SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
Persyaratan Status Bebas
Brucellosis Berdasarkan OIE
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Ketua Komisi Ahli Kesehatan Hewan,
Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Pertemuan Pembahasan Persyaratan Teknis
Zona/Kompartemen Bebas Brucellosis – Purwokerto, 15-16 Desember 2020
Status bebas penyakit negara, zona
dan kompartemen menurut OIE
• African horse sickness (AHS)
• Bovine spongiform encephalopathy
(BSE)
• Classical swine fever CSF)
Status Bebas OIE TAHC (2019) Keterangan
Negara Artikel 1.7. s/d 1.12.
Aplikasi untuk pengakuan resmi
oleh OIE untuk status bebas
(6 penyakit)
Zona Artikel 4.4.
Prinsip menetapkan zona dan
kompartementalisasi
Kompartemen Artikel 4.4. – 4.5. Aplikasi kompartementalisasi
• Contagious bovine pleuropneumonia
(CBPP)
• Foot and mouth disease (FMD)
• Peste des petits ruminants (PPR)
Pertimbangan umum dalam menentukan
zona/kompartemen (Artikel 4.4.2.)
1. Mendefinisikan secara jelas subpopulasi sesuai dengan rekomendasi
dalam bab-bab yang relevan dari OIE Code, termasuk mengenai:
• surveilans;
• identifikasi dan penelusuran ternak; dan
• program pengendalian resmi.
2. Prosedur yang digunakan untuk menetapkan dan mempertahankan
status kesehatan hewan tertentu dari zona atau kompartemen
bergantung pada:
• epidemiologi penyakit, termasuk keberadaan dan peran vektor dan
satwa liar yang peka dan faktor-faktor lingkungan;
• sistim produksi hewan; serta
• aplikasi tindakan-tindakan biosekuriti dan sanitary, termasuk
pengendalian lalu lintas ternak.
Tanggung jawab Veterinary Service dalam
zona/kompartemen (Artikel 4.4.2.)
1. Memiliki laboratorium yang harus beroperasi sesuai dengan Bab
3.1. dan 3.2., untuk memberikan kepercayaan terhadap integritas
zona atau kompartemen.
• Bab 3.1. – Veterinary Services
• Bab 3.2. – Evaluation of Veterinary Services.
2. Menerbitkan sertifikasi lalulintas, jika diperlukan, melakukan
inspeksi yang terdokumentasi secara periodik terhadap fasilitas,
biosekuriti, catatan (records) dan prosedur surveilans.
3. Melakukan audit surveilans, pelaporan (reporting), pemeriksaan
diagnostik laboratorium dan, jika relevan, vaksinasi.
Zona bebas (Artikel 4.4.4.)
• Zona bebas adalah salah satunya dimana tidak ada infeksi atau
infestasi tertentu dalam populasi hewan yang telah ditunjukkan
sesuai dengan persyaratan yang relevan dari OIE TAHC.
• Status bebas bisa diaplikasikan pada satu atau lebih populasi
spesies hewan, domestik atau liar.
• Selama surveilans yang sedang berlangsung menunjukkan tidak
ada kejadian infeksi atau infestasi tertentu, dan prinsip-prinsip
yang ditentukan untuk definisi dan penetapannya dipatuhi, zona
dapat dikatakan mampu mempertahankan status bebasnya.
Persyaratan OIE TAHC yang terkait
dengan zona bebas
• Bersama dengan Artikel 4.4.2. dan 4.4.3., dan bergantung dengan
situasi epidemiologi yang berlaku, pencapaian atau
mempertahankan status bebas mungkin memerlukan surveilans dan
surveilans vektor yang spesifik di masa lalu atau yang sedang
berlangsung, serta tindakan-tindakan biosekuriti dan sanitary yang
sesuai, di dalam zona dan di perbatasannya.
• Artikel 4.4.2. – Pertimbangan Umum
• Artikel 4.4.3. – Prinsip mendefinisikan dan menetapkan zona atau
kompartemen.
• Surveilans harus dilakukan sesui dengan Chapter 1.4. dan chapter-
chapter relevan dalam OIE TAHC.
• Chapter 1.4. – Surveilans kesehatan hewan
Prinsip-prinsip Kompartemen
• Rencana biosekuriti/Biosecurity plan (pemisahan subpopulasi
hewan menurut epidemiologi penyakit tertentu, sumberdaya manusia
dan keuangan, faktor-faktor lingkungan, kepadatan ternak, situasi
penyakit dll.).
• Berdasarkan manajemen dan praktik-praktik budidaya peternakan
(infrastruktur yang sesuai, catatan – kelahiran, kematian, wabah
penyakit, pengobatan, vaksinasi, sumber pakan, pelaporan penyakit
dll oleh industri dan VS).
• Pengendalian lalulintas ternak.
• Identifikasi dan penelusuran hewan (identifikasi hewan individual….
kecuali seperti untuk anak ayam umur sehari/doc, ayam potong)
• Surveilans dan pelaporan penyakit (di dalam dan di luar
kompartemen, kedekatan dengan kompartemen penyakit tertentu).
• Di bawah supervisi Otoritas Veteriner.
Kompartemen bebas penyakit
menurut OIE
Penyakit
Kompartemen
Ya Tidak
Multipel spesies: Anthrax; B. abortus, B. melitensis,
B. suis; Rabies; TB complex
Sapi: FMD, BSE, CBPP, EBL
Sapi: IBR, Trichomonosis, Genital camphylobacteriosis
Domba & kambing: Scrapie, PPR
Babi: ASF, CSF, PRRS
Unggas: IB, ILT, Avian mycoplasmosis, Pullorum, IBD
Unggas: AI, ND
Kuda: Equine influenza
Kelompok ternak bebas penyakit
(herd free) menurut OIE
Keterangan: * flock free
Penyakit
‘Herd free’
Ya Tidak
Multipel spesies: B. abortus, B. melitensis, B. suis;
TB complex
Sapi: EBL, IBR/IPV
Domba & kambing: Chlamydia abortus (enzootic
abortion of ewes, ovine chlamydiosis)*, Ovine
epididymitis (brucella ovis)*
Definisi ‘kompartemen’ dan ‘herd’
menurut OIE
• KOMPARTEMEN artinya:
• subpopulasi hewan yang ada di dalam satu atau lebih perusahaan
peternakan, dipisahkan dari populasi yang peka oleh sistim
manajemen biosekuriti umum, dan dengan status kesehatan
hewan tertentu dengan satu atau lebih infeksi atau infestasi
dimana surveilans, biosekuriti dan tindakan-tindakan pengendalian
telah diterapkan untuk tujuan perdagangan internasional atau
pencegahan dan pengendalian penyakit di negara atau zona.
• ‘HERD’ (KELOMPOK) artinya:
• sejumlah hewan dari satu jenis yang dipelihara bersama-sama di
bawah kendali manusia atau kongregasi dari satwa liar yang
cenderung hidup berkelompok. Suatu ‘herd’ biasanya dianggap
sebagai suatu unit epidemiologi.
Peta distribusi Brucellosis (Jul-Des 2019)
Brucellosis masih merupakan penyakit utama dengan penyebaran
di seluruh dunia.
Ketentuan umum Brucella (Artikel 8.4.1.)
• Tujuan: untuk memitigasi risiko penyebaran penyakit, dan risiko
kesehatan manusia dari Brucella abortus, B. melitensis, dan B.
