Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga. Beberapa tips yang disebutkan antara lain mendengarkan dengan perhatian, memberikan pesan yang konsisten, menciptakan iklim emosional yang mendukung komunikasi, serta mengekspresikan dan berbagi perasaan.
1. Tips untuk memfasilitasi
komunikasi dalam keluarga
sahuri nur rochmat
Follow
Oct 10, 2017 · 2 min read
Komunikasi orangtua-anak
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Jika dialog dalam hubungan interpersonal penting, itu adalah
lebih komunikasi dalam keluarga. Komunikasi dipandu oleh
perasaan dan informasi yang kita mengirimkan dan memahami.
Komunikasi membantu kita untuk menjalin kontak dengan orang-
orang, untuk memberikan atau menerima informasi, untuk
mengungkapkan atau mengerti apa yang kita pikirkan, untuk
menyampaikan pengalaman perasaan kita, untuk berkomunikasi
di suatu tempat pemikiran, ide, atau informasi lain, dan untuk
Bersatu atau link melalui kasih sayang dan empati.
Tips untuk meningkatkan komunikasi orangtua-anak
Ketika ada komunikasi dalam keluarga, Anda pasti dapat
mengatakan bahwa ada sebuah persekutuan, keterlibatan dan
suasana Uni dan kasih sayang di rumah. jual sprei
waterproof Tapi, di atas semua, dan paling penting, ada saling
menghormati dan nilai mapan yang berasal dari asal-usul
hubungan baik.
2. Melaksanakan rekomendasi ini akan memperbaiki iklim keluarga
untuk memfasilitasi komunikasi dan kepercayaan antara anak-
anak dan orang dewasa, antara orangtua dan anak-anak, dan
pendekatan posisi.
-Ketika memberikan informasi, ini berusaha bahwa itu adalah
selalu cara yang positif.
-Patuhi aturan bahwa “semua yang dikatakan, digenapi.”
-berempati atau menempatkan diri di tempat lain.
-Memberikan pesan yang konsisten dan bebas-kontradiktif.
-Mendengarkan dengan perhatian dan minat.
-Membuat iklim emosional yang memfasilitasi komunikasi.
-Meminta pendapat dan pendapat orang lain.
-Express dan berbagi perasaan.
-Menjadi jelas ketika memesan sesuatu.
Dialog dalam keluarga
Menciptakan iklim komunikasi dalam keluarga bukanlah tugas
yang mudah. Kita perlu untuk membantu anak-anak dengan
praktek lapangan, dengan saran pendidikan dan, di atas
segalanya, dengan contoh untuk menciptakan iklim tepat yang
memfasilitasi komunikasi.
3. KomunikasiTerapeutik
Pengertian :
Yaitu komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Atau
Yaitu proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan pada klien.
Komunikasi ini termasuk komunikasi interpersonal karena adanya rasa saling membutuhkan antara perawat dengan pasien
(komunikasi pribadi antara perawat dg pasien)
1. A. TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain.
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis
4. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri
1. B. KOMPONEN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Komunikator
Perawat sbg pengirim pesan kepada pasien. Tujuannyauntuk membantu kesembuhan pasien, bersifat interpersonal. Contoh :
Perawat lebih aktif pendekatan diri pada pasien
Mendengarkan scr saksama
Memberikan respon pada pasien
Menawarkan informasi
Memberikan pencerahan pada pasien
1. Pesan
Berisi motivasi, pesan-pesan yg diberikan pada pasien guna menumbuhkan rasa optimis serta kemajuan pasien.
1. Komunikan
Pasien terapeutik mempunyai masalah dg kehidupan maupun kesehatannya. Pasien ini ingin lebih diperhatikan guna memperoleh
informasi utk memenuhi kebutuhannya.
1. Respon
Respon yg diberikan pasien setelah berkomunikasi dengan perawat. Contoh: pasien minum obat secara teratur 3x sehari, bersikap
lebih optimis untuk sembuh.
1. Media
Wadah dimana komunikator menyampaikan pesan pada pasien. Dibagi 2 yaitu :
1) Verbal :
2) Non verbal :
1. C. KARAKTERISTIK YANG MEMFASILITASI TUMBUHNYA HUB.YANG TERAPEUTIK
1. Kejujuran (trustworthy)
2. Tidak membingungkan dan ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
Empati : perawat turut merasakan permasalahan yang diderita pasien tanpamembawanya berlarut-larut sehingga ia dapat
memikirkan masalah klien secara objektif.
