SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
Roadmap Pembebasan Rabies
Lintas Sektor Menuju
Indonesia Bebas Rabies 2030
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
FGD Uji Lapang Vaksin Neo Rabivet Tahun 2020
Pusat Veteriner Farma, Surabaya 12-14 November 2019
DOKUMEN RENCANA STRATEGIS
GLOBAL ELIMINASI RABIES
ZERO BY 30 - The Global Strategic
Plan to end human deaths from
dog-mediated rabies by 2030
▪ Suatu rencana strategis global
untuk mengkoordinasikan respon
pencegahan rabies, dengan
mengikutsertakan, dan
memampukan seluruh negara
dalam upaya eliminasi rabies.
3
Rabies yang ditularkan oleh anjing
(dog-mediated rabies)
◆ Rabies yang ditularkan oleh anjing (dog-mediated rabies)
adalah setiap kasus yang disebabkan oleh virus rabies di
dalam populasi anjing (Canis lupus familiaris) tidak
bergantung kepada reservoir spesies hewan lainnya,
seperti yang ditetapkan melalui studi-studi epidemiologi.
◆ Untuk menyesuaikan dengan sasaran dalam Rencana
Strategis Global 2030, Office International des Epizooties
(OIE) melakukan perubahan terhadap OIE Terrestrial
Animal Health Code (TAHC) Bab 8.14. mengenai Infeksi
Rabies.
Target global eliminasi rabies
◆ Perubahan status bebas dalam hal cakupan geografis yaitu
dari hanya “negara bebas” dalam OIE TAHC 2018 menjadi
“negara atau zona bebas” dalam OIE TAHC 2019.
◆ Penetapan status bebas rabies pada OIE TAHC 2018 yang
tadinya hanya ada satu kriteria yaitu “negara bebas rabies”
- Artikel 8.14.3.”, dalam OIE TAHC 2019 dibagi 2 kriteria:
1) negara atau zona bebas infeksi virus rabies (Country or
zone infected with rabies virus) - Artikel 8.14.2.; dan
2) negara atau zona bebas dari rabies yang ditularkan oleh
anjing (Country or zone free from dog-mediated rabies) –
Artikel 8.14.4.
4
Negara atau zona bebas dari rabies
yang ditularkan anjing (Artikel 8.14.4.)
1. Pelaporan penyakit hewan ke OIE secara regular dan cepat;
2. Rabies yang ditularkan oleh anjing (dog-mediated rabies) adalah
penyakit yang wajib dilaporkan di seluruh wilayah negara dan
apabila ada perubahan situasi epidemiologi atau kejadian yang
relevan;
3. Sistem surveilans telah dijalankan selama 24 bulan terakhir,
dengan suatu persyaratan minimum adanya suatu program
peringatan dini untuk memastikan penyidikan dan pelaporan
hewan terduga infeksi virus rabies;
4. Tindakan-tindakan regulasi importasi hewan dan satwa liar untuk
mencegah infeksi virus rabies telah diimplementasikan;
5. Tidak ada kasus rabies yang ditularkan oleh anjing selama 24
bulan terakhir;
6. Program pengendalian populasi anjing telah diimplementasikan
dan dipertahankan.
5
Hal-hal yang tidak mempengaruhi
status bebas rabies (Artikel 8.14.4.)
◆ Vaksinasi untuk pencegahan;
◆ Keberadaan virus rabies pada
satwa liar;
◆ Kasus rabies impor pada
manusia;
◆ Kasus impor di luar stasiun
karantina, apabila penyidikan
epidemiologi mengenyampngkan
kemungkinan kasus sekunder.
Dokumen Roadmap Rabies
◆ Untuk memenuhi tujuan
rencana strategis eliminasi
rabies global tersebut, maka
Indonesia harus melakukan
gerakan untuk secara lebih
cepat dan efektif mencapai
target NOL kematian
manusia akibat rabies yang
ditularkan oleh anjing pada
tahun 2030.
Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan ROADMAP
SASARAN:
"mengeliminasi
rabies pada
manusia yang
ditularkan lewat
anjing di Indonesia
pada tahun 2030"
MISI:
“mengurangi secara
bertahap dan akhirnya
mengeliminasi rabies
pada manusia di
Indonesia melalui
vaksinasi massal
anjing yang
berkelanjutan dan
pemberian profilaksis
pasca pajanan
VISI:
“Indonesia
bebas
rabies
2030”
TUJUAN:
1. Menurunkan kasus rabies pada anjing dan korban manusia di
daerah endemik di Indonesia;
2. Mempertahankan daerah bebas rabies di Indonesia;
3. Mencapai target tidak ada kasus rabies pada hewan dan manusia
yang terkonfirmasi dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
4. Mencapai nol kematian akibat rabies pada manusia.
Prinsip Strategi Eliminasi Rabies
◆ Perlu pendekatan kolaborasi multi-sektoral atau yang disebut pendekatan “One
Health” (Cleaveland et al. 2014; Cowen 2016; Lavan et al. 2017).
◆ Anjing domestik terinfeksi rabies menularkan hampir 98% rabies ke manusia di
Indonesia (Kemenkes 2016).
◆ Tidak ada bukti yang terdokumentasi adanya kasus rabies pada satwa liar di
Indonesia (Joseph et al. 1978; ASEAN 2016).
◆ Vaksinasi massal anjing berkelanjutan dalam 3 tahun berturut-turut dari lebih
70% populasi anjing mampu mengeliminasi rabies pada anjing-anjing domestik,
dan selanjutnya pada manusia dan hewan domestik lainnya (Zinsstag et al.
2009; Abera et al. 2015; WHO 2015).
◆ Eliminasi rabies dengan vaksinasi massal anjing adalah strategi hemat biaya,
menyelamatkan jiwa manusia dan menghasilkan penurunan dalam penggunaan
PEP yang biayanya mahal (Fitzpatrick et al. 2014; FAO 2018; WHO 2018).
◆ Mengingat pergantian yang tinggi terjadi di banyak populasi anjing, seluruh
kelompok umur anjing dalam populasi harus divaksin, termasuk anak-anak
anjing (<3 bulan) (Cliquet et al. 2001).
Jumlah kasus rabies pada manusia & hewan
di Indonesia (2009-2018)
◆ Grafik mengindikasikan tren yang kurang lebih sama antara
kasus rabies pada manusia dan hewan.
◆ Kasus rabies manusia akan mengikuti tren rabies hewan.
1191
1814
1689
1293
1162 1074
1416
624 625
1085
195
206
184
137
119
98
118
99
111 111
0
50
100
150
200
250
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kasus Rabies pada Hewan
Kerangka “ONE HEALTH”
Koordinasi lintas sektor
• 4 kementerian inti (Kemenkes, Kementan, Kemendagri, KLHK);
• Kementerian koordinator (Kemenko PMK);
• BNPB, BAPPENAS;
• Dukungan Kementerian lain (Kemendikbud, Kemenkeu,
Kemenhan, Keminfo, Kemendag, Kemenpar, Kemenhub,
Kemendes PDTT);
• TNI/POLRI;
• Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota beserta OPD;.
• Badan internasional (WHO, OIE, FAO dan GARC).
Kemitraan pemerintah dan swasta
• Perwakilan berbagai pemangku kepentingan (perguruan tinggi,
organisasi profesi, sektor swasta (LSM, perusahaan dlsbnya),
PMI dan PKK di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
StrategiEliminasiRabies
A. Eliminasi Rabies pada Anjing
(A1) vaksinasi massal anjing;
(A2) manajemen populasi anjing;
(A3) promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab,; dan
(A4) pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina.
B. Pencegahan Rabies pada Manusia
(B1) penyediaan akses tepat waktu PEP; dan
(B2) PrEP bagi kelompok berisiko tinggi.
C. Penguatan Surveilans Rabies pada Manusia dan Hewan:
(C1) penguatan sistem surveilans;
(C2) penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah; dan
(C3) penguatan kapasitas diagnosis laboratorium.
D. Peningkatan Kesadaran:
(D1) peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi,;
(D2) peningkatan kesadaran dan praktik manajemen TAKGIT.
E. Penguatan Legislasi
F. Pelaksanaan Riset Operasional
G. Penguatan Koordinasi Multisektoral dan Kemitraan
H. Mobilisasi Sumberdaya
Tahap 1 s/d 5 dari pelaksanaan strategi
eliminasi rabies nasional (2019-2030)
A. Eliminasi Rabies pada anjing
A1. Vaksinasi massal anjing
◆ Target > 70% dari cakupan populasi anjing per tahun untuk 3
tahun berturut-turut.
A2. Manajemen populasi anjing
◆ Legislasi, sterilisasi, fasilitas penampungan anjing, euthanasia,
pengendalian anjing terhadap akses sampah dan limbah
buangan.
A3. Promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab
◆ Edukasi tentang perawatan kesehatan anjing yang baik,
kesejahteraan hewan, registrasi, dan kewajiban vaksinasi.
A4. Pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina
◆ Pemberlakuan persyaratan kesehatan hewan meliputi wajib
vaksinasi, pengujian dan penetapan masa karantina sesuai
peraturan yang berlaku.
A1. Vaksinasi massal anjing
>70%
cakupan
vaksinasi
A1.1. Rencana program
vaksinasi massal
A1.2. Estimasi populasi
Anjing
A.1.3. Identifikasi dan
registrasi anjing
A1.4. Vaksinasi anak
anjing < 3 bulan
A1.5. Survei pasca
vaksinasi
A1.6. Vaksin rabies
A1.7. Vaksin rabies
produksi dalam negeri
B. Pencegahan rabies pada manusia
B1. Penyediaan akses tepat waktu terhadap
profilaksis pasca pajanan (PEP)
◆ Pencucian luka, vaksinasi, pemberian rabies
immunoglobulin (RIG) untuk semua kasus orang
tergigit anjing yang terduga rabies.
B2. Profilaksis pre-pajanan (PrEP)
◆ Kelompok-kelompok berisiko tinggi terutama bagi para
pekerja kesehatan hewan, pemelihara dan penangkap
hewan, dan staf laboratorium yang menangani virus
dan material yang berpotensi menginfeksi.
C. Penguatan surveilans pada
manusia dan hewan
C1. Penguatan sistim surveilans yang ada dan hubungan
sistim surveilans kesehatan hewan dan kesehatan
manusia (TAKGIT)
◆ Pengumpulan dan pelaporan data untuk memonitor dan
mengevaluasi indikator kunci.
C2. Penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah
◆ Mobilisasi sumberdaya dan tindakan-tindakan darurat untuk
secepat mungkin menghentikan penyebaran apabila terjadi
wabah rabies di daerah bebas atau apabila terjadi re-
introduksi rabies ke daerah yang sudah mendekati bebas.
C3. Penguatan kapasitas diagnosis laboratorium
D. Peningkatan kesadaran
D1. Peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi
◆ Risiko rabies serta pencegahan dan pengendalian rabies
termasuk promosi kepemilikan anjing yang bertanggung
jawab, melalui edukasi di sekolah-sekolah, pembuatan dan
penyebaran materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE),
briefing media dan menyelenggarakan peringatan World
Rabies Day (WRD).
D2. Peningkatan kesadaran dan praktik manajemen
Tatalaksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT)
◆ Pelatihan kepada para pekerja kesehatan dan kesehatan
hewan untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam
penanganan terpadu kasus GHPR.
One health – terpadu dan berkelanjutan
◆ Vaksinasi massal anjing yang reguler dapat menurunkan kasus
rabies pada manusia dan secara bertahap rabies dieliminasi sampai
kematian menjadi nol.
◆ Vaksin rabies manusia (PEP) dapat mencegah kematian manusia
pada saat kejadian kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR).
Eliminasi rabies
terpadu dan
berkelanjutan
Vaksinasi massal
anjing (A1)
Vaksinasi manusia
(B1)
Perilaku anjing dan
kesadaran tentang rabies
(A2, A3 dan D1)
TAKGIT
(D2)
Vaksin rabies
◆ Vaksin rabies hewan yang digunakan harus berkualitas tinggi dan
mememenuhi standar internasional sesuai dengan rekomendasi
OIE Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial
Animals Bab 3.1.17.
◆ Akses terhadap sejumlah jenis vaksin rabies hewan internasional
yang berkualitas tinggi bisa dilakukan melalui perusahaan importir
dan distributor dalam negeri, akan tetapi perlu diantisipasi bahwa
pada jangka waktu tertentu jumlah yang tersedia tidak selalu
mencukupi atau bahkan tidak lagi tersedia karena kompetisi
dengan negara lain.
◆ Untuk vaksin rabies hewan, tersedia opsi untuk mendapatkan
vaksin apabila diperlukan dengan mengajukan permintaan
dan/atau membeli ke OIE Regional Rabies Vaccine Bank for Asia.
◆ Penyimpanan vaksin harus sesuai dan dipertahankan sepanjang
waktu untuk mempertahankan kualitas dan efikasi vaksin.
Vaksin rabies produksi dalam negeri
◆ Mengingat kebutuhan vaksin rabies hewan cukup tinggi selama
11 tahun (2019-2030), maka ketersediaan akan sangat
bergantung pada kapasitas produksi PUSVETMA yang
berkesinambungan dan kualitasnya harus memenuhi standar
internasional OIE.
◆ Sebagai faktor kritis dari sub-strategi A1, maka pada tahap-tahap
awal perlu dilakukan kajian terhadap peningkatan kualitas vaksin
rabies hewan produksi lokal dengan melakukan ‘kontrol produksi’
termasuk pemenuhan terhadap standar fasilitas dan GMP dan
‘kendali mutu’ (quality control) terhadap ‘in process product’ dan
