Aquatic Animal Health Code dan Perkembangan Terkini - Pusat Karantina Ikan, BKIPM, 17 Oktober 2022
1. Aquatic Animal
Health Code dan
Perkembangan
Terkini
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Epidemiolog Veteriner
Pusat Karantina Ikan, BKKPIM, KKP
Jakarta, 17 Oktober 2022
4. Pentingnya hewan akuatik
• Saat ini, hewan akuatik adalah sumber protein utama bagi miliaran
orang di seluruh dunia, dan permintaan diperkirakan akan terus
meningkat.
• Untuk memenuhi permintaan ini, produksi hewan akuatik perlu naik
dua kali lipat pada 2050, dengan sebagian pertumbuhannya berasal dari
akuakultur.
• Penyakit hewan akuatik mengancam pertumbuhan berkelanjutan dari
sektor akuakultur dan, akibatnya dapat mengancam suplai pangan.
• Ancaman ini menyebar dan membutuhkan tindakan terkoordinasi dari
Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal
Health/WOAH, didirikan sebagai OIE) dan Negara Anggotanya, bekerja
sama dengan pemangku kepentingan terkait, untuk melindungi dan
meningkatkan kesehatan hewan akuatik di seluruh dunia.
Sumber: Aquatic animals - WOAH - World Organisation for Animal Health
5. Akuakultur global
Lebih dari 500 spesies
hewan akuatik diternakkan
Akuakultur sangat
beragam
70% produksi adalah skala
kecil, subsisten dan
berdasarkan spesies ikan
mas dan tilapia
Sektor pangan yang
paling cepat bertumbuh
di dunia (~6% per tahun))
Protein akuatik komoditi
pangan yang paling tinggi
diperdagangkan
Sektor penghasil pangan, nutrisi,
pendapatan, penghidupan untuk
100 juta orang
Sumber: The OIE Aquatic Animal Health Strategy (2021)
6. Akuakultur di Indonesia
• Perikanan tangkap secara tradisionil menjadi
kontributor utama ikan dan makanan laut.
• Pertumbuhan perikanan tangkap nyata lebih
lambat dibandingkan akuakultur.
• Akuakultur mengalami rata-rata tingkat
pertumbuhan tahunan 13,7% selama periode
2011-2014, sementara perikanan tangkap
tumbuh 2,8% selama periode yang sama.
• Pada periode 2015-2020. diperkirakan
akuakultur akan tumbuh 3,7%, sedangkan
perikanan tangkap stagnan pada 0,4% dalam
periode yang sama.
• Dengan permintaan global makanan laut
menurun, produksi akuakultur diharapkan akan
berperan lebih besar secara signifikan
dibandingkan dengan perikanan tangkap di
masa depan.
Akuakultur Perikanan tangkap
Sumber: OECD-FAO Agricultural Outlook
Produksi perikanan tangkap vs
akuakultur (‘000 ton)
7. Tata Kelola yang baik
• Program kesehatan hewan akuatik sangat penting untuk
memastikan sistim produksi yang berkelanjutan.
• Dokter hewan, profesional kesehatan hewan akuatik, dan aktor
lainnya berperan penting dalam memastikan produksi hewan
akuatik yang tidak membahayakan kesehatan dan kesejahteraan
hewan akuatik dan juga produk hewan akuatik yang aman untuk
dikonsumsi manusia dan disertifikasi secara tepat untuk
memenuhi persyaratan perdagangan internasional.
• WOAH terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan
perlunya tata Kelola yang baik (good governance) dari ‘Veterinary
Services’ (VS) dan ‘Aquatic Animal Health Services’ (AAHS) (baik
pemerintah dan sektor swasta).
Sumber: Aquatic animals - WOAH - World Organisation for Animal Health
8. Tren Kesehatan hewan akuatik
…konsekuensi dari penyakit hewan akuatik lebih besar
dari sebelumnya
• Penyakit hewan akuatik menyebabkan:
• hancurnya sumber daya perikanan (misal: abalone, sarden)
• rusak atau hancurnya produktivitas peternakan (misal:
OsHV-1, WSD)
• rusaknya biodiversitas (misal: crayfish plague, chytrid fungus
pada katak)
• rusaknya ekonomi (misal: AHPND, ISA).
*Implementasi standar-standar WOAH*
• Trends
Sumber statistik: FAO Status of Fisheries and Aquaculture 2014.
