SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
                                     TERKINI
              KONDILOMATA AKUMINATA

                             SK Sulistyaningrum

Moderator      : dr.Farida Zubier, Sp.KK(K)



Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM
Pendahuluan
Kondilomata akuminata (KA)
  tumor epitel jinak
  infeksi human papilomavirus (HPV) tipe tertentu
  salah satu infeksi menular seksual (IMS) tersering
  risiko penularan tinggi
 infeksi global epidemik
Pendahuluan
                        Epidemiologi
                              Insidens kumulatif infeksi HPV 40%
                              Prevalensi mencapai 75-80%.

                         2/3 individu imunokompeten: infeksi transien
                         Hanya < 1% bermanifestasi sbg KA




Mortensen GL. Long-term quality of life effects of genital warts – a follow-up study. Dan Med Bul 2010;57(4):1-4
Pendahuluan
Epidemiologi




Di Amerika Serikat                         Di Inggris thn 2009
                       Di Eropa
prevalensi KA 1%                           125.000 kasus baru
                       10,6% wanita usia
pusat penanganan/      18-45 thn           Biaya perkasus
klinik IMS 4-13%                           +£113 Biaya
                       pernah mengalami
Puncak kejadian usia                       penanganan KA
                       KA
20-29 thn                                  setahun +£16.8 juta
Pendahuluan
    Asimpto-
     matik
     jinak


                            • Gangguan psikologis
               morbiditas   • Penurunan kualitas
                              hidup




             Mortalitas
                (-)
Pendahuluan
     Gangguan Psikologis
     terkait lesi KA

                  Cemas

                   Malu

             Percaya diri
                  ↓

                Depresi

               Kualitas
              hubungan
              seksual ↓
Mortensen GL. Long-term quality of life effects of genital warts – a follow-up study. Dan Med Bul 2010;57(4):1-4
Pendahuluan
            Pemeriksaan fisis                  Dahulu




                                 Tatalaksana
Diagnosis

            Biopsi pd sebagian                   provider
            kecil kasus                        centered
            Dermoskopi                        Terapi topikal KA yg
            modalitas yang                     diaplikasikan sendiri
            makin berkembang                   o/ pasien
            penggunaannya                       semakin
                                               berkembang
Etio-                                                  KA pd
patogenesis   Diagnosis               Terapi            Kehamilan


                           • berkapsid
                virus      • kecil (d: 55nm), bulat,
                           • tda72 kapsomer
                DNA          pentamer
                           • 800 pasang basa DNA
                             sirkuler

                                      • menginfeksi vertebrata
                                      • paling tua ditemukan
                        Beragam       • >130 tipe HPV telah
                                        diidentifikasi



                         • > 40 tipe HPV
              Infeksi
                         • Tda: RT dan RR
               HPV
                         • RTmenyebabkan
              genital      neoplasia
Etio-                                                                                          KA pd
        patogenesis                                  Diagnosis                               Terapi     Kehamilan




De Villers EM, Fauquet C, Broker TR, Bernard HU, Zur HH. Classification of papillomaviruses. Virology
2004;324(1):17-27
Etio-                                                                                   KA pd
       patogenesis                          Diagnosis                         Terapi            Kehamilan


    Tipe HPV dan Penyakit terkait




Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York:
Informa Healthcare 2009;1:1-16.
Etio-                                              KA pd
patogenesis            Diagnosis           Terapi   Kehamilan



      Mekanisme Penghindaran HPV
        Infeksi pd sel epidermal
         tidak berinteraksi langsung dg pembuluh darah dan
        sistem imun humoral
        Induksi defisiensi imun lokal:
              limfosit↓
              sel Langerhans↓
              CD4↓
              produksi sitokin setempat↓
Etio-                                                KA pd
patogenesis         Diagnosis          Terapi         Kehamilan



    Eliminasi Virus:
       Interleukin  meningkatkan respons imun seluler
       Interferon  menghambat replikasi virus

      Individu imunokompeten
       dpt terjadi regresi spontan.
      Individu imunokompromais terkait imun seluler
      angka kejadian penyakit terkait HPV
           lebih tinggi
      manifestasi lesi lbh besar, multifokal,
           & cenderung displastik
Etio-                                                    KA pd
patogenesis             Diagnosis                Terapi   Kehamilan




   Target infeksi HPV Sel pd lapisan basal


       HPV bereplikasi pd sel basal yang aktif
       membelah


            menyebabkan gangguan pada kontrol
            siklus sel.


                gambaran klinis eksofitik
Etio-                                                                                 KA pd
       patogenesis                           Diagnosis                          Terapi        Kehamilan




Bonnez W, Reichman RC. Papillomaviruses. In: Mandell GL. eds. Principles and Practice of
Infectious Diseases. 6th ed. Philadelphia, PA: Elsevier/Churchill Livingstone, 2005:1841–56
Etio-                                                  KA pd
patogenesis         Diagnosis            Terapi         Kehamilan



       Jalur transmisi utama HPV
        kontak seksual penetrasi (vagina, anal,oral)

       Abrasi epitel dan trauma minor saat aktivitas seksual
        mempermudah transmisi dan infeksi HPV ke sel
       target

       65% kontak seksual individu dg lesi KA
        mengalami infeksi HPV
       Individu dg infeksi HPV asimptomatik
       mampu mentransmisikan virus
Etio-                                                                          KA pd
 patogenesis                       Diagnosis                        Terapi       Kehamilan




Faktor risiko dan proteksi infeksi HPV


                       Jumlah pasangan                            Vaksinasi




                                                Faktor proteksi
       Faktor risiko


                       seksual >1                                 Sirkumsisi
                       Riwayat IMS lainnya                        Penggunaan kondom
                       Rokok                                      secara konsisten
                       Penggunaan kontrasepsi
                       oral
                       Individu
                       imunokompromais
Etio-                                                                  KA pd
  patogenesis                     Diagnosis            Terapi             Kehamilan



MANIFESTASI KLINIS

   •   Tumor menyerupai kembang kol           Predileksi
   •   Sewarna kulit atau merah muda
                                              Terkait aktivitas seksual
   •   Bentuk:
        –   Kubah
                                              • meatus uretra
        –   papul datar                       • penis, skrotum
        –   lesi bertangkai                   • serviks, vagina
        –   lesi hiperkeratotik
                                              • anus, perianus
   •   Lesi KA dapat:                         • lipat inguinal
        – Soliter,                            • rongga mulut
        – Multipel tersebar, berkelompok
          menyerupai mulberry,
        – Kerkonfluens membentuk plak
Etio-                                       KA pd
  patogenesis    Diagnosis            Terapi   Kehamilan
  MANIFESTASI KLINIS


MANIFESTASI KLINIS

        Gejala
          Asimptomatik (75%)
          Dapat pula disertai:
           •    pruritus anogenital
           •    rasa terbakar
           •    nyeri
           •    tenesmus
           •    perdarahan
Etio-                                                                                           KA pd
       patogenesis                              Diagnosis                                Terapi         Kehamilan

MANIFESTASI KLINIS




Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 1:1-16
Etio-                                                                                               KA pd
       patogenesis                             Diagnosis                               Terapi               Kehamilan


MANIFESTASI KLINIS




        a                                             b                                     c

        Berbagai manifestasi klinis KA. (a) dan (b) KA pada penis. (c) KA pada perianal.




