AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
PMK PENCEGAHAN
1. Penyebaran PMK
Melalui Alat
Angkut dan
Peralatan
DRH TRI SAT YA PUTRI NAIPOSPOS MPHIL PHD
KOMISI AHLI KESEHATAN HEWAN, KESEHATAN
MASYARAKAT VETERINER DAN KARANTINA HEWAN
RAPAT PEMBAHASAN PEDOMAN KEBIJAKAN KEAMANAN
HAYATI HEWANI DALAM PENCEGAHAN PMK
Bogor, 30 Mei - 1 Juni 2022
2. Penyakit mulut dan kuku (PMK)
❑ PMK terjadi di seluruh dunia, paling umum terjadi
di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan.
❑ Amerika Utara, Amerika Tengah, Australia dan
Selandia Baru, Chile dan sejumlah negara di Eropa
tidak pernah mengalami wabah PMK dalam 50
tahun terakhir.
❑ PMK didaftar oleh Organisasi Kesehatan Hewan
Dunia (OIE) dalam “Terrestrial Animal Health
Code” (Chapter 8.8) dan harus dilaporkan ke OIE.
Sumber: Foot and Mouth Disease Factsheet. American College of Veterinary Pathologists. Updated 7/2012.
❑ PMK adalah penyakit pertama di mana OIE menetapkan daftar resmi negara-negara
dan zona bebas (official list of free countries) dengan atau tanpa vaksinasi.
3. Berapa lama PMK bertahan pada sapi?
❑ Kekebalan terhadap satu tipe tidak memproteksi ternak
tersebut terhadap tipe lain.
❑ Interval antara pendedahan terhadap infeksi dan terlihatnya
gejala klinis bervariasi antara 24 jam dan 10 hari, atau
bahkan lebih lama lagi.
❑ Rata-rata waktu, pada kondisi alami adalah 3 – 6 hari.
❑ Selama infeksi primer, virus bereplikasi secara lokal di
nasofaring atau paru-paru bergantung pada kondisi
pendedahan.
❑ Infeksi menyebar melalui aliran darah (viremia) ke tempat
replikasi sekunder yang menyebabkan vesikel khas di daerah
tertentu dari rongga mulut, kaki, dan kadang-kadang tempat
lain (misal: puting susu).
4. Bagaimana hewan terinfeksi PMK?
❑ PMK adalah salah satu virus yang paling menular dan menyebar karena
keluarnya cairan dari lepuh yang pecah dan saliva hewan terinfeksi.
❑ Hewan dapat terinfeksi melalui kontak dengan:
• hewan terinfeksi,
• bagian-bagian hewan yang terkontaminasi, atau
• obyek yang terkontaminasi, seperti peralatan, alat angkut (truk, trailer, lori
dlsbnya).
❑ Virus dapat bertahan dalam air dan di permukaan lebih dari 1 bulan, tergantung
pada kondisi cuaca.
❑ Pada kondisi tertentu, angin juga dapat menyebarkan virus.
Sumber: Foot and Mouth Disease Factsheet. American College of Veterinary Pathologists. Updated 7/2012.
5. Penularan PMK
❑ Hewan yang terdampak klinis
❑ Fomit pada benda mati
❑ Inhalasi
❑ Ingesti
❑ Orang mengenakan pakaian atau
alas kaki yang terkontaminasi atau
menggunakan peralatan yang
terkontaminasi
❑ Pakan jerami (hay), bahan pakan
yang terkontaminasi dengan virus
❑ Air yang terkontaminasi
aerosol
Kontak langsung
fomit oral
aerosol
6. Cara penularan lain
❑ Inseminasi buatan dan bahan biologik yang
terkontaminasi seperti hormon atau vaksin dapat juga
mengarah pada penyebaran virus.
❑ Hewan yang tidak menjadi sakit akibat virus PMK,
seperti anjing dan kuda, mungkin kontak dengan virus
dan membawanya ke hewan rentan atau fasilitas atau
peralatan peternakan yang terkontaminasi.
❑ Orang yang menggunakan pakaian atau alas kaki yang
terkontaminasi atau menggunakan peralatan yang
terkontaminasi dapat menularkan virus ke ternak lain.
7. Penularan tidak langsung
❑ Penularan tidak langsung (indirect transmission) lewat lingkungan yang terkontaminasi
dapat terjadi untuk sejumlah patogen berbahaya, bahkan yang biasanya dianggap
menular langsung (direct transmission), termasuk virus PMK.
