Dokumen tersebut membahas prinsip dan strategi pengendalian serta pemberantasan penyakit Classical Swine Fever di Indonesia, termasuk vaksinasi, diagnostik, surveilans, regulasi, dan status kesehatan menurut standar OIE.
4. Perbedaan epidemiologi antara strain
CSF yang virulensinya rendah dan tinggi
Virulensi rendah Virulensi tinggi
Masa inkubasi Lebih pendek Lebih panjang
Jumlah ekskresi virus Rendah Tinggi
Durasi ekskresi Pendek Panjang
Morbiditas Rendah Tinggi
Mortalitas Lambat dan rendah (40%) Cepat dan tinggi (90%)
Sindrom babi betina
sebagai ‘carrier’
Ya Tidak
Gejala klinis Ringan Berbeda
Penyebaran dalam
kelompok
Lambat Cepat
Sumber: Stärk K.D.C., Pfeiffer D.U. & Morris R.S. (2000). Within‐farm spread of classical swine
fever virus – a blueprint for a stochastic simulation model. Veterinary Quarterly, 22:1, 36-43.
5. Pohon filogenetik protein E2 virus
CSF isolat Udayana – 1/07
Analisis filogenetik menunjukkan bahwa sekuens dari satu kasus terkonfirmasi
berkerabat dekat dengan isolat CSF asal China yang tersedia di GeneBank.
Hasil ini mengindikasikan bahwa virus CSF yang bersirkulasi di Bali
diintroduksi dari China. Pengetahuan tentang keragaman genetik virus CSF
merupakan dasar ilmiah yang penting untuk rekomendasi galur vaksin yang
paling tepat digunakan.
Sumber: Wirata I.W. et al. (2010). Deteksi Virus Classical Swine Fever di Bali dengan RT-PCR.
Jurnal Veteriner September 2010.
6. Identifikasi virus CSF
• Antigen-captured ELISAs
– Sensitivitas rendah
– Hanya digunakan untuk skrining kelompok ternak
• Isolasi virus dengan tissue culture
• RT-PCR
– Sensitivitas dan spesifisitas tinggi
– Peralatan dan kit mahal
– Amplicons tidak bisa disekuens
Sumber: OIE Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals
7. Uji serologis
• Antibody’s ELISAs
– PrioCHECK CSFV Ab ELISA
– PrioCHECK CSFV Ab 2.0 ELISA
• Uji ELISA mendeteksi antibodi terhadap virus CSF –
strain dengan virulensi tinggi, sedang dan rendah
• Uji ELISA tidak bisa membedakan antara antibodi
yang berasal dari infeksi alam atau dari vaksinasi
• 2nd Generation ELISA – tidak bereaksi silang
dengan antibodi dengan virus terkait - Bovine Viral
Diarrhea virus, Border Disease virus
8. Prinsip pengendalian & pemberantasan
1. Eliminasi infeksi pada populasi atau peternakan babi
tertular melalui destruksi cepat hewan babi yang
terinfeksi, disposal dan dekontaminasi
2. Pengurangan sirkulasi virus melalui aplikasi program
biosekuriti wajib (mandatory) dan vaksinasi (dengan
DIVA)
3. Determinasi cakupan dan penyebaran infeksi melalui
sero-surveilans
4. Pencegahan pergerakan lalu lintas babi, produk babi
dan ‘fomites’ yang dapat atau berpotensi menjadi media
pembawa virus dan sekaligus meminimalkan
pendedahan terhadap babi yang peka
Sumber: Modifikasi dari Ausvetplan. Disease Strategy Classical Swine Fever . Version 3.1, 2012
9. Strategi pengendalian & pemberantasan
Alternatif 1
1. Pemusnahan (stamping out)
– Hanya apabila muncul wabah di daerah
tertular baru
2. Kompensasi
3. Karantina dan pengendalian lalu lintas
4. Surveilans dan penelusuran (tracing)
5. Vaksinasi
6. Biosekuriti