O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
Etio-                                                                                           KA pd
       patogenesis                              Diagnosis                                Terapi         Kehamilan


MANIFESTASI KLINIS




                                              Lesi berukuran > 10 cm

Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 1:1-16
Etio-                                                                                           KA pd
       patogenesis                              Diagnosis                                Terapi         Kehamilan


MANIFESTASI KLINIS




Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 1:1-16
Etio-                                                                                           KA pd
       patogenesis                              Diagnosis                                Terapi         Kehamilan


                       Diagnosis KA umumnya dapat ditegakkan melalui:
                          Pemeriksaan fisis dg pencahayaan yg memadai dan
                          kaca pembesar
                          Pemeriksaan sederhana dan cepat
                          asam asetat 3-5% pada lesi  dpt membantu

                       Pada pasien homoseksual,
                         pemeriksaan anuskopi dan/ protosigmoidoskopi
                         penting dilakukan
                         lesi dapat meluas ke arah dalam (75-94%)

Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 1:1-16
Etio-                                                                                        KA pd
       patogenesis                              Diagnosis                               Terapi       Kehamilan


Diagnosis Banding




Bonnez W, Toy EP.Disease. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 3:29-44
Etio-                                                                                        KA pd
       patogenesis                              Diagnosis                               Terapi       Kehamilan


Diagnosis Banding




Bonnez W, Toy EP.Disease. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 3:29-44
Etio-                                                                                               KA pd
       patogenesis                             Diagnosis                               Terapi               Kehamilan



Diagnosis Banding




O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
Etio-                                                                                        KA pd
       patogenesis                              Diagnosis                               Terapi       Kehamilan



Diagnosis Banding




Bonnez W, Toy EP.Disease. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 3:29-44.
Etio-                                                        KA pd
   patogenesis     Diagnosis                     Terapi          Kehamilan

                 Biopsi tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan
                 rutin pada KA
Temuan
histopatologi    Indikasi biopsi pada KA :
                     tampilan lesi yang atipikal
                     lesi yang resisten terhadap terapi
Demoskopi            Kecurigaan perubahan neoplastik, ditandai
                         Pigmentasi
Identifikasi             Pertumbuhan cepat
genom HPV                Fiksasi terhadap struktur di bawahnya
                         Perdarahan
                         Ulserasi spontan
                     Pasien imunokompromais
                     Usia lebih dari 40 tahun
                     Lesi KA pada serviks
Etio-                                                            KA pd
   patogenesis         Diagnosis                  Terapi             Kehamilan

                    Koilosit keratinosit berukuran besar dengan area
                    halo/ vakuolisasi perinuklear
Temuan              Sel dengan inti hiperkromatik juga dapat ditemukan.
histopatologi
                 Pada epidermis terdapat:
                    Akantosis
Demoskopi           hiperkeratosis tipe parakeratosis
                    rete ridges memanjang
Identifikasi        peningkatan/ aktivitas mitosis pada stratum basalis
genom HPV
                 Pada dermis dapat ditemukan
                    papilomatosis dan sebukan sel radang kronik
Etio-                                                                                                KA pd
       patogenesis                             Diagnosis                               Terapi                Kehamilan




Temuan
histopatologi


Demoskopi

Identifikasi
genom HPV




Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg
2004;17(4):221-30.
Etio-                                                  KA pd
   patogenesis      Diagnosis              Terapi          Kehamilan


                 Penggunaan dermoskop pada KA semakin
                 banyak dilaporkan
Temuan
histopatologi
                 Dong dkk, meneliti gambaran dermoskopi
                 pada 90 lesi KA (61 pasien)  menemukan
Demoskopi
                 gambaran karakteristik pada KA
                   pola mosaik pd lesi awal yang masih datar
Identifikasi       pola knoblike dan fingerlike
genom HPV           pd lesi papilomatosa
Etio-                                                                                              KA pd
       patogenesis                             Diagnosis                               Terapi              Kehamilan




Temuan
histopatologi



Demoskopi


Identifikasi
genom HPV




Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am
Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
Dermatoskopi




         a




                   Gambar (a) mosaic pattern (panah A) dan glomerular ( panah B)

Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am
Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
Dermatoskopi




         a




                       Gambar knoblike pattern (panah A) dan keratosis (panah B)

Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am
Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
Dermatoskopi




                Gambar fingerlike pattern (panah A) dan knoblike pattern (panah B),


Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am
Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
Etio-                                                                                                KA pd
       patogenesis                             Diagnosis                               Terapi                Kehamilan


                                       Pemeriksaan dermoskopi merupakan pemeriksaan
                                       noninvasif yang relatif nyaman bagi pasien.
Temuan
histopatologi                          Keterbatasan penggunaannya pada KA  terkait
                                       higiene.
                                       Pemeriksaan dilakukan pada area genitalia dan
                                       terdapat kemungkinan transmisi virus melalui kontak
Demoskopi
                                       lensa dermoskopi.
                                       Teknik asepis antisepsis yang adekuat diperlukan
Identifikasi                           untuk mencegah transmisi.
genom HPV




Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg
2004;17(4):221-30.
Etio-                                                                                                KA pd
       patogenesis                             Diagnosis                               Terapi                Kehamilan


                                           Tidak direkomendasikan sbg pemeriksaan rutin pada
                                           KA.
Temuan
histopatologi
                                           Individu dapat mengalami infeksi HPV multipel.
                                           Adanya lesi KA tidak menyingkirkan adanya ko-
Demoskopi                                  infeksi dg tipe HPV lainnya

                                           Pada lesi anogenital, HPV risiko tinggi ditemukan
Identifikasi                               sebanyak 31%
genom HPV
                                           Anic dkk. terhadap 112 sampel KA pada laki-laki
                                           mengidentifikasi HPV risiko tinggi tipe 16/18 pada 14
                                           sampel (12,5%).


Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg
2004;17(4):221-30.
Etio-                                                                                                KA pd
       patogenesis                             Diagnosis                               Terapi                Kehamilan


                                           Faktor risiko infeksi HPV multipel:
                                                 infeksi HIV
Temuan                                           pasangan seksual >1
histopatologi                                    laki-laki berhubungan seksual dg laki-laki

                                           Uji deteksi terbatas pada HPV tipe risiko rendah saja
Demoskopi                                  tidak memberikan banyak manfaat

                                           Pemeriksaan PCR mampu mendeteksi DNA HPV 
                                           tingkat sensitivitas dan spesifisitas tinggi
Identifikasi                               Contoh kit pemeriksaan HPV:
genom HPV                                        The hybrid capture II HR®
                                                 Cervista HPV HR®
                                                 Inno Lipa®
                                                 The Linear Array HPV genotyping test®)


Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg
2004;17(4):221-30.
Etio-                                                 KA pd
patogenesis        Diagnosis               Terapi      Kehamilan


     Efektivitas terapi pd IMS dinilai berdasarkan
        kemampuan menanggulangi manifestasi klinis
        pencegahan morbiditas dan komplikasi jangka
        panjang
        eradikasi etiologi infeksi
        pencegahan transmisi

        Terapi lesi KA  jumlah virus ↓
     namun eradikasi infeksi sempurna sulit dicapai.
Etio-                                            KA pd
patogenesis      Diagnosis          Terapi        Kehamilan


      Tanpa terapi, lesi KA dapat menghilang, menetap,
      maupun tumbuh lebih besar.  bergantung respons
      imun pejamu

    Target utama terapi KA:
          Eradikasi lesi KA
          Stimulasi sistem imun untuk:
            • mengenali dan mengeliminasi virus
            • menghambat replikasi virus
            • menghambat pertumbuhan lesi
Etio-                                                 KA pd
patogenesis      Diagnosis           Terapi            Kehamilan


       Hal-hal yang menjadi pertimbangan pemilihan terapi:

          manifestasi klinis lesi
          (jumlah, ukuran, keratinisasi/ nonkeratinisasi)
          lokasi lesi
          kondisi pasien (kehamilan, usia, status imunitas)
          komplikasi terkait terapi
          preferensi pasien
          ketersediaan terapi
          keterampilan/ pengalaman dokter.
Etio-                                                                                           KA pd
       patogenesis                        Diagnosis                               Terapi                Kehamilan


Respons Berbagai Terapi KA




Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa
Healthcare 2009; 1:1-16
Etio-                                                                                                 KA pd
       patogenesis                         Diagnosis                              Terapi                      Kehamilan


      panduan pilihan terapi
      berdasarkan lokasi anatomi KA




Centers for Disease Control and Prevention. Sexually transmitted disease treatment guidelines 2010. Genital
warts. Morb Mortal Wkly Rep 2010;59(RR-12):70-4.
Etio-                                                    KA pd
   patogenesis   Diagnosis                Terapi             Kehamilan



Terapi topikal                                      Podofilotoksin
diaplikasikan       Ekstrak bahan aktif podophyllum resin.
pasien

                 Cara kerja: Antimitotik
                    hambatan polimerisasi tubulin menjadi
Terapi topikal      mikrotubuluspembelahan sel terhenti pada
diaplikasikan       metafase
Dokter
                    induksi nekrosis jaringan lokal


