SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Dr. ANANDIA PUTRIYUNI
1
EMPATI
DALAM HUBUNGAN
DOKTER - PASIEN
2
Komunikasi empati dapat
meningkatkan efektivitas terapi
seorang dokter terhadap pasiennya.
Kegunaan empati sebagai alat
komunikasi dokter – pasien adalah :
Memfasilitasi anamnesa pasien
Meningkatkan efisiensi dalam
mengumpulkan informasi
Menghormati pasien.
3
MENDENGAR AKTIF
Mendengar secara aktif adalah
kemampuan paling penting yang
harus digunakan oleh seorang dokter
dalam berempati dengan pasiennya.
Sepertinya , lebih sulit mendengar
daripada berbicara, mendengar juga
bagian yang sulit dalam diskusi.
4
Mendengar secara aktif berarti sikap
yang “siap menerima” atau
tingkah laku yang penuh perhatian.
Hal ini tidak hanya mendengarkan
apa yang diucapkan, tapi juga
mengamati nada atau tekanan
suaranya.
5
Ada 4 syarat yang berhubungan
dengan mendengar aktif :
1.Ketertarikan
2.Siap untuk mendengar
3.Mampu untuk mendengar
4.Hadir secara utuh atau “all there”
6
Juga penting, orang yang sedang
saya dengar mengetahui bahwa
saya benar – benar
mendengarnya.
Ini berarti, pasien perlu diberi
tanda bahwa si dokter sedang
mendengarnya.
7
Dapat menggunakan tanda non
verbal seperti kontak mata, sikap
tubuh dan isyarat. Atau dengan
ungkapan verbal yang
membesarkan hatinya, seperti
dengan menggunakan pernyataan
atau pertanyaan yang melengkapi
atau menjelaskan.
8
BERSIKAP EMPATI
Emosi yang muncul pada pasien,
baik langsung maupun tersirat,
akan menciptakan kesempatan
seorang dokter untuk memberikan
respon empati.
9
Empati kognitif dalam hal
mempengaruhi atau meyakinkan
pasien tentang penyakit atau
pengobatannya.
Sedangkan empati afektif
menyangkut konsultasi yang
hangat dan dokter mencoba
mengurangi kecemasan &
ketakutan pasien.
10
Wendy Levinson dkk,
meneliti sebanyak 116
kunjungan ke dokter umum
dan dokter bedah yang
telah direkam, untuk
melihat jumlah kesempatan
berempati atau ‘petunjuk’.
11
Lebih dari separuh kunjungan
dari masing – masing tempat
ditemukan satu atau lebih
petunjuk.
Dan lebih dari setengah kasus,
pasien tidak menyatakan
emosinya terus terang tetapi
secara halus.
12
Sayangnya, dokter umum
yang merespon petunjuk
tsb hanya 21 % dan dokter
bedah 38 %.
Dan sering kehilangan
kesempatan untuk
mengenali secara adekuat
perasaan pasien.
13
Petunjuk sering tertutupi
dalam diskusi tentang masalah
pengobatan dan mungkin
dengan mudah terlewatkan
oleh dokter yang sibuk mencari
diagnosis dan terapi biomedis
saja.
14
Bahkan, ketika kesempatan
berempati tsb terlewatkan oleh
seorang dokter, pasien
cenderung untuk
menunjukkannya kembali,
kadang berulang – ulang.
15
Fenomena ini akan berlarut – larut ;
terjadi anamnesa yang menimbulkan
frustasi bagi pasien, kunjungan yang
berulang – ulang tanpa perubahan
dan dianggap sebagai ‘doctor
shopping’ (dokter yang memilih –
milih) oleh pasien yang merasa
diabaikan atau merasa asing.
16
Setelah kesempatan berempati muncul,
seorang dokter harus menunjukan sikap
empati atau pernyataan empati.
Pernyataan yang mewakili sikap empati
telah dikelompokan atas kalimat
permintaan, klarifikasi dan tanggapan.
Contoh :
Kalimat Permintaan
“Tolong beritahu saya lebih lanjut tentang.......”
“Apa yang terjadi pada anda ......”
“Bagaimana perasaan anda tentang hal ini....” 17
Kalimat Klarifikasi
“Biarkan saya melihat apakah benar.........”
“Beritahu saya lebih lanjut tentang.....”
“Saya ingin memastikan bahwa saya mengerti
apa yang anda rasakan.....”
Kalimat Tanggapan
“Kelihatannya anda seperti.......”
“Saya membayangkan bahwa.............”
“Saya memahami bahwa apa yang membuat
anda merasa........” 18
Idealnya, setelah mendapatkan
pernyatan empati dari dokter,
pasien menyatakan persetujuan
atau konfirmasi.
Contoh :
“Anda dapat mengetahuinya, dokter”
atau
“Ya, begitulah perasaan saya”.
19
Apabila kita tidak memahami
perasaan pasien secara tepat,
seorang dokter harus
mengizinkan pasien
memperbaiki persepsi kita.
20
Menggunakan hipotesa - Test –
Feedback Loop memungkinkan
pasien untuk menjelaskan
perasaan / pengalamannya
sehingga dokter dapat mengulangi
pernyataan empati yang awalnya
terlewatkan.
21
Berikut ini contoh Hipotesa – Tes -
Feedback Loop antara dokter – pasien :
Pasien : Saya bosan hidup dengan sakit
kepala ini. Tidak seorangpun yang dapat
membantu saya dan tidak ada obat yang
ampuh.
Dokter (pernyataan hipotesa):
Saya bisa melihat anda putus asa dengan
gejala penyakit anda yang tidak
berkurang.
22
Pasien (memberikan umpan balik) :
Ya, saya benar – benar khawatir akan
suatu penyakit yang mungkin saya
derita.
Dokter (memperbaiki hipotesa) :
Jadi, kelihatannya anda benar – benar
khawatir bahwa sesuatu yg lebih serius
menyebabkan sakit kepala anda.
Pasien (penutup empati loop) :
Ya, tepat sekali.
23
Pada contoh ini, dokter membuat
pernyataan empati (hipotesa) tentang
apa yang dialami pasien : putus asa
dalam sakit kepala yang tidak sembuh.
Ketika hipotesa dites, pasien menerangkan
bahwa walaupun putus asa, tapi ia
khawatir dengan penyakitnya.
Dengan umpan balik (feedback), si dokter
menyatakan kembali hipotesanya kepada
pasien sehingga memungkinkan pasien
mengetahui bahwa dokter telah
mengetahuinya dengan tepat.
24
HAMBATAN DALAM BEREMPATI
1. Tidak cukup waktu selama kunjungan untuk
berempati.
2. Dianggap tidak relevan & terlalu sibuk
memusatkan perhatian pada masalah medis.
3. Berempati dianggap sebagai emosi yang
melelahkan.
4. Merasa belum cukup pelatihan dalam
komunikasi empati.
5. Merasa khawatir jika berempati penuh dalam
pekerjaannya, tidak akan menyisakan
apapun untuk keluarganya. 25
Pernyataan atau sikap berempati
hanya berlangsung sebentar dan
lebih jauh dapat meningkatkan
hubungan, membangun hubungan
yang positif, dan bahkan dapat
memperbaiki hubungan yang sulit.
Empati dapat menghemat waktu &
biaya dan seringkali menjadi suatu
metoda biaya efektif dalam diagnosa
dini dan penanganan yang tepat. 26
Bersikap empati tidaklah
aneh ataupun
membutuhkan emosi yang
melelahkan.
Tidak seperti simpati,
berempati tidak
memerlukan usaha dalam
melaksanakan tugas
sebagai seorang dokter.
27
PERBEDAAN DENGAN SIKAP
SIMPATI SEORANG DOKTER
Empati digunakan seorang dokter
dalam meningkatkan komunikasi
dan memberikan perawatan,
sedangkan simpati dapat
memberatkan dan melelahkan
secara emosi.
28
Menunjukan simpati dengan
penderita seolah – olah
penderitaan milik bersama
berarti
kita bersimpati dengan orang lain
ketika melihat penderitaan orang
lain dan berbagi dengan orang tsb.
29
Oleh karena itu, menderita bersama
antar dokter – pasien tidak pernah ada,
kalau ada, dokter akan berbagi dalam
kesedihan pasien dan tidak akan dapat
membantu.
Dalam empati, kita ‘meminjam’
perasaan orang lain untuk mengamati,
merasakan dan memahaminya.
Tetapi bukan untuk membawanya
masuk ke dalam diri kita.
30
MENGAJARKAN EMPATI
DI FAKULTAS KEDOKTERAN
Awalnya, empati mengacu pada
‘bedside manner’ (langsung
berhadapan dengan pasien).
Sekarang, telah disadari bahwa
komunikasi empati dapat diajarkan,
