1. Peran ‘Performanceof Veterinary
Services' (PVS) dalam Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Hewan Akuatik
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Epidemiolog Veteriner
Perencanaan dan Evaluasi Kegiatan Bidang Kesehatan Ikan Tahun 2022
Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Bogor, 23 Juni 2022
2. Mengapa kesehatan hewan akuatik
(aquaticanimal health) dan Pelayanan
Kesehatan Hewan Akuatik (AquaticAnimal
HealhServices) adalah PENTING bagi kita?
• Produksi hewan akuatik berkembang pesat dan berkontribusi secara signifikan
terhadap nutrisi manusia, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan
berkelanjutan dan ini PENTING untuk mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
• Wabah penyakit adalah ancaman terbesar bagi produksi hewan akuatik secara
global. Ancaman ini dirasakan oleh semua negara dan membutuhkan aksi
kerjasama oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH/OIE) dan negara-
negara anggotanya, bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, untuk
melindungi dan meningkatkan kesehatan hewan akuatik di seluruh dunia.
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
3. Akuakultur dan ketahanan pangan
• AKUAKULTUR adalah sektor produksi pangan yang memiliki pertumbuhan
paling cepat (pertumbuhan tahunan @ 8,4% per tahun sejak 1970).
• Akuakultur menyediakan protein hewani berkualitas tinggi.
• Kesehatan hewan, ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat saling
terkait.
• Untuk mencukupi permintaan global terhadap pangan berbasis protein,
produksi hewan akuatik harus diintensifkan.
• Pengembangan akuakultur membawa risiko penyakit hewan akuatik baru
dan ancaman terhadap lingkungan.
• Penyakit hewan akuatik mewakili hambatan utama bagi produksi akuakultur
yang efisien dan hambatan utama perdagangan internasional.
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
4. Ancaman bagi kesehatan hewan akuatik
dan manusia
• Ada banyak sumber penyakit dan risiko kesehatan lainnya
dalam domain kesehatan hewan akuatik.
• Ancaman terhadap kesehatan hewan akuatik dan manusia
dibagi menjadi:
• Ancaman melalui tindakan yang tidak memadai untuk
mencegah, mendeteksi dan mengendalikan penyakit
hewan akuatik (aquatic animal diseases), dan penggunaan
obat-obatan veteriner yang salah;
• Ancaman melalui perdagangan dan lalu lintas hewan
akuatik dan produk hewan akuatik;
• Ancaman melalui impor hewan akuatik, produk hewan
akuatik, pakan, dan obat-obatan veteriner.
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
5. Standar internasional hewan akuatik
• OIE Aquatic Animal Health Code
• Edisi ke-23, 2021 (diadopsi pada 88th General Session
dari World Assembly of OIE Delegates), termasuk teks
baru dan perubahan pada:
• Glossary;
• Diseases listed by the OIE (Chapter 1.3.);
• Biosecurity for aquaculture establishments (New
Chapter 4.1.);
• Specific chapters on diseases of fish and molluscs
(Infection with infectious salmon anaemiavirus,
infection with spring viraemia of carp virus, infection
with Bonamiaostreae, etc.).
6. PVS Pathway
(PVS = Performance of Veterinary Services)
• PVS Pathway adalah platform pengembangan kapasitas (capacity building
platform) unggulan dari WOAH/OIE untuk peningkatan berkelanjutan dari
Pelayanan Veteriner Nasional (National Veterinary Services) diperkenalkan
pada tahun 2007.
• Siklus ‘PVS Pathway’: menyediakan mekanisme yang kuat untuk perbaikan
berkelanjutan, melalui pendekatan bertahap menggunakan seperangkat alat
dan metoda untuk mengevaluasi, merencanakan, membiayai & memberikan
dukungan bagi Pelayanan Kesehatan Hewan Akuatik (AAHS).
• Alat untuk mengevaluasi Pelayanan Kesehatan Hewan Akuatik (Aquatic
Animal Health Services/AAHS) dikembangkan pada tahun 2013.
• Termasuk dalam strategi WOAH adalah dokumen OIE Strategy on Aquatic
Animal Health yang baru disusun pada tahun 2021 lalu.
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
7. Kaitan AAHC – PVS - AAHS
Aquatic Animal Health Code (Aquatic Code)
menyediakan standar-standar internasional
tentang persyaratan kualitas untuk AAHS dan
untuk evaluasi PVS.
OIE Global Strategy on Aquatic Animal Health,
meningkatkan kesadaran dan training evaluasi PVS
untuk AAHS sebagai kunci dalam memperkuat
negara-negara anggota dalam memahami dan
terlibat dalam kegiatan PVS.
8. Pelayanan Kesehatan Hewan Akuatik
(Aquatic Animal Health Services)
• AQUATIC ANIMAL HEALTH SERVICES (AAHS ) artinya
organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang
menerapkan tindakan-tindakan kesehatan dan
kesejahteraan hewan serta standar dan rekomendasi
lainnya dalam Aquatic Code di teritorialnya.
• AAHS berada di bawah kendali dan arahan secara
menyeluruh dari Otoritas Kompeten (Competent Authority).
• Organisasi sektor swasta, dokter hewan atau profesional
kesehatan hewan akuatik (aquatic animal health
professional) normalnya diakreditasi atau disetujui oleh
Otoritas Kompeten dalam menjalankan fungsi yang
didelegasikan kepada mereka.
9. Strategi OIE dalam Pelayanan
Kesehatan Hewan Akuatik
• OIE Aquatic Animal Health Strategy 2021 – 2015.
• Diumumkan pada “4th Global Conference” di Chili
pada April 2019.
• Dukungan dan masukan dari ‘Aquatic Animals
Commission’ dan seluruh komunitas WOAH/OIE.
• Strategi Akuatik akan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan hewan akuatik di seluruh dunia,
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, dan
ketahanan pangan, sehingga mendukung
pencapaian TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (Sustainable Development Goals)..
