SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
DERMATITIS
Aja Apendi
Ayu Santika
Diah Sari Ningrum
Dian Nikmatul Meilia
PENGERTIAN
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (epidermis,
dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor
eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa eflorresensik polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skauma, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar
(eksogen) misalnya bahan kimia contohnya : detergen,
asam, basa, oli, semen) fisik (contoh : sinar,suhu),
(mikroorganisme: bakteri, jamur. Dapat pula dari dalam
(endogen) misalnya dermatitis atopik.
ANATOMI & FISIOLOGI
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-
kira 15% BB. Kulit merupakan organ yang ensesial dan vital dan sangat
kompleks juga elastis dan sesitive dan bervariasi pada keadaan iklim, umur,
seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda
serta lembut, tiis dan tebalnya.
Kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama
1. Lapisan Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang terususun dari epitel
bertingkat dan tidak mempunyai pembuluh darah. Lapisan epidermis
terdiri atas :
a. Stratum Korneum,
b. Stratum Lusidium,
c. Stratum Granulosom,
d. Stratum Spinosum,
e. Stratum basal,
2. Lapisan Dermis
Dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari
pada epidermis terutama disusun oleh sitem jaringan penyambung. Dermis
menjadi bantalan pelindung untuk struktur yang lebih dalam, yang melindungi
mereka dari trauma, dan lapisan ini juga memberi makanan epidermis dan
berperan penting dalam penyembuhan luka. Dermis mempunyai jumlah sel
khusus, misalnya sel mast, dan fibroblas juga : pembuluh darah, limpatik,
saraf, kelenjar keringat.
Dermis memiliki 2 lapisan:
a. Dermis papilaris superfisial
b. Dermis retikularis
3. Lapisan Subkutis
adalah kelanjutan dermis, teridiri atas jaringan ikat longgar berisi sel
sel lemak di dalamnya. Lapisan sel sel lemak disebut panikulus adiposa,
berfungsi sebgai cadangan makanan. Dilapisan ini terdapat ujungujung saraf
tepi, pembuluh darah, dan getah bening.
FUNGSI KULIT
1. Fungsi proteksi
kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat zat kimia
terutama yang bersifat iritan. Contohnya : lisol, karbol, asam dan alkali kuat
lainnya ; ganguan yang bersifat panas.
2. Fungsi Absorpsi
Kemampun absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
3. Fungsi ekresi, kelenjar kelenjar kulit mengeluarkan zat zat yang tidak
berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, Urea,asam urat
dan amonia.
4. Fungsi presepsi
kulit mengandung ujung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Dingin oleh bada badan Krause di dermis. Rabaan oleh badan taktil Meissner
di papila dermis. Tekanan oleh badan Vater Paccini di epdermis. Saraf-saraf
sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi Termogulasi
kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah. Kulit kaya akan pembuluh
darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal: melanosit adalah 10 : 1. Jumlah
melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan
warna kulit, ras, maupun individu.
7. Fungsi Kreatinisasi
lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel
langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan
pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah keatas dan berubah bentuknya
menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Makin lama inti makin menghilang dan keratinosit
menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung seumur hidup dan sampai
sekarang belum sepenuhnya dimengerti.
8. Fungsi Pembentukan Vit.D
dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari
KLASIFIKASI DERMATITIS
1. Dermatitis kontak
2. Dermatitis atopik