suatu kemampuan yang dapat
dipelajari dan ternyata bermanfaat
bagi dokter dan pasiennya.
31
Empati dapat diajarkan sampai
tingkat empati kognitif daripada
tingkat empati afektif.
Sangat penting dipelajari terutama
selama kepaniteraan klinik (ko ass)
melakukan suatu anamnesa yang
dapat mendorong pasien
menjelaskan kecemasannya.
32
Dibandingkan anamnesa yang
mengarah ke penyakit
(disease centered interview),
lebih baik mengajarkan anamnesa
mengarah pada pasien
(patient centered interview).
33
Cara yang diajarkan dalam
meningkatkan kemampuan
mahasiswa kedokteran
mendapatkan perasaan, penderitaan
dan keprihatinan pasien :
Pastikan adanya kebebasan
pribadi / privacy ketika
menganamnesa pasien.
34
Cairkan suasana dengan
menunjukan rasa hormat dan
perhatian secara menyeluruh,
seperti mempertahankan
kontak mata dan sikap tubuh
yang cendrung menghadap ke
depan.
Dengarkan pasien tentang
riwayat penyakitnya dan
jangan menyela / interupsi
selama sedikitnya 2 menit.
35
Mendorong pasien
bercerita secara
spontan dengan
mengangguk tanda
setuju.
Perhatikan tanda
verbal dan non verbal
dari perasaan pasien.
36
Beri respon yang sesuai dan
pengakuan secara eksplisit
perasaan, penderitaan &
keprihatinan pasien.
Mendorong pasien berbicara tidak
hanya tentang gejala penyakitnya,
tetapi juga tentang diri, perasaan
dan keluarganya.
37
Menjelang akhir anamnesa, jika
sesuai, tanya satu atau lebih
pertanyaan berikut :
@ Dari semua masalah anda, mana
yang paling membuat anda
cemas ?
@ Apakah anda mempunyai
pilihan tentang bagaimana cara
mengatasinya ?
38
@ Apakah anda mempunyai petunjuk
tentang penyebab sakit anda ?
@ Apa rencana anda untuk di masa
yang akan datang ?
@ Bagaimana perasaanmu terhadap
semua masalah ini ?
@ Bagaimana perasaan anda / keluarga
saat diberitahu mengenai penyakit
anda ?
39
Mendorong pasien untuk
bertanya tentang penyakit &
kecemasannya, dengan
pertanyaan :
“Apakah anda mempunyai
pertanyaan mengenai penyakit /
kondisi anda sekarang ?”
40
41
SIMPATI PADA
BINATANG
Para peneliti prilaku hewan
menyatakan bahwa simpati tidak
terbatas pada manusia.
Contohnya lumba – lumba
menyelamatkan manusia saat
tenggelam atau dari serangan ikan
hiu & banyak prilaku kera yang
telah diamati, baik yang berada
dalam kandang maupun yang
hidup bebas (liar). 42
Tikus juga menunjukan
prilaku simpati terhadap
pasangan sekandangnya
(bukan antar tikus yang tidak
saling kenal) dalam
kesakitan.
43
Selain itu, manusia dapat bersimpati
terhadap binatang.
Seperti : pemikiran yang menjadi
kekuatan psikologis dibelakang
gerakan yang menyuarakan ‘hak
binatang’.
44
KASUS 1
Anda seorang dokter anak yang
sedang merawat seorang pasien
anak berusia 7 tahun yang
menderita leukemia (kanker darah).
Pasien merupakan anak tunggal
dari pasangan suami istri yg baru
mendapatkan anak setelah 10
tahun usia perkawinan mereka.
45
Saat ini pasien demam, pucat
karena anemia dan terbaring
lemah dengan selang oksigen serta
infus terpasang.
Sedangkan orang tua pasien duduk
disamping pasien sambil menatap
anaknya & tanpa disadari air mata
mereka menetes.
46
Kemudian mereka mencoba
bertanya penyakit apa yg
diderita anaknya kepada Anda.
Anda pun menjelaskan bahwa
penyakit yg diderita anak
mereka sangat parah & angka
kesembuhannya sangat kecil.
47
Setelah mendengar keterangan
dari Anda, orang tua pasien pun
menangis berlinangan air mata
meratapi nasib anaknya yg
malang tersebut.
Bagaimana sikap anda sebagai
dokter yang berempati ?
ATAU
Simpati yang muncul ? 48
KASUS 2
49
50
51

