Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
7. Definisi Non - Dermatofitosis
• Penyakit yang terjadi pada kulit yang paling luar. Penyakit
yang disebabkan oleh jamur yang bukan golongan
dermatofita. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat
mengeluarkan enzim yang dapat mencerna keratin kulit
dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar
8. Klasifikasi Non - Dermatofitosis
Klasifikasi Penjelasan
Pitiriasis versikolor Sering disebut panu/Tinea versikolor
Infeksi kulit superficial kronik
Folikulitis Malassezia Penyakit kronis pada folikel pilosebasea
Piedra Piedra : infeksi jamur pada helai rambut
ditandai dg benjolan (nodul) sepanjang rambut
Piedra hitam : tinea nodosa,trikomikosis
nodularis
Piedra putih : trikosporosis nodosa
Tinea Nigra Palmaris Infeksi jamur superficial yg asimptomatik pada
startum korneum biasanya pada telapak tangan
9. Definisi Dermatofitosis
• Penyakit jamur pada jaringan yang menjadi zat tanduk,
seperti kuku, rambut, dan sratum korneum pada epidermis
yang disebabkan oleh jamur dermatofita
10. Klasifikasi Dermatofitosis berdasarkan lokasi
Klasifikasi Penjelasan
Tinea kapitis Dermatofitosis pada kulit & rambut kepala
Tinea barbe Dermatofitosis pada dagu dan jenggot
Tinea kruris Dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar
anus, bokong, terkadang sampai perut
bag.bawah
Tinea pedis et manum Dermatofitosis pada kaki dan tangan
Tinea unguinum Dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki
Tinea korporis Dermatofitosis pada bagian lain yang tidak
termasuk 5 bentuk tinea diatas
11. Tinea Korporis
Istilah khusus Penjelasan
Tinea imbrikata Dermatofitosis dengan susunan skuama yang
kosentris dan disebabkan oleh Tricophyton
concentricum
Tinea favosa/favus Dermatofitosis yang terutama disebabkan
oleh tricophyton schoenleini: secara klinis
antara lain berbentuk skutula dan berbau
seperti tikus (mousy odor)
Tinea fasialis, Tinea aksilaris Menunjukkan daerah kelainan
Tinea sirsinata Arkuata yang merupakan penamaan deskriptif
dari morfologinya
Tinea Inkognito Dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak
khas oleh karena telah diobati dengan steroid
topikal kuat
12. Etiologi Non - Dermatofitosis
Pitiriasis versikolor
E/: Malassezia spp (P.orbiculare/ovale)
Piedra hitam
E/: Piedraia hidrae (piedra hitam)
Piedra putih
E/: Tricosporon beigelii
Tinea Nigra Palmaris
E/: Hortaea werneckii/ Cladosporium werneckii
Folikulitis Malassezia
E/: Malassezia spp
13. 3 Genus Penyebab Dermatofitosis
Kuku kulit rambut
Trichophyton + + +
Microsporum + + +
Epidermophyton + + -
14. Penyebaran/Penjamu
• Geofilik : M . gypseum
• Zoofilik : M. canis
• Antropofilik:
– T. rubrum
– T. concentricum
– E. floccosum
15. Tinea kapitis
• Disebabkan oleh infeksi Trichopyton spp biasanya
menimbulkan bercak kecil di kepala dengan rambut yang
putus-putus tepat di permukan kulit.
21. Faktor Resiko
• Faktor penting yang berperan dalam penyebaran dermatofita ini
adalah kondisi kebersihan lingkungan yang buruk, dan kebiasaan
menggunakan pakaian yang ketat atau lembab.
• Obesitas dan diabetes melitus juga merupakan faktor resiko
tambahan oleh karena keadaan tersebut menurunkan imunitas
untuk melawan infeksi.
• Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun.
• Tinea kruris lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita.
