SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
Persyaratan Bebas
Negara/Zona
Penyakit Mulut
dan Kuku (PMK)
Menurut WOAH
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Senior Emergency Management System Adviser
Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP)
Pertemuan Pembahasan Road Map Pengendalian PMK – Ditkeswan dan AIHSP - Bogor, 18 – 20 Juli 2022
Status bebas PMK menurut WOAH
Negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi
tidak dipraktikkan (Artikel 8.8.2.)
Negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi
dipraktikkan (Artikel 8.8.3.)
Negara/zona terinfeksi PMK (Artikel 8.8.3.)
Evolusi historis WOAH Code
▪ PERLUNYA PERUBAHAN PARADIGMA
Dari Ke
▪ mempertimbangkan status kesehatan sub-populasi
• Zona
• Kompartemen
• Zona kontainmen (containment zone)
▪ mempertimbangkan risiko komoditas spesifik
▪ mempertimbangkan prosedur inaktivasi patogen
Sangat fokus pada
“kebebasan negara”
Rekomendasi berbasis risiko
tentang perdagangan yang aman
Persyaratan Negara/zona bebas PMK TANPA VAKSINASI
(Artikel 8.8.2.)
1. memiliki catatan pelaporan penyakit hewan yang regular dan cepat;
2. mengirimkan deklarasi ke WOAH selama 12 bulan terakhir dalam negara/zona bebas PMK:
a. tidak ada kasus PMK;
b. tidak ada vaksinasi dilakukan terhadap PMK;
3. memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa selama 12 bulan terakhir:
a. surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. - 8.8.42. telah diimplementasikan untuk
mendeteksi tanda-tanda klinis PMK dan menunjukkan tidak ada bukti:
i. infeksi virus PMK pada hewan yang tidak divaksinasi;
ii. penularan virus PMK pada hewan yang sebelumnya divaksinasi ketika negara/zona
bebas PMK dimana vaksinasi dipraktikkan (tanpa vaksinasi) berupaya untuk menjadi
negara di mana vaksinasi tidak dipraktikkan (dengan vaksinasi);
b. tindakan-tindakan regulasi untuk pencegahan dan deteksi dini PMK telah dilaksanakan;
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Persyaratan negara/zona bebas PMK TANPA VAKSINASI
(Artikel 8.8.2.)
4. menjelaskan secara rinci dan memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa dalam 12 bulan
terakhir, hal-hal berikut telah dilaksanakan dan disupervisi dengan baik:
a. dalam hal zona bebas PMK, batas-batas zona bebas PMK yang diusulkan;
b. batas-batas dan tindakan-tindakan terhadap zona proteksi, jika diberlakukan;
c. sistim untuk mencegah masuknya PMK ke dalam negara/zona bebas PMK yang
diusulkan;
d. pengendalian lalu lintas hewan yang rentan, daging dan produk lainnya ke dalam
negara/zona bebas PMK yang diusulkan, khususnya tindakan-tindakan yang dijelaskan
dalam Artikel 8.8.8., 8.8.9. dan 8.8.12.;
e. tidak ada hewan yang divaksinasi diintroduksi kecuali sesuai dengan Artikel 8.8.8. dan
8.8.9.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Apabila persyaratan 1 s/d 4 telah terpenuhi, status
negara/zona tidak terpengaruh (Artikel 8.8.2.)
• Koleksi zoologi memiliki tujuan utama untuk memamerkan atau mempreservasi spesies
langka, telah diidentifikasi, termasuk batas-batas fasilitas, dan termasuk dalam rencana
kontingensi negara untuk PMK;
• Tindakan-tindakan biosekuriti yang tepat telah dijalankan, termasuk pemisahan yang
efektif populasi domestik yang rentan dengan satwa liar;
• Hewan-hewan yang telah diidentifikasi diakui sebagai milik dan setiap pergerakan dapat
ditelusuri/dilacak;
• Vaksin yang digunakan memenuhi standar yang dijelaskan dalam OIE Manual Terrestrial;
• Vaksinasi dilakukan di bawah pengawasan Otoritas Veteriner;
• Koleksi zoologi ditempatkan di bawah surveilans untuk setidaknya 12 bulan setelah
vaksinasi.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Persyaratan negara/zona bebas PMK DENGAN VAKSINASI
(Artikel 8.8.3.)
1. memiliki catatan pelaporan penyakit hewan yang regular dan cepat;
2. mengirimkan deklarasi ke WOAH yang menyatakan bahwa berdasarkan surveilans yang
dijelaskan dalam poin 3, dalam negara/zona bebas PMK:
a. tidak ada kasus PMK selama 2 tahun terakhir;
b. tidak ada bukti penularan PMK selama 12 bulan terakhir;
3. memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa:
a. surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. - 8.8.42. telah diimplementasikan untuk
mendeteksi tanda-tanda klinis PMK dan menunjukkan tidak ada bukti:
i. infeksi virus PMK pada hewan yang tidak divaksinasi;
ii. penularan virus PMK pada hewan yang divaksinasi;
b. tindakan-tindakan regulasi untuk pencegahan dan deteksi dini PMK telah dilaksanakan;
c. vaksinasi sistematis wajib pada populasi sasaran telah dilakukan untuk mencapai cakupan
vaksinasi dan kekebalan populasi yang memadai;
d. vaksinasi telah dilakukan setelah seleksi strain vaksin yang tepat;
Negara/zona bebas PMK DENGAN VAKSINASI (Artikel 8.8.3.)
4. menjelaskan secara rinci dan memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa hal-hal berikut
telah dilaksanakan dan disupervisi dengan baik:
a. dalam hal zona bebas PMK, batas-batas zona bebas PMK yang diusulkan;
b. batas-batas dan tindakan-tindakan zona proteksi zona proteksi, jika diberlakukan;
c. sistim pencegahan masuknya virus PMK ke dalam negara/zona bebas PMK yang
diusulkan, khususnya tindakan-tindakan yang dijelaskan dalam Artikel 8.8.8., 8.8.9. dan
8.8.12.;
d. pengendalian lalu lintas hewan yang rentan dan produknya ke negara/zona bebas PMK
yang diusulkan.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Persyaratan negara/zona dengan vaksinasi menjadi
negara/zona tanpa vaksinasi
▪ Jika negara anggota yang memenuhi persyaratan sebagai
negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan (dengan
vaksinasi) ingin mengubah statusnya menjadi negara/zona bebas