suis pada hewan.
• ‘Brucella’: artinya Brucella abortus, B. melitensis, dan B. suis, tidak
termasuk strain vaksin.
• ‘Kasus’ adalah seekor hewan terinfeksi dengan Brucella.
• Tidak hanya mencakup kejadian dengan gejala klinis yang disebabkan
infeksi Brucella, tetapi juga keberadaan infeksi Brucella pada kejadian
tanpa gejala klinis.
• ‘Infeksi Brucella’:
• Brucella telah diisolasi dari sampel seekor hewan; ATAU
• Hasil positif terhadap suatu uji diagnostik telah diperoleh, dan
memiliki hubungan epidemiologik dengan kasus tersebut.
Hasil pembahasan OIE Ad hoc Group
on Brucellosis (2013)
• Menyetujui untuk membagi artikel tentang status bebas penyakit
berdasarkan spesies yang relevan, yaitu:
• status bebas dalam negara, zona atau ‘herd’, dengan atau tanpa
vaksinasi untuk sapi, domba dan kambing;
• hanya status bebas tanpa vaksinasi yang dapat dipertimbangkan
untuk unta dan rusa karena kurangnya vaksin yang sesuai untuk
spesies ini.
• Tidak menggunakan konsep kompartemen dalam bab OIE karena
status bebas ‘herd’ cukup memadai untuk mengelola risiko yang
ditimbulkan oleh Brucella - bab spesifik tentang kompartemen dalam
Kode Terestrial dapat digunakan jika diperlukan.
Sumber: Report of the Meeting of the OIE Ad Hoc Group on Brucellosis. Paris, 9-11 January 2013
Negara/zona bebas infeksi Brucella
menurut OIE
Status negara/zona Status vaksinasi
1. Bebas historis (Artikel 8.4.3.)
2. Bebas infeksi Brucella pada sapi (Artikel 8.4.4.
dan 8.4.5.)
Tanpa
vaksinasi
(8.4.4.)
Dengan
vaksinasi
(8.4.5.)
3. Bebas infeksi Brucella pada domba dan
kambing (Artikel 8.4.6. dan 8.4.7.)
Tanpa
vaksinasi
(8.4.6.)
Dengan
vaksinasi
(8.4.7.)
4. Bebas infeksi Brucella pada unta (Artikel 8.4.8.)
5. Bebas infeksi Brucella pada rusa (Artikel 8.4.9.)
Persyaratan ‘herd’ bebas infeksi
Brucella (Artikel 8.4.10.-8.4.11.)
Persyaratan
Tanpa vaksinasi
(Artikel 8.4.10.)
1. ‘Herd’ di negara atau zona bebas infeksi Brucella tanpa
vaksinasi dari kategori hewan yang relevan dan disertifikasi
bebas tanpa vaksinasi oleh Otoritas Veteriner; ATAU
2. ‘Herd’ di negara atau zona bebas infeksi Brucella dengan
vaksinasi dari kategori hewan yang relevan dan disertifikasi
bebas tanpa vaksinasi oleh Otoritas Veteriner; dan tidak ada
hewan dari ‘herd’ telah divaksinasi dalam 3 tahun terakhir;
ATAU
3. Lihat slide berikutnya.
Dengan
vaksinasi (Artikel
4.4.11.)
1. ‘Herd’ di negara atau zona bebas infeksi Brucella dengan
vaksinasi untuk kategori hewan yang relevan dan disertifikasi
bebas dengan vaksinasi oleh Otoritas Veteriner; ATAU
2. Lihat slide berikutnya.
Persyaratan ‘herd’ bebas infeksi Brucella
tanpa vaksinasi (Artikel 8.4.10.)
1) Infeksi Brucella pada hewan merupakan penyakit yang wajib dilaporkan (notifiable)
di seluruh negeri;
2) Tidak ada hewan dalam kategori yang relevan dalam ‘herd’ yang telah divaksinasi
dalam 3 tahun terakhir;
3) Tidak ada kasus terdeteksi dalam ‘herd’ setidaknya setahun yang lalu;
4) Hewan yang menunjukkan gejala klinis konsisten dengan infeksi Brucella seperti
keguguran yang telah dilakukan uji diagnostik yang diperlukan dengan hasil negatif;
5) Untuk setidaknya setahun yang lalu, tidak ada bukti infeksi Brucella di ‘herd’ yang
lain dalam satu peternakan, atau tindakan-tindakan telah diimplementasikan untuk
mencegah setiap penularan infeksi Brucella dari ‘herd’ yang lain;
6) Dua kali uji telah dijalankan dengan hasil negatif terhadap semua hewan dewasa
kelamin, yaitu kecuali jantan dikastrasi dan betina disterilkan, yang ada dalam ‘herd’
pada saat pengujian, uji pertama dilakukan setidaknya sebelum 3 bulan setelah
pemotongan kasus terakhir dan uji kedua dilakukan dengan interval lebih dari 6 dan
kurang dari 12 bulan.
Persyaratan mempertahankan status ‘herd’ bebas
infeksi Brucella tanpa vaksinasi (Artikel 8.4.10)
1. Seluruh persyaratan ‘herd’ bebas infeksi telah terpenuhi;
2. Uji regular, dengan frekuensi bergantung pada prevalensi atau infeksi ‘herd’ di
negara atau zona, yang menunjukkan tidak ada infeksi Brucella yang berkelanjutan;
3. Hewan dari kategori yang relevan diintroduksi ke dalam ‘herd’ disertai dengan
sertifikat dari Dokter Hewan Berwenang (Official Veterinarian) yang menyatakan
bahwa hewan tersebut berasal dari:
a) negara atau zona bebas infeksi Brucella dalam kategori yang relevan tanpa
vaksinasi; ATAU
b) negara atau zona bebas infeksi Brucella dengan vaksinasi dan hewan dari
kategori yang relevan tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir; ATAU
c) ‘herd’ bebas infeksi Brucella dengan atau tanpa vaksinasi dan hewan tersebut
tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir dan diuji untuk infeksi Brucella antara
30 hari sebelum pengapalan dengan hasil negatif, dalam kasus betina setelah
kebuntingan (post partum), uji dilakukan setidaknya 30 hari setelah melahirkan.
Uji ini tidak diperlukan untuk hewan yang belum dewasa kelamin termasuk
jantan dikastrasi dan betina disterilkan.
Persyaratan ‘herd’ bebas infeksi Brucella
dengan vaksinasi (Artikel 8.4.11.)
1) Infeksi Brucella pada hewan merupakan penyakit yang wajib dilaporkan (notifiable)
di seluruh negeri;
2) Hewan yang divaksinasi dari kategori hewan yang relevan telah diidentifikasi secara
permanen sedemikian rupa;
3) Tidak ada kasus terdeteksi dalam ‘herd’ setidaknya setahun yang lalu;
4) Hewan yang menunjukkan gejala klinis konsisten dengan infeksi Brucella seperti
keguguran yang telah dilakukan uji diagnostik yang diperlukan dengan hasil negatif;
5) Untuk setidaknya setahun yang lalu, tidak ada bukti infeksi Brucella di ‘herd’ yang
lain dalam satu peternakan, atau tindakan-tindakan telah diimplementasikan untuk
mencegah setiap penularan infeksi Brucella dari ‘herd’ yang lain;
6) Dua kali uji telah dijalankan dengan hasil negatif terhadap semua hewan dewasa
secara kelamin yang ada dalam ‘herd’ pada saat pengujian, uji pertama dilakukan
setidaknya sebelum 3 bulan setelah pemotongan kasus terakhir dan uji kedua