9. WOAH Animal Health Aquatic Code
Kriteria untuk bebas
penyakit
Kondisi untuk
perdagangan
Kualitas Sistim Kesehatan
Hewan Akuatik (AAHS)
Transportasi ikan budidaya
Zoning & kompartementalisasi
Prosedur disposal
untuk limbah hewan
akuatik
‘Stunning’ dan ‘killing’ ikan
budidaya untuk konsumsi
manusia
Pedoman
analisa risiko
Model sertifikat ekspor
Kewajiban pelaporan
penyakit
Penggunaan agen
antimikrobial yang
bertanggung jawab
dan hati-hati
Daftar penyakit OIE
Surveilans penyakit
11. Latar belakang revisi ‘glossary’
• Di banyak negara, ada lebih dari satu otoritas pemerintah yang bertanggung
jawab mengimplementasikan standar-standar Terrestrial atau Aquatic Code.
• Istilah ‘Competent Authority’ dimaksudkan berlaku untuk otoritas pemerintah
manapun dengan sejumlah tanggung jawab dalam mengimplementasikan
standar-standar WOAH.
• Revisi definisi GLOSSARY dilakukan sebagai tanggapan terhadap komentar
umum dari Negara Anggota yang meminta klarifikasi mengenai tanggung
jawab dan interaksi antara organisasi yang berbeda dalam perannya sebagai:
• ‘Competent Authority’;
• ‘Veterinary Authority’; dan
• ‘Aquatic Animal Health Services’.
• Otoritas kompeten adalah istilah utama yang digunakan dalam Aquatic Code
dan hal ini juga merefleksikan fakta bahwa Otoritas Veteriner sendiri tidak
selalu menjadi Otoritas Kompeten yang bertanggung jawab dalam
mengimplementasikan standar-standar yang spesifik dari Aquatic Code.
12. Definisi GLOSSARY: Otoritas Kompeten
• 2021 – COMPETENT AUTHORITY
• berarti Otoritas Veteriner atau Otoritas Pemerintah lainnya
dari Negara Anggota yang memiliki tanggung jawab dan
kompetensi untuk memastikan atau mengawasi tindakan-
tindakan kesehatan dan kesejahteraan hewan akuatik,
sertifikasi kesehatan internasional dan standar serta
rekomendasi lainnya dalam Aquatic Code di seluruh wilayah
negara.
• 2022 – COMPETENT AUTHORITY
• berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota yang
memiliki tanggung jawab di seluruh atau sebagian wilayah
untuk penerapan standar tertentu dari Aquatic Code.
13. Definisi GLOSSARY: Otoritas Veteriner
• 2021 – VETERINARY AUTHORITY
• berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota, yang terdiri dari
dokter hewan, profesional dan para-profesional lainnya, yang
memiliki tanggung jawab dan kompetensi untuk memastikan atau
mengawasi pelaksanaan tindakan-tindakan kesehatan dan
kesejahteraan hewan akuatik, sertifikasi kesehatan hewan akuatik
internasional dan standar dan rekomendasi lainnya dalam Aquatic
Code di seluruh wilayah negara.
• 2022 – VETERINARY AUTHORITY
• berarti Otoritas Pemerintah dari Negara Anggota yang memiliki
tanggung jawab utama di seluruh wilayah negara untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan standar Aquatic Code oleh
Otoritas Kompeten.
14. Definisi GLOSSARY : AAHS
• 2021 – AQUATIC ANIMAL HEALTH SERVICES
• berarti organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang
menerapkan tindakan-tindakan kesehatan dan kesejahteraan
hewan dan standar dan rekomendasi lainnya dalam Aquatic
Code di seluruh wilayah negara. AAHS berada di bawah kendali
Otoritas Kompeten. Organisasi sektor swasta, dokter hewan
atau profesional kesehatan hewan akuatik biasanya diakreditasi
atau disetujui oleh Otoritas Kompeten untuk memberikan
fungsi-fungsi yang didelegasikan.
• 2022 – AQUATIC ANIMAL HEALTH SERVICES
• berarti kombinasi dari individu dan organisasi pemerintah dan
non-pemerintah yang melakukan kegiatan untuk melaksanakan
standar-standar Aquatic Code.
15. Latar belakang revisi ‘glossary’
• Revisi definisi GLOSSARY dilakukan untuk;
• ‘Basic biosecurity conditions’:
• ‘Biosecurity plan’;
• ‘Early detection system’; dan
• ‘Passive surveillance’ (definisi glossary baru).