7. Kesadaran masyarakat dan media
10. Dukungan kebijakan dalam
implementasi strategi
1. Regulasi
2. Pelaporan penyakit melalui kerjasama dengan
dokter hewan swasta
3. Komunikasi dan manajemen risiko bermitra
dengan asosiasi peternak babi
4. Persyaratan dan pengawasan lalu linras babi
bibit
11. Strategi pengendalian & pemberantasan
Alternatif 2
1. Uji dan potong (Test to slaughter)
– Apabila ternak babi positif terhadap rRT-
PCR, maka langsung dikirim ke rumah
potong
2. Karantina dan pengendalian lalu lintas
3. Surveilans dan penelusuran (tracing)
4. Vaksinasi
5. Biosekuriti
6. Kesadaran masyarakat dan media
12. Vaksin CSF ‘Live attenuated’
• Lebih efektif, aman dan stabil
• Bisa digunakan untuk babi betina bunting dan anak babi
baru lahir
• Kesulitan dalam surveilans, karena tidak bisa dibedakan
antara infeksi alam dan hasil induksi vaksinasi
• Menginduksi kekebalan protektif terhadap gejala klinis
• Dalam keadaan wabah, penggunaan vaksin membantu
menghentikan penyebaran penyakit
• Digunakan hanya pada keadaan dimana eradikasi tidak
mungkin dilakukan
Vaksin komersial:
- Pestivac (Institute Pasteur) - PORCIVAC® (Merck)
- Pestiffa® (Merial) - COGLAPEST® (CEVA Sante Animale)
13. Vaksin CSF ‘Live Marker’
• Bisa diterapkan pada saat wabah karena bisa DIVA
• Proteksi cukup baik terhadap gejala klinis, tapi tidak
proteksi absolut terhadap infeksi
• Ada risiko virus menyebar setelah vaksinasi melali
transmisi transplacenta
Vaksin komersial:
- PORCILIS® PESTI (Merck-Intervet Schering-Plough Animal Health)
- BAYOVAC® CSF Marker (Bayer)
14. Vaksinasi CSF – Populasi babi di
NTT 2000-2008
Sumber: Jenni-Ann Toribio, Maria Geong, Ian Robertson, Ngurah Mahardika. Presentation
on Update on CSF seroprevalence survey in Nusa Tenggara Timur, Indonesia
15. Sejarah vaksinasi di P. Alor, NTT
Sumber: Peter Fitzgerald and Ian Patrick. ACIAR Project Report 2012. Cost Benefit Analysis
of a proposed Classical Swine Fever control program in Nusa Tenggara Timur (NTT).
16. Laporan kasus CSF di P. Alor
2002 1250
2003 355
2004 423
2005 106
2006 27
2007 3
2008 0
Sumber: The development of a surveillance system for classical swine fever, avian influenza
and foot and mouth disease (AH/2004/020)
20. Standar OIE Classical Swine Fever –
Perkembangan terbaru
Inception Workshop Penyusunan Masterplan Hog Cholera
Hotel Sahati, 26-27 Maret 2014
Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
21. Standar OIE mengenai CSF
• Bab 15.2 dari Terrestrial Code
(diupdate Mei 2013)
• Bab 2.8.3 dari Terrestrial Manual
(Mei 2008)
22. Kewajiban pelaporan
• Artikel 1.2.3: CSF adalah penyakit yang wajib
dilaporkan (notifiable disease) baik pada babi
domestik dan liar (sudah ada dalam OIE List
selama beberapa dekade)
• Artikel 1.1.3: Kasus baru/wabah (di suatu wilayah
yang sebelumnya bebas) harus dilaporkan
secepatnya + ditindaklanjuti sampai berhasil
diberantas atau menjadi endemik/stabil
• Artikel 1.1.3: Evolusi/perkembangan penyakit
dilaporkan setiap 6 bulan sekali + laporan tahunan
23. Definisi kasus CSF
• Artikel 15.2.1: Definisi kasus yang jelas
(metoda diagnostik di Chapter 2.8.3
dari OIE Terrestrial Manual), babi =