❑ Penularan tidak langsung memfasilitasi penyebaran dari berbagai sumber di luar hospes
infeksius, mempersulit epidemiologi dan pengendalian PMK.
❑ Angka reproduksi dasar (Ro) untuk virus PMK untuk penularan dari lingkungan dalam
kondisi eksperimental diperkirakan mencapai 1,65, menunjukkan bahwa penularan dari
lingkungan saja dapat menyebabkan wabah terus berlanjut.
❑ Perkiraan tingkat kehancuran virus menunjukkan bahwa virus PMK bertahan hidup di
lingkungan sampai 14 hari, menekankan bahwa pentingnya prosedur biosekuriti yang
ketat setelah wabah PMK dan rancangan langkah-langkah pengendalian yang
mencerminkan sifat biologis patogen.
Sumber: Colenutt et al. 2020. Quantifying the Transmission of Foot-and-Mouth
Disease Virus in Cattle via a Contaminated Environment. mBio 11:e00381-20.
8. Ekskresi virus PMK
❑ Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa ternak
yang terinfeksi dapat mengeluarkan (ekskresi) virus
sesaat sebelum ternak menunjukkan gejala klinis dan
ekskresi tertinggi terjadi setelah menunjukkan gejala
klinis.
❑ Semua sekresi dari ternak yang terinfeksi seperti
nafas yang dihembuskan, saliva, susu, cairan hidung,
urine, dan feses memiliki jumlah virus tertinggi yang
dapat menyebabkan wabah penyakit, menghasilkan
kontaminasi lingkungan sekitar.
Sumber: Brown et al., Environmental and air sampling are efficient methods for the detection and quantification
of foot-and-mouth disease virus. Journal of Virological Methods. Volume 287, January 2021, 113988.
9. Fakta signifikan tentang PMK
❑ PMK biasanya tidak bersifat fatal terhadap ternak dewasa, tetapi menganggu
kemampuan ternak tersebut untuk makan dan bergerak, menyebabkan kehilangan
produksi daging dan susu.
❑ Pada ternak muda, dapat bersifat fatal.
❑ Penyakit ini dan kehilangan produksi daging dan susu dapat menyebabkan implikasi
ekonomi bagi industri daging dan susu di mana PMK terjadi.
❑ Kematian umumnya rendah pada ternak dewasa, tetapi infeksi persisten dapat
terjadi untuk waktu yang lama (30 hari – 5 tahun) dengan virus yang bertahan pada
tempat-tempat infeksi primer (misalnya nasofaring) dengan persentase yang tinggi
(∼50%) dari sapi, kerbau dan domba yang terinfeksi.
Sumber; Zhu et al. Mechanisms of Maintenance of Foot-and-Mouth Disease Virus Persistence Inferred From Genes
Differentially Expressed in Nasopharyngeal Epithelia of Virus Carriers and Non-carriers. Front. Vet. Sci., 19 June 2020.
10. Tindakan karantina saat wabah
❑ Tindakan karantina pada saat wabah dilakukan dalam bentuk pembatasan lalu lintas
ternak dan pengamatan kelompok ternak yang nampak sehat yang dianggap terpapar
risiko infeksi, tetapi belum kontak langsung dengan ternak yang terinfeksi.
❑ Tujuannya adalah untuk mencegah kemungkinan kemungkinan ternak tersebut
menularkan penyakit ke ternak lain yang tidak terpapar secara langsung, dengan cara:
• Karantina lengkap. Pembatasan total pergerakan hewan untuk jangka waktu tidak
kurang dari 30 hari setelah dikirim ke pemotongan atau manifestasi klinis terakhir.
• Karantina sementara. Pembatasan selektif dan parsial lalu lintas hewan, produk
hewan dan produk sampingannya. Umumnya diterapkan sesuai dengan perbedaaan
kerentanan, diketahui atau diasumsikan, dan untuk alasan ekonomi yang dapat
dibenarkan.
Sumber: PROCEDURES MANUAL FOR THE ATTENTION OF OCCURRENCES OF FOOT AND MOUTH DISEASE AND OTHER
VESICULAR DISEASES. IDB/PANAFTOSA – PAHO/WHO PROJECT FOR THE EXPANDED MERCOSUR COUNTRIES.