‘final product’ sesuai dengan OIE Manual Bab 1.1.8.
◆ Sebagai bagian dari penjaminan kualitas ‘final product’ vaksin
rabies, maka diperlukan persyaratan bahwa sampel dari setiap
‘batch/serial’ diuji di BPMSOH (uji sterilitas, uji inaktivasi, uji
toksisitas abnormal, dan uji potensi) sesuai dengan ketentuan
dalam OIE Manual Bab 1.1.8.
•Perhitungan untuk penentuan kriteria daerah:
Jumlah penduduk / 1 juta orang/ kasus rabies
pada manusia tertinggi (2010-2018)
Misal:
– Jumlah penduduk di Sulawesi Utara= 2.461.000 jiwa.
– Kasus rabies pada manusia tertinggi di Sulawesi
Utara pada periode 2010-2018 = 39.
– Kriteria daerah tertular berat = 2.461.000 / 1.000.000 /
39 = 86 kasus (kisaran 51-150).
No. Status Kriteria Provinsi/pulau
1. Daerah tertular
berat
Daerah dengan insidensi rabies pada
manusia yang terlaporkan > 51-150
kasus per 1 juta penduduk*)
(1) Sumut; (2) Sulsel;
(3) Riau; (4) Sumbar; (5) NTT;
(6) Kalbar; (7) Bali; (8) Sulteng;
(9) Sulut; (10) Maluku
2. Daerah tertular
sedang
Daerah dengan insidensi rabies pada
manusia yang terlaporkan > 16-50
kasus per 1 juta penduduk*)
(1) Jabar, (2) Lampung;
(3) Sumsel; (4) NTB; (5)
Kalteng; (6) Sultra
3. Daerah tertular
ringan
Daerah dengan insidensi rabies pada
manusia yang terlaporkan < 1-15
kasus per 1 juta penduduk*)
(1) Aceh; (2) Banten; (3)
Kalsel; (4) Kaltim; (5) Kaltara;
(6) Jambi; (7) Bengkulu; (8)
Sulbar; (9) Malut; (10) Gorontalo
4. Daerah bebas
terancam
Daerah yang telah dinyatakan bebas
secara resmi, akan tetapi berada satu
pulau dengan daerah tertular
(1) DKI Jakarta, (2)
Jateng, (3) DI Yogyakarta; (4)
Jatim
5. Daerah bebas Daerah yang rabies tidak pernah
terlaporkan paling tidak selama 25
tahun atau memiliki status bebas
historis (OIE Article 1.4.6.)
(1) Kepri; (2) Kep Babel; (3)
Papua; (4) Papua Barat
Penetapan daerah berdasarkan situasi rabies
Pemetaan daerah berdasarkan situasi
rabies periode 2010-2018
Estimasi Populasi Anjing
• Populasi anjing di seluruh Indonesia diestimasi 16.148.283
ekor berdasarkan estimasi rasio manusia : anjing berkisar
antara (8 – 32) : 1.
• Rasio yang ideal antara jumlah penduduk dengan jumlah
anjing menurut FAO adalah 16 : 1.
• Rasio yang lebih kecil dari 16 : 1 adalah sebuah kondisi yang
dianggap rawan terhadap potensi kejadian rabies.
• Dengan menggunakan standar FAO tersebut di atas, maka
estimasi rasio manusia : anjing:
• daerah tertular berat diestimasi berkisar (8 – 16) : 1 = 5.571.360
ekor;
• daerah tertular sedang berkisar (18 – 22) : 1 = 3.980.143 ekor; dan
• daerah tertular ringan berkisar (24 – 32) : 1 = 1.392.415 ekor.
Estimasi populasi anjing di daerah tertular
berat, tertular sedang dan tertular ringan
Status
daerah
Provinsi Jumlah
daerah
tertular
Estimasi
kisaran
rasio
manusia :
anjing
Estimasi
populasi
anjing
Daerah
tertular
berat
Sumut; Sulsel; Riau;
Sumbar; NTT; Kalbar; Bali;
Sulteng; Sulut; Maluku
10 (8 – 16) : 1 5.571.360
Daerah
tertular
sedang
Jabar; Lampung; Sumsel;
NTB; Kalteng; Sultra
6 (18 – 22) : 1 3.980.143
Daerah
tertular
ringan
Aceh; Banten; Kalsel;
Kaltim; Kaltara; Jambi;
Bengkulu; Sulbar; Malut;
Gorontalo
10 (24 – 32) : 1 1.392.415
Total 26 10.943.918
Rencana Kebutuhan Vaksin Rabies
untuk Anjing
◆ Kebutuhan vaksin rabies hewan per tahun
menjadi suatu faktor kritis karena pengadaan
vaksin harus berkelanjutan dan tidak terputus.
◆ Perencanaan kebutuhan vaksin jangka panjang
dengan mengandalkan kapasitas produksi vaksin
dalam negeri, maka diperlukan suatu strategi
yang jelas dan terarah untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas vaksin lokal (PUSVETMA).
Perhitungan kebutuhan vaksin per tahun
◆ Jumlah vaksinasi anjing yang dibutuhkan untuk daerah
tertular berat, sedang dan ringan diperoleh dari dari
kalkulasi total estimasi populasi anjing per provinsi, sasaran
cakupan vaksinasi (70%) pada tahun ke-1 dimana kampanye
vaksinasi massal dimulai.
◆ Untuk tahun ke-2, dan seterusnya, angka ini dikalikan dengan
tingkat pertumbuhan populasi anjing per tahun yang diestimasi
sebesar 10% (World Animal Protection).
◆ Kalkulasi ini digunakan untuk menghasilkan angka perkiraan
kebutuhan vaksin rabies hewan pada tahun ke-1 s/d ke-3.
Untuk tahun ke-4 dan ke-5, kebutuhan vaksin dikalkulasi
berturut-turut 40% dan 20% dari tahun ke-3.
Jumlah dosis vaksin rabies yang direncanakan
sesuai dengan strategi eliminasi rabies (2019-2030)
◆ Rencana kebutuhan vaksin rabies untuk anjing selama 2019-2030
diperkirakan sebanyak 30.882.148 dosis untuk populasi anjing
yang diestimasi sebesar 10.943.918 ekor di daerah tertular berat,
sedang dan ringan.
371569 408726
2973658
3960629
65685146443673
5501033
3080765
1249974
323607
0 0
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Lima faktor kritis menentukan
keberhasilan Indonesia bebas rabies 2030
1. Komitmen pemerintah yang tinggi dan bersifat jangka panjang
terhadap penganggaran dan pelaksanaan One Health Roadmap
Eliminasi Rabies Nasional 2030.
2. Komitmen pemerintah daerah seluruh daerah tertular rabies untuk
menjalankan strategi eliminasi rabies nasional sejak tahap awal
dan bergerak secara bertahap seperti yang direncanakan.
3. Jangka waktu yang ditentukan selama 11 (sebelas) tahun (2019-
2030) merefleksikan secara akurat perkembangan suatu daerah
tertular menuju eliminasi.
4. Vaksinasi berkelanjutan dengan vaksin berkualitas internasional
terhadap 70% populasi anjing berisiko di daerah tertular per tahun
tetap dapat dipertahankan paling tidak selama 3-5 tahun.
5. Sumberdaya yang cukup dan berkesinambungan untuk
menjalankan strategi eliminasi rabies nasional, terutama
ketersediaan VAR dan SAR (PEP) serta stok vaksin rabies untuk
vaksinasi massal anjing per tahun.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Tata Naipospos
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Tata Naipospos
 
