SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Christianto Nugroho S.Kep.Ns.M.Kep
 Peradangan kulit yang melibatkan
perangsangan berlebihan (alergi)
 Melibatkan limfosit dan sel mast
 Histamin dari sel mast menyebabkan rasa
gatal dan eritema
 Sering dijumpai pada bayi, anak terkadang
menetap sampai dewasa
 Gambaran klinis
 Eritema disertai lesi krusta dan basah pada
bayi, lesi sering muncul diwajah dan bokong
pada anak yang lebih tua
 Remaja lebih sering muncul ditangan dan kaki,
dibelakang lutut dan dilipat siku
 Pruritus hebat
 Penatalaksanaan
 Hindari dari iritan atau alergan
 Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa
gatal
 Kompres dingin untuk mengurangi peradangan
 Steroid topical dosis rendah
 Peradangan kulit akut atau kronik akibat terpapar
dengan iritan atau alergen
 Lokasi dermatitis sesuai dengan tempat
terpapar/pajanan
 Respon hipersensitif tipe IV (bersifat lambat <
24 jam dari kejadian)
 Gambaran klinis
 Adanya papul, eritema & vesikel basah didaerah kontak.
Vesikel pecah dan membentuk krusta. Pruritus mungkin
sangat hebat
 Penatalaksanaan
 Identifikasi penyebab dermatitis
 Kompres dingin untuk kurangi peradangan
 Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek seperti
steroid untuk hentikan radang
 Infeksi lapisan dermis atau subcutaneus oleh
bakteri
 Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di
kulit
 Biasanya disebabkan oleh streptococcus
phyogenes
 Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene,
abses menyebar dan sepsis
 Gambaran klinis
 Daerah kemerahan membengkak di kulit serta
terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan
nyeri bila dipegang
 Penatalaksanaan
 Antibiotik sistemik
 Disebabkan oleh virus varicella
 Terjadi pada pasien dengan penurunan imunitas
seperti leukemia, lymphoma, AIDS
 Tzank’s Smear untuk mengetahui “multinucleated
giant cell”
 Gambaran klinis
Vesikel berbentuk unilateral sepanjang saraf kranial &
spinal melalui dermatom saraf
Adanya nyeri, gatal, & hepersyhsia
Dapat berkembang menjadi krusta & ulcer disuperficial
membran mukosa
 Penatalaksanaan
Acyclovir (Zovirax) anti virus
Kompres dingin untuk mengurangi nyeri
Cegah infeksi tambahan
 Disebabkan oleh virus herpes simplex
 Vesikel yang terbentuk diikuti oleh perasaan
terbakar dan gatal
 Eksudat jernih diikuti krusta
 Biasanya di daerah hidung, pipi, leher, telinga, dan
genitalia
 Penatalaksanaan
 pemberian topikal anastesi dan nyeri
 Acylclovir (anti virus)
 Hindari dari matahari
 Tingkatkan kebersihan diri
 HIndari kontak pada daerah luka
 Definisi
Sindrom yang yang mengenai kulit, selaput
lendir di orifisium, dan mata dengan KU
bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan
pada k ulit berupa eritema, vesikal/bula,
dapat disertai purpura
 Etiologi
