SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
Aquatic Animal
Health Code dan
Perkembangan
Terkini
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Epidemiolog Veteriner
Pusat Karantina Ikan, BKKPIM, KKP
Jakarta, 17 Oktober 2022
AKUAKULTUR
GLOBAL
01
PEMBARUAN
DEFINISI
02
DAFTAR
PENYAKIT BARU
03
PENYAKIT BARU
MUNCUL
04
Topik presentasi
AKUAKULTUR
GLOBAL
01
Pentingnya hewan akuatik
• Saat ini, hewan akuatik adalah sumber protein utama bagi miliaran
orang di seluruh dunia, dan permintaan diperkirakan akan terus
meningkat.
• Untuk memenuhi permintaan ini, produksi hewan akuatik perlu naik
dua kali lipat pada 2050, dengan sebagian pertumbuhannya berasal dari
akuakultur.
• Penyakit hewan akuatik mengancam pertumbuhan berkelanjutan dari
sektor akuakultur dan, akibatnya dapat mengancam suplai pangan.
• Ancaman ini menyebar dan membutuhkan tindakan terkoordinasi dari
Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal
Health/WOAH, didirikan sebagai OIE) dan Negara Anggotanya, bekerja
sama dengan pemangku kepentingan terkait, untuk melindungi dan
meningkatkan kesehatan hewan akuatik di seluruh dunia.
Sumber: Aquatic animals - WOAH - World Organisation for Animal Health
Akuakultur global
Lebih dari 500 spesies
hewan akuatik diternakkan
Akuakultur sangat
beragam
70% produksi adalah skala
kecil, subsisten dan
berdasarkan spesies ikan
mas dan tilapia
Sektor pangan yang
paling cepat bertumbuh
di dunia (~6% per tahun))
Protein akuatik komoditi
pangan yang paling tinggi
diperdagangkan
Sektor penghasil pangan, nutrisi,
pendapatan, penghidupan untuk
100 juta orang
Sumber: The OIE Aquatic Animal Health Strategy (2021)
Akuakultur di Indonesia
• Perikanan tangkap secara tradisionil menjadi
kontributor utama ikan dan makanan laut.
• Pertumbuhan perikanan tangkap nyata lebih
lambat dibandingkan akuakultur.
• Akuakultur mengalami rata-rata tingkat
pertumbuhan tahunan 13,7% selama periode
2011-2014, sementara perikanan tangkap
tumbuh 2,8% selama periode yang sama.
• Pada periode 2015-2020. diperkirakan
akuakultur akan tumbuh 3,7%, sedangkan
perikanan tangkap stagnan pada 0,4% dalam
periode yang sama.
• Dengan permintaan global makanan laut
menurun, produksi akuakultur diharapkan akan
berperan lebih besar secara signifikan
dibandingkan dengan perikanan tangkap di
masa depan.
Akuakultur Perikanan tangkap
Sumber: OECD-FAO Agricultural Outlook
Produksi perikanan tangkap vs
akuakultur (‘000 ton)
Tata Kelola yang baik
• Program kesehatan hewan akuatik sangat penting untuk
memastikan sistim produksi yang berkelanjutan.
• Dokter hewan, profesional kesehatan hewan akuatik, dan aktor
lainnya berperan penting dalam memastikan produksi hewan
akuatik yang tidak membahayakan kesehatan dan kesejahteraan
hewan akuatik dan juga produk hewan akuatik yang aman untuk
dikonsumsi manusia dan disertifikasi secara tepat untuk
memenuhi persyaratan perdagangan internasional.
• WOAH terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan
perlunya tata Kelola yang baik (good governance) dari ‘Veterinary
Services’ (VS) dan ‘Aquatic Animal Health Services’ (AAHS) (baik
pemerintah dan sektor swasta).
Sumber: Aquatic animals - WOAH - World Organisation for Animal Health
Tren Kesehatan hewan akuatik
…konsekuensi dari penyakit hewan akuatik lebih besar
dari sebelumnya
• Penyakit hewan akuatik menyebabkan:
• hancurnya sumber daya perikanan (misal: abalone, sarden)
• rusak atau hancurnya produktivitas peternakan (misal:
OsHV-1, WSD)
• rusaknya biodiversitas (misal: crayfish plague, chytrid fungus
pada katak)
• rusaknya ekonomi (misal: AHPND, ISA).
*Implementasi standar-standar WOAH*
• Trends
Sumber statistik: FAO Status of Fisheries and Aquaculture 2014.
WOAH Animal Health Aquatic Code
Kriteria untuk bebas
penyakit
Kondisi untuk
perdagangan
Kualitas Sistim Kesehatan
Hewan Akuatik (AAHS)
Transportasi ikan budidaya
Zoning & kompartementalisasi
Prosedur disposal
untuk limbah hewan
akuatik
‘Stunning’ dan ‘killing’ ikan
budidaya untuk konsumsi
manusia
Pedoman
analisa risiko
Model sertifikat ekspor
Kewajiban pelaporan
penyakit
Penggunaan agen
antimikrobial yang
bertanggung jawab
dan hati-hati
Daftar penyakit OIE
Surveilans penyakit
PEMBARUAN
DEFINISI
02
Latar belakang revisi ‘glossary’
• Di banyak negara, ada lebih dari satu otoritas pemerintah yang bertanggung
jawab mengimplementasikan standar-standar Terrestrial atau Aquatic Code.
• Istilah ‘Competent Authority’ dimaksudkan berlaku untuk otoritas pemerintah
manapun dengan sejumlah tanggung jawab dalam mengimplementasikan
standar-standar WOAH.
• Revisi definisi GLOSSARY dilakukan sebagai tanggapan terhadap komentar