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
10. Inspeksi perbatasan (untuk impor), catat, inspeksi dan otorisasi (untuk impor dan nasional)
Produk non-
pangan
Perdagangan
hewan
Produk
medik
Genetik Pakan
hewan
Pangan
manusia
• Kesejahteraan hewan
• Penelusuran
• Zonasi
• Kompartementalisasi
• Perdagangan nasiional
• Perdagangan internasional
• Produk non-pangan
• Produk sampingan
• Limbah
Sertifikasi ekspor
Akuakultur
Pemotongan &
Pemanenan
Pemrosesan & perdagangan
produk asal hewan
Satwa liar
Hewan kesayangan
Eksotik
Epidemik
Endemik
Zoonosis
Penyakit
•Residu
•AMR
•Pencegahan
•Pengendalian
•Pemberantasan
•Catat, inspeksi dan
otorisasi tanaman
•Kesejahteraan hewan
•Inspeksi pemrosesan
Pangan manusia
Kesehatan masyarakat
Kompetensi transversal:
Sumber daya manusia,
fisik dan finansial,
laboratorium, legislasi,
pendidikan (edukasi) dan
interaksi dengan
stakeholder.
OIE PVS
Tool
Aquatic
11. Aquatic Animal Health Code
• AAHC (Aquatic Code) menyediakan standar-standar
untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
hewan akuatik di seluruh dunia.
• Standar-standar ini harus digunakan oleh AAHS untuk
mengatur Tindakan-tindakan untuk pencegahan,
deteksi dini, pelaporan dan pengendalian agen
patogen pada hewan akuatik amfibi, krustasea, ikan
dan moluska).
• Implementasi rekomendasi dalam Aquatic Code
memastikan keamanan perdagangan internasional
hewan akuatik dan produk hewan akuatik, secara
bersamaan menghindari hambatan sanitary yang
tidak dapat dijustifikasi.
12. PVS Tool Aquatic (edisi ke-2, 2021)
• PVS Tool Aquatic edisi ke-2, 2021 merupakan
pengembangan dari PVS Tool Aquatic edisi ke-1, 2013.
• PVS Tool Aquatic selaras dengan ‘PVS (Terrestrial)
Evaluation Tool’ (edisi ke-7, 2019).
• Dibandingkan dengan edisi 2013, edisi 2021 lebih jelas
dalam kategorisasi dan definisi ‘CRITICAL COMPETENCIES’
(CCs).
• Cakupan yang telah ditingkatkan, seperti:
• Resistensi antimikroba (AMR-AMU);
• Pendekatan ‘One Health’;
• Reduksi ancaman biologi (biothreat reduction);
• Biosekuriti;
• Investigasi penyakit;
• Perdagangan domestik; dan
• Kemitraan pemerintah dan swasta (Public Private
Partnership/PPP).
13. Performance of Veterinary Services (PVS) Pathway
• Proses yang komprehensif, multi tahap untuk
perencanaan berkelanjutan dan peningkatan kapasitas
AAHS.
• Mendukung kepatuhan yang lebih besar dengan
standar-standar kesehatan hewan internasional
WOAH.
• Setiap langkah sesuai dengan aktivitas pengembangan
kapasitas (capacity-building).
• Proses sukarela (voluntary), digerakkan oleh negara
(country driven) yang menargetkan sistim/sumberdaya
internal untuk keberlanjutan (sustainability).
• Banyak negara yang telah melakukan PVS – 140
negara, lebih dari 400 laporan.
14. Pendekatan PVS OIE
• Evaluasi eksternal yang independen (obyektivitas)
• ‘Expert’ di training dan disertifikasi oleh WOAH/OIE;
• Sesuai dengan konteksnya.
• Untuk menilai:
• Kepatuhan terhadap standar-standar OIE;
• Kekuatan / kelemahan
• Kesenjangan (gap) / area untuk perbaikan.
• Bukan merupakan audit atau inspeksi.
• Diakui oleh donor internasional.
• Properti negara (kerahasiaan hasil).
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
15. Mengapa ada perbedaan pelaksanaan PVS
Pathway antara hewan darat dan hewan akuatik?
• Pengetahuan yang rendah tentang adanya ‘OIE PVS Tool: Aquatic’.
• Tanggung jawab kesehatan hewan akuatik seringkali tidak di
Kementerian atau Otoritas yang sama dengan ‘OIE Delegate’.
• Pengetahuan atau minat yang kurang dari ‘OIE Delegate’.
• Banyak negara memiliki regulasi yang terbatas dalam kesehatan
hewan akuatik dan kapasitas diagnostik yang buruk, sehingga tidak
mengetahui bagaimana status penyakit hewan akuatiknya.
• Industri swasta seharusnya menjadi ‘pendorong’ (driver), bukan
otoritas.
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
16. Bagaimana PVS memberikan keuntungan
Negara Anggota OIE?
• Pemahaman tentang ‘perbaikan’ (treatment) yang diperlukan oleh Negara
Anggota (dukungan target PVS):
– Laboratorium, Legislasi, Gap Analysis, Kemitraan Pemerintah-Swasta,
Tenaga kerja (Workforce), Tenaga Paramedis Veteriner, dlsbnya.
• Kredibilitas dari suatu Pelayanan Kesehatan Hewan Nasional (Veterinary
Services) dan Pelayanan Kesehatan Hewan Akuatik (Aquatic Animal Health
Services).
• Perbaikan transparansi dari status sanitary dari pandangan perdagangan
intra-regional dan perdagangan internasional.
• Visinya adalah ‘preventif’ dan ‘kesiapsiagaan’ (preparedness):
– Identifikasi kelemahan sebelum hal tersebut menjadi masalah.
– Adaptasi terhadap perubahan konteks.
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
17. Mengapa perlu PVS Aquaticmission?
• Apa yang kita ketahui tentang PVS Pathway missions……
• Eksternal, pandangan independen dari ‘PVS experts’.
• Berdasarkan fakta (facts) dan bukti (evidence).
• Identikasi kelemahan/kekuatan dalam pemenuhan standar OIE.