• Kontak langsung dg penderita
23. Folikulitis Malassezia
Hospes memiliki faktor
predisposisi
Malassezia sp tumbuh
berlebihan di dalam
folikel
Folikel pecah
Peradangan terhadap
lemak bebas yang
dihasilkan oleh lipase
dari jamur
25. Tinea Nigra Palmaris
Jamur merupakan saprofit di
tanah,sampah,limbah,
tumbuhan busuk dan humus
Sebelumnya terdapat trauma
minor
Terjadi inokulasi jamur kedalam
trauma minor
26. Pitiriasis versikolor Folikulitis Malassezia
Gatal pada daerah predileksi
Papul dan pustul perifolikular
ukuran 2-3 mm
Peradangan minimal
Bercak-bercak berwarna-warni
Bentuk tidak teratur sampai teratur
Batas jelas sampai difus
Ditutupi sisik halus dengan rasa gatal
ringan
27. Piedra
A. Piedra hitam
rambut mudah patah saat
disisir.Selain itu terdengar suara
bunyi seperti kawat apabila rambut
disisir ( benjolan pada rambut)
B. Piedra putih
Gejala:benjolan yang berwarna putih
kekuningan/coklat muda yang tidak
begitu melekat pada rambut
Tinea Nigra Palmaris
• inkubasi 10-15 hari hingga 7
minggu
– Satu makula berbatas tegas
,berwarna coklat
kehitaman,tidak berskuama dan
asimptomatik(tidak nyeri/gatal)
– Lesi mula-mula kecil kemudian
dapat melebar,polisiklik
– Tidak terasa sakit dan tidak ada
tanda-tanda radang
– Kadang-kadang dapat meluas
sampai kepunggung,kaki dan
punggung tangan,bahkan dapat
menyebar keleher,dada dan
muka
28. Patogenesis Dermatofitosis
Jamur menempel
pada kulit & keadaan
kulit cocok + faktor
risiko
jamur tumbuh
Jamur mengeluarkan
suatu enzym
keratolitik
tumbuh &
berkembang dengan
subur
makanan yang baik
untuk jamur
Menghancurkan
keratin
Jamur bertambah
Enzym keratolitik
bertambah
makanan jamur juga
bertambah.
PENYAKIT SEMAKIN
LUAS
29.
30. Gejala Klinis Dermatofitosis
Tinea capitis
1. Grey Patch Ringworm
• dimulai dengan papul kecil
• kemudian melebar dan
membentuk bercak yang pucat dan
bersisik
• Gatal
• Warna rambut menjadi abu- abu
• Rambut mudah patah dan dicabut
dengan pinset tanpa rasa nyeri
• Alopesia
• Infeksi jamur bersifat eksotriks
2. Kerion
• Kelainan yang bersifat akut disertai
peradangan dan pembentukan
pustul
• Rambut mudah rontok
• Bersifat eksotriks
3. Black dot
• Bintik bintik hitam karena rambut
patah pada folikel
• Infeksi jamur bersifat endotriks
31. Tinea Unguinum
• Kuku rapuh dan berwarna kuning
• Bisa di mulai dari proksimal
(bentuk subungual proksimal) atau
distal (bentuk subungual distal)
Tinea Pedis
• Maserasi, deskuamasi pada telapak
dan sela- sela tangan kaki, gatal,
bagian tepi lebih aktif
Gejala Klinis Dermatofitosis
Tinea Korporis
•Lesi bulat atau lonjong berbatas tegas
terdiri atas eritema, skuama, kadang-
kadang dengan vesikel atau papul
ditepi
•Tepi bersifat aktif dibanding dengan
ditengah (central healing)
•Bisa terdapat lesi polisiklik
Tinea Cruris
• Lesi berbatas tegas dengan
peradangan pada tepi yang tampak
nyata daripada bagian tengahnya
(central healing)
• Squama halus
32. Diagnosis
Anamnesis
Identitas Nama/usia/pendidikan/pekerjaan/agama/alamat/suku/status pernikahan
Keluhan utama bercak merah bersisik/ gatal/kuku rusak atau berubah warna
Onset Akut/kronis
Lokasi kepala/ badan/ kaki/ tangan/ janggut/ kuku/ selangkangan/ sela – sela
jari
Kualitas gatal, merah (ring worm), bersisik, semakin luas
Kuantitas Gatal /nyeri nya tjd sepanjang hari? Kapan terasa lebih gatal ?
Kronologis Awal mulanya ? Lesi awal ? (dpt mengetahui faktor risiko) Awalnya
memakai celana jeans ketat & jarang dicuci
Memperingan/Memperberat garuk? Berkeringat? Daerah lembab? Terkena air?/ obat topikal?
Keluhan tambahan demam? (mengatahui apakah ada infeksi sekunder), rambut mudah
patah, pembesaran KGB
Tinjauan umum
TB/BB
Alergi Obat?makanan?suhu?
Nafsu makan Meningkat/menurun
33. Anamnesis
Tinjauan Khusus
RPD pernah sakit spt ini sebelumnya? Pernah sakit kulit sebelumnya?
Riwayat penyakit DM ?
RPK di lingkungan sekitar? Orang dalam satu rumah / keluarga?
RKP jarang pakai alas kaki? Jarang cuci baju? Pengguna pakaian
ketat terutama jeans? Sering pakai sepatu tertutup jangka lama,
punya binatang peliharaan? Berkebun atau bertani? Kebiasaan
memakai barang bersama? Sedang konsumsi obat ?