Interferon       Kontraindikasi :
                    area vagina, uretra, serviks
Bedah               kehamilan
Etio-                                                      KA pd
   patogenesis   Diagnosis                 Terapi              Kehamilan



Terapi topikal
                                                        Podofilotoksin
diaplikasikan    Sediaan: (Condilox®)
pasien              0,5% solusio
                    0,5% gel
                    0,15% krim

Terapi topikal   Cara pakai:
diaplikasikan       2x/hari slm 3 hari berturut-turut/minggu
Dokter              maksimal luas area 10 cm2/sesi aplikasi
                    Jumlah maksimal 0,5 ml/hari
                    Evaluasi ulang dlm 4 minggu.
Interferon
                 Efektivitas terapi
Bedah                Superior dibandingkan plasebo
                     Sebanding dg podofilin
Etio-                                               KA pd
   patogenesis   Diagnosis                  Terapi      Kehamilan



Terapi topikal                                    Podofilotoksin
diaplikasikan    Efek samping
pasien
                    Inflamasi dan iritasi lokal
                    Erosi
                    Nyeri
Terapi topikal      Rasa terbakar
diaplikasikan
Dokter              Gatal

                 lebih Jarang dilaporkan:
Interferon          Dispareuni
                    Perdarahan,
Bedah               Skar
                    Insomnia
Etio-                                                                                               KA pd
       patogenesis                       Diagnosis                              Terapi                      Kehamilan




    Podofilotoxin




O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
Etio-                                                           KA pd
   patogenesis      Diagnosis                   Terapi              Kehamilan



Terapi topikal
                                                                  Imiquimod
diaplikasikan       imidazoquilinamine
pasien              tidak memiliki aktivitas antivirus in vitro

                 Cara kerja: memodifikasi respons imun pejamu
                    peningkatan produksi sitokin, yaitu: interferon α, tumor
                    necrosis factor (TNF), dan interleukin.
Terapi topikal      peningkakan jumlah dan kinerja sel natural kiler (NK),
diaplikasikan       poliymorphonuclear neutrofilic leukocyte (PMN), makrofag,
Dokter
                    dan sel T
                    efek antitumor dan eradikasi virus in vivo
                    menginduksi memori sistem
Interferon          mencegah terjadinya rekurensi


Bedah
Etio-                                                               KA pd
   patogenesis      Diagnosis                   Terapi                  Kehamilan


                                                                      Imiquimod
Terapi topikal   Kontraindikasi :
diaplikasikan
pasien              area mukosa (vagina, uretra, serviks)
                    kehamilan

                    Sediaan: krimkonsentrasi 1% dan 5% (Aldara®).

Terapi topikal   Cara Pakai:
diaplikasikan       3x/ minggu (selang sehari)  s/d 16 mgg.
Dokter
                     Dianjurkan menggosok saat aplikasi krim
                    untuk meningkatkan absorbsi.
                    Sedian juga diaplikasikan pd area sekitar lesi,
Interferon          tdk terbatas pd lesi KA saja.
                    Setelah 6-10 jam area yang diterapi
                    dibersihkan dengan sabun yang lembut
Bedah
Etio-                                                            KA pd
   patogenesis      Diagnosis                 Terapi                 Kehamilan



Terapi topikal
                                                                   Imiquimod
diaplikasikan    Efektifitas
pasien               Superior thd plasebo dalam eradikasi lesi KA selama kurun
                     waktu terapi 12 minggu.
                     Imiquimod 5% lebih efektif dibandingkan imiquimod 1%

                 Efek samping :
Terapi topikal       eritema ringan-sedang
diaplikasikan        Erosi
Dokter
                     Gatal
                     Sensasi terbakar
                     Iritasi
Interferon           Indurasi, nyeri pada perabaan.
                 lebih jarang ditemukan dibandingkan podofilotoksin
                  sering dijumpai pada konsentrasi yang lebih tinggi
Bedah
Etio-                                                                                               KA pd
       patogenesis                       Diagnosis                              Terapi                      Kehamilan




    Imiquimod




O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
Etio-                                                                                               KA pd
       patogenesis                       Diagnosis                              Terapi                      Kehamilan




    Efek samping Imiquimod




O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
Etio-                                                KA pd
   patogenesis   Diagnosis            Terapi             Kehamilan



Terapi topikal                                 Sinecatechins
diaplikasikan
pasien           polifenon E yang terdiri atas ekstrak 8
                 catechins
                 dipurifikasi dari teh hijau (Camellia sinensis).
Terapi topikal
diaplikasikan
Dokter



Interferon

Bedah
Etio-                             KA pd
   patogenesis   Diagnosis   Terapi   Kehamilan



Terapi topikal
diaplikasikan
pasien




Terapi topikal
diaplikasikan
Dokter



Interferon

Bedah
Etio-                                                       KA pd
   patogenesis      Diagnosis              Terapi               Kehamilan



Terapi topikal
                                                     Sinecatechins
diaplikasikan    Sedian: salap 10% dan 15% (veregen®)
pasien
                 tidak direkomendasikan pada:
                     Pasien yang hamil
                     Usia dibawah 18 thn
Terapi topikal       Imunokompromais
diaplikasikan        Pasien dg herpes genitalis,
Dokter
                     belum ada uji klinis keamanan dan efektivitas


Interferon       Cara Pakai:
                    3x/hari  s/d maksimal 16mgg
                    250mg/lesi/kali aplikasi
Bedah
Etio-                                               KA pd
   patogenesis     Diagnosis           Terapi           Kehamilan


                                                   Sinecatechins
Terapi topikal
diaplikasikan    Efektifitas
pasien              Superior thd plasebo dalam eradikasi lesi KA
                    selama kurun waktu terapi 12 minggu.
                    Superior thd imiquimod dan podofilotoksin
Terapi topikal
diaplikasikan    Efek samping :
Dokter
                 reaksi lokal kulit, yaitu:
                    Eritema
Interferon          Edema
                    Erosi
Bedah            puncaknya tjd dlm kurun 2-4 minggu terapi
Etio-                             KA pd
patogenesis   Diagnosis   Terapi   Kehamilan
Etio-                                                         KA pd
   patogenesis      Diagnosis                Terapi               Kehamilan


                                                                  Podofilin
Terapi topikal      podofilin resin salah satu terapi tertua KA
diaplikasikan
pasien              mengandung flavenoid mutagen, quercetin, dan kamferol.

                 Cara kerja:
                    antimitotik yang menginduksi nekrosis jaringan,
                    sebagaimana podofilotoksin
Terapi topikal
diaplikasikan       Kontraindikasi: Kehamilan
Dokter
                    Sediaan :solusio podofilin 10-25%
Interferon          Penggunaan maksimal luas area 10 cm2
                    /jumlah total podofilin < 0,5 ml.
Bedah                risiko absorpsi dan toksisitas sistemik
Etio-                                              KA pd
   patogenesis     Diagnosis             Terapi        Kehamilan


                                                       Podofilin
Terapi topikal
diaplikasikan    Efek samping:
pasien              Supresi sum-sum tulang
                    Gangguan neurologi
                    halusinasi, psikosis
                    Mual
Terapi topikal      Muntah
diaplikasikan       Diare
Dokter              Gangguan fungsi hati
                    nyeri akut abdomen

Interferon       Efektivitas terapi:
                    Superior thd plasebo
Bedah               Sebanding dg podofilotoksin
                    Konsentrasi 10% sebanding dg 25%
Etio-                                              KA pd
   patogenesis   Diagnosis           Terapi            Kehamilan



Terapi topikal            Bichloracetic acid (BCA) dan
diaplikasikan
pasien                        Trichloracetic acid (TCA)

                 Agen yang bersifat korosif
Terapi topikal   Cepat menjadi inaktif setelah kontak dg kulit/
diaplikasikan
Dokter           lesi
                 Konsentrasi mencapai 95%.
Interferon       Dibuat sesuai pesanan o/ farmasi

Bedah
Etio-                                                           KA pd
   patogenesis      Diagnosis                 Terapi                Kehamilan



Terapi topikal
                                         Bichloracetic acid (BCA) dan
diaplikasikan                                Trichloracetic acid (TCA)
pasien
                 Cara pakai:
                    diaplikasikan pada lesi KA dg tusuk gigi atau cotton bud.
                    Jadwal terapi umumnya 3x/minggu selama 4 minggu.
                    netralisasi kelebihan aplikasi BCA/TCA:
Terapi topikal      Bikarbonat, talkum, sabun
diaplikasikan
Dokter
                 Komplikasi : ulserasi

