SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
NURUL SYUHFAL NINGSIH, S.ST, M.Kes
Definisi
 Ada beberapa pengertian komunikasi terapeutik dan di
antaranya adalah sebagai berikut.
 1. Suatu kemampuan atau ketrampilan bidan dalam adalam
membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi
gangguan psikologi dan belajar bagaimana berhubungan
dengan orang lain (Northouse dalam Suryani, 2006).
 2. Hubungan interpersonal anatar bidan dengan
klien,sehingga memperoleh pengalaman belajar yang sama
dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien
(Stuart,1998). 3. Komunikasi yang direncanakan secara
sadar dimana kegiatan dan tujuan dipusatkan untuk
kesembuhan pasien (Uripni dkk, 2003).
Kunci membangun komunikasi
terapeutik adalah:
1. Kejujuran
2. Lemah lembut berbicara dan meyakinkan
3. Tata bahasanya jelas,ekpresisf dan tidak
membingungkan
4. Bersikap positip dan penuh harapan kedepan
5. Empati
6. Memberikan sikap hormat pada klien
7. Responsif dan peka,mengerti perasaan orang lain
8. Tidak terpengaruh masa lalu klien.
Tujuam
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yg ada
bila pasien percaya pada hal yang diperlukan
2. Mengurangi keraguan,membntu dalam hal
pengambilan tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain. Lingkungan fisik dan
dirinya sendiri
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, seorang
bidan dituntut untuk memiliki karakter helping
relationship sebagai berikut.
1. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianut.
2. Kemampuan untuk menganalisis perasaanya sendiri
3. Kemampuan menjadi contoh peran,gaya hidup sehat spy bisa
jadi contoh orang lain.
4. Altruistik,bidan merasa puas karena mampu , menolong
orang lain dengan cara yang manusiawi
5. Rasa tangggung jawab, etik dan moral, setiap keputusan
yang dibuat selalu memperhatikan prinsip yang menjunjung
tinggi kesehatan/ kesejahteraan manusia.
6. Tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan juga pada orang
lain
Manfaat
1. Untuk mendorong dan menganjurkan
kerjasama antara tenaga kesehatan dan
klien.
2. Untuk mengidentifikasi, mengungkapkan
perasaan, mengkaji masalah, dan
mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh
bidan.
Syarat Komunikasi Terapeutik
Semua komunikasi harus ditujukan untuk
menjaga harga diri baik pemberi maupun
penerima 2. Komunikasi yang menciptakan
saling pengertian harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum memberikan sarana, informasi,
maupun masukan.
Prisip Komunikasi Terapeutik
1. Bidan harus mengenal dirinya sendiri yang berarti
menghayati, memahami dirinya, serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi yang bersifat saling menerima, saling percaya,
dan saling menghargai.
3. Bidan harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik
fisik maupun mentalnya.
4. Menciptakan suasana yang memungkinkan seorang pasien
bebas berkembang tanpa rasa takut.
5. Mampu memotivasi pasien untuk mengubah dirinya baik
sikap ataupun tingkah laku,sehingga tumbuh semakin
matang dan mampu memecahkan masalahnya sendiri
6. Bidan mampu menguasai perasaan sendiri baik suka
maupun duka.
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat
mempertahankan konsistensinya.
8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan terpeutik.
9. Kejujuran dan keterbukaan sebagai dasar komunikasi
terpeutik. pelayanan kebidanan.
10. Memiliki kemampuan sebagai role model altruisme untuk
mendapatkan keputusan dengan menolong orang lain
secara manusiawi.
11. Berpegang pada etika serta dalam mengambil keputusan
berdasar prinsip kesejahteraan manusia.
12. Bertanggung jawab dalam dua demensi, yaitu pada diri
sendiri dan pada pasien dlm pelayanan kebidanan.
Sikap dalam komnunikasi
terapeutik
1. Berhadapan
2. Kontak mata
3. Membungkuk kearah klien
4. Memperlihatkan sikap terbuka
5. Tetap rileks
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Mendengarkan aktif dan penuh perhatian
 Teknik mendengar ada dua macam yaitu mendengar pasif
dan mendengar aktif. Mendengar pasif misalnya
menganggukan kepala atau kontak mata. Sedangkan
mendengar aktif adalah mendengar dengan penuh perhatian
dan bertujuan untuk mengetahui perasaan orang lain.
Keuntungan mendengar aktif adalah pasien merasa dihargai
dan merasa penting serta pasien merasa didengarkan
sehingga pasien merasa nyaman. Mendengar aktif dengan
penuh perhatian bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut.
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Pandang klien dan keluarga saat berbicara
2. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan
untuk mendengarkan
3. Sikap tubuh yang menunjukan perhatian
4. Tidak menyilangkan kaki dan tangan
5. Menghindari gerakan yang tidak perlu
6. Anggukan kepala apabila klien membicarakan hal yang
penting
7. Condongkan tubuh kearah lawan bicara.
2. Menunjukkan penerimaan
Menunjukkan penerimaan berarti bersedia mendengarkan
orang lain tanpa keraguan tetapi bukan berarti bidan menyetuji