umum dari Negara Anggota yang meminta klarifikasi mengenai tanggung
jawab dan interaksi antara organisasi yang berbeda dalam perannya sebagai:
• ‘Competent Authority’;
• ‘Veterinary Authority’; dan
• ‘Aquatic Animal Health Services’.
• Otoritas kompeten adalah istilah utama yang digunakan dalam Aquatic Code
dan hal ini juga merefleksikan fakta bahwa Otoritas Veteriner sendiri tidak
selalu menjadi Otoritas Kompeten yang bertanggung jawab dalam
mengimplementasikan standar-standar yang spesifik dari Aquatic Code.
Definisi GLOSSARY: Otoritas Kompeten
• 2021 – COMPETENT AUTHORITY
• berarti Otoritas Veteriner atau Otoritas Pemerintah lainnya
dari Negara Anggota yang memiliki tanggung jawab dan
kompetensi untuk memastikan atau mengawasi tindakan-
tindakan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik,
sertifikasi kesehatan internasional dan standar serta
rekomendasi lainnya dalam Aquatic Code di seluruh wilayah
negara.
• 2022 – COMPETENT AUTHORITY
• berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota yang
memiliki tanggung jawab di seluruh atau sebagian wilayah
untuk penerapan standar tertentu dari Aquatic Code.
Definisi GLOSSARY: Otoritas Veteriner
• 2021 – VETERINARY AUTHORITY
• berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota, yang terdiri dari
dokter hewan, profesional dan para-profesional lainnya, yang
memiliki tanggung jawab dan kompetensi untuk memastikan atau
mengawasi pelaksanaan tindakan-tindakan kesehatan dan
kesejahteraan hewan akuatik, sertifikasi kesehatan hewan akuatik
internasional dan standar dan rekomendasi lainnya dalam Aquatic
Code di seluruh wilayah negara.
• 2022 – VETERINARY AUTHORITY
• berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota yang memiliki
tanggung jawab utama di seluruh wilayah negara untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan standar Aquatic Code oleh
Otoritas Kompeten.
Definisi GLOSSARY : AAHS
• 2021 – AQUATIC ANIMAL HEALTH SERVICES
• berarti organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang
menerapkan tindakan-tindakan kesehatan dan kesejahteraan
hewan dan standar dan rekomendasi lainnya dalam Aquatic
Code di seluruh wilayah negara. AAHS berada di bawah kendali
Otoritas Kompeten. Organisasi sektor swasta, dokter hewan
atau profesional kesehatan hewan akuatik biasanya diakreditasi
atau disetujui oleh Otoritas Kompeten untuk memberikan
fungsi-fungsi yang didelegasikan.
• 2022 – AQUATIC ANIMAL HEALTH SERVICES
• berarti kombinasi dari individu dan organisasi pemerintah dan
non-pemerintah yang melakukan kegiatan untuk melaksanakan
standar-standar Aquatic Code.
Latar belakang revisi ‘glossary’
• Revisi definisi GLOSSARY dilakukan untuk;
• ‘Basic biosecurity conditions’:
• ‘Biosecurity plan’;
• ‘Early detection system’; dan
• ‘Passive surveillance’ (definisi glossary baru).
• Revisi ini dimaksudkan untuk memastikan keselarasan dengan revisi
pada Bab 1.4. Aquatic Animal Health Surveillance.
• Sebagai tanggapan terhadap Negara Anggota yang meminta lebih
banyak panduan dan kejelasan tentang jenis dan sumber informasi
yang akan menjadi bagian dari sistim surveilans pasif.
Persyaratan biosekuriti dasar
• 2021 – BASIC BIOSECURITY CONDITIONS
• berarti serangkaian persyaratan minimum, seperti yang dijelaskan dalam
Artikel 1.4.6., diperlukan untuk memastikan biosekuriti untuk suatu
penyakit yang spesifik, di suatu negara, zona atau kompartemen, yang
harus mencakup:
a) notifikasi wajib dari penyakit atau kecurigaan terhadap penyakit ke
Otoritas Kompeten; dan
b) sistim deteksi dini; dan
c) Persyaratan untuk mencegah introduksi agen patogen ke dalam suatu
negara, zona atau kompartemen bebas, atau menyebar di dalam atau
dari zona terinfeksi dan zona proteksi, sesuai dengan Bab spesifik
penyakit yang relevan.
• 2022 - BASIC BIOSECURITY CONDITIONS
• Berarti serangkaian persyaratan minimum, seperti yang dijelaskan dalam
Artikel 1.4.6., diperlukan untuk memastikan biosekuriti untuk suatu
penyakit tertentu, di suatu negara, zona atau kompartemen.
Rencana biosekuriti
• 2020 – BIOSECURITY PLAN
• berarti dokumen yang mengidentifikasi jalur potensial untuk
introduksi agen patogen ke dalam, atau menyebar di antara, atau
keluar dari, suatu zona, kompartemen atau unit usaha akuakultur
dan menjelaskan tindakan-tindakan untuk memitigasi risiko yang
diidentifikasi, sesuai dengan rekomendasi dalam Bab 4.1..
• 2021 - BIOSECURITY PLAN
• berarti dokumen yang mengidentifikasi jalur potensial untuk
introduksi agen patogen ke dalam, atau menyebar di antara, atau
keluar dari, suatu zona, kompartemen atau unit usaha akuakultur
dan menjelaskan tindakan-tindakan untuk memitigasi risiko yang
diidentifikasi, sesuai dengan rekomendasi dalam Aquatic Code.