dilakukan dengan interval lebih dari 6 dan kurang dari 12 bulan.
Persyaratan mempertahankan status ‘herd’ bebas
infeksi Brucella dengan vaksinasi (Artikel 8.4.11)
1. Seluruh persyaratan ‘herd’ bebas infeksi telah terpenuhi;
2. Uji regular, dengan frekuensi bergantung pada prevalensi atau infeksi ‘herd’ di
negara atau zona, yang menunjukkan tidak ada infeksi Brucella yang berkelanjutan;
3. Hewan dari kategori yang relevan diintroduksi ke dalam ‘herd’ disertai dengan
sertifikat dari Dokter Hewan Berwenang (Official Veterinarian) yang menyatakan
bahwa hewan tersebut berasal dari:
a) negara atau zona bebas infeksi Brucella dalam kategori yang relevan tanpa
vaksinasi; ATAU
b) ‘herd’ bebas infeksi Brucella dengan atau tanpa vaksinasi dan hewan tersebut
tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir dan diuji untuk infeksi Brucella antara
30 hari sebelum pengapalan dengan hasil negatif, dalam kasus betina setelah
kebuntingan (post partum), uji dilakukan setidaknya 30 hari setelah melahirkan.
Uji ini tidak diperlukan untuk hewan yang belum dewasa kelamin atau hewan
yang divaksinasi berumur kurang dari 18 bulan.
Rekomendasi surveilans untuk
brucellosis menurut OIE
• Mengingat brucellosis biasanya tidak dapat didiagnosa secara
klinis, maka diperlukan teknologi diagnostik laboratorium.
• Isolasi Brucella adalah “gold standard” untuk diagnosis. Suatu
alat yang sangat baik tetapi secara teknis sangat sulit untuk
dilakukan karena banyak faktor seperti waktu, biaya dan peluang
yang rendah untuk mengisolasi organisme tersebut.
• Kebanyakan diagnosis dilakukan hanya melalui investigasi
epidemiologi.
• Sebagian besar metoda mengandalkan aplikasi uji serologis yang
benar untuk mengindikasikan infeksi brucellosis.
Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for
surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
Monitoring ‘herd’ bebas brucellosis
• Lalu lintas/pergerakan hewan yang berpotensi terinfeksi ke
area tersebut harus dilarang.
• Importasi hewan harus diizinkan hanya dari peternakan atau
area yang bersertikasi bebas brucellosis (certified brucellosis-
free). Pengendalian lalu lintas dari hewan dan produk hewan
dari wilayah yang berisiko lebih tinggi harus dilakukan secara
ketat.
• Hewan yang negatif secara serologis harus disertai dengan
sertifikasi asli, yang harus diperiksa ketika hewan tersebut tiba di
tujuan akhir.
Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for
surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
Penghilangan hewan terinfeksi – Kebijakan
‘test and slaughter’
• Menurut pengalaman sebelumnya, kebijakan ‘test and slaughter’ bisa
dijustifikasi oleh alasan ekonomi hanya ketika prevalensi hewan yang
terinfeksi di suatu daerah sekitar 2% atau kurang.
• Program sukarela atau kompulsif – harus diputuskan apakah salah satu
opsi ini yang akan dipilih, sesuai dengan kondisi lokal.
• Hewan harus diidentifikasi secara individual dan Veterinary Service
yang efektif dan terorganisir dengan baik diperlukan untuk menjalankan
surveilans dan uji laboratorium.
• ‘Herd’ yang terinfeksi harus dikarantina.
• Kerjasama penuh peternak adalah isu penting yang perlu diingat jika
kebijakan ini diadopsi.
• Kompensasi ekonomi atau penggantian ternak harus dipertimbangkan.
Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for
surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
Imunisasi hewan peka
• Pengendalian brucellosis dapat dicapai dengan menggunakan
vaksinasi untuk meningkatkan resistensi populasi terhadap
penyakit.
• Vaksinasi hewan muda: vaksinasi anak sapi dengan B. abortus
S19 atau RB51.
• Vaksinasi seluruh ‘herd’: sapi dewasa dengan B. abortus S19
atau RB51 (dosis penuh atau dikurangi).
• Kombinasi dari kedua alternatif di atas.
• Vaksinasi masif direkomendasikan dimana ada prevalensi
brucellosis yang tinggi dan uji diagnostik serologis tidak dapat
dilakukan.
Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for
surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
Amerika Serikat: Aplikasi sertifikasi
‘brucellosis free-herd’
• Regulasi: 9 CFR Part 78 [Docket No. APHIS–
2009–0083] RIN 0579–AD22 Brucellosis Class
Free States and Certified Brucellosis-Free
Herds; Revisions to Testing and Certification
Requirements.
• Status sertifikasi ‘brucellosis free-herd’ hanya
berlaku untuk ‘herd’ individu dan termasuk
keturunannya.
• Suatu ‘herd’ disertifikasi selama 12 bulan.
• Obtaining (memperoleh), maintaining
(mempertahankan), terminating (mengakhiri)
dan re-instating (memulihkan) status sertifikasi.
Sumber: https://www.govinfo.gov/content/pkg/FR-2010-12-27/pdf/2010-32371.pdf
Amerika Serikat: Sertifikasi ‘brucellosis-
free herd’
1) Dengan melakukan setidaknya dua uji darah terhadap ‘herd’ dengan
hasil negatif berturut-turut tidak kurang dari 10 bulan atau tidak lebih
14 bulan secara terpisah; ATAU
2) Sebagai alternatif untuk sapi perah, dengan melakukan minimal
empat ‘ring test’ dengan hasil negatif berturut-turut, atau uji susu
(milk test) brucellosis resmi lainnya yang disetujui Administrator, pada
interval tidak kurang dari 90 hari, diikuti dengan uji darah negatif
dalam interval 90 hari setelah ‘ring test’ brucellosis negatif terakhir
atau uji susu brucellosis resmi lainnya yang disetujui Administrator.
Status sertifikasi ‘brucellosis-free herd’ akan tetap berlaku selama
1 (satu) tahun dimulai dari tanggal penerbitan sertifikat.
Amerika Serikat: Mempertahankan
sertifikat ‘brucellosis-free herd’
1) Uji darah terhadap ‘herd’ dengan hasil negatif harus dilakukan dalam 10– 12
bulan dari tanggal sertifikasi terakhir untuk status yang berkelanjutan.
Sertifikasi yang cacat dapat dipulihkan jika uji darah terhadap ‘herd’.
dilakukan dalam waktu 14 bulan sejak tanggal sertifikasi terakhir. Tanggal uji
dari sertifikasi ulang yang baru dapat ditetapkan jika diminta oleh pemilik dan
jika ‘herd’ negatif terhadap uji darah pada tanggal tersebut, asalkan tanggal