11. Pembagian zona saat wabah
❑ ZONA SURVEILANS, RISIKO ATAU PENYANGGA
• Ini adalah wilayah yang mencakup tempat-
tempat di sebelah zona terinfeksi atau yang
secara epidemiologi bergantung pada zona
terinfeksi.
• Di wilayah tidak ada catatan keberadaan
infeksi tetapi ada risiko infeksi.
• Zona surveilans dan penyangga (buffer)
dibentuk sekitar area wabah dari pinggiran
zona perifocal dan selalu ketika studi
epidemiologi dan pelacakan memnguatkan
bahwa tidak terinfeksi.
Sumber: PROCEDURES MANUAL FOR THE ATTENTION OF OCCURRENCES OF FOOT
AND MOUTH DISEASE AND OTHER VESICULAR DISEASES. IDB/PANAFTOSA –
PAHO/WHO PROJECT FOR THE EXPANDED MERCOSUR COUNTRIES.
12. Depopulasi saat wabah
❑ Salah satu pilihan tindakan adalah depopulasi, dengan:
• pemotongan yang diantisipasi di RPH di bawah
pengawasan resmi pihak berwenang dan di dalam
daerah tertular apabila memungkinkan;
• tindakan biosafety maksimum telah diadopsi; dan
• daging baru dikirimkan setelah virus PMK telah
mengalami proses inaktivasi
untuk mensuplai kebutuhan domestik di wilayah tersebut.
❑ Pemotongan ternak sakit dan yang kontak dengan yang sakit, bertujuan untuk
membatasi sumber utama penyebaran virus secara ‘in-situ’ (di tempat), harus dilakukan
sesingkat mungkin dan sesuai dengan praktik kesejahteraan hewan OIE.
Sumber: PROCEDURES MANUAL FOR THE ATTENTION OF OCCURRENCES OF FOOT AND MOUTH DISEASE AND OTHER
VESICULAR DISEASES. IDB/PANAFTOSA – PAHO/WHO PROJECT FOR THE EXPANDED MERCOSUR COUNTRIES.
13. Lalu lintas ke RPH saat wabah
❑ Jika tidak ada RPH di zona penyangga atau zona surveilans, ternak rentan tidak dapat
ditransportasikan ke RPH terdekat yang berlokasi di zona bebas untuk pemotongan segera,
kecuali:
• Tidak ada ternak di peternakan asal yang menunjukkan gejala klinis PMK setidaknya 30 hari
sebelum dilalu lintaskan. Ternak dipelihara di tempat asal setidaknya 3 bulan sebelum
diangkut.
• Tidak ada PMK yang muncul dalam radius 10 km di sekitar peternakan asal setidaknya 3
bulan sebelum dilalu lintaskan.
• Produk hewan hanya untuk konsumsi pasar domestik.
• Ternak diangkut di bawah supervisi Otoritas Veteriner, langsung dari peternakan asal ke RPH
dalam kendaraan yang telah dibersihkan dan didisinfeksi dan tidak kontak dengan hewan
yang rentan terhadap penyakit.
• RPH di mana ternak dipotong tidak berwenang untuk di ekspor.
• Kendaraan dan RPH dibersihkan dan didisinfeksi dengan cermat segera setelah digunakan.
14. Daya tahan virus PMK
❑ Virus PMK bertahan dalam limfonoda dan sumsum tulang pada pH netral,
tetapi hancur dalam otot pada pH < 6,0 misalnya setelah rigor mortis.
❑ Virus PMK bertahan dalam limfonoda (kelenjar getah bening) dan
sumsum tulang yang dibekukan.
❑ Residual virus PMK bertahan dalam susu dan produk susu selama
pasteurisasi reguler, tetapi terinaktivasi karena proses ‘ultra high
temperature’ (UHT).
❑ Virus PMK bertahan dari pengeringan tetapi dapat bertahan selama
berhari-hari hingga berminggu-minggu dalam bahan organik di bawah
suhu lembab dan dingin.
❑ Virus PMK bertahan dalam pakan ternak yang terkontaminasi dan
lingkungan hingga 1 bulan, bergantung pada kondisi temperatur dan pH.
