SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
SUPERFISIAL
DERMATOFITOSIS
 T. Kapitis
 T. Korporis
 T. Kruris
 T. Pedis
 T. Manus
 T. Unguinum
NON DERMATOFITOSIS
 Ptiriasis Versikolor
 Piedra Hitam
 Piedra Putih
 Tinea Nigra Palmaris
 Otomikosis
 Kandidiasis
2
PROFUNDA
 Misetoma
 Kromomikosis
 Sporotrikosis
 Fikomikosis
 Rinosporodiosis
3
• Penyakit pada jaringan yang mengandung
Keratin yang disebabkan jamur golongan
dermatofita
Definisi &
Etiologi
• Epidermophyton
• Microsporon
• Trichophyton
Macam
genus
• Keratinofilik : untuk hidup membutuhkan
keratin
• Lipofilik: untuk hidup membutuhkan lemak
Sifat
Jamur
4
Dermatofitosis
1. Antropofilik
 Menyerang manusia, jarang mengenai hewan
 Trichophyton spp.: T. rubrum, T. mentagrophytes (var. interdigitale), T.
schoenleinii, T. tonsurans, T. violaceum. Microsporum audouinii.
Epidermophyton floccosum
2. Geofilik
 Tanah
 Trichophyton spp.: T. equinum, T. mentagrophytes (var.
mentagrophytes), T. verrucosum. M. canis.
3. Zoofilik
 Hewan (anjing, kucing, sapi, kuda, dll), dapat juga menyerang manusia
 Microsporum spp.: M. gypseum, M. nanum
5
6
Jamur menempel
dikulit
Keadaan kulit
cocok
Jamur tumbuh
dan
menghasilkan
enzym keratolitik
Keratin hancur
sebagai sumber
makanan jamur
Jamur semakin
bertambah
Enzym
bertambah,
makanan jamur
bertambah
Penyakit melebar
Langsung
Kontak dengan
penderita,
hewan yang
terinfeksi jamur
Tidak
langsung
Alat-alat
Skuama
melekat
7
8
Skuama /
papul
Tengah
menyembuh
Tepi aktif /
eritema
Bentuk
melingkar/
sirsinar
Gatal, saat
berkeringat
Tinea capitis : scalp, facialis, barbae
Tinea corporis: abdominal, thoracal, cervical
Tinea cruris : inguinal, gluteal, femoral
Tinea manus : interdigital, dorsum, plantar
Tinea pedis : interdigital, dorsum, plantar
Tinea unguium : onychomycosis
9
10
Tinea
capitis
infeksi dermatofit yang terjadi
pada rambut dan kulit kepala
Trichophyton dan microsporum
Terjadi pada anak dan dewasa
Lesi dpt berupa papula sirsinar,
vesikel, pustula, dan skuama
Lesi melebar dgn gambaran
central healing
11
Black dot
ringworm
T. tonsurans, T. violaceum
rambut rapuh, patah tepat di muara
folikel, tampak sbg bintik2 hitam
Lampu Wood: fluoresensi (-)
Gray patch
ringworm
M. audouinii/M.ferrugineum
papul eritem sktr btg rambut ,
bercak memucat & bersisik, rambut
abu2, tdk berkilat, mudah patah
Lampu wood: fluoresensi (+)
(hijau kekuningan)
N
O
N
I
N
F
L
A
M
T
I
O
N
12
Kerion Celsi
M. canis, M. gypseum,
T. Mentagrophytes,
T. violaceum
pustular folikulitis, bentuk kerion.
Sebukan massa rambut yg patah
dan pus, limfadenopati. gatal,
demam & sakit
Lampu Wood: fluoresensi (+)/(-)
Tinea Favosa
T. schoenleini
Skutula, krusta bentuk mangkuk
berwarna merah kuning dan
berkembang mjd kuning
kecoklatan
Pada pengangkatan krusta
terlihat dasar yg cekung, merah,
basah dan berbau seperti tikus
,mousy odor
I
N
F
L
A
M
T
I
O
N
14
T. mentagrophytes,
T. verucosum, M. canis,
T. violaceum, T.
schoenleini
Dikenal 3 tipe tinea barbae
1. Peradangan ≈ kerion celci
2. Tipe superfisial atau sikosis
3. Tipe menyebar sirsinata
Pada wajah unilateral lebih
sering melibatkan daerah
janggut dibandingkan area kumis
atau bibir atas.
T
I
N
E
A
B
A
R
B
A
E
TEMUAN KLINIS
TIPE
SUPER
FISIAL
TIPE
KERION
• lebih sedikit terjadi inflamasi