tersebut dalam waktu 1 tahun dari tanggal sertifikasi sebelumnya.
2) Sebagai alternatif untuk sapi perah, minimal empat ‘ring test’ dengan hasil
negatif berturut-turut, atau ‘milk test’ brucellosis resmi lainnya yang disetujui
Administrator, yang harus dilakukan pada interval sekitar 90 hari, dengan uji
ke-empat dilakukan antara 60 hari sebelum peringatan 1 tahun dari tanggal
sertifikasi sebelumnya.
3) Administrator dapat mengizinkan protokol pengujian lain untuk digunakan jika
Administrator menentukan bahwa protokol semacam itu memadai untuk
menentukan tidak ada bukti brucellosis dalam ‘herd’.
Studi brucellosis di Kabupaten Pinrang,
Sulawesi Selatan
• Rata-rata seropositif brucellosis pada sapi Bali adalah:
• 18,3% (95% CI, 17–21) dengan RBT;
• 19,3% (95% CI, 17–22) dengan CFT; dan
• 21,9% (kisaran, 3,4-50%) untuk kedua uji digabungkan.
• Informasi mengenai masalah reproduksi dikumpulkan dari peternak di
Kecamatan Lembang. Kepadatan sapi di kecamatan adalah 23,7 km2
dan tingkat seropositif CFT adalah 30,2% (95% CI, I28–33).
• Kegagalan reproduksi dilaporkan 39,0% dari induk sapi mengalami
kehilangan anak sapi karena keguguran atau mati tidak lama setelah
lahir sebanyak 19,3%. Namun, kegagalan reproduksi tidak berkorelasi
dengan seropositif CFT (RP = 1,21; P = 0,847).
Sumber: Muflihanah H et al. (2013). BMC Veterinary Research 2013, 9:233.
Status bebas brucellosis di Indonesia
(2004-2019)
No Provinsi/Pulau/Balai Status bebas Tahun Aktif?
1. Pulau Kalimantan Zona 2009 11 tahun
2. Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kep.
Riau
Zona 2009 11 tahun
3. Sumatera Selatan, Bengkulu,
Lampung dan Kep. Bangka Belitung
Zona 2011 9 tahun
4. Pulau Sumba Zona 2015 5 tahun
5. Pulau Madura Zona 2015 5 tahun
6. Provinsi Sumatera Utara Zona 2016 4 tahun
7. Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul
dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden
Kompartemen 2018 2 tahun
8. Pulau Simeulue Zona 2019 1 tahun
9. Provinsi Banten Zona 2019 1 tahun
Sumber: http://keswan.ditjenpkh.pertanian.go.id/?page_id=2464
Provinsi/pulau bebas brucellosis di
Indonesia
• 9 provinsi: Sumut, Sumbar, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel,
Lampung, Kep. Babel,
• 3 pulau: Kalimantan, Madura, Sumba
?
Selandia Baru: Menegaskan kembali
kebebasan dari brucellosis
• Isolasi terakhir Brucella abortus pada 1988.
• Deklrasi bebas brucellosis pada 1991 dan pada 1966
mempresentasikan kasus yang komprehensif untuk
kebebasan secara biologis ke OIE.
• OIE TAHC menyatakan behwa suatu negara bebas
dari B abortus dapat menentukan sistim untuk
pengendalian lebih lanjut.
• Selandia Baru mempertahankan pengendalian
mengikuti rekomendasi OIE yaitu “Code for imports of
risk goods” dan telah diadopsi melalui strategi pasif
surveilans pada ternak domestik.
• Satu komponen dari strategi tersebut adalah
investigasi setiap hasil uji serologis positif yang
diperoleh pada uji pra-ekspor sapi dan uji pra-
pemasukan sapi bibit ke pusat-pusat perbibitan.
Bahan ceklis biosekuriti di kompartemen
(contoh: dari BBPTUHPT Baturaden)
• Biosekuriti kendaraan masuk
• SOP lalu lintas tamu
• SOP sanitasi kendaraan di pintu masuk
• Sanitasi dan desinfeksi kandang, ternak, lingkungan
• Pengawasan lalu lintas ternak di peternakan
• SOP kunjungan dan pembatasan lalulintas di areal peternakan
• SOP sanitasi tamu magang/kerja praktik masuk kandang
• SOP keluar masuk kandang
• SOP lalu lintas petugas
• SOP sanitasi ternak dewasa
• SOP sanitasi ternak pedet
• SOP jika ada ternak abortus
• Pengamanan ternak sakit/mati, limbah
Sumber: Manajemen Penanganan dan Penanggulangan Brucellosis di BBPTUHPT Baturaden.
Evaluasi pemasukan ternak ke dalam
‘kompartemen’ BBPTUHPT Baturaden
• Pembatasan ternak masuk dari wilayah tanpa proses karantina
(penjaringan).
• Melakukan tindakan karantina terhadap ternak baru yang akan
masuk areal peternakan.
• Importasi ternak mengikuti animal health requirements dan
dilakukan tindakan karantina.
• Tidak memasukkan ternak balai yang sudah keluar dari balai ke
masyarakat.
Sumber: Manajemen Penanganan dan Penanggulangan
Brucellosis di BBPTUHPT Baturaden.
Evaluasi hasil laboratorium sampel BBPTUHPT
Tahun Limpakuwus Tegalsari Manggala
# sampel # positif # sampel # positif # sampel # positif
2012 422 0 488 0 - -
2013 422 0 630 0 - -
2014 502 0 450 0 307 0
Tahun Layanan Sapi perah Kambing perah
# sampel # positif # sampel # positif
2015 Aktif 1310 0 98 0
Pasif 1171 0 - -
2016 Aktif 1381 0 3 3
Pasif 1904 0 86 0
2017 Aktif 2837 0 382 0
Pasif 7 0 591 0
Sumber: BBVet Wates (2015). Data Situasi Brucellosis Baturraden 2012-2017.
Penutup
• Melakukan evaluasi terhadap status bebas brucellosis yang sudah lama
ditetapkan terhadap sejumlah zona (seperti Pulau Kalimantan – 2009;
Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kep. Riau – 2009; Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung dan Kep. Bangka Belitung – 2011).
• Mengadopsi persyaratan penetapan zona tanpa vaksinasi (Artikel 8.4.10.)
dan dengan vaksinasi (Artikel 8.4.11.) sesuai dengan rekomendasi OIE.
• Menyusun pedoman sertifikasi status bebas Brucellosis di tingkat zona dan
kompartemen (dengan pendekatan ‘herd’) dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
• Penetapan jangka waktu sertifikasi bebas.
• Monitoring masuk dan keluar ternak dari ‘herd’.
• Lalu lintas/pergerakan hanya ternak yang hasil negatif serologis.
• Pemisahan ‘herd’ berdasarkan kategori hewan dalam satu
kompartemen (contoh: BBPTUHPT Baturaden ada sapi perah dan
kambing).
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...
Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...
Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...Tata Naipospos
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...
Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...
Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...Tata Naipospos
 
Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...
Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...
Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...Tata Naipospos
 
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tata Naipospos
 
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Tata Naipospos
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Tata Naipospos
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Tata Naipospos
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Tata Naipospos
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Tata Naipospos
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Tata Naipospos
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...Tata Naipospos
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Tata Naipospos
 
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...Tata Naipospos
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...
Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...
Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
 
Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...
Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...
Kewaspadaan Penyakit Eksotik di Wilayah Indonesia - Rakornas Kepri, Tanjung P...
 
Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...
Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...
Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor,...
 
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
 
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
 
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
 

Similar to Persyaratan Status Bebas Brucellosis

Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021Tata Naipospos
 
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Tata Naipospos
 
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Tata Naipospos
 
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006Tata Naipospos
 
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Tata Naipospos
 
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...Tata Naipospos
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tata Naipospos
 
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...Tata Naipospos
 
Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...
Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...
Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...Tata Naipospos
 
Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...
Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...
Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...Tata Naipospos
 
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...Tata Naipospos
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Tata Naipospos
 
Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...
Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...
Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...Tata Naipospos
 
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...Tata Naipospos
 
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...Tata Naipospos
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Tata Naipospos
 
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Tata Naipospos
 
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020Tata Naipospos
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Maulida Ratri
 
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...Tata Naipospos
 

Similar to Persyaratan Status Bebas Brucellosis (20)

Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
 
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
 
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
 
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
 
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
 
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
 
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
 
Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...
Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...
Workshop Pembebasan Hog Cholera - Direktorat Kesehatan Hewan, Batam, 26-27 Ag...
 
Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...
Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...
Kajian Awal Terhadap Aspek Keamanan Vaksinasi Avian Influenza - CIVAS, Presen...
 
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
 
Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...
Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...
Aturan OIE - Notifikasi Wabah Penyakit Hewan Menular - Perhimpunan Dokter Hew...
 