• Saran rekomendasi untuk perbaikan performans AAHS.
Dasar untuk menetapkan monitoring rutin dan mekanisme tindak
lanjut pada tingkat kinerja keseluruhan dari waktu ke waktu.
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
19. Rencana Strategis
AAHS
Modernisasi legislasi
Negara / Donor
Investasi / Proyek
Edukasi Veteriner
Evaluasi PVS Analisis Gap PVS
Misi Evaluasi
Tindak Lanjut PVS
Laboratorium
Kemitraan Pemerintah/
Swasta
OIE bekerja sama dengan pemerintah,
Pemangku kepentingan dan donor
(jika diperlukan)
« Diagnosa » « Preskripsi »
« Perlakuan khusus »
The OIE PVS
Pathway
20. Permintaan untuk PVS ke OIE
• Permintaan dari ‘OIE Delegate’ nasional ke ‘OIE Director General’.
• OIE membalas ke ‘OIE Delegate’ mengusulkan tim PVS dan tanggal pelaksanaan.
• Jika disetujui, OIE mengirimkan surat ke anggota tim PVS.
• Tim ‘OIE expert’:
• mempersiapkan langkah administratif, alat, laporan, peran, dsbnya.
• Surat templat dari ‘Team Leader’ ke ‘OIE Delegate’ mengenai persiapan misi,
permintaan informasi, draf jadwal dsb.
• Pembiayaan:
• Misi yang memenuhi syarat didanai oleh donor melalui ‘OIE World Animal
Health and Welfare Fund’.
• OIE membiayai tim (perjalanan internasional, per diem, biaya expert)
• Negara membiayai perjalanan lokal, penterjemahan, rapat/pertemuan
• Donor menetapkan batasan berdasarkan kelayakan nasional.
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
21. Evaluasi AAHS
• PVS Self-Evaluation: PVS Tool tersedia untuk negara-negara anggota OIE untuk
digunakan sebagai tujuan evaluasi diri PVS.
• PVS Evaluation of Aquatic Animal Health Services (AAHS): Digunakan untuk evaluasi
kinerja AAHS.
• PVS Evaluation Follow-Up mission: Tindak lanjut dari PVS Evaluation yang berfungsi
untuk memperbaharui penilaian dan kemajuan yang telah dicapai oleh negara,
menggunakan metoda yang konsisten dari waktu ke waktu. Referensi silang dengan
PVS Evaluation awal dan mempertimbangkan tujuan yang ditetapkan dalam PVS Gap
Analysis.
• PVS Gap Analysis (PVS Costing Tool): Tindak lanjut dari PVS Evaluation untuk menilai
dan memonitor kemajuan yang telah dibuat (perubahan dalam legislasi, kapasitas
teknis dlsb.) menggunakan PVS Tool dan tingkat kemajuan yang telah diperbaharui
untuk setiap kompetensi kritis.
• PVS Evaluation Specific Content: Negara anggota dapat memilih untuk memasukkan
suplemen konten tertentu (lampiran laporan) terkait dengan penyakit (misal PPR,
Rabies dll) dan masalah, ke dalam PVS Evaluation dan PVS Evaluation Follow Up mission,
yang masih harus diselesaikan dan dilaporkan secara lengkap.
22. Laporan (Report) PVS negara
Laporan PVS dari suatu negara:
• Rahasia (confidential) – sangat sedikit;
• Tersedia untuk transmisi ke Donor dan Mitra,
termasuk organisasi pembangunan internasional
yang memiliki perjanjian dengan WOAH/OIE (73
laporan sampai saat ini);
• Sepenuhnya dalam ‘domain public’ (12% sampai
saat ini): Belize; Bolivia; Brazil; Guinea-Bissau;
Namibia; Panama; Paraguay; Uruguay; Vietnam
dan Filipina.
http://www.oie.int/eng/oie/organisation/en_oie_pv
s_eval_reports.htm?e1d2
Sumber: World Organisation for Animal Health (2021).
23. 4 (empat) Komponen Dasar PVS
I. SUMBER DAYA MANUSIA, FISIK DAN
FINANSIAL
II. OTORITAS DAN KAPABILITAS
TEKNIS
III. INTERAKSI DENGAN PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN
IV. AKSES PASAR
24. PVS 4 komponen dasar
Kompetensi
kritis (Critical
competencies)
Tingkat
kemajuan (levels
of advancement)
Kompetensi kritis (Critical competencies)
I
SUMBER DAYA
MANUSIA, FISIK
DAN FINANSIAL
II
OTORITAS DAN
KAPABILITAS
TEKNIS
III
INTERAKSI DGN
PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN
IV
AKSES PASAR
36
5
25. Tingkat kemajuan (Levelsof advancement)
• 5 tingkat kemajuan (levels of
advancement) kualitatif untuk setiap
kompetensi kritis (critical competency)
• Tingkat yang lebih tinggi
diasumsikan kepatuhan pada semua
tingkat sebelumnya.