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Tata Naipospos
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Tata Naipospos
 
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019Tata Naipospos
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...Tata Naipospos
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Tata Naipospos
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
LeptospirosisAinur
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Tata Naipospos
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Tata Naipospos
 
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Tata Naipospos
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Tata Naipospos
 
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Tata Naipospos
 
Program rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasProgram rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasJoni Iswanto
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Tata Naipospos
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
 
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
Sosialisasi One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - 31 Agustus 2019
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
 
Miasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk HidupMiasis Makhluk Hidup
Miasis Makhluk Hidup
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
 
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
Seminar Zoonosis dan One Health - Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas...
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Program rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasProgram rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmas
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
 

Similar to Roadmap Rabies Eliminasi Indonesia 2030

PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxPPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxDindaRahmaHadiputri
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Tata Naipospos
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfAvinoMulanaFikri1
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesMosesWingky
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdfninadyahpuspitaningt
 
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptxPPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptxEpidPKMBanjaranKotaK
 
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Tata Naipospos
 
Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...
Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...
Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...Tata Naipospos
 
Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...
Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...
Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...Tata Naipospos
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxDimasMaulana84
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...Tata Naipospos
 
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Tata Naipospos
 
10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docxholipah2
 
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021
Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021
Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021Tata Naipospos
 
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Tata Naipospos
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Tata Naipospos
 

Similar to Roadmap Rabies Eliminasi Indonesia 2030 (20)

PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxPPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
1-3-kemenko-pmk-pendekatan-one-health.pdf
 
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptxPPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-Masyarakat-Pertemuan-8.pptx
 
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
 
Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...
Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...
Penerapan Penilaian Risiko dan Ekonomi Dalam Pengambilan Kebijakan Pengendali...
 
Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...
Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...
Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di ...
 
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptxslide cacar monyet kelompok 2.pptx
slide cacar monyet kelompok 2.pptx
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
 
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
Surveilans dan Monitoring Vaksinasi Untuk Pengendalian PMK - RAKOR BVet Bukit...
 
10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx
 
Avian influenza
Avian influenzaAvian influenza
Avian influenza
 
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X...
 
Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021
Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021
Rencana Kontinjensi LSD di Indonesia - Ditjen PKH & AIHSP - 6 Agustus 2021
 
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia, P...
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 

Recently uploaded

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (10)

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

Roadmap Rabies Eliminasi Indonesia 2030

  • 1. Roadmap Pembebasan Rabies Lintas Sektor Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan FGD Uji Lapang Vaksin Neo Rabivet Tahun 2020 Pusat Veteriner Farma, Surabaya 12-14 November 2019
  • 2. DOKUMEN RENCANA STRATEGIS GLOBAL ELIMINASI RABIES ZERO BY 30 - The Global Strategic Plan to end human deaths from dog-mediated rabies by 2030 ▪ Suatu rencana strategis global untuk mengkoordinasikan respon pencegahan rabies, dengan mengikutsertakan, dan memampukan seluruh negara dalam upaya eliminasi rabies.
  • 3. 3 Rabies yang ditularkan oleh anjing (dog-mediated rabies) ◆ Rabies yang ditularkan oleh anjing (dog-mediated rabies) adalah setiap kasus yang disebabkan oleh virus rabies di dalam populasi anjing (Canis lupus familiaris) tidak bergantung kepada reservoir spesies hewan lainnya, seperti yang ditetapkan melalui studi-studi epidemiologi. ◆ Untuk menyesuaikan dengan sasaran dalam Rencana Strategis Global 2030, Office International des Epizooties (OIE) melakukan perubahan terhadap OIE Terrestrial Animal Health Code (TAHC) Bab 8.14. mengenai Infeksi Rabies.
  • 4. Target global eliminasi rabies ◆ Perubahan status bebas dalam hal cakupan geografis yaitu dari hanya “negara bebas” dalam OIE TAHC 2018 menjadi “negara atau zona bebas” dalam OIE TAHC 2019. ◆ Penetapan status bebas rabies pada OIE TAHC 2018 yang tadinya hanya ada satu kriteria yaitu “negara bebas rabies” - Artikel 8.14.3.”, dalam OIE TAHC 2019 dibagi 2 kriteria: 1) negara atau zona bebas infeksi virus rabies (Country or zone infected with rabies virus) - Artikel 8.14.2.; dan 2) negara atau zona bebas dari rabies yang ditularkan oleh anjing (Country or zone free from dog-mediated rabies) – Artikel 8.14.4. 4
  • 5. Negara atau zona bebas dari rabies yang ditularkan anjing (Artikel 8.14.4.) 1. Pelaporan penyakit hewan ke OIE secara regular dan cepat; 2. Rabies yang ditularkan oleh anjing (dog-mediated rabies) adalah penyakit yang wajib dilaporkan di seluruh wilayah negara dan apabila ada perubahan situasi epidemiologi atau kejadian yang relevan; 3. Sistem surveilans telah dijalankan selama 24 bulan terakhir, dengan suatu persyaratan minimum adanya suatu program peringatan dini untuk memastikan penyidikan dan pelaporan hewan terduga infeksi virus rabies; 4. Tindakan-tindakan regulasi importasi hewan dan satwa liar untuk mencegah infeksi virus rabies telah diimplementasikan; 5. Tidak ada kasus rabies yang ditularkan oleh anjing selama 24 bulan terakhir; 6. Program pengendalian populasi anjing telah diimplementasikan dan dipertahankan. 5
  • 6. Hal-hal yang tidak mempengaruhi status bebas rabies (Artikel 8.14.4.) ◆ Vaksinasi untuk pencegahan; ◆ Keberadaan virus rabies pada satwa liar; ◆ Kasus rabies impor pada manusia; ◆ Kasus impor di luar stasiun karantina, apabila penyidikan epidemiologi mengenyampngkan kemungkinan kasus sekunder.
  • 7. Dokumen Roadmap Rabies ◆ Untuk memenuhi tujuan rencana strategis eliminasi rabies global tersebut, maka Indonesia harus melakukan gerakan untuk secara lebih cepat dan efektif mencapai target NOL kematian manusia akibat rabies yang ditularkan oleh anjing pada tahun 2030.