More Related Content

What's hot

SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYADnr Creatives
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanAmalia Senja
 
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASPEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASsyelawati sw
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangPhil Adit R
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikHanifa Barito
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 

What's hot (20)

Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASPEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 

Similar to Empati 3 (modul empati dan motivasi)

1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptxraihanhidayat10
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Rusli Unci
 
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfStrategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfpapahku123
 
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
(2). Wawancara Psikiatrik.pptxLaelaNurrochmah1
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Uwes Chaeruman
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikValny Majid
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptxyogiwijanarko1
 
Mi 5 pokok bahasan3 konseling
Mi 5 pokok bahasan3 konselingMi 5 pokok bahasan3 konseling
Mi 5 pokok bahasan3 konselingrickygunawan84
 
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitMakalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitSeptian Muna Barakati
 
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptxkomunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptxshintautami9
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikDadyHidayah
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaSulai Sulaiman
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
Dimensi dalam komunikasi keperawatan.ppt
Dimensi dalam komunikasi keperawatan.pptDimensi dalam komunikasi keperawatan.ppt
Dimensi dalam komunikasi keperawatan.pptrina894444
 

Similar to Empati 3 (modul empati dan motivasi) (20)

1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
 
Bab i kelompok
Bab i kelompokBab i kelompok
Bab i kelompok
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitMakalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
 
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitMakalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
 
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdfStrategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
Strategi Menanggapi Emosi Pasien.pdf
 
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
(2). Wawancara Psikiatrik.pptx
 
Modul .pptx
Modul .pptxModul .pptx
Modul .pptx
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
 
Komunikasi terapeut
Komunikasi terapeutKomunikasi terapeut
Komunikasi terapeut
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx37.  KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
37. KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1).pptx
 
Mi 5 pokok bahasan3 konseling
Mi 5 pokok bahasan3 konselingMi 5 pokok bahasan3 konseling
Mi 5 pokok bahasan3 konseling
 
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitMakalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
 
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptxkomunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Komunikasi azan AKPER PEMKAB MUNA
Komunikasi azan AKPER PEMKAB MUNA Komunikasi azan AKPER PEMKAB MUNA
Komunikasi azan AKPER PEMKAB MUNA
 
Dimensi dalam komunikasi keperawatan.ppt
Dimensi dalam komunikasi keperawatan.pptDimensi dalam komunikasi keperawatan.ppt
Dimensi dalam komunikasi keperawatan.ppt
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

Empati 3 (modul empati dan motivasi)