semua hal. Bidan tidak harus menerima perilaku klien tetapi
harus menghindari ekspresi wajah yang menunjukan tidak
setuju, misalnya menggelengkan kepala atau mengerutkan
dahi/wajah. Contoh sikap bidan yang menyatakan penerimaan
adalah sebagai berikut :
a. Mendengarkan tanpa memutus pembicaraan
b. Memberikan umpan balik verbal
c. Memastikan bahwa isyarat verbal cocok dengan komunikasi
verbal d. Menghindari untuk berdebat
3. Mengajukan Pertanyaan yang Berkaitan
Tujuan bidan mengajukan suatu pertanyaan
yang berkaitan adalah untuk mendapatkan
informasi yang spesifik mengenai apa yang
disampaikan oleh pasien atau keluarganya.
Contoh: “Tadi Ibu katakan kalau anak Ibu ada
tiga. Anak yang mana yang paling dekat
dengan Ibu?”
4. Mengajukan Pertanyaan Terbuka Pertanyaan
terbuka adalah pertanyaan yang memerlukan
jawaban yang luas, sehingga pasien bisa
mengemukakan masalah dan perasaannya
dengan kata-kata sendiri. Contoh: “Coba
ceritakan apa yang biasa ibu lakukan kalau ibu
mengalami demam yang tinggi?”
5.Mengulang Ucapan Klien Mengulang ucapan
klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Contoh: Klien: “Saya semalan tidak bisa tidur
Bu....” Bidan: “Ibu mengalami kesulitan untuk
tidur?”
6. Mengajukan Pertanyaan Klarifiksi
Mengajukan pertanyaan klarifikasi tujuanya
adalah untuk menglarifikasikan hal-hal yang
belum dimengerti untuk menghindari
kesalahpahaman. Contoh: Bidan: “Apa yang
Ibu maksudkan tadi? Saya kurang jelas.” Klien
: “Yang saya maksudkan adalah.....”
7. Menfokuskan tujuanya adalah untuk
membatasi pembicaraan sehingga pembicaraan
menjadi lebih spesifik. Contoh: “Hal ini
nampaknya penting,maka perlu kita bicarakan
lebih lanjut di lain waktu.”
8. Menyampaikan Hasil Observasi
Menyampaikan hasil observasi bertujuan untuk
memberikan umpan balik dari hasil
pengamatan yang dilakukan. Contoh : Bidan :
“Kelihatannya Ibu cemas? Apakah Ibu merasa
cemas apabila ....”
9. Menawarkan Informasi Menawarkan
informasi adalah untuk memberikan tambahan
informasi yang merupakan bagian dari
pendidikan kesehatan.
10. Diam Diam menurut Damayanti (2008) digunakan pada
saat klien perlu mengekpresikan ide tetapi klien tidak tahu
bagaimana menyampaikan hal tersebut. Sikap diam juga bisa
digunakan, baik oleh klien ataupun bidan, untuk mengorganisir
pikirannya. Sikap diam memungkinkan klien untuk dapat
berkomunikasi secara internal dengan dirinya
sendiri,mengorganisir dan memproses informasi yang didapat.
Jenis Komunikasi Terapeutik
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan
perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan
Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi terjadi pada tiga
tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi
(1984), dan Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis
komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik.
1. KOMUNIKASI VERBAL
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam
pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran
informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap
muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat
waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai
untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan
respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan
ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang
tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan
komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan
tiap individu untuk berespon secara langsung.
Komunikasi Verbal yang efektif
harus:
a. Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek
dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan
makin kecil keniungkinan teijadinya kerancuan.
Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara
lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan
contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk
dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang
disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa,
mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana.
Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang
mengekspresikan ide secara sederhana.
b. Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim
pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan
ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam
keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan
oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak
mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari
informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah
yang dimengerti klien. Daripada mengatakan
“Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru
paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah
sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.
c. Arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang
sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti
konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide
yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius
dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati
kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata
kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati
kematian. Ketika berkomunikasi dengan perawat
harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak
mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat
penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi
dan kondisi klien.
d. Selaan dan kesempatan berbicara
Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan
keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan
pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin
akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang
menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya
tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas.
Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu,
memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan
memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan
dengan memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum
mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar
yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan
kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau
terlalu cepat dan perlu untuk diulang.
e. Waktu dan Relevansi
Waktu yang tepat sangat penting untuk
menangkap pesan. Bila klien sedang menangis
kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko
operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas
dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat
menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh
karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan
waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi
verbal akan lebih bermakna jika pesan yang
disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan
klien.
f. Humor
Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa
tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa
sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan
keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan
emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988)
dalam Purba (2006) melaporkan bahwa humor
merangsang produksi catecholamines dan hormon yang
menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi
terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi
relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk
menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi
ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
2. KOMUNIKASI
TERTULIS
Komunikasi tertulis merupakan salah satu
bentuk komunikasi yang sering digunakan
dalam bisnis, seperti komunikasi melalui
surat menyurat, pembuatan memo, laporan,
iklan di surat kabar dan lain- lain.
Prinsip-prinsip komunikasi tertulis terdiri dari
:
1. Lengkap
2. Ringkas
3. Pertimbangan
4. Konkrit
5. Jelas
6. Sopan
7. Benar
Fungsi komunikasi tertulis
adalah:
1. Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik,
misalnya; persetujuan operasi.
2. Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan,
misalnya surat yang telah diarsipkan.
3. Dokumentasi historis, misalnya surat dalam
arsip lama yang digali kembali untuk mengetahui
perkembangan masa lampau.
4. Jaminan keamanan, umpamanya surat
keterangan jalan.
5. Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat
keputusan, surat perintah, surat pengangkatan.
Keuntungan Komunikasi tertulis
adalah:
1. Adanya dokumen tertulis
2. Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
3. Dapat meyampaikan ide yang rumit
4. Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan
5. Menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
6. Dapat menegaskan, menafsirkan dan
menjelaskan komunikasi lisan.
7. Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
8. Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
Kerugian Komunikasi tertulis
adalah:
1. Memakan waktu lama untuk membuatnya
2. Memakan biaya yang mahal
3. Komunikasi tertulis cenderung lebih formal
4. Dapat menimbulkan masalah karena salah
penafsiran
5. Susah untuk mendapatkan umpan balik segera
6. Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila
telah dikirimkan
7. Bila penulisan kurang baik maka akan
membingungkan Si pembaca.
3. KOMUNIKASI NON
VERBAL
 Komunikasi non-verbal adalah pemindahan
pesan tanpa menggunakan kata-kata.
Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain.
Perawat perlu menyadari pesan verbal dan
non-verbal yang disampaikan klien mulai dan
saat pengkajian sampai evaluasi asuhan
keperawatan, karena isyarat non verbal
menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat
yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan
kebutuhan asuhan keperawatan.
Morris (1977) dalam Liliweni
(2004) membagi pesan non verbal
sebagai berikut:
1. Kinesik
Kinesik adalah pesan non verbal yang
diimplementasikan dalam bentuk bahasa isyarat
tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan bahwa dalam
pengalihan informasi mengenai kesehatan, para
penyuluh tidak saja menggunakan kata-kata secara
