Dokumen ini membahas tentang mioma uteri, termasuk definisi, anatomi, etiologi, klasifikasi, gejala, perubahan sekunder, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, penatalaksanaan, serta prognosisnya. Mioma uteri adalah neoplasma jinak pada rahim yang disebabkan stimulasi estrogen. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan penunjang seperti USG. Pengobatannya meliputi kon
1. DEPARTEMEN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650
Disusun oleh : FRANSISKA LUMEMPOUW KOEDOEBOEN
1261050302
Pembimbing:
dr. Hj. Dewi Mandang, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN KAL-TARA PERIODE 12 DESEMBER 2016 – 25 FEBRUARI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2016
REFERAT
MIOMA UTERI
2. DEFINISI
• Mioma uteri adalah neoplasma jinak pada daerah rahim
yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya. Mioma uteri dalam kepustakaan dikenal
dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid
4. ETIOLOGI
• Etiologi pasti terjadinya mioma uteri sampai saat
ini belum diketahui.
• Diduga stimulasi estrogen karena mioma uteri yang
banyak ditemukan pada usia reproduksi dan
kejadiannya rendah pada usia menopause.
7. PERUBAHAN SEKUNDER
(DEGENERATIF)
• Atrofi : ditandai dengan pengecilan tumor yang umumnya terjadi
setelah persalinan atau menopause
• Hialin : pada mioma yang telah matang atau “tua” di mana bagian
yang semula aktif tumbuh, kemudian terhenti akibat kehilangan
pasokan nutrisi, berubah warnanya menjadi kekuningan, melunak atau
melebur menjadi cairan gelatin sebagai tanda terjadinya degenerasi
hialin.
• Kistik : Gelatin mencair sehingga konsistensi mioma menjadi kistik.
• Kalsifikasi : disebut juga degenerasi kalkareus.
8. PERUBAHAN SEKUNDER
(DEGENERATIF)
• Septik : Defisit sirkulasi dapat menyebabkan mioma mengalami
nekrosis di bagian tengah tumor yang berlanjut dengan infeksi yang
ditandai dengan nyeri, kaku dinding perut, dan demam akut.
• Kaneus : disebut juga degenerasi merah yang diakibatkan oleh
trombosis yang diikuti dengan terjadinya bendungan vena dan
perdarahan sehingga menyebabkan perubahan warna mioma.
Degenerasi ini disertai rasa nyeri tetapi akan menghilang sendiri
(self limiting)
9. • Miksomatosa : disebut juga degenerasi lemak yang
terjadi setelah proses degenerasi hialin dan kistik.
Degenerasi ini sangat jarang dan umumnya
asimptomatik.
PERUBAHAN SEKUNDER
(DEGENERATIF)
10. PATOFISIOLOGI
Sel – sel yang
belum matang +
pengaruh estrogen
Pecahnya pembuluh
darah
Terjadi kontraksi
otot uterus
Perdarahan
pervaginam lama
dan banyak
Kekurangan volume
cairan dan
gangguan
peredaran darah
Ditandai dengan
adanya nekrosa
dan perlengketan
Timbul rasa nyeri
11. DIAGNOSIS
• Anamnesis :
Keluhan : rasa nyeri, berat dan adanya
benjolan pada perut bagian bawah, kadang
mempunyai gangguan haid
• Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan bimanual umumnya terletak
di garis tengah atau pun agak ke samping,
seringkali teraba terbenjol-benjol. Pergerakan
tumor terbatas atau bebas. Mioma subserosum
dapat mempunyai tangkai yang berhubung
dengan uterus.
• Pemeriksaan Penunjang : USG, PA, MRI
12. DIAGNOSIS BANDING
• Mioma subserosum dibedakan dengan kehamilan
• Mioma submukosum dibedakan dengan inversio uteri.
• Mioma intramural harus dibedakan dengan suatu
adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau
suatu sarkoma uteri
13. PENGARUH MIOMA PADA KEHAMILAN
DAN PERSALINAN
• Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil, terutama mioma
uteri submukosum
• Kemungkinan abortus bertambah
• Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar
dan letak subserosum
• Menghalangi lahirnya bayi, terutama yang letaknya di serviks
• Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang
submukosum dan intramural
14. PENGARUH KEHAMILAN DAN PERSALINAN
PADA MIOMA UTERI
• Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan
edema, terutama pada bulan – bulan pertama, mungkin karena
pengaruh hormonal.
• Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk
dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi
perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah – tengah tumor.
• Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran
tangkai akibat desakan uterus yang makin lama makin besar.
15. TATALAKSANA
• Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan
• Medikamentosa
GnRHa (Gonadotropin-Releasing Hormone Agonist) adalah:
1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri.
2. Mengurangi anemia akibat perdarahan.
3. Mengurangi perdarahan pada saat operasi.
4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma.
5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal.
6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi
16. TATALAKSANA
• Operatif
Miomektomi adalah pengambilan sarang
mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Histerektomi adalah pengangkatan
uterus, yang umumnya merupakan tindakan
terpilih. Histerektomi dapat dilakukan per-
abdominal ataupun per – vaginam.
17. PROGNOSIS
• Prognosis mioma baik jika ukuran kecil dan tidak cenderung
membesar. Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah
kuratif.
Editor's Notes
Uterus adalah organ berongga yang terletak di rongga pelvis di antara kandung kemih di anterior dan rektum di posterior.
Uterus : berbentuk piriformis atau berbentuk buah pir yang rata.
Uterus nullipara berukuran panjang 6 – 8 cm sedangkan uterus multipara berukuran 9 – 10 cm.
Uterus terdiri dari dua bagian utama, tetapi tidak seimbang : bagian segitiga atas – badan atau corpus, dan bagian silindris bawah – serviks yang masuk ke dalam vagina
Menurut Letaknya
a. Mioma submukosum : berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus, dapat tumbuh bertangkai dan menjadi polip.
b. Mioma intramural : terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium
c. Mioma subserosum : tumbuh ke luar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi serosa
1. Perdarahan Abnormal : hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia
2. Nyeri : Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik yang dapat menekan saraf
3. Gejala pada Penekanan
Poliuria, retensio urin, retensio urin, hidroureter dan hidronefrosis, obstipasi dan tenesmia, edema tungkai dan nyeri panggul
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya.
Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi
GnRHa (buseriline asetate) selama 16 minggu mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis mengurangi sekresi gonadotropin mioma lisut
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina.
Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai.