SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
N U R I A M I N I 1 1 7 0 0 1 6 3
U L F AT U S S A N G A D A H S E P T I YA N I 1 1 7 0 0 1 7 1
DEFINISI
Dermatofitosis : Infeksi jamur dermatofit
menyerang jaringan mengandung keratin
(Stratum korneum, kuku dan rambut).
Prevalensi
Indonesia tahun 2015
65 kasus dermatofitosis
tinea kruris (55,38%)
terapi kombinasi (83,08%)
Dermatofita → laki-laki ≥ wanita
ETIOLOGI
Dermatifitosis yang terbagi dalam 3 genus, yaitu:
☻ Microsporum : rambut & kulit
☻ Trichophyton : rambut, kulit dan kuku bersifat keratofilik
☻ Epidermophyton : kulit & kuku
FAKTOR PREDISPOSISI
 Hygiene sanitasi yang buruk
 Sosial dan ekonomi
 Daerah tropis
 Faktor-faktor yg menyebabkan maserasi pada daerah pelipatan :
Kegemukan
Pakaian ketat.
 Penderita sakit parah dan mempunyai penyakit tertentu :
Diabetes melitus
KLASIFIKASI
Tinea Kapitis Kulit, rambut kepala
Tinea Barbae Dagu, jenggot
Tinea Kruris Daerah genitokrural,sekitar anus,
bokong, kadang sampai perut bawah
Tinea Pedis et manum Kaki, tangan
Tinea Unguium Kuku kaki, kuku tangan
Jamur menempel pada
kulit
Jamur mengeluarkan
enzym Jamur
mengeluarkan enzym
Jamur bertambah
penyakit makin lebar
PATOFISIOLOGI
PENULARAN
 Anthropofilik : manusia ke manusia
 Zoofilik : binatang ke manusia
 Geofilik : tanah ke manusia
GEJALA KLINIS
TINEA KAPITIS
Infeksi dermatofit pada kepala, alis dan bulu
mata
1. Infeksi Ektotrik :
a.“Gray Patch”
b. Kerion
2. Infeksi Endotrik:
- “ Black Dot “
.“Gray Patch”
o Gatal.
o Papul merah kecil dan melebar →
bercak pucat, bersisik.
o Rambut : abu-abu, mudah patah dan
rontok → alopecia → gray patch.
o Lampu wood (+) hijau terang.
Kerion
 Karena M.cannis
o Reaksi peradangan berat : pembengkakkan
seperti sarang lebah → serbukan sel radang
o lampu wood (+) hijau terang
 Karena T. Mentagrophytes & T. verrucosum
o Kerion celsi (+) : nyeri, rambut mudah putus,
lampu wood (-)
Black Dot
infeksi → rambut mudah
patah → muara folikel →
ujung rambut penuh spora.
Ujung rambut yang hitam di
folikel rambut → black dot.
Kronis → dapat sampai
dewasa. lampu wood (-)
TINEA KORPORIS
o kulit tidak berambut (kulit halus/glabrous skin).
o Penyebab: T. rubrum, M. canis, T. tonsurans.
o kelainan :
o lesi bulat atau lonjong,
o batas tegas terdiri atas eritema,
o Skuama dan
o vesikel dan papul di tepi.
o ditengah tampak tenang dan gatal ringan.
o 2 bentuk tersering: annular dan iris
TINEA IMBRIKATA
o asia tenggara, pulau pasifik, amerika tengah dan
selatan
o Disebabkan oleh T. concentricum.
o Khas:
opolisiklik,
o makula papulo skuamous,
o tersusun cicin yang konsentris,
omeluas ke seluruh badan,
ostratum korneum terlepas
TINEA KRURIS
o Gatal
o Sela paha, perinium, dan daerah perianal , gluteus dan
pubis
o Penyebabnya T. rubrum, T. mentagrophytes
o Bersifat akut atau menahun
o Efloresensi = tinea korporis,
o bilateral tapi tidak simetris & lesi berbatas tegas
TINEA UNGUIUM
 Invasi dermatofit ke lempeng kuku.
 Gejala khususnya:
1. Bentuk subungual distalis – Tersering.
a. Tampak diskromia unguium→
perubahan warna kuku),
b. Onikolisis→ lepasnya lempeng kuku
dari dasar kuku
c. Hipertropia unguium → penebalan
