SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
Harmonisasi Pelaksanaan
Resistensi Antimikroba (AMR)
Dengan Regulasi Internasional
Drh. TRI SATYA PUTRI NAIPOSPOS, MPhil, PhD
Epidemiolog Veteriner
Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian Resistensi Antimikroba
Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Ditjen. Perikanan Budidaya, KKP
Bogor, 23 November 2022
2
Resistensi antimikroba (AMR)
▪ Bayangkan dunia di mana infeksi dan penyakit pada manusia, hewan
dan tumbuhan tidak mungkin diobati.
▪ Skenario terburuk ini bisa menjadi kenyataan ketika bakteri, virus dan
parasit mengembangkan resistensi terhadap obat yang kita gunakan
untuk melawannya.
▪ Resistensi antimikroba (AMR) telah menjadi salah satu masalah
kesehatan paling mendesak di zaman kita sekarang.
▪ Solusi tersedia dan setiap orang memiliki peran untuk dimainkan
dalam perang melawan ancaman global ini.
Sumber: Antimicrobial resistance - WOAH - World Organisation for Animal Health
▪ Resistensi antimikroba terjadi ketika
mikroorganisme (seperti bakteria, jamur, virus dan
parasit) berubah ketika mereka terpapar dengan
obat-obatan antimikroba (seperti antibiotik,
antijamur, antivirus, antimalaria, dan antelmintik).
▪ Mikroorganisme yang mengembangkan resistensi
antimikroba kadang-kadang disebut sebagai
“superbugs”.
3
Bagaimana resistensi berkembang?
Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
▪ Resistensi antimikroba terjadi secara alami dari waktu ke waktu, biasanya
melalui perubahan genetik. Namun, penyalahgunaan (misuse) dan
penggunaan yang berlebihan (overuse) antimikroba dapat mempercepat
proses ini.
▪ Di banyak tempat, antibiotik digunakan secara berlebihan dan disalah
gunakan pada manusia dan hewan, dan seringkali diberikan tanpa
pengawasan profesional.
▪ Contoh penyalahgunaan termasuk ketika digunakan oleh orang dengan
infeksi virus seperti pilek dan flu, atau ketika mereka diberikan sebagai
‘pemacu pertumbuhan’ (growth promoter) pada hewan (dan ikan).
4
Apa yang mempercepat kemunculan dan
penyebaran resistensi antimikroba?
Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
Kolaborasi Tripartit di bidang resistensi
antimikroba (AMR) – sejak 2016
World Organisation for
Animal Health (WOAH)
World Health
Organization (WHO)
Food and Agriculture
Organization (FAO)
▪ Sektor manusia, hewan dan bahkan tumbuhan memiliki tanggung
jawab bersama untuk mencegah atau meminimalkan perkembangan
resistensi antimikroba baik oleh patogen manusia dan non-manusia.
6
RESPONS ‘ONE HEALTH’ TERHADAP RESISTENSI ANTIMIKROBA
Manusia Pangan & Pakan Tumbuhan Lingkungan Hewan darat
dan akuatik
▪ Mikroba resisten dapat ditemukan pada orang,
hewan, makanan, dan lingkungan (di air, tanah
dan udara).
▪ Mikroba dapat menyebar antara orang dan
hewan, dan dari orang ke orang.
▪ Pengendalian infeksi yang buruk, kondisi
sanitasi yang tidak memadai dan penanganan
pangan yang tidak tepat mendorong
penyebaran resistensi antimikroba.
7
Percepatan resistensi antimikroba
▪ Meresmikan kolaborasi dan kemitraan
yang berkelanjutan.
▪ Bertujuan untuk mempercepat strategi
terkoordinasi tentang kesehatan
manusia, hewan dan ekosistim.
▪ Tripartite Joint Secretariat (TJS) on
AMR sekarang menjadi Quadripartite
Joint Secretariate (QJS) on AMR.
▪ UNEP telah menunjuk ‘Liason Officer’
ke QJS pada 1 Januari 2022.
8
17 Mar 2022 – Tripartit menjadi Quadripartit
Sumber: Tim Corrigan, WHO. Quadripartite joint
activities on antimicrobial resistance (2022).
▪ Tujuan: Kerja sama terkonsolidasi antara FAO, UNEP, WHO dan WOAH, dalam
memanfaatkan mandat inti dan keunggulan komparatif masing-masing organisasi
untuk mengatasi berbagai kebutuhan dari respons global terhadap AMR.
9
Fungsi kunci Quadripartite Joint Secretariat on AMR
Mendukung promosi global, advokasi dan keterilbatan politik
Mendukung struktur tata kelola global
Koordinasi AMR Multi-Partner Trust Fund (MPTF)
Koordinasi dan monitoring implementasi rencana kerja
Quadripartit dan pemetaan kesenjangan & peluang
Koordinasi dan kemitraan
▪ Diimplementasi di 10 negara: Moroko, Kenya,
Zimbabwe, Senegal, Ghana, Kamboja, Indonesia,
Ethiopia, Peru dan Tajikistan.
▪ Ekspansi lebih lanjut ke 5 negara: Bangladesh,
Mongolia, Tunisia, Madagaskar, Kamerun.
▪ USD 26 juta dialokasikan untuk kegiatan bersama
Quadripartit dalam kemitraan dengan
pemerintah negara-negara tersebut.
▪ Tujuan: untuk mengkatalisasi respons
multisektoral nasional dan pembiayaan domestik
yang berkelanjutan.
10
AMR Multi-partner Trust Fund (MPTF)
11
Kesehatan
manusia
Kesehatan
hewan
Kesehatan
tumbuhan
Kesehatan
lingkungan
Surveilans terpadu resistensi
antimikroba dan penggunaan di