3. Neurodermatitis sirkumskripta,
4. Dermatitis nurmularis
5. Dermatitis statis
MANIFESTASI KLINIS
1. Dematitis kontak
a. Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang
terjadi kontak
b. Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul
sebelum 24-48 jam
c. Untuk dermatitis kontak iritan, gejala terbagi 2, akut dan
kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi
kemerahan sampai terasa perih dan lecet. Gejala dimulai
dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang
akhirnya menjadi menebal.
d. Pada kasus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi
kemerahan tersebut.
e. Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar.
f. Dermatitis iritan , gatal dan merasa terbakarnya lebih terasa
dibandingkan dengan tipe alergi.
c. Untuk dermatitis kontak iritan, gejala terbagi 2, akut dan kronis. Saat akut
dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai terasa perih
dan lecet. Gejala dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang
yang akhirnya menjadi menebal.
d. Pada kasus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
e. Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar.
f. Dermatitis iritan , gatal dan merasa terbakarnya lebih terasa dibandingkan
dengan tipe alergi.
2. Dermatitis Atopik (DA)
Ada 3 fase klinis DA yaitu :
a. DA infantil (2 bulan-2tahun), Lesi mula-mula tampak didaerah muka
berupa eritema, papul-vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi
eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta.
b. DA anak (2-10 tahun), Dapat berupa lanjutan dari DA infantil ataupun
timbul sendiri. Lokasi lesi dilipatan siku / lutut, pergelangan tangan ,
kelopak mata dan juga leher. DA berat yang lebih dari 50% dapat
menggangu pertumbuhan.
c. DA pada remaja dan dewasa, Pada remaja Lokasi di lipatan siku/lutut ,
samping leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa, distribusi lesi kurang
kalakteristik sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula
berlokasi setempat misalnya pada bibir vulva , puting / skalp.
3. Neurodermatitis sirkumsripta
a. Kulit yang sangat gatal
b. Muncul tunggal didaerah leher , pergelangan tangan, lengan bawah, paha
atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin.
c. Rasa gatal sering hilang timbul
d. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal , kulit yang bersisik akibat
garukan atau penggosokan dan sudah terjadi bertahun-tahun
4. Dermatitis nurmularis
a. Gatal yang kadang sangat hebat sehingga dapat menggangu
b. Lesi berupa vesikel dan papulavesikel
c. Lamabat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering
menjadi krusta kekuningan
5. Dermatitis statis
a. bercak-bercak dan bintik berwarna merah yang bersisik
b. Borok atau bisul pada kulit
c. Luka (lesi ) kulit
d. Rasa gatal dan kesemutan pada daerah yang terkena
-Fisik (sinar,suhu)
-mikroorganisme (bakteri, jamur)
Faktor dari dalem
(endogen)Faktor dari luar (eksogen)
Faktor yang berhubungan
- Genetik
- Lingkungan n
- Farmakologik
- Imunologik
Dermatitis
Dermatitis kontak (sabun, detergen,
zat kimia)
Berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dlm serum
Allergen sensitizen
Dermatitis atopic
Reaksi hipersensitivitas
Sel T
Iritan primer
Sensitisasi sel T oleh saluran limfe
Sel Langerhans dan makrofag
Mengiritasi kulit
Asma bronchial, rhinitis alergik
Kerusakan intrgritas kulitPeradangan kulit (lesi)
Ketidakefektifan pola nafas
Nyeri akut
Resiko infeksi
Gangguan citra tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola jalan nafas terganggu akibat
spasme otot-otot pernafasan, kerusakan neurologis.
2. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi
inflamasi.
3. Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap
penampakan diri dan persepsi diri tentang
ketidakbersihan.