menyerupai tinea korporis atau
folikulitis bakterial.
• Tepi aktif dengan papul disekitar folikel
dan pustul disertai eritema ringan.
• Alopesia,bersifat reversible
• Strain zoofilik T. interdigitale atau T.
verrucosum
• Inflamasi,plak krusta basah dan cairan
seropurulen
• Rambut kusam, rapuh, dan mudah dicabut
• Pustul bergabung abses (pus, jalur
sinus, dan skar alopesia)
TINEA
CORPORIS
Infeksi dermatofita pd badan,
tungkai & lengan
M. canis,T. verruccosum,
E. floccosum, T. rubrum
Lesi bulat berbatas tegas, pada tepi
lesi tampak tanda radang lebih
aktif dan bagian tengah cenderung
menyembuh (central healing)
Lesi yang berdekatan dapat
bergabung membentuk pola gyrata
atau polisiklik
16
TINEA KRURIS
1
2
3
dermatofitosis pada lipatan paha, genitalia, area pubis, kulit
pada perineal dan perianal
• kontak langsung atau lewat benda-benda, kekambuhan
oleh karena oklusif dan udara yang lembab
• autoinfeksi dari infeksi langsung reservoir T.rubrum atau
T. interdigitale pada kaki.
>> laki-laki
dewasa >> dibandingkan anak-anak.
• Gambar klasik plak
anular berbatas tegas
dengan tepi skuama yang
meninggi  menyebar
dari lipatan inguinal ke
paha bagian dalam, sering
bilateral.
20
•Tinea pedis  dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak
kaki
•Tinea manum  dermatofitosis pada telapak tangan dan area sela-sela jari pada
tangan.
•Infeksi dermatofitosis pada bagian dorsal dari kaki dan tangan dipertimbangkan
sebagai tinea korporis.
Tinea pedis juga disebut Athlete’s foot, ringworm of the foot, Jungle rot
• penggunaan alas kaki oklusif yang modern
• penggunaan kamar mandi umum, shower atau kolam renang
• faktor pejamu seperti individu dengan respon imun terhadap dermatofit juga
menentukan peran dalam menyebabkan tinea pedis
• Tinea pedis dan tinea manum disebabkan terutama oleh T. rubrum (paling
sering), T. interdigitale, dan E. floccosum.
TINEA MANUM
• kontak langsung manusia yang terinfeksi atau binatang, tanah, atau
melalui autoinokulasi
• paling sering hanya pada satu tangan (singular : tinea manus) yang terlibat
• bersamaan dengan infeksi pada kaki atau kuku kaki sindroma “ two
feet-one hand”.
• infeksi sekunder pada tangan dari luka garukan dan memegang kaki dan
kuku jari kaki yang terinfeksi.
• dicurigai pada individu dengan skuama kering pada telapak tangan atau
kaki, sering ditemukan pada daerah lipatan.
Dishidrosis/ eksematoid
• Bentuk akut berupa vesikel pada tangan
sisi lateral dan palmar jari-jari atau
telapak tangan disertai gatal dan rasa
terbakar
• Fase remisi dan eksaserbasi
Hiperkeratotik
• Berlangsung kronik, tak pernah sembuh
spontan
• Bila kronik dapat mengenai seluruh tangan
& tjd fisura
TINEA MANUM
Interdigitalis
• Antara jari IV-V – fisura dengan
skuama halus.
• Bau tidak enak
• Lesi yang meluas ke bawah jari dan telapak
kaki
Hiperkeratotik
• Pada daerah telapak kaki, tumit dan kaki
bagian lateral, seluruh tepi kaki didapatkan
skuama putih kering, relatif tidak
meradang atau eritem ringan pada
daerah tepi lesi , moccasin foot
Sub akut
• Di mulai dari sela jari yang meluas ke
punggung kaki atau ke telapak kaki dengan
vesikel/ vesiko-pustolosa, kadang bula
• Vesikel pecah terbentuk skuama yang
melingkar(koloret) 25
T
I
N
E
A
P