  • 8. Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan ROADMAP SASARAN: "mengeliminasi rabies pada manusia yang ditularkan lewat anjing di Indonesia pada tahun 2030" MISI: “mengurangi secara bertahap dan akhirnya mengeliminasi rabies pada manusia di Indonesia melalui vaksinasi massal anjing yang berkelanjutan dan pemberian profilaksis pasca pajanan VISI: “Indonesia bebas rabies 2030” TUJUAN: 1. Menurunkan kasus rabies pada anjing dan korban manusia di daerah endemik di Indonesia; 2. Mempertahankan daerah bebas rabies di Indonesia; 3. Mencapai target tidak ada kasus rabies pada hewan dan manusia yang terkonfirmasi dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan 4. Mencapai nol kematian akibat rabies pada manusia.
  • 9. Prinsip Strategi Eliminasi Rabies ◆ Perlu pendekatan kolaborasi multi-sektoral atau yang disebut pendekatan “One Health” (Cleaveland et al. 2014; Cowen 2016; Lavan et al. 2017). ◆ Anjing domestik terinfeksi rabies menularkan hampir 98% rabies ke manusia di Indonesia (Kemenkes 2016). ◆ Tidak ada bukti yang terdokumentasi adanya kasus rabies pada satwa liar di Indonesia (Joseph et al. 1978; ASEAN 2016). ◆ Vaksinasi massal anjing berkelanjutan dalam 3 tahun berturut-turut dari lebih 70% populasi anjing mampu mengeliminasi rabies pada anjing-anjing domestik, dan selanjutnya pada manusia dan hewan domestik lainnya (Zinsstag et al. 2009; Abera et al. 2015; WHO 2015). ◆ Eliminasi rabies dengan vaksinasi massal anjing adalah strategi hemat biaya, menyelamatkan jiwa manusia dan menghasilkan penurunan dalam penggunaan PEP yang biayanya mahal (Fitzpatrick et al. 2014; FAO 2018; WHO 2018). ◆ Mengingat pergantian yang tinggi terjadi di banyak populasi anjing, seluruh kelompok umur anjing dalam populasi harus divaksin, termasuk anak-anak anjing (<3 bulan) (Cliquet et al. 2001).
  • 10. Jumlah kasus rabies pada manusia & hewan di Indonesia (2009-2018) ◆ Grafik mengindikasikan tren yang kurang lebih sama antara kasus rabies pada manusia dan hewan. ◆ Kasus rabies manusia akan mengikuti tren rabies hewan. 1191 1814 1689 1293 1162 1074 1416 624 625 1085 195 206 184 137 119 98 118 99 111 111 0 50 100 150 200 250 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Kasus Rabies pada Hewan
  • 11. Kerangka “ONE HEALTH” Koordinasi lintas sektor • 4 kementerian inti (Kemenkes, Kementan, Kemendagri, KLHK); • Kementerian koordinator (Kemenko PMK); • BNPB, BAPPENAS; • Dukungan Kementerian lain (Kemendikbud, Kemenkeu, Kemenhan, Keminfo, Kemendag, Kemenpar, Kemenhub, Kemendes PDTT); • TNI/POLRI; • Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota beserta OPD;. • Badan internasional (WHO, OIE, FAO dan GARC). Kemitraan pemerintah dan swasta • Perwakilan berbagai pemangku kepentingan (perguruan tinggi, organisasi profesi, sektor swasta (LSM, perusahaan dlsbnya), PMI dan PKK di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
  • 12. StrategiEliminasiRabies A. Eliminasi Rabies pada Anjing (A1) vaksinasi massal anjing; (A2) manajemen populasi anjing; (A3) promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab,; dan (A4) pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina. B. Pencegahan Rabies pada Manusia (B1) penyediaan akses tepat waktu PEP; dan (B2) PrEP bagi kelompok berisiko tinggi. C. Penguatan Surveilans Rabies pada Manusia dan Hewan: (C1) penguatan sistem surveilans; (C2) penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah; dan (C3) penguatan kapasitas diagnosis laboratorium. D. Peningkatan Kesadaran: (D1) peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi,; (D2) peningkatan kesadaran dan praktik manajemen TAKGIT. E. Penguatan Legislasi F. Pelaksanaan Riset Operasional G. Penguatan Koordinasi Multisektoral dan Kemitraan H. Mobilisasi Sumberdaya
  • 13. Tahap 1 s/d 5 dari pelaksanaan strategi eliminasi rabies nasional (2019-2030)
  • 14. A. Eliminasi Rabies pada anjing A1. Vaksinasi massal anjing ◆ Target > 70% dari cakupan populasi anjing per tahun untuk 3 tahun berturut-turut. A2. Manajemen populasi anjing ◆ Legislasi, sterilisasi, fasilitas penampungan anjing, euthanasia, pengendalian anjing terhadap akses sampah dan limbah buangan. A3. Promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab ◆ Edukasi tentang perawatan kesehatan anjing yang baik, kesejahteraan hewan, registrasi, dan kewajiban vaksinasi. A4. Pengawasan lalu lintas hewan dan tindakan karantina ◆ Pemberlakuan persyaratan kesehatan hewan meliputi wajib vaksinasi, pengujian dan penetapan masa karantina sesuai peraturan yang berlaku.
  • 15. A1. Vaksinasi massal anjing >70% cakupan vaksinasi A1.1. Rencana program vaksinasi massal A1.2. Estimasi populasi Anjing A.1.3. Identifikasi dan registrasi anjing A1.4. Vaksinasi anak anjing < 3 bulan A1.5. Survei pasca vaksinasi A1.6. Vaksin rabies A1.7. Vaksin rabies produksi dalam negeri
