SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Kelompok Tutorial 09 B
Tujuan Pembelajaran
1. Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
2. Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -
Dermatofitosis
3. Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
4. Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -
Dermatofitosis
5. Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis &
Non-Dermatofitosis
6. Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -
Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
MIKOSIS
Superficialis Inter-
mediate
Profunda
Dermatofitosis Non
Dermatofitosis
Subcutis Sistemik
Tinea capitis
Tinea barbae
Tinea kruris
Tinea manum
Tinea pedis
Tinea unguium
Tinea corporis
( T. imbrikata, T.
favosa, T.
facialis,T.aksil
aris, T.
Sirsinata )
Pitiriasis
versikolor
Piedra hitam
Piedra putih
Tinea nigra
palmaris
Kandidiasis
Aspergillosis
Misetoma
Kromomikosis
Sporotrikosis
Fikomikosis -
subkutan
Rinosporodiosis
Aktinomikosis
Nokardiosis
Histoplasmosis
Kriptokokosis
Koksidioidomikosis
Blastomikosis
Fikomikosis -
sistemik
Mikosis Superficial
Infeksi jamur yang mengenai jaringan mati
pada
 kulit
 kuku
 dan rambut
Mikosis
Superficialis
Dermatofitosis
Non-
Dermatofitosis
Klasifikasi
Definisi Non - Dermatofitosis
• Penyakit yang terjadi pada kulit yang paling luar. Penyakit
yang disebabkan oleh jamur yang bukan golongan
dermatofita. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat
mengeluarkan enzim yang dapat mencerna keratin kulit
dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar
Klasifikasi Non - Dermatofitosis
Klasifikasi Penjelasan
Pitiriasis versikolor Sering disebut panu/Tinea versikolor
Infeksi kulit superficial kronik
Folikulitis Malassezia Penyakit kronis pada folikel pilosebasea
Piedra Piedra : infeksi jamur pada helai rambut
ditandai dg benjolan (nodul) sepanjang rambut
Piedra hitam : tinea nodosa,trikomikosis
nodularis
Piedra putih : trikosporosis nodosa
Tinea Nigra Palmaris Infeksi jamur superficial yg asimptomatik pada
startum korneum biasanya pada telapak tangan
Definisi Dermatofitosis
• Penyakit jamur pada jaringan yang menjadi zat tanduk,
seperti kuku, rambut, dan sratum korneum pada epidermis
yang disebabkan oleh jamur dermatofita
Klasifikasi Dermatofitosis berdasarkan lokasi
Klasifikasi Penjelasan
Tinea kapitis Dermatofitosis pada kulit & rambut kepala
Tinea barbe Dermatofitosis pada dagu dan jenggot
Tinea kruris Dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar
anus, bokong, terkadang sampai perut
bag.bawah
Tinea pedis et manum Dermatofitosis pada kaki dan tangan
Tinea unguinum Dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki
Tinea korporis Dermatofitosis pada bagian lain yang tidak
termasuk 5 bentuk tinea diatas
Tinea Korporis
Istilah khusus Penjelasan
Tinea imbrikata Dermatofitosis dengan susunan skuama yang
kosentris dan disebabkan oleh Tricophyton
concentricum
Tinea favosa/favus Dermatofitosis yang terutama disebabkan
oleh tricophyton schoenleini: secara klinis
antara lain berbentuk skutula dan berbau
seperti tikus (mousy odor)
Tinea fasialis, Tinea aksilaris Menunjukkan daerah kelainan
Tinea sirsinata Arkuata yang merupakan penamaan deskriptif
dari morfologinya
Tinea Inkognito Dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak
khas oleh karena telah diobati dengan steroid
topikal kuat
Etiologi Non - Dermatofitosis
Pitiriasis versikolor
E/: Malassezia spp (P.orbiculare/ovale)
Piedra hitam
E/: Piedraia hidrae (piedra hitam)
Piedra putih
E/: Tricosporon beigelii
Tinea Nigra Palmaris
E/: Hortaea werneckii/ Cladosporium werneckii
Folikulitis Malassezia
E/: Malassezia spp
3 Genus Penyebab Dermatofitosis
Kuku kulit rambut
Trichophyton + + +
Microsporum + + +
Epidermophyton + + -
Penyebaran/Penjamu
• Geofilik : M . gypseum
• Zoofilik : M. canis
• Antropofilik:
– T. rubrum
– T. concentricum
– E. floccosum
Tinea kapitis
• Disebabkan oleh infeksi Trichopyton spp biasanya
menimbulkan bercak kecil di kepala dengan rambut yang
putus-putus tepat di permukan kulit.
Tinea barbae
• Biasanya disebabkan oleh jamur dari golongan
Trichophyton dan Microsporum
Tinea kruris
• Infeksi jamur dermatofita
pada daerah pubis & sela paha
• Etio:
– E. floccosum
– T. rubrum
– T. mentagrophytes
Tinea pedis
Infeksi dermatofit pada kaki, terutama di
sela jari dan telapak kaki
Etiologi :
T.rubrum, T.mentag, E.floccosum
Tinea Unguium
• Kelainan kuku akibat infeksi
jamur
• Etio :
– T. rubrum,
– T. mentagrophytes
Tinea Korporis
• Infeksi jamur dermatofit pada
badan, tungkai, lengan
• Etio :
– Trichophyton
– Microsporum
– Epidermophyton
Faktor Resiko
• Faktor penting yang berperan dalam penyebaran dermatofita ini
adalah kondisi kebersihan lingkungan yang buruk, dan kebiasaan
menggunakan pakaian yang ketat atau lembab.
• Obesitas dan diabetes melitus juga merupakan faktor resiko
tambahan oleh karena keadaan tersebut menurunkan imunitas
untuk melawan infeksi.
• Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun.
• Tinea kruris lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita.
• Kontak langsung dg penderita
Patogenesis/Patofisiologi
Folikulitis Malassezia
Hospes memiliki faktor
predisposisi
Malassezia sp tumbuh
berlebihan di dalam
folikel
Folikel pecah
Peradangan terhadap
lemak bebas yang