4. Nyeri akut b.d lesi kulit
5. Risiko infeksi b.d lesi, bercak-bercak merah pada
kulit.
Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, Pernafasan
kembali normal dengan
kriteria hasil:
- Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang
bersih , tidak ada sianosis dan
dypsneu
- Menujukan jalan napas yang
paten.
- Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
1. Buka jalan napas
2. Posisikan klien
dengan posisi semi
fowler
3. Auskultasi suara
napas
4. Lakukan batuk
efektif atau suction
5. Lakukan fisioterafi
dada
1. Untuk mempatenkan
jalan napas
2. Untuk memaksimalkan
ventilasi
3. Untuk mengetahui
adanya suara napas
tambahan.
4. Untuk mengeluarkan
secret
5. Untuk mengeluarkan
secret
2 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, kulit kembali
normal dengan kriteria hasil:
- Tidak ada lesi kulit
- Integritas kulit yang baik
bisa dipertahankan
- Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembapan kulit dan
perawatan kulit alami
1. Anjurkan pasien
untuk menggunakan
pakaian yang
longgar
2. Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih
dan kering
3. Monitor kulit
4. Ganti balutan pada
interval waktu yang
sesuai
1. Untuk menghindari
gesekan pada luka
2. Untuk meminimalisir
infeksi yang mungkin
terjadi
3. Untuk mengetahui ada
tidaknya kolor, tumor,
dolor, rubor, fungsio laesa
4. Untuk mrminimalisir
infeksi yang mungkin
terjadi
3 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, citra tubuh
kembali normal dengan
kriteria hasil:
- Mampu mengidentifikasi
kekuatan personal
- Mendeskripsikan secara
factual perubahan fungsi
tubuh
- Mempertahankan
interaksi sosial
1. Kaji secara verbal dan
nonverbal respon klien
terhadap tubuhnya
2. Monitor frekuensi
mengkritik dirinya
3. Dorong klien
mengungkapkan
perasaan
4. Jelaskan tentang
pengobatan, perawatan,
kemajuan dan prognosis
penyakit.
1. Untuk mengetahui ada
tidak nya kemajuan
pada klien
2. Untuk membangun rasa
percaya dirinya
3. Untuk mengetahui ada
tidak nya kemajuan
pada klien
4. Untuk memberikan
pendidikan kesehatan
pada klien
4 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, nyeri hilang
dan kulit kembali normal
dengan kriteria hasil:
- Mampu mengontrol diri
- Mampu mengenali diri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
- Mengatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara kompresensif
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan.
3. Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
4. Berikan analgesik
1. Untuk mengetahui lokasi,
karakteristik, durasi ,
frekuensi , kualitas dan
faktor presipitasi
2. Untuk mengetahui
penanganan yang tepat
3. Untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan
4. Untuk memfasilitasi
pengobatan secara
farmakologi
Dx Tujuan Intervensi Rasional
5 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan,
infeksi hilang dan tubuh
kembali normal dengan
kriteria hasil:
- Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
- Jumlah leukosit dalam
batas normal
- Menunjukan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi systemic dan lokal
2. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
3. Pertahankan tehnik isolasi
4. Bersihkan lingkungan
setelah di pakai pasien lain
1. Untuk
mengetahui
derajat infeksi
2. Untuk mencegah
penyebaran
infeksi pada
anggota tubuh
yang lain
3. Untuk terhindar
dari infeksi
4. Untuk terhindar
dari penularan
infeksi
Daptar Pustaka
Peate, Nair. 2015. Dasar-dasar Patofisiologi Terapan.
Jakarta: Bumi MedikaNuralif, Amin Huda. 2015. Aplikasi
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
MediactionGuyton.2014.Fisiologi
Kedokteran.Singapura:ElseiverAmzafi, S. : Excited Skin
Syndrome pada penderita dermatitis kontak karena
logam (skripsi bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
FKUI, 1989)