lempeng kuku, dan subungual
hiperkeratosis/debris.
2. Leuconychia mycitica/ white superficial
o kuku kaki.
o AIDS (+) → di kuku tangan
o Permukaan lempeng kuku ada bercak putih
o lunak mudah dikerok → dibuktikan adanya elemen jamur.
.
.
3. Bentuk subungual proksimalis
o Pangkal kuku proksimal
o Khas : Kuku dibagian distal masih utuh sedangkan proksimal
rusak
TINEA PEDIS
Infeksi dermatofit pada kaki, mengenai sela
jari, dan telapak kaki, terdapat 3 jenis yaitu:
Interdigitalis: bentuk tersering
a) kulit mengelupas, maserasi dan pecah-pecah antara
jari IV-V, III-IV
Moccasin foot :terjadi pada seluruh kaki. Dari
telapak kaki, tepi sampai punggung kaki terlihat bercak
dengan skuama putih.
Bentuk vesikuler.
 Khas: lesi vesikula, vesikulo pustula, dan
bula, jarang pada tumit dan daerah
depan.
 Lesi →perluasan didaerah interdigital.
 Mulai sekitar jari → meluas
ke punggung kaki/ telapak kaki.
TINEA MANUM
Infeksi dermatofit pada daerah interdigitalis, permukaan
palmar dan dorsum mannus.
TINEA BARBAE
Infeksi dermatofit di janggut wajah dan leher pada laki-laki
dewasa
3 bentuk
a. Bentuk superfisial
b. Bentuk sirsinata
b. Bentuk deep
Bentuk superfisial
o lesi berbentuk lingkaran dengan tepi
vesikopustul.
o Rambut kusam & rapuh → eritem, papul →
meluas ke arah luar → gambaran polisiklik
bagian tepi yang aktif.
o Biasanya gambaran ini menyerupai Tinea
korporis.
Bentuk sirsinata
o vesikopustular yang aktif & menyebar
o lingkaran pusat dan rambut yang jarang-jarang pada
daerah tersebut
Bentuk deep
o Bentuk lesi eritematous → ditutupi krusta atau abses
kecil, permukaan basah oleh karena erosi
TINEA FAVOSA
 Kelainan di kepala → bintik-bintik kecil di bawah kulit → merah
kekuningan → krusta yang berbentuk cawan (skutula) → bau busuk
seperti bau tikus “moussy odor”.
 Khas:
 Rambut putus-putus mudah lepas
 Tidak mengkilat lagi.
 Sembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen
TINEA INKOGNITO
o karena kortikosteroid sistemik atau topikal
o karena kelainan yang telah ada atau salah diagnosis tinea
PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Lampu wood
o Mikroskopis (KOH, Pewarnaan gram)
o Kultur (Agar sabouroud, Media DTM)
DIAGNOSIS
o Anamnesis dan gejala klinis khas
o Laboratorium : kerokan kulit dengan KOH → hasil
mikroskopis atau pemeriksaan lampu wood didapatkan
fluoresensi
DIAGNOSA BANDING
1. Dermatitis → Dermatitis kontak, Dermatitis seboroika
2. Pitiriasis Rosea
3. Kandidosis
4. Eritrasma
5. Akrodermatitis kontinua
6. Morbus Andrews
7. Psoriasis
PENATALAKSANAAN
Basah :  kompres + antibiotika
Obat topikal :
1. Salep Whitfield (AAV I)
2. Salep 2-4 / 3-10
3. Krim Mikonazole
Obat oral :
1. Griseofulfin
2. Ketokonazol
3. Itrakonazol
4. Terbinafin
EDUKASI
1. Sesudah mandi dikeringkan dan ditaburi bedak biasa/bedak anti jamur (terutama
di daerah lipatan dan kaki)
2. Pemakaian sepatu yang nyaman, tidak tertutup (kulit, sepatu sandal)
3. Pakaian longgar dan berbahan katun
4. Kaos kaki bahan katun
5. Sering merendam pakaian dan handuk di air mendidih kurang lebih 15 menit / dry
cleaning
6. Desinfeksi sepatu
7. Hewan peliharaan yang terinfeksi jamur harus diobati juga.
DERMATOFITOSIS