Tingkat (Level) 1
Tidak mematuhi (no
compliance)
Tingkat (Level) 5
Kepatuhan penuh pada
standar-standar OIE
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
26. I. SUMBER DAYA MANUSIA, FISIK DAN
FINANSIAL
• I-1 Staf profesional dan teknis dari AAHS
• I-2 Kompetensi dan edukasi dokter hewan atau profesional kesehatan
hewan akuatik, atau tenaga teknis lainnya
• I-3 Pendidikan berkelanjutan
• I-4 Kemandirian teknis
• I-5 Perencanaan, keberlanjutan dan manajemen kebijakan dan program
• I-6 Kapabilitas koordinasi AAHS
• I-7 Sumber daya fisik dan investasi modal
• I-8 Pendanaan operasional
• I-9 Pendanaan darurat JUMLAH CRITICALCOMPETENSIES (CC) = 9
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
27. II. OTORITAS DAN KAPABILITAS TEKNIS
• II-1 Diagnosis laboratorium
• II-2 Analisis risiko dan epidemiologi
• II-3 Karantina dan keamanan
perbatasan
• II-4 Surveilanas dan deteksi dini
• II-5 Kesiapsiagaan dan respons
darurat
• II-6 Pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan
• II-7 Keamanan pangan produksi
hewan akuatik
• II-8 Obat-obatan Veteriner dan
biologik untuk hewan akuatik
• II-9 Penggunaan antimikroba (AMU)
& resistensi antimikroba (AMR)
• II-10 Pengujian residu, monitoring
dan manajemen
• II-11 Keamanan pakan hewan
akuatik
• II-12 Identifikasi, penelusuran dan
pengendalian pergerakan/lalu
lintas
• II-13 Kesejahteraan ikan budidaya
JUMLAH CRITICALCOMPETENSIES (CC) = 13
28. III. INTERAKSI DENGAN PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN
• III-1 Komunikasi
• III-2 Konsultasi dengan pemangkut kepentingan
• III-3 Perwakilan resmi dan kolaborasi internasional
• III-4 Akreditasi/otorisasi/pendelegasian
• III-5 Veterinary Statutory Body (VSB)
• III-6 Partisipasi produsen dan pemangku kepentingan lain dalam
program-program bersama
• III-7 Manajemen kesehatan hewan akuatik dan pelayanan klinik
JUMLAH CRITICALCOMPETENSIES (CC) = 7
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
29. IV. AKSES PASAR
• IV-1 Legislasi kesehatan hewan akuatik
• IV-2 Harmonisasi internasional
• IV-3 Sertifikasi internasional
• IV-4 Ekuivalensi dan tipe perjanjian sanitary lainnya
• IV-5 Transparansi
• IV-6 Zonasi
• IV-7 Kompartementalisasi
JUMLAH CRITICALCOMPETENSIES (CC) = 7
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
30. Sumber daya manusia
I-1 Staf profesional and dan teknis dari AAHS.
A. Dokter hewan atau professional kesehatan hewan akuatik )kualifikasi
universitas).
B. Personil teknis kesehatan hewan akuatik, termasuk paramedik/para-
profesional veteriner.
I-2 Kompetensi dan edukasi dokter hewan atau professional kesehatan
hewan akuatik, dan personil teknis lainnya.
A. Dokter hewan dan profesional kesehatan hewan akuatik (kualifikasi
universitas) termasuk ‘OIE Day 1 competencies for veterinarians’.
B. Personil teknis kesehatan hewan akuatik, termasuk paramedik/para-
profesional veteriner.
I-3 Pendidikan berkelanjutan (continuing education).
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
31. Definisi: DOKTER HEWAN, PROFESIONAL KESEHATAN
HEWAN AKUATIK, DAN PARAMEDIK VETERINER
• DOKTER HEWAN (VETERINARIAN)
artinya seseorang dengan pendidikan yang sesuai, teregistrasi atau dilesensi oleh
badan hukum veteriner (veterinary statutory body) dari suatu negara untuk
mempraktikkan kedokteran hewan/sains veteriner di negara tersebut.
• PROFESIONAL KESEHATAN HEWAN AKUATIK (AQUATIC ANIMAL HEALTH
PROFESSIONAL)
artinya seseorang yang, untuk tujuan Aquatic Code, diotorisasi oleh Otoritas
Kompeten untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang ditunjuk di suatu
wilayah dan memiliki kualifikasi dan pelatihan yang sesuai untuk melaksanakan
tugas-tugas tersebut.
• PARAMEDIK VETERINER (VETERINARY PARAPROFESSIONAL)
artinya seseorang yang, untuk tujuan Terrestrial Code, diotorisasi oleh Veterinary
statutory body untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu (bergantung pada
kategori paramedik tersebut) di suatu wilayah, dan didelegasikan kepada mereka di
tanggung jawab dan arahan dari dokter hewan.
32. I-1 Dokter hewan & Profesional Kesehatan
Hewan akuatik
I-1 Staf profesional dan teknis dari AAHS
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
A. Dokter hewan atau
profesional kesehatan
hewan akuatik
(kualifikasi universitas)
1. Mayoritas posisi yang memerlukan ketrampilan veteriner dan profesional
kesehatan hewan akuatik tidak ditempati oleh personil yang memegang
kualifikasi yang tepat.
2. Mayoritas posisi yang memerlukan ketrampilan veteriner dan profesional
kesehatan hewan akuatik ditempati oleh personil yang berkualifiasi di tingkat
pusat dan provinsi.
3. Mayoritas posisi yang memerlukan ketrampilan veteriner dan profesional
kesehatan hewan akuatik ditempati oleh personil yang berkualifikasi yang
tepat di tingkat lokal (lapangan).
4. Ada pendekatan sistematik untuk mendefinisikan deskripsi pekerjaan dan
prosedur penunjukan resmi dan promosi berdasarkan prestasi (sistim merit)
untuk dokter hewan dan profesional kesehatan hewan akuatik.
5. Ada prosedur yang efektif untuk penilaian kinerja resmi dan manajemen
kinerja dari dokter hewan dan profesional kesehatan hewan akuatik.
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
33. I-1 Personil teknis kesehatan hewan akuatik
I-1 Staf profesional dan teknis dari AAHS
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
B. Personil teknis
kesehatan hewan
akuatik, termasuk
paraprofesional
veteriner
1. Mayoritas posisi yang memerlukan ketrampilan teknis kesehatan hewan
akuatik tidak ditempati oleh personil yang memegang kualifikasi yang tepat
2. Beberapa posisi yang memerlukan ketrampilan teknis ditempati oleh personil
yang memegang kualifikasi yang tepat. Sedikit atau tidak ada supervisi dokter
hewan atau profesional kesehatan hewan akuatik (kualifikasi tingkat
universitas).
3. Mayoritas posisi yang memerlukan ketrampilan teknis ditempati oleh personil
yang memegang kualifikasi yang tepat. Ada tingkat supervisi dokter hewan
atau profesional kesehatan hewan (kualifikasi tingkat universitas).