dihasilkan oleh lipase
dari jamur
Piedra
Faktor higiene
memegang peran
penting.
Spora jamur
menempel pada
rambut
Jamur masuk ke
kutikula rambut
Tumbuh mengelilingi
rambut membentuk
benjolan
Menimbulkan ruptur
dan mudah patah
pada rambut.
Tinea Nigra Palmaris
Jamur merupakan saprofit di
tanah,sampah,limbah,
tumbuhan busuk dan humus
Sebelumnya terdapat trauma
minor
Terjadi inokulasi jamur kedalam
trauma minor
Pitiriasis versikolor Folikulitis Malassezia
Gatal pada daerah predileksi
Papul dan pustul perifolikular
ukuran 2-3 mm
Peradangan minimal
Bercak-bercak berwarna-warni
Bentuk tidak teratur sampai teratur
Batas jelas sampai difus
Ditutupi sisik halus dengan rasa gatal
ringan
Piedra
A. Piedra hitam
rambut mudah patah saat
disisir.Selain itu terdengar suara
bunyi seperti kawat apabila rambut
disisir ( benjolan pada rambut)
B. Piedra putih
Gejala:benjolan yang berwarna putih
kekuningan/coklat muda yang tidak
begitu melekat pada rambut
Tinea Nigra Palmaris
• inkubasi 10-15 hari hingga 7
minggu
– Satu makula berbatas tegas
,berwarna coklat
kehitaman,tidak berskuama dan
asimptomatik(tidak nyeri/gatal)
– Lesi mula-mula kecil kemudian
dapat melebar,polisiklik
– Tidak terasa sakit dan tidak ada
tanda-tanda radang
– Kadang-kadang dapat meluas
sampai kepunggung,kaki dan
punggung tangan,bahkan dapat
menyebar keleher,dada dan
muka
Patogenesis Dermatofitosis
Jamur menempel
pada kulit & keadaan
kulit cocok + faktor
risiko
jamur tumbuh
Jamur mengeluarkan
suatu enzym
keratolitik
tumbuh &
berkembang dengan
subur
makanan yang baik
untuk jamur
Menghancurkan
keratin
Jamur bertambah
Enzym keratolitik
bertambah
makanan jamur juga
bertambah.
PENYAKIT SEMAKIN
LUAS
Gejala Klinis Dermatofitosis
Tinea capitis
1. Grey Patch Ringworm
• dimulai dengan papul kecil
• kemudian melebar dan
membentuk bercak yang pucat dan
bersisik
• Gatal
• Warna rambut menjadi abu- abu
• Rambut mudah patah dan dicabut
dengan pinset tanpa rasa nyeri
• Alopesia
• Infeksi jamur bersifat eksotriks
2. Kerion
• Kelainan yang bersifat akut disertai
peradangan dan pembentukan
pustul
• Rambut mudah rontok
• Bersifat eksotriks
3. Black dot
• Bintik bintik hitam karena rambut
patah pada folikel
• Infeksi jamur bersifat endotriks
Tinea Unguinum
• Kuku rapuh dan berwarna kuning
• Bisa di mulai dari proksimal
(bentuk subungual proksimal) atau
distal (bentuk subungual distal)
Tinea Pedis
• Maserasi, deskuamasi pada telapak
dan sela- sela tangan kaki, gatal,
bagian tepi lebih aktif
Gejala Klinis Dermatofitosis
Tinea Korporis
•Lesi bulat atau lonjong berbatas tegas
terdiri atas eritema, skuama, kadang-
kadang dengan vesikel atau papul
ditepi
•Tepi bersifat aktif dibanding dengan
ditengah (central healing)
•Bisa terdapat lesi polisiklik
Tinea Cruris
• Lesi berbatas tegas dengan
peradangan pada tepi yang tampak
nyata daripada bagian tengahnya
(central healing)
• Squama halus
Diagnosis
Anamnesis
Identitas Nama/usia/pendidikan/pekerjaan/agama/alamat/suku/status pernikahan
Keluhan utama bercak merah bersisik/ gatal/kuku rusak atau berubah warna
Onset Akut/kronis
Lokasi kepala/ badan/ kaki/ tangan/ janggut/ kuku/ selangkangan/ sela – sela
jari
Kualitas gatal, merah (ring worm), bersisik, semakin luas
Kuantitas Gatal /nyeri nya tjd sepanjang hari? Kapan terasa lebih gatal ?
Kronologis Awal mulanya ? Lesi awal ? (dpt mengetahui faktor risiko) Awalnya
memakai celana jeans ketat & jarang dicuci
Memperingan/Memperberat garuk? Berkeringat? Daerah lembab? Terkena air?/ obat topikal?
Keluhan tambahan demam? (mengatahui apakah ada infeksi sekunder), rambut mudah
patah, pembesaran KGB
Tinjauan umum
TB/BB
Alergi Obat?makanan?suhu?
Nafsu makan Meningkat/menurun
Anamnesis
Tinjauan Khusus
RPD pernah sakit spt ini sebelumnya? Pernah sakit kulit sebelumnya?
Riwayat penyakit DM ?
RPK di lingkungan sekitar? Orang dalam satu rumah / keluarga?
RKP jarang pakai alas kaki? Jarang cuci baju? Pengguna pakaian
ketat terutama jeans? Sering pakai sepatu tertutup jangka lama,
punya binatang peliharaan? Berkebun atau bertani? Kebiasaan
memakai barang bersama? Sedang konsumsi obat ?
Pitiriasis versikolor
• Kadang ada rasa gatal bila berkeringat
Predileksi: badan bag.atas (leher,perut)
Bentuk klinis: Folikuler Plakat,makula
batas tegas,hiper/hipo pigmentasi
Bentuk lesi: tergantung warna kulit
penderita
Diagnosis: Sediaan langsung + lar KOH
10%
• Lampu wood  fluoresensi kuning
keemasan
Folikulitis Malassezia
• Ada rasa gatal,mengenai dewasa
muda – usia pertengahan
Predileksi: dada,punggung,lengan atas
Bentuk klinis: Papul,pustul
perifolikular
Diagnosis:
• ditemukan sel ragi / blastospora
(KOH 10%)
• Histopatologi : organisme dlm
ostium folikel rambut,ruptur folikel
Piedra
Tanah,air tergenang,higienitas
Predileksi: p.hitam = rambut kepala
p.putih = rambut aksila genital,jenggot
Bentuk lesi :
p.hitam = nodul hitam lonjong, keras,
multipel, milier
p.putih = nodul lunak,multipel, putih –
coklat muda
Diagnosis:
• Sediaan langsung + lar KOH 10% =
anyaman padat hifa,regular seperti
semen,bag.tepi :
artrokonidia,askospora
• Lampu wood
Tinea Nigra Palmaris
• Penderita < 19 thn
Predileksi: telapak tangan
Bentuk lesi : makula coklat hitam,batas
tegak,tanpa sisik
Diagnosis:
• Sediaan langsung + lar KOH 10% =
hifa bercabang,sekat warna coklat
muda – hijau tua
• Agar Sabouraud : koloni semula