  • 3. Komunikasi empati dapat meningkatkan efektivitas terapi seorang dokter terhadap pasiennya. Kegunaan empati sebagai alat komunikasi dokter – pasien adalah : Memfasilitasi anamnesa pasien Meningkatkan efisiensi dalam mengumpulkan informasi Menghormati pasien. 3
  • 4. MENDENGAR AKTIF Mendengar secara aktif adalah kemampuan paling penting yang harus digunakan oleh seorang dokter dalam berempati dengan pasiennya. Sepertinya , lebih sulit mendengar daripada berbicara, mendengar juga bagian yang sulit dalam diskusi. 4
  • 5. Mendengar secara aktif berarti sikap yang “siap menerima” atau tingkah laku yang penuh perhatian. Hal ini tidak hanya mendengarkan apa yang diucapkan, tapi juga mengamati nada atau tekanan suaranya. 5
  • 6. Ada 4 syarat yang berhubungan dengan mendengar aktif : 1.Ketertarikan 2.Siap untuk mendengar 3.Mampu untuk mendengar 4.Hadir secara utuh atau “all there” 6
  • 7. Juga penting, orang yang sedang saya dengar mengetahui bahwa saya benar – benar mendengarnya. Ini berarti, pasien perlu diberi tanda bahwa si dokter sedang mendengarnya. 7
  • 8. Dapat menggunakan tanda non verbal seperti kontak mata, sikap tubuh dan isyarat. Atau dengan ungkapan verbal yang membesarkan hatinya, seperti dengan menggunakan pernyataan atau pertanyaan yang melengkapi atau menjelaskan. 8
  • 9. BERSIKAP EMPATI Emosi yang muncul pada pasien, baik langsung maupun tersirat, akan menciptakan kesempatan seorang dokter untuk memberikan respon empati. 9
  • 10. Empati kognitif dalam hal mempengaruhi atau meyakinkan pasien tentang penyakit atau pengobatannya. Sedangkan empati afektif menyangkut konsultasi yang hangat dan dokter mencoba mengurangi kecemasan & ketakutan pasien. 10
  • 11. Wendy Levinson dkk, meneliti sebanyak 116 kunjungan ke dokter umum dan dokter bedah yang telah direkam, untuk melihat jumlah kesempatan berempati atau ‘petunjuk’. 11
  • 12. Lebih dari separuh kunjungan dari masing – masing tempat ditemukan satu atau lebih petunjuk. Dan lebih dari setengah kasus, pasien tidak menyatakan emosinya terus terang tetapi secara halus. 12
  • 13. Sayangnya, dokter umum yang merespon petunjuk tsb hanya 21 % dan dokter bedah 38 %. Dan sering kehilangan kesempatan untuk mengenali secara adekuat perasaan pasien. 13
  • 14. Petunjuk sering tertutupi dalam diskusi tentang masalah pengobatan dan mungkin dengan mudah terlewatkan oleh dokter yang sibuk mencari diagnosis dan terapi biomedis saja. 14
  • 15. Bahkan, ketika kesempatan berempati tsb terlewatkan oleh seorang dokter, pasien cenderung untuk menunjukkannya kembali, kadang berulang – ulang. 15
  • 16. Fenomena ini akan berlarut – larut ; terjadi anamnesa yang menimbulkan frustasi bagi pasien, kunjungan yang berulang – ulang tanpa perubahan dan dianggap sebagai ‘doctor shopping’ (dokter yang memilih – milih) oleh pasien yang merasa diabaikan atau merasa asing. 16
  • 17. Setelah kesempatan berempati muncul, seorang dokter harus menunjukan sikap empati atau pernyataan empati. Pernyataan yang mewakili sikap empati telah dikelompokan atas kalimat permintaan, klarifikasi dan tanggapan. Contoh : Kalimat Permintaan “Tolong beritahu saya lebih lanjut tentang.......” “Apa yang terjadi pada anda ......” “Bagaimana perasaan anda tentang hal ini....” 17
  • 18. Kalimat Klarifikasi “Biarkan saya melihat apakah benar.........” “Beritahu saya lebih lanjut tentang.....” “Saya ingin memastikan bahwa saya mengerti apa yang anda rasakan.....” Kalimat Tanggapan “Kelihatannya anda seperti.......” “Saya membayangkan bahwa.............” “Saya memahami bahwa apa yang membuat anda merasa........” 18
