasikan dengan proses perencanaan manajemen darurat, dan menghasilkan rencana yang dipahami oleh Otoritas Veteriner dan lembaga yang bertanggung jawab atas Sistem Manajemen Darurat Nasional. Sumber: Matthew Stone et al. 2022. World organisation for animal health, veterinary services and aquatic animal health services engagement in global, regional and national emergency management systems.
  • 31. Siklus manajemen darurat ● Siklus manajemen darurat sebagai alat perencanaan, dengan mempertimbangkan proses perencanaan darurat dalam 4 tahapan: ❑ MITIGASI DAN PENCEGAHAN (juga disebut Reduksi); ❑ KESIAPSIAGAAN; ❑ RESPONS; dan ❑ PEMULIHAN (atau disebut Rehabilitasi). SIKLUS MANAJEMEN DARURAT
  • 32. ● MITIGASI DAN PENCEGAHAN serta KESIAPSIAGAAN beroperasi secara paralel sebelum peristiwa darurat terjadi dan dapat memiliki kegiatan yang tumpang tindih dan sinergis. MITIGASI DAN PENCEGAHAN • Analisa risiko impor dan jalur manajemen risiko untuk barang impor berisiko; • Identifikasi dan penelusuran ternak; • Tindakan-tindakan biosekuriti peternakan; • Sistim surveilans peringatan dini; • Program vaksinasi pre-emptif. KESIAPSIAGAAN • Pengembangan rencana kontingensi; • Pengembangan kapasitas; • Program training dan latihan; • Pengaturan suplai dan pengadaan sumber daya penting, termasuk sumber daya manusia; • Pengaturan suplai vaksinasi; • Perencanaan kelebihan kapasitas laboratorium; • Penyimpanan dan stok reagen yang penting.
  • 33. PEMULIHAN • Pembayaran kompensasi; • Surveilans ‘proof-of-freedom’; • Publikasi ‘self-declaration’; • Program dukungan restoking; • Pengaturan dukungan kesejahteraan peternak; • Inisiatif pemulihan akses pasar; • Paket stimulus keuangan dan ketenaga- kerjaan menyusul shok signifikan terhadap perekonomian nasional; • Tinjauan untuk mengidentifikasi pembelajaran dan mitigasi risiko yang tepat. RESPONS • Surveilans wabah; • Tindakan ‘stamping out’ di lokasi-lokasi terinfeksi; • Pengendalian lalu lintas ternak dan produk ternak; • Pembersihan dan disinfeksi di peternakan dan pengendalian lalu lintas cekpoin; • Program respons vaksinasi; • Penarikan sertifikasi ekspor; • Kaji ulang kegiatan internal. ● Setelah dimulainya peristiwa darurat, perbedaan temporal antara kegiatan RESPONS dan PEMULIHAN dapat dikaburkan dalam keadaan tertentu.
  • 34. Pembelajaran dari darurat PMK ● Advokasi dan kontribusi darurat kesehatan hewan Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengadvokasi para penentu kebijakan di berbagai tingkat pemerintahan, dan untuk memberikan dukungan yang lebih besar kepada pemangku kepentingan yang lebih banyak untuk darurat PMK, mobilisasi sumber daya, sehingga memungkinkan SISKESWANNAS untuk mengkontribusikan keahliannya pada darurat nasional.
  • 35. Kerentanan RESILIENSI kesehatan hewan suatu negara diidentifikasi oleh WOAH sebagai “keberlanjutan laboratorium” (sustainability of laboratories), fitur penting untuk memerangi ancaman penyakit. 05 Keberlanjutan Laboratorium
  • 36. SISKESWANNAS dan sistim laboratorium ● Sistim yang dirancang dengan baik yang menghubungkan surveilans, sistim laboratorium, dan strategi pengendalian dan pemberantasan penyakit yang efektif dapat mempertahankan atau meningkatkan tingkat kinerja SISKESWANNAS dari waktu ke waktu. ● Laboratorium diagnostik veteriner nasional yang fungsional berkontribusi pada kemakmuran, stabilitas, dan keamanan di dalam negara dan bahkan di luar perbatasan negara. Sumber: OIE Consultation on Sustainable Laboratories.
