Morfologi lesi kulit (efloresensi) & penulisan status dermatologikus

1. Status Dermatologikus
Peter Nugraha Soekmadji
Department of Dermatovenereology
Faculty of Medicine
Maranatha Christian University
Bandung

2. MORFOLOGI LESI KULIT
• Sinonim: efloresensi
• Terminologi bervariasi tergantung
institusi/negara
• Faktor penting dalam menentukan diagnosis
penyakit kulit & berkomunikasi dgn dokter
lainnya!!!

3. DAPATKAH ANDA
MENJELASKAN BENDA
INI KEPADA
SESEORANG YG TIDAK
MENGENAL APEL &
TIDAK DAPAT
MELIHATNYA???

4. Satu objek bulat mengilap,
terdapat lekukan kecil pd
puncaknya,
berukuran sekitar 8 cm,
berwarna merah dgn latar putih,
terpisah dari objek lainnya,
objek tsb menimbulkan bayangan

5. KARAKTERISTIK
• Satu: jumlah
• Terpisah: penyebaran
• Bulat dgn lekukan kecil pada puncaknya: bentuk
• Sekitar 8 cm: ukuran
• Latar belakang putih: batas
• Bayangan: elevasi
• Mengilap: tekstur
• Merah: warna

6. “to read words, one must recognize
letters;
to read the skin, one must recognize
the basic lesions.

7. KLASIFIKASI EFLORESENSI
• Primer: lesi kulit awal atau khas
• Sekunder: lesi kulit yg sudah mengalami
perubahan karena waktu atau faktor eksternal
(kadang hanya tampak efloresensi sekunder
shg dokter harus berusaha menyimpulkan
efloresensi primernya)
• Khusus

8. KLASIFIKASI EFLORESENSI
PRIMER SEKUNDER KHUSUS
Makula Skuama Komedo
Papula Krusta Milia
Plak Erosi Kanalikuli
Urtika Ekskoriasi Teleangiektasia
Nodulus Ulkus
Nodul Sikatriks
Kista Likenifikasi
Vesikel
Bula
Pustula

9. MAKULA
• Macule/patch (bercak)
• Perubahan warna kulit, datar
• Contoh: eritema, purpura (petekie, purpura,
ekimosis), hiperpigmentasi, hipopigmentasi,
depigmentasi, dll

14. Bagaimana cara membedakan
eritema & purpura?

15. Tes Diaskopi
Positif Negatif

16. PAPULA
• Papule (beruntus)
• Padat, menimbul, < ½ cm
• Dapat disebabkan: hiperplasia keratinosit,
infiltrat sel radang, deposit metabolik

20. PLAK
• Plaque (bercak menimbul/beruntus yg
bergabung)
• Padat, menimbul, > ½ cm, permukaan datar
(luas > tinggi)

23. URTIKA
• Wheal (bentol)
• Edema setempat, timbul mendadak, hilang
perlahan
• Menyerupai papula/plak
• Varian: angioedema (edema
lebih dalam)

25. NODUL
• Nodule (benjolan)
• Padat, menimbul, permukaan bulat/lonjong, <
½ cm: nodulus, > ½ cm: nodul
• Kelainan terletak lebih dalam
• Palpasi: suhu, konsistensi, fluktuasi, mobilitas,
nyeri tekan
• Varian: tumor, gumma

27. KISTA
• Cyst
• Ruang berdinding epitel, berisi cairan, sel,
atau produk sel
• Lunak, menimbul, permukaan bulat/lonjong

29. VESIKEL
• Vesicle (beruntus/gelembung berisi cairan
jernih)
• Gelembung berisi cairan serum, menimbul, <
½ cm
• Varian: vesikel hemoragik, vesikel
hipopion

30. BULA
• Bullae (lepuh)
• Vesikel > ½ cm
• Dapat tegang atau kendur tergantung
kedalaman lesi & volume cairan
• Tes Asboe Hansen & Nikolsky!
• Varian: bula hemoragik, bula
purulen, bula hipopion

32. PUSTULA
• Pustule (beruntus/gelembung berisi nanah)
• Vesikel berisi nanah
• Dapat steril atau mengandung bakteri

34. SKUAMA
• Scale (sisik)
• Stratum korneum yg terlepas
• Varian: pitiriasiformis, psoriasiformis,
iktiosiformis, kutikular, lamelar,
membranosa/eksfoliativa, keratotik, kolaret

37. KRUSTA
• Crust (keropeng)
• Cairan tubuh yg mengering
• Dasar dapat berupa erosi, ekskoriasi, atau
ulkus
• Varian: krusta serosa, krusta sanguinolenta,
krusta pustulosa, krusta medikamentosa

39. EROSI
• Erosion (lecet)
• Kehilangan jaringan yg tidak melampaui
stratum basalis, mengeluarkan cairan serosa
• Tidak menyebabkan sikatriks

41. EKSKORIASI
• Excoriation (garukan)
• Kehilangan jaringan yg mencapai stratum
papilare, menimbulkan bintik perdarahan,
mengeluarkan serum & darah