PMK di mana vaksinasi tidak dipraktikkan (tanpa vaksinasi), negara
tersebut harus memberitahu WOAH terlebih dahulu tentang
tanggal penghentian vaksinasi dan mengajukan status baru dalam
waktu 24 bulan setelah penghentian.
▪ Status negara/zona tetap tidak berubah sampai kepatuhan terhadap
Artikel 8.8.2. disetujui oleh WOAH.
▪ Jika berkas untuk status baru tidak diberikan dalam waktu 24
bulan, maka status negara/zona bebas dengan vaksinasi akan
ditangguhkan.
▪ Jika negara tersebut tidak memenuhi persyaratan Artikel 8.8.2.,
maka bukti yang telah memenuhi Artikel 8.8.3. harus diberikan
dalam waktu 3 bulan. Jika tidak status akan dicabut.
Negara/zona bebas PMK
di mana vaksinasi
dipraktikkan (DENGAN
VAKSINASI)
Negara/zona bebas PMK
di mana vaksinasi tidak
dipraktikkan (TANPA
VAKSINASI)
Definisi ‘kebijakan stamping out’ menurut WOAH
▪ ‘Kebijakan stamping out’ berarti kebijakan yang dirancang untuk
menghilangkan wabah dengan melaksanakan di bawah wewenang
Otoritas Veteriner sebagai berikut:
1. pemusnahan hewan-hewan yang terkena dampak dan yang
diduga terkena dampak dalam kelompok atau flok dan, apabila
diperlukan, hewan-hewan di dalam kelompok atau flok lain yang
telah terpapar infeksi oleh kontak langsung hewan ke hewan,
atau kontak tidak langsung dengan agen patogen penyebab;
hewan harus dimusnahkan sesuai dengan Chapter 7.6.;
2. disposal karkas dan jika relevan, produk hewan dengan
merender, membakar atau mengubur, atau dengan metode lain
yang dijelaskan dalam Chapter 4.13.;
3. pembersihan dan disinfeksi peternakan dilakukan melalui
prosedur yang ditetapkan dalam Chapter 4.14.
Pemulihan hilangnya status bebas penyakit
setelah terjadi wabah
▪ Kerangka waktu dan persyaratan ditentukan
dalam Terrestrial Code (Artikel 8.8.7).
▪ Bukti yang terdokumentasi diperlukan.
▪ Analisis oleh WOAH Scientific Commission
atau bersama dengan Ad hoc Group –
Prosedur jalur cepat.
▪ Pengesahan oleh WOAH World Assembly
of Delegates
Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.)
1. Ketika kasus PMK terjadi di negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi tidak dipraktikkan,
salah satu masa tunggu berikut diperlukan untuk mendapatkan kembali status bebas:
a. 3 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’
diterapkan, tanpa vaksinasi darurat dan surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42.
diterapkan; ATAU
b. 3 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir atau pemotongan semua hewan
yang divaksinasi (yang mana menjadi yang terakhir), di mana ‘kebijakan stamping-out’,
vaksinasi darurat dan surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan; ATAU
c. 6 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir atau vaksinasi terakhir (tidak
masalah yang mana lebih dahulu), di mana ‘kebijakan stamping-out’ diterapkan, tetapi
vaksinasi darurat tidak diikuti dengan pemotongan semua hewan yang divaksinasi, dan
surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan. Meskipun demikian, ini
memerlukan survei serologis berdasarkan deteksi antibodi ‘nonstructural protein’ (NSP)
virus PMK untuk menunjukkan tidak ada bukti infeksi pada populasi vaksinasi yang tersisa.
Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.)
2. Ketika kasus PMK terjadi di suatu negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi tidak
dipraktikkan, masa tunggu berikut diperlukan untuk mendapatkan status negara/zona
bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan: 6 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh
terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’ diterapkan dan kebijakan vaksinasi berkelanjutan
telah diadopsi, dengan ketentuan bahwa surveilans diterapkan sesuai dengan Artikel 8.8.40.
– 8.8.42., dan suatu survei serologis berdasarkan deteksi antibodi terhadap ‘nonstructural
protein’ (NSP) virus PMK menunjukkan tidak ada bukti penularan virus PMK.
Jika ‘kebijakan stamping-out’ tidak dipraktikkan, masa tunggu di atas tidak berlaku, dan
Artikel 8.8.3. berlaku.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.)
3. Ketika kasus PMK terjadi di negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan, maka
masa tunggu yang diperlukan untuk mendapatkan status bebas:
a. 6 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’
diterapkan, dengan vaksinasi darurat, dan surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. –
8.8.42. diterapkan, asalkan surveilans serologis berdasarkan deteksi antibodi terhadap
‘nonstructural protein’ (NSP) virus PMK menunjukkan tidak ada bukti penularan virus;
ATAU
b. 12 bulan setelah deteksi kasus terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’ tidak diterapkan,
tetapi di mana vaksinasi darurat dan surveilans sesuai Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan,
asalkan surveilans serologis berdasarkan deteksi antibodi terhadap ‘nonstructural protein’
virus PMK menunjukkan tidak ada bukti penularan virus.
Jika vaksinasi darurat tidak diterapkan, masa tunggu di atas tidak berlaku, dan Artikel 8.8.3.
berlaku.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.)
4. Ketika kasus PMK terjadi di kompartemen bebas PMK, Artikel 8.8.4. berlaku.
5. Negara Anggota yang mengajukan pemulihan status bebas harus melakukannya hanya ketika
persyaratan masing-masing untuk pemulihan status terpenuhi. Ketika zona penahanan
(containment zone) ditetapkan, pembatasan dalam zona penahanan harus dicabut sesuai
dengan persyaratan artikel ini hanya ketika penyakit telah berhasil diberantas dalam zona
penahanan.
Untuk Negara Anggota yang tidak mengajukan pemulihan dalam waktu 24 bulan setelah