verbal tetapi juga memperkuat pesan-pesan itu
dengan bahasa isyarat untuk mengatakan suatu
penyakit yang berbahaya, obat yang mujarab, cara
memakai kondom, cara mengaduk obat, dan lain-lain.
2. Proksemik
Proksemik yaitu bahasa non verbal yang
ditunjukkan oleh “ruang” dan “jarak” antara
individu dengan orang lain waktu
berkomunikasi atau antara individu dengan
objek.
3. Haptik
Haptik seringkali disebut zero
proxemics, artinya tidak ada lagi jarak di
antara dua orang waktu berkomunikasi. Atas
dasar itu maka ada ahli komunikasi non
verbal yang mengatakan haptik itu sama
dengan menepuk-nepuk, meraba-raba,
memegang, mengelus dan mencubit. Haptik
mengkomunikasikan relasi anda dengan
seseorang.
4. Paralinguistik
Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara
sehingga dia bermanfaat kalau kita hendak
menginterprestasikan simbol verbal. Sebagai
contoh, orang-orang Muang Thai merupakan orang
yang rendah hati, mirip dengan orang Jawa yang
tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang
keras. Mengeritik orang lain biasanya tidak
diungkapkan secara langsung tetapi dengan
anekdot. Ini berbeda dengan orang Batak dan
Timor yang mengungkapkan segala sesuatu dengan
suara keras.
5. Artifak
Kita memehami artifak dalam komunikasi non
verbal dengan pelbagai benda material disekitar
kita, lalu bagaimana cara benda-benda itu digunakan
untuk menampilkan pesan tatkala dipergunakan.
Sepeda motor, mobil, kulkas, pakaian, televisi,
komputer mungkin sekedar benda. Namun dalam
situasi sosial tertentu benda-benda itu memberikan
pesan kepada orang lain. Kita dapat menduga status
sosial seseorang dan pakaian atau mobil yang
mereka gunakan. Makin mahal mobil yang mereka
pakai, maka makin tinggi status sosial orang itu.
6. Logo dan Warna
Kreasi pan perancang untuk menciptakan logo
dalam penyuluhan merupakan karya komunikasi
bisnis, namun model keija m dapat ditirn dalam
komunikasi kesehatan. Biasanya logo dirancang
untuk dijadikan simbol dari suatu karya organisasi
atau produk dari suatu organisasi, terutama bagi
organisasi swasta. Bentuk logo umumnya berukuran
kecil dengan pilihan bentuk, warna dan huruf yang
mengandung visi dan misi organisasi.
7. Tampilan Fisik Tubuh
Acapkali anda mempunyai kesan tertentu terhadap
tampilan fisik tubuh dari lawan bicara anda. Kita sering
menilai seseorang mulai dari warna kulitnya, tipe tubuh
(atletis, kurus, ceking, bungkuk, gemuk, gendut, dan lain-
lain). Tipe tubuh itu merupakan cap atau warna yang kita
berikan kepada orang itu. Salah satu keutamaan pesan
atau informasi kesehatan adalah persuasif, artinya
bagaimana kita merancang pesan sedemikian rupa
sehingga mampu mempengaruhi orang lain agar mereka
dapat mengetahui informasi, menikmati informasi,
memutuskan untuk membeli atau menolak produk bisnis
yang disebarluaskan oleh sumber informasi. (Liliweri,
2007:108).
Karakteristik Komunikasi
Terapeutik
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-
ciri komunikasi terapeutik yaitu sebagai
berikut: (Arwani, 2003 : 54).
1. Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien
barus bisa diterima dan pendekatan individu
dengan verbal maupun non verbal akan
memberikan bantuan kepada pasien untuk
mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
2. Empati (Empathy) merupakan sikap jujur
dalam menerima kondisi pasien. Obyektif
dalam memberikan penilaian terhadap
kondisi pasien dan tidak berlebihan.
3. Hangat (Warmth) adalah kehangatan dan
sikap permisif yang diberikan diharapkan
pasien dapat memberikan dan mewujudkan
ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien
bisa mengekspresikan perasaannya lebih
mendalam.
Fase - fase dalam
Komunikasi Terapeutik
1. Orientasi (Orientation)
Pada fase ini hubungan yang terjadi masih
dangkal dan komunikasi yang terjadi
bersifat penggalian informasi antara
perawat dan pasien. Fase ini dicirikan oleh
lima kegiatan pokok yaitu testing, building
trust, identification of problems and goals,
clarification of roles dan contract
formation.
2. Kerja (Working)
Pada fase ini perawat dituntut untuk bekerja keras
untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan pada
fase orientasi. Bekerja sama dengan pasien untuk
berdiskusi tentang masalah-masalah yang
merintangi pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dari
dua kegiatan pokok yaitu menyatukan proses
komunikasi dengan tindakan perawatan dan
membangun suasana yang mendukung untuk proses
perubahan.
3. Penyelesaian (Termination)
Pada fase ini perawat mendorong pasien
untuk memberikan penilaian atas tujuan
telah dicapai, agar tujuan yang tercapai
adalah kondisi yang saling menguntungkan
dan memuaskan. Kegiatan pada fase ini
adalah penilaian pencapaian tujuan dan
perpisahan (Arwani, 2003 61).
FAKTOR - FAKTOR
PENGHAMBAT KT
1. Perkembangan.
2. Persepsi.
3. Nilai.
4. Latar belakang sosial budaya.
5. Emosi.
6. Jenis Kelamin.
7. Pengetahuan.
8. Peran dan hubungan.
9. Lingkungan.
10. Jarak.
11. CitraDiri.
12. Kondisi Fisik.
Komunikasi terapeutik