menyerupai ragi , koloni filamen
warna hijau tua/hitam
Pemeriksaan
Penunjang
Non - dermatofitosis
Kerokan kulit
 Larutan
KOH 10%-
20%
Kultur 
Agar
Sabouroud
Lampu wood
Histopatologi
Larutan KOH 20% + tinta parker
biru-hitam, tampak spora
bulat/blastospora dan hifa
pendek berkelompok.
Gambaran khas pada infeksi
non-dermatofita
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi :
1. Warna kulit
2. Perubahan Warna kulit
3. Effloresensi
Jenis plak eritem dengan skuama halus
Lokasi inguinal (contoh)
Penyebaran regional
Susunan sirsinar
Bentuk bulat
Ukuran plakat
Batas tegas
Tepi aktif, teratur, tidak menonjol
Tengah central healing, tidak menonjol
Permukaan verukosa
• Palpasi
1. Kelembaban : lembab
2. Suhu : hangat
3. Tekstur : kasar
4. Turgor : normal
5. Permukaan : verukosa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Dermatofitosis Hasil Pemeriksaan
Tinea Kapitis • Papul kemerahan yg melebar membentuk bercak pucat dan
bersisik.
• Warna Rambut ke abu-abuan
• Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya  alopesia
• Black dot ring worm
• Kerion : bisul-bisul kecil berkelompok dan kadang ditutupi sisik
tebal
Tinea Korporis • lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif disertai
eritem, papul dan vesikel
• bercak-bercak melebar dan dapat memberi gambaran yang
polisiklis, arsiner, atau sinsiner.
Tinea Cruris • Makula yang eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi
ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif.
• kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya
makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.
Tinea Manus et Pedis • maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari
IV dan jari V
• Penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki
dan punggung kaki
• vesikel dan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit,
diserta perasaan gatal yang hebat.
Tinea Unguium • Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan
disertai oleh subungual hiperkeratosis.
• Dibawah kuku tampak adanya detritus yang banyak
mengandung elemen jamur
Tinea Barbae Superfisialis: Kelainan berupa gejala eritem, papul dan skuama
yang mula-mula kecil selanjutnya meluas ke arah luar dan
memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif
Kerion: lesi-lesi eritematous ditutupi krusta atau abses kecil dengan
permukaan membasah oleh karena erosi.
Tinea Imbrikata Makula yang eritematous dengan skuama yang melingkar.
Palpasi: terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
1. kerokan dari tepi lesi yang meninggi atau aktif .
Larutan KOH 10%-20% menunjukkan hifa yang
bercabang atau artospora yang khas pada infeksi
dermatofita
Dermatofitosis : Jamur sebagai hifa panjang,
bersekat dan bercabang,putih kehijauan. Hifa
kadang putus membentuk artrospora
Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan Lampu Wood
Agar Sabouroud by Trichophyton
2. Kultur menumbuhkan jamur
pada medium sabouroud
Penatalaksanaan Non - Dermatofitosis
1. Pitiriasis versikolor
Topikal:
Sampo selenium sulfid 2,5%/ hari
(2weeks)
Sampo ketokonazol 2% diulangi slm 3
hr berturut-turut
Sistemik: Ketokonazol oral 200 mg/ hr
slm 7 hr
2. Folikulitis Malassezia
Antimikotik oral
Ketokonazol 200 g/hari (4 weeks)
Itrakonazol 200 g/hari (2 weeks)
Flukonazol 150g/minggu (4 weeks)
3. Piedra
Potong rambut
Larutan sublimat 1/2000 setiap hari
4. Tinea Nigra Palmaris
anti jamur konvensional
Kombinasi anti jamur dg keratolitk
(salap salisil sulfur,whitfield)
Penatalaksanaan Dermatofitosis
Lokal:
• Salap whitfield
• Salap asam lemak tidak jenuh
• Tolnaftat
Sistemik:
• Griseofulvin = anak : 10 - 25 mg/ kgBB (max. 1 g/ hr)
dewasa : 500-1000mg/hari
• Kortikosteroid (kerion stad.dini)
Prednison 3x5 mg
Prednisolon 3x4 mg / hari selama 2 minggu
Diberikan bersama-sama dengan griseofulvin
Pengobatan lokal : Imidazol &Triazol
• Ketokonazol, Itrakonazol, Mikonazol
200mg/hr 3mgg
• Mekanisme? Masuk ke dalam sel jamur dan merusak dinding sel
• Sediaan : Tablet, krim (2x1 2-4mgg)
• Derivat imidasol
– Mikonasol (Jansen)
– Ekonasol (Chilag-chemie)
– Klotrimasol (Bayer, Schering)
– Isokonasol (Schering)
Pencegahan dan Edukasi Dermatofitosis dan Non - Dermatofitosis
1. Selalu menjaga higienitas perseorangan.
2. Menghindari kontak langsung dengan penderita.
3. Mengeringkan bagian-bagian lipatan tubuh setiap kali selesai mandi guna menghindari
kelembaban.
4. Gunakan pakaian yang bersih dan menyerap keringat serta hindari penggunaan pakaian
ketat.
5. Memperhatikan keadaan kucing dilingkungan sekitar
6. Jika berkeringat sebaiknya segera ganti dengan pakaian yang kering.
7. Hindari bertukar pakaian dengan teman atau orang lain karena tidak menutup kemungkinan
jamur ditularkan melalui pakaian.
8. Usahakan mencuci tangan dan kaki dengan bersih secara rutin, dan pastikan sela-sela pada
bagian tubuh kering agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur.
Prognosis Non - Dermatofitosis
• BAIK / SEMBUH
• Hindari faktor predisposisi,bisa kambuh (Folikulitis
Malassezia)
• Pitiriasis versikolor : Lesi hipopigmentasi dpt bertahan –
bbrp bulan setelah jamur negatif
Prognosis Dermatofitosis
• BAIK (SEMBUH)
• bila pengobatan dilakukan menyeluruh,
tekun, dan konsisten.
• Hindari faktor predisposisi dan selalu
menjaga kelembapan dan kebersihan kulit.