• Revisi ini dimaksudkan untuk memastikan keselarasan dengan revisi
pada Bab 1.4. Aquatic Animal Health Surveillance.
• Sebagai tanggapan terhadap Negara Anggota yang meminta lebih
banyak panduan dan kejelasan tentang jenis dan sumber informasi
yang akan menjadi bagian dari sistim surveilans pasif.
16. Persyaratan biosekuriti dasar
• 2021 – BASIC BIOSECURITY CONDITIONS
• berarti serangkaian persyaratan minimum, seperti yang dijelaskan dalam
Artikel 1.4.6., diperlukan untuk memastikan biosekuriti untuk suatu
penyakit yang spesifik, di suatu negara, zona atau kompartemen, yang
harus mencakup:
a) notifikasi wajib dari penyakit atau kecurigaan terhadap penyakit ke
Otoritas Kompeten; dan
b) sistim deteksi dini; dan
c) Persyaratan untuk mencegah introduksi agen patogen ke dalam suatu
negara, zona atau kompartemen bebas, atau menyebar di dalam atau
dari zona terinfeksi dan zona proteksi, sesuai dengan Bab spesifik
penyakit yang relevan.
• 2022 - BASIC BIOSECURITY CONDITIONS
• Berarti serangkaian persyaratan minimum, seperti yang dijelaskan dalam
Artikel 1.4.6., diperlukan untuk memastikan biosekuriti untuk suatu
penyakit tertentu, di suatu negara, zona atau kompartemen.
17. Rencana biosekuriti
• 2020 – BIOSECURITY PLAN
• berarti dokumen yang mengidentifikasi jalur potensial untuk
introduksi agen patogen ke dalam, atau menyebar di antara, atau
keluar dari, suatu zona, kompartemen atau unit usaha akuakultur
dan menjelaskan tindakan-tindakan untuk memitigasi risiko yang
diidentifikasi, sesuai dengan rekomendasi dalam Bab 4.1..
• 2021 - BIOSECURITY PLAN
• berarti dokumen yang mengidentifikasi jalur potensial untuk
introduksi agen patogen ke dalam, atau menyebar di antara, atau
keluar dari, suatu zona, kompartemen atau unit usaha akuakultur
dan menjelaskan tindakan-tindakan untuk memitigasi risiko yang
diidentifikasi, sesuai dengan rekomendasi dalam Aquatic Code.
18. Sistim deteksi dini
• 2021 – EARLY DETECTION SYSTEM
• berarti suatu sistim yang efisien untuk memastikan pengenalan
yang cepat dari gejala-gejala yang mencurigakan dari:
• penyakit yang ada dalam daftar (listed diseases), atau
• penyakit baru muncul (emerging disease), atau
• mortalitas yang tidak bisa dijelaskan,
• pada hewan akuatik di unit usaha akuakultur atau hewan akuatik
liar, dan kejadian ini dikomunikasikan dengan cepat ke Otoritas
Kompeten, dengan tujuan mengaktivasi investigasi oleh AAHS
dengan penundaan minimal.
• Sistim tersebut harus meliputi karakteristik sebagai berikut: (lihat
slide berikut)
19. Sistim deteksi dini (lanjutan)
a) kesadaran yang luas, misal di antara personil yang dipekerjakan di unit
usaha akuakultur atau terlibat dalam pengolahan, mengenai gejala
karakteristik dari penyakit yang ada dalam daftar dan ‘emerging disease’;
b) dokter hewan atau profesional kesehatan hewan akuatik dilatih untuk
mengenali dan melaporkan kecurigaan terhadap penyakit yang
mencurigakan;
c) kemampuan AAHS untuk melakukan investigasi penyakit yang cepat dan
efektif berdasarkan rantai komando nasional (national chain of
command);
d) Akses oleh AAHS ke laboratorium dengan fasilitas untuk mendiagnosa
dan membedakan penyakit yang ada dalam daftar dan ‘emerging disease’;
e) Kewajiban legal dokter hewan swasta atau profesional kesehatan hewan
akuatik untuk melaporkan penyakit yang mencurigakan ke Otoritas
Kompeten.
20. Sistim deteksi dini (lanjutan)
• 2022 – EARLY DETECTION SYSTEM
• berarti suatu sistem, seperti yang dijelaskan dalam Artikel 1.4.7.,
yang memastikan pengenalan yang cepat dari gejala-gejala yang
mencurigakan dari:
• penyakit yang ada dalam daftar (listed diseases), atau
• penyakit baru muncul (emerging disease), atau
• mortalitas yang tidak bisa dijelaskan,
pada hewan akuatik di unit usaha akuakultur atau hewan
akuatik liar, dan kejadian ini dikomunikasikan dengan cepat ke
Otoritas Kompeten, dengan tujuan mengaktivasi investigasi oleh
AAHS dengan penundaan minimal.