More Related Content

What's hot

KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.pptKONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.pptTYASLARASATI
 
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptTEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptOrielArdian
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanAmalia Senja
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatlis yulitasari
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanyounkOyounk
 
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanKomunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanStefanus Nofa
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikDestu Ayu Hapsari
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikwahyuni majid
 
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan UsiaMAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usiappghybrid4
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2ramlinurhali
 
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakatPencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakatAprillia Indah Fajarwati
 
Manajemen kebidanan-varney
Manajemen kebidanan-varneyManajemen kebidanan-varney
Manajemen kebidanan-varneysuciamalia14
 
Makalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidananMakalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidananWarnet Raha
 
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususModul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Joni Iswanto
 

What's hot (20)

terapi koplementer keperawatan
terapi koplementer keperawatanterapi koplementer keperawatan
terapi koplementer keperawatan
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATANSISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
 
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.pptKONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
KONSEP KOMUNIKASI PADA ANAK.ppt
 
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptTEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatan
 
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanKomunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 
paradigma sehat
 paradigma sehat paradigma sehat
paradigma sehat
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan UsiaMAERI 1 M1KB2 :   Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
MAERI 1 M1KB2 : Perkembangan Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
 
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakatPencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
 
Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3
 
Manajemen kebidanan-varney
Manajemen kebidanan-varneyManajemen kebidanan-varney
Manajemen kebidanan-varney
 
Makalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidananMakalah manajemen kebidanan
Makalah manajemen kebidanan
 
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khususModul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.
 

Similar to Komunikasi terapeutik

Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Uwes Chaeruman
 
Komunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptKomunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptRani267816
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaSulai Sulaiman
 
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptxkomunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptxshintautami9
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetikyopie21
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Komunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawatKomunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawatBayuBayuAriatama
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Rusli Unci
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektifpjj_kemenkes
 
komunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptkomunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptSuharnoUsman1
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikDadyHidayah
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptxraihanhidayat10
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaStiunus Esap
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektifpjj_kemenkes
 
Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Amalia Senja
 
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi InterpersonalKomunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonalaulia rahmah
 

Similar to Komunikasi terapeutik (20)

Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 2
 
Komunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptKomunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.ppt
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
 
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptxkomunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
komunikasi terapeutik dalam praktik kesehatan .pptx
 
Komunikasi terapetik
Komunikasi terapetikKomunikasi terapetik
Komunikasi terapetik
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Komunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawatKomunikasi terapeutik perawat
Komunikasi terapeutik perawat
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
komunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptkomunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.ppt
 
Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
 
Komunikasi terapeut
Komunikasi terapeutKomunikasi terapeut
Komunikasi terapeut
 
4457-materials.pdf
4457-materials.pdf4457-materials.pdf
4457-materials.pdf
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencana
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien Hubungan terapeutik perawat klien
Hubungan terapeutik perawat klien
 
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi InterpersonalKomunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonal
 

More from Valny Majid

KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxValny Majid
 
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptxMENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptxValny Majid
 
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptxKONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptxValny Majid
 
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptxKONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptxValny Majid
 
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptValny Majid
 
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptxKONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptxValny Majid
 
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananKeterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananValny Majid
 
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananKomunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananValny Majid
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaValny Majid
 
Bentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiBentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiValny Majid
 
Konsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasiKonsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasiValny Majid
 
Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi Valny Majid
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingValny Majid
 
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasiProsedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasiValny Majid
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higieneValny Majid
 
Gangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaGangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaValny Majid
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineValny Majid
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaValny Majid
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitValny Majid
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
 

More from Valny Majid (20)

KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
 
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptxMENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR.pptx
 
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptxKONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
KONSEP PERSONAL HJIGIENE IBU DAN BAYI.pptx
 
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptxKONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
 
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
 
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptxKONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI SISTEM.pptx
 
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidananKeterampilan observasi dalam praktik kebidanan
Keterampilan observasi dalam praktik kebidanan
 
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananKomunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
 
Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusiaHubungan antar manusia
Hubungan antar manusia
 
Bentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiBentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasi
 
Konsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasiKonsep umum komunikasi
Konsep umum komunikasi
 
Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
 
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasiProsedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
Prosedur asuhan tndkn pemnuhan kebuthn eliminasi
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higiene
 
Gangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaGangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan luka
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urine
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusia
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Komunikasi terapeutik