semua sektor adalah PRIORITAS
UTAMA Quadripartit.
12
Database WOAH AMU Global
Des 2016
Data 2010-2015
Des 2017
Data 2013-2016
Des 2019
Data 2015-2017
Feb 2020
Data 2018-2019
Feb 2021
Data 2017-2020
OIE Annual Report on Antimicrobial Agents Intended for Use in Animals
“Dengan pertumbuhan yang pesat dalam permintaan dan
produksi, sektor akuakultur akan menghadapi risiko penyakit dan
tantangan kesehatan hewan yang lebih besar. Tetapi dengan
berkolaborasi secara lintas batas dan menerapkan standar
internasional WOAH, kita dapat membatasi wabah penyakit yang
muncul yang telah menyebabkan kerugian signifikan di seluruh
dunia, berdampak pada ekonomi nasional di beberapa negara
dan mengancam sumber vital protein hewani yang bergizi”.
Dr Monique Eloit, WOAH Director General
13
▪ Akuakultur adalah industri yang berkembang pesat yang saat ini menyumbang
hampir separuh dari ikan yang digunakan untuk konsumsi manusia di seluruh
dunia.
▪ Praktik-praktik intensif dan semi-intensif digunakan untuk menghasilkan stok
ikan yang besar, tetapi wabah penyakit sering terjadi, dan penggunaan
antimikroba telah menjadi praktik kebiasaan untuk mengendalikannya.
▪ Tekanan selektif yang diberikan oleh obat-obatan ini yang biasanya ada dalam
tingkat sub-terapeutik untuk waktu yang lama di dalam air dam sedimen,
memberikan kondisi yang ideal untuk kemunculan dan seleksi strain bakteri
yang resisten dan menstimulasi gen horizontal.
14
Akuakultur dan AMR
Sumber: Santos L. and Ramos F. International Journal of Antimicrobial
Agents. Volume 52, Issue 2, August 2018, Pages 135-143
▪ Saat ini diakui secara luas bahwa perjalanan gen resisten antimikroba
dan bakteri resisten dari peternakan akuatik ke darat dan ke
lingkungan manusia dan sebaliknya dapat memiliki efek merugikan
baik bagi kesehatan manusia dan hewan dan bagi ekosistim akuatik.
▪ Suatu upaya global harus dilakukan untuk menghentikan penggunaan
berlebihan antimikroba pada akuakultur dan mendorong pemangku
kepentingan untuk mengadopsi tindakan-tindakan pencegahan
penyakit lainnya.
▪ Membentuk jalur baru sangat penting untuk menahan meningkatnya
ancaman resistensi antimikroba.
15
Dari hewan akuatik ke hewan darat
1) Peningkatan biosekuriti di peternakan dan budidaya (misal penggunaan
vaksin dan disinfektan).
Vaksin contohnya dikenal sebagai alat penting untuk pencegahan penyakit
pada ikan dan tindakan untuk mengurangi penggunaan antimikroba yang
tidak diatur dalam akuakultur;
1) Pengobatan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berkurangnya
pertumbuhan, tingkat konversi pakan rendah dan kelangsungan hidup yang
buruk sehingga menyebabkan berkurangnya produksi; dan
2) Pengobatan penyakit epizootik yang dapat menyebabkan kematian masal.
16
Manfaat penggunaan antimikroba
di akuakultur
Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
▪ AMR pada patogen hewan akuatik telah dilaporkan dari sistim yang berbeda.
▪ Pada pembenihan udang, kematian masal akibat bakteri luminous resisten antibiotik
(Vibrio spp.) dapat menimbulkan masalah (Karunasagar et al., 1994).
▪ Resistensi yang diperoleh pada Aeromonas salmonicida menyebabkan furunculosis
di perairan beriklim sedang telah dilaporkan di sejumlah negara (FAO/OIE/WHO, 2006).
▪ Beberapa elemen genetik seperti plasmid, transposon, integron yang membawa gen
AMR telah terdeteksi pada Aeromonas spp. dari situs akuakultur di berbagai belahan
dunia (Piotrowska and Popowska, 2015).
▪ Lebih dari 80% Vibrio harveyi pada sistim akuakultur ikan bersirip halus (finfish) di
Italia menunjukkan resistensi terhadap amoxicillin, ampicillin dan erythromycin,
sedangkan 76% strain menunjukkan resistensi terhadap sulphadiazine (Scarano et
al., 2014).
17
AMR pada bakteri terkait akuakultur
Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
18
Standar WOAH untuk akuakultur
Aquatic Animal
Health Code
Manual of Diagnostic
Tests for Aquatic Animals
Code: Standar untuk peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan
hewan akuatik, termasuk
perdagangan yang aman dan
penatagunaan antimikroba (AMU).
Manual: Standar untuk metoda
diagnostik laboratorium (dan
persyaratan untuk produksi dan
kontrol vaksin dan metodologi untuk
uji kepekaan antimikroba (AST).
▪ Bagian 6. Penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik
• Bab 6.1. Pengantar rekomendasi untuk mengendalikan resistensi
antimikroba.
• Bab 6.2. Prinsip-prinsip penggunaan agen antimikroba yang bertanggung
jawab dan bijak pada hewan akuatik.
• Bab 6.3. Monitoring jumlah dan pola penggunaan agen antimikroba yang
digunakan pada hewan akuatik.
• Bab 6.4. Pengembangan dan harmonisasi program surveilans dan