 Alergi Obat (penisilin & semisintetiknya, streptomisin,
sulfonamide, tetrasiklin, antipiretik/analgesik(e.g.
derivate salisil/pirazolon, metamizol, metapiron,
parasetamol), klorpomasin, karbamazepin, klinin,
antipirin, tegretol dan jamur
 Infeksi
 Keganasan
 Dll.
 Reaksi tipe III
Terbentuknya kompleks antigen-antibody mikro presipitasi
Mengkativasi sist. Komplemen C 657 (kemotaksis leukosit)
Menarik neutrofil dari sirkulasi akumulasi neutrofil
Melepaskan lisosim leukosit
Kerusakan jaringan pada organ sasaran
 Reaksi tipe IV
Limposit T yang tersensilitasi berkontak kembali
dengan antigen yang sama
Limfokin dikeluarkan reaksi peradangan
 KU bervariasi dari ringan sampai berat
 Pada kondisi berat kesadaran menurun,
penderita dapat soporus s/d koma
 Mulainya penyakit akut : demam tinggi,
malaise, nyri kepala, batuk pilek dan nyeri
tenggorokan
 Adanya trias kelainan: kelainan kulit, mata,
dan selaput lendir di orifisium
 Kelainan kulit
Eritema
Vesikel dan bulla (dapat pecah menjadi erosi yang luas
dan purpura)
 Kelainan selaput lendir
 Mukosa bibir (100%), biasanya krusta hitam yang
tebal
Lubang alat genitalia (50 %)
Lubang hidung dan anus (8% dan 4 %)
Di faring, traktus respiratorius bag. Atas dan esophagus
Stomatitis
Kelainan berupa vesikel dan bula dapat pecah
erosi, eksoriasi dan krusta kehitaman
 Kelainan mata
80 % diantara semua kasus
Konjungtivitis purulen
Perdarahan
Ulkus kornea
Iritis
 Pemeriksaan laboratorium
Tidak khas
Leokositosis Infeksi
Eusinofilia Alergi
 Jika KU baik, lesi tidak menyeluruh prednisolon 30-40
mg/hari
 Jika KU buruk, lesi menyeluruh kortikosteroid (life
saving)
 Deksametason IV dosis permulaan 4-6 x 5 mg
 Setelah 2-3 hari dan keadaan membaik dosis diturunkan
5 mg/hari
 Diganti dengan kortikosteroid, prednisolon 20 mg lalu 10
mg
 Antibiotik siprofloxasin 2x400 mg IV, klindamisisn 2x600
mg IV, Gentamisisn 2x80 mg
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
 Diet rendah garam dan tinggi protein
 Terapi topical untuk lesi dimulut dan dikulit
 Kerusakan integritas kulit b.d kulit kering
 Resiko kerusakan kulit b.d terekpos alergen
 Gangguan rasa nyaman b.d penanggulangan
pruritus inadekuat
 Resiko infeksi b.d eksoriasi kulit, penurunan
pertahanan tehadap virus, jamur, organisme
staphylocoocus
 Gangguan citra tubuh b.d lesi tubuh, respon
signifikan dari orang lain terhadap penampilan
diri
Black & Mattasin. 2005. Medical Surgical Nursing, Clinical
Management For Continuity Of Care, Seventh Ed. Philadelphia:
W.B Saunders Company
Gould, B.E. 2006. PATHOPHYSIOLOGI for Health Professions. Third
Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Polaski & Tatro. 2006. Luckmann’s Core Principles and Practie of
Medical Surgical Nursing. Third Ed. Philadelphia: W.B Saunders
Company
Dermatitis Kontak dan Alergi Kulit