  • 1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK NURUL SYUHFAL NINGSIH, S.ST, M.Kes
  • 2. Definisi  Ada beberapa pengertian komunikasi terapeutik dan di antaranya adalah sebagai berikut.  1. Suatu kemampuan atau ketrampilan bidan dalam adalam membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologi dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain (Northouse dalam Suryani, 2006).  2. Hubungan interpersonal anatar bidan dengan klien,sehingga memperoleh pengalaman belajar yang sama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien (Stuart,1998). 3. Komunikasi yang direncanakan secara sadar dimana kegiatan dan tujuan dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Uripni dkk, 2003).
  • 3. Kunci membangun komunikasi terapeutik adalah: 1. Kejujuran 2. Lemah lembut berbicara dan meyakinkan 3. Tata bahasanya jelas,ekpresisf dan tidak membingungkan 4. Bersikap positip dan penuh harapan kedepan 5. Empati 6. Memberikan sikap hormat pada klien 7. Responsif dan peka,mengerti perasaan orang lain 8. Tidak terpengaruh masa lalu klien.
  • 4. Tujuam 1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yg ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan 2. Mengurangi keraguan,membntu dalam hal pengambilan tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya. 3. Mempengaruhi orang lain. Lingkungan fisik dan dirinya sendiri
  • 5. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, seorang bidan dituntut untuk memiliki karakter helping relationship sebagai berikut. 1. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianut. 2. Kemampuan untuk menganalisis perasaanya sendiri 3. Kemampuan menjadi contoh peran,gaya hidup sehat spy bisa jadi contoh orang lain. 4. Altruistik,bidan merasa puas karena mampu , menolong orang lain dengan cara yang manusiawi 5. Rasa tangggung jawab, etik dan moral, setiap keputusan yang dibuat selalu memperhatikan prinsip yang menjunjung tinggi kesehatan/ kesejahteraan manusia. 6. Tanggung jawab untuk dirinya sendiri dan juga pada orang lain
  • 6. Manfaat 1. Untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara tenaga kesehatan dan klien. 2. Untuk mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, mengkaji masalah, dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan.
  • 7. Syarat Komunikasi Terapeutik Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri baik pemberi maupun penerima 2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana, informasi, maupun masukan.
  • 8. Prisip Komunikasi Terapeutik 1. Bidan harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya, serta nilai yang dianut. 2. Komunikasi yang bersifat saling menerima, saling percaya, dan saling menghargai. 3. Bidan harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mentalnya. 4. Menciptakan suasana yang memungkinkan seorang pasien bebas berkembang tanpa rasa takut.
  • 9. 5. Mampu memotivasi pasien untuk mengubah dirinya baik sikap ataupun tingkah laku,sehingga tumbuh semakin matang dan mampu memecahkan masalahnya sendiri 6. Bidan mampu menguasai perasaan sendiri baik suka maupun duka. 7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya. 8. Memahami betul arti empati sebagai tindakan terpeutik. 9. Kejujuran dan keterbukaan sebagai dasar komunikasi terpeutik. pelayanan kebidanan.
  • 10. 10. Memiliki kemampuan sebagai role model altruisme untuk mendapatkan keputusan dengan menolong orang lain secara manusiawi. 11. Berpegang pada etika serta dalam mengambil keputusan berdasar prinsip kesejahteraan manusia. 12. Bertanggung jawab dalam dua demensi, yaitu pada diri sendiri dan pada pasien dlm pelayanan kebidanan.
  • 11. Sikap dalam komnunikasi terapeutik 1. Berhadapan 2. Kontak mata 3. Membungkuk kearah klien 4. Memperlihatkan sikap terbuka 5. Tetap rileks
  • 12. TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK 1. Mendengarkan aktif dan penuh perhatian  Teknik mendengar ada dua macam yaitu mendengar pasif dan mendengar aktif. Mendengar pasif misalnya menganggukan kepala atau kontak mata. Sedangkan mendengar aktif adalah mendengar dengan penuh perhatian dan bertujuan untuk mengetahui perasaan orang lain. Keuntungan mendengar aktif adalah pasien merasa dihargai dan merasa penting serta pasien merasa didengarkan sehingga pasien merasa nyaman. Mendengar aktif dengan penuh perhatian bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
  • 13. TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK 1. Pandang klien dan keluarga saat berbicara 2. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan 3. Sikap tubuh yang menunjukan perhatian 4. Tidak menyilangkan kaki dan tangan 5. Menghindari gerakan yang tidak perlu 6. Anggukan kepala apabila klien membicarakan hal yang penting 7. Condongkan tubuh kearah lawan bicara.