  • 16. B. Pencegahan rabies pada manusia B1. Penyediaan akses tepat waktu terhadap profilaksis pasca pajanan (PEP) ◆ Pencucian luka, vaksinasi, pemberian rabies immunoglobulin (RIG) untuk semua kasus orang tergigit anjing yang terduga rabies. B2. Profilaksis pre-pajanan (PrEP) ◆ Kelompok-kelompok berisiko tinggi terutama bagi para pekerja kesehatan hewan, pemelihara dan penangkap hewan, dan staf laboratorium yang menangani virus dan material yang berpotensi menginfeksi.
  • 17. C. Penguatan surveilans pada manusia dan hewan C1. Penguatan sistim surveilans yang ada dan hubungan sistim surveilans kesehatan hewan dan kesehatan manusia (TAKGIT) ◆ Pengumpulan dan pelaporan data untuk memonitor dan mengevaluasi indikator kunci. C2. Penguatan rencana kesiapsiagaan dan respon wabah ◆ Mobilisasi sumberdaya dan tindakan-tindakan darurat untuk secepat mungkin menghentikan penyebaran apabila terjadi wabah rabies di daerah bebas atau apabila terjadi re- introduksi rabies ke daerah yang sudah mendekati bebas. C3. Penguatan kapasitas diagnosis laboratorium
  • 18. D. Peningkatan kesadaran D1. Peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi ◆ Risiko rabies serta pencegahan dan pengendalian rabies termasuk promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab, melalui edukasi di sekolah-sekolah, pembuatan dan penyebaran materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), briefing media dan menyelenggarakan peringatan World Rabies Day (WRD). D2. Peningkatan kesadaran dan praktik manajemen Tatalaksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT) ◆ Pelatihan kepada para pekerja kesehatan dan kesehatan hewan untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan terpadu kasus GHPR.
  • 19. One health – terpadu dan berkelanjutan ◆ Vaksinasi massal anjing yang reguler dapat menurunkan kasus rabies pada manusia dan secara bertahap rabies dieliminasi sampai kematian menjadi nol. ◆ Vaksin rabies manusia (PEP) dapat mencegah kematian manusia pada saat kejadian kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR). Eliminasi rabies terpadu dan berkelanjutan Vaksinasi massal anjing (A1) Vaksinasi manusia (B1) Perilaku anjing dan kesadaran tentang rabies (A2, A3 dan D1) TAKGIT (D2)
  • 20. Vaksin rabies ◆ Vaksin rabies hewan yang digunakan harus berkualitas tinggi dan mememenuhi standar internasional sesuai dengan rekomendasi OIE Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals Bab 3.1.17. ◆ Akses terhadap sejumlah jenis vaksin rabies hewan internasional yang berkualitas tinggi bisa dilakukan melalui perusahaan importir dan distributor dalam negeri, akan tetapi perlu diantisipasi bahwa pada jangka waktu tertentu jumlah yang tersedia tidak selalu mencukupi atau bahkan tidak lagi tersedia karena kompetisi dengan negara lain. ◆ Untuk vaksin rabies hewan, tersedia opsi untuk mendapatkan vaksin apabila diperlukan dengan mengajukan permintaan dan/atau membeli ke OIE Regional Rabies Vaccine Bank for Asia. ◆ Penyimpanan vaksin harus sesuai dan dipertahankan sepanjang waktu untuk mempertahankan kualitas dan efikasi vaksin.
  • 21. Vaksin rabies produksi dalam negeri ◆ Mengingat kebutuhan vaksin rabies hewan cukup tinggi selama 11 tahun (2019-2030), maka ketersediaan akan sangat bergantung pada kapasitas produksi PUSVETMA yang berkesinambungan dan kualitasnya harus memenuhi standar internasional OIE. ◆ Sebagai faktor kritis dari sub-strategi A1, maka pada tahap-tahap awal perlu dilakukan kajian terhadap peningkatan kualitas vaksin rabies hewan produksi lokal dengan melakukan ‘kontrol produksi’ termasuk pemenuhan terhadap standar fasilitas dan GMP dan ‘kendali mutu’ (quality control) terhadap ‘in process product’ dan ‘final product’ sesuai dengan OIE Manual Bab 1.1.8. ◆ Sebagai bagian dari penjaminan kualitas ‘final product’ vaksin rabies, maka diperlukan persyaratan bahwa sampel dari setiap ‘batch/serial’ diuji di BPMSOH (uji sterilitas, uji inaktivasi, uji toksisitas abnormal, dan uji potensi) sesuai dengan ketentuan dalam OIE Manual Bab 1.1.8.
  • 22. •Perhitungan untuk penentuan kriteria daerah: Jumlah penduduk / 1 juta orang/ kasus rabies pada manusia tertinggi (2010-2018) Misal: – Jumlah penduduk di Sulawesi Utara= 2.461.000 jiwa. – Kasus rabies pada manusia tertinggi di Sulawesi Utara pada periode 2010-2018 = 39. – Kriteria daerah tertular berat = 2.461.000 / 1.000.000 / 39 = 86 kasus (kisaran 51-150).