4. Mayoritas posisi teknis disupervisi secara efektif secara regular oleh dokter
hewan atau profesional kesehatan hewan akuatik (kualifikasi tingkat
universitas).
5. Ada prosedur manajemen untuk prosedur penunjukan dan promosi, begitu
juga penilaian kinerja dan kinerja manajemen dari posisi teknis (kualifikasi
tingkat non-universitas).
34. I-3 Pendidikan berkelanjutan
I-3 Pendidikan berkelanjutan
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Kapabilitas AAHS untuk
mempertahankan,
memperbaharui dan
meningkatkan
pengetahuan, perilaku
dan ketrampilan dari
personil, melalui
pelatihan staf secara
terus menerus dan
pengembangan program
yang dinilai secara
regular untuk
pengembangan
ketrampilan yang
relevan dan tertarget.
1. AAHS tidak memiliki akses kepada pendidikan berkelanjutan (continuing
education) veteriner, profesional atau teknis.
2. AAHS memiliki akses ke pendidikan berkelanjutan (pelatihan internal
dan/atau eksternal dan program-program pengembangan) secara regular
tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan, atau informasi baru, atau
pemahaman baru.
3. AAHS memiliki akses ke pendidikan berkelanjutan yang dikaji dan kadang-
kadang diperbaharui, tetapi pelaksanaannya hanya untuk beberapa kategori
dari personil yang relevan.
4. AAHS memiliki akses pendidikan berkelanjutan yang dikaji setiap tahun dan
diperbaharui jika diperlukan, dan dilaksanakan untuk semua kategori dari
personil yang relevan.
5. AAHS memiliki pendidikan berkelanjutan terbaru yang diimplementasikan
atau merupakan suatu kebutuhan untuk semua personil yang relevan dan
diarahkan untuk perencanaan yang berdedikasi dan evaluasi efektivitas yang
regular.
35. II-1 Laboratorium
A. Akses ke diagnosis laboratorium
B. Keberlanjutan sistim laboratorium nasional
C. Sistim manajemen mutu laboratorium (Laboratory quality
management systems/QMS)
37. A. Akses ke diagnosis laboratorium
II-1 Diagnosis laboratorium
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
A. Akses ke diagnosis
laboratorium
Otoritas dan kapabilitas
AAHS untuk memiliki
akses ke diagnosis
laboratorium untuk
mengidentifikasi dan
mencatat agen patogen,
termasuk yang relevan
untuk kesehatan
masyarakat, yang dapat
mempengaruhi hewan
akuatik dan produk
hewan akuatik.
1. Diagnosa penyakit hampir selalu dilakukan dengan cara klinis, tanpa akses ke atau
sedikit menggunakan laboratorium untuk mendapatkan diagnosis yang benar.
2. Untuk penyakit hewan akuatik utama yang penting secara ekonomi nasional atau
potensi kepentingan zoonosis, dan untuk keamanan pangan dari produk hewan
akuatik, AAHS memiliki akses ke dan menggunakan laboratorium untuk
mendapatkan diagnosis yang benar.
3. Untuk penyakit hewan akuatik (dan potensi zoonosis) yang ada di negara ini, dan
untuk keamanan pakan dan surveilans AMR veteriner, AAHS memiliki akses ke
dan menggunakan laboratorium untuk diagnosis yang benar.
4. Untuk penyakit hewan akuatik yang penting secara ekonomi atau zoonotik yang
tidak ada di negara ini, tetapi diketahui berada di wilayah dan/atau yang dapat
masuk ke negara ini, AAHS memiliki akses ke dan menggunakan laboratorium
untuk mendapatkan diagnosis yang benar.
5. Dalam kasus penyakit baru muncul (emerging diseases) di wilayah atau di seluruh
dunia, AAHS memiliki akses ke dan menggunakan jejaring laboratorium referensi
nasional atau internasional (missal OIE ata FAO laboratorium referensi) untuk
mendapatkan diagnosis yang benar.
38. B. Keberlanjutan sistim laboratorium nasional
II-1 Diagnosis laboratorium
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
B. Keberlanjutan
sistim laboratorium
nasional
Keberlanjutan,
efektivitas, keamanan
dan efisiensi sistim
atau jejaring
laboratorium nasional
(pemerintah dan
swasta), termasuk
infrastruktur,
peralatan,
pemeliharaan, bahan
habis pakai, personil
dan aliran sampel,
untuk melayani
kebutuhan AAHS.
1. Sistim laboratorium nasional tidak memenuhi kebutuhan AAHS
2. Sistim laboratorium nasional hanya sebagian dapat memenuhi kebutuhan AAHS, tetapi
tidak berkelanjutan, mengingat manajemen dan pemeliharaan sumber daya dan
infrastruktur tidak efektif dan/atau inefisien. Tindakan biosafety dan biosekuriti
laboratorium tidak ada atau sangat terbatas.
3. Sistim laboratorium nasional secara umum memenuhi kebutuhan AAHS. Sumber daya
dan organisasi dikelola secara efektif dan efisien, tetapi pendanaan tidak mencukupi
untuk keberlanjutan system, dan membatasi aliran sampel. Beberapa Tindakan biosafety
dan biosekuriti laboratorium dijalankan.
4. Sistim laboratorium nasional secara umum memenuhi kebutuhan AAHS, termasuk
untuk biosafety and biosekuriti laboratorium. Aliran sampel tidak memadai untuk
seluruh kebutuhan pengujian laboratorium. Sesekali, dibatasi oleh investasi yang
terlambat dalam aspek tertentu (misal personil, pemeliharaan atau bahan habis pakai).
5. Sistim laboratorium nasional memenuhi kebutuhan AAHS, memiliki tingkat biosafety
dan biosekuriti yang memadai, serta efisien dan berkelanjutan dengan aliran sampel
yang baik. Sistim laboratorium secara regular dikaji, diaudit dan diperbaharui apabila
diperlukan.