Sistim deteksi dini
• 2021 – EARLY DETECTION SYSTEM
• berarti suatu sistim yang efisien untuk memastikan pengenalan
yang cepat dari gejala-gejala yang mencurigakan dari:
• penyakit yang ada dalam daftar (listed diseases), atau
• penyakit baru muncul (emerging disease), atau
• mortalitas yang tidak bisa dijelaskan,
• pada hewan akuatik di unit usaha akuakultur atau hewan akuatik
liar, dan kejadian ini dikomunikasikan dengan cepat ke Otoritas
Kompeten, dengan tujuan mengaktivasi investigasi oleh AAHS
dengan penundaan minimal.
• Sistim tersebut harus meliputi karakteristik sebagai berikut: (lihat
slide berikut)
Sistim deteksi dini (lanjutan)
a) kesadaran yang luas, misal di antara personil yang dipekerjakan di unit
usaha akuakultur atau terlibat dalam pengolahan, mengenai gejala
karakteristik dari penyakit yang ada dalam daftar dan ‘emerging disease’;
b) dokter hewan atau profesional kesehatan hewan akuatik dilatih untuk
mengenali dan melaporkan kecurigaan terhadap penyakit yang
mencurigakan;
c) kemampuan AAHS untuk melakukan investigasi penyakit yang cepat dan
efektif berdasarkan rantai komando nasional (national chain of
command);
d) Akses oleh AAHS ke laboratorium dengan fasilitas untuk mendiagnosa
dan membedakan penyakit yang ada dalam daftar dan ‘emerging disease’;
e) Kewajiban legal dokter hewan swasta atau profesional kesehatan hewan
akuatik untuk melaporkan penyakit yang mencurigakan ke Otoritas
Kompeten.
Sistim deteksi dini (lanjutan)
• 2022 – EARLY DETECTION SYSTEM
• berarti suatu sistem, seperti yang dijelaskan dalam Artikel 1.4.7.,
yang memastikan pengenalan yang cepat dari gejala-gejala yang
mencurigakan dari:
• penyakit yang ada dalam daftar (listed diseases), atau
• penyakit baru muncul (emerging disease), atau
• mortalitas yang tidak bisa dijelaskan,
pada hewan akuatik di unit usaha akuakultur atau hewan
akuatik liar, dan kejadian ini dikomunikasikan dengan cepat ke
Otoritas Kompeten, dengan tujuan mengaktivasi investigasi oleh
AAHS dengan penundaan minimal.
Surveilans pasif
• 2021 – Tidak ada definisi
• 2022 - PASSIVE SURVEILLANCE
• berarti surveilans Kesehatan hewan akuatik secara khusus
berdasarkan:
• pengamatan gejala-gejala klinis atau perilaku (behavioural)
dari penyakit, atau
• penilaian terhadap kematian atau data produksi,
yang dihasilkan oleh sistim deteksi dini (early detection system)
atau dari informasi lain yang tersedia untuk Otoritas Kompeten.
DAFTAR
PENYAKIT
BARU
03
Penyakit daftar WOAH
2021
• Infeksi dengan Aphanomyces invadans
(epizootic ulcerative syndrome)
• Infeksi dengan epizootic haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan Gyrodactylus salaris
• Infeksi dengan HPR-deleted atau HPR0
infectious salmon anaemia virus
• Infeksi dengan infectious haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan koi herpesvirus
• Infeksi dengan red sea bream iridovirus
• Infeksi dengan salmonid alphavirus
• Infeksi dengan spring viraemia carp virus
• Infeksi dengan viral haemorrhagic
septicaemia virus.
2022 (ada satu baru)
• Infeksi dengan Aphanomyces invadans
(epizootic ulcerative syndrome)
• Infeksi dengan epizootic haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan Gyrodactylus salaris
• Infeksi dengan HPR-deleted atau HPR0
infectious salmon anaemia virus
• Infeksi dengan infectious haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan koi herpesvirus
• Infeksi dengan red sea bream iridovirus
• Infeksi dengan salmonid alphavirus
• Infeksi dengan spring viraemia carp virus
• Infeksi dengan tilapia lake virus
• Infeksi dengan viral haemorrhagic
septicaemia virus
Mengapa TiLV masuk daftar WOAH?
• Penyakit Tilapia (TiLV) telah dilaporkan di Bangladesh,
Taiwan, Colombia, Ekuador, Mesir, India, Indonesia, Israel,
Malaysia, Mexico, Peru, Filippina, Tanzania, Thailand, Uganda
dan Amerika Serikat.
• Network of Aquaculture Centre in Asia–Pacific (NACA) juga
telah memiliki persyaratan notifikasi untuk infeksi dengan
TiLV dan data menunjukkan distribusi yang sama di
wilayahnya, seperti yang dilaporkan ke WOAH.
• Meskipun ada pemisahan geografis, strain sangat
homologous, menunjukkan adanya hubungan epidemiologis
dan penyebaran internasional.
• Ikan nila (tilapia) adalah kelompok ikan budidaya
yang terpenting setelah ikan mas.
• Produksi global ikan nila, terutama Oreochromis
niloticus, diperkirakan mencapai 4,5 juta metrik ton
(FAO data).
• Budidaya terjadi terutama di negara-negara tropis
dan subtropis meskipun beberapa produksi dalam
sistim resirkulasi telah dimulai di wilayah lain.
• O. niloticus pertama kali diperkenalkan ke negara-
negara berkembang untuk mendukung pertanian