monitoring AMR nasional untuk hewan akuatik.
• Bab 6.5. Analisis risiko untuk AMR yang timbul dari penggunaan agen
antimikroba pada hewan akuatik.
19
Standar WOAH & pedoman terkait AMR
▪ Tujuan dari Bab ini adalah untuk memberikan panduan bagi Negara Anggota
untuk secara tepat mengatasi seleksi dan penyebaran mikroorganisme
resisten dan determinan resistensi antimikroba dari penggunaan agen
antimikroba pada hewan akuatik.
▪ Sesuai mandatnya dalam memproteksi kesehatan hewan dan keamanan
pangan, WOAH mengembangkan Bab ini untuk memberikan panduan kepada
Negara Anggota dalam kaitannya dengan risiko bagi sektor hewan (dan ikan).
▪ Penerapan ‘penilaian risiko’ (risk assessment) dan ‘manajemen risiko’ (risk
management) harus berdasarkan pada standar internasional yang relevan
dan didukung oleh data dan informasi jika tersedia.
20
Bab 6.1. Pengantar rekomendasi untuk
mengendalikan resistensi antimikroba
1) mempertahankan kemanjuran agen antimikroba baik untuk kedokteran
hewan dan manusia dan memastikan penggunaan yang rasional
antimikroba pada hewan akuatik dengan tujuan mengoptimalkan baik
efikasi dan keamanannya;
2) mematuhi kewajiban etik dan kebutuhan ekonomi untuk menjaga hewan
akuatik dalam keadaan sehat;
3) mencegah atau mengurangi transfer mikroorganisme dan determinan
resisten dari hewan akuatik ke manusia dan hewan darat;
4) mencegah residu antimikroba yang melebihi batas ambang residu
(maximum residue limit/MRL) yang terjadi pada makanan.
21
Bab 6.2. Prinsip-prinsip penggunaan agen antimikroba
yang bertanggung jawab dan bijak pada hewan akuatik
▪ Tujuan dari Bab ini adalah untuk menggambarkan pendekatan untuk
memonitor jumlah agen antimikroba yang digunakan pada hewan akuatik,
termasuk spesies yang dipelihara untuk keperluan makanan dan ikan hias.
▪ Rekomendasi ini dimaksudkan untuk digunakan dalam pengumpulan
informasi untuk mengevaluasi pola penggunaan berdasarkan kelas
antimkroba, rute pemberian dan spesies hewan akuatik untuk mengevaluasi
paparan mikroorganisme terhadap agen antimikroba.
▪ Pengumpulan data penggunaan agen antimikroba di akuakultur mungkin
terkendala di beberapa negara oleh kurangnya sumber daya yang tersedia,
kurangnya produk berlabel akurat, kanal distribusi yang tidak terdokumentasi
dengan baik dan kurangnya konsultasi atau supervisi profesional.
22
Bab 6.3. Monitoring jumlah dan pola penggunaan agen
antimikroba yang digunakan pada hewan akuatik
1) menetapkan data baseline mengenai prevalensi mikroorganisme
resisten antimikroba dan determinan;
2) mengumpulkan informasi tentang tren resistensi antimikroba pada
mikroorganisme yang relevan;
3) mengeksplorasi hubungan potensial antara resistensi antimikroba
pada mikroorganisme hewan akuatik dan penggunaan agen
antimikroba;
4) Mendeteksi munculnya mekanisme resistensi antimikroba;
5) melakukan analisis risiko yang relevan dengan kesehatan hewan
akuatik dan kesehatan manusia;
23
Bab 6.4. Pengembangan & harmonisasi program surveilans
dan monitoring AMR nasional untuk hewan akuatik
6) menyediakan rekomendasi mengenai kebijakan dan program kesehatan
manusia dan kesehatan hewan akuatik;
7) menyediakan informasi untuk memfasilitasi penggunaan yang bijak, termasuk
panduan untuk profesional yang meresepkan penggunaan agen antimikroba
pada hewan akuatik.
24
Bab 6.4. Pengembangan dan harmonisasi program surveilans
dan monitoring AMR nasional untuk hewan akuatik (lanjutan)
▪ Untuk tujuan Bab ini, prinsip utama dari analisis risiko adalah
menyediakan kepada Negara Anggota dengan metoda yang transparan,
objektif dan dapat dipertahankan secara ilmiah dalam menilai dan
mengelola risiko kesehatan manusia dan kesehatan hewan akuatik yang
terkait dengan seleksi dan penyebaran resistensi yang timbul dari
penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik.
▪ Panduan tentang masalah resistensi antimikroba yang ditimbulkan oleh
makanan terkait dengan penggunaan agen antimikroba dicakup dalam
Codex Guidelines for Risk Analysis of Foodborne Antimicrobial Resistance
(CAC/GL77-2011).
25
Bab 6.5. Analisis risiko untuk AMR yang timbul dari
penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik
▪ Veterinary Critically Important Antimicrobial
Agents (VCIA) – PALING PENTING
▪ Veterinary Highly Important Antimicrobial
Agents (VHIA) – SANGAT PENTING
▪ Veterinary Important Antimicrobial Agents
(VIA) – PENTING
▪ 32 agen antimikroba (termasuk kombinasi)
untuk hewan akuatik
26
Daftar WOAH Agen Antimikroba yang
Penting bagi Veteriner
Sumber: https://www.oie.int/app/uploads/2021/06/a-oie-list-antimicrobials-june2021.pdf
▪ Dua kali Expert Workshop FAO/WOAH/WHO tentang Penggunaan