More Related Content

What's hot

232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataSK Sulistyaningrum
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgarisery putra
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13tristyanto
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 

What's hot (20)

232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 

Viewers also liked (13)

Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Dermatomikosis
DermatomikosisDermatomikosis
Dermatomikosis
 
Modul 7 lbm 4 ukkie...
Modul  7 lbm 4   ukkie...Modul  7 lbm 4   ukkie...
Modul 7 lbm 4 ukkie...
 
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)
 
K8 jamur artro cacing tropmed16
K8   jamur artro cacing tropmed16K8   jamur artro cacing tropmed16
K8 jamur artro cacing tropmed16
 
Konsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: FungiKonsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: Fungi
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Kingdom Fungi
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
Deuteromycota
DeuteromycotaDeuteromycota
Deuteromycota
 
Buku penyakit-kulit-kelamin-seri-ilmu-hitam
Buku penyakit-kulit-kelamin-seri-ilmu-hitamBuku penyakit-kulit-kelamin-seri-ilmu-hitam
Buku penyakit-kulit-kelamin-seri-ilmu-hitam
 

Similar to Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis

Similar to Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis (20)

12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
 
Tinea
TineaTinea
Tinea
 
Inf.jamur (1) new 2
Inf.jamur (1) new 2Inf.jamur (1) new 2
Inf.jamur (1) new 2
 
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideInfeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
 
cek cek cek.ppt
cek cek cek.pptcek cek cek.ppt
cek cek cek.ppt
 
Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
 
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 IntegumenPraktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
 
PF Kulit.pdf
PF Kulit.pdfPF Kulit.pdf
PF Kulit.pdf
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Frambusia.pptx
Frambusia.pptxFrambusia.pptx
Frambusia.pptx
 
Frambusia.pdf
Frambusia.pdfFrambusia.pdf
Frambusia.pdf
 
frambusia_tropika.ppt
frambusia_tropika.pptframbusia_tropika.ppt
frambusia_tropika.ppt
 
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptxkuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
 
Masalah kesehatan kulit
Masalah kesehatan kulitMasalah kesehatan kulit
Masalah kesehatan kulit
 
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewanPenyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
 
Tinea favosa
Tinea favosaTinea favosa
Tinea favosa
 
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Syscha Lumempouw

Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Syscha Lumempouw
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulangSyscha Lumempouw
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeSyscha Lumempouw
 
