2. SUPERFISIAL
DERMATOFITOSIS
T. Kapitis
T. Korporis
T. Kruris
T. Pedis
T. Manus
T. Unguinum
NON DERMATOFITOSIS
Ptiriasis Versikolor
Piedra Hitam
Piedra Putih
Tinea Nigra Palmaris
Otomikosis
Kandidiasis
2
4. • Penyakit pada jaringan yang mengandung
Keratin yang disebabkan jamur golongan
dermatofita
Definisi &
Etiologi
• Epidermophyton
• Microsporon
• Trichophyton
Macam
genus
• Keratinofilik : untuk hidup membutuhkan
keratin
• Lipofilik: untuk hidup membutuhkan lemak
Sifat
Jamur
4
Dermatofitosis
5. 1. Antropofilik
Menyerang manusia, jarang mengenai hewan
Trichophyton spp.: T. rubrum, T. mentagrophytes (var. interdigitale), T.
schoenleinii, T. tonsurans, T. violaceum. Microsporum audouinii.
Epidermophyton floccosum
2. Geofilik
Tanah
Trichophyton spp.: T. equinum, T. mentagrophytes (var.
mentagrophytes), T. verrucosum. M. canis.
3. Zoofilik
Hewan (anjing, kucing, sapi, kuda, dll), dapat juga menyerang manusia
Microsporum spp.: M. gypseum, M. nanum
5
6. 6
Jamur menempel
dikulit
Keadaan kulit
cocok
Jamur tumbuh
dan
menghasilkan
enzym keratolitik
Keratin hancur
sebagai sumber
makanan jamur
Jamur semakin
bertambah
Enzym
bertambah,
makanan jamur
bertambah
Penyakit melebar
10. 10
Tinea
capitis
infeksi dermatofit yang terjadi
pada rambut dan kulit kepala
Trichophyton dan microsporum
Terjadi pada anak dan dewasa
Lesi dpt berupa papula sirsinar,
vesikel, pustula, dan skuama
Lesi melebar dgn gambaran
central healing
11. 11
Black dot
ringworm
T. tonsurans, T. violaceum
rambut rapuh, patah tepat di muara
folikel, tampak sbg bintik2 hitam
Lampu Wood: fluoresensi (-)
Gray patch
ringworm
M. audouinii/M.ferrugineum
papul eritem sktr btg rambut ,
bercak memucat & bersisik, rambut
abu2, tdk berkilat, mudah patah
Lampu wood: fluoresensi (+)
(hijau kekuningan)
N
O
N
I
N
F
L
A
M
T
I
O
N
12. 12
Kerion Celsi
M. canis, M. gypseum,
T. Mentagrophytes,
T. violaceum
pustular folikulitis, bentuk kerion.
Sebukan massa rambut yg patah
dan pus, limfadenopati. gatal,
demam & sakit
Lampu Wood: fluoresensi (+)/(-)
Tinea Favosa
T. schoenleini
Skutula, krusta bentuk mangkuk
berwarna merah kuning dan
berkembang mjd kuning
kecoklatan
Pada pengangkatan krusta
terlihat dasar yg cekung, merah,
basah dan berbau seperti tikus
,mousy odor
I
N
F
L
A
M
T
I
O
N
13. 14
T. mentagrophytes,
T. verucosum, M. canis,
T. violaceum, T.
schoenleini
Dikenal 3 tipe tinea barbae
1. Peradangan ≈ kerion celci
2. Tipe superfisial atau sikosis
3. Tipe menyebar sirsinata
Pada wajah unilateral lebih
sering melibatkan daerah
janggut dibandingkan area kumis
atau bibir atas.
T
I
N
E
A
B
A
R
B
A
E
14. TEMUAN KLINIS
TIPE
SUPER
FISIAL
TIPE
KERION
• lebih sedikit terjadi inflamasi
menyerupai tinea korporis atau
folikulitis bakterial.
• Tepi aktif dengan papul disekitar folikel
dan pustul disertai eritema ringan.
• Alopesia,bersifat reversible
• Strain zoofilik T. interdigitale atau T.
verrucosum
• Inflamasi,plak krusta basah dan cairan
seropurulen
• Rambut kusam, rapuh, dan mudah dicabut
• Pustul bergabung abses (pus, jalur
sinus, dan skar alopesia)
15. TINEA
CORPORIS
Infeksi dermatofita pd badan,
tungkai & lengan
M. canis,T. verruccosum,
E. floccosum, T. rubrum
Lesi bulat berbatas tegas, pada tepi
lesi tampak tanda radang lebih
aktif dan bagian tengah cenderung
menyembuh (central healing)
Lesi yang berdekatan dapat
bergabung membentuk pola gyrata
atau polisiklik
16
16. TINEA KRURIS
1
2
3
dermatofitosis pada lipatan paha, genitalia, area pubis, kulit
pada perineal dan perianal
• kontak langsung atau lewat benda-benda, kekambuhan
oleh karena oklusif dan udara yang lembab
• autoinfeksi dari infeksi langsung reservoir T.rubrum atau
T. interdigitale pada kaki.
>> laki-laki
dewasa >> dibandingkan anak-anak.