More Related Content

What's hot (7)

Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
Blefaritis
BlefaritisBlefaritis
Blefaritis
 
Leaflet psoriasis
Leaflet psoriasisLeaflet psoriasis
Leaflet psoriasis
 
Patologi Gumma
Patologi GummaPatologi Gumma
Patologi Gumma
 
Sebosea
SeboseaSebosea
Sebosea
 
Tinea
TineaTinea
Tinea
 

Similar to DERMATOFITOSIS

12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.pptssuser905a50
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptxBagusSurya13
 
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideInfeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideHendrikkho4
 
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptxkuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptxAnisaDhafira
 
Infeksi Jamur.pptx
Infeksi Jamur.pptxInfeksi Jamur.pptx
Infeksi Jamur.pptxNavarti
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020IwanHamzah1
 
CC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxCC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxAgungBudiLaksono7
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptdianawati65
 
Salinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptx
Salinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptxSalinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptx
Salinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptxLirisiaNareswari
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptTeguhPanca1
 

Similar to DERMATOFITOSIS (20)

Dermatomikosis
DermatomikosisDermatomikosis
Dermatomikosis
 
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
 
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideInfeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
cek cek cek.ppt
cek cek cek.pptcek cek cek.ppt
cek cek cek.ppt
 
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptxkuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
kuliah Rambut dan Kuku Blok 18 .pptx
 
Infeksi Jamur.pptx
Infeksi Jamur.pptxInfeksi Jamur.pptx
Infeksi Jamur.pptx
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
 
alat indera manusia
alat indera manusiaalat indera manusia
alat indera manusia
 
CC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxCC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptx
 
Lesi dasar mulut
Lesi dasar mulutLesi dasar mulut
Lesi dasar mulut
 
Psoriasis vulgaris
Psoriasis vulgarisPsoriasis vulgaris
Psoriasis vulgaris
 
PF Kulit.pdf
PF Kulit.pdfPF Kulit.pdf
PF Kulit.pdf
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Salinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptx
Salinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptxSalinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptx
Salinan dari Skin Diseases_ Atopic Dermatitis by Slidesgo.pptx
 