43. ULKUS
• Ulcer (borok)
• Kehilangan jaringan yg lebih dalam dari
ekskoriasi
– Tepi: rata, tidak rata, rolled
– Dinding: bergaung, tidak bergaung/punched out
– Dasar: bersih, kotor, jar. granulasi, jar. nekrotik
– Isi: pus, darah
• Menyebabkan sikatriks

45. FISURA
• Fissure/rhagades (kulit pecah-pecah)
• Erosi/ekskoriasi berbentuk linier
• Disebabkan tarikan jaringan sekitarnya
(penebalan kulit, kulit kering)

48. SIKATRIKS
• Scar (bekas luka/jaringan parut)
• Jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal,
permukaan licin, tak memiliki adneksa kulit
• Disebabkan proliferasi jaringan fibrosa yg
timbul bila terjadi luka yg mencapai dermis
pars retikulare
• Tipe: atrofi, eutrofi, hipertrofi
• Sikatriks hipertrofi berlebihan:
keloid

50. LIKENIFIKASI
• Lichenification
• Penebalan kulit disertai relief kulit yg semakin
jelas, menyerupai kulit pohon
• Perubahan kolagen pd dermis superfisial
akibat garukan berulang

51. KOMEDO
• Comedo (komedo/jerawat)
• Infundibulum folikel rambut yg tersumbat
keratin & sebum
• Tipe: terbuka (blackhead), tertutup
(whitehead)

52. MILIA
• Kista putih kecil berisi keratin

53. KANALIKULI
• Burrow (terowongan)
• Terowongan yg terbentuk karena infestasi
parasit, berbentuk linier

54. TELEANGIEKTASIA
• Dilatasi persisten kapiler superfisial dermis
• Tes diaskopi (+)

56. Dermatologic examination is like viewing a painting
First, one stands back & takes in the whole “canvas,” viewing the patient
from a few feet away, at which distance an overall assessment of the
patient’s general & cutaneous health may be made. One may note
such findings as skin color & turgor, presence of pallor or jaundice, degree
of sun damage & the overall number & location of lesions.
Next, one looks more closely at the “trees” or “mountains” that make up
the landscape, describing & categorizing the specific
lesions on the patient.
Finally, one may closely examine the details of the canvas, taking in the
texture & brush-strokes, using magnification to see the borders of a nevus
or compressing a lesion to see if it blanches.
Just as a knowledgeable viewer of art may recognize a work of Georges
Seurat by its tiny, dot-like brush strokes, an experienced observer of
the skin can recognize a melanoma by its asymmetry, irregular borders,
and multiple colors.

57. STATUS DERMATOLOGIKUS
• Distribusi: …
• Lokasi: a/r …
• Karakteristik lesi: jumlah, penyebaran, bentuk,
ukuran, batas, permukaan (elevasi), sifat
• Efloresensi: khusus, primer, sekunder

58. DISTRIBUSI
Lokalisata
(terbatas pd 1 regio)
Regional
(mengenai beberapa regio)

59. Generalisata
(hampir seluruh tubuh, lesi < 90%)
Universalis
(seluruh tubuh , lesi > 90%)
DISTRIBUSI

60. Karakteristik Distribusi
Truncal Akral

61. Karakteristik Distribusi
Fleksor Ekstensor

62. Karakteristik Distribusi
Photodistribution/
sun-exposed Sun-protected

63. Karakteristik Distribusi
Seboroik Intertriginosa

64. Karakteristik Distribusi
Zosteriformis/dermatomal Limfangitik

65. Karakteristik Distribusi
Blaschkoid Simetris

66. KARAKTERISTIK LESI
• Jumlah: soliter/multipel
• Penyebaran: diskret/konfluens
• Bentuk: reguler (bulat, lonjong, dsb)/ireguler
• Ukuran: … x … x … cm/
pungtata/miliar/gutata/lentikular/numular/
plakat
• Batas: sirkumskrip/difus
• Elevasi: menimbul/tidak menimbul
• Sifat: basah/kering

67. Jumlah
Soliter Multipel

68. Penyebaran
Diskret Konfluens

69. Bentuk
Bulat Lonjong

70. Susunan
Diskoid Anular

71. Susunan
Arsinar/arkuata Irisformis/target lesion

72. Susunan
Polisiklik Korimbiformis

73. Susunan
Linier Serpiginosa

74. Susunan
Retikuler Whorled

75. Susunan
Herpetiformis Scattered

76. Ukuran
Pungtata Miliar

77. Ukuran
Gutata Lentikular

78. Ukuran
Numular Plakat

79. Batas
Sirkumskrip Difus

80. Permukaan
Menimbul Tidak menimbul

81. Sifat
Basah Kering

82. “to read words, one must recognize
letters;
to read the skin, one must recognize
the basic lesions.
to understand a paragraph, one must
know how words are put together;
to arrive at a differential diagnosis, one
must know what the basic lesions
represent, how they evolve, and how
they are arranged and distributed.”

84. REFERENCES