17. • Gambar klasik plak
anular berbatas tegas
dengan tepi skuama yang
meninggi menyebar
dari lipatan inguinal ke
paha bagian dalam, sering
bilateral.
19. •Tinea pedis dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak
kaki
•Tinea manum dermatofitosis pada telapak tangan dan area sela-sela jari pada
tangan.
•Infeksi dermatofitosis pada bagian dorsal dari kaki dan tangan dipertimbangkan
sebagai tinea korporis.
Tinea pedis juga disebut Athlete’s foot, ringworm of the foot, Jungle rot
• penggunaan alas kaki oklusif yang modern
• penggunaan kamar mandi umum, shower atau kolam renang
• faktor pejamu seperti individu dengan respon imun terhadap dermatofit juga
menentukan peran dalam menyebabkan tinea pedis
• Tinea pedis dan tinea manum disebabkan terutama oleh T. rubrum (paling
sering), T. interdigitale, dan E. floccosum.
20. TINEA MANUM
• kontak langsung manusia yang terinfeksi atau binatang, tanah, atau
melalui autoinokulasi
• paling sering hanya pada satu tangan (singular : tinea manus) yang terlibat
• bersamaan dengan infeksi pada kaki atau kuku kaki sindroma “ two
feet-one hand”.
• infeksi sekunder pada tangan dari luka garukan dan memegang kaki dan
kuku jari kaki yang terinfeksi.
• dicurigai pada individu dengan skuama kering pada telapak tangan atau
kaki, sering ditemukan pada daerah lipatan.
21. Dishidrosis/ eksematoid
• Bentuk akut berupa vesikel pada tangan
sisi lateral dan palmar jari-jari atau
telapak tangan disertai gatal dan rasa
terbakar
• Fase remisi dan eksaserbasi
Hiperkeratotik
• Berlangsung kronik, tak pernah sembuh
spontan
• Bila kronik dapat mengenai seluruh tangan
& tjd fisura
TINEA MANUM
22. Interdigitalis
• Antara jari IV-V – fisura dengan
skuama halus.
• Bau tidak enak
• Lesi yang meluas ke bawah jari dan telapak
kaki
Hiperkeratotik
• Pada daerah telapak kaki, tumit dan kaki
bagian lateral, seluruh tepi kaki didapatkan
skuama putih kering, relatif tidak
meradang atau eritem ringan pada
daerah tepi lesi , moccasin foot
Sub akut
• Di mulai dari sela jari yang meluas ke
punggung kaki atau ke telapak kaki dengan
vesikel/ vesiko-pustolosa, kadang bula
• Vesikel pecah terbentuk skuama yang
melingkar(koloret) 25
T
I
N
E
A
P
E
D
I
S
25. Infeksi dari distal &
lateral kuku;
klinis : hiperkeratosis
subungual &
onikolisis, penebalan
lempeng kuku,
diskromia unguium
kuku kekuningan
Onikomikosis subungual
distal lateral (OSDL)
• Infeksi dari lipat kuku
proksimal, melalui
kutikula & masuk ke
kuku yang baru terbentuk,
bergerak ke arah distal.
• Klinis: hiperkeratosis &
onikolisis proksimal,
destruksi lempeng kuku
proksimal.
• Paling jarang, tapi biasa
ditemukan pada penderita
AIDS.
Onikomikosis subungual
proksimal (OSP)
• invasi langsung
lapisan superfisial
lempeng kuku
• Klinis: bercak-bercak
keruhberbatas tegas yg
dpt berkonfluen. Kuku
mjd kasar, lunak dan
rapuh
• Disebut juga
leukonikia trikofita
Onikomikosis superfisial
putih (OSPT)
29
29. 34
• Tinea kapitis: hijau terang,
biru kehijauan
• Pitiriasis versikolor: kuning
keemasan
Fluoresensi
penyakit
jamur
• Garis-garis yang tersusun
dari hifa di antara sel-sel
epitel, bersepta dan
biasanya bercabang
• Artrospora
Hasil
pemeriksaan
mikroskopis
• Ektotrik: artrospora di
bagian luar batang rambut
• Endotrik: artrospora di
dalam batang rambut
Infeksi
jamur pada
rambut
31. Kerion :
diberikan prednison 3x5mg (2 minggu)
Griseofulvin (tetap diberikan 2 minggu setelah klinis sembuh)
Atau terbinafin (62,5-250mg)
36
32. PYTIRIASIS VERSICOLOR
Penyakit jamur superfisialis yang
kronik, biasanya tidak memberikan
keluhan subyektif.