  • 19. Idealnya, setelah mendapatkan pernyatan empati dari dokter, pasien menyatakan persetujuan atau konfirmasi. Contoh : “Anda dapat mengetahuinya, dokter” atau “Ya, begitulah perasaan saya”. 19
  • 20. Apabila kita tidak memahami perasaan pasien secara tepat, seorang dokter harus mengizinkan pasien memperbaiki persepsi kita. 20
  • 21. Menggunakan hipotesa - Test – Feedback Loop memungkinkan pasien untuk menjelaskan perasaan / pengalamannya sehingga dokter dapat mengulangi pernyataan empati yang awalnya terlewatkan. 21
  • 22. Berikut ini contoh Hipotesa – Tes - Feedback Loop antara dokter – pasien : Pasien : Saya bosan hidup dengan sakit kepala ini. Tidak seorangpun yang dapat membantu saya dan tidak ada obat yang ampuh. Dokter (pernyataan hipotesa): Saya bisa melihat anda putus asa dengan gejala penyakit anda yang tidak berkurang. 22
  • 23. Pasien (memberikan umpan balik) : Ya, saya benar – benar khawatir akan suatu penyakit yang mungkin saya derita. Dokter (memperbaiki hipotesa) : Jadi, kelihatannya anda benar – benar khawatir bahwa sesuatu yg lebih serius menyebabkan sakit kepala anda. Pasien (penutup empati loop) : Ya, tepat sekali. 23
  • 24. Pada contoh ini, dokter membuat pernyataan empati (hipotesa) tentang apa yang dialami pasien : putus asa dalam sakit kepala yang tidak sembuh. Ketika hipotesa dites, pasien menerangkan bahwa walaupun putus asa, tapi ia khawatir dengan penyakitnya. Dengan umpan balik (feedback), si dokter menyatakan kembali hipotesanya kepada pasien sehingga memungkinkan pasien mengetahui bahwa dokter telah mengetahuinya dengan tepat. 24
  • 25. HAMBATAN DALAM BEREMPATI 1. Tidak cukup waktu selama kunjungan untuk berempati. 2. Dianggap tidak relevan & terlalu sibuk memusatkan perhatian pada masalah medis. 3. Berempati dianggap sebagai emosi yang melelahkan. 4. Merasa belum cukup pelatihan dalam komunikasi empati. 5. Merasa khawatir jika berempati penuh dalam pekerjaannya, tidak akan menyisakan apapun untuk keluarganya. 25
  • 26. Pernyataan atau sikap berempati hanya berlangsung sebentar dan lebih jauh dapat meningkatkan hubungan, membangun hubungan yang positif, dan bahkan dapat memperbaiki hubungan yang sulit. Empati dapat menghemat waktu & biaya dan seringkali menjadi suatu metoda biaya efektif dalam diagnosa dini dan penanganan yang tepat. 26
  • 27. Bersikap empati tidaklah aneh ataupun membutuhkan emosi yang melelahkan. Tidak seperti simpati, berempati tidak memerlukan usaha dalam melaksanakan tugas sebagai seorang dokter. 27
  • 28. PERBEDAAN DENGAN SIKAP SIMPATI SEORANG DOKTER Empati digunakan seorang dokter dalam meningkatkan komunikasi dan memberikan perawatan, sedangkan simpati dapat memberatkan dan melelahkan secara emosi. 28
  • 29. Menunjukan simpati dengan penderita seolah – olah penderitaan milik bersama berarti kita bersimpati dengan orang lain ketika melihat penderitaan orang lain dan berbagi dengan orang tsb. 29
  • 30. Oleh karena itu, menderita bersama antar dokter – pasien tidak pernah ada, kalau ada, dokter akan berbagi dalam kesedihan pasien dan tidak akan dapat membantu. Dalam empati, kita ‘meminjam’ perasaan orang lain untuk mengamati, merasakan dan memahaminya. Tetapi bukan untuk membawanya masuk ke dalam diri kita. 30
  • 31. MENGAJARKAN EMPATI DI FAKULTAS KEDOKTERAN Awalnya, empati mengacu pada ‘bedside manner’ (langsung berhadapan dengan pasien). Sekarang, telah disadari bahwa komunikasi empati dapat diajarkan, suatu kemampuan yang dapat dipelajari dan ternyata bermanfaat bagi dokter dan pasiennya. 31