subsisten. Namun, produksi komersial skala besar
sekarang menjadi penting.
Infeksi dengan Tilapia Lake Virus (TiLV)
• Virus mirip orthomyxo baru, dinamai tilapia lake virus (TiLV), telah
diidentifikasi sebagai penyebab kematian masal ikan nila (Eyngor et al.,
2014) di peternakan dan lingkungan liar.
• Virus diklasifikasi ke dalam famili Amnoonviridae, genus Tilapinevirus dan
diberi nama spesies tilapian tilapinevirus (ICTV, 2018).
• Cakupan inang tidak diketahui dengan pasti tetapi beberapa spesies
tilapines diketahui rentan (Eyngor et al., 2014; Waiyamitra et al., 2021)
dan gurami raksasa (Osphronemus goramy) telah menunjukkan bukti
kerentanan (Jaemwimol et al., 2018).
• TiLV juga telah terdeteksi pada spesies lain, namun tanpa gejala klinis
(Piamsomboom et al., 2021).
• Tidak ada pengobatan untuk infeksi dengan TiLV meskipun ada vaksin
yang sedang dikembangkan (Zeng et al., 2021; Mai et al., 2022).
Penyebaran internasional
• Secara historis, ikan nila hidup telah diperdagangkan secara
internasional untuk membangun populasi untuk produksi di daerah
baru, dan perdagangan luas ikan nila hidup terus berlanjut.
• Pendorong perdagangan internasional saat ini adalah penyebaran
strain genetik yang ditingkatkan (improved genetic strain).
• Produk ikan nila diperdagangkan secara internasional dan sementara
risiko penularan dengan beberapa jenis produk mungkin bisa terjadi,
akan tetapi risiko spesifik produk belum dipertimbangkan (Castañeda
et al., 2020).
• Mengingat bukti penyebaran dan distribusi yang luas dari ikan nila
(Asia, Afrika dan Amerika selatan), penyebaran internasional
kemungkinan besar terjadi.
PENYAKIT
BARU
MUNCUL
04
Penyakit baru muncul (emerging disease)
• GLOSSARY: PENYAKIT BARU MUNCUL (EMERGING DISEASE)
• berarti penyakit, selain yang ada di daftar, yang memiliki
dampak signifikan terhadap hewan akuatik atau kesehatan
masyarakat yang dihasilkan dari:
a) perubahan agen patogen yang diketahui atau
penyebarannya ke area geografik atau spesies baru; atau
b) suatu agen patogen yang baru diketahui atau dicurigai.
Sumber: Aquatic Animal Health Code (2022)
Infeksi dengan carp edema virus (CEV)
• Informasi ilmiah baru mengenai infeksi dengan carp edema virus (CEV)
dan dilaporkan infeksi ini telah menyebar dari wilayah Asia-Pasifik ke
banyak negara di Eropa serta menyebabkan mortalitas pada ikan mas
dan ikan mas koi.
• Mortalitas yang disebabkan oleh infeksi dengan CEV di New Caledonia
menunjukkan virulensi CEV pada ikan mas koi, dan penyebaran infeksi
dan mortalitas yang disebabkan oleh CEV pada peternakan ikan mas koi
di China menimbulkan dampak yang signifikan.
• Negara Anggota didorong untuk menginvestigasi mortalitas dan
morbiditas pada ikan mas, untuk menekankan pemahaman yang lebih
baik mengenai virus adalah esensial untuk upaya pengendalian
kemungkinan penyebarannya dan dampak terhadap populasi ikan mas.
• Deteksi infeksi dengan CEV harus dilaporkan ke WOAG sebagai ‘emerging
disease’, sesuai dengan Artikel 1.1.4. Aquatic Code.
Infeksi dengan carp edema virus (CEV)
• Infeksi dengan Carpedema virus (CEV) ditemukan sebagai agen
patogen penyebab kematian yang parah pada ikan mas dewasa liar
(Cyprinus carpio) di Italia pada pertengahan Juni 2020 (Marsella et
al., 2021);
• Selama wabah dan kejadian kematian masal pada populasi ikan mas
liar di danau Swartout, Minnesota, Amerika Serikat, ditemukan
kandungan virus CEV yang tinggi (Tolo et al., 2021);
• Survei untuk menetapkan prevalensi CEV di Jerman mendeteksi
CEV pada 69% populasi ikan mas (Cyprinus carpio) dan 41% populasi
ikan mas koi (varietas dari Cyprinus carpio).
• Sebagian besar sampel yang diambil dari populasi ikan mas atau
mas koi yang terinfeksi secara klinis mengandung kandungan virus
yang tinggi.
Infeksi dengan Entercytozoon hepatopenaei (EHP)
• Laporan tentang dampak ekonomi dan produksi yang signifikan
berkaitan dengan infeksi dengan Entercytozoon hepatopenaei (EHP),
terutama di Asia, telah berlangsung untuk beberapa waktu.
• Begitu juga tercatat bahwa terdapat metoda diagnostik dan bukti
bahwa EHP dapat menyebar lewat perdagangan.
• Infeksi dengan EHP memenuhi definsi penyakit baru muncul
(emerging disease) dan setiap deteksi infeksi dengan EHP harus
dilaporkan ke WOAH sebagai ‘emerging disease”, sesuai dengan
Artikel 1.1.4. Aquatic Code.
• “Technical disease card’ untuk infeksi dengan EHP sedang dalam
pengembangan dan akan dipublikasikan dalam website WOAH.
Sumber: Report of the Meeting of the OIE Aquatic Animal Health Standards
Commission - Virtual Meeting, 24 & 27 January, 16–23 February 2022
Terima kasih!
Ada pertanyaan?
tata.naipospos@gmail.com
tata_naipospos@yahoo.com
www.civas.net