  • 23. No. Status Kriteria Provinsi/pulau 1. Daerah tertular berat Daerah dengan insidensi rabies pada manusia yang terlaporkan > 51-150 kasus per 1 juta penduduk*) (1) Sumut; (2) Sulsel; (3) Riau; (4) Sumbar; (5) NTT; (6) Kalbar; (7) Bali; (8) Sulteng; (9) Sulut; (10) Maluku 2. Daerah tertular sedang Daerah dengan insidensi rabies pada manusia yang terlaporkan > 16-50 kasus per 1 juta penduduk*) (1) Jabar, (2) Lampung; (3) Sumsel; (4) NTB; (5) Kalteng; (6) Sultra 3. Daerah tertular ringan Daerah dengan insidensi rabies pada manusia yang terlaporkan < 1-15 kasus per 1 juta penduduk*) (1) Aceh; (2) Banten; (3) Kalsel; (4) Kaltim; (5) Kaltara; (6) Jambi; (7) Bengkulu; (8) Sulbar; (9) Malut; (10) Gorontalo 4. Daerah bebas terancam Daerah yang telah dinyatakan bebas secara resmi, akan tetapi berada satu pulau dengan daerah tertular (1) DKI Jakarta, (2) Jateng, (3) DI Yogyakarta; (4) Jatim 5. Daerah bebas Daerah yang rabies tidak pernah terlaporkan paling tidak selama 25 tahun atau memiliki status bebas historis (OIE Article 1.4.6.) (1) Kepri; (2) Kep Babel; (3) Papua; (4) Papua Barat Penetapan daerah berdasarkan situasi rabies
  • 24. Pemetaan daerah berdasarkan situasi rabies periode 2010-2018
  • 25. Estimasi Populasi Anjing • Populasi anjing di seluruh Indonesia diestimasi 16.148.283 ekor berdasarkan estimasi rasio manusia : anjing berkisar antara (8 – 32) : 1. • Rasio yang ideal antara jumlah penduduk dengan jumlah anjing menurut FAO adalah 16 : 1. • Rasio yang lebih kecil dari 16 : 1 adalah sebuah kondisi yang dianggap rawan terhadap potensi kejadian rabies. • Dengan menggunakan standar FAO tersebut di atas, maka estimasi rasio manusia : anjing: • daerah tertular berat diestimasi berkisar (8 – 16) : 1 = 5.571.360 ekor; • daerah tertular sedang berkisar (18 – 22) : 1 = 3.980.143 ekor; dan • daerah tertular ringan berkisar (24 – 32) : 1 = 1.392.415 ekor.
  • 26. Estimasi populasi anjing di daerah tertular berat, tertular sedang dan tertular ringan Status daerah Provinsi Jumlah daerah tertular Estimasi kisaran rasio manusia : anjing Estimasi populasi anjing Daerah tertular berat Sumut; Sulsel; Riau; Sumbar; NTT; Kalbar; Bali; Sulteng; Sulut; Maluku 10 (8 – 16) : 1 5.571.360 Daerah tertular sedang Jabar; Lampung; Sumsel; NTB; Kalteng; Sultra 6 (18 – 22) : 1 3.980.143 Daerah tertular ringan Aceh; Banten; Kalsel; Kaltim; Kaltara; Jambi; Bengkulu; Sulbar; Malut; Gorontalo 10 (24 – 32) : 1 1.392.415 Total 26 10.943.918
  • 27. Rencana Kebutuhan Vaksin Rabies untuk Anjing ◆ Kebutuhan vaksin rabies hewan per tahun menjadi suatu faktor kritis karena pengadaan vaksin harus berkelanjutan dan tidak terputus. ◆ Perencanaan kebutuhan vaksin jangka panjang dengan mengandalkan kapasitas produksi vaksin dalam negeri, maka diperlukan suatu strategi yang jelas dan terarah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas vaksin lokal (PUSVETMA).
  • 28. Perhitungan kebutuhan vaksin per tahun ◆ Jumlah vaksinasi anjing yang dibutuhkan untuk daerah tertular berat, sedang dan ringan diperoleh dari dari kalkulasi total estimasi populasi anjing per provinsi, sasaran cakupan vaksinasi (70%) pada tahun ke-1 dimana kampanye vaksinasi massal dimulai. ◆ Untuk tahun ke-2, dan seterusnya, angka ini dikalikan dengan tingkat pertumbuhan populasi anjing per tahun yang diestimasi sebesar 10% (World Animal Protection). ◆ Kalkulasi ini digunakan untuk menghasilkan angka perkiraan kebutuhan vaksin rabies hewan pada tahun ke-1 s/d ke-3. Untuk tahun ke-4 dan ke-5, kebutuhan vaksin dikalkulasi berturut-turut 40% dan 20% dari tahun ke-3.
  • 29. Jumlah dosis vaksin rabies yang direncanakan sesuai dengan strategi eliminasi rabies (2019-2030) ◆ Rencana kebutuhan vaksin rabies untuk anjing selama 2019-2030 diperkirakan sebanyak 30.882.148 dosis untuk populasi anjing yang diestimasi sebesar 10.943.918 ekor di daerah tertular berat, sedang dan ringan. 371569 408726 2973658 3960629 65685146443673 5501033 3080765 1249974 323607 0 0 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
  • 30. Lima faktor kritis menentukan keberhasilan Indonesia bebas rabies 2030 1. Komitmen pemerintah yang tinggi dan bersifat jangka panjang terhadap penganggaran dan pelaksanaan One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030. 2. Komitmen pemerintah daerah seluruh daerah tertular rabies untuk menjalankan strategi eliminasi rabies nasional sejak tahap awal dan bergerak secara bertahap seperti yang direncanakan. 3. Jangka waktu yang ditentukan selama 11 (sebelas) tahun (2019- 2030) merefleksikan secara akurat perkembangan suatu daerah tertular menuju eliminasi. 4. Vaksinasi berkelanjutan dengan vaksin berkualitas internasional terhadap 70% populasi anjing berisiko di daerah tertular per tahun tetap dapat dipertahankan paling tidak selama 3-5 tahun. 5. Sumberdaya yang cukup dan berkesinambungan untuk menjalankan strategi eliminasi rabies nasional, terutama ketersediaan VAR dan SAR (PEP) serta stok vaksin rabies untuk vaksinasi massal anjing per tahun.