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
 
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
 
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
 
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
 
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

Persyaratan Status Bebas Brucellosis

  • 1. Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Ketua Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan Pertemuan Pembahasan Persyaratan Teknis Zona/Kompartemen Bebas Brucellosis – Purwokerto, 15-16 Desember 2020
  • 2. Status bebas penyakit negara, zona dan kompartemen menurut OIE • African horse sickness (AHS) • Bovine spongiform encephalopathy (BSE) • Classical swine fever CSF) Status Bebas OIE TAHC (2019) Keterangan Negara Artikel 1.7. s/d 1.12. Aplikasi untuk pengakuan resmi oleh OIE untuk status bebas (6 penyakit) Zona Artikel 4.4. Prinsip menetapkan zona dan kompartementalisasi Kompartemen Artikel 4.4. – 4.5. Aplikasi kompartementalisasi • Contagious bovine pleuropneumonia (CBPP) • Foot and mouth disease (FMD) • Peste des petits ruminants (PPR)
  • 3. Pertimbangan umum dalam menentukan zona/kompartemen (Artikel 4.4.2.) 1. Mendefinisikan secara jelas subpopulasi sesuai dengan rekomendasi dalam bab-bab yang relevan dari OIE Code, termasuk mengenai: • surveilans; • identifikasi dan penelusuran ternak; dan • program pengendalian resmi. 2. Prosedur yang digunakan untuk menetapkan dan mempertahankan status kesehatan hewan tertentu dari zona atau kompartemen bergantung pada: • epidemiologi penyakit, termasuk keberadaan dan peran vektor dan satwa liar yang peka dan faktor-faktor lingkungan; • sistim produksi hewan; serta • aplikasi tindakan-tindakan biosekuriti dan sanitary, termasuk pengendalian lalu lintas ternak.
  • 4. Tanggung jawab Veterinary Service dalam zona/kompartemen (Artikel 4.4.2.) 1. Memiliki laboratorium yang harus beroperasi sesuai dengan Bab 3.1. dan 3.2., untuk memberikan kepercayaan terhadap integritas zona atau kompartemen. • Bab 3.1. – Veterinary Services • Bab 3.2. – Evaluation of Veterinary Services. 2. Menerbitkan sertifikasi lalulintas, jika diperlukan, melakukan inspeksi yang terdokumentasi secara periodik terhadap fasilitas, biosekuriti, catatan (records) dan prosedur surveilans. 3. Melakukan audit surveilans, pelaporan (reporting), pemeriksaan diagnostik laboratorium dan, jika relevan, vaksinasi.
  • 5. Zona bebas (Artikel 4.4.4.) • Zona bebas adalah salah satunya dimana tidak ada infeksi atau infestasi tertentu dalam populasi hewan yang telah ditunjukkan sesuai dengan persyaratan yang relevan dari OIE TAHC. • Status bebas bisa diaplikasikan pada satu atau lebih populasi spesies hewan, domestik atau liar. • Selama surveilans yang sedang berlangsung menunjukkan tidak ada kejadian infeksi atau infestasi tertentu, dan prinsip-prinsip yang ditentukan untuk definisi dan penetapannya dipatuhi, zona dapat dikatakan mampu mempertahankan status bebasnya.
  • 6. Persyaratan OIE TAHC yang terkait dengan zona bebas • Bersama dengan Artikel 4.4.2. dan 4.4.3., dan bergantung dengan situasi epidemiologi yang berlaku, pencapaian atau mempertahankan status bebas mungkin memerlukan surveilans dan surveilans vektor yang spesifik di masa lalu atau yang sedang berlangsung, serta tindakan-tindakan biosekuriti dan sanitary yang sesuai, di dalam zona dan di perbatasannya. • Artikel 4.4.2. – Pertimbangan Umum • Artikel 4.4.3. – Prinsip mendefinisikan dan menetapkan zona atau kompartemen. • Surveilans harus dilakukan sesui dengan Chapter 1.4. dan chapter- chapter relevan dalam OIE TAHC. • Chapter 1.4. – Surveilans kesehatan hewan
  • 7. Prinsip-prinsip Kompartemen • Rencana biosekuriti/Biosecurity plan (pemisahan subpopulasi hewan menurut epidemiologi penyakit tertentu, sumberdaya manusia dan keuangan, faktor-faktor lingkungan, kepadatan ternak, situasi penyakit dll.). • Berdasarkan manajemen dan praktik-praktik budidaya peternakan (infrastruktur yang sesuai, catatan – kelahiran, kematian, wabah penyakit, pengobatan, vaksinasi, sumber pakan, pelaporan penyakit dll oleh industri dan VS). • Pengendalian lalulintas ternak. • Identifikasi dan penelusuran hewan (identifikasi hewan individual…. kecuali seperti untuk anak ayam umur sehari/doc, ayam potong) • Surveilans dan pelaporan penyakit (di dalam dan di luar kompartemen, kedekatan dengan kompartemen penyakit tertentu). • Di bawah supervisi Otoritas Veteriner.
  • 8. Kompartemen bebas penyakit menurut OIE Penyakit Kompartemen Ya Tidak Multipel spesies: Anthrax; B. abortus, B. melitensis, B. suis; Rabies; TB complex Sapi: FMD, BSE, CBPP, EBL Sapi: IBR, Trichomonosis, Genital camphylobacteriosis Domba & kambing: Scrapie, PPR Babi: ASF, CSF, PRRS Unggas: IB, ILT, Avian mycoplasmosis, Pullorum, IBD Unggas: AI, ND Kuda: Equine influenza
  • 9. Kelompok ternak bebas penyakit (herd free) menurut OIE Keterangan: * flock free Penyakit ‘Herd free’ Ya Tidak Multipel spesies: B. abortus, B. melitensis, B. suis; TB complex Sapi: EBL, IBR/IPV Domba & kambing: Chlamydia abortus (enzootic abortion of ewes, ovine chlamydiosis)*, Ovine epididymitis (brucella ovis)*
  • 10. Definisi ‘kompartemen’ dan ‘herd’ menurut OIE • KOMPARTEMEN artinya: • subpopulasi hewan yang ada di dalam satu atau lebih perusahaan peternakan, dipisahkan dari populasi yang peka oleh sistim manajemen biosekuriti umum, dan dengan status kesehatan hewan tertentu dengan satu atau lebih infeksi atau infestasi dimana surveilans, biosekuriti dan tindakan-tindakan pengendalian telah diterapkan untuk tujuan perdagangan internasional atau pencegahan dan pengendalian penyakit di negara atau zona. • ‘HERD’ (KELOMPOK) artinya: • sejumlah hewan dari satu jenis yang dipelihara bersama-sama di bawah kendali manusia atau kongregasi dari satwa liar yang cenderung hidup berkelompok. Suatu ‘herd’ biasanya dianggap sebagai suatu unit epidemiologi.
  • 11. Peta distribusi Brucellosis (Jul-Des 2019) Brucellosis masih merupakan penyakit utama dengan penyebaran di seluruh dunia.
  • 12. Ketentuan umum Brucella (Artikel 8.4.1.) • Tujuan: untuk memitigasi risiko penyebaran penyakit, dan risiko kesehatan manusia dari Brucella abortus, B. melitensis, dan B. suis pada hewan. • ‘Brucella’: artinya Brucella abortus, B. melitensis, dan B. suis, tidak termasuk strain vaksin. • ‘Kasus’ adalah seekor hewan terinfeksi dengan Brucella. • Tidak hanya mencakup kejadian dengan gejala klinis yang disebabkan infeksi Brucella, tetapi juga keberadaan infeksi Brucella pada kejadian tanpa gejala klinis. • ‘Infeksi Brucella’: • Brucella telah diisolasi dari sampel seekor hewan; ATAU • Hasil positif terhadap suatu uji diagnostik telah diperoleh, dan memiliki hubungan epidemiologik dengan kasus tersebut.
  • 13. Hasil pembahasan OIE Ad hoc Group on Brucellosis (2013) • Menyetujui untuk membagi artikel tentang status bebas penyakit berdasarkan spesies yang relevan, yaitu: • status bebas dalam negara, zona atau ‘herd’, dengan atau tanpa vaksinasi untuk sapi, domba dan kambing; • hanya status bebas tanpa vaksinasi yang dapat dipertimbangkan untuk unta dan rusa karena kurangnya vaksin yang sesuai untuk spesies ini. • Tidak menggunakan konsep kompartemen dalam bab OIE karena status bebas ‘herd’ cukup memadai untuk mengelola risiko yang ditimbulkan oleh Brucella - bab spesifik tentang kompartemen dalam Kode Terestrial dapat digunakan jika diperlukan. Sumber: Report of the Meeting of the OIE Ad Hoc Group on Brucellosis. Paris, 9-11 January 2013
  • 14. Negara/zona bebas infeksi Brucella menurut OIE Status negara/zona Status vaksinasi 1. Bebas historis (Artikel 8.4.3.) 2. Bebas infeksi Brucella pada sapi (Artikel 8.4.4. dan 8.4.5.) Tanpa vaksinasi (8.4.4.) Dengan vaksinasi (8.4.5.) 3. Bebas infeksi Brucella pada domba dan kambing (Artikel 8.4.6. dan 8.4.7.) Tanpa vaksinasi (8.4.6.) Dengan vaksinasi (8.4.7.) 4. Bebas infeksi Brucella pada unta (Artikel 8.4.8.) 5. Bebas infeksi Brucella pada rusa (Artikel 8.4.9.)
