SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
1
ASPEK EKOLOGI DALAM
MANAJEMEN KOLAM IKAN
Faktor-faktor ekosistem budidaya :
-Fisik
-Kimia
-Biologi
berinteraksi
mempengaruhi
kinerja budidaya
Water Resources
Water quality
Water quantity
Water sources
Inadequate water quality causes more losses
than any other problem!
To a great extent, the
success or failure of
fish culture is
determined by water
quality
Water Quality – Why Is It Important?
• Your fish live in it
• Are supported by it
• Receive their oxygen from it
• And excrete in it
Water Quality – Why Is It Important?
• Water quality factors influence and interact
with each other
• What may cause problems in one situation
may be harmless in another
• Influences effectiveness/toxicity of
treatments
Water Quality – Why Is It Important?
• Most disease problems can be avoided
with proper management of water
quality
• This includes maintaining water quality at a
level that provides an environment
conducive to fish health and growth
Water Balance in Freshwater Fish
Salts
Large quantities
of dilute urine
Ammonia
Water
Water Balance in Saltwater Fish
Small quantities of
concentrated urine
Ammonia
Water
Drinks
sea water
Faktor-faktor fisik :
1. Suhu
a). - bobot air murni pada 4oC = 1.0000 kg l –1
densitasnya berkurang diatas atau dibawah
4oC
- bahan terlarut dan tersuspensi meningkat
dengan meningkatnya suhu
b). Panas jenis air > dari pada senyawa alami
lainnya Air kolam mengabsorbsi panas
yang relatif besar untuk
meningkatkan suhunya 1oC.
Suhu air kolam terlambat dalam perubahan suhu dari pada udara
c). Konduktivitas panas dari air sangat rendah
d). Penyebaran panas konveksi terjadi terutama jika :
1. Pendinginan pada sore dan malam hari dan
penurunan permukaan air
2. Pemasukan oleh arus air yang lebih dingin dari
sumber luar
3. Pendinginan musiman air permukaan
4. Pergantian langit yang berawan dan cerah
5. Pergantian agitasi permukaan dan tenang
6. Terjadinya hujan dingin
7. Pendinginan air permukaan oleh penguapan
e). Stratifikasi panas
Kemungkinan terjadi selama masa pemeliharaan
ikan dikolam dengan kedalaman sekitar  1.5 m
dan yang memperoleh pengelolaan tingkat 3
atau lebih.
Stratifikasi terjadi sebagai 3 strata yang berbeda :
Epilimnion (air lapisan atas panas secara uniform)
hipoliminion (lapisan bawah dingin) dipisahkan oleh
termoklin (lapisan dangkal transisi).
Terjadi jika penerimaan panas pada
permukaan menyebabkan pembentukan
gradien suhu vertikal
f). Stabilitas stratifikasi adalah jumlah energi yang
dibutuhkan untuk memecahkan strata termal
dengan pengadukan seluruh volume air menjadi
suhu yang relatif uniform.
Stabilitas straifikasi bergantung kepada :
1. Kedalaman (danau dalam lebih stabil)
2. Musim ( hujan mendinginkan)
Destratifikasi karena pembalikan (overturn)
disebabkan oleh :
1. Pendinginan suhu udara
2. Arus konveksi
3. Angin yang kuat
4. Hujan lebat dingin
5. Aerasi
LODOS merupakan kondisi ketika kolam menjadi
destratifikasi setelah lebih dari beberapa hari
stratifikasi.
Stratifikasi kolam dapat dicegah dengan:
1. Mempertahankan lingkungan yang lebih uniform
dan keadaan suhu/kualitas air diurnal yang stabil
2. Menghilangkan resiko LODOS dan masalah-
masalah kulaitas air lainnya akibat pembalikan
3. Menyediakan lingkungan budidaya yang kurang
menyebabkan stres
2. Cahaya
a. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang
bebas
b. Cahaya yang memasuki karamba apung harus
dikendalikan untuk mengurangi stress pada
ikan Menggunakan penutup yang
gelap (Opague)
c. Cahaya pada ikan yang sedang ditangani atau
dipelihara harus dikendalikan jika mungkin
untuk mengurangi stres.
d. Telur, embrio dan larva jangan dikenai sinar
matahari langsung, sinar UV dalam cahaya
putih yang kuat.
3. Suara/bunyi
Bunyi yang keras dan tidak alamiah harus
dihindarkan.
4. Oksigen terlarut dan LODOS
a). LODOS yang menyangkut kandungan O2
rendah, CO2 meninggi, pH menurun, NO2
-
meningkat terkait langsung dengan
konsentrasi O2 yang rendah, merupakan
peubah kualitas air yang kritis dalam
budidaya.
b). Kelarutan O2 dalam air berbanding terbalik
dengan suhu, dan salinitas
Faktor-faktor kimia :
c). O2 masuk ke kolam terutama melalui folosintesis
(sekitar 90-95%), kedua melalui difusi dari udara, dan
ketiga melalui air masuk.
d). O2 keluar kolam melalui
1. Pernafasan plankton (sekitar 65%)
2. Pernafasan ikan (sekitar 20%)
3. Pernafasan mikroorganisme dasar dan difusi.
e). Oksigen berdifusi keluar kolam hanya jika air
permukaan lewat jenuh
f). Konsentrasi oksigen terlarut secara alamiah kembali
besar dengan kedalaman kolam, biasanya sering
dengan stratifikasi termal. Perairan yang
terstratifikasi secara termal mungkin kehilangan O2 di
hipolimnion dimana O2 dipakai tetapi tidak
diproduksi dan lewat jenuh dengan O2 di epilminion
saat fotosintesis aktif.
g). Semakin tinggi eutrofikasi kolam semakin besar:
1. Densitas plankton
2. Produksi O2 dan lewat jenuh dilapisan yang
teriluminasi
3. Konsumsi O2 pada malam hari
4. Besar fluktasi O2 siang-malam
5. Stabilitas stratifikasi termal/kimiawi
6. Ketidak stabilan ekologi
7. Resiko masalah LODOS
8. Resiko stres pada ikan
h). O2 lewat jenuh di permukaan kolam akan diaduk
ke dalam dan disimpan di air melalui pengadukan
pada pertengahan hingga akhir siang dengan
aerator
i). Sindrome kematian masal fitoplankton (plankton
die off) di kolam-kolam eutrof merupakan kondisi
ketika biomas alga (biasanya alga basa,
cyanophyceae) mati mendadak. Kematian
fitoplankton terjadi biasanya ketika cuaca terang,
tenang dan panas. Fitoplankton yang mati
dengan cepat terdekomposisi dan menimbulkan
LODOS melalui pembusukan dan fotosintesis yang
menurun tajam.
SIGNS OF OXYGEN DEPLETION
Fish gasp at surface
Fish group around incoming water
Fish go off feed
Nonfish animals leave water
Slow growth
Repeated health problems
Change in water color
Fish-eating birds present
Decomposing
materials
Low dissolved
oxygen (cool)
High dissolved
oxygen (warm)
CAUSES OF OXYGEN DEPLETION
Overstocking – aquacrop uses up all the oxygen
Weather – limited photosynthesis on cloudy days
Time of day – lowest oxygen levels in hot weather
just before sunrise
Decay of feed – uneaten food will consume oxygen
Feeding activity – aquacrop uses more oxygen
Competition – trash fish and pests use oxygen
CAUSES OF OXYGEN DEPLETION
(continued)
Decay of vegetation – dead weeds, leaves, grass uses up oxygen
Water temperature – the colder the water, the more oxygen it can hold
Salinity – the saltier the water, the less oxygen it can hold
Equipment failure – when aeration devices fail
AERATION
Splashing the water
Pumping air or oxygen into the water
Spraying the water into the air
Using chemicals (not a good way)
5. Karbondioksida
a). Kelarutan CO2 dalam air hanya sekitar 0.5
mg/l, namun konsentrasi dikolam biasanya
berfluktasi antara 0 dan > 20 mg/l CO2