More Related Content

What's hot (16)

Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Berbagai jenis penyakit kulit dan obatnya
Berbagai jenis penyakit kulit dan obatnyaBerbagai jenis penyakit kulit dan obatnya
Berbagai jenis penyakit kulit dan obatnya
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
Urtikaria
 
kelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulitkelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulit
 
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
 
Bisulan
BisulanBisulan
Bisulan
 
furunkel
furunkelfurunkel
furunkel
 
Askep gigitan ular
Askep gigitan ularAskep gigitan ular
Askep gigitan ular
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
 
Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
Tinea favosa
Tinea favosaTinea favosa
Tinea favosa
 
Bisul AKPER PEMKAB MUNA
Bisul AKPER PEMKAB MUNA Bisul AKPER PEMKAB MUNA
Bisul AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Leaflet dermatitis
Leaflet dermatitisLeaflet dermatitis
Leaflet dermatitis
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 

Viewers also liked (20)

Penyakit kulit
Penyakit kulitPenyakit kulit
Penyakit kulit
 
Kulit (skin)
Kulit (skin)Kulit (skin)
Kulit (skin)
 
Gaky
GakyGaky
Gaky
 
Sle
SleSle
Sle
 
Penanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis AtopikPenanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis Atopik
 
Penyakit kulit alergi
Penyakit kulit alergi Penyakit kulit alergi
Penyakit kulit alergi
 
Reaksi alergi
Reaksi alergiReaksi alergi
Reaksi alergi
 
BARRIER FUCTION1
BARRIER FUCTION1BARRIER FUCTION1
BARRIER FUCTION1
 
Alat Indra : Kulit dan Lidah
Alat Indra : Kulit dan LidahAlat Indra : Kulit dan Lidah
Alat Indra : Kulit dan Lidah
 
Askep anemia
Askep anemia Askep anemia
Askep anemia
 
Alergi dan hipersensitivitas
Alergi dan hipersensitivitasAlergi dan hipersensitivitas
Alergi dan hipersensitivitas
 
Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
 
Atopic dermatitis update
Atopic dermatitis  updateAtopic dermatitis  update
Atopic dermatitis update
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumen
 
Anatomi kulit & fisiologi penyembuhan luka
Anatomi kulit & fisiologi penyembuhan lukaAnatomi kulit & fisiologi penyembuhan luka
Anatomi kulit & fisiologi penyembuhan luka
 
Anatomi dan Fisiologi Kulit Manusia
Anatomi dan Fisiologi Kulit ManusiaAnatomi dan Fisiologi Kulit Manusia
Anatomi dan Fisiologi Kulit Manusia
 
9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencing9. penyakit ginjal dan saluran kencing
9. penyakit ginjal dan saluran kencing
 
Plantar Fasciitis Treatment Guide
 Plantar Fasciitis Treatment Guide Plantar Fasciitis Treatment Guide
Plantar Fasciitis Treatment Guide
 
Alergi
AlergiAlergi
Alergi
 

Similar to Dermatitis Kontak dan Alergi Kulit

ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptxASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptxNengAnnisFathia
 
1587128014131 presentasi abses pedis
1587128014131 presentasi abses pedis1587128014131 presentasi abses pedis
1587128014131 presentasi abses pedisConsita Victoria
 
Infeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptxInfeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptxInezTasya3
 
Sl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatSl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatElyas Andi
 
Sl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatSl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatElyas Andi
 
Sl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatSl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatElyas Andi
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxAhmadAnshori12
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitMeta A
 
Penyakit Bula
Penyakit BulaPenyakit Bula
Penyakit BulaMeta A
 
DERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdfDERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdfZaidHidayah
 
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxSwamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxklinikmora
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Teye Onti
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Teye Onti
 

Similar to Dermatitis Kontak dan Alergi Kulit (20)

ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptxASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
 
1587128014131 presentasi abses pedis
1587128014131 presentasi abses pedis1587128014131 presentasi abses pedis
1587128014131 presentasi abses pedis
 
Infeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptxInfeksi Bakteri 210.pptx
Infeksi Bakteri 210.pptx
 
Kk
KkKk
Kk
 
Frambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptxFrambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptx
 
DERMATITIS.pptx
DERMATITIS.pptxDERMATITIS.pptx
DERMATITIS.pptx
 
Sl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatSl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obat
 
Sl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatSl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obat
 
Sl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obatSl erupsi akibat obat
Sl erupsi akibat obat
 
Kelainan kelopak
Kelainan kelopakKelainan kelopak
Kelainan kelopak
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptx
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
 
Empetigo
EmpetigoEmpetigo
Empetigo
 
Penyakit Bula
Penyakit BulaPenyakit Bula
Penyakit Bula
 
DERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdfDERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdf
 
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxSwamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
 
Insect Bite.pptx
Insect Bite.pptxInsect Bite.pptx
Insect Bite.pptx
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
 