E
D
I
S
26
27
Infeksi dari distal &
lateral kuku;
klinis : hiperkeratosis
subungual &
onikolisis, penebalan
lempeng kuku,
diskromia unguium 
kuku kekuningan
Onikomikosis subungual
distal lateral (OSDL)
• Infeksi dari lipat kuku
proksimal, melalui
kutikula & masuk ke
kuku yang baru terbentuk,
bergerak ke arah distal.
• Klinis: hiperkeratosis &
onikolisis proksimal,
destruksi lempeng kuku
proksimal.
• Paling jarang, tapi biasa
ditemukan pada penderita
AIDS.
Onikomikosis subungual
proksimal (OSP)
• invasi langsung
lapisan superfisial
lempeng kuku
• Klinis: bercak-bercak
keruhberbatas tegas yg
dpt berkonfluen. Kuku
mjd kasar, lunak dan
rapuh
• Disebut juga
leukonikia trikofita
Onikomikosis superfisial
putih (OSPT)
29
30
32
 Penegakan diagnosis mikosis:
 Anamnesis
 Klinis: efloresensi kulit/ UKK
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan penunjang:
 Lampu Wood (sinar UV 320-400 nm)
 Mikroskopis (KOH 10%, 30%)
 Kultur (Agar Sabouroud, Modifikasi Agar Sabouroud)
33
34
• Tinea kapitis: hijau terang,
biru kehijauan
• Pitiriasis versikolor: kuning
keemasan
Fluoresensi
penyakit
jamur
• Garis-garis yang tersusun
dari hifa di antara sel-sel
epitel, bersepta dan
biasanya bercabang
• Artrospora
Hasil
pemeriksaan
mikroskopis
• Ektotrik: artrospora di
bagian luar batang rambut
• Endotrik: artrospora di
dalam batang rambut
Infeksi
jamur pada
rambut
35
Medikamentosa :
- Topikal :
- Golongan azol :
ketokonazol, mikonazol
- Golongan Alillamin
terbinafin 1% krim
- lain-lain :
Whitfield salep (as. Benzoat dan as. salisilat).
Sistemik :
Ketokonazol 1x200mg (2-4 minggu),
Griseofulvin 125-500mg (4-6 minggu),
Itrakonazol 1x100mg(15 hari),
Terbinafin1x250mg(2-4minggu),
Kerion :
 diberikan prednison 3x5mg (2 minggu)
 Griseofulvin (tetap diberikan 2 minggu setelah klinis sembuh)
 Atau terbinafin (62,5-250mg)
36
PYTIRIASIS VERSICOLOR
Penyakit jamur superfisialis yang
kronik, biasanya tidak memberikan
keluhan subyektif.
Klinis : Makula hipopigmentasi atau
kecoklatan,multipel dengan squama
halus
Ketiak, lipat paha, lengan, tungkai
atas, leher, wajah dan kulit kepala
yang berambut
Faktor predisposisi :
Eksogen : faktor suhu, kelembaban
udara dan keringat
Endogen : defisiensi imun
Malassezia furfur (bersifat lipofilik)
dapat hasilkan asam decarboxylase
yang menghambat tyrosinase→
hypopigmentasi
Lampu wood: fluoresensi kuning
keemasan
Mikroskopis (KOH): meat ball and
spahetti
38
Topikal
Sampo selenium sulfid 2,5%
tiap hari selama 2 mgg
Semua golongan azol
(miconazol, ketokonazol dll)
Sampo ketokonazol 2%
diulangi selama 3 hari
berturut-turut
Solusio terbinafin 1%
2x/ hr selama 7 hr
Sistemik
Ketokonazol oral 200 mg
Tiap hr slm 7 hr
Itrakonazol oral 200-400 mg
Tiap hr slm 3-7 hr
Flukonazol 400 mg dosis
tunggal
39
kandidia
sis
kebanyakan
Candida
albicans
(flora normal mulut,
traktus digestivus &
vagina) , semi
anaerob,
mycelium :infeksi
kronis
yeast : infeksi akut
Daerah
intertrigeneu
s/ basah:
inguinal, infra
mamma, perianal,
interdigital, axilia,
sekitar mulut, genital
& sela kuku.
Faktor
Risiko:
faktor endogen dan
faktor eksogen
40
• Pacth eritem
yang ditutupi
pseudomembr
an,
• bila diangkat
nampak dasar
yang erosif
Kandidiasis Oral
• Patch eritem
yang melebar,
dikelilingi lesi