bebas selama 24 jam dengan konsentrasi
terendah saat jam-jam fotosintesis.
b). CO2 masuk ke kolam dari dalam sebagai hasil
buangan pernafasan dan perombakan
aerobik bahan organik.
c). CO2 meninggalkan air kolam terutama
didalam sebagai sumber bagi fotosintesis.
Difusi CO2 keluar kolam tidak banyak berarti,
namun sangat penting bagi ikan stress
pernafasan (LODOS) akan O2 dipermukaan
air
d). CO2 sementara ditampung diair kolam sebagai
bikarbonat (HCO3-) jika CO2 bereaksi dengan
karbonat alkali tanah :
CaCO3 + CO2 + H2O Ca (HCO3)2
Reaksi sangat cepat dan bolak balik dengan arah
reaksi yang ditentukan oleh kejenuhan CO2 relatif
terhadap kelarutan CO2.
e). Konsentrasi CO2 tertinggi terjadi saat fajar,
namun secara abnormal pada saat cuaca berawan
dan terutama saat pembalikan dan kematian masal
fitoplankton
f). Tindakan pengelolaan untuk pengendalian jumlah
CO2 yang tidak diinginkan :
1. Mempertahankan alkalinitas total minimum
(dengan pengapuran) sebesar 20 mg/l
2. Mencegah stratifikasi permanen (dengan aerasi)
3. Tambah/ganti air untuk mengencerkan konsentrasi
4. Aerasi untuk meningkatkan difusi
6. pH dan alkalinitas total
a. pH air mununjukkan reaksi asam atau basa pada
air dibandingkan dengan pH netral = 7.0
b. pH air kolam biasanya berfluktasi secara harian
terutama dipengaruhi oleh kandungan CO2,
densitas fitoplankton, alkalinitas total dan tingkat
kesadahan (20 hingga 150 mg/l) harian.
 Nilai pH selama cuaca cerah berkisar 7.0  0.5 subuh
hingga sekitar pH 9.0  0.5 siang hari.
 Di perairan dengan alkalinitas rendah pH berkisar 5.7
 0.05 subuh hingga pH 9.7  0.5 siang hari.
 Di perairan dengan alkalinitas tinggi namun
kesadahan rendah, nilai pH siang hari melebihi
tingkat toleran ikan pada pH 11
c. Perairan dengan alkalinitas rendah ( 15 mg/l–1)
kurang baik bagi budidaya karena:
1. Dapat demikian asam sehingga kinerja produksi
ikan (kesehatan dan kelangsungan hidup,
pertumbuhan, hasil dan efisiensi pemberian
pakan) dipengaruhi secara negatif
2. Produksi fitoplankton dibatasi oleh kekurangan
CO2 dan HCO3
-, cenderung menyebabkan
LODOS dan mungkin menyebabkan kematian
masal plankton
3. Tanah yang menjadi masam mengarbsorbsi
fosfor dan mengurangi pengaruh pemupukan
pada Tingkat 1 hingga 3
4. Fluktuasi pH dan faktor-faktor terkait dapat
menyebabkan kualitas air tidak stabil mengaruh
kepada stress ikan
5. Tingkat pH ekstrim dapat menyebabkan
keadaan stress asam di pagi hari dan
keadaan stress basa di siang hari.
d. Kapur pertanian (CaCO3) dapat digunakan di
kolam dengan alkalinitas rendah untuk menaikkan
alkalinitas hingga sekitar  20 mg/l.
Ca(OH)2 dan CaO bereaksi lebih cepat dan
mempunyai nilai menetralkan lebih tinggi dari
pada CaCO3, namun lebih mahal dari potensial
berbahaya bagi petani ikan (iritasi mata dan
kulit) dan ikan (perubahan cepat dan pH yang
berlebih tinggi). Bahan pengapuran sebaiknya
disebar merata di dasar kolam atau di seluruh
permukaan air.
pH scale
100
50
0
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Free CO HCO CO
Percent of Total CO 2
3
- =
2 3
pH
Effects of pH on Various Buffers
ALKALINITY
Measure of the pH buffering capacity of water (prevents major pH
shifts)
Alkalinitas
Alkalinitas : Kemampuan buffer perairan budidaya yg diekspresikan
sebagai ppm calcium carbonate (Buttner, 1993)
Suatu ukuran kemampuan perairan untk menetralkan dengan
menggunakan carbonate, bicarbonate dan hydroxide utk melindungi
organisme dari fluktuasi pH
HARDNESS
Measure of calcium and magnesium in water (crawfish need calcium for
their shells)
Kesadahan (Hardness)
Mencakup ion calsium dan magnesium
Kekurangan kesadahan menyebabkan pertumbuhan ikan yg kurang
baik.
Total kesadahan diekspresikan sbagai “ppm calcium carbonate”
37
Pengapuran/ liming
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah
pengolahan tanah
 Menciptakan kondisi pH air kolam dalam kisaran
yg optimal (pH: 7-8.5)
 Hal ini erat kaitannya dg:
- alkalinitas
- kesadahan (hardness)
- buffer system
Reaksi materi kapur
CaCO3 + H2O + CO2 Ca++ + 2HCO3
-
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 +H2O
CaO + CO3 CaCO3
39
 Materi kapur (CaCO3, Ca(OH)2 dan CaO) melepaskan
ion-ion yg dpt:
a) > alkalinitas&kesadahan
b) menetralisir keasaman
c) menghasilkan sistem penyangga yg baik
d) > ketersediaan karbon u/ fotosintesa shg
pengapuran jg > respon pemupukan
Contoh:
Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan
macam kolam dengan luas 100 m2
40
 Setelah pengapuran akan tjd kompetisi CO2 dg
fitoplankton sampai tjd kesembangan baru 
ketersediaan CO2 > krn CaCO3 dpt
menjebak/menangkap CO2
 Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat
ukurannya, karena:
- jika > menyebabkan kolam tidak subur,
- jika < menyebabkan tanah dasar kolam
menjadi masam.
41
Efek Pengapuran Pada Kolam
a. > pH air kolam, pd kisaran yg disukai ikan
b. > alkalinitas air kolam, shg fluktuasi pH tdk besar&
>ketersediaan karbon&kalsium
c. Memperbaiki kualitas tanah dasar kolam
• > pH tanah dasar
• > aktivitas biologis
• mempercepat dekomposisi
d. Mempercepat proses presipitasi bahan organik yg
berlebih
e. > proses nitrifikasi senyawa amonia mjd nitrat krn
proses nitrifikasi perlu karbon
f. Membasmi parasit dan penyakit
42
Kapan ‘Liming’ dilakukan?
a. Jika pH air terlalu rendah
b. Jika alkalinitas terlalu rendah
c. Jika tanah dasar kolam terlalu berlumpur
d. Jika kandungan bahan organik terlalu tinggi
e. Jika ada ancaman parasit/penyakit
Identifikasi Kolam yg Memerlukan “Liming”
Penghitungan kesadahan air kolam :
Jika Luas kolam 1 ha; kesadahan total 5 mg/L
Berapa jumlah CaCO3 yg diperlukan untuk menaikkan
kesadahan menjadi 20 mg/L ?
Jawaban:
20-5 = 15 mg per liter air; atau
15 gr CaCO3 per 1 m3 air
1 ha = 10.000 m3, maka diperlukan
150 kg CaCO3
Water plants Food
Excess
food
Fishes
Peptides
Amino acids
Urine
Urea
Ammonia
(NH )
Algae
Nitrate (NO )
Nitrite (NO )
Feces
2
3
3
The Nitrogen Cycle
7. Amoniak
a. Nitrogen amonia total (N-NH3) di ekosistem
budidaya merupakan hasil metabolisme ikan dari
protein yang dicerna dan perombakan bahan
organik oleh bakteri.
Amoniak total mencakup pengukuran 2 senyawa:
amonia tidak terionisasi (NH3) dan ion
amonia (NH4
+)
b. NH3 sangat toksik bagi ikan, namun NH3 tidak
berbahaya pada tingkat yang terdapat di
ekosistem budidaya
c. Keseimbangan amoniak-amonium diatur langsung
oleh pH dan suhu. NH3 meningkat dengan
meningkatnya pH dan suhu.
NH3 + H2O NH4OH NH4+ + OH-
d. Tingkat toleransi NH3 bagi kebanyakan ikan
budidaya antara 0.6 dan 2.0 mg/l jangka pendek,
namun tingkat yang menyebabkan stress adalah
dari 0.1 hingga 0.3 mg/l
e. NH3 tidak dapat diukur secara langsung, sehingga
menggunakan tabel
f. Konsentrasi amoniak total di ekosistem budidaya
sebanding dengan tingkat pemberian pakan dan
jumlah protein dalam pakan
g. Tingkat NH3 yang menyebabkan stress dan letal