  • 14. 2. Menunjukkan penerimaan Menunjukkan penerimaan berarti bersedia mendengarkan orang lain tanpa keraguan tetapi bukan berarti bidan menyetuji semua hal. Bidan tidak harus menerima perilaku klien tetapi harus menghindari ekspresi wajah yang menunjukan tidak setuju, misalnya menggelengkan kepala atau mengerutkan dahi/wajah. Contoh sikap bidan yang menyatakan penerimaan adalah sebagai berikut : a. Mendengarkan tanpa memutus pembicaraan b. Memberikan umpan balik verbal c. Memastikan bahwa isyarat verbal cocok dengan komunikasi verbal d. Menghindari untuk berdebat
  • 15. 3. Mengajukan Pertanyaan yang Berkaitan Tujuan bidan mengajukan suatu pertanyaan yang berkaitan adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh pasien atau keluarganya. Contoh: “Tadi Ibu katakan kalau anak Ibu ada tiga. Anak yang mana yang paling dekat dengan Ibu?”
  • 16. 4. Mengajukan Pertanyaan Terbuka Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang luas, sehingga pasien bisa mengemukakan masalah dan perasaannya dengan kata-kata sendiri. Contoh: “Coba ceritakan apa yang biasa ibu lakukan kalau ibu mengalami demam yang tinggi?”
  • 17. 5.Mengulang Ucapan Klien Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Contoh: Klien: “Saya semalan tidak bisa tidur Bu....” Bidan: “Ibu mengalami kesulitan untuk tidur?”
  • 18. 6. Mengajukan Pertanyaan Klarifiksi Mengajukan pertanyaan klarifikasi tujuanya adalah untuk menglarifikasikan hal-hal yang belum dimengerti untuk menghindari kesalahpahaman. Contoh: Bidan: “Apa yang Ibu maksudkan tadi? Saya kurang jelas.” Klien : “Yang saya maksudkan adalah.....”
  • 19. 7. Menfokuskan tujuanya adalah untuk membatasi pembicaraan sehingga pembicaraan menjadi lebih spesifik. Contoh: “Hal ini nampaknya penting,maka perlu kita bicarakan lebih lanjut di lain waktu.”
  • 20. 8. Menyampaikan Hasil Observasi Menyampaikan hasil observasi bertujuan untuk memberikan umpan balik dari hasil pengamatan yang dilakukan. Contoh : Bidan : “Kelihatannya Ibu cemas? Apakah Ibu merasa cemas apabila ....”
  • 21. 9. Menawarkan Informasi Menawarkan informasi adalah untuk memberikan tambahan informasi yang merupakan bagian dari pendidikan kesehatan.
  • 22. 10. Diam Diam menurut Damayanti (2008) digunakan pada saat klien perlu mengekpresikan ide tetapi klien tidak tahu bagaimana menyampaikan hal tersebut. Sikap diam juga bisa digunakan, baik oleh klien ataupun bidan, untuk mengorganisir pikirannya. Sikap diam memungkinkan klien untuk dapat berkomunikasi secara internal dengan dirinya sendiri,mengorganisir dan memproses informasi yang didapat.
  • 23. Jenis Komunikasi Terapeutik Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
  • 24. Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
  • 25. 1. KOMUNIKASI VERBAL Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.
  • 26. Komunikasi Verbal yang efektif harus: a. Jelas dan ringkas Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil keniungkinan teijadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.
  • 27. b. Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami) Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.
  • 28. c. Arti denotatif dan konotatif Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.
  • 29. d. Selaan dan kesempatan berbicara Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.
  • 30. e. Waktu dan Relevansi Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.
  • 31. f. Humor Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) dalam Purba (2006) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
  • 32. 2. KOMUNIKASI TERTULIS Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.
  • 33. Prinsip-prinsip komunikasi tertulis terdiri dari : 1. Lengkap 2. Ringkas 3. Pertimbangan 4. Konkrit 5. Jelas 6. Sopan 7. Benar
  • 34. Fungsi komunikasi tertulis adalah: 1. Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya; persetujuan operasi. 2. Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah diarsipkan. 3. Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali untuk mengetahui perkembangan masa lampau. 4. Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan. 5. Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat pengangkatan.
  • 35. Keuntungan Komunikasi tertulis adalah: 1. Adanya dokumen tertulis 2. Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman 3. Dapat meyampaikan ide yang rumit 4. Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan 5. Menyebarkan informasi kepada khalayak ramai 6. Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan. 7. Membentuk dasar kontrak atau perjanjian 8. Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
  • 36. Kerugian Komunikasi tertulis adalah: 1. Memakan waktu lama untuk membuatnya 2. Memakan biaya yang mahal 3. Komunikasi tertulis cenderung lebih formal 4. Dapat menimbulkan masalah karena salah penafsiran 5. Susah untuk mendapatkan umpan balik segera 6. Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila telah dikirimkan 7. Bila penulisan kurang baik maka akan membingungkan Si pembaca.
  • 37. 3. KOMUNIKASI NON VERBAL  Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