satelit
• ditengah lesi
nampak
erosif,
• di tepi lesi
terjadi
pengelupasan
tanpa
Kandidiasis kutan
• Nampak eritem dan
edema pada kulit
sekitar kuku
• bantal kuku (nail
bed) disertai gamb
kelainan jamur
• kuku menebal,
mengeras,
berlekuk-lekuk ,
warna kecoklatan,
tidak rapuh, tetap
mengkilat2, tidak
terdapat sisa
jaringan dibawah
Kandidiasis kuku
41
42
• Eff :
pseudomembran,
putih, coklat
kelabu,
• selaput diangkat
dasar dari plak
basah, kemerahan
• Sakit dan panas
dimulut, mulut
bau asam
• Pada bayi dan
HIV AIDS
Thrush
atau
stomatitis
43
•Eff: labia dan vulva
eritem, edem , terdapat
fluor albus mukopurulen
•Gatal daerah vulva
•Pada DM dan kehamilan
Vulvo
vaginitis
•Eff :Papul-papul
eritem, pustul,
vesikel, erosi pada
glans penis &
sulkus koronarius,
tampak hiperemis
•>> yang tidak di
sirkumsis dan
muncul setelah
berhubungandengan
wanita yang
terinfeksi
Balanopostitis
44
• Eff: lesi eritematosus dan eksudasi
basah/ lembab, dikelilingi lesi satelit
papular
• Iokasi : pada lipat ketiak, inguinal,
payudara, intergluteal, interdigital,
glans penis & umbilikus.
• Nyeri, gatal , rasa terbakar
• Pada setiap liipatan dan Obesitas
Kandidiasis
kutis
intertriginosa
• Eff: Lesi ekzematoid, vesikel, pustul,
mengenai daerah yang luas.
• Mengenai kulit glabrosa, bisa akibat
perluasan kandidiasis
intertriginosa,juga di payudara,
intergluteal, dan umbilikus.
• Terjadi pada bayi yang ibunya
menderita vaginitis atau imunologik
Kandidiasis
kutis
generalisata
45
•Eff: eritema, skuama & pustul satelit (khas),
dapat disertai skuama pada tepinya.
•Apabila kelainan tersebut menetap,
menimbulkan erosi superfisial yang nyeri
disebut sebagai erythema of Jacquet
•Bokong & daerah perianal pada bayi,
berhubungan dengan pemakaian popok,
Penyakit
popok
(kandidiasis
popok)
•Eff: papul hiperkeratotik yang ditutupi oleh
krusta tebal berwarna kuning kecoklatan
(granuloma).
•Kadang-kadang lesi tumbuh menonjol
hingga 2 cm menyerupai tanduk.
•>> pd anak-anak. Lesi umumnya mengenai
wajah, namun dapat juga timbul pada kulit
kepala berambut (scalp), jari tangan, badan,
kaki & faring.
Granuloma
kandida
46
Invasi pada kuku yang telah onikolisis.
Hiperkeratosis subungual dgn massa
abu-abu kekuningan di bawahnya
kuku menebal, mengeras, berlekuk-
lekuk , warna kecoklatan, tidak rapuh,
tetap mengkilat2, tidak terdapat sisa
jaringan dibawah kuku
 Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
 Topikal:
a. larutan ungu gentian ½ -1% untuk selaput lender,1-2%
untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
b. nistatin: berupa krim,salap,emulsi,
c. amfoterisin B
d. grup azol antara lain :
-Mikonazol 2 % berupa krim atau bedak.
-Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.
-Tiokonazol,bufonazol,isokonazol
-Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
-Antimikotik yang lain yang berspektrum luas
Sistemik :
 Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,obat ini
tidak diserap oleh usus.
 Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik.
 Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500mg per vaginam dosis
tunggal atau dengan flukonazol 150mg dosis tunggal.
 Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang
dewasa 2 x 100mg sehari, selama 3 hari.
49
50