Klinis : Makula hipopigmentasi atau
kecoklatan,multipel dengan squama
halus
Ketiak, lipat paha, lengan, tungkai
atas, leher, wajah dan kulit kepala
yang berambut
Faktor predisposisi :
Eksogen : faktor suhu, kelembaban
udara dan keringat
Endogen : defisiensi imun
Malassezia furfur (bersifat lipofilik)
dapat hasilkan asam decarboxylase
yang menghambat tyrosinase→
hypopigmentasi
Lampu wood: fluoresensi kuning
keemasan
Mikroskopis (KOH): meat ball and
spahetti
34. Topikal
Sampo selenium sulfid 2,5%
tiap hari selama 2 mgg
Semua golongan azol
(miconazol, ketokonazol dll)
Sampo ketokonazol 2%
diulangi selama 3 hari
berturut-turut
Solusio terbinafin 1%
2x/ hr selama 7 hr
Sistemik
Ketokonazol oral 200 mg
Tiap hr slm 7 hr
Itrakonazol oral 200-400 mg
Tiap hr slm 3-7 hr
Flukonazol 400 mg dosis
tunggal
39
35. kandidia
sis
kebanyakan
Candida
albicans
(flora normal mulut,
traktus digestivus &
vagina) , semi
anaerob,
mycelium :infeksi
kronis
yeast : infeksi akut
Daerah
intertrigeneu
s/ basah:
inguinal, infra
mamma, perianal,
interdigital, axilia,
sekitar mulut, genital
& sela kuku.
Faktor
Risiko:
faktor endogen dan
faktor eksogen
40
36. • Pacth eritem
yang ditutupi
pseudomembr
an,
• bila diangkat
nampak dasar
yang erosif
Kandidiasis Oral
• Patch eritem
yang melebar,
dikelilingi lesi
satelit
• ditengah lesi
nampak
erosif,
• di tepi lesi
terjadi
pengelupasan
tanpa
Kandidiasis kutan
• Nampak eritem dan
edema pada kulit
sekitar kuku
• bantal kuku (nail
bed) disertai gamb
kelainan jamur
• kuku menebal,
mengeras,
berlekuk-lekuk ,
warna kecoklatan,
tidak rapuh, tetap
mengkilat2, tidak
terdapat sisa
jaringan dibawah
Kandidiasis kuku
41
37. 42
• Eff :
pseudomembran,
putih, coklat
kelabu,
• selaput diangkat
dasar dari plak
basah, kemerahan
• Sakit dan panas
dimulut, mulut
bau asam
• Pada bayi dan
HIV AIDS
Thrush
atau
stomatitis
38. 43
•Eff: labia dan vulva
eritem, edem , terdapat
fluor albus mukopurulen
•Gatal daerah vulva
•Pada DM dan kehamilan
Vulvo
vaginitis
•Eff :Papul-papul
eritem, pustul,
vesikel, erosi pada
glans penis &
sulkus koronarius,
tampak hiperemis
•>> yang tidak di
sirkumsis dan
muncul setelah
berhubungandengan
wanita yang
terinfeksi
Balanopostitis
39. 44
• Eff: lesi eritematosus dan eksudasi
basah/ lembab, dikelilingi lesi satelit
papular
• Iokasi : pada lipat ketiak, inguinal,
payudara, intergluteal, interdigital,
glans penis & umbilikus.
• Nyeri, gatal , rasa terbakar
• Pada setiap liipatan dan Obesitas
Kandidiasis
kutis
intertriginosa
• Eff: Lesi ekzematoid, vesikel, pustul,
mengenai daerah yang luas.
• Mengenai kulit glabrosa, bisa akibat
perluasan kandidiasis
intertriginosa,juga di payudara,
intergluteal, dan umbilikus.
• Terjadi pada bayi yang ibunya
menderita vaginitis atau imunologik
Kandidiasis
kutis
generalisata
40. 45
•Eff: eritema, skuama & pustul satelit (khas),
dapat disertai skuama pada tepinya.
•Apabila kelainan tersebut menetap,
menimbulkan erosi superfisial yang nyeri
disebut sebagai erythema of Jacquet
•Bokong & daerah perianal pada bayi,
berhubungan dengan pemakaian popok,
Penyakit
popok
(kandidiasis
popok)
•Eff: papul hiperkeratotik yang ditutupi oleh
krusta tebal berwarna kuning kecoklatan
(granuloma).
•Kadang-kadang lesi tumbuh menonjol
hingga 2 cm menyerupai tanduk.
•>> pd anak-anak. Lesi umumnya mengenai
wajah, namun dapat juga timbul pada kulit
kepala berambut (scalp), jari tangan, badan,
kaki & faring.
Granuloma
kandida
41. 46
Invasi pada kuku yang telah onikolisis.
Hiperkeratosis subungual dgn massa
abu-abu kekuningan di bawahnya
kuku menebal, mengeras, berlekuk-
lekuk , warna kecoklatan, tidak rapuh,
tetap mengkilat2, tidak terdapat sisa
jaringan dibawah kuku
42. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
Topikal:
a. larutan ungu gentian ½ -1% untuk selaput lender,1-2%
untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
b. nistatin: berupa krim,salap,emulsi,
c. amfoterisin B
d. grup azol antara lain :
-Mikonazol 2 % berupa krim atau bedak.
-Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.
-Tiokonazol,bufonazol,isokonazol
-Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
-Antimikotik yang lain yang berspektrum luas
43. Sistemik :
Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,obat ini
tidak diserap oleh usus.
Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik.
Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500mg per vaginam dosis
tunggal atau dengan flukonazol 150mg dosis tunggal.
Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang
dewasa 2 x 100mg sehari, selama 3 hari.
49