Antimikroba Non-manusia & Resistensi Antimikroba diselenggarakan
pada 2003 dan 2004.
▪ Dari workshop tersebut, direkomendasikan bahwa kelas Antimikroba
yang “paling penting” (critically important) untuk obat manusia dan
hewan perlu didefinisikan dan diidentifikasi oleh WHO dan WOAH.
▪ Semua agen antimikroba digunakan untuk hewan penghasil pangan
(food producing animals).
27
WOAH List of Antimicrobial Agents of
Veterinary Importance
▪ ‘WOAH List’ dikembangkan oleh WOAH ad hoc Group
berdasarkan kuesioner yang dikirimkan ke semua Negara
Anggota WOAH dan organisasi internasional dan didukung oleh
Biological Standard Commission.
▪ ‘WOAH List’ diadopsi pada Mei 2007 oleh World Assembly of
Delegates (Resolusi No. XXVII) selama Sidang Umum WOAH.
▪ ‘WOAH List’ diperbaharui pada 2013 untuk mempertimbangkan
kekhawatiran akan kesehatan manusia (WHO dan FAO
berpartisipasi dalam tugas ini).
28
Latar belakang ‘WOAH List’
▪ Tujuan: untuk menjaga efikasi dan
ketersediaan Agen Antimikroba Veteriner
(Veterinary Antimicrobial Agent) untuk
penyakit di mana mereka sedikit atau
tidak ada antimikroba alternatif.
▪ Daftar ini dimaksudkan untuk membantu
dokter hewan dalam pilihan terapeutik
mereka.
29
Tujuan ‘WOAH List’
▪ Kriteria 1 – Tingkat respons terhadap kuesioner mengenai Agen
Antimikroba yang Paling Penting (Veterinary Critically Important
Antimicrobial Agents): kriteria terpenuhi ketika mayoritas responden
(lebih dari 50%) mengidentifikasi pentingnya kelas antimikroba dalam
respons mereka terhadap kuesioner.
▪ Kriteria 2 – Pengobatan penyakit hewan yang serius dan ketersediaan
agen antimikroba alternatif: kriteria terpenuhi ketika kandungan
dalam kelas diidentifikasi sebagai penting untuk melawan infeksi yang
spesifik dan terjadi kekurangan alternatif terapi yang memadai.
30
Kriteria kategorisasi Agen Antimikroba
menurut kepentingan
▪ Veterinary Critically Important Antimicrobial Agents (VCIA):
memenuhi BAIK kriteria 1 DAN 2
▪ Veterinary Highly Important Antimicrobial Agents (VHIA):
memenuhi kriteria 1 ATAU 2
▪ Veterinary Important Antimicrobial Agents (VIA): tidak
memenuhi KEDUANYA baik kriteria 1 ATAU kriteria 2.
31
Kriteria yang digunakan
▪ Setiap penggunaan Agen Antimikroba pada hewan harus sesuai
dengan standar WOAH tentang penggunaan yang bertanggung jawab
dan bijak yang ditetapkan dalam Bab 6.9. Terrestrial Animal Health
Code dan Bab 6.3. Aquatic Animal Health Code.
▪ Agen Antimikroba dalam ‘WOAH List’ harus diklasifikasikan menurut 3
kategori yaitu VCIA, VHIA dan VIA.
▪ Untuk sejumlah Agen Antimikroba yang tidak ada atau hanya ada
beberapa alternatif untuk pengobatan penyakit pada target spesies.
Dalam konteks ini, perhatian khusus diberikan pada VCIA dan VHIA.
32
Kesimpulan
▪ Di antara VCIA, beberapa juga dianggap paling penting (critically
importance) untuk kesehatan manusia dan hewan (generasi ketiga dan
keempat Cephalosporins, dan Fluoroquinolones).
▪ Untuk VCIA:
◂ Tidak digunakan untuk pengobatan pencegahan (preventive
treatment) dalam pakan atau air atau tidak adanya gejala klinis;
◂ Tidak digunakan sebagai baris pertama (first line) pengobatan,
kecuali ada uji yang dapat dijustifikasi dan bakteriologis;
◂ Label ekstra / tanpa label terbatas dan dicadangkan untuk
kejadian di mana tidak ada alternatif yang tersedia.
33
Kesimpulan (lanjutan)
▪ Upaya pencegahan penggunaan berlebihan antimikroba dalam akuakultur
harus mencakup edukasi semua pemangku kepentingan tentang
dampaknya terhadap kesehatan ikan, manusia dan ekosistim akuatik
(pendekatan One Health), dan mendorong tindakan-tindakan pencegahan
penyakit yang ramah lingkungan, termasuk vaksin, probiotik, dan
bakteriofag.
▪ Adopsi tindakan-tindakan ini adalah suplemen penting dalam upaya
menangani resistensi antimikroba dengan mengembangkan agen terapi
baru, jika kemajuan harus dibuat terhadap meningkatnya masalah
resistensi antimikroba pada kedokteran manusia dan hewan.
34
Kesimpulan (lanjutan)
▪ Untuk berkolaborasi dalam memerangi resistensi antimikroba,
akuakultur skala kecil harus secara bertahap dengan dukungan
pemerintah, menerapkan, praktik-praktik kesehatan hewan yang baik
(good animal health practices) untuk menghindari keberadaan
dan/atau penyebaran penyakit menular.
▪ Dengan cara ini, akuakultur skala kecil yang sangat penting di
Indonesia, dapat meningkatkan kondisi sanitasi dari spesies yang
dibudidayakan, mencegah kerugian akibat penyakit, dan dengan
demikian mengurangi penggunaan antimikroba dan mencegah
resistensi antimikroba.
35
Saran bagi akuakultur skala kecil
36
Terima kasih!
◂ tata.naipospos@gmail.com
◂ tata_naipospos@yaho.com
◂ www.civas.net