More Related Content

Similar to 4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx

Similar to 4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx (20)

Modul 7 lbm 4 ukkie...
Modul  7 lbm 4   ukkie...Modul  7 lbm 4   ukkie...
Modul 7 lbm 4 ukkie...
 
cek cek cek.ppt
cek cek cek.pptcek cek cek.ppt
cek cek cek.ppt
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
 
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewanPenyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Kelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagiKelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagi
 
Kelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagiKelompok 2 pagi
Kelompok 2 pagi
 
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
 
2020_JAMUR.en.id.pdf
2020_JAMUR.en.id.pdf2020_JAMUR.en.id.pdf
2020_JAMUR.en.id.pdf
 
PF Kulit.pdf
PF Kulit.pdfPF Kulit.pdf
PF Kulit.pdf
 
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
Tinea kapitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Frambusia.pdf
Frambusia.pdfFrambusia.pdf
Frambusia.pdf
 
Frambusia.pptx
Frambusia.pptxFrambusia.pptx
Frambusia.pptx
 
Tinea kapitis
Tinea kapitisTinea kapitis
Tinea kapitis
 
Definisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermatoDefinisi etiologi non dermato dan dermato
Definisi etiologi non dermato dan dermato
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
 
Kelompok 3_Kelas B_Dermatofitosis-Tinea Unguium(1).pptx
Kelompok 3_Kelas B_Dermatofitosis-Tinea Unguium(1).pptxKelompok 3_Kelas B_Dermatofitosis-Tinea Unguium(1).pptx
Kelompok 3_Kelas B_Dermatofitosis-Tinea Unguium(1).pptx
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx

  • 1.
  • 2. SUPERFISIAL DERMATOFITOSIS  T. Kapitis  T. Korporis  T. Kruris  T. Pedis  T. Manus  T. Unguinum NON DERMATOFITOSIS  Ptiriasis Versikolor  Piedra Hitam  Piedra Putih  Tinea Nigra Palmaris  Otomikosis  Kandidiasis 2
  • 3. PROFUNDA  Misetoma  Kromomikosis  Sporotrikosis  Fikomikosis  Rinosporodiosis 3
  • 4. • Penyakit pada jaringan yang mengandung Keratin yang disebabkan jamur golongan dermatofita Definisi & Etiologi • Epidermophyton • Microsporon • Trichophyton Macam genus • Keratinofilik : untuk hidup membutuhkan keratin • Lipofilik: untuk hidup membutuhkan lemak Sifat Jamur 4 Dermatofitosis
  • 5. 1. Antropofilik  Menyerang manusia, jarang mengenai hewan  Trichophyton spp.: T. rubrum, T. mentagrophytes (var. interdigitale), T. schoenleinii, T. tonsurans, T. violaceum. Microsporum audouinii. Epidermophyton floccosum 2. Geofilik  Tanah  Trichophyton spp.: T. equinum, T. mentagrophytes (var. mentagrophytes), T. verrucosum. M. canis. 3. Zoofilik  Hewan (anjing, kucing, sapi, kuda, dll), dapat juga menyerang manusia  Microsporum spp.: M. gypseum, M. nanum 5
  • 6. 6 Jamur menempel dikulit Keadaan kulit cocok Jamur tumbuh dan menghasilkan enzym keratolitik Keratin hancur sebagai sumber makanan jamur Jamur semakin bertambah Enzym bertambah, makanan jamur bertambah Penyakit melebar
  • 7. Langsung Kontak dengan penderita, hewan yang terinfeksi jamur Tidak langsung Alat-alat Skuama melekat 7
  • 8. 8 Skuama / papul Tengah menyembuh Tepi aktif / eritema Bentuk melingkar/ sirsinar Gatal, saat berkeringat
  • 9. Tinea capitis : scalp, facialis, barbae Tinea corporis: abdominal, thoracal, cervical Tinea cruris : inguinal, gluteal, femoral Tinea manus : interdigital, dorsum, plantar Tinea pedis : interdigital, dorsum, plantar Tinea unguium : onychomycosis 9
  • 10. 10 Tinea capitis infeksi dermatofit yang terjadi pada rambut dan kulit kepala Trichophyton dan microsporum Terjadi pada anak dan dewasa Lesi dpt berupa papula sirsinar, vesikel, pustula, dan skuama Lesi melebar dgn gambaran central healing
  • 11. 11 Black dot ringworm T. tonsurans, T. violaceum rambut rapuh, patah tepat di muara folikel, tampak sbg bintik2 hitam Lampu Wood: fluoresensi (-) Gray patch ringworm M. audouinii/M.ferrugineum papul eritem sktr btg rambut , bercak memucat & bersisik, rambut abu2, tdk berkilat, mudah patah Lampu wood: fluoresensi (+) (hijau kekuningan) N O N I N F L A M T I O N
  • 12. 12 Kerion Celsi M. canis, M. gypseum, T. Mentagrophytes, T. violaceum pustular folikulitis, bentuk kerion. Sebukan massa rambut yg patah dan pus, limfadenopati. gatal, demam & sakit Lampu Wood: fluoresensi (+)/(-) Tinea Favosa T. schoenleini Skutula, krusta bentuk mangkuk berwarna merah kuning dan berkembang mjd kuning kecoklatan Pada pengangkatan krusta terlihat dasar yg cekung, merah, basah dan berbau seperti tikus ,mousy odor I N F L A M T I O N
  • 13. 14 T. mentagrophytes, T. verucosum, M. canis, T. violaceum, T. schoenleini Dikenal 3 tipe tinea barbae 1. Peradangan ≈ kerion celci 2. Tipe superfisial atau sikosis 3. Tipe menyebar sirsinata Pada wajah unilateral lebih sering melibatkan daerah janggut dibandingkan area kumis atau bibir atas. T I N E A B A R B A E
  • 14. TEMUAN KLINIS TIPE SUPER FISIAL TIPE KERION • lebih sedikit terjadi inflamasi menyerupai tinea korporis atau folikulitis bakterial. • Tepi aktif dengan papul disekitar folikel dan pustul disertai eritema ringan. • Alopesia,bersifat reversible • Strain zoofilik T. interdigitale atau T. verrucosum • Inflamasi,plak krusta basah dan cairan seropurulen • Rambut kusam, rapuh, dan mudah dicabut • Pustul bergabung abses (pus, jalur sinus, dan skar alopesia)
  • 15. TINEA CORPORIS Infeksi dermatofita pd badan, tungkai & lengan M. canis,T. verruccosum, E. floccosum, T. rubrum Lesi bulat berbatas tegas, pada tepi lesi tampak tanda radang lebih aktif dan bagian tengah cenderung menyembuh (central healing) Lesi yang berdekatan dapat bergabung membentuk pola gyrata atau polisiklik 16
  • 16. TINEA KRURIS 1 2 3 dermatofitosis pada lipatan paha, genitalia, area pubis, kulit pada perineal dan perianal • kontak langsung atau lewat benda-benda, kekambuhan oleh karena oklusif dan udara yang lembab • autoinfeksi dari infeksi langsung reservoir T.rubrum atau T. interdigitale pada kaki. >> laki-laki dewasa >> dibandingkan anak-anak.