(mematikan) umum terjadi pada budidaya tingkat 6
dan 7 dan juga pada budidaya tingkat rendah
setelah kenaikan masal fitoplankton
h. N-NH3 total dapat dikendalikan:
1. Membatasi tingkat pemberian pakan (pakan
protein tinggi)
2. Mengendalikan pH air, mencegah diatas pH 8.0
3. Pengadukan/pengenceran air pada siang hari
saat pH tinggi
4. Ganti air
8. Nitrat
a. Nitrit (NO2
-) merupakan hasil aktivitas biologi
yang berkaitan dengan perombakan
komponen protein dari bahan organik, NO2
-
terbentuk dari NH4
+ melalui proses oksidasi
terutama oleh bakteri Nitrosomonas dan dari
reduksi NO3
- oleh mikroorganisme anaerob
b. NO2
- menyebabkan stres bagi ikan pada
0.1mg/l dan darah ikan berwarna coklat
(brown blood disease) pada sekitar 0.5 mg/l
akibat hemoglobin dirubah menjadi
methemoglobin. Toksisitas NO3
- sangat
bergantung kepada pH air, konsentrasi Ca dan
Cl.
c. Tingkat NO2 tertinggi jika DO rendah yang
menambah stres LODOS terutama jika terkait
dengan “brown blood disease”
d. Konsentrasi NO2
- terkait dengan konsentrasi
asam nitrit yang mengoksidasi ion Fero
hemoglobin menjadi ion feri yang menghasilkan
methemoglobin
e. Toksisitas NO2
- dapat dicegah/dikendalikan
dengan :
1). Membatasi tingkat pemberian pakan
2). Mengaduk/aerasi air selama masa DO rendah
(hati-hati tidak mengaduk lumpur dasar yang
anaerob)
3). Ganti air
4). Pertahankan pH  7.0 tingkat kesadahan dan
Cl tinggi
9. Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida (H2S) dihasilkan sulfat dan
senyawa belerang yang teroksidasi oleh bakteri
anaerob
H2S hanya terdapat dibeberapa danau dan
kebanyakan tambak pesisir dan terkait dengan
lumpur organik.
Kelarutan H2S dalam air rendah dan jika terdapat
hanya sedikit sekali
Hanya H2S tidak terionisasi saja yang toksik dan
persentasenya dipengaruhi pH dan suhu
Faktor-faktor Biologi :
1. Pemberian pakan dan fitoplankton
a. Sekitar 80 hingga 85% zat hara dalam pakan
buatan yang digunakan dalam ekosistem
budidaya dilepas ke dalam air sebagai bahan
buangan organik yang dimetabolisir yang
mencakup fosfat, amonia, CO2 yang
meningkatkan produksi fitoplankton
b. Bahan organik yang dihasilkan oleh fotosintesis
fitoplankton melebihi beberapa kali jumlah
bahan organik dari pakan yang dimetabolisir
c. Akibatnya metabolisme fitoplankton beberapa
kali lebih tinggi dari pada metabolisme ikan.
Metabolisme zooplankton, bakteri dan organisme
non-fitoplankton lainnya dapat setinggi
metabolisme ikan.
d.Buangan ikan yang dimetabolisir meningkat
sebanding dengan tingkat pemberian pakan dan
densitas fitoplankton meningkat sebanding dengan
buangan pakan yang dimetabolisir.
Jika densitas fitoplankton meningkat, kedalaman
fotosintesis berkurang sedangkan BOD meningkat
mengakibatkan penurunan kualitas air semakin
besar biasanya terjadi pada keadaan LODOS
dipagi hari.
e. Pada tahapan rendah dan setiap budidaya tingkat
5, 6 dan 7, ekosistem seimbang antara penurunan
kualitas air akibat dari buangan pakan metabolik
dan perbaikan kualitas air akibat penggunaan
fitoplankton dari buangan yang sama.
Pada tahapan yang lebih tinggi, jika tingkat
pemberian pakan dan buangan metabolik yang
diakibatkannya bertambah, keseimbangan
ekosistem hancur terutama akibat peningkatan
fitoplankton yang sebanding dengan buangan
metabolik sampai titik seimbangnya perbaikan
kualitas air diganggu oleh dampaknya terhadap
penurunan kualitas air.
Akibat peningkatan tingkat pemberian pakan
dibatasi oleh penurunan kualitas air. Faktor
pembatas pertama bagi produksi, nutrisi,
memberikan jalan pada faktor pembatas kedua,
kualitas air, biasanya LODOS.
f. Secara umum, produksi ikan meningkat (secara
linier) dengan tingkat pemberian pakan,
sedangkan penurunan kualitas air secara
eksponensial dengan tingkat pemberian pakan. Di
kolam-kolam baru dan pada siklus produksi awal di
kolam-kolam tua, sejumlah buangan pakan
metabolik yang sedikit hingga sedang dapat
memperbaiki kualitas air sampai beberapa minggu
g.Teknik pengelolaan untuk mencegah atau
mengendalikan penurunan kualitas air.
Akibat dari buangan pakan yang di metabolisir
harus didasarkan pada pembatasan tingkat
pemberian pakan sampai tingkat yang relatitif
aman terhadap cara (modifikasi lingkungan) yang
akan digunakan untuk menangani pengaruh
langsung (toksik) dan tidak langsung (densitas
fitoplankton dan LODOS) dan buangan terhadap
kualitas air.
h. Densitas fitoplankton dapat dikurangi dengan
algasida.
CuSO4 yang paling banyak digunakan di kolam.
Sebanyak 0.1 mg/l CuSO4 digunakan untuk
setiap 10 mg/l alkalinitas total diberikan sebagai
cairan encer yang disebarkan merata di
seluruh permukaan kolam atau sebagai padatan
ditempatkan pada kantung yang sedikit demi
sedikit akan larut ke dalam air dan disebarkan ke
seluruh kolam oleh arus air yang diakibatkan
oleh angin.
NITROGEN CONTROL
Avoid overfeeding – protein breakdown releases ammonia
Remove excessive feces, uneaten food, dead animals
Use biofilters (if necessary)
Water change or replacement
OTHER COMPOUNDS AND
SUBSTANCES
Eutrophication – excessive nutrient enrichment in water
Heavy metals (lead, mercury, cadmium) – presence of heavy metals can
result in contaminated aquacrop
2. Densitas ikan
a. Densitas stok ikan pada ekosistem budidaya
adalah jumlah atau biomas dalam satuan ruang
luas atau volume pada perairan tergenang dan
(debit) pada perairan mengalir.
densitas ekologi merupakan ruang habitat
dalam ruang total.
b. Kepadatan secara fisik
Faktor crowding pada densitas tinggi bukan faktor
pembatas bagi kinerja produksi.
Faktor-faktor pembatas produksi pada densitas ikan
yang tinggi adalah LODOS dan buangan metabolik
terkait secara tidak langsung terhadap densitas ikan
dan terkait langsung dengan kuantitas dan kualitas
pakan yang diperlukan untuk memproduksi ikan.
c. Interaksi sosial yang berkaitan dengan densitas
tidak membatasi kinerja produksi, namun
reproduksi beberapa jenis ikan budidaya sangat
dipengaruhi oleh interaksi sosial.
61
Intensifikasi Budidaya Ikan dapat dicapai dengan
mengontrol 4 faktor ekologi, yaitu:
a. Suhu air daerah tropis (suhu kisaran yg baik), shg
sering diabaikan
b. Suplai makanan yg cukup  makanan alami  tgt
pd kesuburan kolam, bisa diatasi dg cara:
pengapuran&pemupukan
c. Suplai oksigen  pemberian aerasi
d. Buangan metabolit (produk2 ekskresi) 
penggantian air
62
Pemupukan Anorganik
 Menstimulasi pertumbuhan fitoplankton atau
membangun “autotrophic feeding pathway
 Nutrien dan cahaya diperlukan untuk proses
fotosintesa
 Fotosintesis : Reaksi oksidasi-reduksi biologi yg
mengkonversi energi cahaya menjadi energi kimia
(ATP & NADPH)
Produksi dan Produktifitas Primer
•Produksi primer : Jumlah total senyawa bhn
organik baru yg terbentuk oleh aktifitas
fotosintesa
•Produktivitas primer : Laju pembentukan
senyawa bahan organik baru
•Jika Q = produksi primer; T=waktu; maka
PP = Q/T