penangguhan, ketentuan Artikel 8.8.2., Artikel 8.8.3. atau 8.8.4. berlaku.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Pengangkutan langsung hewan rentan PMK dari zona
tertular untuk pemotongan di zona bebas (Artikel 8.8.8.)
1. Tidak ada hewan yang rentan PMK telah diintroduksi ke dalam peternakan asal dan tidak
ada hewan di peternakan asal yang menunjukkan gejala klinis PMK setidaknya 30 hari
sebelum dilalu lintaskan;
2. Hewan dipelihara di peternakan asal setidaknya 3 bulan sebelum dilalu lintaskan;
3. PMK tidak terjadi dalam radius 10 kilometer dari peternakan asal setidaknya 4 minggu
sebelum dilalu lintaskan;
4. Hewan harus diangkut di bawah pengawasan Otoritas Veteriner dalam kendaraan, yang
telah dibersihkan dan didisinfeksi sebelum dimuat ke kendaraan, langsung dari peternakan
asal ke rumah potong hewan (RPH) tanpa kontak dengan hewan yang rentan lainnya;
5. Rumah potong hewan seperti itu tidak disetujui untuk ekspor daging segar selama RPH
tersebut menangani daging hewan dari zona tertular;
6. Kendaraan dan RPH harus dibersihkan dan didisinfeksi segera setelah digunakan.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Zona Proteksi dan zona kontainmen
▪ ZONA PROTEKSI (PROTECTION ZONE)
Bearti zona di mana tindakan biosekuriti dan sanitasi tertentu diterapkan untuk
mencegah masuknya agen patogen ke negara atau zona bebas dari negara atau
zona tetangga dengan status kesehatan hewan yang berbeda.
▪ ZONA KONTAINMEN (CONTAINMENT ZONE)
Berarti zona terinfeksi yang didefinisikan dalam negara atau zona yang
sebelumnya bebas, yang mencakup semua kasus yang dicurigai atau dikonfirmasi
yang terkait secara epidemiologis dan di mana pengendalian lalu lintas, tindakan
biosekuriti dan santasi diaplikasikan untuk mencegah penyebaran dan atau untuk
memberantas infeksi atau infestasi.
Persyaratan zona kontainmen (No. 1 – 5)
1. Atas kecurigaan, suatu perintah ‘diam di tempat’ (standstill) yang ketat telah diberlakukan
pada peternakan yang dicurigai dan di negara/zona pengendalian lalu lintas hewan telah
diberlakukan dan pengendalian yang efektif terhadap komoditi yang disebutkan dalam Chapter
ini telah dijalankan;
2. Dengan konfirmasi, perintah ‘diam di tempat’ (standstill) tambahan dari hewan-hewan yang
rentan telah diberlakukan di seluruh zona kontainmen dan pengendalian lalu lintas hewan
seperti yang dijelaskan dalam butir 1 telah diperkuat;
3. Batas-batas definitif zona kontainmen telah ditetapkan setelah investigasi epidemiologis
(penelusuran ke belakang/trace-back, penelusuran ke depan/trace-forward) telah
menunjukkan bahwa wabah terkait secara epidemiologis dan terbatas dalam jumlah dan
distribusi geografis;
4. Investigasi ke arah sumber wabah telah dilaksanakan;
5. ‘Kebijakan stamping-out’, dengan atau tanpa vaksinasi darurat telah dilakukan;
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Persyaratan zona kontainmen (No. 6 – 9)
6. Tidak ada kasus baru telah ditemukan pada zona kontainmen dalam jangka waktu minimum
2 kali masa inkubasi seperti yang ditetapkan dalam Artikel 8.8.1. setelah penerapam
‘kebijakan stamping-out’ sampai kasus yang dideteksi terakhir;
7. Populasi hewan domestik dan penangkaran satwa liar yang rentan di dalam zona
kontainmen secara jelas didefinisikan sebagai milik zona kontainmen;
8. Surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. sampai 8.8.42. telah berjalan di dalam zona
kontainmen dan di wilayah lainnya di negara/zona;
9. Tindakan-tindakan yang mencegah penyebaran PMK ke wilayah lainnya di negara/zona,
dengan mempertimbangkan hambatan fisik dan geografis, telah diberlakukan.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Ketentuan lain zona kontainmen
▪ Status bebas wilayah-wilayah di luar zona kontainmen ditangguhkan saat zona kontainmen
sedang ditetapkan.
▪ Status bebas dari wilayah-wilayah tersebut dapat dipulihkan terlepas dari ketentuan Artikel
8.8.7., setelah zona kontainmen disetujui oleh OIE setelah memenuhi butir 1 hingga 9 di atas.
▪ Komoditas dari hewan yang rentan untuk perdagangan internasional harus diidentifikasi ke
sumbernya, baik di dalam atau di luar zona kontaimen.
▪ Dalam hal terjadi terulangnya infeksi virus PMK pada hewan yang tidak divaksinasi atau
penularan virus PMK pada hewan yang divaksinasi di dalam zona kontainmen, persetujuan
zona kontainmen dicabut dan status PMK seluruh negara/zona ditangguhkan sampai
persyaratan yang relevan dari Artikel 8.8.7. terpenuhi.
▪ Pemulihan status bebas PMK dari zona kontainmen harus dicapai dalam waktu 12 bulan sejak
persetujuannya dan mengikuti ketentuan Artikel 8.8.7.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Pengesahan program pengendalian resmi PMK
(FMD official control program)
▪ Rekomendasi importasi dari negara/zona di mana berlaku program pengendalian
resmi PMK (FMD official control programme).
▪ Bukan pengakuan status tetapi pengesahan terhadap rencana nasional dari suatu Negara
Anggota yang beroperasi secara progresif menuju kebebasan dari PMK (dengan atau tanpa
vaksinasi) sesuai dengan persyaratan OIE Code.
▪ Negara tidak perlu sudah bebas dari PMK tetapi harus memberikan bukti bahwa negara
tersebut sudah memiliki suatu rencana nasional yang beroperasi menuju bebas.
▪ Pengesahan dapat ditangguhkan jika terjadi ketidakpatuhan terhadap persyaratan OIE Code.
Status tertular/tidak
diketahui
Perdagangan
“komoditi
aman”
Program pengendalian
resmi (official control
program)
Program pengendalian resmi PMK
▪ Program merupakan keputusan sukarela oleh Negara
Anggota WOAH.
▪ Tujuan keseluruhan dari program pengendalian resmi
WOAH adalah agar Negara Anggota WOAH dapat secara
progresif memperbaiki situasi dan akhirnya mencapai status