Interferon       Efektivitas respons terapi dan tk. rekurensi:
                    superior dibandingkan plasebo
Bedah               sebanding dg bedah beku
Etio-                                                                                               KA pd
       patogenesis                       Diagnosis                              Terapi                      Kehamilan




O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
Etio-                                                       KA pd
   patogenesis      Diagnosis              Terapi               Kehamilan


                    efek antivirus luas
Terapi topikal
diaplikasikan
pasien           Pada KA:
                    Terapi topikal
                    Injeksi intralesi

                    efektivitas superior dibandingkan plasebo
Terapi topikal
diaplikasikan
Dokter           Cara pakai:
                    Sediaan topikal diaplikasikan 1x/hari, selama 4 minggu
                    kerap menjadi terapi tambahan modalitas terapi yang
Interferon          lain
                    kombinasi dg podofilotoksin meningkatkan efektivitas
                    60%  90% dlm 4mgg.
Bedah
Etio-                                                       KA pd
   patogenesis      Diagnosis              Terapi               Kehamilan


                 Cara pakai:
Terapi topikal
diaplikasikan       Dosis injeksi: 1-2 juta U.
pasien              Dapat diulang setiap hari
                    dosis maksimal 5 juta U/pasien.
                    Jumlah lesi KA maksimum yang mendapat injeksi pada satu
                    sesi terapi adalah 5 lesi.
Terapi topikal
diaplikasikan
Dokter           Efek samping:
                    Demam
                    Mialgia
Interferon          Nyeri kepala
                    Lelah
Bedah               Leukopenia
Etio-                                                        KA pd
   patogenesis     Diagnosis               Terapi                Kehamilan

                    pilihan pertama lesi KA yang besar dan lesi yang
Terapi topikal      menyebabkan obstruksi
diaplikasikan
pasien
                 Hal yang perlu diperhatikan:
                    anestesi
                    anatomi:
Terapi topikal      Lesi umumnya hanya sampai ke bagian atas dermis,
diaplikasikan
Dokter               tindakan hendaknya tidak terlalu dalam
                    Waspada fungsi spingter
                    kontrol infeksi
Interferon

Bedah
Etio-                                                   KA pd
   patogenesis   Diagnosis             Terapi               Kehamilan



Terapi topikal                                     Bedah eksisi
diaplikasikan
pasien
                 Menggunakan skapel, gunting, dan kuretase
                 dapat dikombinasi dg elektrokauter u/ hemostasis dan
                 sbg modalitas terapi penyerta
Terapi topikal   Bila perlu bertahap  interval 1-3 bulan
diaplikasikan
Dokter           Efek samping berupa
                    Nyeri
                    Jaringan parut
Interferon          Perdarahan


Bedah
Etio-                                                                                                KA pd
       patogenesis                        Diagnosis                              Terapi                      Kehamilan




Mestrovic T.Reconstruction of Skin Defects After Radical Excision of Anorectal Giant Condyloma Acuminatum:
6 cases. JEADV 2003;17:541–5
Etio-                                                  KA pd
   patogenesis   Diagnosis             Terapi              Kehamilan



Terapi topikal
                                                      Bedah Listrik
diaplikasikan    Target: luka bakar derajat 1-2.
pasien
                 Luka bakar sirkumferensial pada area perianal,
                 hendaknya dihindari untuk menghindari
                 stenosis ani
Terapi topikal   Komplikasi :
diaplikasikan
Dokter              Nyeri
                    Iritasi lokal
                    Hipopigmentasi pasca-inflamasi,
Interferon          Infeksi
                    skar
Bedah
Etio-                                                   KA pd
   patogenesis   Diagnosis             Terapi               Kehamilan


                                                      Bedah beku
Terapi topikal
diaplikasikan    Menggunakan: N2 cair, CO2 padat, cryoprobe
pasien           membekukan kandungan air pada jaringan dan
                 menginduksi terjadinya lisis sel
                 Target pada aplikasi terapi :
                 terbentuknya halo beberapa mm di sekitar lesi
Terapi topikal    Interval terapi: 1-2 minggu.
diaplikasikan
Dokter           Efek samping:
                    Nyeri
                    Ulserasi
Interferon          Hipo dan hiper pigmentasi pasca-inflamasi
                    Skar
                    Infeksi
Bedah
Etio-                                                                                               KA pd
       patogenesis                       Diagnosis                              Terapi                      Kehamilan




O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
Etio-                                                     KA pd
   patogenesis   Diagnosis              Terapi                Kehamilan



Terapi topikal
                                              Bedah laser CO2
diaplikasikan
pasien           secara ablatif  vaporisasi lesi KA destruksi jaringan

                 Asap yang timbul pada saat terapi dapat mengandung
                 partikel virus
Terapi topikal   Operator hendaknya menggunakan masker dan
diaplikasikan    penghisap asap yang adekuat
Dokter           proteksi diri terhadap infeksi HPV respiratorik.

                 Komplikasi :
Interferon          Nyeri
                    Gatal
                    Edema
Bedah               Skar
Etio-                                                 KA pd
   patogenesis      Diagnosis           Terapi            Kehamilan


•Terapi lain dengan bukti sahih terbatas

          Injeksi bleomisin intralesi
          Kantaridin topikal
          5-Fluorouracyl (5-FU) topikal (Efudix®) & injeksi
          intralesi 5-FU
          Cidofovir topikal
          Tretinoin oral
          Terapi topikal 5-aminolaevulinic acid 20%-
          photodynamic therapy (ALA-PDT)

       penelitiannya masih sangat terbatas
       sebagian berupa laporan kasus anekdotal.
Etio-                                                      KA pd
   patogenesis       Diagnosis             Terapi              Kehamilan


Edukasi pasien, persiapan, dan tindak lanjut paska terapi

         Pasien perlu diberikan edukasi mengenai kekerapan,
         transmisi, dan perjalanan alami infeksi HPV.

         Pasien hendaknya mendapat informasi bahwa mereka
         mampu menularkan virus dan pasangan seksual mereka
         kemungkinan besar sudah mengalami infeksi.

         Hubungan setia diharapkan mampu menurunkan
         penyebaran virus.

         Keseluruhan informasi terkait terapi, komplikasi, frekuensi
         dan durasi terapi perlu disampaikan kepada pasien
Etio-                                                         KA pd
   patogenesis        Diagnosis              Terapi               Kehamilan


Edukasi pasien, persiapan, dan tindak lanjut paska terapi

      Pasien yang akan melakukan terapi di rumah harus diajarkan
      menggunakan obat terapi topikal dengan benar
      Dokter hendaknya memastikan pasien dpt melihat/
      mengidentifikasi lesi KA
      Pasien perlu diajarkan:
         menjaga higiene
         merawat luka
         mengamati dan melaporkan gejala serta tanda infeksi:
          peningkatan intensitas kemerahan kulit, bengkak, panas, nyeri, pus
         pada area lesi yang diterapi, maupun demam
Etio-                                                         KA pd
   patogenesis       Diagnosis               Terapi               Kehamilan


Edukasi pasien, persiapan, dan tindak lanjut paska terapi

           Apabila eradikasi sempurna lesi KA tidak tercapai  perlu
           dipertimbangkan kombinasi modalitas terapi lain

           Secara umum  kunjungan dan evaluasi ulang 3 bulan paska
           terapi

           Pada pasien imunosupresi kunjungan ulang berkala 6-12 bulan
           direkomendasikan karena risiko rekurensi lebih besar
Etio-                                        KA pd
patogenesis      Diagnosis      Terapi        Kehamilan


          Lesi KA umumnya mengalami perburukan/
          progresivitas pada kehamilan

          Faktor yang mendasari :
              efek hormon selama kehamilan
              peningkatan aliran darah
              penurunan respons imun secara umum


          Paska kehamilan umumnya
          regresi
Etio-                                               KA pd
patogenesis      Diagnosis          Terapi           Kehamilan