39. C. Sistim manajemen mutu laboratorium
II-1 Diagnosis laboratorium
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
C. Sistim manajemen mutu
laboratorium (SSML)
Kualitas dan reliabilitas uji
laboratorium yang
melayani sektor
pemerintah dari AAHS,
dinilai menggunakan SML
resmi, misal memiliki
manajer mutu dan
pedoman mutu. Ini tidak
terbatas pada pencapaian
akreditasi ISO 17025 dan
partisipasi pada program
ujia profisiensi.
1. Tidak ada laboratorium yang melayani sektor pemerintah dari AAHS
menerapkan SMML resmi.
2. Satu atau lebih laboratorium yang melayani sektor pemerintah dari AAHS,
termasuk laboratorium referensi kesehatan hewan akuatik nasional utama
menerapkan SMML resmi.
3. Sebagian besar laboratorium yang melayani sektor pemerintah dari AAHS
menerapkan SMML resmi.
4. Semua laboratorium yang melayani sektor pemerintah dari AAHS
menerapkan SMML resmi, dengan penggunaan secara regular program uji
profisiensi multi-laboratorium.
5. Semua laboratorium yang melayani sektor pemerintah dari AAHS
menerapkan SMML resmi, yang secara regular dinilai melalui program uji
profisiensi nasional, regional atau international.
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
40. II-8 Obat-obatan Veteriner dan biologik
untuk hewan akuatik
II-9 Penggunaan antimikroba (AMU) dan
resistensi antimikroba (AMR)
II-10 Pengujian residu, monitoring dan
manajemen
Pengendalian OBAT IKAN
41. II-8 Obat-obatan veteriner dan biologik
II-8 Obat-obatan Veteriner dan biologik untuk hewan akuatik
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Otoritas dan kapabilitas
AAHS untuk meregulasi
obat-obatan veteriner dan
biologik, untuk
memastikan kualitas dan
keamanannya, begitu juga
penggunaannya yang
bertanggung jawab dan
bijak, termasuk pakan
terapi. Ini termasuk
otorisasi pemasaran,
registrasi, impor,
manufaktur, kendali mutu,
ekspor, pelabelan,
pengiklanan, distribusi,
penjualan (termasuk
dispensing) dan
penggunaan (termasuk
peresepan) dari produk-
produk ini.
1. AAHS tidak dapat meregulasi obat-obatan veteriner dan biologik untuk hewan
akuatik.
2. AAHS memiliki sejumlah kapabilitas untuk melakukan kontrol regulasi dan
administrasi atas impor, manufaktur dan otorisasi pasar (registrasi) dari obat-obatan
veteriner dan biologik veteriner untuk memastikan kualitas dan keamanannya, tetapi
tidak dapat memastikan penggunaan yang bertanggung jawab dan bijak untuk hewan
akuatik di lapangan.
3. AAHS melakukan kontrol regulasi dan administrasi yang efektif atas otorisasi pasar
obat-obatan veteriner dan biologik dan memiliki sejumlah kapasitas untuk
meregulasinya untuk memastikan penggunaan yang bertanggung jawab dan bijak
untuk hewan akuatik di lapangan, termasuk mengurangi risiko dari impor ilegal.
4. AAHS melakukan kontrol regulasi dan administrasi yang komprehensif dan efektif
terhadap obat-obatan veteriner dan biologik, termasuk otorisasi pasar, penggunaan
yang bertanggung jawab dan bijak untuk hewan akuatik di lapangan, dan
mengurangi risiko distribusi dan penggunaan ilegal.
5. Sistim kontrol obat-obatan veteriner dan biologik untuk hewan akuatik secara
regular diaudit, diuji dan diperbaharui apabila diperlukan, termasuk melalui
program farmakovigilans yang efektif.
42. II-9 Penggunaan antimikroba (AMU) dan
resistensi antimikroba (AMR)
II-9 Penggunaan antimikroba (AMU) dan resistensi antimikroba (AMR)
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Ootoritas dan kapabilitas
AAHS dalam mengelola
AMU dan AMR, dan
melakukan surveilans
dan pengendalian
pengembangan dan
penyebaran patogen AMR
pada produksi hewan
akuatik, begitu juga
lingkungan produksi
hewan akuatik, dengan
pendekatan One Health.
1. AAHS tidak dapat meregulasi AMU dan AMR dan tidak mengembangkan atau berkontribusi kepada
rencana aksi AMR yang mencakup domain kesehatan hewan akuatik.
2. AAHS berkontribusi atau telah berkontribusi kepada rencana aksi AMR nasional. Rencana aksi diinisiasi
beberapa kegiatan untuk mengumpulkan data AMU/AMR atau pengendalian AMR misal kampanye
kesadaran yang menargetkan dokter hewan/profesional kesehatan hewan akuatik atau peternak
mengenai penggunaan yang bijak dari agen antimikroba pada hewan akuatik. Penggunaan antimikroba
sebagai pemacu pertumbuhan & profilaksis sembarangan untuk pencegahan penyakit tidak disarankan.
3. AAHS telah menetapkan rencana aksi nasional AMR berkoordinasi dengan otoritas kesehatan masyarakat
dan stakeholder lain dan dilakukan sejumlah surveilans dan regulasi AMU/AMR. Penggunaan agen
antimikroba untuk pemacu pertumbuhan dan profilaksis sembarangan untuk pencegahan penyakit
dilarang.
4. AAHS menerapkan rencana aksi yang komprehensif berdasarkan risiko, termasuk surveilans AMR dari
agen patogen yang paling penting untuk kesehatan hewan akuatik atau penyakit yang ditularkan lewat
makanan, monitoring AMU, dan penggunaan agen antimikroba pada hewan akuatik (terutama
penggunaan ‘critically important’ antimikroba). Penggunaan agen antimikroba untuk pemacu
pertumbuhan dan profilaksis sembarangan untuk pencegahan penyakit tidak ada.