More Related Content

Similar to Aquatic Animal Health Code dan Perkembangan Terkini - Pusat Karantina Ikan, BKIPM, 17 Oktober 2022

PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorUFDK
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Tata Naipospos
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitNeneng Rukmawati
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdfPermenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdftomotomo21
 
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdfPP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdfsusisusyanti
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Tata Naipospos
 
Sni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organikSni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organikAchmad Wahid
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Tata Naipospos
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Tata Naipospos
 
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatanSesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatanMuklis Bat'Rock
 
LAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdfLAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdfposkesbulungan
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
PERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptx
PERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptxPERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptx
PERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptxssuser64278c
 
498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdf
498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdf498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdf
498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdfImeldaSudarmadji
 

Similar to Aquatic Animal Health Code dan Perkembangan Terkini - Pusat Karantina Ikan, BKIPM, 17 Oktober 2022 (20)

PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
 
Permenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 50 Tahun 2017.pdf
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdfPermenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
 
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdfPP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
 
Sni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organikSni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organik
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
Mengapa Suatu Negara Memerlukan Veterinary Statutory Body (VSB)? - Forum Disk...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
 
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatanSesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
Sesi 2 undang undang RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
 
LAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdfLAFKI Slide FKTP presentation.pdf
LAFKI Slide FKTP presentation.pdf
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
PERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptx
PERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptxPERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptx
PERTEMUAN PERSIAPAN KEGIATAN SKAMRT.pptx
 
498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdf
498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdf498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdf
498116869-Gabungan-KIE-2020-PKRT-Rev-1.pdf
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
 

More from Tata Naipospos

Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Tata Naipospos
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Tata Naipospos
 
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
 
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
Kajian singkat importasi sapi dari Spanyol dan Chili - Direktorat Kesehatan H...
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Aquatic Animal Health Code dan Perkembangan Terkini - Pusat Karantina Ikan, BKIPM, 17 Oktober 2022