15. Perkembangan temporal PMK pada sapi yang naif
dan yang divaksinasi
a. Pada sapi yang rentan secara klinis (tidak
divaksinasi), infeksi virus PMK pada organ
pernafasan bagian atas (nasofaring) diikuti
oleh generalisasi sistemik bersamaan
dengan viraemia dan perkembangan lesi
vesikuler.
b. Pada ternak yang divaksinasi (terproteksi
dari gejala klinis), infeksi virus PMK tetap
terbatas pada nasofaring, dan fase utama
infeksi diikuti dengan fase infeksi subklinis
yang dapat mengeksresikan virus infeksius
dalam sekresi oral dan nasal.
c. Baik sapi yang rentan secara klinis dan sapi
melewati fase transisional, di mana hewan
akan sembuh (konvalesen) atau
membentuk infeksi persisten (carrier PMK).
15
c.
16. Durasi status ‘carrier’
Spesies Bulan
Sapi 24
Domba 9
Kambing 1 +
Domba Negatif
* Ditetapkan dari isolasi
virus pada material
oesopageal dan faringeal
Sumber: PROCEDURES MANUAL FOR THE ATTENTION OF OCCURRENCES OF FOOT AND
MOUTH DISEASE AND OTHER VESICULAR DISEASES. IDB/PANAFTOSA – PAHO/WHO
PROJECT FOR THE EXPANDED MERCOSUR COUNTRIES.
17. Perbedaan antara ‘carrier’ & ‘non-carrier’
Carrier Non-carrier Indikasi
Produksi IgA virus PMK Lebih tinggi secara
signifikan dari non-
carrier
Tidak setinggi
pada carrier
Antibodi tidak efektif
dalam pembersihan total
infeksi virus PMK
Respons proliferatif limfosit dari
sel mononuklear darah perifer
terhadap antigen virus PMK
Tidak setinggi
pada non-carrier
Lebih tinggi pada
carrier
Kekebalan tidak optimal
pada carrier
❑ Kecepatan penurunan virus PMK pada sampel cairan orofaringeal selama awal
infekasi berbeda antara ‘carrier’ dan ‘non-carrier’ dan perbedaan dalam
kemampuan hospes baik dalam menghilangkan virus atau dalam mendukung
replikasi virus dianggap dapat menentukan infeksi persisten virus PMK.
Sumber; Zhu et al. Mechanisms of Maintenance of Foot-and-Mouth Disease Virus Persistence Inferred From Genes
Differentially Expressed in Nasopharyngeal Epithelia of Virus Carriers and Non-carriers. Front. Vet. Sci., 19 June 2020.
18. Resistensi terhadap tindakan fisik & kimiawi
Temperatur Awet pada pendinginan dan pembekuan dan terinaktivasi secara progresif
oleh temperatur > 50°C
pH Sensitif terhadap pH asam (pH <6,0) atau basa (pH >9,0)
Desinfektans Rentan terhadap larutan sodium hidroksida (2%), sodium karbonat (4%),
dan asam sitrat (2%), 2% asam asetat, formaldehida 10%, Iodophors 1
liter produk dalam 200 liter air, larutan didecyl dimetil amonium klorida
(amonium kuarter generasi baru)
Survival Pada periode post-mortem, virus bertahan dalam berbagai periode di
limfonoda dan sumsum tulang pada pH netral. Virus dihancurkan (menjadi
inaktif) dalam otot pada pH <6,0, misalnya rigor mortis. Di lingkungan
termasuk pakan yang terkontaminasi, virus dapat bertahan selama 1
bulan, bervariasi tergantung pada suhu dan pH.
19. Virus PMK di lingkungan
❑ Virus PMK mampu bertahan di lingkungan untuk
jangka waktu lama jika kondisi sesuai (Bartley et
al., 2002; Cottral, 1969), meskipun temperatur
tinggi (>50 ◦C), ekstremitas pH (9,0) dan
kelembaban relatif rendah.
20. Kondisi optimal untuk daya tahan virus
PMK di lingkungan
Variabel Kisaran Referensi
pH 7 – 7,5 Bachrach et al., 1957; Barlow & Donaldson,
1973; Wagener, 1928
Temperatur <20°C Grzitdnov, 1957; Nauryzbaev, 1966; Rozov,
1966; Shil’nikov, 1959
Kelembaban relatif >55% Barlow, 1972; Barlow & Donaldson, 1973; A. I.