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangCOVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Syscha Lumempouw
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiSyscha Lumempouw
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaSyscha Lumempouw
 
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)Syscha Lumempouw
 

More from Syscha Lumempouw (20)

Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulang
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Penyakit vertebrae
Penyakit vertebraePenyakit vertebrae
Penyakit vertebrae
 
Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronisTonsilitis kronis
Tonsilitis kronis
 
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangCOVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
 
Referat Meningitis
Referat MeningitisReferat Meningitis
Referat Meningitis
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Sinus otak
Sinus otakSinus otak
Sinus otak
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi Anatomi
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
 
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis

  • 2. Tujuan Pembelajaran 1. Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis 2. Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis 3. Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis 4. Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis 5. Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis 6. Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako ( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis 7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
  • 3. MIKOSIS Superficialis Inter- mediate Profunda Dermatofitosis Non Dermatofitosis Subcutis Sistemik Tinea capitis Tinea barbae Tinea kruris Tinea manum Tinea pedis Tinea unguium Tinea corporis ( T. imbrikata, T. favosa, T. facialis,T.aksil aris, T. Sirsinata ) Pitiriasis versikolor Piedra hitam Piedra putih Tinea nigra palmaris Kandidiasis Aspergillosis Misetoma Kromomikosis Sporotrikosis Fikomikosis - subkutan Rinosporodiosis Aktinomikosis Nokardiosis Histoplasmosis Kriptokokosis Koksidioidomikosis Blastomikosis Fikomikosis - sistemik
  • 4.
  • 5. Mikosis Superficial Infeksi jamur yang mengenai jaringan mati pada  kulit  kuku  dan rambut
  • 7. Definisi Non - Dermatofitosis • Penyakit yang terjadi pada kulit yang paling luar. Penyakit yang disebabkan oleh jamur yang bukan golongan dermatofita. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan enzim yang dapat mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar
  • 8. Klasifikasi Non - Dermatofitosis Klasifikasi Penjelasan Pitiriasis versikolor Sering disebut panu/Tinea versikolor Infeksi kulit superficial kronik Folikulitis Malassezia Penyakit kronis pada folikel pilosebasea Piedra Piedra : infeksi jamur pada helai rambut ditandai dg benjolan (nodul) sepanjang rambut Piedra hitam : tinea nodosa,trikomikosis nodularis Piedra putih : trikosporosis nodosa Tinea Nigra Palmaris Infeksi jamur superficial yg asimptomatik pada startum korneum biasanya pada telapak tangan
  • 9. Definisi Dermatofitosis • Penyakit jamur pada jaringan yang menjadi zat tanduk, seperti kuku, rambut, dan sratum korneum pada epidermis yang disebabkan oleh jamur dermatofita
  • 10. Klasifikasi Dermatofitosis berdasarkan lokasi Klasifikasi Penjelasan Tinea kapitis Dermatofitosis pada kulit & rambut kepala Tinea barbe Dermatofitosis pada dagu dan jenggot Tinea kruris Dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, terkadang sampai perut bag.bawah Tinea pedis et manum Dermatofitosis pada kaki dan tangan Tinea unguinum Dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki Tinea korporis Dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk 5 bentuk tinea diatas
  • 11. Tinea Korporis Istilah khusus Penjelasan Tinea imbrikata Dermatofitosis dengan susunan skuama yang kosentris dan disebabkan oleh Tricophyton concentricum Tinea favosa/favus Dermatofitosis yang terutama disebabkan oleh tricophyton schoenleini: secara klinis antara lain berbentuk skutula dan berbau seperti tikus (mousy odor) Tinea fasialis, Tinea aksilaris Menunjukkan daerah kelainan Tinea sirsinata Arkuata yang merupakan penamaan deskriptif dari morfologinya Tinea Inkognito Dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas oleh karena telah diobati dengan steroid topikal kuat
  • 12. Etiologi Non - Dermatofitosis Pitiriasis versikolor E/: Malassezia spp (P.orbiculare/ovale) Piedra hitam E/: Piedraia hidrae (piedra hitam) Piedra putih E/: Tricosporon beigelii Tinea Nigra Palmaris E/: Hortaea werneckii/ Cladosporium werneckii Folikulitis Malassezia E/: Malassezia spp
  • 13. 3 Genus Penyebab Dermatofitosis Kuku kulit rambut Trichophyton + + + Microsporum + + + Epidermophyton + + -
  • 14. Penyebaran/Penjamu • Geofilik : M . gypseum • Zoofilik : M. canis • Antropofilik: – T. rubrum – T. concentricum – E. floccosum
  • 15. Tinea kapitis • Disebabkan oleh infeksi Trichopyton spp biasanya menimbulkan bercak kecil di kepala dengan rambut yang putus-putus tepat di permukan kulit.
  • 16. Tinea barbae • Biasanya disebabkan oleh jamur dari golongan Trichophyton dan Microsporum
  • 17. Tinea kruris • Infeksi jamur dermatofita pada daerah pubis & sela paha • Etio: – E. floccosum – T. rubrum – T. mentagrophytes
  • 18. Tinea pedis Infeksi dermatofit pada kaki, terutama di sela jari dan telapak kaki Etiologi : T.rubrum, T.mentag, E.floccosum
  • 19. Tinea Unguium • Kelainan kuku akibat infeksi jamur • Etio : – T. rubrum, – T. mentagrophytes
  • 20. Tinea Korporis • Infeksi jamur dermatofit pada badan, tungkai, lengan • Etio : – Trichophyton – Microsporum – Epidermophyton