Kel 5
Kel 5Kel 5
Kel 5
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

DERMATOFITOSIS

  • 1. N U R I A M I N I 1 1 7 0 0 1 6 3 U L F AT U S S A N G A D A H S E P T I YA N I 1 1 7 0 0 1 7 1
  • 2. DEFINISI Dermatofitosis : Infeksi jamur dermatofit menyerang jaringan mengandung keratin (Stratum korneum, kuku dan rambut).
  • 3. Prevalensi Indonesia tahun 2015 65 kasus dermatofitosis tinea kruris (55,38%) terapi kombinasi (83,08%) Dermatofita → laki-laki ≥ wanita
  • 4. ETIOLOGI Dermatifitosis yang terbagi dalam 3 genus, yaitu: ☻ Microsporum : rambut & kulit ☻ Trichophyton : rambut, kulit dan kuku bersifat keratofilik ☻ Epidermophyton : kulit & kuku
  • 5. FAKTOR PREDISPOSISI  Hygiene sanitasi yang buruk  Sosial dan ekonomi  Daerah tropis  Faktor-faktor yg menyebabkan maserasi pada daerah pelipatan : Kegemukan Pakaian ketat.  Penderita sakit parah dan mempunyai penyakit tertentu : Diabetes melitus
  • 6. KLASIFIKASI Tinea Kapitis Kulit, rambut kepala Tinea Barbae Dagu, jenggot Tinea Kruris Daerah genitokrural,sekitar anus, bokong, kadang sampai perut bawah Tinea Pedis et manum Kaki, tangan Tinea Unguium Kuku kaki, kuku tangan
  • 7. Jamur menempel pada kulit Jamur mengeluarkan enzym Jamur mengeluarkan enzym Jamur bertambah penyakit makin lebar PATOFISIOLOGI
  • 8. PENULARAN  Anthropofilik : manusia ke manusia  Zoofilik : binatang ke manusia  Geofilik : tanah ke manusia
  • 10. TINEA KAPITIS Infeksi dermatofit pada kepala, alis dan bulu mata 1. Infeksi Ektotrik : a.“Gray Patch” b. Kerion 2. Infeksi Endotrik: - “ Black Dot “
  • 11. .“Gray Patch” o Gatal. o Papul merah kecil dan melebar → bercak pucat, bersisik. o Rambut : abu-abu, mudah patah dan rontok → alopecia → gray patch. o Lampu wood (+) hijau terang.
  • 12. Kerion  Karena M.cannis o Reaksi peradangan berat : pembengkakkan seperti sarang lebah → serbukan sel radang o lampu wood (+) hijau terang  Karena T. Mentagrophytes & T. verrucosum o Kerion celsi (+) : nyeri, rambut mudah putus, lampu wood (-)
  • 13. Black Dot infeksi → rambut mudah patah → muara folikel → ujung rambut penuh spora. Ujung rambut yang hitam di folikel rambut → black dot. Kronis → dapat sampai dewasa. lampu wood (-)
  • 14. TINEA KORPORIS o kulit tidak berambut (kulit halus/glabrous skin). o Penyebab: T. rubrum, M. canis, T. tonsurans. o kelainan : o lesi bulat atau lonjong, o batas tegas terdiri atas eritema, o Skuama dan o vesikel dan papul di tepi. o ditengah tampak tenang dan gatal ringan. o 2 bentuk tersering: annular dan iris
  • 15.
  • 16. TINEA IMBRIKATA o asia tenggara, pulau pasifik, amerika tengah dan selatan o Disebabkan oleh T. concentricum. o Khas: opolisiklik, o makula papulo skuamous, o tersusun cicin yang konsentris, omeluas ke seluruh badan, ostratum korneum terlepas
  • 17.
  • 18. TINEA KRURIS o Gatal o Sela paha, perinium, dan daerah perianal , gluteus dan pubis o Penyebabnya T. rubrum, T. mentagrophytes o Bersifat akut atau menahun o Efloresensi = tinea korporis, o bilateral tapi tidak simetris & lesi berbatas tegas
  • 19.
  • 20. TINEA UNGUIUM  Invasi dermatofit ke lempeng kuku.  Gejala khususnya: 1. Bentuk subungual distalis – Tersering. a. Tampak diskromia unguium→ perubahan warna kuku), b. Onikolisis→ lepasnya lempeng kuku dari dasar kuku c. Hipertropia unguium → penebalan lempeng kuku, dan subungual hiperkeratosis/debris.