More Related Content

What's hot

Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Tata Naipospos
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlHMRojali
 
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiProgram pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariarobin2dompas
 
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi MalariaKepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malariahersu12345
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularBernike Zega
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Qarin Erni
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakitSyahrum Syuib
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Encepal Cere
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Tata Naipospos
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiLestari Moerdijat
 
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malariaJoni Iswanto
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaNajMah Usman
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARNajMah Usman
 

What's hot (20)

Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiProgram pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malaria
 
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi MalariaKepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
 
Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLBSistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
 
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malaria
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 

Similar to Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, KKP - Bogor, 24 November 2022

Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Tata Naipospos
 
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...Tata Naipospos
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Tata Naipospos
 
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Tata Naipospos
 
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Tata Naipospos
 
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...Tata Naipospos
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Tata Naipospos
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Tata Naipospos
 
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Tata Naipospos
 
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdfninadyahpuspitaningt
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Tata Naipospos
 
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Tata Naipospos
 
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...Tata Naipospos
 
Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjieArta Adjie
 
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptxPerjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptxherisutanto6
 
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Tata Naipospos
 
Antibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptx
Antibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptxAntibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptx
Antibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptxSusanFitriaCandradew
 
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Tata Naipospos
 
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di IndonesiaStudi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesiamarkovingian
 

Similar to Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, KKP - Bogor, 24 November 2022 (20)

Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
 
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
 
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
 
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019
 
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
 
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
 
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditjen PHK-FAO, Malang, 16 November 2018
 
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
 
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
 
Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjie
 
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptxPerjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
 
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
 
Antibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptx
Antibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptxAntibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptx
Antibiotic Resistance Peran Besar Farmasi.pptx
 
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
 
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di IndonesiaStudi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, KKP - Bogor, 24 November 2022

