1. WOAH bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang resistensi antimikroba melalui survei, pengembangan strategi komunikasi, dan materi edukasi.
2. Survei mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak unggas menunjukkan perlu ditingkatkannya pemahaman tentang penggunaan antibiotik.
3. Upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk mempromosikan penggunaan
1. Keterlibatan WOAH dalam
Peningkatan Kesadaran dan
Pengetahuan AMR di Indonesia
Drh. TRI SATYA PUTRI NAIPOSPOS MPhil PhD
Konsultan WOAH MPTF AMR Indonesia/Ketua Badan
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Lokakarya Nasional Aksi Bersama Mencegah AMR Bagi Tenaga Pelayan
Teknis (Technical Services) Peternakan Unggas di Indonesia
Jakarta, 17 Juni 2023
2. WOAH AMR MPTF Indonesia
(Januari 2022 s/d Juni 2023)
AKTIVITAS PROGRAM DURASI
1. Pengembangan strategi
dan materi komunikasi
Lot n°1 – Pengembangan strategi
advokasi dan komunikasi One
Health untuk mitigasi AMR
Januari 2022 –
Mei 20223
Lot n°2 – Desain materi kesadaran
(awereness) AMR/AMU
Oktober 2022 –
April 2023
2. Survei Knowledge, Attitude
and Practice (KAP)
Penilaian bersama implementasi
penatagunaan antimikroba (AMU)
pada peternakan unggas terpilih
melalui survei KAP
Juli 2022 – Mei
2023
2
13. Apa itu survei KAP?
» Survei KAP adalah studi representatif dari populasi
tertentu untuk mengumpulkan informasi tentang
apa yang diketahui (pengetahuan), diyakini
(perilaku) dan dilakukan (praktik) sehubungan
dengan topik tertentu — dalam hal ini, resistensi
antimikroba (AMR).
13
14. Tujuan Pelaksanaan Survei KAP
1. Mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan
praktik (KAP) mengenai penggunaan
antimikroba di peternakan unggas petelur; dan
2. Identifikasi risiko untuk meningkatkan praktik
penggunaan antimikroba (AMU) yang bijak dan
bertanggungjawab di peternakan unggas petelur.
14
16. Karakteristik responden
1. Lokasi survei bertempat di 2
kabupaten di provinsi Jawa Timur
yaitu Blitar dan Malang
2. Jenis peternakan unggas adalah
peternakan ayam petelur
3. Kesediaan mengikuti survei KAP
4. Peternakan masih aktif beroperasi
16
No. Kabupaten Jumlah
1 Blitar 29
2 Malang 27
Total 56
17. Karakteristik responden
» Lebih separuh
responden (53,6%)
memiliki tingkat
pendidikan terakhir
SMA/sederajat.
» Pengalaman dalam
beternak ayam > 20
tahun: 31,0% di Blitar
dan 51,9% di Malang.
17
Karakteristik
Responden
Kabupaten Blitar Kabupaten Malang
Jumlah % Jumlah %
Pendidikan
SD 2 6,9 4 14,8
SMP 4 13,8 3 11,1
SMA/Sederajat 17 58,6 13 48,1
Diploma 1 3,4 1 3,7
Sarjana/Drh/Magister 5 17,2 6 22,2
Pengalaman Beternak
< 11 Tahun 8 27,6 8 29,6
11 - 20 Tahun 12 41,4 5 18,5
> 20 Tahun 9 31,0 14 51,9
18. Karakteristik Peternakan
» Hampir semua
peternakan unggas
disurvei adalah tipe
mandiri (94,6%).
» Populasi ayam pada
saat survei paling
banyak < 5.000 ekor
(44,6%).
» Jenis pemeliharaan
DOC dan pullet
sampai produksi
paling tinggi (55,4%).
18
Karakteristik Peternakan
Kabupaten Blitar Kabupaten Malang
Jumlah % Jumlah %
TIpe peternakan
Mandiri 29 100 24 88,9
Kemitraan 0 0,0 3 11,1
Populasi ayam (ekor)
< 5.000 12 41,4 13 48,1
5.000-10.000 12 41,4 4 14,8
> 10.000 5 17,2 10 37,0
Jenis pemeliharaan ayam
DOC – Produksi 10 34,5 7 25,9
Pullet – Produksi 5 17,2 3 11,1
DOC & Pullet – Produksi 14 48,3 17 63,0
19. Penggunaan antibiotik
» Peternakan ayam petelur
menggunakan obat hewan
(96,4%).