  • 17. • Gambar klasik plak anular berbatas tegas dengan tepi skuama yang meninggi  menyebar dari lipatan inguinal ke paha bagian dalam, sering bilateral.
  • 18. 20
  • 19. •Tinea pedis  dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki •Tinea manum  dermatofitosis pada telapak tangan dan area sela-sela jari pada tangan. •Infeksi dermatofitosis pada bagian dorsal dari kaki dan tangan dipertimbangkan sebagai tinea korporis. Tinea pedis juga disebut Athlete’s foot, ringworm of the foot, Jungle rot • penggunaan alas kaki oklusif yang modern • penggunaan kamar mandi umum, shower atau kolam renang • faktor pejamu seperti individu dengan respon imun terhadap dermatofit juga menentukan peran dalam menyebabkan tinea pedis • Tinea pedis dan tinea manum disebabkan terutama oleh T. rubrum (paling sering), T. interdigitale, dan E. floccosum.
  • 20. TINEA MANUM • kontak langsung manusia yang terinfeksi atau binatang, tanah, atau melalui autoinokulasi • paling sering hanya pada satu tangan (singular : tinea manus) yang terlibat • bersamaan dengan infeksi pada kaki atau kuku kaki sindroma “ two feet-one hand”. • infeksi sekunder pada tangan dari luka garukan dan memegang kaki dan kuku jari kaki yang terinfeksi. • dicurigai pada individu dengan skuama kering pada telapak tangan atau kaki, sering ditemukan pada daerah lipatan.
  • 21. Dishidrosis/ eksematoid • Bentuk akut berupa vesikel pada tangan sisi lateral dan palmar jari-jari atau telapak tangan disertai gatal dan rasa terbakar • Fase remisi dan eksaserbasi Hiperkeratotik • Berlangsung kronik, tak pernah sembuh spontan • Bila kronik dapat mengenai seluruh tangan & tjd fisura TINEA MANUM
  • 22. Interdigitalis • Antara jari IV-V – fisura dengan skuama halus. • Bau tidak enak • Lesi yang meluas ke bawah jari dan telapak kaki Hiperkeratotik • Pada daerah telapak kaki, tumit dan kaki bagian lateral, seluruh tepi kaki didapatkan skuama putih kering, relatif tidak meradang atau eritem ringan pada daerah tepi lesi , moccasin foot Sub akut • Di mulai dari sela jari yang meluas ke punggung kaki atau ke telapak kaki dengan vesikel/ vesiko-pustolosa, kadang bula • Vesikel pecah terbentuk skuama yang melingkar(koloret) 25 T I N E A P E D I S
  • 23. 26
  • 24. 27
  • 25. Infeksi dari distal & lateral kuku; klinis : hiperkeratosis subungual & onikolisis, penebalan lempeng kuku, diskromia unguium  kuku kekuningan Onikomikosis subungual distal lateral (OSDL) • Infeksi dari lipat kuku proksimal, melalui kutikula & masuk ke kuku yang baru terbentuk, bergerak ke arah distal. • Klinis: hiperkeratosis & onikolisis proksimal, destruksi lempeng kuku proksimal. • Paling jarang, tapi biasa ditemukan pada penderita AIDS. Onikomikosis subungual proksimal (OSP) • invasi langsung lapisan superfisial lempeng kuku • Klinis: bercak-bercak keruhberbatas tegas yg dpt berkonfluen. Kuku mjd kasar, lunak dan rapuh • Disebut juga leukonikia trikofita Onikomikosis superfisial putih (OSPT) 29
  • 26. 30
  • 27. 32
  • 28.  Penegakan diagnosis mikosis:  Anamnesis  Klinis: efloresensi kulit/ UKK  Pemeriksaan penunjang  Pemeriksaan penunjang:  Lampu Wood (sinar UV 320-400 nm)  Mikroskopis (KOH 10%, 30%)  Kultur (Agar Sabouroud, Modifikasi Agar Sabouroud) 33
  • 29. 34 • Tinea kapitis: hijau terang, biru kehijauan • Pitiriasis versikolor: kuning keemasan Fluoresensi penyakit jamur • Garis-garis yang tersusun dari hifa di antara sel-sel epitel, bersepta dan biasanya bercabang • Artrospora Hasil pemeriksaan mikroskopis • Ektotrik: artrospora di bagian luar batang rambut • Endotrik: artrospora di dalam batang rambut Infeksi jamur pada rambut
  • 30. 35 Medikamentosa : - Topikal : - Golongan azol : ketokonazol, mikonazol - Golongan Alillamin terbinafin 1% krim - lain-lain : Whitfield salep (as. Benzoat dan as. salisilat). Sistemik : Ketokonazol 1x200mg (2-4 minggu), Griseofulvin 125-500mg (4-6 minggu), Itrakonazol 1x100mg(15 hari), Terbinafin1x250mg(2-4minggu),
  • 31. Kerion :  diberikan prednison 3x5mg (2 minggu)  Griseofulvin (tetap diberikan 2 minggu setelah klinis sembuh)  Atau terbinafin (62,5-250mg) 36
  • 32. PYTIRIASIS VERSICOLOR Penyakit jamur superfisialis yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif. Klinis : Makula hipopigmentasi atau kecoklatan,multipel dengan squama halus Ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, wajah dan kulit kepala yang berambut Faktor predisposisi : Eksogen : faktor suhu, kelembaban udara dan keringat Endogen : defisiensi imun Malassezia furfur (bersifat lipofilik) dapat hasilkan asam decarboxylase yang menghambat tyrosinase→ hypopigmentasi Lampu wood: fluoresensi kuning keemasan Mikroskopis (KOH): meat ball and spahetti