21. Surveilans pasif
• 2021 – Tidak ada definisi
• 2022 - PASSIVE SURVEILLANCE
• berarti surveilans Kesehatan hewan akuatik secara khusus
berdasarkan:
• pengamatan gejala-gejala klinis atau perilaku (behavioural)
dari penyakit, atau
• penilaian terhadap kematian atau data produksi,
yang dihasilkan oleh sistim deteksi dini (early detection system)
atau dari informasi lain yang tersedia untuk Otoritas Kompeten.
23. Penyakit daftar WOAH
2021
• Infeksi dengan Aphanomyces invadans
(epizootic ulcerative syndrome)
• Infeksi dengan epizootic haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan Gyrodactylus salaris
• Infeksi dengan HPR-deleted atau HPR0
infectious salmon anaemia virus
• Infeksi dengan infectious haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan koi herpesvirus
• Infeksi dengan red sea bream iridovirus
• Infeksi dengan salmonid alphavirus
• Infeksi dengan spring viraemia carp virus
• Infeksi dengan viral haemorrhagic
septicaemia virus.
2022 (ada satu baru)
• Infeksi dengan Aphanomyces invadans
(epizootic ulcerative syndrome)
• Infeksi dengan epizootic haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan Gyrodactylus salaris
• Infeksi dengan HPR-deleted atau HPR0
infectious salmon anaemia virus
• Infeksi dengan infectious haematopoietic
necrosis virus
• Infeksi dengan koi herpesvirus
• Infeksi dengan red sea bream iridovirus
• Infeksi dengan salmonid alphavirus
• Infeksi dengan spring viraemia carp virus
• Infeksi dengan tilapia lake virus
• Infeksi dengan viral haemorrhagic
septicaemia virus
24. Mengapa TiLV masuk daftar WOAH?
• Penyakit Tilapia (TiLV) telah dilaporkan di Bangladesh,
Taiwan, Colombia, Ekuador, Mesir, India, Indonesia, Israel,
Malaysia, Mexico, Peru, Filippina, Tanzania, Thailand, Uganda
dan Amerika Serikat.
• Network of Aquaculture Centre in Asia–Pacific (NACA) juga
telah memiliki persyaratan notifikasi untuk infeksi dengan
TiLV dan data menunjukkan distribusi yang sama di
wilayahnya, seperti yang dilaporkan ke WOAH.
• Meskipun ada pemisahan geografis, strain sangat
homologous, menunjukkan adanya hubungan epidemiologis
dan penyebaran internasional.
25. • Ikan nila (tilapia) adalah kelompok ikan budidaya
yang terpenting setelah ikan mas.
• Produksi global ikan nila, terutama Oreochromis
niloticus, diperkirakan mencapai 4,5 juta metrik ton
(FAO data).
• Budidaya terjadi terutama di negara-negara tropis
dan subtropis meskipun beberapa produksi dalam
sistim resirkulasi telah dimulai di wilayah lain.
• O. niloticus pertama kali diperkenalkan ke negara-
negara berkembang untuk mendukung pertanian
subsisten. Namun, produksi komersial skala besar
sekarang menjadi penting.
26. Infeksi dengan Tilapia Lake Virus (TiLV)
• Virus mirip orthomyxo baru, dinamai tilapia lake virus (TiLV), telah
diidentifikasi sebagai penyebab kematian masal ikan nila (Eyngor et al.,
2014) di peternakan dan lingkungan liar.
• Virus diklasifikasi ke dalam famili Amnoonviridae, genus Tilapinevirus dan
diberi nama spesies tilapian tilapinevirus (ICTV, 2018).
• Cakupan inang tidak diketahui dengan pasti tetapi beberapa spesies
tilapines diketahui rentan (Eyngor et al., 2014; Waiyamitra et al., 2021)
dan gurami raksasa (Osphronemus goramy) telah menunjukkan bukti
kerentanan (Jaemwimol et al., 2018).
• TiLV juga telah terdeteksi pada spesies lain, namun tanpa gejala klinis
(Piamsomboom et al., 2021).
• Tidak ada pengobatan untuk infeksi dengan TiLV meskipun ada vaksin
yang sedang dikembangkan (Zeng et al., 2021; Mai et al., 2022).