  • 15. Persyaratan ‘herd’ bebas infeksi Brucella (Artikel 8.4.10.-8.4.11.) Persyaratan Tanpa vaksinasi (Artikel 8.4.10.) 1. ‘Herd’ di negara atau zona bebas infeksi Brucella tanpa vaksinasi dari kategori hewan yang relevan dan disertifikasi bebas tanpa vaksinasi oleh Otoritas Veteriner; ATAU 2. ‘Herd’ di negara atau zona bebas infeksi Brucella dengan vaksinasi dari kategori hewan yang relevan dan disertifikasi bebas tanpa vaksinasi oleh Otoritas Veteriner; dan tidak ada hewan dari ‘herd’ telah divaksinasi dalam 3 tahun terakhir; ATAU 3. Lihat slide berikutnya. Dengan vaksinasi (Artikel 4.4.11.) 1. ‘Herd’ di negara atau zona bebas infeksi Brucella dengan vaksinasi untuk kategori hewan yang relevan dan disertifikasi bebas dengan vaksinasi oleh Otoritas Veteriner; ATAU 2. Lihat slide berikutnya.
  • 16. Persyaratan ‘herd’ bebas infeksi Brucella tanpa vaksinasi (Artikel 8.4.10.) 1) Infeksi Brucella pada hewan merupakan penyakit yang wajib dilaporkan (notifiable) di seluruh negeri; 2) Tidak ada hewan dalam kategori yang relevan dalam ‘herd’ yang telah divaksinasi dalam 3 tahun terakhir; 3) Tidak ada kasus terdeteksi dalam ‘herd’ setidaknya setahun yang lalu; 4) Hewan yang menunjukkan gejala klinis konsisten dengan infeksi Brucella seperti keguguran yang telah dilakukan uji diagnostik yang diperlukan dengan hasil negatif; 5) Untuk setidaknya setahun yang lalu, tidak ada bukti infeksi Brucella di ‘herd’ yang lain dalam satu peternakan, atau tindakan-tindakan telah diimplementasikan untuk mencegah setiap penularan infeksi Brucella dari ‘herd’ yang lain; 6) Dua kali uji telah dijalankan dengan hasil negatif terhadap semua hewan dewasa kelamin, yaitu kecuali jantan dikastrasi dan betina disterilkan, yang ada dalam ‘herd’ pada saat pengujian, uji pertama dilakukan setidaknya sebelum 3 bulan setelah pemotongan kasus terakhir dan uji kedua dilakukan dengan interval lebih dari 6 dan kurang dari 12 bulan.
  • 17. Persyaratan mempertahankan status ‘herd’ bebas infeksi Brucella tanpa vaksinasi (Artikel 8.4.10) 1. Seluruh persyaratan ‘herd’ bebas infeksi telah terpenuhi; 2. Uji regular, dengan frekuensi bergantung pada prevalensi atau infeksi ‘herd’ di negara atau zona, yang menunjukkan tidak ada infeksi Brucella yang berkelanjutan; 3. Hewan dari kategori yang relevan diintroduksi ke dalam ‘herd’ disertai dengan sertifikat dari Dokter Hewan Berwenang (Official Veterinarian) yang menyatakan bahwa hewan tersebut berasal dari: a) negara atau zona bebas infeksi Brucella dalam kategori yang relevan tanpa vaksinasi; ATAU b) negara atau zona bebas infeksi Brucella dengan vaksinasi dan hewan dari kategori yang relevan tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir; ATAU c) ‘herd’ bebas infeksi Brucella dengan atau tanpa vaksinasi dan hewan tersebut tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir dan diuji untuk infeksi Brucella antara 30 hari sebelum pengapalan dengan hasil negatif, dalam kasus betina setelah kebuntingan (post partum), uji dilakukan setidaknya 30 hari setelah melahirkan. Uji ini tidak diperlukan untuk hewan yang belum dewasa kelamin termasuk jantan dikastrasi dan betina disterilkan.
  • 18. Persyaratan ‘herd’ bebas infeksi Brucella dengan vaksinasi (Artikel 8.4.11.) 1) Infeksi Brucella pada hewan merupakan penyakit yang wajib dilaporkan (notifiable) di seluruh negeri; 2) Hewan yang divaksinasi dari kategori hewan yang relevan telah diidentifikasi secara permanen sedemikian rupa; 3) Tidak ada kasus terdeteksi dalam ‘herd’ setidaknya setahun yang lalu; 4) Hewan yang menunjukkan gejala klinis konsisten dengan infeksi Brucella seperti keguguran yang telah dilakukan uji diagnostik yang diperlukan dengan hasil negatif; 5) Untuk setidaknya setahun yang lalu, tidak ada bukti infeksi Brucella di ‘herd’ yang lain dalam satu peternakan, atau tindakan-tindakan telah diimplementasikan untuk mencegah setiap penularan infeksi Brucella dari ‘herd’ yang lain; 6) Dua kali uji telah dijalankan dengan hasil negatif terhadap semua hewan dewasa secara kelamin yang ada dalam ‘herd’ pada saat pengujian, uji pertama dilakukan setidaknya sebelum 3 bulan setelah pemotongan kasus terakhir dan uji kedua dilakukan dengan interval lebih dari 6 dan kurang dari 12 bulan.
  • 19. Persyaratan mempertahankan status ‘herd’ bebas infeksi Brucella dengan vaksinasi (Artikel 8.4.11) 1. Seluruh persyaratan ‘herd’ bebas infeksi telah terpenuhi; 2. Uji regular, dengan frekuensi bergantung pada prevalensi atau infeksi ‘herd’ di negara atau zona, yang menunjukkan tidak ada infeksi Brucella yang berkelanjutan; 3. Hewan dari kategori yang relevan diintroduksi ke dalam ‘herd’ disertai dengan sertifikat dari Dokter Hewan Berwenang (Official Veterinarian) yang menyatakan bahwa hewan tersebut berasal dari: a) negara atau zona bebas infeksi Brucella dalam kategori yang relevan tanpa vaksinasi; ATAU b) ‘herd’ bebas infeksi Brucella dengan atau tanpa vaksinasi dan hewan tersebut tidak divaksinasi dalam 3 tahun terakhir dan diuji untuk infeksi Brucella antara 30 hari sebelum pengapalan dengan hasil negatif, dalam kasus betina setelah kebuntingan (post partum), uji dilakukan setidaknya 30 hari setelah melahirkan. Uji ini tidak diperlukan untuk hewan yang belum dewasa kelamin atau hewan yang divaksinasi berumur kurang dari 18 bulan.
  • 20. Rekomendasi surveilans untuk brucellosis menurut OIE • Mengingat brucellosis biasanya tidak dapat didiagnosa secara klinis, maka diperlukan teknologi diagnostik laboratorium. • Isolasi Brucella adalah “gold standard” untuk diagnosis. Suatu alat yang sangat baik tetapi secara teknis sangat sulit untuk dilakukan karena banyak faktor seperti waktu, biaya dan peluang yang rendah untuk mengisolasi organisme tersebut. • Kebanyakan diagnosis dilakukan hanya melalui investigasi epidemiologi. • Sebagian besar metoda mengandalkan aplikasi uji serologis yang benar untuk mengindikasikan infeksi brucellosis. Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
  • 21. Monitoring ‘herd’ bebas brucellosis • Lalu lintas/pergerakan hewan yang berpotensi terinfeksi ke area tersebut harus dilarang. • Importasi hewan harus diizinkan hanya dari peternakan atau area yang bersertikasi bebas brucellosis (certified brucellosis- free). Pengendalian lalu lintas dari hewan dan produk hewan dari wilayah yang berisiko lebih tinggi harus dilakukan secara ketat. • Hewan yang negatif secara serologis harus disertai dengan sertifikasi asli, yang harus diperiksa ketika hewan tersebut tiba di tujuan akhir. Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
  • 22. Penghilangan hewan terinfeksi – Kebijakan ‘test and slaughter’ • Menurut pengalaman sebelumnya, kebijakan ‘test and slaughter’ bisa dijustifikasi oleh alasan ekonomi hanya ketika prevalensi hewan yang terinfeksi di suatu daerah sekitar 2% atau kurang. • Program sukarela atau kompulsif – harus diputuskan apakah salah satu opsi ini yang akan dipilih, sesuai dengan kondisi lokal. • Hewan harus diidentifikasi secara individual dan Veterinary Service yang efektif dan terorganisir dengan baik diperlukan untuk menjalankan surveilans dan uji laboratorium. • ‘Herd’ yang terinfeksi harus dikarantina. • Kerjasama penuh peternak adalah isu penting yang perlu diingat jika kebijakan ini diadopsi. • Kompensasi ekonomi atau penggantian ternak harus dipertimbangkan. Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