  • 1. Harmonisasi Pelaksanaan Resistensi Antimikroba (AMR) Dengan Regulasi Internasional Drh. TRI SATYA PUTRI NAIPOSPOS, MPhil, PhD Epidemiolog Veteriner Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian Resistensi Antimikroba Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Ditjen. Perikanan Budidaya, KKP Bogor, 23 November 2022
  • 2. 2 Resistensi antimikroba (AMR) ▪ Bayangkan dunia di mana infeksi dan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan tidak mungkin diobati. ▪ Skenario terburuk ini bisa menjadi kenyataan ketika bakteri, virus dan parasit mengembangkan resistensi terhadap obat yang kita gunakan untuk melawannya. ▪ Resistensi antimikroba (AMR) telah menjadi salah satu masalah kesehatan paling mendesak di zaman kita sekarang. ▪ Solusi tersedia dan setiap orang memiliki peran untuk dimainkan dalam perang melawan ancaman global ini. Sumber: Antimicrobial resistance - WOAH - World Organisation for Animal Health
  • 3. ▪ Resistensi antimikroba terjadi ketika mikroorganisme (seperti bakteria, jamur, virus dan parasit) berubah ketika mereka terpapar dengan obat-obatan antimikroba (seperti antibiotik, antijamur, antivirus, antimalaria, dan antelmintik). ▪ Mikroorganisme yang mengembangkan resistensi antimikroba kadang-kadang disebut sebagai “superbugs”. 3 Bagaimana resistensi berkembang? Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
  • 4. ▪ Resistensi antimikroba terjadi secara alami dari waktu ke waktu, biasanya melalui perubahan genetik. Namun, penyalahgunaan (misuse) dan penggunaan yang berlebihan (overuse) antimikroba dapat mempercepat proses ini. ▪ Di banyak tempat, antibiotik digunakan secara berlebihan dan disalah gunakan pada manusia dan hewan, dan seringkali diberikan tanpa pengawasan profesional. ▪ Contoh penyalahgunaan termasuk ketika digunakan oleh orang dengan infeksi virus seperti pilek dan flu, atau ketika mereka diberikan sebagai ‘pemacu pertumbuhan’ (growth promoter) pada hewan (dan ikan). 4 Apa yang mempercepat kemunculan dan penyebaran resistensi antimikroba? Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
  • 5. Kolaborasi Tripartit di bidang resistensi antimikroba (AMR) – sejak 2016 World Organisation for Animal Health (WOAH) World Health Organization (WHO) Food and Agriculture Organization (FAO)
  • 6. ▪ Sektor manusia, hewan dan bahkan tumbuhan memiliki tanggung jawab bersama untuk mencegah atau meminimalkan perkembangan resistensi antimikroba baik oleh patogen manusia dan non-manusia. 6 RESPONS ‘ONE HEALTH’ TERHADAP RESISTENSI ANTIMIKROBA Manusia Pangan & Pakan Tumbuhan Lingkungan Hewan darat dan akuatik
  • 7. ▪ Mikroba resisten dapat ditemukan pada orang, hewan, makanan, dan lingkungan (di air, tanah dan udara). ▪ Mikroba dapat menyebar antara orang dan hewan, dan dari orang ke orang. ▪ Pengendalian infeksi yang buruk, kondisi sanitasi yang tidak memadai dan penanganan pangan yang tidak tepat mendorong penyebaran resistensi antimikroba. 7 Percepatan resistensi antimikroba
  • 8. ▪ Meresmikan kolaborasi dan kemitraan yang berkelanjutan. ▪ Bertujuan untuk mempercepat strategi terkoordinasi tentang kesehatan manusia, hewan dan ekosistim. ▪ Tripartite Joint Secretariat (TJS) on AMR sekarang menjadi Quadripartite Joint Secretariate (QJS) on AMR. ▪ UNEP telah menunjuk ‘Liason Officer’ ke QJS pada 1 Januari 2022. 8 17 Mar 2022 – Tripartit menjadi Quadripartit Sumber: Tim Corrigan, WHO. Quadripartite joint activities on antimicrobial resistance (2022).
  • 9. ▪ Tujuan: Kerja sama terkonsolidasi antara FAO, UNEP, WHO dan WOAH, dalam memanfaatkan mandat inti dan keunggulan komparatif masing-masing organisasi untuk mengatasi berbagai kebutuhan dari respons global terhadap AMR. 9 Fungsi kunci Quadripartite Joint Secretariat on AMR Mendukung promosi global, advokasi dan keterilbatan politik Mendukung struktur tata kelola global Koordinasi AMR Multi-Partner Trust Fund (MPTF) Koordinasi dan monitoring implementasi rencana kerja Quadripartit dan pemetaan kesenjangan & peluang Koordinasi dan kemitraan
  • 10. ▪ Diimplementasi di 10 negara: Moroko, Kenya, Zimbabwe, Senegal, Ghana, Kamboja, Indonesia, Ethiopia, Peru dan Tajikistan. ▪ Ekspansi lebih lanjut ke 5 negara: Bangladesh, Mongolia, Tunisia, Madagaskar, Kamerun. ▪ USD 26 juta dialokasikan untuk kegiatan bersama Quadripartit dalam kemitraan dengan pemerintah negara-negara tersebut. ▪ Tujuan: untuk mengkatalisasi respons multisektoral nasional dan pembiayaan domestik yang berkelanjutan. 10 AMR Multi-partner Trust Fund (MPTF)
  • 12. 12 Database WOAH AMU Global Des 2016 Data 2010-2015 Des 2017 Data 2013-2016 Des 2019 Data 2015-2017 Feb 2020 Data 2018-2019 Feb 2021 Data 2017-2020 OIE Annual Report on Antimicrobial Agents Intended for Use in Animals
  • 13. “Dengan pertumbuhan yang pesat dalam permintaan dan produksi, sektor akuakultur akan menghadapi risiko penyakit dan tantangan kesehatan hewan yang lebih besar. Tetapi dengan berkolaborasi secara lintas batas dan menerapkan standar internasional WOAH, kita dapat membatasi wabah penyakit yang muncul yang telah menyebabkan kerugian signifikan di seluruh dunia, berdampak pada ekonomi nasional di beberapa negara dan mengancam sumber vital protein hewani yang bergizi”. Dr Monique Eloit, WOAH Director General 13
  • 14. ▪ Akuakultur adalah industri yang berkembang pesat yang saat ini menyumbang hampir separuh dari ikan yang digunakan untuk konsumsi manusia di seluruh dunia. ▪ Praktik-praktik intensif dan semi-intensif digunakan untuk menghasilkan stok ikan yang besar, tetapi wabah penyakit sering terjadi, dan penggunaan antimikroba telah menjadi praktik kebiasaan untuk mengendalikannya. ▪ Tekanan selektif yang diberikan oleh obat-obatan ini yang biasanya ada dalam tingkat sub-terapeutik untuk waktu yang lama di dalam air dam sedimen, memberikan kondisi yang ideal untuk kemunculan dan seleksi strain bakteri yang resisten dan menstimulasi gen horizontal. 14 Akuakultur dan AMR Sumber: Santos L. and Ramos F. International Journal of Antimicrobial Agents. Volume 52, Issue 2, August 2018, Pages 135-143