  • 21. Faktor Resiko • Faktor penting yang berperan dalam penyebaran dermatofita ini adalah kondisi kebersihan lingkungan yang buruk, dan kebiasaan menggunakan pakaian yang ketat atau lembab. • Obesitas dan diabetes melitus juga merupakan faktor resiko tambahan oleh karena keadaan tersebut menurunkan imunitas untuk melawan infeksi. • Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun. • Tinea kruris lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita. • Kontak langsung dg penderita
  • 23. Folikulitis Malassezia Hospes memiliki faktor predisposisi Malassezia sp tumbuh berlebihan di dalam folikel Folikel pecah Peradangan terhadap lemak bebas yang dihasilkan oleh lipase dari jamur
  • 24. Piedra Faktor higiene memegang peran penting. Spora jamur menempel pada rambut Jamur masuk ke kutikula rambut Tumbuh mengelilingi rambut membentuk benjolan Menimbulkan ruptur dan mudah patah pada rambut.
  • 25. Tinea Nigra Palmaris Jamur merupakan saprofit di tanah,sampah,limbah, tumbuhan busuk dan humus Sebelumnya terdapat trauma minor Terjadi inokulasi jamur kedalam trauma minor
  • 26. Pitiriasis versikolor Folikulitis Malassezia Gatal pada daerah predileksi Papul dan pustul perifolikular ukuran 2-3 mm Peradangan minimal Bercak-bercak berwarna-warni Bentuk tidak teratur sampai teratur Batas jelas sampai difus Ditutupi sisik halus dengan rasa gatal ringan
  • 27. Piedra A. Piedra hitam rambut mudah patah saat disisir.Selain itu terdengar suara bunyi seperti kawat apabila rambut disisir ( benjolan pada rambut) B. Piedra putih Gejala:benjolan yang berwarna putih kekuningan/coklat muda yang tidak begitu melekat pada rambut Tinea Nigra Palmaris • inkubasi 10-15 hari hingga 7 minggu – Satu makula berbatas tegas ,berwarna coklat kehitaman,tidak berskuama dan asimptomatik(tidak nyeri/gatal) – Lesi mula-mula kecil kemudian dapat melebar,polisiklik – Tidak terasa sakit dan tidak ada tanda-tanda radang – Kadang-kadang dapat meluas sampai kepunggung,kaki dan punggung tangan,bahkan dapat menyebar keleher,dada dan muka
  • 28. Patogenesis Dermatofitosis Jamur menempel pada kulit & keadaan kulit cocok + faktor risiko jamur tumbuh Jamur mengeluarkan suatu enzym keratolitik tumbuh & berkembang dengan subur makanan yang baik untuk jamur Menghancurkan keratin Jamur bertambah Enzym keratolitik bertambah makanan jamur juga bertambah. PENYAKIT SEMAKIN LUAS
  • 29.
  • 30. Gejala Klinis Dermatofitosis Tinea capitis 1. Grey Patch Ringworm • dimulai dengan papul kecil • kemudian melebar dan membentuk bercak yang pucat dan bersisik • Gatal • Warna rambut menjadi abu- abu • Rambut mudah patah dan dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri • Alopesia • Infeksi jamur bersifat eksotriks 2. Kerion • Kelainan yang bersifat akut disertai peradangan dan pembentukan pustul • Rambut mudah rontok • Bersifat eksotriks 3. Black dot • Bintik bintik hitam karena rambut patah pada folikel • Infeksi jamur bersifat endotriks
  • 31. Tinea Unguinum • Kuku rapuh dan berwarna kuning • Bisa di mulai dari proksimal (bentuk subungual proksimal) atau distal (bentuk subungual distal) Tinea Pedis • Maserasi, deskuamasi pada telapak dan sela- sela tangan kaki, gatal, bagian tepi lebih aktif Gejala Klinis Dermatofitosis Tinea Korporis •Lesi bulat atau lonjong berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang- kadang dengan vesikel atau papul ditepi •Tepi bersifat aktif dibanding dengan ditengah (central healing) •Bisa terdapat lesi polisiklik Tinea Cruris • Lesi berbatas tegas dengan peradangan pada tepi yang tampak nyata daripada bagian tengahnya (central healing) • Squama halus
  • 32. Diagnosis Anamnesis Identitas Nama/usia/pendidikan/pekerjaan/agama/alamat/suku/status pernikahan Keluhan utama bercak merah bersisik/ gatal/kuku rusak atau berubah warna Onset Akut/kronis Lokasi kepala/ badan/ kaki/ tangan/ janggut/ kuku/ selangkangan/ sela – sela jari Kualitas gatal, merah (ring worm), bersisik, semakin luas Kuantitas Gatal /nyeri nya tjd sepanjang hari? Kapan terasa lebih gatal ? Kronologis Awal mulanya ? Lesi awal ? (dpt mengetahui faktor risiko) Awalnya memakai celana jeans ketat & jarang dicuci Memperingan/Memperberat garuk? Berkeringat? Daerah lembab? Terkena air?/ obat topikal? Keluhan tambahan demam? (mengatahui apakah ada infeksi sekunder), rambut mudah patah, pembesaran KGB Tinjauan umum TB/BB Alergi Obat?makanan?suhu? Nafsu makan Meningkat/menurun
  • 33. Anamnesis Tinjauan Khusus RPD pernah sakit spt ini sebelumnya? Pernah sakit kulit sebelumnya? Riwayat penyakit DM ? RPK di lingkungan sekitar? Orang dalam satu rumah / keluarga? RKP jarang pakai alas kaki? Jarang cuci baju? Pengguna pakaian ketat terutama jeans? Sering pakai sepatu tertutup jangka lama, punya binatang peliharaan? Berkebun atau bertani? Kebiasaan memakai barang bersama? Sedang konsumsi obat ?
  • 34. Pitiriasis versikolor • Kadang ada rasa gatal bila berkeringat Predileksi: badan bag.atas (leher,perut) Bentuk klinis: Folikuler Plakat,makula batas tegas,hiper/hipo pigmentasi Bentuk lesi: tergantung warna kulit penderita Diagnosis: Sediaan langsung + lar KOH 10% • Lampu wood  fluoresensi kuning keemasan Folikulitis Malassezia • Ada rasa gatal,mengenai dewasa muda – usia pertengahan Predileksi: dada,punggung,lengan atas Bentuk klinis: Papul,pustul perifolikular Diagnosis: • ditemukan sel ragi / blastospora (KOH 10%) • Histopatologi : organisme dlm ostium folikel rambut,ruptur folikel