       Lesi KA:
          Menghambat vagina meregang optimal
          Kerap menyebabkan laserasi pada persalinan
          Menimbulkan obstruksi
          Risiko transmisi vertikal melalui jalan lahir
            Papilomatosis laring onset juvenilis, namun jarang
          (<0,04%)

       Terapi KA dapat dilakukan selama kehamilan:
          BCA/TCA
          bedah beku
          Bedah eksisi
          Laser
Etio-                                                       KA pd
patogenesis        Diagnosis             Terapi              Kehamilan

       Transmisi vertikal HPV perinatal dapat terjadi melalui jalan lahir
       dan amnion. namun angka kejadiannya kecil

    Wolf dkk
      menemukan deteksi HPV DNA pada 10 (4%) dari 223 sampel ASI
      pada 3 hari pascapartum wanita dg infeksi HPV anogenital
      9 dari 10 sampel mengandung HPV tipe 16 (RT)
      Pada HPV umumnya tidak terjadi viremia,
      HPV pada ASI transmisi retrograde manner
      dari jaringan pada nipel dan areola
      transmisi horizontal HPV dari ibu kpd anak
Penutup
   Infeksi HPV merupakan salah satu bentuk IMS
   tersering di dunia
Lesi KA
    memiliki potensi penularan yg tinggi
    kerap menimbulkan gangguan psikologis pada
    pasien.
    diagnosis umumnya dapat dilakukan dg pemeriksaan
    fisis
    namun pada beberapa kasus yang meragukan:
     permeriksaan dermoskopi
     biopsi
  dapat dilakukan
Penutup
Tidak ada terapi yang ideal untuk seluruh lesi.

Pemilihan terapi yang tepat bergantung pada:
   Tampilan lesi
   Lokasi
   Ketersediaan modalitas
   Keterampilan dokter
   Preferensi pasien.


Preferensi pasien berbagai faktor, yaitu:
   Efektivitas
   Tingkat rekurensi
   Kenyamanan
   Privasi
   Biaya
   Efek samping, dan komplikasi terapi.
Penutup

Pasien hendaknya diberikan informasi menyeluruh
mengenai penyakit dan tatalaksana untuk menunjang
keberhasilan terapi dan mencegah transmisi
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
presentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminatapresentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminataSK Sulistyaningrum
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 

What's hot (20)

Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
presentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminatapresentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminata
 
Hipertensi pada anak
Hipertensi pada anakHipertensi pada anak
Hipertensi pada anak
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 

Viewers also liked

Managing DHF in children: pitfalls & challenges
Managing DHF in children: pitfalls & challengesManaging DHF in children: pitfalls & challenges
Managing DHF in children: pitfalls & challengesDulanie
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksualKaze Va
 
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
 penggunaan asam salisilat dalam dermatologi   penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi SK Sulistyaningrum
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Eunfie
 

Viewers also liked (8)

Managing DHF in children: pitfalls & challenges
Managing DHF in children: pitfalls & challengesManaging DHF in children: pitfalls & challenges
Managing DHF in children: pitfalls & challenges
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksual
 
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
 penggunaan asam salisilat dalam dermatologi   penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
 
Kandidiasis & Trikomoniasis
Kandidiasis & TrikomoniasisKandidiasis & Trikomoniasis
Kandidiasis & Trikomoniasis
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)
 
(2014-02-06) Sifilis (ppt)
(2014-02-06) Sifilis (ppt)(2014-02-06) Sifilis (ppt)
(2014-02-06) Sifilis (ppt)
 
Sifilis
SifilisSifilis
Sifilis
 
Impetigo bullosa
Impetigo bullosaImpetigo bullosa
Impetigo bullosa
 

Similar to PRESENTATION kondiloma akuminata

KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKiaTauhid
 
HIV (1).pptx
HIV (1).pptxHIV (1).pptx
HIV (1).pptxHandoko87
 
Seminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervixSeminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervixAnnisa Rabbani
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaWulung Gono
 
PPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptx
PPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptxPPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptx
PPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptxArwanDiana
 
virus penyebab penyakit tropis.pptx
virus penyebab penyakit tropis.pptxvirus penyebab penyakit tropis.pptx
virus penyebab penyakit tropis.pptxYaniSodiqah2
 
TATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIV
TATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIVTATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIV
TATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIVSupri Adi
 
Asuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servikAsuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servikMarles Okta
 
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan BandungKanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandungrafaclinic
 
27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...
27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...
27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...enggardonikarmawan
 
197435021 case-hepatitis
197435021 case-hepatitis197435021 case-hepatitis
197435021 case-hepatitishomeworkping3
 
Manifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptx
Manifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptxManifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptx
Manifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptxicha582186
 
Eic laymen slides1
Eic laymen slides1Eic laymen slides1
Eic laymen slides1Faiz Amri
 

Similar to PRESENTATION kondiloma akuminata (20)

Preventif KNF
Preventif KNFPreventif KNF
Preventif KNF
 
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptxKESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS PEREMPUAN.pptx
 
HIV (1).pptx
HIV (1).pptxHIV (1).pptx
HIV (1).pptx
 
Seminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervixSeminar ibi deteksi dini kanker cervix
Seminar ibi deteksi dini kanker cervix
 
Dasar epid
Dasar epidDasar epid
Dasar epid
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
 
PPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptx
PPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptxPPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptx
PPT kelompok 8 condiloma acuminata.pptx
 
virus penyebab penyakit tropis.pptx
virus penyebab penyakit tropis.pptxvirus penyebab penyakit tropis.pptx
virus penyebab penyakit tropis.pptx
 
TATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIV
TATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIVTATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIV
TATALAKSANA INFEKSI CMV PADA ANAK PENDERITA HIV
 
IVA UNTUK TEPUS.pptx
IVA UNTUK TEPUS.pptxIVA UNTUK TEPUS.pptx
IVA UNTUK TEPUS.pptx
 
Asuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servikAsuhan keperawatan pada ca servik
Asuhan keperawatan pada ca servik
 
HIV_ANAK.pptx
HIV_ANAK.pptxHIV_ANAK.pptx
HIV_ANAK.pptx
 
13.45 14.30 konsep klinik
13.45 14.30 konsep klinik13.45 14.30 konsep klinik
13.45 14.30 konsep klinik
 
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan BandungKanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
Kanker serviks by dr.Trifena RAFA, klinik kecantikan Bandung
 
27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...
27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...
27._Kondiloma,_Trikomoniasis,_Kandidosis_-_Dr._dr._Sitti_Musafirah,_Sp.KK,_FI...
 
kp Ca serviks
kp Ca servikskp Ca serviks
kp Ca serviks
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
197435021 case-hepatitis
197435021 case-hepatitis197435021 case-hepatitis
197435021 case-hepatitis
 
Manifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptx
Manifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptxManifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptx
Manifestasi Klinis Penyakit Reproduksi.pptx
 