More Related Content

What's hot

Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Budi Supriyono
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitisWarnet Raha
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiAULIA SHARA
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Kaze Va
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 

What's hot (20)

Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 
Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1
 

Viewers also liked (20)

Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Konsep Dasar Manajement Keperawatan
Konsep Dasar Manajement KeperawatanKonsep Dasar Manajement Keperawatan
Konsep Dasar Manajement Keperawatan
 
Hipo & Hipertiroid
Hipo & HipertiroidHipo & Hipertiroid
Hipo & Hipertiroid
 
Anfis Payudara
Anfis PayudaraAnfis Payudara
Anfis Payudara
 
Perspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasPerspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan Maternitas
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
 
Anatomi Perkemihan
Anatomi Perkemihan Anatomi Perkemihan
Anatomi Perkemihan
 
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Sistem Reproduksi PriaAnatomi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Konsep Dasar Postpartum
Konsep Dasar PostpartumKonsep Dasar Postpartum
Konsep Dasar Postpartum
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan AnakKesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak
 
Dermatitis and eczema
Dermatitis and eczemaDermatitis and eczema
Dermatitis and eczema
 
Program KIA di Indonesia 2017
Program KIA di Indonesia 2017Program KIA di Indonesia 2017
Program KIA di Indonesia 2017
 
Konsep Dasar Kehamilan
Konsep Dasar KehamilanKonsep Dasar Kehamilan
Konsep Dasar Kehamilan
 
Miopi
Miopi Miopi
Miopi
 
Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas Konsep Keperawatan Maternitas
Konsep Keperawatan Maternitas
 

Similar to DERMATITIS (20)

Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014
 
Lp eritroderma
Lp eritrodermaLp eritroderma
Lp eritroderma
 
Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanya
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
kulit ss
kulit sskulit ss
kulit ss
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik new
Tugas pp tik newTugas pp tik new
Tugas pp tik new
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Sistem Integumen
Sistem Integumen Sistem Integumen
Sistem Integumen
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptxSistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
Sistem_Ekskresi_pada_manusia_Kulit_dan_H.pptx
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 

More from Fransiska Oktafiani

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakFransiska Oktafiani
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Fransiska Oktafiani
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE Fransiska Oktafiani
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareFransiska Oktafiani
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Fransiska Oktafiani
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHFransiska Oktafiani
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockFransiska Oktafiani
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruFransiska Oktafiani
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Fransiska Oktafiani
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah Fransiska Oktafiani
 

More from Fransiska Oktafiani (20)

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
 
Sejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal IndonesiaSejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal Indonesia
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
 
Drugs And Defibrillation
Drugs And DefibrillationDrugs And Defibrillation
Drugs And Defibrillation
 
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner AkutSindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
 
Ambulans Keperawatan
Ambulans KeperawatanAmbulans Keperawatan
Ambulans Keperawatan
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
 
Diagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan SyokDiagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan Syok
 
proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 
Skenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kaderSkenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kader
 
Bagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTIBagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTI
 