  • 33. 38
  • 34. Topikal Sampo selenium sulfid 2,5% tiap hari selama 2 mgg Semua golongan azol (miconazol, ketokonazol dll) Sampo ketokonazol 2% diulangi selama 3 hari berturut-turut Solusio terbinafin 1% 2x/ hr selama 7 hr Sistemik Ketokonazol oral 200 mg Tiap hr slm 7 hr Itrakonazol oral 200-400 mg Tiap hr slm 3-7 hr Flukonazol 400 mg dosis tunggal 39
  • 35. kandidia sis kebanyakan Candida albicans (flora normal mulut, traktus digestivus & vagina) , semi anaerob, mycelium :infeksi kronis yeast : infeksi akut Daerah intertrigeneu s/ basah: inguinal, infra mamma, perianal, interdigital, axilia, sekitar mulut, genital & sela kuku. Faktor Risiko: faktor endogen dan faktor eksogen 40
  • 36. • Pacth eritem yang ditutupi pseudomembr an, • bila diangkat nampak dasar yang erosif Kandidiasis Oral • Patch eritem yang melebar, dikelilingi lesi satelit • ditengah lesi nampak erosif, • di tepi lesi terjadi pengelupasan tanpa Kandidiasis kutan • Nampak eritem dan edema pada kulit sekitar kuku • bantal kuku (nail bed) disertai gamb kelainan jamur • kuku menebal, mengeras, berlekuk-lekuk , warna kecoklatan, tidak rapuh, tetap mengkilat2, tidak terdapat sisa jaringan dibawah Kandidiasis kuku 41
  • 37. 42 • Eff : pseudomembran, putih, coklat kelabu, • selaput diangkat dasar dari plak basah, kemerahan • Sakit dan panas dimulut, mulut bau asam • Pada bayi dan HIV AIDS Thrush atau stomatitis
  • 38. 43 •Eff: labia dan vulva eritem, edem , terdapat fluor albus mukopurulen •Gatal daerah vulva •Pada DM dan kehamilan Vulvo vaginitis •Eff :Papul-papul eritem, pustul, vesikel, erosi pada glans penis & sulkus koronarius, tampak hiperemis •>> yang tidak di sirkumsis dan muncul setelah berhubungandengan wanita yang terinfeksi Balanopostitis
  • 39. 44 • Eff: lesi eritematosus dan eksudasi basah/ lembab, dikelilingi lesi satelit papular • Iokasi : pada lipat ketiak, inguinal, payudara, intergluteal, interdigital, glans penis & umbilikus. • Nyeri, gatal , rasa terbakar • Pada setiap liipatan dan Obesitas Kandidiasis kutis intertriginosa • Eff: Lesi ekzematoid, vesikel, pustul, mengenai daerah yang luas. • Mengenai kulit glabrosa, bisa akibat perluasan kandidiasis intertriginosa,juga di payudara, intergluteal, dan umbilikus. • Terjadi pada bayi yang ibunya menderita vaginitis atau imunologik Kandidiasis kutis generalisata
  • 40. 45 •Eff: eritema, skuama & pustul satelit (khas), dapat disertai skuama pada tepinya. •Apabila kelainan tersebut menetap, menimbulkan erosi superfisial yang nyeri disebut sebagai erythema of Jacquet •Bokong & daerah perianal pada bayi, berhubungan dengan pemakaian popok, Penyakit popok (kandidiasis popok) •Eff: papul hiperkeratotik yang ditutupi oleh krusta tebal berwarna kuning kecoklatan (granuloma). •Kadang-kadang lesi tumbuh menonjol hingga 2 cm menyerupai tanduk. •>> pd anak-anak. Lesi umumnya mengenai wajah, namun dapat juga timbul pada kulit kepala berambut (scalp), jari tangan, badan, kaki & faring. Granuloma kandida
  • 41. 46 Invasi pada kuku yang telah onikolisis. Hiperkeratosis subungual dgn massa abu-abu kekuningan di bawahnya kuku menebal, mengeras, berlekuk- lekuk , warna kecoklatan, tidak rapuh, tetap mengkilat2, tidak terdapat sisa jaringan dibawah kuku
  • 42.  Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.  Topikal: a. larutan ungu gentian ½ -1% untuk selaput lender,1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari. b. nistatin: berupa krim,salap,emulsi, c. amfoterisin B d. grup azol antara lain : -Mikonazol 2 % berupa krim atau bedak. -Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim. -Tiokonazol,bufonazol,isokonazol -Siklopiroksolamin 1% larutan, krim -Antimikotik yang lain yang berspektrum luas
  • 43. Sistemik :  Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,obat ini tidak diserap oleh usus.  Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik.  Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500mg per vaginam dosis tunggal atau dengan flukonazol 150mg dosis tunggal.  Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x 100mg sehari, selama 3 hari. 49
  • 44. 50