Eic laymen slides1
Eic laymen slides1Eic laymen slides1
Eic laymen slides1
 

PRESENTATION kondiloma akuminata

  • 1. DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TERKINI KONDILOMATA AKUMINATA SK Sulistyaningrum Moderator : dr.Farida Zubier, Sp.KK(K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM
  • 2. Pendahuluan Kondilomata akuminata (KA) tumor epitel jinak infeksi human papilomavirus (HPV) tipe tertentu salah satu infeksi menular seksual (IMS) tersering risiko penularan tinggi  infeksi global epidemik
  • 3. Pendahuluan Epidemiologi Insidens kumulatif infeksi HPV 40% Prevalensi mencapai 75-80%.  2/3 individu imunokompeten: infeksi transien  Hanya < 1% bermanifestasi sbg KA Mortensen GL. Long-term quality of life effects of genital warts – a follow-up study. Dan Med Bul 2010;57(4):1-4
  • 4. Pendahuluan Epidemiologi Di Amerika Serikat Di Inggris thn 2009 Di Eropa prevalensi KA 1% 125.000 kasus baru 10,6% wanita usia pusat penanganan/ 18-45 thn Biaya perkasus klinik IMS 4-13% +£113 Biaya pernah mengalami Puncak kejadian usia penanganan KA KA 20-29 thn setahun +£16.8 juta
  • 5. Pendahuluan Asimpto- matik jinak • Gangguan psikologis morbiditas • Penurunan kualitas hidup Mortalitas (-)
  • 6. Pendahuluan Gangguan Psikologis terkait lesi KA Cemas Malu Percaya diri ↓ Depresi Kualitas hubungan seksual ↓ Mortensen GL. Long-term quality of life effects of genital warts – a follow-up study. Dan Med Bul 2010;57(4):1-4
  • 7. Pendahuluan Pemeriksaan fisis Dahulu Tatalaksana Diagnosis Biopsi pd sebagian  provider kecil kasus centered Dermoskopi Terapi topikal KA yg modalitas yang diaplikasikan sendiri makin berkembang o/ pasien penggunaannya  semakin berkembang
  • 8. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan • berkapsid virus • kecil (d: 55nm), bulat, • tda72 kapsomer DNA pentamer • 800 pasang basa DNA sirkuler • menginfeksi vertebrata • paling tua ditemukan Beragam • >130 tipe HPV telah diidentifikasi • > 40 tipe HPV Infeksi • Tda: RT dan RR HPV • RTmenyebabkan genital neoplasia
  • 9. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan De Villers EM, Fauquet C, Broker TR, Bernard HU, Zur HH. Classification of papillomaviruses. Virology 2004;324(1):17-27
  • 10. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Tipe HPV dan Penyakit terkait Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009;1:1-16.
  • 11. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Mekanisme Penghindaran HPV Infeksi pd sel epidermal  tidak berinteraksi langsung dg pembuluh darah dan sistem imun humoral Induksi defisiensi imun lokal: limfosit↓ sel Langerhans↓ CD4↓ produksi sitokin setempat↓
  • 12. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Eliminasi Virus: Interleukin  meningkatkan respons imun seluler Interferon  menghambat replikasi virus Individu imunokompeten  dpt terjadi regresi spontan. Individu imunokompromais terkait imun seluler angka kejadian penyakit terkait HPV lebih tinggi manifestasi lesi lbh besar, multifokal, & cenderung displastik
  • 13. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Target infeksi HPV Sel pd lapisan basal HPV bereplikasi pd sel basal yang aktif membelah menyebabkan gangguan pada kontrol siklus sel. gambaran klinis eksofitik
  • 14. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Bonnez W, Reichman RC. Papillomaviruses. In: Mandell GL. eds. Principles and Practice of Infectious Diseases. 6th ed. Philadelphia, PA: Elsevier/Churchill Livingstone, 2005:1841–56
  • 15. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Jalur transmisi utama HPV  kontak seksual penetrasi (vagina, anal,oral) Abrasi epitel dan trauma minor saat aktivitas seksual  mempermudah transmisi dan infeksi HPV ke sel target 65% kontak seksual individu dg lesi KA mengalami infeksi HPV Individu dg infeksi HPV asimptomatik mampu mentransmisikan virus
  • 16. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Faktor risiko dan proteksi infeksi HPV Jumlah pasangan Vaksinasi Faktor proteksi Faktor risiko seksual >1 Sirkumsisi Riwayat IMS lainnya Penggunaan kondom Rokok secara konsisten Penggunaan kontrasepsi oral Individu imunokompromais
  • 17. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan MANIFESTASI KLINIS • Tumor menyerupai kembang kol Predileksi • Sewarna kulit atau merah muda Terkait aktivitas seksual • Bentuk: – Kubah • meatus uretra – papul datar • penis, skrotum – lesi bertangkai • serviks, vagina – lesi hiperkeratotik • anus, perianus • Lesi KA dapat: • lipat inguinal – Soliter, • rongga mulut – Multipel tersebar, berkelompok menyerupai mulberry, – Kerkonfluens membentuk plak
  • 18. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan MANIFESTASI KLINIS MANIFESTASI KLINIS Gejala Asimptomatik (75%) Dapat pula disertai: • pruritus anogenital • rasa terbakar • nyeri • tenesmus • perdarahan
  • 19. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan MANIFESTASI KLINIS Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 1:1-16
  • 20. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan MANIFESTASI KLINIS a b c Berbagai manifestasi klinis KA. (a) dan (b) KA pada penis. (c) KA pada perianal. O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
  • 21. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan MANIFESTASI KLINIS Lesi berukuran > 10 cm Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 1:1-16
  • 22. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan MANIFESTASI KLINIS Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 1:1-16
  • 23. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Diagnosis KA umumnya dapat ditegakkan melalui: Pemeriksaan fisis dg pencahayaan yg memadai dan kaca pembesar Pemeriksaan sederhana dan cepat asam asetat 3-5% pada lesi  dpt membantu Pada pasien homoseksual, pemeriksaan anuskopi dan/ protosigmoidoskopi penting dilakukan lesi dapat meluas ke arah dalam (75-94%) Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 1:1-16
  • 24. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Diagnosis Banding Bonnez W, Toy EP.Disease. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 3:29-44
  • 25. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Diagnosis Banding Bonnez W, Toy EP.Disease. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 3:29-44
  • 26. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Diagnosis Banding O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
  • 27. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Diagnosis Banding Bonnez W, Toy EP.Disease. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 3:29-44.
  • 28. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Biopsi tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan rutin pada KA Temuan histopatologi Indikasi biopsi pada KA : tampilan lesi yang atipikal lesi yang resisten terhadap terapi Demoskopi Kecurigaan perubahan neoplastik, ditandai Pigmentasi Identifikasi Pertumbuhan cepat genom HPV Fiksasi terhadap struktur di bawahnya Perdarahan Ulserasi spontan Pasien imunokompromais Usia lebih dari 40 tahun Lesi KA pada serviks
  • 29. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Koilosit keratinosit berukuran besar dengan area halo/ vakuolisasi perinuklear Temuan Sel dengan inti hiperkromatik juga dapat ditemukan. histopatologi Pada epidermis terdapat: Akantosis Demoskopi hiperkeratosis tipe parakeratosis rete ridges memanjang Identifikasi peningkatan/ aktivitas mitosis pada stratum basalis genom HPV Pada dermis dapat ditemukan papilomatosis dan sebukan sel radang kronik
  • 30. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Temuan histopatologi Demoskopi Identifikasi genom HPV Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg 2004;17(4):221-30.
  • 31. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Penggunaan dermoskop pada KA semakin banyak dilaporkan Temuan histopatologi Dong dkk, meneliti gambaran dermoskopi pada 90 lesi KA (61 pasien)  menemukan Demoskopi gambaran karakteristik pada KA pola mosaik pd lesi awal yang masih datar Identifikasi pola knoblike dan fingerlike genom HPV  pd lesi papilomatosa
  • 32. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Temuan histopatologi Demoskopi Identifikasi genom HPV Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
  • 33. Dermatoskopi a Gambar (a) mosaic pattern (panah A) dan glomerular ( panah B) Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