  • 37. Tantangan sistim laboratorium ● Ketidakmampuan laboratorium untuk mempertahankan, memelihara, atau meningkatkan performans laboratorium dan mengungkit investasi yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh pemerintah dan swasta dapat mengganggu keamanan, kualitas, dan keberlanjutan kegiatan laboratorium secara keseluruhan. ● Dari survei 2019 yang dilakukan WOAH terhadap 136 Negara Anggota menunjukkan bahwa lebih dari 68.455 peralatan yang dilaporkan secara global, sekitar 22% tidak dipelihara dengan baik dan 46% tidak dikalibrasi dengan benar, yang diamati dari 40 berbagai tipe peralatan, dari 223 laboratorium dengan adanya variasi antar wilayah WOAH. Sumber: Laboratory Equipment Management and Sustainability - WOAH - World Organisation for Animal Health.
  • 38. Keberlanjutan laboratorium ● Keberlanjutan laboratorium mencakup pemeliharaan elemen fisik dan non-fisik esensial yang diperlukan untuk berfungsinya suatu laboratorium secara aman, terjamin dan efektif. Sumber: Laboratory Equipment Management and Sustainability - WOAH - World Organisation for Animal Health.
  • 39. Kunci keberlanjutan laboratorium (1) ● Fasilitas laboratorium (termasuk infrastruktur, enjiniring dan fleksibilitas desain) harus ‘sesuai dengan tujuan’ (fit for purpose) dan disesuaikan dengan konteks dan risiko lokal. ● Keberlanjutan biosafety dan biosekuriti laboratorium, manajemen mutu (quality management), dan kelangsungan bisnis (business continuity) adalah tiga hal yang terkait erat (tidak bisa dipisahkan). Sumber: OIE Consultation on Sustainable Laboratories. ● Dukungan politik, tata kelola laboratorium, dan pemberdayaan staf laboratorium adalah kunci keberlanjutan laboratorium.
  • 40. Kunci keberlanjutan laboratorium (2) ● Keberlanjutan laboratorium akan ditingkatkan dengan membangun jejaring dan berbagi informasi dan praktik terbaik (best practices) di semua tingkatan (lokal, nasional, regional, dan internasional). ● Adopsi pendekatan berbasis risiko (risk-based) dan berbasis bukti (evidence-based) akan memberikan bukti positif bagi laboratorium biosafety dan biosekuriti yang berkelanjutan. ● Pemikiran terbuka (open-minded) dan inovasi yang kreatif adalah kunci untuk meningkatkan keberlanjutan laboratorium. ● Strategi berkelanjutan juga harus mempertimbangkan pendekatan berkelanjutan terhadap edukasi, training dan retensi kompetensi. Sumber: OIE Consultation on Sustainable Laboratories.
  • 41. Dunia yang saling terhubung saat ini menghadapi banyak ancaman ketahanan kesehatan yang disebabkan oleh wabah penyakit, perubahan iklim, konflik, dan faktor lain. Darurat dan bencana seringkali kompleks dan melibatkan berbagai bahaya yang bisa berbeda bentuk dan skala. 06 Tantangan Masa Depan
  • 42. Resiliensi untuk ketahanan kesehatan ● Kesiapsiagaan dan Respons Pembangunan dan implementasi rencana kesiapsiagaan dan respons penyakit hewan yang moderen akan memungkinkan Indonesia untuk beralih dari reaktif ke proaktif dalam melindungi populasi ternak domestik, suplai pangan nasional, kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi. ● Notifikasi penyakit Pemanfaatan proses notifikasi penyakit yang berbasis ilmiah dan transparan bukan hanya akan menguntungkan negara dan masyarakat Indonesia, tetapi juga seluruh negara dan komunitas global yang bergabung sebagai mitra dalam upaya bersama dunia mengendalikan dan memberantas penyakit hewan (terutama TAD, penyakit baru muncul/ emerging disease, dan pandemi).
  • 43. Resiliensi untuk ketahanan kesehatan ● Keberlanjutan laboratorium Mengingat risiko wabah penyakit dan pandemi yang muncul, seperti yang telah ditunjukkan oleh COVID-19, investasi pemerintah di laboratorium sangat penting untuk memastikan bahwa sistem laboratorium memiliki sumber daya yang berkelanjutan, rencana kesiapsiagaan laboratorium (laboratory preparedness plan), dan diperlengkapi dengan peralatan yang memadai untuk menghadapi tantangan di masa depan.