Donaldson, 1972; Nauryzbaev, 1966; Rozov,
1966; Shil’nikov, 1959
Sumber: Mielke S.R. 2019. Environmental Persistence of Foot and Mouth Disease Virus and the Impact on
Transmission Cycles in Endemic Regions. Presented in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree
Doctor of Philosophy in the Graduate School of The Ohio State University.
21. Daya tahan virus pada obyek terkontaminasi
Obyek terkontaminasi Minggu Obyek terkontaminasi Minggu
Lantai
Kandang kotor, pasir
Pasir jalan, tanah kebun
Kotoran
Limbah cair (ammonia rendah)
Kandang
Dinding, batu bata
Tanah, air, lumut (Arktik)
Tanaman hijauan
Bal Jerami
1 – 21
1 – 10
1,5 – 4
1 – 24
3 – 15
2 – 11
2 – 4
4
1 – 7
4 – 29
Karung semen & dedak
Tepung
Sayur
Agua
Lalat
Caplak
Wol domba
Pakaian & alas kaki
Rambut sapi
Permukaan kaca
20
7
1
3 – 14
10
15 – 20
2
3 – 9, 14
4 – 6
2+
Sumber: PROCEDURES MANUAL FOR THE ATTENTION OF OCCURRENCES OF FOOT AND MOUTH DISEASE AND OTHER
VESICULAR DISEASES. IDB/PANAFTOSA – PAHO/WHO PROJECT FOR THE EXPANDED MERCOSUR COUNTRIES.
22. Cegah penularan melalui kendaraan
❑ Minimalkan lalu lintas ternak hanya yang esensial untuk melanjutkan operasi di peternakan.
• PMK sangat menular dan virus dapat dibawa ke dalam peternakan oleh pakaian orang atau ban
dan roda kendaraan.
❑ Jangan biarkan kendaraan di luar peternakan untuk memasuki peternakan; kendaraan harus
diparkir di pintu masuk atau area parkir yang ditentukan dan kemudian menggunakan
kendaraan di dalam peternakan.
❑ Pengiriman barang/peralatan dari luar ditinggalkan di pintu masuk peternakan.
❑ Setiap kendaraan yang memasuki peternakan, ban, roda, dan bagian di bawah kendaraan
disemprot dengan disinfektans sebelum masuk dan sekali lagi saat meninggalkan peternakan.
• Sediakan fasilitas untuk pencucian dan disinfeksi kendaraan sebelum masuk ke peternakan.
❑ Catat setiap kendaraan yang memasuki peternakan dengan buku log.
• Pertahankan catatan yang akurat dari lalu lintas ke dalam dan ke luar peternakan untuk
membantu dengan surveilans dan penelusuran jika diperlukan.
Sumber: Prevention practices for Foot and Mouth Fisease (FMD). The Center for Food Security and Public Health. Iowa State University.
23. Pembersihan & disinfeksi alat angkut
❑ Setiap kendaraan (truk, trailer, dll.) yang dibiarkan masuk ke peternakan
berpotensi untuk menyebarkan penyakit. Oleh karena itu, pembersihan dan
disinfeksi kendaraan adalah PENTING.
• Ban dan roda kendaraan adalah yang sangat penting untuk dibersihkan dan
didisinfeksi.
❑ Memiliki fasilitas dan peralatan yang tersedia untuk mendisinfeksi kendaraan.
• Memiliki mesin pencuci bertekanan tinggi, sikat, selang, air dan disinfektasi yang
efektif.
Sumber: Prevention practices for Foot and Mouth Fisease (FMD). The Center for Food Security and Public Health. Iowa State University.
24. Disinfeksi alat angkut
❑ Kendaraan atau alat angkut lain:
Untuk mendisinfeksi kendaraan atau alan angkut lain, lakukan sebagai berikut:
• Semprot seluruh bagian alat angkut dengan desinfektasn;
• Buang semua kotoran dan sampah yang tersangkut;
• Kerok dan sikat; berikan perhatian yang baik pada tepi dan sudutnya;
• Semprot Kembali seluruh struktur bagian alat angkut dengan disinfektan;
• Roda alat angkut harus didisinfeksi secara menyeluruh.
❑ Kapal dan pesawat terbang:
• Penting untuk melakukan tindakan pencegahan untuk mengjindari korosi bahan
pada kapal dan pesawat terbang.