27. Penyebaran internasional
• Secara historis, ikan nila hidup telah diperdagangkan secara
internasional untuk membangun populasi untuk produksi di daerah
baru, dan perdagangan luas ikan nila hidup terus berlanjut.
• Pendorong perdagangan internasional saat ini adalah penyebaran
strain genetik yang ditingkatkan (improved genetic strain).
• Produk ikan nila diperdagangkan secara internasional dan sementara
risiko penularan dengan beberapa jenis produk mungkin bisa terjadi,
akan tetapi risiko spesifik produk belum dipertimbangkan (Castañeda
et al., 2020).
• Mengingat bukti penyebaran dan distribusi yang luas dari ikan nila
(Asia, Afrika dan Amerika selatan), penyebaran internasional
kemungkinan besar terjadi.
29. Penyakit baru muncul (emerging disease)
• GLOSSARY: PENYAKIT BARU MUNCUL (EMERGING DISEASE)
• berarti penyakit, selain yang ada di daftar, yang memiliki
dampak signifikan terhadap hewan akuatik atau kesehatan
masyarakat yang dihasilkan dari:
a) perubahan agen patogen yang diketahui atau
penyebarannya ke area geografik atau spesies baru; atau
b) suatu agen patogen yang baru diketahui atau dicurigai.
Sumber: Aquatic Animal Health Code (2022)
30. Infeksi dengan carp edema virus (CEV)
• Informasi ilmiah baru mengenai infeksi dengan carp edema virus (CEV)
dan dilaporkan infeksi ini telah menyebar dari wilayah Asia-Pasifik ke
banyak negara di Eropa serta menyebabkan mortalitas pada ikan mas
dan ikan mas koi.
• Mortalitas yang disebabkan oleh infeksi dengan CEV di New Caledonia
menunjukkan virulensi CEV pada ikan mas koi, dan penyebaran infeksi
dan mortalitas yang disebabkan oleh CEV pada peternakan ikan mas koi
di China menimbulkan dampak yang signifikan.
• Negara Anggota didorong untuk menginvestigasi mortalitas dan
morbiditas pada ikan mas, untuk menekankan pemahaman yang lebih
baik mengenai virus adalah esensial untuk upaya pengendalian
kemungkinan penyebarannya dan dampak terhadap populasi ikan mas.
• Deteksi infeksi dengan CEV harus dilaporkan ke WOAG sebagai ‘emerging
disease’, sesuai dengan Artikel 1.1.4. Aquatic Code.
31. Infeksi dengan carp edema virus (CEV)
• Infeksi dengan Carpedema virus (CEV) ditemukan sebagai agen
patogen penyebab kematian yang parah pada ikan mas dewasa liar
(Cyprinus carpio) di Italia pada pertengahan Juni 2020 (Marsella et
al., 2021);
• Selama wabah dan kejadian kematian masal pada populasi ikan mas
liar di danau Swartout, Minnesota, Amerika Serikat, ditemukan
kandungan virus CEV yang tinggi (Tolo et al., 2021);
• Survei untuk menetapkan prevalensi CEV di Jerman mendeteksi
CEV pada 69% populasi ikan mas (Cyprinus carpio) dan 41% populasi
ikan mas koi (varietas dari Cyprinus carpio).
• Sebagian besar sampel yang diambil dari populasi ikan mas atau
mas koi yang terinfeksi secara klinis mengandung kandungan virus
yang tinggi.
32. Infeksi dengan Entercytozoon hepatopenaei (EHP)
• Laporan tentang dampak ekonomi dan produksi yang signifikan
berkaitan dengan infeksi dengan Entercytozoon hepatopenaei (EHP),
terutama di Asia, telah berlangsung untuk beberapa waktu.
• Begitu juga tercatat bahwa terdapat metoda diagnostik dan bukti
bahwa EHP dapat menyebar lewat perdagangan.
• Infeksi dengan EHP memenuhi definsi penyakit baru muncul
(emerging disease) dan setiap deteksi infeksi dengan EHP harus
dilaporkan ke WOAH sebagai ‘emerging disease”, sesuai dengan
Artikel 1.1.4. Aquatic Code.
• “Technical disease card’ untuk infeksi dengan EHP sedang dalam
pengembangan dan akan dipublikasikan dalam website WOAH.
Sumber: Report of the Meeting of the OIE Aquatic Animal Health Standards
Commission - Virtual Meeting, 24 & 27 January, 16–23 February 2022