More Related Content

What's hot

1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikanPutra putra
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPT. SASA
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.pptAriyandiSyamsir
 
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRoffi Grandiosa
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Cahya Panduputra
 
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEPERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEMustain Adinugroho
 
Teknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan ITeknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan IIbnu Sahidhir
 
Manajemen perikanan
Manajemen perikananManajemen perikanan
Manajemen perikananfendypurnomo
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 

What's hot (20)

Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
 
1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
 
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
 
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEPERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
 
Teknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan ITeknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan I
 
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
Manajemen perikanan
Manajemen perikananManajemen perikanan
Manajemen perikanan
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 

Similar to BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur

HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...ssuser0ad02e
 
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptxppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptxFadillatusSyifa
 
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxParameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxUsyManurung1
 
Bahaya Pencemaran
Bahaya PencemaranBahaya Pencemaran
Bahaya Pencemaranyudi3456
 
Nur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasar
Nur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasarNur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasar
Nur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasarnurfitriani1115500061
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)winda dwi
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoAlfarico Rico
 
PEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.ppt
PEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.pptPEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.ppt
PEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.pptimamtohari7
 
Pertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofilPertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofilEko Efendi
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas airAFRIJONI SPT
 
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanianAndrew Hutabarat
 
prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air nurul isnaini
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranYos F. da-Lopes
 

Similar to BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur (20)

HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
 
1 elmu aer
1   elmu aer1   elmu aer
1 elmu aer
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptxppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
 
Manajemen kualitas air
Manajemen kualitas airManajemen kualitas air
Manajemen kualitas air
 
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxParameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
 
Bahaya Pencemaran
Bahaya PencemaranBahaya Pencemaran
Bahaya Pencemaran
 
Nur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasar
Nur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasarNur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasar
Nur fitriani 1115500061 ilmu alamiah dasar
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
 
Bhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-airBhn klh-1a-air
Bhn klh-1a-air
 
PEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.ppt
PEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.pptPEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.ppt
PEMBINAAN MANAJEMEN KUALITAS AIR.ppt
 
Pertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofilPertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofil
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
 
prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air prinsip dan garis besar pengolahan air
prinsip dan garis besar pengolahan air
 
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
 

More from Fisheries and Marine Department

More from Fisheries and Marine Department (20)

04 water quality and management
04 water quality and management04 water quality and management
04 water quality and management
 
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup BudidayaBDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
 
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systemsBDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
 
Pertemuan vi
Pertemuan viPertemuan vi
Pertemuan vi
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
Pertemuan iv
Pertemuan ivPertemuan iv
Pertemuan iv
 
Pertemuan iii
Pertemuan iiiPertemuan iii
Pertemuan iii
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Pertemuan i
Pertemuan iPertemuan i
Pertemuan i
 
05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda
 
04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
 
02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh
 
07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
06 analisis faktor
 
Minggu 1 dan 2
Minggu 1 dan 2Minggu 1 dan 2
Minggu 1 dan 2
 
Minggu 4
Minggu 4Minggu 4
Minggu 4
 
Minggu 3
Minggu 3Minggu 3
Minggu 3
 
003 008-ocean motions
003 008-ocean motions003 008-ocean motions
003 008-ocean motions
 
002 characteristics of ocean water
002 characteristics of ocean water002 characteristics of ocean water
002 characteristics of ocean water
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur

  • 2. Faktor-faktor ekosistem budidaya : -Fisik -Kimia -Biologi berinteraksi mempengaruhi kinerja budidaya
  • 3. Water Resources Water quality Water quantity Water sources Inadequate water quality causes more losses than any other problem!
  • 4. To a great extent, the success or failure of fish culture is determined by water quality
  • 5. Water Quality – Why Is It Important? • Your fish live in it • Are supported by it • Receive their oxygen from it • And excrete in it
  • 6. Water Quality – Why Is It Important? • Water quality factors influence and interact with each other • What may cause problems in one situation may be harmless in another • Influences effectiveness/toxicity of treatments
  • 7. Water Quality – Why Is It Important? • Most disease problems can be avoided with proper management of water quality • This includes maintaining water quality at a level that provides an environment conducive to fish health and growth
  • 8. Water Balance in Freshwater Fish Salts Large quantities of dilute urine Ammonia Water
  • 9. Water Balance in Saltwater Fish Small quantities of concentrated urine Ammonia Water Drinks sea water
  • 10. Faktor-faktor fisik : 1. Suhu a). - bobot air murni pada 4oC = 1.0000 kg l –1 densitasnya berkurang diatas atau dibawah 4oC - bahan terlarut dan tersuspensi meningkat dengan meningkatnya suhu b). Panas jenis air > dari pada senyawa alami lainnya Air kolam mengabsorbsi panas yang relatif besar untuk meningkatkan suhunya 1oC. Suhu air kolam terlambat dalam perubahan suhu dari pada udara
  • 11. c). Konduktivitas panas dari air sangat rendah d). Penyebaran panas konveksi terjadi terutama jika : 1. Pendinginan pada sore dan malam hari dan penurunan permukaan air 2. Pemasukan oleh arus air yang lebih dingin dari sumber luar 3. Pendinginan musiman air permukaan 4. Pergantian langit yang berawan dan cerah 5. Pergantian agitasi permukaan dan tenang 6. Terjadinya hujan dingin 7. Pendinginan air permukaan oleh penguapan
  • 12. e). Stratifikasi panas Kemungkinan terjadi selama masa pemeliharaan ikan dikolam dengan kedalaman sekitar  1.5 m dan yang memperoleh pengelolaan tingkat 3 atau lebih. Stratifikasi terjadi sebagai 3 strata yang berbeda : Epilimnion (air lapisan atas panas secara uniform) hipoliminion (lapisan bawah dingin) dipisahkan oleh termoklin (lapisan dangkal transisi). Terjadi jika penerimaan panas pada permukaan menyebabkan pembentukan gradien suhu vertikal
  • 13. f). Stabilitas stratifikasi adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memecahkan strata termal dengan pengadukan seluruh volume air menjadi suhu yang relatif uniform. Stabilitas straifikasi bergantung kepada : 1. Kedalaman (danau dalam lebih stabil) 2. Musim ( hujan mendinginkan) Destratifikasi karena pembalikan (overturn) disebabkan oleh : 1. Pendinginan suhu udara 2. Arus konveksi 3. Angin yang kuat 4. Hujan lebat dingin 5. Aerasi
  • 14. LODOS merupakan kondisi ketika kolam menjadi destratifikasi setelah lebih dari beberapa hari stratifikasi. Stratifikasi kolam dapat dicegah dengan: 1. Mempertahankan lingkungan yang lebih uniform dan keadaan suhu/kualitas air diurnal yang stabil 2. Menghilangkan resiko LODOS dan masalah- masalah kulaitas air lainnya akibat pembalikan 3. Menyediakan lingkungan budidaya yang kurang menyebabkan stres
  • 15. 2. Cahaya a. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang bebas b. Cahaya yang memasuki karamba apung harus dikendalikan untuk mengurangi stress pada ikan Menggunakan penutup yang gelap (Opague) c. Cahaya pada ikan yang sedang ditangani atau dipelihara harus dikendalikan jika mungkin untuk mengurangi stres. d. Telur, embrio dan larva jangan dikenai sinar matahari langsung, sinar UV dalam cahaya putih yang kuat.
  • 16. 3. Suara/bunyi Bunyi yang keras dan tidak alamiah harus dihindarkan. 4. Oksigen terlarut dan LODOS a). LODOS yang menyangkut kandungan O2 rendah, CO2 meninggi, pH menurun, NO2 - meningkat terkait langsung dengan konsentrasi O2 yang rendah, merupakan peubah kualitas air yang kritis dalam budidaya. b). Kelarutan O2 dalam air berbanding terbalik dengan suhu, dan salinitas Faktor-faktor kimia :
  • 17. c). O2 masuk ke kolam terutama melalui folosintesis (sekitar 90-95%), kedua melalui difusi dari udara, dan ketiga melalui air masuk. d). O2 keluar kolam melalui 1. Pernafasan plankton (sekitar 65%) 2. Pernafasan ikan (sekitar 20%) 3. Pernafasan mikroorganisme dasar dan difusi. e). Oksigen berdifusi keluar kolam hanya jika air permukaan lewat jenuh f). Konsentrasi oksigen terlarut secara alamiah kembali besar dengan kedalaman kolam, biasanya sering dengan stratifikasi termal. Perairan yang terstratifikasi secara termal mungkin kehilangan O2 di hipolimnion dimana O2 dipakai tetapi tidak diproduksi dan lewat jenuh dengan O2 di epilminion saat fotosintesis aktif.
  • 18. g). Semakin tinggi eutrofikasi kolam semakin besar: 1. Densitas plankton 2. Produksi O2 dan lewat jenuh dilapisan yang teriluminasi 3. Konsumsi O2 pada malam hari 4. Besar fluktasi O2 siang-malam 5. Stabilitas stratifikasi termal/kimiawi 6. Ketidak stabilan ekologi 7. Resiko masalah LODOS 8. Resiko stres pada ikan
  • 19. h). O2 lewat jenuh di permukaan kolam akan diaduk ke dalam dan disimpan di air melalui pengadukan pada pertengahan hingga akhir siang dengan aerator i). Sindrome kematian masal fitoplankton (plankton die off) di kolam-kolam eutrof merupakan kondisi ketika biomas alga (biasanya alga basa, cyanophyceae) mati mendadak. Kematian fitoplankton terjadi biasanya ketika cuaca terang, tenang dan panas. Fitoplankton yang mati dengan cepat terdekomposisi dan menimbulkan LODOS melalui pembusukan dan fotosintesis yang menurun tajam.
  • 20. SIGNS OF OXYGEN DEPLETION Fish gasp at surface Fish group around incoming water Fish go off feed Nonfish animals leave water Slow growth Repeated health problems Change in water color Fish-eating birds present
  • 22. CAUSES OF OXYGEN DEPLETION Overstocking – aquacrop uses up all the oxygen Weather – limited photosynthesis on cloudy days Time of day – lowest oxygen levels in hot weather just before sunrise Decay of feed – uneaten food will consume oxygen Feeding activity – aquacrop uses more oxygen Competition – trash fish and pests use oxygen
  • 23. CAUSES OF OXYGEN DEPLETION (continued) Decay of vegetation – dead weeds, leaves, grass uses up oxygen Water temperature – the colder the water, the more oxygen it can hold Salinity – the saltier the water, the less oxygen it can hold Equipment failure – when aeration devices fail
  • 24. AERATION Splashing the water Pumping air or oxygen into the water Spraying the water into the air Using chemicals (not a good way)
