hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - Universitas Syiah Kuala, Aceh, 28 Agustus 2021
1. TANTANGAN STRATEGI PENERAPAN DAN
PENGUATAN BIOSEKURITI DENGAN
PENDEKATAN ONE HEALTH DI INDONESIA
Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Epidemiolog Veteriner
WEBINAR PENCEGAHAN POTENSI ZOONOSIS MELALUI PENERAPAN TINDAKAN BIOSEKURITI
DI PETERNAKAN DAN PASAR UNGGAS
One Health Collaboration Center Universitas Syiah Kuala – 28 Agustus 2021
2. “
Di tengah pandemi COVID-19,
sebagian besar dunia menyadari
pentingnya biosekuriti dalam
melindungi kesehatan global dan
khususnya kebutuhan untuk
manajemen risiko yang lebih efektif
terhadap introduksi patogen di
perbatasan internasional.
Sumber: Hulme P.E. One Biosecurity: a unified concept to integrate human, animal, plant, and
environmental health. Emerging Topics in Life Sciences (2020) 4 539–549
3. Tiga tingkatan biosekuriti
1. Tingkat Nasional/Internasional – tanggung jawab pemerintah
2. Tingkat Wilayah – dibagi (shared), tanggung jawab industri
3. Tingkat Lokasi – tanggung jawab perusahaan/swasta
3
1 2 3
4. Konteks biosekuriti moderen
⬢ Biosekuriti mencakup:
⬡ keamanan pangan;
⬡ zoonosis, termasuk penyakit infeksi baru (emerging infectious diseases);
⬡ introduksi hama dan penyakit hewan dan tanaman;
⬡ introduksi dan pelepasan produk rekayasa genetika (Genetically Modified
Organism/GMO); dan
⬡ introduksi dan manajemen spesies asing invasif (Invasive Species
Alien/IAS).
⬢ Biosekuriti merupakan suatu konsep holistik yang memiliki relevansi langsung
dengan keberlanjutan pertanian, dan aspek kesehatan masyarakat dalam arti
luas dan perlindungan lingkungan, termasuk keragaman biodiversitas.
4
Sumber: FAO Biosecurity Toolkit (2007).
5. Ancaman biosekuriti adalah muncul dan
menyebarnya penyakit infeksi baru
(Emerging infectious diseases/EID)
5
6. Faktor pemicu penyakit infeksi baru
Saat ini, sekitar 75% dari penyakit
infeksi baru (EID) adalah zoonosis
yang dihasilkan dari berbagai
faktor antropogenik, genetik,
ekologi, sosio-ekonomi, dan iklim.
6
Antropogenik Genetik Ekologi
Sosio-ekonomi Iklim
Sumber:. Gebreyes W.A. et al. PLOS Neglected Tropical
Diseases. November 2014 | Volume 8 | Issue 11 | e3257.
7. Penyakit infeksi baru (EID)
1. Penyakit yang akhir-akhir ini meningkat insidensinya atau cakupan
geografisnya atau rentang inangnya (host range)
Contoh: tuberkulosis, demam dengue, Japanese encephalitis (JE), West Nile fever
(WNF), dan demam kuning.
2. Penyakit yang disebabkan oleh varian baru dari patogen yang telah
diketahui sebelumnya
Contoh: human immunodeficiency virus (HIV), strain baru virus influenza, SARS,
virus Nipah, virus Ebola, hantavirus pulmonary syndrome (HPS), dan virus corona.
3. Bakteri baru yang resisten terhadap antimikroba, terutama beberapa strain
resisten antibiotik
Contoh: bakteri E. coli penghasil Extended-spectrum beta-lactamases (ESBL),
Methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA)
8. Patogen zoonotik yang mungkin muncul
⬢ 1.415 – Jumlah patogen manusia yang diketahui
⬢ 175 (12,4%) – Jumlah patogen yang menyebabkan PIB
⬢ 133 (76%) – Jumlah patogen yang menyebabkan PIB
yang zoonotik (Taylor et al., 2001, Cleveland et al., 2007)
8
Virus Covid-19 Virus West Nile
Virus ebola Virus monkeypox
9. Faktor penting mengarah ke munculnya PIB
⬢ Kelebihan populasi dan
urbanisasi
⬢ Pergerakan populasi dan
perdagangan hewan
⬢ Intensifikasi produksi ternak
⬢ Perubahan penggunaan lahan
⬢ Air dan sanitasi
⬢ Perubahan iklim
⬢ Resistensi antimikroba
9
Sumber: Coker et al. Emerging infectious diseases in southeast
Asia: regional challenges to control. Lancet. 377. 2011
10. 10
Pasar hewan/satwa liar
Penyakit infeksi baru (PIB)