34. Pitiriasis versikolor
• Kadang ada rasa gatal bila berkeringat
Predileksi: badan bag.atas (leher,perut)
Bentuk klinis: Folikuler Plakat,makula
batas tegas,hiper/hipo pigmentasi
Bentuk lesi: tergantung warna kulit
penderita
Diagnosis: Sediaan langsung + lar KOH
10%
• Lampu wood fluoresensi kuning
keemasan
Folikulitis Malassezia
• Ada rasa gatal,mengenai dewasa
muda – usia pertengahan
Predileksi: dada,punggung,lengan atas
Bentuk klinis: Papul,pustul
perifolikular
Diagnosis:
• ditemukan sel ragi / blastospora
(KOH 10%)
• Histopatologi : organisme dlm
ostium folikel rambut,ruptur folikel
35. Piedra
Tanah,air tergenang,higienitas
Predileksi: p.hitam = rambut kepala
p.putih = rambut aksila genital,jenggot
Bentuk lesi :
p.hitam = nodul hitam lonjong, keras,
multipel, milier
p.putih = nodul lunak,multipel, putih –
coklat muda
Diagnosis:
• Sediaan langsung + lar KOH 10% =
anyaman padat hifa,regular seperti
semen,bag.tepi :
artrokonidia,askospora
• Lampu wood
Tinea Nigra Palmaris
• Penderita < 19 thn
Predileksi: telapak tangan
Bentuk lesi : makula coklat hitam,batas
tegak,tanpa sisik
Diagnosis:
• Sediaan langsung + lar KOH 10% =
hifa bercabang,sekat warna coklat
muda – hijau tua
• Agar Sabouraud : koloni semula
menyerupai ragi , koloni filamen
warna hijau tua/hitam
36. Pemeriksaan
Penunjang
Non - dermatofitosis
Kerokan kulit
Larutan
KOH 10%-
20%
Kultur
Agar
Sabouroud
Lampu wood
Histopatologi
Larutan KOH 20% + tinta parker
biru-hitam, tampak spora
bulat/blastospora dan hifa
pendek berkelompok.
Gambaran khas pada infeksi
non-dermatofita
37. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi :
1. Warna kulit
2. Perubahan Warna kulit
3. Effloresensi
Jenis plak eritem dengan skuama halus
Lokasi inguinal (contoh)
Penyebaran regional
Susunan sirsinar
Bentuk bulat
Ukuran plakat
Batas tegas
Tepi aktif, teratur, tidak menonjol
Tengah central healing, tidak menonjol
Permukaan verukosa
38. • Palpasi
1. Kelembaban : lembab
2. Suhu : hangat
3. Tekstur : kasar
4. Turgor : normal
5. Permukaan : verukosa
Pemeriksaan Fisik
39. Pemeriksaan Fisik
Dermatofitosis Hasil Pemeriksaan
Tinea Kapitis • Papul kemerahan yg melebar membentuk bercak pucat dan
bersisik.
• Warna Rambut ke abu-abuan
• Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya alopesia
• Black dot ring worm
• Kerion : bisul-bisul kecil berkelompok dan kadang ditutupi sisik
tebal
Tinea Korporis • lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif disertai
eritem, papul dan vesikel
• bercak-bercak melebar dan dapat memberi gambaran yang
polisiklis, arsiner, atau sinsiner.
Tinea Cruris • Makula yang eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi
ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif.
• kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya
makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.
40. Tinea Manus et Pedis • maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari
IV dan jari V
• Penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki
dan punggung kaki
• vesikel dan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit,
diserta perasaan gatal yang hebat.
Tinea Unguium • Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan
disertai oleh subungual hiperkeratosis.
• Dibawah kuku tampak adanya detritus yang banyak
mengandung elemen jamur
Tinea Barbae Superfisialis: Kelainan berupa gejala eritem, papul dan skuama
yang mula-mula kecil selanjutnya meluas ke arah luar dan
memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif
Kerion: lesi-lesi eritematous ditutupi krusta atau abses kecil dengan
permukaan membasah oleh karena erosi.
Tinea Imbrikata Makula yang eritematous dengan skuama yang melingkar.
Palpasi: terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam.
Pemeriksaan Fisik
41. Pemeriksaan Penunjang
1. kerokan dari tepi lesi yang meninggi atau aktif .
Larutan KOH 10%-20% menunjukkan hifa yang
bercabang atau artospora yang khas pada infeksi
dermatofita
Dermatofitosis : Jamur sebagai hifa panjang,
bersekat dan bercabang,putih kehijauan. Hifa
kadang putus membentuk artrospora
44. Penatalaksanaan Dermatofitosis
Lokal:
• Salap whitfield
• Salap asam lemak tidak jenuh
• Tolnaftat
Sistemik:
• Griseofulvin = anak : 10 - 25 mg/ kgBB (max. 1 g/ hr)
dewasa : 500-1000mg/hari
• Kortikosteroid (kerion stad.dini)
Prednison 3x5 mg
Prednisolon 3x4 mg / hari selama 2 minggu
Diberikan bersama-sama dengan griseofulvin
45. Pengobatan lokal : Imidazol &Triazol
• Ketokonazol, Itrakonazol, Mikonazol
200mg/hr 3mgg
• Mekanisme? Masuk ke dalam sel jamur dan merusak dinding sel
• Sediaan : Tablet, krim (2x1 2-4mgg)
• Derivat imidasol
– Mikonasol (Jansen)
– Ekonasol (Chilag-chemie)
– Klotrimasol (Bayer, Schering)
– Isokonasol (Schering)