More from materi-x2

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxSISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxmateri-x2
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikalmateri-x2
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralmateri-x2
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksimateri-x2
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomialmateri-x2
 
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)materi-x2
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarmateri-x2
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrinmateri-x2
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafanmateri-x2
 
Anatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulerAnatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulermateri-x2
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safetymateri-x2
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciumanmateri-x2
 
Analisis diskriptif
Analisis diskriptifAnalisis diskriptif
Analisis diskriptifmateri-x2
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratmateri-x2
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapanmateri-x2
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi matamateri-x2
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiahmateri-x2
 

More from materi-x2 (20)

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxSISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikal
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteral
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksi
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
Bidai
Bidai Bidai
Bidai
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafan
 
Anatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulerAnatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskuler
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciuman
 
Analisis diskriptif
Analisis diskriptifAnalisis diskriptif
Analisis diskriptif
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat darurat
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapan
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
 

Recently uploaded

KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 

Recently uploaded (13)

KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 

Dermatitis Kontak dan Alergi Kulit

  • 2.  Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan (alergi)  Melibatkan limfosit dan sel mast  Histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal dan eritema  Sering dijumpai pada bayi, anak terkadang menetap sampai dewasa
  • 3.
  • 4.  Gambaran klinis  Eritema disertai lesi krusta dan basah pada bayi, lesi sering muncul diwajah dan bokong pada anak yang lebih tua  Remaja lebih sering muncul ditangan dan kaki, dibelakang lutut dan dilipat siku  Pruritus hebat
  • 5.  Penatalaksanaan  Hindari dari iritan atau alergan  Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa gatal  Kompres dingin untuk mengurangi peradangan  Steroid topical dosis rendah
  • 6.
  • 7.  Peradangan kulit akut atau kronik akibat terpapar dengan iritan atau alergen  Lokasi dermatitis sesuai dengan tempat terpapar/pajanan  Respon hipersensitif tipe IV (bersifat lambat < 24 jam dari kejadian)
  • 8.  Gambaran klinis  Adanya papul, eritema & vesikel basah didaerah kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta. Pruritus mungkin sangat hebat  Penatalaksanaan  Identifikasi penyebab dermatitis  Kompres dingin untuk kurangi peradangan  Terapi anti inflamasi topikal jangka pendek seperti steroid untuk hentikan radang
  • 9.  Infeksi lapisan dermis atau subcutaneus oleh bakteri  Biasa terjadi setelah luka atau gigitan di kulit  Biasanya disebabkan oleh streptococcus phyogenes  Komplikasinya bisa menyebabkan gangrene, abses menyebar dan sepsis
  • 10.  Gambaran klinis  Daerah kemerahan membengkak di kulit serta terasa hangat dikulit serta terasa hangat dan nyeri bila dipegang  Penatalaksanaan  Antibiotik sistemik