Perburuan satwa liar
Intensifikasi budidaya satwa liar Hewan domestik
Contoh penyakit zoonosis
yang muncul atau muncul
kembali dari antarmuka
manusia-hewan
Sumber: Magouras I. et al. Frontier
in Veterinary Science. October
2020. Volume 7. Article 582743.
12. Biosekuriti dan One Health
⬢ Biosekuriti pada intinya adalah tentang
bagaimana kita mengelola risiko.
⬢ Solusi biosekuriti untuk kesehatan
ternak dapat dijalankan dalam bentuk-
bentuk yang berbeda dan umumnya
sangat menitikberatkan pada
“PENCEGAHAN INFEKSI” daripada
pengobatan (prevention is better than
cure).
13. Definisi Biosekuriti menurut FAO
⬢ Menurut FAO (2016):
Biosekuriti adalah pendekatan strategis dan terintegrasi yang
mencakup kerangka kebijakan dan regulasi yang menganalisis dan
mengelola risiko di sektor: keamanan pangan, kesehatan hewan,
kesehatan tumbuhan, termasuk kaitannya dengan risiko lingkungan.
⬢ Biosekuriti semakin penting di dunia yang semakin terhubung yang
dilanda berbagai ancaman yang berdampak pada kesehatan manusia,
hewan dan lingkungan, meskipun disadari kebijakan biosekuriti dalam
penerapannya masih sangat spesifik baik sektoral maupun lokasi.
13
Sumber: FAO. The Biosecurity Approach. Version 1.0 Published August 2016.
14. Pendekatan lintas sektor terhadap biosekuriti
⬢ Kehidupan dan kesehatan manusia,
hewan dan tanaman dan perlindungan
lingkungan terkait erat dan ini adalah
rasional mendasar untuk pendekatan
biosekuriti di tingkat nasional.
⬢ Berbagai ancaman biosekuriti ada pada
setiap sektor dan berpotensi berpindah
antar sektor (misal patogen hewan
dapat menginfeksi manusia; pakan
dapat terkontaminasi dengan
mikotoksin dan toksin tanaman).
14
Perbaikan
kesehatan
masyarakat
Peningkatan
produksi
ternak
Perlindungan
lingkungan
Peningkatan
perdagangan
internasional
Biosekuriti
lintas sektor
Sumber: FAO Biosecurity Toolkit (2007)
15. Definisi Biosekuriti menurut OIE
⬢ Dalam “OIE Terrestrial Animal Health Code” (2021):
Biosekuriti didefinisikan sebagai seperangkat tindakan manajemen dan
fisik yang dirancang untuk mengurangi risiko introduksi, berkembang,
dan menyebarnya penyakit hewan, infeksi atau infestasi ke, dari dan
dalam populasi hewan.
⬢ Jajaran Kesehatan Hewan memegang peran kunci dalam mempertahankan
dan mengembangkan biosekuriti, bermitra dengan berbagai aktor yang
berurusan dengan ternak (peternak, pedagang pengangkut ternak,
pengelola dan pemelihara ternak, dokter hewan dlsbnya) yang utamanya
bertanggung jawab dalam implementasi biosekuriti.
15
Sumber: Belini S – 2018 – Europe – OIE Regional Commission.
16. Penerapan protokol biosekuriti
⬢ Jajaran Kesehatan Hewan mempunyai tugas mengembangkan dan
menjalankan protokol biosekuriti pada:
⬡ Tingkat peternakan dan tempat lain dimana ternak dipelihara, untuk
melindungi hewan dari introduksi/penyebaran penyakit hewan;
⬡ Tingkat wilayah: selama transportasi ternak (rantai pasar), pada
sistim produksi yang berbeda, di rumah potong dan di pasar hewan,
untuk melindungi hewan dari introduksi/penyebaran penyakit hewan;
⬡ Tingkat negara: untuk mencegah introduksi dan penyebaran
penyakit hewan lintas batas (transboundary animal diseases).
16
Sumber: Belini S – 2018 – Europe – OIE Regional Commission.
17. Survei OIE: Rencana Biosekuriti
⬢ Apakah negara Anda memiliki rencana biosekuriti (biosecurity plan)
yang diberlakukan?