» Responden dapat
memahami obat yang
termasuk dalam kategori
antibiotik (87,0%).
» Penggunaan antibiotik
lebih banyak digunakan
untuk pengobatan
(75,9%), namun masih
ditemukan untuk
pencegahan (24,1%).
19
Penggunaan
Antibiotik
Kabupaten Blitar Kabupaten Malang
Jumlah % Jumlah %
Penggunaan obat hewan
Menggunakan 28 96,6 26 96,3
Tidak menggunakan 1 3,4 1 3,7
Pemahaman terhadap obat hewan yang termasuk antibiotik
Paham 26 92,9 21 80,8
Tidak paham 2 7,1 5 19,2
Tujuan penggunaan antibiotik
Pencegahan 5 17,9 8 30,8
Pengobatan 23 82,1 18 69,2
Peningkatan produksi 0 0,0 0 0,0
20. Sumber perolehan antibiotik
» Antibiotik paling
banyak berasal dari
sapronak/toko obat
hewan (70,4%);
langsung dari
perusahaan obat
(46,3%) dan dari
dokter hewan (13,0%).
» Dalam menentukan
penggunaan atau
memilih antibiotik di
peternakan paling
banyak ditentukan
oleh pemilik (81,5%)
20
Penggunaan Antibiotik
Kabupaten Blitar Kabupaten Malang
Jumlah % Jumlah %
Sumber antibiotik
Dokter hewan 2 7,1 5 19,2
Petugas kesehatan hewan 0 0,0 0 0,0
Perusahaan obat 12 42,9 13 50,0
Sapronak/toko obat hewan 22 78,6 16 61,5
Peternak lain 0 0,0 0 0,0
Pengambil keputusan dalam penggunaan antibiotik
Dokter hewan 12 42,9 13 50,0
Petugas kesehatan hewan 1 3,6 2 7,7
Pemilik 26 92,9 18 69,2
Pekerja kandang 0 0,0 2 7,7
Peternak lainnya 2 7,1 1 3,8
21. Informasi tentang antibiotik
» Sumber informasi
paling banyak
diperoleh dari
perusahaan obat
(78,6%), diikuti
sumber informasi dari
dinas peternakan
(60,7%), pelatihan
atau seminar (57,1%),
peternak lain (55,4%),
21
Informasi tentang
Antibiotik
Kabupaten Blitar Kabupaten Malang
Jumlah % Jumlah %
Dinas peternakan 21 72,4 13 48,1
Perusahaan obat 24 82,8 20 74,1
Peternak lain 18 62,1 13 48,1
Pelatihan/seminar/lainnya 21 72,4 11 40,7
Media cetak (poster,
brosur, leaflet, dll) 9 31,0 10 37,0
Internet 9 31,0 9 33,3
Sosial media (Facebook
/Instagram, dll) 5 17,2 6 22,2
22. Pengetahuan (Knowledge)
22
17,9%
42,9%
42,9%
32,1%
23,2%
14,3%
30,4%
7,1%
3,6%
17,9%
37,5%
41,1%
37,5%
17,9%
16,1%
30,4%
16,1%
0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0%
1. Jenis antibiotik
2. Pemeriksaan klinis oleh dokter hewan
3. Resep dokter
4. Ab tidak untuk pencegahan
5. Ab dapat mengobati semua penyakit
6. Penyakit disebabkan bakteri dan virus
7. Ab tidak untuk penyakit virus
8. Ab tidak tepat menyebabkan pengobatan tidak efektif
9. Ab jangka panjang menyebabkan efektivitasnya berkurang
10. Definisi AMR
11. Bakteri resisten menyebar melalui hewan terinfeksi
12. Bakteri resisten menyebar melalui produk hewan terkontaminasi
13. Bakteri resisten menyebar melalui lingkungan
14. Dosis Ab tidak sesuai mempengaruhi resistensi Ab
15. Durasi pemberian Ab tidak sesuai mempengaruhi resistensi Ab
16. Ab kombinasi tidak sesuai mempengaruhi resistensi Ab
17. AMR masalah kesehatan di Indonesia
Benar salah
23. Jawaban > 30% salah untuk pengetahuan
23
PERTANYAAN SEHARUSNYA DIJAWAB BENAR
> 30%
SALAH
Penggunaan antibiotik dapat dilakukan hanya setelah pemeriksaan klinis oleh drh (B) 42,9%
Antibiotik tidak boleh digunakan untuk pencegahan penyakit (B) 32,1%
Antibiotik hanya dapat dibeli/diperoleh dengan resep dokter (B) 42,9%
Antibiotik tidak boleh digunakan mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus (B) 30,4%
Bakteri resisten dapat ditransfer/berpindah ke hewan atau manusia:
• melalui hewan yang terinfeksi dengan mikroorganisme resisten (B) 37,5%