DERMATITIS

  • 1. DERMATITIS Aja Apendi Ayu Santika Diah Sari Ningrum Dian Nikmatul Meilia
  • 2. PENGERTIAN Dermatitis adalah peradangan pada kulit (epidermis, dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eflorresensik polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen) misalnya bahan kimia contohnya : detergen, asam, basa, oli, semen) fisik (contoh : sinar,suhu), (mikroorganisme: bakteri, jamur. Dapat pula dari dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik.
  • 3.
  • 4. ANATOMI & FISIOLOGI Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira- kira 15% BB. Kulit merupakan organ yang ensesial dan vital dan sangat kompleks juga elastis dan sesitive dan bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda serta lembut, tiis dan tebalnya. Kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama 1. Lapisan Epidermis Epidermis adalah lapisan luar kulit yang terususun dari epitel bertingkat dan tidak mempunyai pembuluh darah. Lapisan epidermis terdiri atas : a. Stratum Korneum, b. Stratum Lusidium, c. Stratum Granulosom, d. Stratum Spinosum, e. Stratum basal,
  • 5. 2. Lapisan Dermis Dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis terutama disusun oleh sitem jaringan penyambung. Dermis menjadi bantalan pelindung untuk struktur yang lebih dalam, yang melindungi mereka dari trauma, dan lapisan ini juga memberi makanan epidermis dan berperan penting dalam penyembuhan luka. Dermis mempunyai jumlah sel khusus, misalnya sel mast, dan fibroblas juga : pembuluh darah, limpatik, saraf, kelenjar keringat. Dermis memiliki 2 lapisan: a. Dermis papilaris superfisial b. Dermis retikularis 3. Lapisan Subkutis adalah kelanjutan dermis, teridiri atas jaringan ikat longgar berisi sel sel lemak di dalamnya. Lapisan sel sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi sebgai cadangan makanan. Dilapisan ini terdapat ujungujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.
  • 6. FUNGSI KULIT 1. Fungsi proteksi kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat zat kimia terutama yang bersifat iritan. Contohnya : lisol, karbol, asam dan alkali kuat lainnya ; ganguan yang bersifat panas. 2. Fungsi Absorpsi Kemampun absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. 3. Fungsi ekresi, kelenjar kelenjar kulit mengeluarkan zat zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, Urea,asam urat dan amonia. 4. Fungsi presepsi kulit mengandung ujung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan badan Ruffini di dermis dan subkutis. Dingin oleh bada badan Krause di dermis. Rabaan oleh badan taktil Meissner di papila dermis. Tekanan oleh badan Vater Paccini di epdermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
  • 7. 5. Fungsi Termogulasi kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. 6. Fungsi Pembentukan Pigmen sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal: melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit, ras, maupun individu. 7. Fungsi Kreatinisasi lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah keatas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti makin menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung seumur hidup dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. 8. Fungsi Pembentukan Vit.D dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari
  • 8. KLASIFIKASI DERMATITIS 1. Dermatitis kontak 2. Dermatitis atopik
  • 9. 3. Neurodermatitis sirkumskripta, 4. Dermatitis nurmularis
  • 11. MANIFESTASI KLINIS 1. Dematitis kontak a. Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak b. Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum 24-48 jam c. Untuk dermatitis kontak iritan, gejala terbagi 2, akut dan kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai terasa perih dan lecet. Gejala dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang akhirnya menjadi menebal. d. Pada kasus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut. e. Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar. f. Dermatitis iritan , gatal dan merasa terbakarnya lebih terasa dibandingkan dengan tipe alergi.
  • 12. c. Untuk dermatitis kontak iritan, gejala terbagi 2, akut dan kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai terasa perih dan lecet. Gejala dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang akhirnya menjadi menebal. d. Pada kasus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut. e. Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar. f. Dermatitis iritan , gatal dan merasa terbakarnya lebih terasa dibandingkan dengan tipe alergi. 2. Dermatitis Atopik (DA) Ada 3 fase klinis DA yaitu : a. DA infantil (2 bulan-2tahun), Lesi mula-mula tampak didaerah muka berupa eritema, papul-vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta. b. DA anak (2-10 tahun), Dapat berupa lanjutan dari DA infantil ataupun timbul sendiri. Lokasi lesi dilipatan siku / lutut, pergelangan tangan , kelopak mata dan juga leher. DA berat yang lebih dari 50% dapat menggangu pertumbuhan.