17
39 negara anggota merespons pertanyaan, mayoritas responden atau 36 negara
(92,31%) memberlakukan rencana biosekuriti, sedangkan 3 negara (7,69%) tidak.
7.69%
92.31%
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%
Tidak
Ya
Sumber: Belini S – 2018 – Europe – OIE Regional Commission.
18. Survei OIE: Penerapan biosekuriti
⬢ Bagaimana penerapannya pada berbagai bidang?
18
52,6% dari 38 negara
anggota memberlakukan
biosekuriti di semua
bidang yang dianggap
relevan untuk penyebaran
penyakit (pasar ternak,
RPH, laboratorium,
peternakan, satwa liar dan
bila diperlukan juga di
zona dan kompartemen).
52.63%
68.42%
76.32%
47.37%
47.37%
89.47%
50.00%
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%
Pasar ternak
RPH
Laboratorium
Kompartemen
Zona
Peternakan
Satwa liar
Sumber: Belini S – 2018 – Europe – OIE Regional Commission.
20. Keuntungan Biosekuriti 3 zona (studi FAO)
Keuntungan dari penerapan
biosekuriti 3 zona adalah:
1. Ayam sehat.
2. Produktivitas stabil.
3. Mengurangi penggunaan
antibiotik sebesar 40% dan
desinfektan 30%.
4. Meningkatkan laba untuk
peternakan ayam petelur
sebesar 12,34% dan untuk
peternakan ayam potong
sebesar Rp 1048/ekor/siklus.
20
Sumber: Policy Brief FAO ECTAD (2020).
21. Tantangan penerapan biosekuriti di peternakan
⬢ Motivasi untuk
meningkatkan biosekuriti.
⬢ Training dan edukasi.
⬢ Aspek ekonomi.
⬢ Peningkatan kesadaran
dan pengetahuan
tentang tindakan-
tindakan biosekuriti.
21
Kemitraan
Biosekuriti
Peternak &
Operator
Asosiasi
Peternak
Dokter hewan
peternakan
Pemerintah
22. Sistim Biosekuriti Nasional
22
Menjaga
Indonesia
“menjaga status
kesehatan hewan
dan tanaman
Indonesia”
Impor dari luar
negeri
“... untuk melindungi
ekonomi dan lingkungan
dari hama dan penyakit
eksotik...”
Ekspor ke luar
negeri
“... mempertahankan
pasar luar negeri...”
• Standar OIE
• Standar Codex/SNI
• Standar OIE
• Standar Codex/SNI
IHR (WHO)
PVS (OIE)
23. Pengaruh terhadap sistim biosekuriti nasional
⬢ Globalisasi
⬢ Produksi peternakan baru dan teknologi pengolahan makanan
⬢ Peningkatan perdagangan pangan dan produk pertanian
⬢ Kewajiban hukum penandatanganan perjanjian internasional yang relevan
⬢ Peningkatan perjalanan dan pergerakan orang lintas batas
⬢ Kemajuan komunikasi dan akses global ke informasi biosekuriti
⬢ Perhatian publik yang lebih besar terhadap biodiversitas, lingkungan dan
dampak pertanian/peternakan terhadap keduanya
⬢ Pergeseran dari independensi negara ke saling ketergantungan untuk
implementasi biosekuriti yang efektif
⬢ Kelangkaan sumber daya teknis dan operasional
⬢ Ketergantungan yang tinggi beberapa negara pada impor pangan
23
Sumber: FAO Biosecurity Toolkit (2016).
24. One Health: Konsep terpadu yang
mengintegrasikan kesehatan
manusia, hewan dan lingkungan
25. One Health
One Health sebagai visi holistik
untuk mengatasi tantangan
kompleks yang mengancam
kesehatan manusia dan hewan,
ketahanan pangan, kemiskinan
dan lingkungan dimana
penyakit berkembang (Hasler B.
et al. 2012).
25
ONE
HEALTH
KESEHATAN
HEWAN
KESEHATAN
MANUSIA
KESEHATAN
SATWA LIAR
Kurangi kontak
satwa liar-ternak,
biosekuriti
Preservasi satwa liar,
kurangi efek
antropogenik
Surveilans dan
biosekuriti,
pengendalian
penyakit,
Keamanan pangan
Perbaikan
kesehatan
hewan
Keberlanjutan
biodiversitas
satwa liar
Perbaikan kesehatan
manusia, ketahanan
global
26. One Health dan biosekuriti
⬢ Konvergensi manusia, hewan dan lingkungan selama ini
telah menciptakan dinamika baru, di mana kesehatan
masing-masing saling berhubungan erat, sehingga
biosekuriti masing-masing juga saling terkait satu sama lain
(One biosecurity) (King l. 2008).