  • 1. Aquatic Animal Health Code dan Perkembangan Terkini Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Epidemiolog Veteriner Pusat Karantina Ikan, BKKPIM, KKP Jakarta, 17 Oktober 2022
  • 4. Pentingnya hewan akuatik • Saat ini, hewan akuatik adalah sumber protein utama bagi miliaran orang di seluruh dunia, dan permintaan diperkirakan akan terus meningkat. • Untuk memenuhi permintaan ini, produksi hewan akuatik perlu naik dua kali lipat pada 2050, dengan sebagian pertumbuhannya berasal dari akuakultur. • Penyakit hewan akuatik mengancam pertumbuhan berkelanjutan dari sektor akuakultur dan, akibatnya dapat mengancam suplai pangan. • Ancaman ini menyebar dan membutuhkan tindakan terkoordinasi dari Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal Health/WOAH, didirikan sebagai OIE) dan Negara Anggotanya, bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan hewan akuatik di seluruh dunia. Sumber: Aquatic animals - WOAH - World Organisation for Animal Health
  • 5. Akuakultur global Lebih dari 500 spesies hewan akuatik diternakkan Akuakultur sangat beragam 70% produksi adalah skala kecil, subsisten dan berdasarkan spesies ikan mas dan tilapia Sektor pangan yang paling cepat bertumbuh di dunia (~6% per tahun)) Protein akuatik komoditi pangan yang paling tinggi diperdagangkan Sektor penghasil pangan, nutrisi, pendapatan, penghidupan untuk 100 juta orang Sumber: The OIE Aquatic Animal Health Strategy (2021)
  • 6. Akuakultur di Indonesia • Perikanan tangkap secara tradisionil menjadi kontributor utama ikan dan makanan laut. • Pertumbuhan perikanan tangkap nyata lebih lambat dibandingkan akuakultur. • Akuakultur mengalami rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan 13,7% selama periode 2011-2014, sementara perikanan tangkap tumbuh 2,8% selama periode yang sama. • Pada periode 2015-2020. diperkirakan akuakultur akan tumbuh 3,7%, sedangkan perikanan tangkap stagnan pada 0,4% dalam periode yang sama. • Dengan permintaan global makanan laut menurun, produksi akuakultur diharapkan akan berperan lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan perikanan tangkap di masa depan. Akuakultur Perikanan tangkap Sumber: OECD-FAO Agricultural Outlook Produksi perikanan tangkap vs akuakultur (‘000 ton)
  • 7. Tata Kelola yang baik • Program kesehatan hewan akuatik sangat penting untuk memastikan sistim produksi yang berkelanjutan. • Dokter hewan, profesional kesehatan hewan akuatik, dan aktor lainnya berperan penting dalam memastikan produksi hewan akuatik yang tidak membahayakan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik dan juga produk hewan akuatik yang aman untuk dikonsumsi manusia dan disertifikasi secara tepat untuk memenuhi persyaratan perdagangan internasional. • WOAH terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tata Kelola yang baik (good governance) dari ‘Veterinary Services’ (VS) dan ‘Aquatic Animal Health Services’ (AAHS) (baik pemerintah dan sektor swasta). Sumber: Aquatic animals - WOAH - World Organisation for Animal Health
  • 8. Tren Kesehatan hewan akuatik …konsekuensi dari penyakit hewan akuatik lebih besar dari sebelumnya • Penyakit hewan akuatik menyebabkan: • hancurnya sumber daya perikanan (misal: abalone, sarden) • rusak atau hancurnya produktivitas peternakan (misal: OsHV-1, WSD) • rusaknya biodiversitas (misal: crayfish plague, chytrid fungus pada katak) • rusaknya ekonomi (misal: AHPND, ISA). *Implementasi standar-standar WOAH* • Trends Sumber statistik: FAO Status of Fisheries and Aquaculture 2014.
  • 9. WOAH Animal Health Aquatic Code Kriteria untuk bebas penyakit Kondisi untuk perdagangan Kualitas Sistim Kesehatan Hewan Akuatik (AAHS) Transportasi ikan budidaya Zoning & kompartementalisasi Prosedur disposal untuk limbah hewan akuatik ‘Stunning’ dan ‘killing’ ikan budidaya untuk konsumsi manusia Pedoman analisa risiko Model sertifikat ekspor Kewajiban pelaporan penyakit Penggunaan agen antimikrobial yang bertanggung jawab dan hati-hati Daftar penyakit OIE Surveilans penyakit
  • 11. Latar belakang revisi ‘glossary’ • Di banyak negara, ada lebih dari satu otoritas pemerintah yang bertanggung jawab mengimplementasikan standar-standar Terrestrial atau Aquatic Code. • Istilah ‘Competent Authority’ dimaksudkan berlaku untuk otoritas pemerintah manapun dengan sejumlah tanggung jawab dalam mengimplementasikan standar-standar WOAH. • Revisi definisi GLOSSARY dilakukan sebagai tanggapan terhadap komentar umum dari Negara Anggota yang meminta klarifikasi mengenai tanggung jawab dan interaksi antara organisasi yang berbeda dalam perannya sebagai: • ‘Competent Authority’; • ‘Veterinary Authority’; dan • ‘Aquatic Animal Health Services’. • Otoritas kompeten adalah istilah utama yang digunakan dalam Aquatic Code dan hal ini juga merefleksikan fakta bahwa Otoritas Veteriner sendiri tidak selalu menjadi Otoritas Kompeten yang bertanggung jawab dalam mengimplementasikan standar-standar yang spesifik dari Aquatic Code.
  • 12. Definisi GLOSSARY: Otoritas Kompeten • 2021 – COMPETENT AUTHORITY • berarti Otoritas Veteriner atau Otoritas Pemerintah lainnya dari Negara Anggota yang memiliki tanggung jawab dan kompetensi untuk memastikan atau mengawasi tindakan- tindakan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik, sertifikasi kesehatan internasional dan standar serta rekomendasi lainnya dalam Aquatic Code di seluruh wilayah negara. • 2022 – COMPETENT AUTHORITY • berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota yang memiliki tanggung jawab di seluruh atau sebagian wilayah untuk penerapan standar tertentu dari Aquatic Code.
  • 13. Definisi GLOSSARY: Otoritas Veteriner • 2021 – VETERINARY AUTHORITY • berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota, yang terdiri dari dokter hewan, profesional dan para-profesional lainnya, yang memiliki tanggung jawab dan kompetensi untuk memastikan atau mengawasi pelaksanaan tindakan-tindakan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik, sertifikasi kesehatan hewan akuatik internasional dan standar dan rekomendasi lainnya dalam Aquatic Code di seluruh wilayah negara. • 2022 – VETERINARY AUTHORITY • berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota yang memiliki tanggung jawab utama di seluruh wilayah negara untuk mengkoordinasikan pelaksanaan standar Aquatic Code oleh Otoritas Kompeten.