5. Rencana aksi AMR yang efektif mencakup domain kesehatan hewan akuatik secara regular diaudit, dikaji
dan diperbaharui oleh AAHS dengan otoritas kesehatan masyarakat dan stakeholder lain, menggunakan
hasil surveilans AMU/AMR. Skala dan tipe penggunaan antimikroba pada hewan akuatik menimbulkan
risiko AMR minimal dan solusi alternatif untuk pengendalian penyakit pada hewan akuatik diterapkan.
43. II-10 Pengujian residu, monitoring dan manajemen
II-10 Pengujian residu, monitoring dan manajemen
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Kapabilitas AAHS untuk
melaksanakan uji residu
dan program monitoring
untuk obat-obatan
veteriner (misal
antimikroba dan
hormon). bahan kimia,
pestisida, radionuklida,
logam berat, toksin dll.
dan merespon secara
tepat temuan yang
merugikan.
1. Tidak ada uji residu untuk produk hewan akuatik yang sedang dilakukan.
2. Beberapa uji residu sedang dilakukan, seperti untuk tujuan penelitian atau
percontohan, dan/atau dilakukan pada produk hewan akuatik untuk ekspor.
3. Program monitoring residu yang komprehensif dilakukan untuk semua
produk hewan akuatik untuk ekspor dan beberapa untuk konsumsi domestik,
berdasarkan analisis risiko yang terbatas. Protokol yang terdokumentasi ada
untuk mencegah risiko residu (misal periode ‘withholding’ untuk obat-obatan
veteriner) dan merespons pelanggaran Maximum Residue Limits (MRL).
4. Program monitoring residu yang komprehensif dilakukan untuk semua
produk hewan akuatik untuk ekspor dan konsumsi domestik berdasarkan
analisis risiko. Protokol yang efektif baik untuk pengurangan risiko residu dan
merespons pelanggaran Maximum Residue Limits, termasuk penelusuran
kembali dan tindak lanjut.
5. Program monitoring residu dan manajemen risiko mengikuti jaminan kualitas
(quality assurance) rutin dan secara regular dievaluasi/diaudit.
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
44. Komunikasi dan program bersama
III-1 Komunikasi
III-2 Konsultasi dengan pemangkut kepentingan
III-3 Perwakilan resmi dan kolaborasi internasional
III-6 Partisipasi produsen dan pemangku kepentingan lain dalam
program-program bersama
45. III-1 Komunikasi
III-1 Komunikasi
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Kapabilitas AAHS untuk
menjadikan stakeholder
non-pemerintah
menyadari dan
terinformasi, dengan
cara yang transparan,
efektif dan tepat waktu,
mengenai kegiatan dan
program AAHS, dan
perkembangan
kesehatan hewan
akuatik, kesejahteraan
ikan budidaya dan
kesehatan masyarakat.
1. AAHS tidak menginformasikan stakeholder mengenai kegiatan dan program
AAHS.
2. AAHS memiliki mekanisme komunikasi informal dengan sejumlah stakeholder,
misal dengan akuakultur komersial yang besar atau perusahaan yang terkait.
3. AAHS mempertahankan fungsi komunikasi yang berdedikasi dan khusus dan
kadang-kadang berkomunikasi dengan stakeholder, tetapi tidak selalu ‘up to
date’ atau pro-aktif dalam memberikan informasi.
4. AAHS ‘contact point’ untuk komunikasi menyediakan informasi ‘up-to-date’ ke
sebagian besar stakeholder yang relevan. Informasi ini selaras dengan rencana
komunikasi yang dikembangkan dengan baik, dan dapat diakses melalui
Internet dan saluran lain yang tepat yang ditargetkan untuk audiens, dan
mencakup acara, kegiatan dan program, termasuk selama masa krisis.
5. AAHS memiliki rencana komunikasi yang dikembangkan dengan baik, dan
secara reguler memberikan informasi ke samua stakeholder yang relevan, yang
ditargetkan dengan baik kepada audiens, melalui berbagai media komunikasi,
termasuk media sosial. AAHS secara reguler mengecaluasi dan merevisi
rencana komunikasi.
46. III-6 Partisipasi produsen dan pemangku kepentingan
lain dalam program-program bersama
III-6 Partisipasi produsen dan pemangku kepentingan lain dalam program-program bersama
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Kapabilitas AAHS untuk
mengembangkan
program bersama (joint
programmes) dalam
kemitraan pemerintah-
swasta (public−private
partnerships) dengan
keluaran yang terkait
dengan kesehatan hewan
akuatik, dan keamanan
pangan dan/atau
kesejahteraan ikan
budidaya.
1. Produsen dan stakeholder non-pemerintah mungkin saja mematuhi, tetapi tidak
secara aktif berpartisipasi dalam program.
2. Produsen dan stakeholder non-pemerintah diinformasikan tentang program dan
secara informal membantu AAHS dalam penyampaian program di lapangan (misal
kelompok industri membantu mengkomunikasikan program kepada anggotanya).
3. Produsen dan stakeholder non-pemerintah secara resmi berpartisipasi dengan
AAHS dalam penyampaian program bersama dan memberikan advis mengenai
perubahan dan perbaikan yang diperlukan.
4. Perwakilan dari produsen dan stakeholder non-pemerintah secara aktif bermitra
dengan AAHS dalam merencanakan, mengelola dan melaksanakan program
bersama.
5. Produsen dan stakeholder non-pemerintah mengkontribusikan sumberdaya yang
mengarah kepada pengembangan dan penyampaian program bersama yang
efektif dengan AAHS. Mereka juga secara aktif berpartisipasi dalam melakukan
kajian, audit dan revisi.
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).
47. Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan
penyakit
II-4 Surveilans dan deteksi dini
II-5 Kesiapsiagaan darurat dan respons
lI-6 Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan
II-7 Keamanan pangan produksi hewan akuatik
48. II-6 Pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit
II-6 Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
A. Pencegahan penyakit
Otoritas dan kapabilitas
AAHS untuk mencegah
penyebaran penyakit
hewan akuatik melalui
kombinasi pengendalian
resmi (official controls)
dan praktik untuk
mengurangi risiko
paparan atau penularan
agen patogen, termasuk
biosekuriti.