• melalui produk hewan yang terkontaminasi (B) 41,15
• melalui lingkungan (B) 35,5%
24. Sikap (Attitude)
24
27%
27%
13%
30%
29%
23%
5%
7%
18%
20%
18%
7%
7%
48%
38%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
1. Pemeriksaan dokter hewan
2. Konsultasi dengan dokter hewan
3. Pemeriksaan melalui dokter hewan mahal
4. Penggunaan sisa antibiotik
5. Ab menyelamatkan ayam walaupun manajemen buruk
6. Ab diberikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan
7. Biosekuriti mengurangi penggunaan antibiotik
8. Vaksinasi mengurangi penggunaan antibiotik
9. Mengurangi Ab menambah pendapatan
10. Mengurangi antibiotik mengurangi hasil produksi
11. Mengurangi Ab menurunkan kesehatan ternak
12. Mengurangi Ab, mengurangi tingkat resistensi Ab
13. Pengalaman mampu mengurangi antibiotik
14. Bakteri resisten menyebar melalui hewan terinfeksi
15. Dampak produk terkontaminasi bakteri resisten
Positif Netral Negatif
25. Jawaban > 30% untuk sikap negatif
1. Sikap positif: (a) menjawab pernyataan positif dengan sangat setuju dan setuju; (b)
menjawab pernyataan negatif dengan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2. Sikap netral: menjawab ragu-ragu
3. Sikap negatif: (a) menjawab pernyataan positif dengan tidak setuju dan sangat
tidak setuju; (b) menjawab pernyataan negatif dengan sangat setuju dan setuju.
25
PERTANYAAN % NEGATIF
Hewan yang terinfeksi bakteri resisten dapat menularkan resistensinya ke peternak
dan keluarganya
48,0%
Bakteri resisten dapat mengkontaminasi produk ayam yang berdampak terhadap
kesehatan manusia
38,0%
Menggunakan sisa antibiotik yang tidak terpakai di peternakan akan menghemat biaya 30,0%
26. Praktik (Practice)
26
55,4%
23,2%
21,4%
55,4%
16,1%
12,5%
12,5%
32,1%
14,3%
28,6%
0,0%
28,6%
21,4%
53,6%
0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0%
1. Resep dokter hewan
2. Antibiotik ketika ayam sakit
3. Antibiotik untuk semua jenis penyakit
4. Antibiotik berdasarkan pemeriksaan Drh
5. Antibiotik lebih sedikit dari dosis
6. Antibiotik lebih banyak dari dosis
7. Menambah sendiri dosis pengobatan
8. Menggunakan antibiotik sesuai waktu
9. Menggunakan antibiotik lebih lama dari resep
10. Memperhatikan masa henti obat
11. Antibiotik kadaluarsa
12. Antibiotik sebagai persediaan (stok)
13. Membuang sisa antibiotik
14.Koonsultasi dengan dokter hewan
Benar Salah
27. Jawaban > 30% salah untuk praktik
27
PERTANYAAN
> 30%
SALAH
Praktik tentang membeli antibiotik menggunakan resep dokter hewan 55,4%
Praktik menggunakan antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter hewan 55,4%
Praktik menggunakan antibiotik sesuai waktu yang telah ditentukan berdasarkan
resep/label walaupun ayam terlihat sudah sembuh
32,1%
Praktik berkonsultasi dengan dokter hewan yang sama jika ayam tidak sembuh
setelah periode pengobatan yang ditentukan
53,6%
28. 1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman peternak unggas petelur
diperlukan untuk memperkuat pengetahuan, sikap dan perilaku
(KAP) mengenai penggunaan antibiotik (AMU) dan dampak
resistensi antimikroba (AMR).
2. Penguatan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk
sektor swasta (perusahaan obat hewan dan integrator
perunggasan), dan asosiasi profesi di sektor perunggasan terutama
dalam mengedukasi dan meningkatkan kesadaran peternak unggas
petelur tentang penggunaan antibiotik (AMU) dan dampak
resistensi antimikroba (AMR).
Penutup