  • 14. Definisi GLOSSARY : AAHS • 2021 – AQUATIC ANIMAL HEALTH SERVICES • berarti organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang menerapkan tindakan-tindakan kesehatan dan kesejahteraan hewan dan standar dan rekomendasi lainnya dalam Aquatic Code di seluruh wilayah negara. AAHS berada di bawah kendali Otoritas Kompeten. Organisasi sektor swasta, dokter hewan atau profesional kesehatan hewan akuatik biasanya diakreditasi atau disetujui oleh Otoritas Kompeten untuk memberikan fungsi-fungsi yang didelegasikan. • 2022 – AQUATIC ANIMAL HEALTH SERVICES • berarti kombinasi dari individu dan organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang melakukan kegiatan untuk melaksanakan standar-standar Aquatic Code.
  • 15. Latar belakang revisi ‘glossary’ • Revisi definisi GLOSSARY dilakukan untuk; • ‘Basic biosecurity conditions’: • ‘Biosecurity plan’; • ‘Early detection system’; dan • ‘Passive surveillance’ (definisi glossary baru). • Revisi ini dimaksudkan untuk memastikan keselarasan dengan revisi pada Bab 1.4. Aquatic Animal Health Surveillance. • Sebagai tanggapan terhadap Negara Anggota yang meminta lebih banyak panduan dan kejelasan tentang jenis dan sumber informasi yang akan menjadi bagian dari sistim surveilans pasif.
  • 16. Persyaratan biosekuriti dasar • 2021 – BASIC BIOSECURITY CONDITIONS • berarti serangkaian persyaratan minimum, seperti yang dijelaskan dalam Artikel 1.4.6., diperlukan untuk memastikan biosekuriti untuk suatu penyakit yang spesifik, di suatu negara, zona atau kompartemen, yang harus mencakup: a) notifikasi wajib dari penyakit atau kecurigaan terhadap penyakit ke Otoritas Kompeten; dan b) sistim deteksi dini; dan c) Persyaratan untuk mencegah introduksi agen patogen ke dalam suatu negara, zona atau kompartemen bebas, atau menyebar di dalam atau dari zona terinfeksi dan zona proteksi, sesuai dengan Bab spesifik penyakit yang relevan. • 2022 - BASIC BIOSECURITY CONDITIONS • Berarti serangkaian persyaratan minimum, seperti yang dijelaskan dalam Artikel 1.4.6., diperlukan untuk memastikan biosekuriti untuk suatu penyakit tertentu, di suatu negara, zona atau kompartemen.
  • 17. Rencana biosekuriti • 2020 – BIOSECURITY PLAN • berarti dokumen yang mengidentifikasi jalur potensial untuk introduksi agen patogen ke dalam, atau menyebar di antara, atau keluar dari, suatu zona, kompartemen atau unit usaha akuakultur dan menjelaskan tindakan-tindakan untuk memitigasi risiko yang diidentifikasi, sesuai dengan rekomendasi dalam Bab 4.1.. • 2021 - BIOSECURITY PLAN • berarti dokumen yang mengidentifikasi jalur potensial untuk introduksi agen patogen ke dalam, atau menyebar di antara, atau keluar dari, suatu zona, kompartemen atau unit usaha akuakultur dan menjelaskan tindakan-tindakan untuk memitigasi risiko yang diidentifikasi, sesuai dengan rekomendasi dalam Aquatic Code.
  • 18. Sistim deteksi dini • 2021 – EARLY DETECTION SYSTEM • berarti suatu sistim yang efisien untuk memastikan pengenalan yang cepat dari gejala-gejala yang mencurigakan dari: • penyakit yang ada dalam daftar (listed diseases), atau • penyakit baru muncul (emerging disease), atau • mortalitas yang tidak bisa dijelaskan, • pada hewan akuatik di unit usaha akuakultur atau hewan akuatik liar, dan kejadian ini dikomunikasikan dengan cepat ke Otoritas Kompeten, dengan tujuan mengaktivasi investigasi oleh AAHS dengan penundaan minimal. • Sistim tersebut harus meliputi karakteristik sebagai berikut: (lihat slide berikut)
  • 19. Sistim deteksi dini (lanjutan) a) kesadaran yang luas, misal di antara personil yang dipekerjakan di unit usaha akuakultur atau terlibat dalam pengolahan, mengenai gejala karakteristik dari penyakit yang ada dalam daftar dan ‘emerging disease’; b) dokter hewan atau profesional kesehatan hewan akuatik dilatih untuk mengenali dan melaporkan kecurigaan terhadap penyakit yang mencurigakan; c) kemampuan AAHS untuk melakukan investigasi penyakit yang cepat dan efektif berdasarkan rantai komando nasional (national chain of command); d) Akses oleh AAHS ke laboratorium dengan fasilitas untuk mendiagnosa dan membedakan penyakit yang ada dalam daftar dan ‘emerging disease’; e) Kewajiban legal dokter hewan swasta atau profesional kesehatan hewan akuatik untuk melaporkan penyakit yang mencurigakan ke Otoritas Kompeten.
  • 20. Sistim deteksi dini (lanjutan) • 2022 – EARLY DETECTION SYSTEM • berarti suatu sistem, seperti yang dijelaskan dalam Artikel 1.4.7., yang memastikan pengenalan yang cepat dari gejala-gejala yang mencurigakan dari: • penyakit yang ada dalam daftar (listed diseases), atau • penyakit baru muncul (emerging disease), atau • mortalitas yang tidak bisa dijelaskan, pada hewan akuatik di unit usaha akuakultur atau hewan akuatik liar, dan kejadian ini dikomunikasikan dengan cepat ke Otoritas Kompeten, dengan tujuan mengaktivasi investigasi oleh AAHS dengan penundaan minimal.
  • 21. Surveilans pasif • 2021 – Tidak ada definisi • 2022 - PASSIVE SURVEILLANCE • berarti surveilans Kesehatan hewan akuatik secara khusus berdasarkan: • pengamatan gejala-gejala klinis atau perilaku (behavioural) dari penyakit, atau • penilaian terhadap kematian atau data produksi, yang dihasilkan oleh sistim deteksi dini (early detection system) atau dari informasi lain yang tersedia untuk Otoritas Kompeten.
  • 23. Penyakit daftar WOAH 2021 • Infeksi dengan Aphanomyces invadans (epizootic ulcerative syndrome) • Infeksi dengan epizootic haematopoietic necrosis virus • Infeksi dengan Gyrodactylus salaris • Infeksi dengan HPR-deleted atau HPR0 infectious salmon anaemia virus • Infeksi dengan infectious haematopoietic necrosis virus • Infeksi dengan koi herpesvirus • Infeksi dengan red sea bream iridovirus • Infeksi dengan salmonid alphavirus • Infeksi dengan spring viraemia carp virus • Infeksi dengan viral haemorrhagic septicaemia virus. 2022 (ada satu baru) • Infeksi dengan Aphanomyces invadans (epizootic ulcerative syndrome) • Infeksi dengan epizootic haematopoietic necrosis virus • Infeksi dengan Gyrodactylus salaris • Infeksi dengan HPR-deleted atau HPR0 infectious salmon anaemia virus • Infeksi dengan infectious haematopoietic necrosis virus • Infeksi dengan koi herpesvirus • Infeksi dengan red sea bream iridovirus • Infeksi dengan salmonid alphavirus • Infeksi dengan spring viraemia carp virus • Infeksi dengan tilapia lake virus • Infeksi dengan viral haemorrhagic septicaemia virus