  • 32. Empati dapat diajarkan sampai tingkat empati kognitif daripada tingkat empati afektif. Sangat penting dipelajari terutama selama kepaniteraan klinik (ko ass) melakukan suatu anamnesa yang dapat mendorong pasien menjelaskan kecemasannya. 32
  • 33. Dibandingkan anamnesa yang mengarah ke penyakit (disease centered interview), lebih baik mengajarkan anamnesa mengarah pada pasien (patient centered interview). 33
  • 34. Cara yang diajarkan dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa kedokteran mendapatkan perasaan, penderitaan dan keprihatinan pasien : Pastikan adanya kebebasan pribadi / privacy ketika menganamnesa pasien. 34
  • 35. Cairkan suasana dengan menunjukan rasa hormat dan perhatian secara menyeluruh, seperti mempertahankan kontak mata dan sikap tubuh yang cendrung menghadap ke depan. Dengarkan pasien tentang riwayat penyakitnya dan jangan menyela / interupsi selama sedikitnya 2 menit. 35
  • 36. Mendorong pasien bercerita secara spontan dengan mengangguk tanda setuju. Perhatikan tanda verbal dan non verbal dari perasaan pasien. 36
  • 37. Beri respon yang sesuai dan pengakuan secara eksplisit perasaan, penderitaan & keprihatinan pasien. Mendorong pasien berbicara tidak hanya tentang gejala penyakitnya, tetapi juga tentang diri, perasaan dan keluarganya. 37
  • 38. Menjelang akhir anamnesa, jika sesuai, tanya satu atau lebih pertanyaan berikut : @ Dari semua masalah anda, mana yang paling membuat anda cemas ? @ Apakah anda mempunyai pilihan tentang bagaimana cara mengatasinya ? 38
  • 39. @ Apakah anda mempunyai petunjuk tentang penyebab sakit anda ? @ Apa rencana anda untuk di masa yang akan datang ? @ Bagaimana perasaanmu terhadap semua masalah ini ? @ Bagaimana perasaan anda / keluarga saat diberitahu mengenai penyakit anda ? 39
  • 40. Mendorong pasien untuk bertanya tentang penyakit & kecemasannya, dengan pertanyaan : “Apakah anda mempunyai pertanyaan mengenai penyakit / kondisi anda sekarang ?” 40
  • 42. Para peneliti prilaku hewan menyatakan bahwa simpati tidak terbatas pada manusia. Contohnya lumba – lumba menyelamatkan manusia saat tenggelam atau dari serangan ikan hiu & banyak prilaku kera yang telah diamati, baik yang berada dalam kandang maupun yang hidup bebas (liar). 42
  • 43. Tikus juga menunjukan prilaku simpati terhadap pasangan sekandangnya (bukan antar tikus yang tidak saling kenal) dalam kesakitan. 43
  • 44. Selain itu, manusia dapat bersimpati terhadap binatang. Seperti : pemikiran yang menjadi kekuatan psikologis dibelakang gerakan yang menyuarakan ‘hak binatang’. 44
  • 45. KASUS 1 Anda seorang dokter anak yang sedang merawat seorang pasien anak berusia 7 tahun yang menderita leukemia (kanker darah). Pasien merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri yg baru mendapatkan anak setelah 10 tahun usia perkawinan mereka. 45
  • 46. Saat ini pasien demam, pucat karena anemia dan terbaring lemah dengan selang oksigen serta infus terpasang. Sedangkan orang tua pasien duduk disamping pasien sambil menatap anaknya & tanpa disadari air mata mereka menetes. 46
  • 47. Kemudian mereka mencoba bertanya penyakit apa yg diderita anaknya kepada Anda. Anda pun menjelaskan bahwa penyakit yg diderita anak mereka sangat parah & angka kesembuhannya sangat kecil. 47
  • 48. Setelah mendengar keterangan dari Anda, orang tua pasien pun menangis berlinangan air mata meratapi nasib anaknya yg malang tersebut. Bagaimana sikap anda sebagai dokter yang berempati ? ATAU Simpati yang muncul ? 48
  • 50. 50
  • 51. 51