• Gunakan larutan sodium karbonat 4% dengan sodium silikat 0,05%.
Sumber: PROCEDURES MANUAL FOR THE ATTENTION OF OCCURRENCES OF FOOT AND MOUTH DISEASE AND OTHER
VESICULAR DISEASES. IDB/PANAFTOSA – PAHO/WHO PROJECT FOR THE EXPANDED MERCOSUR COUNTRIES.
25. Protokol disinfeksi peralatan
❑ Peralatan, misalnya alat kontraktor, kotak alat, laptop dlsbnya yang difumigasi
keluar di area tertular harus dibersihkan dan dibuka sebanyak mungkin untuk
memungkinkan penetrasi fumigan gas; atau
❑ Pencucian menyeluruh dalam desinfektan kimiawi yang sesuai seperti:
• 4% Sodium Carbonate atau 10% soda cuci (Na2CO3 Dehydrate);
• 0,5 % soda kaustik (NaOH);
• 0,2 % asan sitrat;
• 4% formaldehida atau setara aldehida lainnya, misalnya glutaraldehida; atau
• protokol disinfeksi setara yang disetujui secara resmi.
Sumber: MINIMUM STANDARDS FOR LABORATORIES WORKING WITH FMDV IN VITRO/IN VIVO Standard adopted by the 38th
General Session of the European Commission for the Control of Foot-and-Mouth Disease (EuFMD), 30th April 2009.
26. Pembersihan dan disinfeksi peralatan
❑ Hilangkan bahan organik apapun sebelum pembersihan atau
disinfeksi.
❑ Gunakan konsentrasi disinfektan yang tepat.
❑ Biarkan larutan disinfektan untuk tetap ada (waktu kontak)
dan bekerja (biasanya setidaknya 5 menit).
❑ Bersihkan dan disinfeksi apapun yang telah bersentuhan
dengan kotoran ternak atau sekresi.
❑ Bersihkan area isolasi dan ganti alas kendang secara reguler.
❑ Permukaan harus dibersihkan dengan air panas bertekanan
tinggi dan deterjen, dan dibilas.
27. Dekontaminasi peralatan
❑ Sebelum mengeluarkan dari area tertular, peralatan
harus didekontaminasi menurut ukuran dan penggunaan
peralatan tersebut:
• Baik dengan sterilisasi uap dalam autoklaf, pada
115°C selama 30 menit, atau dengan efek panas
yang setara, ATAU
• Setelah disinfeksi permukaan, fumigasi dengan
formaldehida (10 g/m3 pada 70% RH) selama
setidaknya 10 menit atau (3 g/m3 untuk 24 jam atau
setara dengan aldehida lainnya seperti
glutaraldehida, atau etilen oksida (0,8 g/liter pada
50°C selama 1,5 jam).
28. Disinfektan untuk virus PMK
Produk Pengenceran Pencampuran Catatan
Sodium hipoklorit
5,25% (NaOCl)
(pemutih pakaian)
3% 2 galon pemutih hingga 3
galon air. Aduk rata.
Tidak efektif ketika area/obyek tidak bersih; tidak stabil
dlam kondisi hangat dan cerah.
Asam asetat (Acetic
acid)
4-5% 6,5 ons asam asetat glasial
menjadi 1 galon air. Aduk rata.
Cuka adalah larutan asam asetat 4%.
Potassium
peroxymonosulfate dan
sodium Klorida
1% Ikuti petunjuk label. Misal: Virkon-S.
Sodium karbonat (soda
abu)
4% 5,33 ons sodium karbonat
untuk 1 galon air panas ATAU 1
lb. soda abu untuk 3 galon air
panas. Aduk rata.
Larutan agak kaustik (iritasi kulit), tetapi dapat
menumpulkan cat dan permukaan pernis.
Sodium hidroksida
(alkali, NaOH)
2% 1/3 cangkir pelet NaOH (2,7
ons alkali) hingga 1 galon air
dingin. Tambahkan alkali ke
dalam air. Aduk rata.
Larutan sangat kaustik (kulit terbakar, merusak logam).
Gunakan pakaian pelindung (tahan air), sarung tangan
dan kacamata pengaman. Peringatan: Tambahkan selalu
alkali ke dalam air. Jangan menuangkan air ke alkali.
Sumber: Source: USDA (2001). National Emergency Response to a Highly Contagious Animal Disease.