  • 35. Piedra Tanah,air tergenang,higienitas Predileksi: p.hitam = rambut kepala p.putih = rambut aksila genital,jenggot Bentuk lesi : p.hitam = nodul hitam lonjong, keras, multipel, milier p.putih = nodul lunak,multipel, putih – coklat muda Diagnosis: • Sediaan langsung + lar KOH 10% = anyaman padat hifa,regular seperti semen,bag.tepi : artrokonidia,askospora • Lampu wood Tinea Nigra Palmaris • Penderita < 19 thn Predileksi: telapak tangan Bentuk lesi : makula coklat hitam,batas tegak,tanpa sisik Diagnosis: • Sediaan langsung + lar KOH 10% = hifa bercabang,sekat warna coklat muda – hijau tua • Agar Sabouraud : koloni semula menyerupai ragi , koloni filamen warna hijau tua/hitam
  • 36. Pemeriksaan Penunjang Non - dermatofitosis Kerokan kulit  Larutan KOH 10%- 20% Kultur  Agar Sabouroud Lampu wood Histopatologi Larutan KOH 20% + tinta parker biru-hitam, tampak spora bulat/blastospora dan hifa pendek berkelompok. Gambaran khas pada infeksi non-dermatofita
  • 37. Pemeriksaan Fisik • Inspeksi : 1. Warna kulit 2. Perubahan Warna kulit 3. Effloresensi Jenis plak eritem dengan skuama halus Lokasi inguinal (contoh) Penyebaran regional Susunan sirsinar Bentuk bulat Ukuran plakat Batas tegas Tepi aktif, teratur, tidak menonjol Tengah central healing, tidak menonjol Permukaan verukosa
  • 38. • Palpasi 1. Kelembaban : lembab 2. Suhu : hangat 3. Tekstur : kasar 4. Turgor : normal 5. Permukaan : verukosa Pemeriksaan Fisik
  • 39. Pemeriksaan Fisik Dermatofitosis Hasil Pemeriksaan Tinea Kapitis • Papul kemerahan yg melebar membentuk bercak pucat dan bersisik. • Warna Rambut ke abu-abuan • Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya  alopesia • Black dot ring worm • Kerion : bisul-bisul kecil berkelompok dan kadang ditutupi sisik tebal Tinea Korporis • lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif disertai eritem, papul dan vesikel • bercak-bercak melebar dan dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Tinea Cruris • Makula yang eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif. • kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.
  • 40. Tinea Manus et Pedis • maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari IV dan jari V • Penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki • vesikel dan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Tinea Unguium • Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh subungual hiperkeratosis. • Dibawah kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung elemen jamur Tinea Barbae Superfisialis: Kelainan berupa gejala eritem, papul dan skuama yang mula-mula kecil selanjutnya meluas ke arah luar dan memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif Kerion: lesi-lesi eritematous ditutupi krusta atau abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi. Tinea Imbrikata Makula yang eritematous dengan skuama yang melingkar. Palpasi: terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pemeriksaan Fisik
  • 41. Pemeriksaan Penunjang 1. kerokan dari tepi lesi yang meninggi atau aktif . Larutan KOH 10%-20% menunjukkan hifa yang bercabang atau artospora yang khas pada infeksi dermatofita Dermatofitosis : Jamur sebagai hifa panjang, bersekat dan bercabang,putih kehijauan. Hifa kadang putus membentuk artrospora
  • 42. Pemeriksaan Penunjang 3. Pemeriksaan Lampu Wood Agar Sabouroud by Trichophyton 2. Kultur menumbuhkan jamur pada medium sabouroud
  • 43. Penatalaksanaan Non - Dermatofitosis 1. Pitiriasis versikolor Topikal: Sampo selenium sulfid 2,5%/ hari (2weeks) Sampo ketokonazol 2% diulangi slm 3 hr berturut-turut Sistemik: Ketokonazol oral 200 mg/ hr slm 7 hr 2. Folikulitis Malassezia Antimikotik oral Ketokonazol 200 g/hari (4 weeks) Itrakonazol 200 g/hari (2 weeks) Flukonazol 150g/minggu (4 weeks) 3. Piedra Potong rambut Larutan sublimat 1/2000 setiap hari 4. Tinea Nigra Palmaris anti jamur konvensional Kombinasi anti jamur dg keratolitk (salap salisil sulfur,whitfield)
  • 44. Penatalaksanaan Dermatofitosis Lokal: • Salap whitfield • Salap asam lemak tidak jenuh • Tolnaftat Sistemik: • Griseofulvin = anak : 10 - 25 mg/ kgBB (max. 1 g/ hr) dewasa : 500-1000mg/hari • Kortikosteroid (kerion stad.dini) Prednison 3x5 mg Prednisolon 3x4 mg / hari selama 2 minggu Diberikan bersama-sama dengan griseofulvin
  • 45. Pengobatan lokal : Imidazol &Triazol • Ketokonazol, Itrakonazol, Mikonazol 200mg/hr 3mgg • Mekanisme? Masuk ke dalam sel jamur dan merusak dinding sel • Sediaan : Tablet, krim (2x1 2-4mgg) • Derivat imidasol – Mikonasol (Jansen) – Ekonasol (Chilag-chemie) – Klotrimasol (Bayer, Schering) – Isokonasol (Schering)
  • 46. Pencegahan dan Edukasi Dermatofitosis dan Non - Dermatofitosis 1. Selalu menjaga higienitas perseorangan. 2. Menghindari kontak langsung dengan penderita. 3. Mengeringkan bagian-bagian lipatan tubuh setiap kali selesai mandi guna menghindari kelembaban. 4. Gunakan pakaian yang bersih dan menyerap keringat serta hindari penggunaan pakaian ketat. 5. Memperhatikan keadaan kucing dilingkungan sekitar 6. Jika berkeringat sebaiknya segera ganti dengan pakaian yang kering. 7. Hindari bertukar pakaian dengan teman atau orang lain karena tidak menutup kemungkinan jamur ditularkan melalui pakaian. 8. Usahakan mencuci tangan dan kaki dengan bersih secara rutin, dan pastikan sela-sela pada bagian tubuh kering agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur.
  • 47. Prognosis Non - Dermatofitosis • BAIK / SEMBUH • Hindari faktor predisposisi,bisa kambuh (Folikulitis Malassezia) • Pitiriasis versikolor : Lesi hipopigmentasi dpt bertahan – bbrp bulan setelah jamur negatif
  • 48. Prognosis Dermatofitosis • BAIK (SEMBUH) • bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. • Hindari faktor predisposisi dan selalu menjaga kelembapan dan kebersihan kulit.