Simpati : perawat tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena dia terlibat secara emosional dan terlarut di
dalamnya.
1. Mampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien
Perawat harus aktif listening dan sabar dalam mendengarkan ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara tergesa-gesa
dan tidak menyimak secara keseluruhan maka akibatnya bisa fatal.
1. Menerima klien apa adanya
Memberikan penilaian/mengkritik klien berdasarkan nila-nilai yang diyakini perawat menunjukkan bahwa perawat tidak
menerima klien apa adanya.
4. 1. Sensitive terhadap perasaan klien
2. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat tsb
1. D. PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK MENURUT CARL ROGERS
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
2. Komunitas harus ditandai dengan sikap saling menerima,percaya,dan menghargai
3. Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang dianut klien
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien
5. Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman
6. Perawat harus bisa memotivasi klien
7. Perawat mampu menguasai perasaannyasendiri
8. Memahami betul arti Empati
9. Berpegang pada etika
10. Bertanggung jawab
11. Altruisme
1. E. PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK MENURUT SURYANI
1. Hubungan perawat dan klien saling menguntungkan
2. Perawat harus menghargai keunikan klien
3. Perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien.
4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnyahubungan saling percaya (trust)
1. F. PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK MENURUT PURWANTO
1. Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi
2. Tingkah laku professional
3. Membuka diri
4. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
5. Kerahasiaan klien harus dijaga
6. Kompetensiintelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
7. Implementasi intervensi berdasarkan teori
8. Memelihara interaksi yang tidak menilai
9. Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional
10. Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak
merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
1. G. PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK MENURUT DE VITO
1. Keterbukaan
2. Empati
3. Sifat mendukung sikap positif
4. Kesetaraan
1. H. TAHAPAN HUB. TERAPEUTIK
1. 1. TAHAP PERSIAPAN
Definisi : Tahapan persiapan/prainteraksiadalah masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien, dalam
hal ini pasien.
Tujuan : mengurangi kecemasan yang dapat mengganggu interaksi dengan pasien.
Tugas perawat :
1) Menggali perasaan
2) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya
3) Mencari informasi tentang pasien
4) Merancang strategi pertemuan dengan pasien
1. 2. TAHAP PERKENALAN
Tujuan : Memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini serta mengevaluasi tindakan
yang lalu.
PERAN UTAMA PERAWAT
1) Memberikan situasi lingkungan yang peka
2) Menunjukkan penerimaan
5. 3) Membantu pasien mengekspresikan perasaan
Tugas perawat :
1) Membina rasa saling percaya, menerima dan terbuka
2) Membuat kesepakatan dengan pasien
3) Mengidentifikasi masalah pasien
4) Merumuskan tujuan dan mengingatkan kesepakatan
1. 3. TAHAP KERJA
Perawat melakukan active listening, mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran, mampu menganalisis perubahan
respon pasien (verbal dan nonverbal).
Tugas Perawat :
1) Mengklarifikasi dan mengidentifikasi masalah
2) Menggali alternatif pemecahan masalah
3) Memfasilitasi perubahan perilaku pasien
4) Memfasilitasi pasien untuk bertindak
1. 4. TAHAP TERMINASI
1. I. Terminasi sementara
Akhir dari tiap pertemuan perawat dengan pasien
1. II. Terminasi akhir
Perawat telah meyelesaikan proses keperawatan secara keseluruhan
Tugas Perawat :
1) Evaluasi objektif
2) Evaluasi subjektf
3) Menyepakatitindak lanjut
4) Membuat janji untuk pertemuan berikutnya
1. I. MACAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. KOMUNIKASI VERBAL
Jenis komunikasi yang paling lazim, biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional.
Komunikasi yang efektif :
Jelas dan ringkas
Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)
Arti denotatif dan konotatif
Selaan dan kesempatan berbicara
Waktu dan relevansi
Humor
1. KOMUNIKASI NON-VERBAL
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpamenggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk
menyampaikan pesan dan menambah arti terhadap pesan verbal.
Komunikasi yang efektif :
Metakomunikasi
6. Penampilan Personal
Intonasi (Nada Suara)
Ekspresi wajah
Sikaptubuh
Sentuhan
1. KOMUNIKASI TERTULIS
Adalah sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa pesan tertulis dan komunikan tersebut dapat
memahami dan menerimanya dengan baik.