  • 38. Morris (1977) dalam Liliweni (2004) membagi pesan non verbal sebagai berikut: 1. Kinesik Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan bahwa dalam pengalihan informasi mengenai kesehatan, para penyuluh tidak saja menggunakan kata-kata secara verbal tetapi juga memperkuat pesan-pesan itu dengan bahasa isyarat untuk mengatakan suatu penyakit yang berbahaya, obat yang mujarab, cara memakai kondom, cara mengaduk obat, dan lain-lain.
  • 39. 2. Proksemik Proksemik yaitu bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh “ruang” dan “jarak” antara individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau antara individu dengan objek.
  • 40. 3. Haptik Haptik seringkali disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak di antara dua orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada ahli komunikasi non verbal yang mengatakan haptik itu sama dengan menepuk-nepuk, meraba-raba, memegang, mengelus dan mencubit. Haptik mengkomunikasikan relasi anda dengan seseorang.
  • 41. 4. Paralinguistik Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia bermanfaat kalau kita hendak menginterprestasikan simbol verbal. Sebagai contoh, orang-orang Muang Thai merupakan orang yang rendah hati, mirip dengan orang Jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras. Mengeritik orang lain biasanya tidak diungkapkan secara langsung tetapi dengan anekdot. Ini berbeda dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan segala sesuatu dengan suara keras.
  • 42. 5. Artifak Kita memehami artifak dalam komunikasi non verbal dengan pelbagai benda material disekitar kita, lalu bagaimana cara benda-benda itu digunakan untuk menampilkan pesan tatkala dipergunakan. Sepeda motor, mobil, kulkas, pakaian, televisi, komputer mungkin sekedar benda. Namun dalam situasi sosial tertentu benda-benda itu memberikan pesan kepada orang lain. Kita dapat menduga status sosial seseorang dan pakaian atau mobil yang mereka gunakan. Makin mahal mobil yang mereka pakai, maka makin tinggi status sosial orang itu.
  • 43. 6. Logo dan Warna Kreasi pan perancang untuk menciptakan logo dalam penyuluhan merupakan karya komunikasi bisnis, namun model keija m dapat ditirn dalam komunikasi kesehatan. Biasanya logo dirancang untuk dijadikan simbol dari suatu karya organisasi atau produk dari suatu organisasi, terutama bagi organisasi swasta. Bentuk logo umumnya berukuran kecil dengan pilihan bentuk, warna dan huruf yang mengandung visi dan misi organisasi.
  • 44. 7. Tampilan Fisik Tubuh Acapkali anda mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan fisik tubuh dari lawan bicara anda. Kita sering menilai seseorang mulai dari warna kulitnya, tipe tubuh (atletis, kurus, ceking, bungkuk, gemuk, gendut, dan lain- lain). Tipe tubuh itu merupakan cap atau warna yang kita berikan kepada orang itu. Salah satu keutamaan pesan atau informasi kesehatan adalah persuasif, artinya bagaimana kita merancang pesan sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi orang lain agar mereka dapat mengetahui informasi, menikmati informasi, memutuskan untuk membeli atau menolak produk bisnis yang disebarluaskan oleh sumber informasi. (Liliweri, 2007:108).
  • 45. Karakteristik Komunikasi Terapeutik Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri- ciri komunikasi terapeutik yaitu sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54). 1. Ikhlas (Genuiness) Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
  • 46. 2. Empati (Empathy) merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan. 3. Hangat (Warmth) adalah kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.
  • 47. Fase - fase dalam Komunikasi Terapeutik 1. Orientasi (Orientation) Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien. Fase ini dicirikan oleh lima kegiatan pokok yaitu testing, building trust, identification of problems and goals, clarification of roles dan contract formation.
  • 48. 2. Kerja (Working) Pada fase ini perawat dituntut untuk bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan pada fase orientasi. Bekerja sama dengan pasien untuk berdiskusi tentang masalah-masalah yang merintangi pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu menyatukan proses komunikasi dengan tindakan perawatan dan membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan.
  • 49. 3. Penyelesaian (Termination) Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan penilaian atas tujuan telah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang saling menguntungkan dan memuaskan. Kegiatan pada fase ini adalah penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan (Arwani, 2003 61).
  • 50. FAKTOR - FAKTOR PENGHAMBAT KT 1. Perkembangan. 2. Persepsi. 3. Nilai. 4. Latar belakang sosial budaya. 5. Emosi. 6. Jenis Kelamin. 7. Pengetahuan. 8. Peran dan hubungan. 9. Lingkungan. 10. Jarak. 11. CitraDiri. 12. Kondisi Fisik.