  • 15. ▪ Saat ini diakui secara luas bahwa perjalanan gen resisten antimikroba dan bakteri resisten dari peternakan akuatik ke darat dan ke lingkungan manusia dan sebaliknya dapat memiliki efek merugikan baik bagi kesehatan manusia dan hewan dan bagi ekosistim akuatik. ▪ Suatu upaya global harus dilakukan untuk menghentikan penggunaan berlebihan antimikroba pada akuakultur dan mendorong pemangku kepentingan untuk mengadopsi tindakan-tindakan pencegahan penyakit lainnya. ▪ Membentuk jalur baru sangat penting untuk menahan meningkatnya ancaman resistensi antimikroba. 15 Dari hewan akuatik ke hewan darat
  • 16. 1) Peningkatan biosekuriti di peternakan dan budidaya (misal penggunaan vaksin dan disinfektan). Vaksin contohnya dikenal sebagai alat penting untuk pencegahan penyakit pada ikan dan tindakan untuk mengurangi penggunaan antimikroba yang tidak diatur dalam akuakultur; 1) Pengobatan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berkurangnya pertumbuhan, tingkat konversi pakan rendah dan kelangsungan hidup yang buruk sehingga menyebabkan berkurangnya produksi; dan 2) Pengobatan penyakit epizootik yang dapat menyebabkan kematian masal. 16 Manfaat penggunaan antimikroba di akuakultur Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
  • 17. ▪ AMR pada patogen hewan akuatik telah dilaporkan dari sistim yang berbeda. ▪ Pada pembenihan udang, kematian masal akibat bakteri luminous resisten antibiotik (Vibrio spp.) dapat menimbulkan masalah (Karunasagar et al., 1994). ▪ Resistensi yang diperoleh pada Aeromonas salmonicida menyebabkan furunculosis di perairan beriklim sedang telah dilaporkan di sejumlah negara (FAO/OIE/WHO, 2006). ▪ Beberapa elemen genetik seperti plasmid, transposon, integron yang membawa gen AMR telah terdeteksi pada Aeromonas spp. dari situs akuakultur di berbagai belahan dunia (Piotrowska and Popowska, 2015). ▪ Lebih dari 80% Vibrio harveyi pada sistim akuakultur ikan bersirip halus (finfish) di Italia menunjukkan resistensi terhadap amoxicillin, ampicillin dan erythromycin, sedangkan 76% strain menunjukkan resistensi terhadap sulphadiazine (Scarano et al., 2014). 17 AMR pada bakteri terkait akuakultur Sumber: Presentation Reantaso, M.B. AMR, Aquaculture and One Health.
  • 18. 18 Standar WOAH untuk akuakultur Aquatic Animal Health Code Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals Code: Standar untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik, termasuk perdagangan yang aman dan penatagunaan antimikroba (AMU). Manual: Standar untuk metoda diagnostik laboratorium (dan persyaratan untuk produksi dan kontrol vaksin dan metodologi untuk uji kepekaan antimikroba (AST).
  • 19. ▪ Bagian 6. Penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik • Bab 6.1. Pengantar rekomendasi untuk mengendalikan resistensi antimikroba. • Bab 6.2. Prinsip-prinsip penggunaan agen antimikroba yang bertanggung jawab dan bijak pada hewan akuatik. • Bab 6.3. Monitoring jumlah dan pola penggunaan agen antimikroba yang digunakan pada hewan akuatik. • Bab 6.4. Pengembangan dan harmonisasi program surveilans dan monitoring AMR nasional untuk hewan akuatik. • Bab 6.5. Analisis risiko untuk AMR yang timbul dari penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik. 19 Standar WOAH & pedoman terkait AMR
  • 20. ▪ Tujuan dari Bab ini adalah untuk memberikan panduan bagi Negara Anggota untuk secara tepat mengatasi seleksi dan penyebaran mikroorganisme resisten dan determinan resistensi antimikroba dari penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik. ▪ Sesuai mandatnya dalam memproteksi kesehatan hewan dan keamanan pangan, WOAH mengembangkan Bab ini untuk memberikan panduan kepada Negara Anggota dalam kaitannya dengan risiko bagi sektor hewan (dan ikan). ▪ Penerapan ‘penilaian risiko’ (risk assessment) dan ‘manajemen risiko’ (risk management) harus berdasarkan pada standar internasional yang relevan dan didukung oleh data dan informasi jika tersedia. 20 Bab 6.1. Pengantar rekomendasi untuk mengendalikan resistensi antimikroba
  • 21. 1) mempertahankan kemanjuran agen antimikroba baik untuk kedokteran hewan dan manusia dan memastikan penggunaan yang rasional antimikroba pada hewan akuatik dengan tujuan mengoptimalkan baik efikasi dan keamanannya; 2) mematuhi kewajiban etik dan kebutuhan ekonomi untuk menjaga hewan akuatik dalam keadaan sehat; 3) mencegah atau mengurangi transfer mikroorganisme dan determinan resisten dari hewan akuatik ke manusia dan hewan darat; 4) mencegah residu antimikroba yang melebihi batas ambang residu (maximum residue limit/MRL) yang terjadi pada makanan. 21 Bab 6.2. Prinsip-prinsip penggunaan agen antimikroba yang bertanggung jawab dan bijak pada hewan akuatik
  • 22. ▪ Tujuan dari Bab ini adalah untuk menggambarkan pendekatan untuk memonitor jumlah agen antimikroba yang digunakan pada hewan akuatik, termasuk spesies yang dipelihara untuk keperluan makanan dan ikan hias. ▪ Rekomendasi ini dimaksudkan untuk digunakan dalam pengumpulan informasi untuk mengevaluasi pola penggunaan berdasarkan kelas antimkroba, rute pemberian dan spesies hewan akuatik untuk mengevaluasi paparan mikroorganisme terhadap agen antimikroba. ▪ Pengumpulan data penggunaan agen antimikroba di akuakultur mungkin terkendala di beberapa negara oleh kurangnya sumber daya yang tersedia, kurangnya produk berlabel akurat, kanal distribusi yang tidak terdokumentasi dengan baik dan kurangnya konsultasi atau supervisi profesional. 22 Bab 6.3. Monitoring jumlah dan pola penggunaan agen antimikroba yang digunakan pada hewan akuatik
  • 23. 1) menetapkan data baseline mengenai prevalensi mikroorganisme resisten antimikroba dan determinan; 2) mengumpulkan informasi tentang tren resistensi antimikroba pada mikroorganisme yang relevan; 3) mengeksplorasi hubungan potensial antara resistensi antimikroba pada mikroorganisme hewan akuatik dan penggunaan agen antimikroba; 4) Mendeteksi munculnya mekanisme resistensi antimikroba; 5) melakukan analisis risiko yang relevan dengan kesehatan hewan akuatik dan kesehatan manusia; 23 Bab 6.4. Pengembangan & harmonisasi program surveilans dan monitoring AMR nasional untuk hewan akuatik