⬢ Tiga pilar biosekuriti (manusia, hewan dan lingkungan)
juga menjadi dasar konsep One Health (Pantaleon L. 2019).
⬢ Implementasi biosekuriti disarankan untuk menggunakan
pendekatan One Health, terutama ketika dirasakan perlu
melakukan kolaborasi dan kerja sama antar sektor untuk
mengendalikan penyebaran patogen, contohnya seperti di
pasar basah (wet market).
26
27. Peran pasar basah (wet market)
⬢ Pasar basah telah distigmatisasi dalam beberapa tahun terakhir
karena hubungannya dengan potensi munculnya penyakit
menular, seperti penularan avian influenza di pasar unggas hidup
(Chen Y. et al. 2013; Xu X. et al. 1999).
⬢ Sejumlah pasar basah juga menjual satwa liar (pasar satwa liar),
seperti reptil, landak, dan spesies lainnya.
⬢ Wabah virus SARS (2002– 2003) kemungkinan berasal dari
musang sawit (Paguma larvata) yang dijual di pasar satwa liar di
Provinsi Guangdong, China (Wang L.F. et al. 2006).
27
Sumber: Magouras I. et al. Frontier in Veterinary Science. October 2020. Volume 7. Article 582743.
28. COVID-19 dan pasar basah
⬢ Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung saat ini diperkirakan
berasal dari pasar grosir makanan laut Huanan di Wuhan, China.
⬢ Pasar ini juga menjual satwa liar hidup, seperti beberapa spesies
burung, reptil, dan mamalia kecil, menunjukkan kemungkinan penularan
zoonosis dari satwa liar ke manusia (Ji W. et al. 2020). 28
29. Potensi munculnya virus di pasar basah
⬢ Pasar basah adalah tempat di mana
satwa liar dan hewan domestik dijual
hidup atau dipotong, begitu juga dijual
sebagai pangan lokal siap dimakan.
⬢ Pasar juga menjadi tempat yang
menarik bagi hewan-hewan keliaran
dan hama.
⬢ Kondisi yang penuh sesak, dan
kurangnya sanitasi, menciptakan
keadaan yang optimal untuk
menyebarnya zoonosis dan penyakit
tular makanan (food-borne), begitu
juga munculnya virus baru.
29
Pangan asal
hewan/satwa liar
Hewan liar
berkeliaran
Ritel dan
pelanggan
Satwa liar dan
hewan domestik
untuk dijual
Penularan
patogen di pasar
berkontribusi
pada munculnya
virus
Sumber: Naguib M.M. et al. Trends in Microbiology, March 2021, Vol. xx, No. xx..
30. Potensi patogen zoonosis menyebar lewat pasar hewan
30
Patogen Hewan asli/inang
alami
Potensial menyebar di pasar hewan Wilayah berisiko
tinggi
Virus Crimean–
Congo hemorrhagic
fever
Caplak, ruminansia Ruminansia yang dibawa ke pasar dapat
menyebarkan virus melalui cairan tubuh
atau lewat vektor
Afrika, Semenanjung
Balkan, Timur Tengah
dan Asia
Virus Ebola Kelelawar dan/atau
primata
Penjualan hewan eksotik atau daging
satwa liar (bushmeat) menyebabkan
patogen dekat dengan manusia
Afrika Barat dan
Tengah
Hantavirus Rodensia, tikus,
hewan tahi lalat,
kelelawar
Hewan reservoir dapat dijual di pasar,
tetapi rodensia yang berkeliaran dapat
membawa patogen dekat dengan pasar
dan mencemari produk
Seluruh dunia
Virus Hepatitis E Babi domestik, babi
dan mungkin spesies
hewan lain
Menyebar melalui produk makanan atau
kontak dengan hewan hidup di pasar
Seluruh dunia
Sumber: Naguib M.M. et al. Trends in Microbiology, March 2021, Vol. xx, No. xx..