  • 21. 2. Leuconychia mycitica/ white superficial o kuku kaki. o AIDS (+) → di kuku tangan o Permukaan lempeng kuku ada bercak putih o lunak mudah dikerok → dibuktikan adanya elemen jamur. . .
  • 22. 3. Bentuk subungual proksimalis o Pangkal kuku proksimal o Khas : Kuku dibagian distal masih utuh sedangkan proksimal rusak
  • 23. TINEA PEDIS Infeksi dermatofit pada kaki, mengenai sela jari, dan telapak kaki, terdapat 3 jenis yaitu:
  • 24. Interdigitalis: bentuk tersering a) kulit mengelupas, maserasi dan pecah-pecah antara jari IV-V, III-IV
  • 25. Moccasin foot :terjadi pada seluruh kaki. Dari telapak kaki, tepi sampai punggung kaki terlihat bercak dengan skuama putih.
  • 26. Bentuk vesikuler.  Khas: lesi vesikula, vesikulo pustula, dan bula, jarang pada tumit dan daerah depan.  Lesi →perluasan didaerah interdigital.  Mulai sekitar jari → meluas ke punggung kaki/ telapak kaki.
  • 27. TINEA MANUM Infeksi dermatofit pada daerah interdigitalis, permukaan palmar dan dorsum mannus.
  • 28. TINEA BARBAE Infeksi dermatofit di janggut wajah dan leher pada laki-laki dewasa 3 bentuk a. Bentuk superfisial b. Bentuk sirsinata b. Bentuk deep
  • 29. Bentuk superfisial o lesi berbentuk lingkaran dengan tepi vesikopustul. o Rambut kusam & rapuh → eritem, papul → meluas ke arah luar → gambaran polisiklik bagian tepi yang aktif. o Biasanya gambaran ini menyerupai Tinea korporis.
  • 30. Bentuk sirsinata o vesikopustular yang aktif & menyebar o lingkaran pusat dan rambut yang jarang-jarang pada daerah tersebut
  • 31. Bentuk deep o Bentuk lesi eritematous → ditutupi krusta atau abses kecil, permukaan basah oleh karena erosi
  • 32. TINEA FAVOSA  Kelainan di kepala → bintik-bintik kecil di bawah kulit → merah kekuningan → krusta yang berbentuk cawan (skutula) → bau busuk seperti bau tikus “moussy odor”.  Khas:  Rambut putus-putus mudah lepas  Tidak mengkilat lagi.  Sembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen
  • 33.
  • 34. TINEA INKOGNITO o karena kortikosteroid sistemik atau topikal o karena kelainan yang telah ada atau salah diagnosis tinea
  • 35. PEMERIKSAAN PENUNJANG o Lampu wood o Mikroskopis (KOH, Pewarnaan gram) o Kultur (Agar sabouroud, Media DTM)
  • 36. DIAGNOSIS o Anamnesis dan gejala klinis khas o Laboratorium : kerokan kulit dengan KOH → hasil mikroskopis atau pemeriksaan lampu wood didapatkan fluoresensi
  • 37. DIAGNOSA BANDING 1. Dermatitis → Dermatitis kontak, Dermatitis seboroika 2. Pitiriasis Rosea 3. Kandidosis 4. Eritrasma 5. Akrodermatitis kontinua 6. Morbus Andrews 7. Psoriasis
  • 38. PENATALAKSANAAN Basah :  kompres + antibiotika Obat topikal : 1. Salep Whitfield (AAV I) 2. Salep 2-4 / 3-10 3. Krim Mikonazole Obat oral : 1. Griseofulfin 2. Ketokonazol 3. Itrakonazol 4. Terbinafin
  • 39.
  • 40. EDUKASI 1. Sesudah mandi dikeringkan dan ditaburi bedak biasa/bedak anti jamur (terutama di daerah lipatan dan kaki) 2. Pemakaian sepatu yang nyaman, tidak tertutup (kulit, sepatu sandal) 3. Pakaian longgar dan berbahan katun 4. Kaos kaki bahan katun 5. Sering merendam pakaian dan handuk di air mendidih kurang lebih 15 menit / dry cleaning 6. Desinfeksi sepatu 7. Hewan peliharaan yang terinfeksi jamur harus diobati juga.