Editor's Notes

  1. Biasanya terjadi pada orang-orang yang kurang menjaga kebersihan
  2. Saat terjadi infeksi, komponen permukaan dinding sel jamur dapat melekat pada sel inang. Polisakarida dinding sel (β-glucans) mengaktivasi komplemen dan menimbulkan reaksi inflamasi. Dinding sel melepaskan antigen imunodominan yang dapat menimbulkan respons imun seluler dan antibodi. Reseptor permukaan pada makrofag dan sel NK yang berperan dalam hal ini adalah dectin-1  (substansi mirip lektin, merupakan turunan ceramide) dan TLR-2 (toll-like receptor).   Akibat patogenitas fungi, terjadi mekanisme: Mikotoksikosis Hipersensitivitas Infeksi invasif atau kolonisasi   Pada individu yang sensitif dapat terjadi Hipersensitivitas I yang dimediasi IgE sehingga proses peradangan menjadi kronis.
  3. Jamur mencari makan ke jaringan yang sehat  central healing Skuama  enzim keratinisasi Vesikel atau papul  kalo disebabkan oleh jamur zoofilik (kalo disebabkan jamur antropopilik ga ada vesikel atau papul)
  4. Interpretasi Tinea kapitis ( M canis M . audouinii, M .rivalieri, M . distortum,M . ferrugineum dan Mgypseum) : hijau terang. Pitiriasis versikolor : putih kekuningan, orange tembaga, kuningkeemasan, atau putih kebiruan(metabolit koproporfirin).   Tinea favosa (Trichophyton schoenleinii) : biru suram / hijau suram(akibat metabolitpteridin). Eritrasma (C orynebacterium minutissimum): merah koral (metabolit porfirin). Infeksi pseudomonas : hijau (metabolit pioverdin atau fluoresein).
  5. U/ Tricophyton, Epidermophyton, Microsporum Mekanisme? Menghambat mitosis sel muda dengan mengganggu sintesis dan polimerasi asam nukleat Absorpsi ↑ jika dikonsumsi dengan makanan berlemak Anak : 10-25mg/kgBB/hari Dewasa : 500-1000mg/hari Efek baik trhdp jamur di kulit, rambut dan kuku Kulit : Gejala akan berkurang 48-96jam, biakan negatif stlh 1-2mgg, penyembuhan sempurna bbrp minggu, pengobatan 3-4mgg Telapak tangan & kaki : lebih lama bereaksi, 2-4mgg biakan baru negatif, pengobatan total 4-8mgg Kuku tangan : 4-6bln Kuku kaki : 6-12bln T.Rubrum & T.Mentagrovites dosisnya hrs lebih tinggi Kanididasis dan tinea versikolor tdk bs ditangani dengan obat ini Dosis dewasa bisa single dose atau jika tidak toleran, dibagi beberapa kali dosis
  6. Mikonazol cocok untuk ibu hamil Ketokonazol side effectnya bikin hati rusak