31. 31
Patogen Hewan asli/inang alami Potensial menyebar di pasar Wilayah berisiko tinggi
Virus Avian
influenza
Burung liar/unggas Burung terinfeksi dapat menularkan
virus ke manusia
Seluruh dunia (utamanya di Asia
Tenggara dan Timur Tengah)
Virus
Marburg
Kelelawar buah dari
keluarga Pteropodidae
Kelelawar dijual di pasar, atau
produk yang terkontaminasi oleh
kelelawar
Afrika Subsahara
Virus
monkeypox
Monyet Melalui daging satwa liar atau hewan
hidup yang dijual di pasar
Afrika Barat dan Tengah
Virus Nipah Kelelawar buah, babi Produk pangan terkontaminiasi atau
hewan hidup yang dijual
Asia Selatan dan Asia Tenggara
Virus rabies Karnivora, kelelawar,
anjing
Karnivora atau kelelawar hidup yang
dibawa ke pasar, menarik munculnya
anjing yang berkeliaran,
meningkatkan risiko gigitan
Afrika and Asia
Potensi patogen zoonosis menyebar lewat pasar hewan
Sumber: Naguib M.M. et al. Trends in Microbiology, March 2021, Vol. xx, No. xx..
32. 32
Patogen Hewan asli/inang
alami
Potensial menyebar di pasar Wilayah berisiko tinggi
Virus corona Kelelawar, mamalia Berbagai macam virus corona dapat
dibawa oleh hewan hidup yang dibawa
ke pasar; beberapa virus ini mungkin
memiliki potensi zoonosis
Seluruh dunia
Penyakit virus
tular vektor
(vector borne)
Nyamuk dan caplak Pasar basah dapat menyediakan tempat
berkembang biak bagi nyamuk dan kutu
di perkotaan
Seluruh dunia
Leptospira spp. Ternak, rodensia Bisa dibawa ke pasar melalui hewan
terinfeksi untuk dijual, tetapi juga risiko
dari rodensia yang berkeliaran yang
menyebarkan patogen di lingkungan
Seluruh dunia, dengan
insidensi yang lebih tinggi
di iklim tropis
Potensi patogen zoonosis menyebar lewat pasar hewan
Sumber: Naguib M.M. et al. Trends in Microbiology, March 2021, Vol. xx, No. xx..
33. Biosekuriti pasar 3 zona (FAO)
Dokter hewan seharusnya
dapat bekerja sama dengan
disiplin ilmu lain, termasuk
kesehatan masyarakat, ahli
peternakan, ahli satwa liar dan
kesehatan lingkungan (One
Health) untuk menerapkan dan
memperkuat biosekuriti
terutama di pasar basah untuk
menciptakan pasar sehat
secara berkelanjutan.
33
Sumber: FAO (2017). Bahan Ajar Pelatihan Biosekuriti Pasar untuk
Pengendalian Avian Influenza di Rantai Pasar Unggas.
34. Biosekuriti di pasar unggas hidup
⬢ Pedoman FAO ini dibuat berdasarkan pengalaman
dalam mengurangi risiko introduksi virus avian
influenza di pasar basah, begitu juga propagasi dan
penularan lebih lanjut ke pasar lain atau tempat lain,
termasuk restoran dan rumah.
⬢ Terbatasnya sumber daya harus menjadi perhatian
dalam mengembangkan intervensi di pasar basah,
harus disesuaikan dengan kondisi lokal.
⬢ Ada banyak jenis pasar basah di Indonesia, sehingga
tidak selalu mudah untuk mengembangkan standar
tunggal untuk semua pasar di seluruh Indonesia.
34
35. Penutup
⬢ Konsep biosekuriti di era modern mengalami pengembangan terus menerus,
karena muncul sebagai isu yang paling mendesak yang dihadapi oleh hampir
semua negara di dunia, termasuk Indonesia.
⬢ Risiko biosekuriti dalam bentuk muncul dan menyebarnya PIB/EID terutama yang
sifatnya lintas batas dan zoonosis membuat semua negara menekankan pentingnya
meningkatkan kapasitas biosekuriti yang lebih kuat dan memadai.
⬢ Penerapan biosekuriti dapat dijalankan lebih efektif, apabila dapat memanfaatkan
keuntungan dari pendekatan One Health yang lebih koheren yang mensinergiskan
kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, misalnya biosekuriti di pasar
hewan/satwa liar.
⬢ Untuk memperkuat sistim biosekuriti nasional, maka penerapan biosekuriti tingkat
lokasi (peternakan, kompartemen) perlu diperkuat juga dengan penerapan di
tingkat wilayah (pasar hewan/satwa liar, RPH, laboratorium, dsbnya).
35