1. AAHS tidak memiliki kapabilitas untuk melaksanakan program pencegahan
penyakit hewan akuatik.
2. AAHS telah membuat program pencegahan umum termasuk tindakan biosekuriti
dasar tetapi tidak ada verifikasi pelaksanaan dan/atau kepatuhan.
3. AAHS telah membuat program pencegahan dan program spesifik penyakit yang
diseleksi, termasuk biosekuriti dasar dan metoda verifikasi hanya untuk kegiatan
berisiko tinggi, tetapi tidak ada pemberlakuan (enforcement) program atau evaluasi
dari efektivitas praktik tersebut. Praktik industri umumnya tidak melebihi praktik
biosekuriti dasar.
4. AAHS telah membuat program pencegahan umum dan spesifik penyakit untuk
banyak penyakit berdasarkan dampak potensial yang dinilai secara informal,
termasuk praktik biosekuriti dasar dan maju (advance) konsisten dengan standar
internasional OIE. Metode verifikasi untuk kegiatan risiko yang tidak dapat
diterima dan evaluasi yang terus berlanjut terhadap efektivitas praktik berjalan.
Praktik industri umumnya melebihi praktik biosekuriti minimal yang diregulasi.
5. Program pencegahan penyakit efektif.
49. II-6 Pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit
II-6 Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
B. Pengendalian
atau
pemberantasan
penyakit
Otoritas dan
kapabilitas AAHS
untuk
mengendalikan
atau memberantas
penyakit hewan
akuatik penting
secara nasional
yang ada di negara.
1. AAHS tidak memiliki kapabilitas untuk melaksanakan program pengendalian atau pemberantasan
penyakit hewan akuatik.
2. AAHS melaksanakan program pengendalian atau pemberantasan untuk sejumlah penyakit hewan
akuatik dan/atau di sejumlah area atau populasi, tetapi sedikit atau tanpa pengetahuan
epidemiologik, perencanaan berbasis risiko (risk-based) atau evaluasi dari efektivitasnya.
3. AAHS melaksanakan program pengendalian atau pemberantasan untuk sejumlah penyakit hewan
akuatik prioritas di sejumlah area atau populasi. Ada variabel, epidemiologik, perencanaan berbasis
risiko dan evaluasi efektivitas, dengan kemajuan terbatas menuju tujuan program.
4. AAHS melaksanakan program pengendalian atau pemberantasan di seluruh wilayah negara untuk
penyakit hewan akuatik prioritas dengan derajat epidemiologik yang tinggi, perencanaan berbasis
risiko, dan evaluasi efektivitas berlanjut. Mereka memiliki atau mengalami kemajuan ke arah ‘self-
declare freedom’ dari penyakit yang masuk daftar OIE. Mereka dapat menunjukkan sejumlah
kemajuan menuju tujuan program dalam mengurangi prevalensi atau memberantas penyakit.
5. AAHS melaksanakan program pengendalian atau pemberantasan untuk semua penyakit hewan
akuatik prioritas, dengan evaluasi saintifik dari efektivitas konsisten dengan standar internasional
OIE yang relevan. Mereka dapat menunjukkan kemajuan yang jelas menuju tujuan program dalam
mengurangi prevalensi atau memberantas penyakit, termasuk mencapai atau berkembang menuju
pengakuan resmi bebas dari penyakit yang relevan.
51. IV-2 Harmonisasi internasional
IV-2 Harmonisasi internasional
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Otoritas dan kapabilitas
AAHS untuk aktif dalam
harmonisasi legislasi dan
tindakan sanitary
kesehatan hewan akuatik
(AAH) untuk memastikan
bahwa standar-standar
internasional, dan/atau
arahan (directive) atau
pedoman regional terkait
diperhitungkan.
1. Legislasi nasional dan tindakan sanitary AAH di bawah mandat AAHS tidak
mempertimbangkan standar internasional.
2. AAHS menyadari adanya gap, inkonsistensi atau ketidaksesuaian (non-conformities)
pada legislasi nasional dan tindakan sanitary AAH, dibandingkan dengan standar
internasional, tetapi tidak memiliki kapabilitas atau otoritas untuk memperbaiki
masalah.
3. AAHS memonitor pembentukan standar-standar internasional yang baru dan yang
direvisi, dan secara periodik meninjau ulang legislasi nasional dan tindakan
sanitary AAH setelah itu.
4. AAHS mengharmonisasikan legislasi dan tindakan sanitary AAH dan dapat
menunjukkan tingkat keselarasan dengan perubahan standar internasional. AAHS
juga meninjau dan mengomentari draf standar organisasi antarpemerintah yang
relevan, dan bekerja melalui organisasi regional, jika tersedia, untuk memastikan
harmonisasi yang lebih baik dengan standar-standar internasional.
5. AAHS secara aktif dan reguler berpartisipasi di tingkat internasional dalam
perumusan, negosiasi dan adopsi standar-standar internasional, dan menggunakan
standar ini untuk menyelaraskan legislasi nasional dan tindaka sanitary AAH.
52. IV-5 Transparansi
IV-5 Transparansi
DEFINISI TINGKAT KEMAJUAN
Otoritas dan kapabilitas
AAHS untuk
menotifikasi ke OIE,
WTO, mitra dagang dan
organisasi lain yang
relevan mengenai
status penyakit,
regulasi dan tindakan-
tindakan serta sistim
sanitary, sesuai dengan
prosedur yang berlaku
untuk perdagangan
internasional.
1. AAHS tidak menotifikasi.
2. AAHS sesekali menotifikasi.
3. AAHS menotifikasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
organisasi-organisasi ini.
4. AAHS secara regular menginformasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perubahan status penyakit, regulasi dan
tindakan-tindakan serta sistim sanitary, yang berlaku untuk perdagangan
internasional.
5. AAHS, bekerjasama dengan stakeholder, melakukan audit terhadap
prosedur notifikasi mereka.
Sumber: OIE Tool for the Evaluation of Performance of Aquatic Animal Health Services (2021).