1. J. TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. MENDENGAR(LISTENING)
Tujuan: memberi rasa aman klien dalam mengungkapkan perasaannyadan menjaga kesetabilan emosi/psikologis klien.
1. PERTANYAAN TERBUKA(BROAD OPENING)
TeKnik ini memberi kesempatan klien utuk mengungkapkan perasaan sesuai kehendak tanpadibatasi.
1. MENGULANG(RESTARTING)
Untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien.
1. KLARIFIKASI
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien berhenti karena malu mengemukakan informasi.
1. REFLEKSI
Reaksi perawat-klien selama berlangsungnya komunikasi. Refleksi ini ada dua macam, yaitu:
1. Refleksi isi: memvalidasi apa yang didengar.
2. Refleksi perasaan: memebri respon pada perasaan klien
3. MEMFOKUSKAN
Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih
spesifik, lebih jelas, dan berfokus padarealitas.
1. MEMBAGI PERSEPSI
Memintapendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan.
1. IDENTIFIKASI TEMA
Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama percakapan.
1. DIAM(SILENCE)
Tujuannyauntuk memberi kesempatan klien untuk berpikir dan memotivasi klien untuk bicara.
10. INFORMING
Tujuannyauntuk memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan bagi klien.
11. SARAN
Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah.
1. K. TEKNIK KOMUNIKASI NONTERAPEUTIK
Pengertian : Merupakan komunikasi yang dapat merintangi atau merusak profesionalisme hubungan.
1. MENANYAKAN PERTANYAAN PRIBADI
Menanyakan pertanyaan pribadi tidaklah relevan pada situasi itu , hanyamemenuhi keingintahuan perawat , tidak tepat dalam
komunikasi profesional .
1. MEMBERIKAN PENDAPAT PRIBADI
Ketika perawat memberi suatu pendapat pribadi, pengambilan keputusan jauh dari klien . Pendapat pribadi berbeda dengan
pendapat profesional.
1. MENGGANTI SUBYEK
Mengganti pokok materi ketika orang lain sedang berusaha untuk mengkomunikasikan sesuatu yang penting adalah tidak sopan
dan menunjukkan sikap kurang empati sehingga dapat menghalangi komunikasi lebih lanjut.
7. 1. RESPON OTOMATIS
Bahwa perawat tidaklah memperhatikan dengan serius / tidUngkapan otomatis ini mengkomunikasikan ak menjawab dengan
penuh pertimbangan.
1. PENENTRAMAN HATI YANG KELIRU
Jangan menawarkan penentraman hati yang didukung oleh fakta / yang didasarkan padakenyataannya yang dapat lebih
merugikan dibanding kebaikannya.
1. SIMPATI
“Simpati adalah perasaan perhatian , duka cita, / kasihan pada klien yang diciptakan oleh identifikasi pribadi perawat akan
kebutuhan klien . Simpati adalah suatu hubungan memperhatikan dunia orang lain yang mencegah suatu perspektif yang jelas
dari isu yang dihadapi orang itu . Simpati berpusat padaperasaan perawat bukannya perasaan klien . (Balzer Riley, 2000)
1. MEMINTAPENJELASAN
Seorang perawat mungkin tergoda untuk meminta orang lain untuk menjelaskan mengapa orang percaya, merasa , atau telah
bertindak dengan cara tertentu .
1. PERSETUJUAN / PENOLAKAN
Perawat harus tidak memaksakan sikap mereka sendiri , nilai-nilai , kepercayaan , dan moral pada orang lain saat pada peran
membantu secara profesional . Orang lain mempunyaihak untuk jadi diri mereka dan membuat keputusan mereka sendiri.
1. RESPON BERTAHAN
Ketika klien menyatakan kritik , perawat perlu mendengarkan apa yang harus mereka katakan . Mendengarkan tidak berarti
persetujuan.
10. RESPON AGRESIF DAN / PASIF
Tanggapan yang pasif untuk menghindari konflik / isu yang tidak menyenangkan . Tanggapan yang agresif menimbulkan
konfrontasi padaorang lain.
11. MEMBANTAH
Perawat yang mahir dapat memberi informasi / menyajikan kenyataan dengan cara yang menghindari argumentasi.