  • 23. Imunisasi hewan peka • Pengendalian brucellosis dapat dicapai dengan menggunakan vaksinasi untuk meningkatkan resistensi populasi terhadap penyakit. • Vaksinasi hewan muda: vaksinasi anak sapi dengan B. abortus S19 atau RB51. • Vaksinasi seluruh ‘herd’: sapi dewasa dengan B. abortus S19 atau RB51 (dosis penuh atau dikurangi). • Kombinasi dari kedua alternatif di atas. • Vaksinasi masif direkomendasikan dimana ada prevalensi brucellosis yang tinggi dan uji diagnostik serologis tidak dapat dilakukan. Sumber: Sammartino LE et al. Capacity building for surveillance and control of bovine and caprine brucellosis.
  • 24. Amerika Serikat: Aplikasi sertifikasi ‘brucellosis free-herd’ • Regulasi: 9 CFR Part 78 [Docket No. APHIS– 2009–0083] RIN 0579–AD22 Brucellosis Class Free States and Certified Brucellosis-Free Herds; Revisions to Testing and Certification Requirements. • Status sertifikasi ‘brucellosis free-herd’ hanya berlaku untuk ‘herd’ individu dan termasuk keturunannya. • Suatu ‘herd’ disertifikasi selama 12 bulan. • Obtaining (memperoleh), maintaining (mempertahankan), terminating (mengakhiri) dan re-instating (memulihkan) status sertifikasi. Sumber: https://www.govinfo.gov/content/pkg/FR-2010-12-27/pdf/2010-32371.pdf
  • 25. Amerika Serikat: Sertifikasi ‘brucellosis- free herd’ 1) Dengan melakukan setidaknya dua uji darah terhadap ‘herd’ dengan hasil negatif berturut-turut tidak kurang dari 10 bulan atau tidak lebih 14 bulan secara terpisah; ATAU 2) Sebagai alternatif untuk sapi perah, dengan melakukan minimal empat ‘ring test’ dengan hasil negatif berturut-turut, atau uji susu (milk test) brucellosis resmi lainnya yang disetujui Administrator, pada interval tidak kurang dari 90 hari, diikuti dengan uji darah negatif dalam interval 90 hari setelah ‘ring test’ brucellosis negatif terakhir atau uji susu brucellosis resmi lainnya yang disetujui Administrator. Status sertifikasi ‘brucellosis-free herd’ akan tetap berlaku selama 1 (satu) tahun dimulai dari tanggal penerbitan sertifikat.
  • 26. Amerika Serikat: Mempertahankan sertifikat ‘brucellosis-free herd’ 1) Uji darah terhadap ‘herd’ dengan hasil negatif harus dilakukan dalam 10– 12 bulan dari tanggal sertifikasi terakhir untuk status yang berkelanjutan. Sertifikasi yang cacat dapat dipulihkan jika uji darah terhadap ‘herd’. dilakukan dalam waktu 14 bulan sejak tanggal sertifikasi terakhir. Tanggal uji dari sertifikasi ulang yang baru dapat ditetapkan jika diminta oleh pemilik dan jika ‘herd’ negatif terhadap uji darah pada tanggal tersebut, asalkan tanggal tersebut dalam waktu 1 tahun dari tanggal sertifikasi sebelumnya. 2) Sebagai alternatif untuk sapi perah, minimal empat ‘ring test’ dengan hasil negatif berturut-turut, atau ‘milk test’ brucellosis resmi lainnya yang disetujui Administrator, yang harus dilakukan pada interval sekitar 90 hari, dengan uji ke-empat dilakukan antara 60 hari sebelum peringatan 1 tahun dari tanggal sertifikasi sebelumnya. 3) Administrator dapat mengizinkan protokol pengujian lain untuk digunakan jika Administrator menentukan bahwa protokol semacam itu memadai untuk menentukan tidak ada bukti brucellosis dalam ‘herd’.
  • 27. Studi brucellosis di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan • Rata-rata seropositif brucellosis pada sapi Bali adalah: • 18,3% (95% CI, 17–21) dengan RBT; • 19,3% (95% CI, 17–22) dengan CFT; dan • 21,9% (kisaran, 3,4-50%) untuk kedua uji digabungkan. • Informasi mengenai masalah reproduksi dikumpulkan dari peternak di Kecamatan Lembang. Kepadatan sapi di kecamatan adalah 23,7 km2 dan tingkat seropositif CFT adalah 30,2% (95% CI, I28–33). • Kegagalan reproduksi dilaporkan 39,0% dari induk sapi mengalami kehilangan anak sapi karena keguguran atau mati tidak lama setelah lahir sebanyak 19,3%. Namun, kegagalan reproduksi tidak berkorelasi dengan seropositif CFT (RP = 1,21; P = 0,847). Sumber: Muflihanah H et al. (2013). BMC Veterinary Research 2013, 9:233.
  • 28. Status bebas brucellosis di Indonesia (2004-2019) No Provinsi/Pulau/Balai Status bebas Tahun Aktif? 1. Pulau Kalimantan Zona 2009 11 tahun 2. Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kep. Riau Zona 2009 11 tahun 3. Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Kep. Bangka Belitung Zona 2011 9 tahun 4. Pulau Sumba Zona 2015 5 tahun 5. Pulau Madura Zona 2015 5 tahun 6. Provinsi Sumatera Utara Zona 2016 4 tahun 7. Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden Kompartemen 2018 2 tahun 8. Pulau Simeulue Zona 2019 1 tahun 9. Provinsi Banten Zona 2019 1 tahun Sumber: http://keswan.ditjenpkh.pertanian.go.id/?page_id=2464
  • 29. Provinsi/pulau bebas brucellosis di Indonesia • 9 provinsi: Sumut, Sumbar, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Kep. Babel, • 3 pulau: Kalimantan, Madura, Sumba ?
  • 30. Selandia Baru: Menegaskan kembali kebebasan dari brucellosis • Isolasi terakhir Brucella abortus pada 1988. • Deklrasi bebas brucellosis pada 1991 dan pada 1966 mempresentasikan kasus yang komprehensif untuk kebebasan secara biologis ke OIE. • OIE TAHC menyatakan behwa suatu negara bebas dari B abortus dapat menentukan sistim untuk pengendalian lebih lanjut. • Selandia Baru mempertahankan pengendalian mengikuti rekomendasi OIE yaitu “Code for imports of risk goods” dan telah diadopsi melalui strategi pasif surveilans pada ternak domestik. • Satu komponen dari strategi tersebut adalah investigasi setiap hasil uji serologis positif yang diperoleh pada uji pra-ekspor sapi dan uji pra- pemasukan sapi bibit ke pusat-pusat perbibitan.
  • 31. Bahan ceklis biosekuriti di kompartemen (contoh: dari BBPTUHPT Baturaden) • Biosekuriti kendaraan masuk • SOP lalu lintas tamu • SOP sanitasi kendaraan di pintu masuk • Sanitasi dan desinfeksi kandang, ternak, lingkungan • Pengawasan lalu lintas ternak di peternakan • SOP kunjungan dan pembatasan lalulintas di areal peternakan • SOP sanitasi tamu magang/kerja praktik masuk kandang • SOP keluar masuk kandang • SOP lalu lintas petugas • SOP sanitasi ternak dewasa • SOP sanitasi ternak pedet • SOP jika ada ternak abortus • Pengamanan ternak sakit/mati, limbah Sumber: Manajemen Penanganan dan Penanggulangan Brucellosis di BBPTUHPT Baturaden.
  • 32. Evaluasi pemasukan ternak ke dalam ‘kompartemen’ BBPTUHPT Baturaden • Pembatasan ternak masuk dari wilayah tanpa proses karantina (penjaringan). • Melakukan tindakan karantina terhadap ternak baru yang akan masuk areal peternakan. • Importasi ternak mengikuti animal health requirements dan dilakukan tindakan karantina. • Tidak memasukkan ternak balai yang sudah keluar dari balai ke masyarakat. Sumber: Manajemen Penanganan dan Penanggulangan Brucellosis di BBPTUHPT Baturaden.
  • 33. Evaluasi hasil laboratorium sampel BBPTUHPT Tahun Limpakuwus Tegalsari Manggala # sampel # positif # sampel # positif # sampel # positif 2012 422 0 488 0 - - 2013 422 0 630 0 - - 2014 502 0 450 0 307 0 Tahun Layanan Sapi perah Kambing perah # sampel # positif # sampel # positif 2015 Aktif 1310 0 98 0 Pasif 1171 0 - - 2016 Aktif 1381 0 3 3 Pasif 1904 0 86 0 2017 Aktif 2837 0 382 0 Pasif 7 0 591 0 Sumber: BBVet Wates (2015). Data Situasi Brucellosis Baturraden 2012-2017.
  • 34. Penutup • Melakukan evaluasi terhadap status bebas brucellosis yang sudah lama ditetapkan terhadap sejumlah zona (seperti Pulau Kalimantan – 2009; Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kep. Riau – 2009; Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Kep. Bangka Belitung – 2011). • Mengadopsi persyaratan penetapan zona tanpa vaksinasi (Artikel 8.4.10.) dan dengan vaksinasi (Artikel 8.4.11.) sesuai dengan rekomendasi OIE. • Menyusun pedoman sertifikasi status bebas Brucellosis di tingkat zona dan kompartemen (dengan pendekatan ‘herd’) dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Penetapan jangka waktu sertifikasi bebas. • Monitoring masuk dan keluar ternak dari ‘herd’. • Lalu lintas/pergerakan hanya ternak yang hasil negatif serologis. • Pemisahan ‘herd’ berdasarkan kategori hewan dalam satu kompartemen (contoh: BBPTUHPT Baturaden ada sapi perah dan kambing).