bebas PMK.
▪ Program pengendalian resmi harus berlaku di seluruh
wilayah negara bahkan jika tindakan-tindakan tertentu yang
ditujukan hanya pada subpopulasi tertentu.
▪ Perubahan situasi epidemiologi dan peristiwa penting
lainnya harus dilaporkan ke WOAH sesuai dengan
persyaratan Chapter 1.1.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Persyaratan program pengendalian resmi
(Artikel 8.8.39.) - No. 1 s/d 4
1. negara memiliki catatan pelaporan penyakit yang regular dan cepat sesuai dengan persyaratan
dalam Chapter 1.1.;
2. menyampaikan bukti yang terdokumentasi tentang kapasitas sistim kesehatan hewan nasional
(veterinary services) untuk mengendalikan PMK; salah satu cara untuk menyediakan bukti adalah
melalui ‘OIE PVS Pathway’;
3. menyampaikan rencana terperinci mengenai program pengendalian dan akhirnya pemberantasan
PMK di negara atau zona termasuk:
a. penjadwalan (timeline);
b. indikator kinerja untuk menilai efikasi tindakan-tindakan pengendalian yang diimplementasikan;
c. dokumentasi yang mengindikasikan bahwa program pengendalian resmi PMK berlaku untuk
seluruh wilayah negara;
4. menyampaikan berkas tentang epidemiologi PMK di negara tersebut yang menjelaskan hal-hal
sebagai berikut;
a. epidemiologi umum di negara tersebut yang menekankan pada pengetahuan terkini dan
kesenjangan dan perkembangan yang telah dibuat dalam mengendalikan PMK;
Persyaratan program pengendalian resmi
(Artikel 8.8.39.) – lanjutan No. 5
b. tindakan-tindakan telah diimplementasikan untuk mencegah masuknya infeksi, deteksi dan
respons cepat, terhadap semua wabah PMK untuk mengurangi insidensi wabah PMK dan
untuk mengeliminasi penularan PMK setidaknya dalam satu zona di negara tersebut;
c. sistim produksi ternak utama dan pola lalu lintas/pergerakan hewan yang rentan PMK dan
produknya antar wilayah dan ke dalam negara;
5. menyampaikan bukti bahwa surveilans PMK berjalan baik:
a. dengan mempertimbangkan ketentuan dalam Chapter 1.4. dan ketentuan surveilans dalam
Chapter 8.8.40. s/d 8.8.42.;
b. memiliki kapabilitas dan prosedur diagnostik, termasuk pengiriman sampel secara reguler ke
laboratorium untuk melakukan diagnosis dan lebih lanjut karakterisasi strain;
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Persyaratan program pengendalian resmi
(Artikel 8.8.39.) – lanjutan No. 6 & 7
6. di mana vaksinasi dipraktikkan sebagai bagian dari program pengendalian resmi untuk PMK,
dengan menyampaikan:
a. bukti (seperti salinan legislasi) bahwa vaksinasi populasi yang diseleksi adalah WAJIB ;
b. informasi detil tentang kampanye vaksinasi, khususnya tentang:
i. populasi target vaksinasi;
ii. monitoring cakupan vaksinasi, termasuk monitoring serologis dari kekebalan populasi;
iii. spesifikasi teknis vaksin yang digunakan, termasuk kecocokan (matching) dengan strain
PMK yang bersirkulasi dan deskripsi prosedur lisensi berjalan baik;
iv. Penjadwalan yang diusulkan untuk transisi ke penggunaan vaksin yang sepenuhnya sesuai
dengan standar dan metode yang dijelaskan dalam Terrestrial Manual;
7. menyediakan kesiapsiagaan darurat (emergency preparedness) dan rencana respons (response
plan) untuk diimplementasikan jika terjadi wabah.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Rekomendasi impor dari negara/zona dengan
program pengendalian resmi PMK (Artikel 8.8.22.)
1. berasal dari hewan yang:
a. hewan setidaknya 3 bulan sebelum pemotongan berada di zona dari negara pengekspor di
mana sapi dan kerbau rawa secara regular di vaksinasi terhadap PMK dan di mana
program pengendalian resmi beroperasi;
b. hewan telah divaksinasi setidaknya 2 kali dengan vaksinasi terakhir tidak lebih dari 6 bulan,
kecuali proteksi kekebalan telah ditunjukkan untuk lebih dari 6 bulan, dan tidak kurang dari
1 bulan sebelum pemotongan;
c. hewan dipelihara dalam 30 hari terakhir di suatu peternakan, dan PMK tidak terjadi dalam
radius 10 km dari peternakan tersebut selama periode tersebut, atau peternakan adalah
stasiun karantina;
d. hewan diangkut dalam suatu kendaraan yang telah dibersihkan dan didisinfeksi sebelum
sapi dan kerbau rawa dimuat, langsung dari peternakan ke RPH/abattoir tanpa kontak
dengan hewan lain yang tidak memenuhi persyaratam yang diperlukan untuk ekspor;
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Rekomendasi impor dari negara/zona dengan
program pengendalian resmi PMK (Artikel 8.8.22.)
e. dipotong di RPH/abattoir yang telah disetujui;
i. secara resmi telah ditunjuk untuk ekspor;
ii. di mana tidak ada PMK terdeteksi selama periode antara disinfeksi terakhir yang
dilakukan sebelum pemotongan dan pengapalan untuk ekspor;
f. telah dilakukan pemeriksaan ante- dan post-mortem dalam waktu 24 jam sebelum dan
sesudah pemotongan tanpa ada bukti PMK;
2. berasal dari karkas tanpa tulang (deboned carcasses):
a. di mana kelenjar limfatik utama telah dilepaskan;
b. di mana sebelum pelepasan tulang (deboning), telah dilakukan pelayuan (maturation) pada
temperatir lebih besar dari + 2°C untuk periode minimum 24 jam setelah pemotongan dan
di mana nilai pH kurang dari 6,0 ketika diuji di tengah-tengah otot longissimus dorsi.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Pencabutan Program Pengendalian Resmi
▪ WOAH dapat menarik pengesahan Program
Pengendalian Resmi (Official Control Program) jika
terdapat bukti:
• ketidakpatuhan terhadap penjadwalan (timeline)
atau indikator kinerja program; ATAU
• masalah signifikan pada kinerja Sistim
Kesehatan Hewan Nasional (Veterinary
Services); ATAU
• peningkatan insidensi PMK yang tidak dapat
diatasi oleh program.
Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
Terima kasih