  • 34. Dermatoskopi a Gambar knoblike pattern (panah A) dan keratosis (panah B) Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
  • 35. Dermatoskopi Gambar fingerlike pattern (panah A) dan knoblike pattern (panah B), Dong H, Shu D, Campbell TM, Fruhauf J, Soyer P, Hofmann-Wellenhof R. Dermatoscopy of genital warts. J Am Acad Dermatol 2011;64(5):859-64.
  • 36. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Pemeriksaan dermoskopi merupakan pemeriksaan noninvasif yang relatif nyaman bagi pasien. Temuan histopatologi Keterbatasan penggunaannya pada KA  terkait higiene. Pemeriksaan dilakukan pada area genitalia dan terdapat kemungkinan transmisi virus melalui kontak Demoskopi lensa dermoskopi. Teknik asepis antisepsis yang adekuat diperlukan Identifikasi untuk mencegah transmisi. genom HPV Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg 2004;17(4):221-30.
  • 37. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Tidak direkomendasikan sbg pemeriksaan rutin pada KA. Temuan histopatologi Individu dapat mengalami infeksi HPV multipel. Adanya lesi KA tidak menyingkirkan adanya ko- Demoskopi infeksi dg tipe HPV lainnya Pada lesi anogenital, HPV risiko tinggi ditemukan Identifikasi sebanyak 31% genom HPV Anic dkk. terhadap 112 sampel KA pada laki-laki mengidentifikasi HPV risiko tinggi tipe 16/18 pada 14 sampel (12,5%). Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg 2004;17(4):221-30.
  • 38. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Faktor risiko infeksi HPV multipel: infeksi HIV Temuan pasangan seksual >1 histopatologi laki-laki berhubungan seksual dg laki-laki Uji deteksi terbatas pada HPV tipe risiko rendah saja Demoskopi tidak memberikan banyak manfaat Pemeriksaan PCR mampu mendeteksi DNA HPV  tingkat sensitivitas dan spesifisitas tinggi Identifikasi Contoh kit pemeriksaan HPV: genom HPV The hybrid capture II HR® Cervista HPV HR® Inno Lipa® The Linear Array HPV genotyping test®) Chang GJ, Welton ML. Human papillomavirus, condylomata acuminata, and anal neoplasia. Clin in Col Rec Surg 2004;17(4):221-30.
  • 39. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Efektivitas terapi pd IMS dinilai berdasarkan kemampuan menanggulangi manifestasi klinis pencegahan morbiditas dan komplikasi jangka panjang eradikasi etiologi infeksi pencegahan transmisi Terapi lesi KA  jumlah virus ↓ namun eradikasi infeksi sempurna sulit dicapai.
  • 40. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Tanpa terapi, lesi KA dapat menghilang, menetap, maupun tumbuh lebih besar.  bergantung respons imun pejamu Target utama terapi KA: Eradikasi lesi KA Stimulasi sistem imun untuk: • mengenali dan mengeliminasi virus • menghambat replikasi virus • menghambat pertumbuhan lesi
  • 41. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Hal-hal yang menjadi pertimbangan pemilihan terapi: manifestasi klinis lesi (jumlah, ukuran, keratinisasi/ nonkeratinisasi) lokasi lesi kondisi pasien (kehamilan, usia, status imunitas) komplikasi terkait terapi preferensi pasien ketersediaan terapi keterampilan/ pengalaman dokter.
  • 42. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Respons Berbagai Terapi KA Rose RC, Stoler MH. Biology. In: Bonnez W. Guide to genital disease and prevention. New York: Informa Healthcare 2009; 1:1-16
  • 43. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan panduan pilihan terapi berdasarkan lokasi anatomi KA Centers for Disease Control and Prevention. Sexually transmitted disease treatment guidelines 2010. Genital warts. Morb Mortal Wkly Rep 2010;59(RR-12):70-4.
  • 44. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Podofilotoksin diaplikasikan Ekstrak bahan aktif podophyllum resin. pasien Cara kerja: Antimitotik hambatan polimerisasi tubulin menjadi Terapi topikal mikrotubuluspembelahan sel terhenti pada diaplikasikan metafase Dokter induksi nekrosis jaringan lokal Interferon Kontraindikasi : area vagina, uretra, serviks Bedah kehamilan
  • 45. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Podofilotoksin diaplikasikan Sediaan: (Condilox®) pasien 0,5% solusio 0,5% gel 0,15% krim Terapi topikal Cara pakai: diaplikasikan 2x/hari slm 3 hari berturut-turut/minggu Dokter maksimal luas area 10 cm2/sesi aplikasi Jumlah maksimal 0,5 ml/hari Evaluasi ulang dlm 4 minggu. Interferon Efektivitas terapi Bedah Superior dibandingkan plasebo Sebanding dg podofilin
  • 46. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Podofilotoksin diaplikasikan Efek samping pasien Inflamasi dan iritasi lokal Erosi Nyeri Terapi topikal Rasa terbakar diaplikasikan Dokter Gatal lebih Jarang dilaporkan: Interferon Dispareuni Perdarahan, Bedah Skar Insomnia
  • 47. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Podofilotoxin O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
  • 48. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Imiquimod diaplikasikan imidazoquilinamine pasien tidak memiliki aktivitas antivirus in vitro Cara kerja: memodifikasi respons imun pejamu peningkatan produksi sitokin, yaitu: interferon α, tumor necrosis factor (TNF), dan interleukin. Terapi topikal peningkakan jumlah dan kinerja sel natural kiler (NK), diaplikasikan poliymorphonuclear neutrofilic leukocyte (PMN), makrofag, Dokter dan sel T efek antitumor dan eradikasi virus in vivo menginduksi memori sistem Interferon mencegah terjadinya rekurensi Bedah
  • 49. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Imiquimod Terapi topikal Kontraindikasi : diaplikasikan pasien area mukosa (vagina, uretra, serviks) kehamilan Sediaan: krimkonsentrasi 1% dan 5% (Aldara®). Terapi topikal Cara Pakai: diaplikasikan 3x/ minggu (selang sehari)  s/d 16 mgg. Dokter Dianjurkan menggosok saat aplikasi krim untuk meningkatkan absorbsi. Sedian juga diaplikasikan pd area sekitar lesi, Interferon tdk terbatas pd lesi KA saja. Setelah 6-10 jam area yang diterapi dibersihkan dengan sabun yang lembut Bedah
  • 50. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Imiquimod diaplikasikan Efektifitas pasien Superior thd plasebo dalam eradikasi lesi KA selama kurun waktu terapi 12 minggu. Imiquimod 5% lebih efektif dibandingkan imiquimod 1% Efek samping : Terapi topikal eritema ringan-sedang diaplikasikan Erosi Dokter Gatal Sensasi terbakar Iritasi Interferon Indurasi, nyeri pada perabaan. lebih jarang ditemukan dibandingkan podofilotoksin  sering dijumpai pada konsentrasi yang lebih tinggi Bedah
  • 51. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Imiquimod O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
  • 52. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Efek samping Imiquimod O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
  • 53. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Sinecatechins diaplikasikan pasien polifenon E yang terdiri atas ekstrak 8 catechins dipurifikasi dari teh hijau (Camellia sinensis). Terapi topikal diaplikasikan Dokter Interferon Bedah
  • 54. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal diaplikasikan pasien Terapi topikal diaplikasikan Dokter Interferon Bedah
  • 55. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Sinecatechins diaplikasikan Sedian: salap 10% dan 15% (veregen®) pasien tidak direkomendasikan pada: Pasien yang hamil Usia dibawah 18 thn Terapi topikal Imunokompromais diaplikasikan Pasien dg herpes genitalis, Dokter belum ada uji klinis keamanan dan efektivitas Interferon Cara Pakai: 3x/hari  s/d maksimal 16mgg 250mg/lesi/kali aplikasi Bedah
  • 56. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Sinecatechins Terapi topikal diaplikasikan Efektifitas pasien Superior thd plasebo dalam eradikasi lesi KA selama kurun waktu terapi 12 minggu. Superior thd imiquimod dan podofilotoksin Terapi topikal diaplikasikan Efek samping : Dokter reaksi lokal kulit, yaitu: Eritema Interferon Edema Erosi Bedah puncaknya tjd dlm kurun 2-4 minggu terapi
  • 57.
  • 58. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan
  • 59. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Podofilin Terapi topikal podofilin resin salah satu terapi tertua KA diaplikasikan pasien mengandung flavenoid mutagen, quercetin, dan kamferol. Cara kerja: antimitotik yang menginduksi nekrosis jaringan, sebagaimana podofilotoksin Terapi topikal diaplikasikan Kontraindikasi: Kehamilan Dokter Sediaan :solusio podofilin 10-25% Interferon Penggunaan maksimal luas area 10 cm2 /jumlah total podofilin < 0,5 ml. Bedah risiko absorpsi dan toksisitas sistemik