domestik dan babi liar Sus scrofa
24. Definisi kasus CSF
• Strain virus CSF (tidak termasuk strain vaksin)
yang berhasil diisolasi dari seekor sapi
ATAU
• Antigen virus (tidak termasuk strain vaksin)
diidentifikasi, atau RNA yang spesifik strain virus
CSF pada sampel dari satu atau lebih babi yang
secara epidemiologik dikaitkan dengan wabah
CSF yang sudah dikonfirmasi atau masih diduga
25. Status bebas CSF
• Bab 15.1 dan 15.2: dimungkinkan untuk
status bebas untuk CSF
• Status dapat diaplikasikan kepada
Negara, Zona, atau Kompartemen
26. Status kesehatan
• Bab 15.2 CSF (di update 2013)
– Status resmi, diberikan oleh OIE
– Perbedaan antara babi domestik dan babi liar
tangkapan (captive wild pigs) vs. babi liar (wild
pigs) dan dilepasliarkan (feral pigs)
– Surveilans yang spesifik + interpretasi
– Kebutuhan spesifik untuk pengamanan
(containment) suatu zona
– Artikel mengenai kompartemen terpisah merujuk
kepada Bab 4.4 (tidak ada status resmi OIE)
27. Determinasi status CSF: Artikel 15.2.2
1. CSF wajib dilaporkan di seluruh negara dan ada
investigasi laboratorium yang memadai
2. Program kesadaran masyarakat yang berkelanjutan
3. Otoritas Veteriner memiliki pengetahuan terkini dan
kewenangan terhadap, semua babi domestik dan
babi liar
4. Otoritas Veteriner memiliki pengetahuan tentang
spesies, populasi, habitat babi liar
5. Surveilans dilaksanakan pada babi domestik dan
babi liar tangkapan sesuai Artikel 15.2.26 – 15.2.32
28. Determinasi status CSF: Artikel 15.2.2
(lanjutan)
– Surveilans yang memadai;
– Untuk babi liar dan yang dilepasliarkan, dengan
memperhatikan batas-batas alamiah dan artifisial,
ekologi babi liar dan yang dilepasliarkan, dan
penilaian terhadap risiko penyebaran
– Populasi babi domestik dan babi liar tangkapan
terpisah dari populasi babi liar dan yang
dilepasliarkan
29. Status bebas CSF: Artikel 15.2.3
1. Surveilans Artikel 15.2.26 - 15.2.32
2. Tidak ada wabah pada babi domestik dan babi liar
tangkapan selama 12 bulan terakhir
3. Tidak ada bukti infeksi pada babi domestik dan babi liar
tangkapan selama 12 bulan terakhir
4. Tidak ada vaksinasi pada babi domestik dan babi liar
tangkapan pada babi domestik dan babi tangkapan
liar selama 12 bulan terakhir kecuali apabila
digunakan DIVA
5. Babi impor dan komoditi babi mengikuti aturan sesuai
Artikel 15.2.7 dan 15.2.14
30. Pengajuan status bebas CSF ke OIE
• BUKTI = BERKAS dikirimkan ke OIE
• KUESIONER Artikel 1.6.9
• PROSEDUR hanya akan dimulai setelah Mei
2014 General Session: Siapkan diri mulai
sekarang!
– Pengamanan zona dimungkinkan (Artikel 15.2.5)
– Pulih secara cepat dimungkinkan jika dilakukan
‘stamping out’ (Artikel 15.2.6)
31. Manajemen Risiko
• Bab 15.1 & 15.2 menyediakan rekomendasi
perdagangan ternak dan produk ternak untuk CSF
• Kasus spesifik:
– TIDAK ADA komoditi yang aman
– Prosedur inaktivasi (untuk CSF tapi yang lainnya
umum saja)
• Tidak ada tindakan pengendalian yang spesifik
(stamping-out +/- vaksinasi, disinfeksi/disinsektisasi),
tapi dapat digunakan untuk tindakan pengamanan
zona (Artikel 4.3.3) + prosedur inaktivasi (sisa-sisa
makanan, daging, dll.)