More Related Content

What's hot

African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...Tata Naipospos
 
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Tata Naipospos
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tata Naipospos
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...Tata Naipospos
 
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Tata Naipospos
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Tata Naipospos
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Tata Naipospos
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Tata Naipospos
 
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...Tata Naipospos
 
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006Tata Naipospos
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Tata Naipospos
 
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Tata Naipospos
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Tata Naipospos
 
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...Tata Naipospos
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Tata Naipospos
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Tata Naipospos
 
Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...
Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...
Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...Tata Naipospos
 

What's hot (20)

African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
 
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
 
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
Penyakit-Penyakit Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Diseases) - Ditkeswan, 1 ...
 
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
Konsep Kompartemen Bebas Avian Influenza - Komnas FBPI, Kemenko Kesra, 2006
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
 
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
 
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
Mempertahankan Indonesia Bebas PMK Sesuai Kaidah OIE TAHC - Ditkeswan, Denpas...
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
 
Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...
Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...
Potensi Risiko BSE Terkait Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - Ditkeswan, 12 O...
 

Similar to Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor, 18-20 Juli 2022

Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...Tata Naipospos
 
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...Tata Naipospos
 
Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...
Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...
Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...Tata Naipospos
 
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Tata Naipospos
 
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...Tata Naipospos
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Tata Naipospos
 
Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...
Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...
Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...Tata Naipospos
 
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...Tata Naipospos
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Tata Naipospos
 
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di IndonesiaAspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di IndonesiaWahono Diphayana
 
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Tata Naipospos
 
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Tata Naipospos
 
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...Tata Naipospos
 
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Tata Naipospos
 
Materi Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptx
Materi Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptxMateri Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptx
Materi Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptxfauzichandra95
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdfPP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdfsusisusyanti
 
Antigen kmk446-2021.pdf
Antigen kmk446-2021.pdfAntigen kmk446-2021.pdf
Antigen kmk446-2021.pdfsumberagung5
 

Similar to Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor, 18-20 Juli 2022 (20)

Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
Menyikapi Pemasukan Ternak/Produk Hewan Berbasis Zona - Puslitbangnak, Bogor,...
 
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
 
Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...
Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...
Kerja Sama Koordinasi Antar Instansi Dalam Pembebasan Penyakit Hewan - Pusat ...
 
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...
 
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
Prinsip-prinsip Kompartementalisasi - DItkeswan - Presentasi Zoom, 5 Oktober ...
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
 
Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...
Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...
Pembahasan Undang-Undang No. 41-2014 Pasal 36C, 36D dan 36E - Ditkeswan - Jak...
 
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
Penyampaian Pendapat Ahli Mahkamah Konstitusi Tentang Zona Bebas PMK - Kement...
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
 
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di IndonesiaAspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia
 
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
 
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
 
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
 
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
 
Materi Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptx
Materi Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptxMateri Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptx
Materi Sosialisasi Permentan_Bogor_Sept 2022_11m.pptx
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdfPP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 95 Tahun 2012.pdf
 
Antigen kmk446-2021.pdf
Antigen kmk446-2021.pdfAntigen kmk446-2021.pdf
Antigen kmk446-2021.pdf
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Tata Naipospos
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
 

Recently uploaded

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Persyaratan Negara atau Zona Bebas PMK Menurut WOAH - Ditkeswan-AIHSP, Bogor, 18-20 Juli 2022