  • 13. c. DA pada remaja dan dewasa, Pada remaja Lokasi di lipatan siku/lutut , samping leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa, distribusi lesi kurang kalakteristik sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula berlokasi setempat misalnya pada bibir vulva , puting / skalp. 3. Neurodermatitis sirkumsripta a. Kulit yang sangat gatal b. Muncul tunggal didaerah leher , pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin. c. Rasa gatal sering hilang timbul d. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal , kulit yang bersisik akibat garukan atau penggosokan dan sudah terjadi bertahun-tahun 4. Dermatitis nurmularis a. Gatal yang kadang sangat hebat sehingga dapat menggangu b. Lesi berupa vesikel dan papulavesikel c. Lamabat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta kekuningan
  • 14. 5. Dermatitis statis a. bercak-bercak dan bintik berwarna merah yang bersisik b. Borok atau bisul pada kulit c. Luka (lesi ) kulit d. Rasa gatal dan kesemutan pada daerah yang terkena
  • 15. -Fisik (sinar,suhu) -mikroorganisme (bakteri, jamur) Faktor dari dalem (endogen)Faktor dari luar (eksogen) Faktor yang berhubungan - Genetik - Lingkungan n - Farmakologik - Imunologik Dermatitis Dermatitis kontak (sabun, detergen, zat kimia) Berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dlm serum Allergen sensitizen Dermatitis atopic Reaksi hipersensitivitas Sel T Iritan primer Sensitisasi sel T oleh saluran limfe Sel Langerhans dan makrofag Mengiritasi kulit Asma bronchial, rhinitis alergik Kerusakan intrgritas kulitPeradangan kulit (lesi) Ketidakefektifan pola nafas Nyeri akut Resiko infeksi Gangguan citra tubuh
  • 16. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan pola jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan, kerusakan neurologis. 2. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi. 3. Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang ketidakbersihan. 4. Nyeri akut b.d lesi kulit 5. Risiko infeksi b.d lesi, bercak-bercak merah pada kulit.
  • 17. Dx Tujuan Intervensi Rasional 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pernafasan kembali normal dengan kriteria hasil: - Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih , tidak ada sianosis dan dypsneu - Menujukan jalan napas yang paten. - Tanda-tanda vital dalam rentang normal 1. Buka jalan napas 2. Posisikan klien dengan posisi semi fowler 3. Auskultasi suara napas 4. Lakukan batuk efektif atau suction 5. Lakukan fisioterafi dada 1. Untuk mempatenkan jalan napas 2. Untuk memaksimalkan ventilasi 3. Untuk mengetahui adanya suara napas tambahan. 4. Untuk mengeluarkan secret 5. Untuk mengeluarkan secret 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kulit kembali normal dengan kriteria hasil: - Tidak ada lesi kulit - Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan - Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan kulit alami 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering 3. Monitor kulit 4. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai 1. Untuk menghindari gesekan pada luka 2. Untuk meminimalisir infeksi yang mungkin terjadi 3. Untuk mengetahui ada tidaknya kolor, tumor, dolor, rubor, fungsio laesa 4. Untuk mrminimalisir infeksi yang mungkin terjadi
  • 18. 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan, citra tubuh kembali normal dengan kriteria hasil: - Mampu mengidentifikasi kekuatan personal - Mendeskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh - Mempertahankan interaksi sosial 1. Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya 2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya 3. Dorong klien mengungkapkan perasaan 4. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit. 1. Untuk mengetahui ada tidak nya kemajuan pada klien 2. Untuk membangun rasa percaya dirinya 3. Untuk mengetahui ada tidak nya kemajuan pada klien 4. Untuk memberikan pendidikan kesehatan pada klien 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri hilang dan kulit kembali normal dengan kriteria hasil: - Mampu mengontrol diri - Mampu mengenali diri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) - Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri secara kompresensif 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. 3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 4. Berikan analgesik 1. Untuk mengetahui lokasi, karakteristik, durasi , frekuensi , kualitas dan faktor presipitasi 2. Untuk mengetahui penanganan yang tepat 3. Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan 4. Untuk memfasilitasi pengobatan secara farmakologi
  • 19. Dx Tujuan Intervensi Rasional 5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan, infeksi hilang dan tubuh kembali normal dengan kriteria hasil: - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Jumlah leukosit dalam batas normal - Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi systemic dan lokal 2. Monitor kerentanan terhadap infeksi 3. Pertahankan tehnik isolasi 4. Bersihkan lingkungan setelah di pakai pasien lain 1. Untuk mengetahui derajat infeksi 2. Untuk mencegah penyebaran infeksi pada anggota tubuh yang lain 3. Untuk terhindar dari infeksi 4. Untuk terhindar dari penularan infeksi
  • 20. Daptar Pustaka Peate, Nair. 2015. Dasar-dasar Patofisiologi Terapan. Jakarta: Bumi MedikaNuralif, Amin Huda. 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediactionGuyton.2014.Fisiologi Kedokteran.Singapura:ElseiverAmzafi, S. : Excited Skin Syndrome pada penderita dermatitis kontak karena logam (skripsi bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI, 1989)