  • 24. 6) menyediakan rekomendasi mengenai kebijakan dan program kesehatan manusia dan kesehatan hewan akuatik; 7) menyediakan informasi untuk memfasilitasi penggunaan yang bijak, termasuk panduan untuk profesional yang meresepkan penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik. 24 Bab 6.4. Pengembangan dan harmonisasi program surveilans dan monitoring AMR nasional untuk hewan akuatik (lanjutan)
  • 25. ▪ Untuk tujuan Bab ini, prinsip utama dari analisis risiko adalah menyediakan kepada Negara Anggota dengan metoda yang transparan, objektif dan dapat dipertahankan secara ilmiah dalam menilai dan mengelola risiko kesehatan manusia dan kesehatan hewan akuatik yang terkait dengan seleksi dan penyebaran resistensi yang timbul dari penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik. ▪ Panduan tentang masalah resistensi antimikroba yang ditimbulkan oleh makanan terkait dengan penggunaan agen antimikroba dicakup dalam Codex Guidelines for Risk Analysis of Foodborne Antimicrobial Resistance (CAC/GL77-2011). 25 Bab 6.5. Analisis risiko untuk AMR yang timbul dari penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik
  • 26. ▪ Veterinary Critically Important Antimicrobial Agents (VCIA) – PALING PENTING ▪ Veterinary Highly Important Antimicrobial Agents (VHIA) – SANGAT PENTING ▪ Veterinary Important Antimicrobial Agents (VIA) – PENTING ▪ 32 agen antimikroba (termasuk kombinasi) untuk hewan akuatik 26 Daftar WOAH Agen Antimikroba yang Penting bagi Veteriner Sumber: https://www.oie.int/app/uploads/2021/06/a-oie-list-antimicrobials-june2021.pdf
  • 27. ▪ Dua kali Expert Workshop FAO/WOAH/WHO tentang Penggunaan Antimikroba Non-manusia & Resistensi Antimikroba diselenggarakan pada 2003 dan 2004. ▪ Dari workshop tersebut, direkomendasikan bahwa kelas Antimikroba yang “paling penting” (critically important) untuk obat manusia dan hewan perlu didefinisikan dan diidentifikasi oleh WHO dan WOAH. ▪ Semua agen antimikroba digunakan untuk hewan penghasil pangan (food producing animals). 27 WOAH List of Antimicrobial Agents of Veterinary Importance
  • 28. ▪ ‘WOAH List’ dikembangkan oleh WOAH ad hoc Group berdasarkan kuesioner yang dikirimkan ke semua Negara Anggota WOAH dan organisasi internasional dan didukung oleh Biological Standard Commission. ▪ ‘WOAH List’ diadopsi pada Mei 2007 oleh World Assembly of Delegates (Resolusi No. XXVII) selama Sidang Umum WOAH. ▪ ‘WOAH List’ diperbaharui pada 2013 untuk mempertimbangkan kekhawatiran akan kesehatan manusia (WHO dan FAO berpartisipasi dalam tugas ini). 28 Latar belakang ‘WOAH List’
  • 29. ▪ Tujuan: untuk menjaga efikasi dan ketersediaan Agen Antimikroba Veteriner (Veterinary Antimicrobial Agent) untuk penyakit di mana mereka sedikit atau tidak ada antimikroba alternatif. ▪ Daftar ini dimaksudkan untuk membantu dokter hewan dalam pilihan terapeutik mereka. 29 Tujuan ‘WOAH List’
  • 30. ▪ Kriteria 1 – Tingkat respons terhadap kuesioner mengenai Agen Antimikroba yang Paling Penting (Veterinary Critically Important Antimicrobial Agents): kriteria terpenuhi ketika mayoritas responden (lebih dari 50%) mengidentifikasi pentingnya kelas antimikroba dalam respons mereka terhadap kuesioner. ▪ Kriteria 2 – Pengobatan penyakit hewan yang serius dan ketersediaan agen antimikroba alternatif: kriteria terpenuhi ketika kandungan dalam kelas diidentifikasi sebagai penting untuk melawan infeksi yang spesifik dan terjadi kekurangan alternatif terapi yang memadai. 30 Kriteria kategorisasi Agen Antimikroba menurut kepentingan
  • 31. ▪ Veterinary Critically Important Antimicrobial Agents (VCIA): memenuhi BAIK kriteria 1 DAN 2 ▪ Veterinary Highly Important Antimicrobial Agents (VHIA): memenuhi kriteria 1 ATAU 2 ▪ Veterinary Important Antimicrobial Agents (VIA): tidak memenuhi KEDUANYA baik kriteria 1 ATAU kriteria 2. 31 Kriteria yang digunakan
  • 32. ▪ Setiap penggunaan Agen Antimikroba pada hewan harus sesuai dengan standar WOAH tentang penggunaan yang bertanggung jawab dan bijak yang ditetapkan dalam Bab 6.9. Terrestrial Animal Health Code dan Bab 6.3. Aquatic Animal Health Code. ▪ Agen Antimikroba dalam ‘WOAH List’ harus diklasifikasikan menurut 3 kategori yaitu VCIA, VHIA dan VIA. ▪ Untuk sejumlah Agen Antimikroba yang tidak ada atau hanya ada beberapa alternatif untuk pengobatan penyakit pada target spesies. Dalam konteks ini, perhatian khusus diberikan pada VCIA dan VHIA. 32 Kesimpulan
  • 33. ▪ Di antara VCIA, beberapa juga dianggap paling penting (critically importance) untuk kesehatan manusia dan hewan (generasi ketiga dan keempat Cephalosporins, dan Fluoroquinolones). ▪ Untuk VCIA: ◂ Tidak digunakan untuk pengobatan pencegahan (preventive treatment) dalam pakan atau air atau tidak adanya gejala klinis; ◂ Tidak digunakan sebagai baris pertama (first line) pengobatan, kecuali ada uji yang dapat dijustifikasi dan bakteriologis; ◂ Label ekstra / tanpa label terbatas dan dicadangkan untuk kejadian di mana tidak ada alternatif yang tersedia. 33 Kesimpulan (lanjutan)
  • 34. ▪ Upaya pencegahan penggunaan berlebihan antimikroba dalam akuakultur harus mencakup edukasi semua pemangku kepentingan tentang dampaknya terhadap kesehatan ikan, manusia dan ekosistim akuatik (pendekatan One Health), dan mendorong tindakan-tindakan pencegahan penyakit yang ramah lingkungan, termasuk vaksin, probiotik, dan bakteriofag. ▪ Adopsi tindakan-tindakan ini adalah suplemen penting dalam upaya menangani resistensi antimikroba dengan mengembangkan agen terapi baru, jika kemajuan harus dibuat terhadap meningkatnya masalah resistensi antimikroba pada kedokteran manusia dan hewan. 34 Kesimpulan (lanjutan)
  • 35. ▪ Untuk berkolaborasi dalam memerangi resistensi antimikroba, akuakultur skala kecil harus secara bertahap dengan dukungan pemerintah, menerapkan, praktik-praktik kesehatan hewan yang baik (good animal health practices) untuk menghindari keberadaan dan/atau penyebaran penyakit menular. ▪ Dengan cara ini, akuakultur skala kecil yang sangat penting di Indonesia, dapat meningkatkan kondisi sanitasi dari spesies yang dibudidayakan, mencegah kerugian akibat penyakit, dan dengan demikian mengurangi penggunaan antimikroba dan mencegah resistensi antimikroba. 35 Saran bagi akuakultur skala kecil
  • 36. 36 Terima kasih! ◂ tata.naipospos@gmail.com ◂ tata_naipospos@yaho.com ◂ www.civas.net