  • 1. Persyaratan Bebas Negara/Zona Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Menurut WOAH Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Senior Emergency Management System Adviser Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Pertemuan Pembahasan Road Map Pengendalian PMK – Ditkeswan dan AIHSP - Bogor, 18 – 20 Juli 2022
  • 2. Status bebas PMK menurut WOAH Negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi tidak dipraktikkan (Artikel 8.8.2.) Negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan (Artikel 8.8.3.) Negara/zona terinfeksi PMK (Artikel 8.8.3.)
  • 3. Evolusi historis WOAH Code ▪ PERLUNYA PERUBAHAN PARADIGMA Dari Ke ▪ mempertimbangkan status kesehatan sub-populasi • Zona • Kompartemen • Zona kontainmen (containment zone) ▪ mempertimbangkan risiko komoditas spesifik ▪ mempertimbangkan prosedur inaktivasi patogen Sangat fokus pada “kebebasan negara” Rekomendasi berbasis risiko tentang perdagangan yang aman
  • 4. Persyaratan Negara/zona bebas PMK TANPA VAKSINASI (Artikel 8.8.2.) 1. memiliki catatan pelaporan penyakit hewan yang regular dan cepat; 2. mengirimkan deklarasi ke WOAH selama 12 bulan terakhir dalam negara/zona bebas PMK: a. tidak ada kasus PMK; b. tidak ada vaksinasi dilakukan terhadap PMK; 3. memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa selama 12 bulan terakhir: a. surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. - 8.8.42. telah diimplementasikan untuk mendeteksi tanda-tanda klinis PMK dan menunjukkan tidak ada bukti: i. infeksi virus PMK pada hewan yang tidak divaksinasi; ii. penularan virus PMK pada hewan yang sebelumnya divaksinasi ketika negara/zona bebas PMK dimana vaksinasi dipraktikkan (tanpa vaksinasi) berupaya untuk menjadi negara di mana vaksinasi tidak dipraktikkan (dengan vaksinasi); b. tindakan-tindakan regulasi untuk pencegahan dan deteksi dini PMK telah dilaksanakan; Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 5. Persyaratan negara/zona bebas PMK TANPA VAKSINASI (Artikel 8.8.2.) 4. menjelaskan secara rinci dan memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa dalam 12 bulan terakhir, hal-hal berikut telah dilaksanakan dan disupervisi dengan baik: a. dalam hal zona bebas PMK, batas-batas zona bebas PMK yang diusulkan; b. batas-batas dan tindakan-tindakan terhadap zona proteksi, jika diberlakukan; c. sistim untuk mencegah masuknya PMK ke dalam negara/zona bebas PMK yang diusulkan; d. pengendalian lalu lintas hewan yang rentan, daging dan produk lainnya ke dalam negara/zona bebas PMK yang diusulkan, khususnya tindakan-tindakan yang dijelaskan dalam Artikel 8.8.8., 8.8.9. dan 8.8.12.; e. tidak ada hewan yang divaksinasi diintroduksi kecuali sesuai dengan Artikel 8.8.8. dan 8.8.9. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 6. Apabila persyaratan 1 s/d 4 telah terpenuhi, status negara/zona tidak terpengaruh (Artikel 8.8.2.) • Koleksi zoologi memiliki tujuan utama untuk memamerkan atau mempreservasi spesies langka, telah diidentifikasi, termasuk batas-batas fasilitas, dan termasuk dalam rencana kontingensi negara untuk PMK; • Tindakan-tindakan biosekuriti yang tepat telah dijalankan, termasuk pemisahan yang efektif populasi domestik yang rentan dengan satwa liar; • Hewan-hewan yang telah diidentifikasi diakui sebagai milik dan setiap pergerakan dapat ditelusuri/dilacak; • Vaksin yang digunakan memenuhi standar yang dijelaskan dalam OIE Manual Terrestrial; • Vaksinasi dilakukan di bawah pengawasan Otoritas Veteriner; • Koleksi zoologi ditempatkan di bawah surveilans untuk setidaknya 12 bulan setelah vaksinasi. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 7. Persyaratan negara/zona bebas PMK DENGAN VAKSINASI (Artikel 8.8.3.) 1. memiliki catatan pelaporan penyakit hewan yang regular dan cepat; 2. mengirimkan deklarasi ke WOAH yang menyatakan bahwa berdasarkan surveilans yang dijelaskan dalam poin 3, dalam negara/zona bebas PMK: a. tidak ada kasus PMK selama 2 tahun terakhir; b. tidak ada bukti penularan PMK selama 12 bulan terakhir; 3. memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa: a. surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. - 8.8.42. telah diimplementasikan untuk mendeteksi tanda-tanda klinis PMK dan menunjukkan tidak ada bukti: i. infeksi virus PMK pada hewan yang tidak divaksinasi; ii. penularan virus PMK pada hewan yang divaksinasi; b. tindakan-tindakan regulasi untuk pencegahan dan deteksi dini PMK telah dilaksanakan; c. vaksinasi sistematis wajib pada populasi sasaran telah dilakukan untuk mencapai cakupan vaksinasi dan kekebalan populasi yang memadai; d. vaksinasi telah dilakukan setelah seleksi strain vaksin yang tepat;
  • 8. Negara/zona bebas PMK DENGAN VAKSINASI (Artikel 8.8.3.) 4. menjelaskan secara rinci dan memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa hal-hal berikut telah dilaksanakan dan disupervisi dengan baik: a. dalam hal zona bebas PMK, batas-batas zona bebas PMK yang diusulkan; b. batas-batas dan tindakan-tindakan zona proteksi zona proteksi, jika diberlakukan; c. sistim pencegahan masuknya virus PMK ke dalam negara/zona bebas PMK yang diusulkan, khususnya tindakan-tindakan yang dijelaskan dalam Artikel 8.8.8., 8.8.9. dan 8.8.12.; d. pengendalian lalu lintas hewan yang rentan dan produknya ke negara/zona bebas PMK yang diusulkan. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 9. Persyaratan negara/zona dengan vaksinasi menjadi negara/zona tanpa vaksinasi ▪ Jika negara anggota yang memenuhi persyaratan sebagai negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan (dengan vaksinasi) ingin mengubah statusnya menjadi negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi tidak dipraktikkan (tanpa vaksinasi), negara tersebut harus memberitahu WOAH terlebih dahulu tentang tanggal penghentian vaksinasi dan mengajukan status baru dalam waktu 24 bulan setelah penghentian. ▪ Status negara/zona tetap tidak berubah sampai kepatuhan terhadap Artikel 8.8.2. disetujui oleh WOAH. ▪ Jika berkas untuk status baru tidak diberikan dalam waktu 24 bulan, maka status negara/zona bebas dengan vaksinasi akan ditangguhkan. ▪ Jika negara tersebut tidak memenuhi persyaratan Artikel 8.8.2., maka bukti yang telah memenuhi Artikel 8.8.3. harus diberikan dalam waktu 3 bulan. Jika tidak status akan dicabut. Negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan (DENGAN VAKSINASI) Negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi tidak dipraktikkan (TANPA VAKSINASI)
  • 10. Definisi ‘kebijakan stamping out’ menurut WOAH ▪ ‘Kebijakan stamping out’ berarti kebijakan yang dirancang untuk menghilangkan wabah dengan melaksanakan di bawah wewenang Otoritas Veteriner sebagai berikut: 1. pemusnahan hewan-hewan yang terkena dampak dan yang diduga terkena dampak dalam kelompok atau flok dan, apabila diperlukan, hewan-hewan di dalam kelompok atau flok lain yang telah terpapar infeksi oleh kontak langsung hewan ke hewan, atau kontak tidak langsung dengan agen patogen penyebab; hewan harus dimusnahkan sesuai dengan Chapter 7.6.; 2. disposal karkas dan jika relevan, produk hewan dengan merender, membakar atau mengubur, atau dengan metode lain yang dijelaskan dalam Chapter 4.13.; 3. pembersihan dan disinfeksi peternakan dilakukan melalui prosedur yang ditetapkan dalam Chapter 4.14.
  • 11. Pemulihan hilangnya status bebas penyakit setelah terjadi wabah ▪ Kerangka waktu dan persyaratan ditentukan dalam Terrestrial Code (Artikel 8.8.7). ▪ Bukti yang terdokumentasi diperlukan. ▪ Analisis oleh WOAH Scientific Commission atau bersama dengan Ad hoc Group – Prosedur jalur cepat. ▪ Pengesahan oleh WOAH World Assembly of Delegates