46. Pencegahan dan Edukasi Dermatofitosis dan Non - Dermatofitosis
1. Selalu menjaga higienitas perseorangan.
2. Menghindari kontak langsung dengan penderita.
3. Mengeringkan bagian-bagian lipatan tubuh setiap kali selesai mandi guna menghindari
kelembaban.
4. Gunakan pakaian yang bersih dan menyerap keringat serta hindari penggunaan pakaian
ketat.
5. Memperhatikan keadaan kucing dilingkungan sekitar
6. Jika berkeringat sebaiknya segera ganti dengan pakaian yang kering.
7. Hindari bertukar pakaian dengan teman atau orang lain karena tidak menutup kemungkinan
jamur ditularkan melalui pakaian.
8. Usahakan mencuci tangan dan kaki dengan bersih secara rutin, dan pastikan sela-sela pada
bagian tubuh kering agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur.
47. Prognosis Non - Dermatofitosis
• BAIK / SEMBUH
• Hindari faktor predisposisi,bisa kambuh (Folikulitis
Malassezia)
• Pitiriasis versikolor : Lesi hipopigmentasi dpt bertahan –
bbrp bulan setelah jamur negatif
48. Prognosis Dermatofitosis
• BAIK (SEMBUH)
• bila pengobatan dilakukan menyeluruh,
tekun, dan konsisten.
• Hindari faktor predisposisi dan selalu
menjaga kelembapan dan kebersihan kulit.
Editor's Notes
Biasanya terjadi pada orang-orang yang kurang menjaga kebersihan
Saat terjadi infeksi, komponen permukaan dinding sel jamur dapat melekat pada sel inang. Polisakarida dinding sel (β-glucans) mengaktivasi komplemen dan menimbulkan reaksi inflamasi. Dinding sel melepaskan antigen imunodominan yang dapat menimbulkan respons imun seluler dan antibodi. Reseptor permukaan pada makrofag dan sel NK yang berperan dalam hal ini adalah dectin-1 (substansi mirip lektin, merupakan turunan ceramide) dan TLR-2 (toll-like receptor).
Akibat patogenitas fungi, terjadi mekanisme:
Mikotoksikosis
Hipersensitivitas
Infeksi invasif atau kolonisasi
Pada individu yang sensitif dapat terjadi Hipersensitivitas I yang dimediasi IgE sehingga proses peradangan menjadi kronis.
Jamur mencari makan ke jaringan yang sehat central healing
Skuama enzim keratinisasi
Vesikel atau papul kalo disebabkan oleh jamur zoofilik (kalo disebabkan jamur antropopilik ga ada vesikel atau papul)
Interpretasi
Tinea kapitis ( M canis M . audouinii, M .rivalieri, M . distortum,M . ferrugineum dan Mgypseum) : hijau terang.
Pitiriasis versikolor : putih kekuningan, orange tembaga, kuningkeemasan, atau putih kebiruan(metabolit koproporfirin).
Tinea favosa (Trichophyton schoenleinii) : biru suram / hijau suram(akibat metabolitpteridin).
Eritrasma (C orynebacterium minutissimum): merah koral (metabolit porfirin).
Infeksi pseudomonas : hijau (metabolit pioverdin atau fluoresein).
U/ Tricophyton, Epidermophyton, Microsporum
Mekanisme? Menghambat mitosis sel muda dengan mengganggu sintesis dan polimerasi asam nukleat
Absorpsi ↑ jika dikonsumsi dengan makanan berlemak
Anak : 10-25mg/kgBB/hari
Dewasa : 500-1000mg/hari
Efek baik trhdp jamur di kulit, rambut dan kuku
Kulit : Gejala akan berkurang 48-96jam, biakan negatif stlh 1-2mgg, penyembuhan sempurna bbrp minggu, pengobatan 3-4mgg
Telapak tangan & kaki : lebih lama bereaksi, 2-4mgg biakan baru negatif, pengobatan total 4-8mgg
Kuku tangan : 4-6bln
Kuku kaki : 6-12bln
T.Rubrum & T.Mentagrovites dosisnya hrs lebih tinggi
Kanididasis dan tinea versikolor tdk bs ditangani dengan obat ini
Dosis dewasa bisa single dose atau jika tidak toleran, dibagi beberapa kali dosis
Mikonazol cocok untuk ibu hamil
Ketokonazol side effectnya bikin hati rusak