  • 24. Mengapa TiLV masuk daftar WOAH? • Penyakit Tilapia (TiLV) telah dilaporkan di Bangladesh, Taiwan, Colombia, Ekuador, Mesir, India, Indonesia, Israel, Malaysia, Mexico, Peru, Filippina, Tanzania, Thailand, Uganda dan Amerika Serikat. • Network of Aquaculture Centre in Asia–Pacific (NACA) juga telah memiliki persyaratan notifikasi untuk infeksi dengan TiLV dan data menunjukkan distribusi yang sama di wilayahnya, seperti yang dilaporkan ke WOAH. • Meskipun ada pemisahan geografis, strain sangat homologous, menunjukkan adanya hubungan epidemiologis dan penyebaran internasional.
  • 25. • Ikan nila (tilapia) adalah kelompok ikan budidaya yang terpenting setelah ikan mas. • Produksi global ikan nila, terutama Oreochromis niloticus, diperkirakan mencapai 4,5 juta metrik ton (FAO data). • Budidaya terjadi terutama di negara-negara tropis dan subtropis meskipun beberapa produksi dalam sistim resirkulasi telah dimulai di wilayah lain. • O. niloticus pertama kali diperkenalkan ke negara- negara berkembang untuk mendukung pertanian subsisten. Namun, produksi komersial skala besar sekarang menjadi penting.
  • 26. Infeksi dengan Tilapia Lake Virus (TiLV) • Virus mirip orthomyxo baru, dinamai tilapia lake virus (TiLV), telah diidentifikasi sebagai penyebab kematian masal ikan nila (Eyngor et al., 2014) di peternakan dan lingkungan liar. • Virus diklasifikasi ke dalam famili Amnoonviridae, genus Tilapinevirus dan diberi nama spesies tilapian tilapinevirus (ICTV, 2018). • Cakupan inang tidak diketahui dengan pasti tetapi beberapa spesies tilapines diketahui rentan (Eyngor et al., 2014; Waiyamitra et al., 2021) dan gurami raksasa (Osphronemus goramy) telah menunjukkan bukti kerentanan (Jaemwimol et al., 2018). • TiLV juga telah terdeteksi pada spesies lain, namun tanpa gejala klinis (Piamsomboom et al., 2021). • Tidak ada pengobatan untuk infeksi dengan TiLV meskipun ada vaksin yang sedang dikembangkan (Zeng et al., 2021; Mai et al., 2022).
  • 27. Penyebaran internasional • Secara historis, ikan nila hidup telah diperdagangkan secara internasional untuk membangun populasi untuk produksi di daerah baru, dan perdagangan luas ikan nila hidup terus berlanjut. • Pendorong perdagangan internasional saat ini adalah penyebaran strain genetik yang ditingkatkan (improved genetic strain). • Produk ikan nila diperdagangkan secara internasional dan sementara risiko penularan dengan beberapa jenis produk mungkin bisa terjadi, akan tetapi risiko spesifik produk belum dipertimbangkan (Castañeda et al., 2020). • Mengingat bukti penyebaran dan distribusi yang luas dari ikan nila (Asia, Afrika dan Amerika selatan), penyebaran internasional kemungkinan besar terjadi.
  • 29. Penyakit baru muncul (emerging disease) • GLOSSARY: PENYAKIT BARU MUNCUL (EMERGING DISEASE) • berarti penyakit, selain yang ada di daftar, yang memiliki dampak signifikan terhadap hewan akuatik atau kesehatan masyarakat yang dihasilkan dari: a) perubahan agen patogen yang diketahui atau penyebarannya ke area geografik atau spesies baru; atau b) suatu agen patogen yang baru diketahui atau dicurigai. Sumber: Aquatic Animal Health Code (2022)
  • 30. Infeksi dengan carp edema virus (CEV) • Informasi ilmiah baru mengenai infeksi dengan carp edema virus (CEV) dan dilaporkan infeksi ini telah menyebar dari wilayah Asia-Pasifik ke banyak negara di Eropa serta menyebabkan mortalitas pada ikan mas dan ikan mas koi. • Mortalitas yang disebabkan oleh infeksi dengan CEV di New Caledonia menunjukkan virulensi CEV pada ikan mas koi, dan penyebaran infeksi dan mortalitas yang disebabkan oleh CEV pada peternakan ikan mas koi di China menimbulkan dampak yang signifikan. • Negara Anggota didorong untuk menginvestigasi mortalitas dan morbiditas pada ikan mas, untuk menekankan pemahaman yang lebih baik mengenai virus adalah esensial untuk upaya pengendalian kemungkinan penyebarannya dan dampak terhadap populasi ikan mas. • Deteksi infeksi dengan CEV harus dilaporkan ke WOAG sebagai ‘emerging disease’, sesuai dengan Artikel 1.1.4. Aquatic Code.
  • 31. Infeksi dengan carp edema virus (CEV) • Infeksi dengan Carpedema virus (CEV) ditemukan sebagai agen patogen penyebab kematian yang parah pada ikan mas dewasa liar (Cyprinus carpio) di Italia pada pertengahan Juni 2020 (Marsella et al., 2021); • Selama wabah dan kejadian kematian masal pada populasi ikan mas liar di danau Swartout, Minnesota, Amerika Serikat, ditemukan kandungan virus CEV yang tinggi (Tolo et al., 2021); • Survei untuk menetapkan prevalensi CEV di Jerman mendeteksi CEV pada 69% populasi ikan mas (Cyprinus carpio) dan 41% populasi ikan mas koi (varietas dari Cyprinus carpio). • Sebagian besar sampel yang diambil dari populasi ikan mas atau mas koi yang terinfeksi secara klinis mengandung kandungan virus yang tinggi.
  • 32. Infeksi dengan Entercytozoon hepatopenaei (EHP) • Laporan tentang dampak ekonomi dan produksi yang signifikan berkaitan dengan infeksi dengan Entercytozoon hepatopenaei (EHP), terutama di Asia, telah berlangsung untuk beberapa waktu. • Begitu juga tercatat bahwa terdapat metoda diagnostik dan bukti bahwa EHP dapat menyebar lewat perdagangan. • Infeksi dengan EHP memenuhi definsi penyakit baru muncul (emerging disease) dan setiap deteksi infeksi dengan EHP harus dilaporkan ke WOAH sebagai ‘emerging disease”, sesuai dengan Artikel 1.1.4. Aquatic Code. • “Technical disease card’ untuk infeksi dengan EHP sedang dalam pengembangan dan akan dipublikasikan dalam website WOAH. Sumber: Report of the Meeting of the OIE Aquatic Animal Health Standards Commission - Virtual Meeting, 24 & 27 January, 16–23 February 2022