  • 60. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Podofilin Terapi topikal diaplikasikan Efek samping: pasien Supresi sum-sum tulang Gangguan neurologi halusinasi, psikosis Mual Terapi topikal Muntah diaplikasikan Diare Dokter Gangguan fungsi hati nyeri akut abdomen Interferon Efektivitas terapi: Superior thd plasebo Bedah Sebanding dg podofilotoksin Konsentrasi 10% sebanding dg 25%
  • 61. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Bichloracetic acid (BCA) dan diaplikasikan pasien Trichloracetic acid (TCA) Agen yang bersifat korosif Terapi topikal Cepat menjadi inaktif setelah kontak dg kulit/ diaplikasikan Dokter lesi Konsentrasi mencapai 95%. Interferon Dibuat sesuai pesanan o/ farmasi Bedah
  • 62. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Bichloracetic acid (BCA) dan diaplikasikan Trichloracetic acid (TCA) pasien Cara pakai: diaplikasikan pada lesi KA dg tusuk gigi atau cotton bud. Jadwal terapi umumnya 3x/minggu selama 4 minggu. netralisasi kelebihan aplikasi BCA/TCA: Terapi topikal Bikarbonat, talkum, sabun diaplikasikan Dokter Komplikasi : ulserasi Interferon Efektivitas respons terapi dan tk. rekurensi: superior dibandingkan plasebo Bedah sebanding dg bedah beku
  • 63. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
  • 64. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan efek antivirus luas Terapi topikal diaplikasikan pasien Pada KA: Terapi topikal Injeksi intralesi efektivitas superior dibandingkan plasebo Terapi topikal diaplikasikan Dokter Cara pakai: Sediaan topikal diaplikasikan 1x/hari, selama 4 minggu kerap menjadi terapi tambahan modalitas terapi yang Interferon lain kombinasi dg podofilotoksin meningkatkan efektivitas 60%  90% dlm 4mgg. Bedah
  • 65. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Cara pakai: Terapi topikal diaplikasikan Dosis injeksi: 1-2 juta U. pasien Dapat diulang setiap hari dosis maksimal 5 juta U/pasien. Jumlah lesi KA maksimum yang mendapat injeksi pada satu sesi terapi adalah 5 lesi. Terapi topikal diaplikasikan Dokter Efek samping: Demam Mialgia Interferon Nyeri kepala Lelah Bedah Leukopenia
  • 66. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan pilihan pertama lesi KA yang besar dan lesi yang Terapi topikal menyebabkan obstruksi diaplikasikan pasien Hal yang perlu diperhatikan: anestesi anatomi: Terapi topikal Lesi umumnya hanya sampai ke bagian atas dermis, diaplikasikan Dokter  tindakan hendaknya tidak terlalu dalam Waspada fungsi spingter kontrol infeksi Interferon Bedah
  • 67. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Bedah eksisi diaplikasikan pasien Menggunakan skapel, gunting, dan kuretase dapat dikombinasi dg elektrokauter u/ hemostasis dan sbg modalitas terapi penyerta Terapi topikal Bila perlu bertahap  interval 1-3 bulan diaplikasikan Dokter Efek samping berupa Nyeri Jaringan parut Interferon Perdarahan Bedah
  • 68. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Mestrovic T.Reconstruction of Skin Defects After Radical Excision of Anorectal Giant Condyloma Acuminatum: 6 cases. JEADV 2003;17:541–5
  • 69. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Bedah Listrik diaplikasikan Target: luka bakar derajat 1-2. pasien Luka bakar sirkumferensial pada area perianal, hendaknya dihindari untuk menghindari stenosis ani Terapi topikal Komplikasi : diaplikasikan Dokter Nyeri Iritasi lokal Hipopigmentasi pasca-inflamasi, Interferon Infeksi skar Bedah
  • 70. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Bedah beku Terapi topikal diaplikasikan Menggunakan: N2 cair, CO2 padat, cryoprobe pasien membekukan kandungan air pada jaringan dan menginduksi terjadinya lisis sel Target pada aplikasi terapi : terbentuknya halo beberapa mm di sekitar lesi Terapi topikal Interval terapi: 1-2 minggu. diaplikasikan Dokter Efek samping: Nyeri Ulserasi Interferon Hipo dan hiper pigmentasi pasca-inflamasi Skar Infeksi Bedah
  • 71. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan O’Mahony C. Genital warts: current and future management options. Am J Clin Dermatol 2005: 6 (4): 239-43j
  • 72. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Terapi topikal Bedah laser CO2 diaplikasikan pasien secara ablatif  vaporisasi lesi KA destruksi jaringan Asap yang timbul pada saat terapi dapat mengandung partikel virus Terapi topikal Operator hendaknya menggunakan masker dan diaplikasikan penghisap asap yang adekuat Dokter proteksi diri terhadap infeksi HPV respiratorik. Komplikasi : Interferon Nyeri Gatal Edema Bedah Skar
  • 73. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan •Terapi lain dengan bukti sahih terbatas Injeksi bleomisin intralesi Kantaridin topikal 5-Fluorouracyl (5-FU) topikal (Efudix®) & injeksi intralesi 5-FU Cidofovir topikal Tretinoin oral Terapi topikal 5-aminolaevulinic acid 20%- photodynamic therapy (ALA-PDT) penelitiannya masih sangat terbatas sebagian berupa laporan kasus anekdotal.
  • 74. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Edukasi pasien, persiapan, dan tindak lanjut paska terapi Pasien perlu diberikan edukasi mengenai kekerapan, transmisi, dan perjalanan alami infeksi HPV. Pasien hendaknya mendapat informasi bahwa mereka mampu menularkan virus dan pasangan seksual mereka kemungkinan besar sudah mengalami infeksi. Hubungan setia diharapkan mampu menurunkan penyebaran virus. Keseluruhan informasi terkait terapi, komplikasi, frekuensi dan durasi terapi perlu disampaikan kepada pasien
  • 75. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Edukasi pasien, persiapan, dan tindak lanjut paska terapi Pasien yang akan melakukan terapi di rumah harus diajarkan menggunakan obat terapi topikal dengan benar Dokter hendaknya memastikan pasien dpt melihat/ mengidentifikasi lesi KA Pasien perlu diajarkan: menjaga higiene merawat luka mengamati dan melaporkan gejala serta tanda infeksi:  peningkatan intensitas kemerahan kulit, bengkak, panas, nyeri, pus pada area lesi yang diterapi, maupun demam
  • 76. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Edukasi pasien, persiapan, dan tindak lanjut paska terapi Apabila eradikasi sempurna lesi KA tidak tercapai  perlu dipertimbangkan kombinasi modalitas terapi lain Secara umum  kunjungan dan evaluasi ulang 3 bulan paska terapi Pada pasien imunosupresi kunjungan ulang berkala 6-12 bulan direkomendasikan karena risiko rekurensi lebih besar
  • 77. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Lesi KA umumnya mengalami perburukan/ progresivitas pada kehamilan Faktor yang mendasari : efek hormon selama kehamilan peningkatan aliran darah penurunan respons imun secara umum Paska kehamilan umumnya regresi
  • 78. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Lesi KA: Menghambat vagina meregang optimal Kerap menyebabkan laserasi pada persalinan Menimbulkan obstruksi Risiko transmisi vertikal melalui jalan lahir  Papilomatosis laring onset juvenilis, namun jarang (<0,04%) Terapi KA dapat dilakukan selama kehamilan: BCA/TCA bedah beku Bedah eksisi Laser
  • 79. Etio- KA pd patogenesis Diagnosis Terapi Kehamilan Transmisi vertikal HPV perinatal dapat terjadi melalui jalan lahir dan amnion. namun angka kejadiannya kecil Wolf dkk menemukan deteksi HPV DNA pada 10 (4%) dari 223 sampel ASI pada 3 hari pascapartum wanita dg infeksi HPV anogenital 9 dari 10 sampel mengandung HPV tipe 16 (RT) Pada HPV umumnya tidak terjadi viremia, HPV pada ASI transmisi retrograde manner dari jaringan pada nipel dan areola transmisi horizontal HPV dari ibu kpd anak
  • 80. Penutup Infeksi HPV merupakan salah satu bentuk IMS tersering di dunia Lesi KA memiliki potensi penularan yg tinggi kerap menimbulkan gangguan psikologis pada pasien. diagnosis umumnya dapat dilakukan dg pemeriksaan fisis namun pada beberapa kasus yang meragukan: permeriksaan dermoskopi biopsi dapat dilakukan
  • 81. Penutup Tidak ada terapi yang ideal untuk seluruh lesi. Pemilihan terapi yang tepat bergantung pada: Tampilan lesi Lokasi Ketersediaan modalitas Keterampilan dokter Preferensi pasien. Preferensi pasien berbagai faktor, yaitu: Efektivitas Tingkat rekurensi Kenyamanan Privasi Biaya Efek samping, dan komplikasi terapi.
  • 82. Penutup Pasien hendaknya diberikan informasi menyeluruh mengenai penyakit dan tatalaksana untuk menunjang keberhasilan terapi dan mencegah transmisi