  • 25. 5. Karbondioksida a). Kelarutan CO2 dalam air hanya sekitar 0.5 mg/l, namun konsentrasi dikolam biasanya berfluktasi antara 0 dan > 20 mg/l CO2 bebas selama 24 jam dengan konsentrasi terendah saat jam-jam fotosintesis. b). CO2 masuk ke kolam dari dalam sebagai hasil buangan pernafasan dan perombakan aerobik bahan organik. c). CO2 meninggalkan air kolam terutama didalam sebagai sumber bagi fotosintesis. Difusi CO2 keluar kolam tidak banyak berarti, namun sangat penting bagi ikan stress pernafasan (LODOS) akan O2 dipermukaan air
  • 26. d). CO2 sementara ditampung diair kolam sebagai bikarbonat (HCO3-) jika CO2 bereaksi dengan karbonat alkali tanah : CaCO3 + CO2 + H2O Ca (HCO3)2 Reaksi sangat cepat dan bolak balik dengan arah reaksi yang ditentukan oleh kejenuhan CO2 relatif terhadap kelarutan CO2. e). Konsentrasi CO2 tertinggi terjadi saat fajar, namun secara abnormal pada saat cuaca berawan dan terutama saat pembalikan dan kematian masal fitoplankton
  • 27. f). Tindakan pengelolaan untuk pengendalian jumlah CO2 yang tidak diinginkan : 1. Mempertahankan alkalinitas total minimum (dengan pengapuran) sebesar 20 mg/l 2. Mencegah stratifikasi permanen (dengan aerasi) 3. Tambah/ganti air untuk mengencerkan konsentrasi 4. Aerasi untuk meningkatkan difusi
  • 28. 6. pH dan alkalinitas total a. pH air mununjukkan reaksi asam atau basa pada air dibandingkan dengan pH netral = 7.0 b. pH air kolam biasanya berfluktasi secara harian terutama dipengaruhi oleh kandungan CO2, densitas fitoplankton, alkalinitas total dan tingkat kesadahan (20 hingga 150 mg/l) harian.  Nilai pH selama cuaca cerah berkisar 7.0  0.5 subuh hingga sekitar pH 9.0  0.5 siang hari.  Di perairan dengan alkalinitas rendah pH berkisar 5.7  0.05 subuh hingga pH 9.7  0.5 siang hari.  Di perairan dengan alkalinitas tinggi namun kesadahan rendah, nilai pH siang hari melebihi tingkat toleran ikan pada pH 11
  • 29. c. Perairan dengan alkalinitas rendah ( 15 mg/l–1) kurang baik bagi budidaya karena: 1. Dapat demikian asam sehingga kinerja produksi ikan (kesehatan dan kelangsungan hidup, pertumbuhan, hasil dan efisiensi pemberian pakan) dipengaruhi secara negatif 2. Produksi fitoplankton dibatasi oleh kekurangan CO2 dan HCO3 -, cenderung menyebabkan LODOS dan mungkin menyebabkan kematian masal plankton 3. Tanah yang menjadi masam mengarbsorbsi fosfor dan mengurangi pengaruh pemupukan pada Tingkat 1 hingga 3 4. Fluktuasi pH dan faktor-faktor terkait dapat menyebabkan kualitas air tidak stabil mengaruh kepada stress ikan
  • 30. 5. Tingkat pH ekstrim dapat menyebabkan keadaan stress asam di pagi hari dan keadaan stress basa di siang hari. d. Kapur pertanian (CaCO3) dapat digunakan di kolam dengan alkalinitas rendah untuk menaikkan alkalinitas hingga sekitar  20 mg/l. Ca(OH)2 dan CaO bereaksi lebih cepat dan mempunyai nilai menetralkan lebih tinggi dari pada CaCO3, namun lebih mahal dari potensial berbahaya bagi petani ikan (iritasi mata dan kulit) dan ikan (perubahan cepat dan pH yang berlebih tinggi). Bahan pengapuran sebaiknya disebar merata di dasar kolam atau di seluruh permukaan air.
  • 32. 100 50 0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Free CO HCO CO Percent of Total CO 2 3 - = 2 3 pH Effects of pH on Various Buffers
  • 33. ALKALINITY Measure of the pH buffering capacity of water (prevents major pH shifts)
  • 34. Alkalinitas Alkalinitas : Kemampuan buffer perairan budidaya yg diekspresikan sebagai ppm calcium carbonate (Buttner, 1993) Suatu ukuran kemampuan perairan untk menetralkan dengan menggunakan carbonate, bicarbonate dan hydroxide utk melindungi organisme dari fluktuasi pH
  • 35. HARDNESS Measure of calcium and magnesium in water (crawfish need calcium for their shells)
  • 36. Kesadahan (Hardness) Mencakup ion calsium dan magnesium Kekurangan kesadahan menyebabkan pertumbuhan ikan yg kurang baik. Total kesadahan diekspresikan sbagai “ppm calcium carbonate”
  • 37. 37 Pengapuran/ liming Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah  Menciptakan kondisi pH air kolam dalam kisaran yg optimal (pH: 7-8.5)  Hal ini erat kaitannya dg: - alkalinitas - kesadahan (hardness) - buffer system
  • 38. Reaksi materi kapur CaCO3 + H2O + CO2 Ca++ + 2HCO3 - Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 +H2O CaO + CO3 CaCO3
  • 39. 39  Materi kapur (CaCO3, Ca(OH)2 dan CaO) melepaskan ion-ion yg dpt: a) > alkalinitas&kesadahan b) menetralisir keasaman c) menghasilkan sistem penyangga yg baik d) > ketersediaan karbon u/ fotosintesa shg pengapuran jg > respon pemupukan Contoh: Dosis kapur Tohor (CaO) menurut jenis tanah dan macam kolam dengan luas 100 m2
  • 40. 40  Setelah pengapuran akan tjd kompetisi CO2 dg fitoplankton sampai tjd kesembangan baru  ketersediaan CO2 > krn CaCO3 dpt menjebak/menangkap CO2  Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya, karena: - jika > menyebabkan kolam tidak subur, - jika < menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam.
  • 41. 41 Efek Pengapuran Pada Kolam a. > pH air kolam, pd kisaran yg disukai ikan b. > alkalinitas air kolam, shg fluktuasi pH tdk besar& >ketersediaan karbon&kalsium c. Memperbaiki kualitas tanah dasar kolam • > pH tanah dasar • > aktivitas biologis • mempercepat dekomposisi d. Mempercepat proses presipitasi bahan organik yg berlebih e. > proses nitrifikasi senyawa amonia mjd nitrat krn proses nitrifikasi perlu karbon f. Membasmi parasit dan penyakit
  • 42. 42 Kapan ‘Liming’ dilakukan? a. Jika pH air terlalu rendah b. Jika alkalinitas terlalu rendah c. Jika tanah dasar kolam terlalu berlumpur d. Jika kandungan bahan organik terlalu tinggi e. Jika ada ancaman parasit/penyakit
  • 43. Identifikasi Kolam yg Memerlukan “Liming” Penghitungan kesadahan air kolam : Jika Luas kolam 1 ha; kesadahan total 5 mg/L Berapa jumlah CaCO3 yg diperlukan untuk menaikkan kesadahan menjadi 20 mg/L ? Jawaban: 20-5 = 15 mg per liter air; atau 15 gr CaCO3 per 1 m3 air 1 ha = 10.000 m3, maka diperlukan 150 kg CaCO3
  • 44. Water plants Food Excess food Fishes Peptides Amino acids Urine Urea Ammonia (NH ) Algae Nitrate (NO ) Nitrite (NO ) Feces 2 3 3 The Nitrogen Cycle
  • 45. 7. Amoniak a. Nitrogen amonia total (N-NH3) di ekosistem budidaya merupakan hasil metabolisme ikan dari protein yang dicerna dan perombakan bahan organik oleh bakteri. Amoniak total mencakup pengukuran 2 senyawa: amonia tidak terionisasi (NH3) dan ion amonia (NH4 +) b. NH3 sangat toksik bagi ikan, namun NH3 tidak berbahaya pada tingkat yang terdapat di ekosistem budidaya c. Keseimbangan amoniak-amonium diatur langsung oleh pH dan suhu. NH3 meningkat dengan meningkatnya pH dan suhu. NH3 + H2O NH4OH NH4+ + OH-
  • 46. d. Tingkat toleransi NH3 bagi kebanyakan ikan budidaya antara 0.6 dan 2.0 mg/l jangka pendek, namun tingkat yang menyebabkan stress adalah dari 0.1 hingga 0.3 mg/l e. NH3 tidak dapat diukur secara langsung, sehingga menggunakan tabel f. Konsentrasi amoniak total di ekosistem budidaya sebanding dengan tingkat pemberian pakan dan jumlah protein dalam pakan g. Tingkat NH3 yang menyebabkan stress dan letal (mematikan) umum terjadi pada budidaya tingkat 6 dan 7 dan juga pada budidaya tingkat rendah setelah kenaikan masal fitoplankton
  • 47. h. N-NH3 total dapat dikendalikan: 1. Membatasi tingkat pemberian pakan (pakan protein tinggi) 2. Mengendalikan pH air, mencegah diatas pH 8.0 3. Pengadukan/pengenceran air pada siang hari saat pH tinggi 4. Ganti air
  • 48. 8. Nitrat a. Nitrit (NO2 -) merupakan hasil aktivitas biologi yang berkaitan dengan perombakan komponen protein dari bahan organik, NO2 - terbentuk dari NH4 + melalui proses oksidasi terutama oleh bakteri Nitrosomonas dan dari reduksi NO3 - oleh mikroorganisme anaerob b. NO2 - menyebabkan stres bagi ikan pada 0.1mg/l dan darah ikan berwarna coklat (brown blood disease) pada sekitar 0.5 mg/l akibat hemoglobin dirubah menjadi methemoglobin. Toksisitas NO3 - sangat bergantung kepada pH air, konsentrasi Ca dan Cl.
  • 49. c. Tingkat NO2 tertinggi jika DO rendah yang menambah stres LODOS terutama jika terkait dengan “brown blood disease” d. Konsentrasi NO2 - terkait dengan konsentrasi asam nitrit yang mengoksidasi ion Fero hemoglobin menjadi ion feri yang menghasilkan methemoglobin e. Toksisitas NO2 - dapat dicegah/dikendalikan dengan : 1). Membatasi tingkat pemberian pakan 2). Mengaduk/aerasi air selama masa DO rendah (hati-hati tidak mengaduk lumpur dasar yang anaerob) 3). Ganti air 4). Pertahankan pH  7.0 tingkat kesadahan dan Cl tinggi
  • 50. 9. Hidrogen Sulfida Hidrogen sulfida (H2S) dihasilkan sulfat dan senyawa belerang yang teroksidasi oleh bakteri anaerob H2S hanya terdapat dibeberapa danau dan kebanyakan tambak pesisir dan terkait dengan lumpur organik. Kelarutan H2S dalam air rendah dan jika terdapat hanya sedikit sekali Hanya H2S tidak terionisasi saja yang toksik dan persentasenya dipengaruhi pH dan suhu
  • 51. Faktor-faktor Biologi : 1. Pemberian pakan dan fitoplankton a. Sekitar 80 hingga 85% zat hara dalam pakan buatan yang digunakan dalam ekosistem budidaya dilepas ke dalam air sebagai bahan buangan organik yang dimetabolisir yang mencakup fosfat, amonia, CO2 yang meningkatkan produksi fitoplankton b. Bahan organik yang dihasilkan oleh fotosintesis fitoplankton melebihi beberapa kali jumlah bahan organik dari pakan yang dimetabolisir c. Akibatnya metabolisme fitoplankton beberapa kali lebih tinggi dari pada metabolisme ikan.
  • 52. Metabolisme zooplankton, bakteri dan organisme non-fitoplankton lainnya dapat setinggi metabolisme ikan. d.Buangan ikan yang dimetabolisir meningkat sebanding dengan tingkat pemberian pakan dan densitas fitoplankton meningkat sebanding dengan buangan pakan yang dimetabolisir. Jika densitas fitoplankton meningkat, kedalaman fotosintesis berkurang sedangkan BOD meningkat mengakibatkan penurunan kualitas air semakin besar biasanya terjadi pada keadaan LODOS dipagi hari.
  • 53. e. Pada tahapan rendah dan setiap budidaya tingkat 5, 6 dan 7, ekosistem seimbang antara penurunan kualitas air akibat dari buangan pakan metabolik dan perbaikan kualitas air akibat penggunaan fitoplankton dari buangan yang sama. Pada tahapan yang lebih tinggi, jika tingkat pemberian pakan dan buangan metabolik yang diakibatkannya bertambah, keseimbangan ekosistem hancur terutama akibat peningkatan fitoplankton yang sebanding dengan buangan metabolik sampai titik seimbangnya perbaikan kualitas air diganggu oleh dampaknya terhadap penurunan kualitas air.
  • 54. Akibat peningkatan tingkat pemberian pakan dibatasi oleh penurunan kualitas air. Faktor pembatas pertama bagi produksi, nutrisi, memberikan jalan pada faktor pembatas kedua, kualitas air, biasanya LODOS. f. Secara umum, produksi ikan meningkat (secara linier) dengan tingkat pemberian pakan, sedangkan penurunan kualitas air secara eksponensial dengan tingkat pemberian pakan. Di kolam-kolam baru dan pada siklus produksi awal di kolam-kolam tua, sejumlah buangan pakan metabolik yang sedikit hingga sedang dapat memperbaiki kualitas air sampai beberapa minggu
  • 55. g.Teknik pengelolaan untuk mencegah atau mengendalikan penurunan kualitas air. Akibat dari buangan pakan yang di metabolisir harus didasarkan pada pembatasan tingkat pemberian pakan sampai tingkat yang relatitif aman terhadap cara (modifikasi lingkungan) yang akan digunakan untuk menangani pengaruh langsung (toksik) dan tidak langsung (densitas fitoplankton dan LODOS) dan buangan terhadap kualitas air.
  • 56. h. Densitas fitoplankton dapat dikurangi dengan algasida. CuSO4 yang paling banyak digunakan di kolam. Sebanyak 0.1 mg/l CuSO4 digunakan untuk setiap 10 mg/l alkalinitas total diberikan sebagai cairan encer yang disebarkan merata di seluruh permukaan kolam atau sebagai padatan ditempatkan pada kantung yang sedikit demi sedikit akan larut ke dalam air dan disebarkan ke seluruh kolam oleh arus air yang diakibatkan oleh angin.
  • 57. NITROGEN CONTROL Avoid overfeeding – protein breakdown releases ammonia Remove excessive feces, uneaten food, dead animals Use biofilters (if necessary) Water change or replacement
  • 58. OTHER COMPOUNDS AND SUBSTANCES Eutrophication – excessive nutrient enrichment in water Heavy metals (lead, mercury, cadmium) – presence of heavy metals can result in contaminated aquacrop
  • 59. 2. Densitas ikan a. Densitas stok ikan pada ekosistem budidaya adalah jumlah atau biomas dalam satuan ruang luas atau volume pada perairan tergenang dan (debit) pada perairan mengalir. densitas ekologi merupakan ruang habitat dalam ruang total. b. Kepadatan secara fisik Faktor crowding pada densitas tinggi bukan faktor pembatas bagi kinerja produksi. Faktor-faktor pembatas produksi pada densitas ikan yang tinggi adalah LODOS dan buangan metabolik terkait secara tidak langsung terhadap densitas ikan dan terkait langsung dengan kuantitas dan kualitas pakan yang diperlukan untuk memproduksi ikan.
  • 60. c. Interaksi sosial yang berkaitan dengan densitas tidak membatasi kinerja produksi, namun reproduksi beberapa jenis ikan budidaya sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial.
  • 61. 61 Intensifikasi Budidaya Ikan dapat dicapai dengan mengontrol 4 faktor ekologi, yaitu: a. Suhu air daerah tropis (suhu kisaran yg baik), shg sering diabaikan b. Suplai makanan yg cukup  makanan alami  tgt pd kesuburan kolam, bisa diatasi dg cara: pengapuran&pemupukan c. Suplai oksigen  pemberian aerasi d. Buangan metabolit (produk2 ekskresi)  penggantian air
  • 62. 62 Pemupukan Anorganik  Menstimulasi pertumbuhan fitoplankton atau membangun “autotrophic feeding pathway  Nutrien dan cahaya diperlukan untuk proses fotosintesa  Fotosintesis : Reaksi oksidasi-reduksi biologi yg mengkonversi energi cahaya menjadi energi kimia (ATP & NADPH)
  • 63. Produksi dan Produktifitas Primer •Produksi primer : Jumlah total senyawa bhn organik baru yg terbentuk oleh aktifitas fotosintesa •Produktivitas primer : Laju pembentukan senyawa bahan organik baru •Jika Q = produksi primer; T=waktu; maka PP = Q/T