  • 12. Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.) 1. Ketika kasus PMK terjadi di negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi tidak dipraktikkan, salah satu masa tunggu berikut diperlukan untuk mendapatkan kembali status bebas: a. 3 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’ diterapkan, tanpa vaksinasi darurat dan surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan; ATAU b. 3 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir atau pemotongan semua hewan yang divaksinasi (yang mana menjadi yang terakhir), di mana ‘kebijakan stamping-out’, vaksinasi darurat dan surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan; ATAU c. 6 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir atau vaksinasi terakhir (tidak masalah yang mana lebih dahulu), di mana ‘kebijakan stamping-out’ diterapkan, tetapi vaksinasi darurat tidak diikuti dengan pemotongan semua hewan yang divaksinasi, dan surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan. Meskipun demikian, ini memerlukan survei serologis berdasarkan deteksi antibodi ‘nonstructural protein’ (NSP) virus PMK untuk menunjukkan tidak ada bukti infeksi pada populasi vaksinasi yang tersisa.
  • 13. Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.) 2. Ketika kasus PMK terjadi di suatu negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi tidak dipraktikkan, masa tunggu berikut diperlukan untuk mendapatkan status negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan: 6 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’ diterapkan dan kebijakan vaksinasi berkelanjutan telah diadopsi, dengan ketentuan bahwa surveilans diterapkan sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42., dan suatu survei serologis berdasarkan deteksi antibodi terhadap ‘nonstructural protein’ (NSP) virus PMK menunjukkan tidak ada bukti penularan virus PMK. Jika ‘kebijakan stamping-out’ tidak dipraktikkan, masa tunggu di atas tidak berlaku, dan Artikel 8.8.3. berlaku. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 14. Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.) 3. Ketika kasus PMK terjadi di negara/zona bebas PMK di mana vaksinasi dipraktikkan, maka masa tunggu yang diperlukan untuk mendapatkan status bebas: a. 6 bulan setelah disposal hewan yang dibunuh terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’ diterapkan, dengan vaksinasi darurat, dan surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan, asalkan surveilans serologis berdasarkan deteksi antibodi terhadap ‘nonstructural protein’ (NSP) virus PMK menunjukkan tidak ada bukti penularan virus; ATAU b. 12 bulan setelah deteksi kasus terakhir di mana ‘kebijakan stamping-out’ tidak diterapkan, tetapi di mana vaksinasi darurat dan surveilans sesuai Artikel 8.8.40. – 8.8.42. diterapkan, asalkan surveilans serologis berdasarkan deteksi antibodi terhadap ‘nonstructural protein’ virus PMK menunjukkan tidak ada bukti penularan virus. Jika vaksinasi darurat tidak diterapkan, masa tunggu di atas tidak berlaku, dan Artikel 8.8.3. berlaku. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 15. Pemulihan status bebas PMK (Artikel 8.8.7.) 4. Ketika kasus PMK terjadi di kompartemen bebas PMK, Artikel 8.8.4. berlaku. 5. Negara Anggota yang mengajukan pemulihan status bebas harus melakukannya hanya ketika persyaratan masing-masing untuk pemulihan status terpenuhi. Ketika zona penahanan (containment zone) ditetapkan, pembatasan dalam zona penahanan harus dicabut sesuai dengan persyaratan artikel ini hanya ketika penyakit telah berhasil diberantas dalam zona penahanan. Untuk Negara Anggota yang tidak mengajukan pemulihan dalam waktu 24 bulan setelah penangguhan, ketentuan Artikel 8.8.2., Artikel 8.8.3. atau 8.8.4. berlaku. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 16. Pengangkutan langsung hewan rentan PMK dari zona tertular untuk pemotongan di zona bebas (Artikel 8.8.8.) 1. Tidak ada hewan yang rentan PMK telah diintroduksi ke dalam peternakan asal dan tidak ada hewan di peternakan asal yang menunjukkan gejala klinis PMK setidaknya 30 hari sebelum dilalu lintaskan; 2. Hewan dipelihara di peternakan asal setidaknya 3 bulan sebelum dilalu lintaskan; 3. PMK tidak terjadi dalam radius 10 kilometer dari peternakan asal setidaknya 4 minggu sebelum dilalu lintaskan; 4. Hewan harus diangkut di bawah pengawasan Otoritas Veteriner dalam kendaraan, yang telah dibersihkan dan didisinfeksi sebelum dimuat ke kendaraan, langsung dari peternakan asal ke rumah potong hewan (RPH) tanpa kontak dengan hewan yang rentan lainnya; 5. Rumah potong hewan seperti itu tidak disetujui untuk ekspor daging segar selama RPH tersebut menangani daging hewan dari zona tertular; 6. Kendaraan dan RPH harus dibersihkan dan didisinfeksi segera setelah digunakan. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 17. Zona Proteksi dan zona kontainmen ▪ ZONA PROTEKSI (PROTECTION ZONE) Bearti zona di mana tindakan biosekuriti dan sanitasi tertentu diterapkan untuk mencegah masuknya agen patogen ke negara atau zona bebas dari negara atau zona tetangga dengan status kesehatan hewan yang berbeda. ▪ ZONA KONTAINMEN (CONTAINMENT ZONE) Berarti zona terinfeksi yang didefinisikan dalam negara atau zona yang sebelumnya bebas, yang mencakup semua kasus yang dicurigai atau dikonfirmasi yang terkait secara epidemiologis dan di mana pengendalian lalu lintas, tindakan biosekuriti dan santasi diaplikasikan untuk mencegah penyebaran dan atau untuk memberantas infeksi atau infestasi.
  • 18. Persyaratan zona kontainmen (No. 1 – 5) 1. Atas kecurigaan, suatu perintah ‘diam di tempat’ (standstill) yang ketat telah diberlakukan pada peternakan yang dicurigai dan di negara/zona pengendalian lalu lintas hewan telah diberlakukan dan pengendalian yang efektif terhadap komoditi yang disebutkan dalam Chapter ini telah dijalankan; 2. Dengan konfirmasi, perintah ‘diam di tempat’ (standstill) tambahan dari hewan-hewan yang rentan telah diberlakukan di seluruh zona kontainmen dan pengendalian lalu lintas hewan seperti yang dijelaskan dalam butir 1 telah diperkuat; 3. Batas-batas definitif zona kontainmen telah ditetapkan setelah investigasi epidemiologis (penelusuran ke belakang/trace-back, penelusuran ke depan/trace-forward) telah menunjukkan bahwa wabah terkait secara epidemiologis dan terbatas dalam jumlah dan distribusi geografis; 4. Investigasi ke arah sumber wabah telah dilaksanakan; 5. ‘Kebijakan stamping-out’, dengan atau tanpa vaksinasi darurat telah dilakukan; Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 19. Persyaratan zona kontainmen (No. 6 – 9) 6. Tidak ada kasus baru telah ditemukan pada zona kontainmen dalam jangka waktu minimum 2 kali masa inkubasi seperti yang ditetapkan dalam Artikel 8.8.1. setelah penerapam ‘kebijakan stamping-out’ sampai kasus yang dideteksi terakhir; 7. Populasi hewan domestik dan penangkaran satwa liar yang rentan di dalam zona kontainmen secara jelas didefinisikan sebagai milik zona kontainmen; 8. Surveilans sesuai dengan Artikel 8.8.40. sampai 8.8.42. telah berjalan di dalam zona kontainmen dan di wilayah lainnya di negara/zona; 9. Tindakan-tindakan yang mencegah penyebaran PMK ke wilayah lainnya di negara/zona, dengan mempertimbangkan hambatan fisik dan geografis, telah diberlakukan. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 20. Ketentuan lain zona kontainmen ▪ Status bebas wilayah-wilayah di luar zona kontainmen ditangguhkan saat zona kontainmen sedang ditetapkan. ▪ Status bebas dari wilayah-wilayah tersebut dapat dipulihkan terlepas dari ketentuan Artikel 8.8.7., setelah zona kontainmen disetujui oleh OIE setelah memenuhi butir 1 hingga 9 di atas. ▪ Komoditas dari hewan yang rentan untuk perdagangan internasional harus diidentifikasi ke sumbernya, baik di dalam atau di luar zona kontaimen. ▪ Dalam hal terjadi terulangnya infeksi virus PMK pada hewan yang tidak divaksinasi atau penularan virus PMK pada hewan yang divaksinasi di dalam zona kontainmen, persetujuan zona kontainmen dicabut dan status PMK seluruh negara/zona ditangguhkan sampai persyaratan yang relevan dari Artikel 8.8.7. terpenuhi. ▪ Pemulihan status bebas PMK dari zona kontainmen harus dicapai dalam waktu 12 bulan sejak persetujuannya dan mengikuti ketentuan Artikel 8.8.7. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 21. Pengesahan program pengendalian resmi PMK (FMD official control program) ▪ Rekomendasi importasi dari negara/zona di mana berlaku program pengendalian resmi PMK (FMD official control programme). ▪ Bukan pengakuan status tetapi pengesahan terhadap rencana nasional dari suatu Negara Anggota yang beroperasi secara progresif menuju kebebasan dari PMK (dengan atau tanpa vaksinasi) sesuai dengan persyaratan OIE Code. ▪ Negara tidak perlu sudah bebas dari PMK tetapi harus memberikan bukti bahwa negara tersebut sudah memiliki suatu rencana nasional yang beroperasi menuju bebas. ▪ Pengesahan dapat ditangguhkan jika terjadi ketidakpatuhan terhadap persyaratan OIE Code. Status tertular/tidak diketahui Perdagangan “komoditi aman” Program pengendalian resmi (official control program)
  • 22. Program pengendalian resmi PMK ▪ Program merupakan keputusan sukarela oleh Negara Anggota WOAH. ▪ Tujuan keseluruhan dari program pengendalian resmi WOAH adalah agar Negara Anggota WOAH dapat secara progresif memperbaiki situasi dan akhirnya mencapai status bebas PMK. ▪ Program pengendalian resmi harus berlaku di seluruh wilayah negara bahkan jika tindakan-tindakan tertentu yang ditujukan hanya pada subpopulasi tertentu. ▪ Perubahan situasi epidemiologi dan peristiwa penting lainnya harus dilaporkan ke WOAH sesuai dengan persyaratan Chapter 1.1. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 23. Persyaratan program pengendalian resmi (Artikel 8.8.39.) - No. 1 s/d 4 1. negara memiliki catatan pelaporan penyakit yang regular dan cepat sesuai dengan persyaratan dalam Chapter 1.1.; 2. menyampaikan bukti yang terdokumentasi tentang kapasitas sistim kesehatan hewan nasional (veterinary services) untuk mengendalikan PMK; salah satu cara untuk menyediakan bukti adalah melalui ‘OIE PVS Pathway’; 3. menyampaikan rencana terperinci mengenai program pengendalian dan akhirnya pemberantasan PMK di negara atau zona termasuk: a. penjadwalan (timeline); b. indikator kinerja untuk menilai efikasi tindakan-tindakan pengendalian yang diimplementasikan; c. dokumentasi yang mengindikasikan bahwa program pengendalian resmi PMK berlaku untuk seluruh wilayah negara; 4. menyampaikan berkas tentang epidemiologi PMK di negara tersebut yang menjelaskan hal-hal sebagai berikut; a. epidemiologi umum di negara tersebut yang menekankan pada pengetahuan terkini dan kesenjangan dan perkembangan yang telah dibuat dalam mengendalikan PMK;
  • 24. Persyaratan program pengendalian resmi (Artikel 8.8.39.) – lanjutan No. 5 b. tindakan-tindakan telah diimplementasikan untuk mencegah masuknya infeksi, deteksi dan respons cepat, terhadap semua wabah PMK untuk mengurangi insidensi wabah PMK dan untuk mengeliminasi penularan PMK setidaknya dalam satu zona di negara tersebut; c. sistim produksi ternak utama dan pola lalu lintas/pergerakan hewan yang rentan PMK dan produknya antar wilayah dan ke dalam negara; 5. menyampaikan bukti bahwa surveilans PMK berjalan baik: a. dengan mempertimbangkan ketentuan dalam Chapter 1.4. dan ketentuan surveilans dalam Chapter 8.8.40. s/d 8.8.42.; b. memiliki kapabilitas dan prosedur diagnostik, termasuk pengiriman sampel secara reguler ke laboratorium untuk melakukan diagnosis dan lebih lanjut karakterisasi strain; Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 25. Persyaratan program pengendalian resmi (Artikel 8.8.39.) – lanjutan No. 6 & 7 6. di mana vaksinasi dipraktikkan sebagai bagian dari program pengendalian resmi untuk PMK, dengan menyampaikan: a. bukti (seperti salinan legislasi) bahwa vaksinasi populasi yang diseleksi adalah WAJIB ; b. informasi detil tentang kampanye vaksinasi, khususnya tentang: i. populasi target vaksinasi; ii. monitoring cakupan vaksinasi, termasuk monitoring serologis dari kekebalan populasi; iii. spesifikasi teknis vaksin yang digunakan, termasuk kecocokan (matching) dengan strain PMK yang bersirkulasi dan deskripsi prosedur lisensi berjalan baik; iv. Penjadwalan yang diusulkan untuk transisi ke penggunaan vaksin yang sepenuhnya sesuai dengan standar dan metode yang dijelaskan dalam Terrestrial Manual; 7. menyediakan kesiapsiagaan darurat (emergency preparedness) dan rencana respons (response plan) untuk diimplementasikan jika terjadi wabah. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 26. Rekomendasi impor dari negara/zona dengan program pengendalian resmi PMK (Artikel 8.8.22.) 1. berasal dari hewan yang: a. hewan setidaknya 3 bulan sebelum pemotongan berada di zona dari negara pengekspor di mana sapi dan kerbau rawa secara regular di vaksinasi terhadap PMK dan di mana program pengendalian resmi beroperasi; b. hewan telah divaksinasi setidaknya 2 kali dengan vaksinasi terakhir tidak lebih dari 6 bulan, kecuali proteksi kekebalan telah ditunjukkan untuk lebih dari 6 bulan, dan tidak kurang dari 1 bulan sebelum pemotongan; c. hewan dipelihara dalam 30 hari terakhir di suatu peternakan, dan PMK tidak terjadi dalam radius 10 km dari peternakan tersebut selama periode tersebut, atau peternakan adalah stasiun karantina; d. hewan diangkut dalam suatu kendaraan yang telah dibersihkan dan didisinfeksi sebelum sapi dan kerbau rawa dimuat, langsung dari peternakan ke RPH/abattoir tanpa kontak dengan hewan lain yang tidak memenuhi persyaratam yang diperlukan untuk ekspor; Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 27. Rekomendasi impor dari negara/zona dengan program pengendalian resmi PMK (Artikel 8.8.22.) e. dipotong di RPH/abattoir yang telah disetujui; i. secara resmi telah ditunjuk untuk ekspor; ii. di mana tidak ada PMK terdeteksi selama periode antara disinfeksi terakhir yang dilakukan sebelum pemotongan dan pengapalan untuk ekspor; f. telah dilakukan pemeriksaan ante- dan post-mortem dalam waktu 24 jam sebelum dan sesudah pemotongan tanpa ada bukti PMK; 2. berasal dari karkas tanpa tulang (deboned carcasses): a. di mana kelenjar limfatik utama telah dilepaskan; b. di mana sebelum pelepasan tulang (deboning), telah dilakukan pelayuan (maturation) pada temperatir lebih besar dari + 2°C untuk periode minimum 24 jam setelah pemotongan dan di mana nilai pH kurang dari 6,0 ketika diuji di tengah-tengah otot longissimus dorsi. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)
  • 28. Pencabutan Program Pengendalian Resmi ▪ WOAH dapat menarik pengesahan Program Pengendalian Resmi (Official Control Program) jika terdapat bukti: • ketidakpatuhan terhadap penjadwalan (timeline) atau indikator kinerja program; ATAU • masalah signifikan pada kinerja Sistim Kesehatan Hewan Nasional (Veterinary Services); ATAU • peningkatan insidensi PMK yang tidak dapat diatasi oleh program. Sumber: WOAH Terrestrial Animal Health Code (2021)