  • 11.
  • 12.  Disebabkan oleh virus varicella  Terjadi pada pasien dengan penurunan imunitas seperti leukemia, lymphoma, AIDS  Tzank’s Smear untuk mengetahui “multinucleated giant cell”
  • 13.
  • 14.  Gambaran klinis Vesikel berbentuk unilateral sepanjang saraf kranial & spinal melalui dermatom saraf Adanya nyeri, gatal, & hepersyhsia Dapat berkembang menjadi krusta & ulcer disuperficial membran mukosa  Penatalaksanaan Acyclovir (Zovirax) anti virus Kompres dingin untuk mengurangi nyeri Cegah infeksi tambahan
  • 15.  Disebabkan oleh virus herpes simplex  Vesikel yang terbentuk diikuti oleh perasaan terbakar dan gatal  Eksudat jernih diikuti krusta  Biasanya di daerah hidung, pipi, leher, telinga, dan genitalia
  • 16.  Penatalaksanaan  pemberian topikal anastesi dan nyeri  Acylclovir (anti virus)  Hindari dari matahari  Tingkatkan kebersihan diri  HIndari kontak pada daerah luka
  • 17.  Definisi Sindrom yang yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan KU bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan pada k ulit berupa eritema, vesikal/bula, dapat disertai purpura
  • 18.
  • 19.  Etiologi  Alergi Obat (penisilin & semisintetiknya, streptomisin, sulfonamide, tetrasiklin, antipiretik/analgesik(e.g. derivate salisil/pirazolon, metamizol, metapiron, parasetamol), klorpomasin, karbamazepin, klinin, antipirin, tegretol dan jamur  Infeksi  Keganasan  Dll.
  • 20.  Reaksi tipe III Terbentuknya kompleks antigen-antibody mikro presipitasi Mengkativasi sist. Komplemen C 657 (kemotaksis leukosit) Menarik neutrofil dari sirkulasi akumulasi neutrofil Melepaskan lisosim leukosit Kerusakan jaringan pada organ sasaran
  • 21.  Reaksi tipe IV Limposit T yang tersensilitasi berkontak kembali dengan antigen yang sama Limfokin dikeluarkan reaksi peradangan
  • 22.  KU bervariasi dari ringan sampai berat  Pada kondisi berat kesadaran menurun, penderita dapat soporus s/d koma  Mulainya penyakit akut : demam tinggi, malaise, nyri kepala, batuk pilek dan nyeri tenggorokan  Adanya trias kelainan: kelainan kulit, mata, dan selaput lendir di orifisium
  • 23.  Kelainan kulit Eritema Vesikel dan bulla (dapat pecah menjadi erosi yang luas dan purpura)  Kelainan selaput lendir  Mukosa bibir (100%), biasanya krusta hitam yang tebal Lubang alat genitalia (50 %) Lubang hidung dan anus (8% dan 4 %) Di faring, traktus respiratorius bag. Atas dan esophagus Stomatitis Kelainan berupa vesikel dan bula dapat pecah erosi, eksoriasi dan krusta kehitaman
  • 24.  Kelainan mata 80 % diantara semua kasus Konjungtivitis purulen Perdarahan Ulkus kornea Iritis  Pemeriksaan laboratorium Tidak khas Leokositosis Infeksi Eusinofilia Alergi
  • 25.  Jika KU baik, lesi tidak menyeluruh prednisolon 30-40 mg/hari  Jika KU buruk, lesi menyeluruh kortikosteroid (life saving)  Deksametason IV dosis permulaan 4-6 x 5 mg  Setelah 2-3 hari dan keadaan membaik dosis diturunkan 5 mg/hari  Diganti dengan kortikosteroid, prednisolon 20 mg lalu 10 mg  Antibiotik siprofloxasin 2x400 mg IV, klindamisisn 2x600 mg IV, Gentamisisn 2x80 mg  Keseimbangan cairan dan elektrolit  Diet rendah garam dan tinggi protein  Terapi topical untuk lesi dimulut dan dikulit
  • 26.  Kerusakan integritas kulit b.d kulit kering  Resiko kerusakan kulit b.d terekpos alergen  Gangguan rasa nyaman b.d penanggulangan pruritus inadekuat  Resiko infeksi b.d eksoriasi kulit, penurunan pertahanan tehadap virus, jamur, organisme staphylocoocus  Gangguan citra tubuh b.d lesi tubuh, respon signifikan dari orang lain terhadap penampilan diri
  • 27. Black & Mattasin. 2005. Medical Surgical Nursing, Clinical Management For Continuity Of Care, Seventh Ed. Philadelphia: W.B Saunders Company Gould, B.E. 2006. PATHOPHYSIOLOGI for Health Professions. Third Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Polaski & Tatro. 2006. Luckmann’s Core Principles and Practie of Medical Surgical Nursing. Third Ed. Philadelphia: W.B Saunders Company