SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650
PADA ANAK
Disusun oleh : FRANSISKA LUMEMPOUW KOEDOEBOEN
1261050302
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
Periode 25 JULI 2016 – 1 OKTOBER 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
PEMERIKSAAN JANTUNG
Anamnesis
Identitas
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Kebiasaan Pribadi
Nyeri dada
• Apakah anda merasa nyeri/tidak nyaman pada
bagian dada?
• Apakah nyerinya berhubungan dengan
aktivitas?
• Apakah rasa nyeri menjalar ke leher, bahu,
atau turun ke tangan ?
• Apakah rasa nyerinya sampai membangunkan
waktu malam ?
Anamnesis
Anamnesis
Berdebar – debar
• Apakah detak jantungnya terasa lebih cepat atau lambat ?
Berapa lama ?
Sesak nafas
• Apakah merasa sesak saat beraktivitas ?
• Apakah dapat tidur telentang tanpa merasa sesak? Jika tidak,
biasanya berapa bantal yang anda gunakan saat tidur?
(orthopneu)
• Apakah anda pernah terbangun di malam hari karena sesak ?
Apakah disertai mengi atau batuk?
Anamnesis
Edema
• Apakah anda pernah mengalami bengkak di pergelangan
kaki ? Kapan terjadinya ?apakah memburuk saat pagi atau
malam?
• Apakah ada bengkak di bagian tubuh lainnya?
Keluhan lain
• Apakah tangan / kaki anda pernah terasa dingin atau biru?
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan Palpasi
o Ictus cordis/ denyut apeks
o Bayi dan anak kecil : pada sela iga 4 pada garis
midkavikuler kiri/ sedikit lateral
o Anak 3 tahun dan lebih : sela iga ke 5. Sedikit medial,
garis mid – kl.kiri
o Pada bayi dan anak kecil inspeksi sukar jadi palpasi
Pemeriksaan Fisik
• Perkusi
– Sudah ditinggalkan pada anak
– Pada anak besar : perkusi dari perifer ke tengah (menentukan besar
jantung)
– Pada bayi dan anak kecil sulit (lebih baik dengan inspeksi dan palpasi
cermat
• Auskultasi
– Teknik Auskultasi:
• Daerah auskultasi tradisional
– Daerah mitral di apeks
– Daerah trikuspid di parasternal kiri bawah
– Daerah pulmonal di sela iga ke 2 tepi kiri sternum
– Daerah aorta di sela iga 2 tepi kanan sternum
Sistematika Pemeriksaan
– Mulai dari apeks
– Tepi kiri sternum bawah
– Ke atas sepanjang tepi kiri sternum
– Daerah infra dan supraclavicula kiri dan kanan
– Lekuk supra sternal
– Daerah karotis leher kiri dan kanan
– Seluruh sisa dada dan punggung
– Posisi pasien : telentang  miring  duduk
• Auskultasi dimulai dengan memperhatikan bunyi jantung.
• Kemudian setelah semua karakteristik bunyi jantung di
identifikasi baru diperhatikan bising jantung
Bunyi Jantung
Bunyi Jantung I
• Bunyi jantung I terjadi akibat bunyi
penutupan katup atrioventrikuler
• Komponen mitral bunyi jantung I
disebut M 1
• Komponen trikuspidnya disebut T 1
• T 1 terjadi ± 0,03 detik setelah M1 
bunyi jantung I terpecah (split) sempit
• Penilaian : bunyi jantung I : normal,
melemah atau mengeras
• Bunyi jantung I mengeras : defek
septum atrium, stenosis mitral,
stenosis trikuspid
• Bunyi jantung I melemah : insufisiensi
mitral dan trikuspid, myocarditis,
pericarditis, efusi pericardium
Bunyi Jantung II
• Bunyi jantung II terjadi dari kompleks
bunyi akibat penutupan katup
semiluner (aorta dan pulmonal)
• Komponen aorta bunyi jantung II
disebut A 2
• Komponen pulmonal disebut P 2
• Pada bayi, anak dan dewasa muda
yang normal, bunyi jantung II
terdengar terpecah (split) pada
inspirasi dan tunggal pada ekspirasi
Bunyi Jantung
Bunyi Jantung III
• Nada rendah
• 0.10 – 0.20 detik setelah bunyi
jantung II
• di apeks/ parasternal kiri bawah
• pada anak dan dewasa muda
normal
• mengeras bila pengisian
ventrikel bertambah
• mengeras + takikardia  irama
derap (patologis)
Bunyi Jantung IV
• Nada rendah
• Oleh karena deselerasi darah
pada pengisian ventrikel oleh
atrium (bunyi atrium)
• Tidak ada pada bayi dan anak
normal
• Terdengar pada keadaan
patologi: dilatasi ventrikel,
hipertrofi ventrikuler, fibrosis
myokardium
Bising Jantung (Murmur)
1. Bising inosent (innocent murmur) atau bising
fungsional yang tidak berhubungan dengan
kelaian struktural jantung
2. Bising patologis yang berhubungan dengan
kelainan struktural jantung.
Bentuk Bising
1. Bising sistolik
• Bising holosistolik (pansistolik) :
pada defek sentrum ventrikel,insufisiensi mitral dan
trikuspid
• Bising sistolik dini : defek septum ventrikel kecil.
• Bising ejeksi sistolik : dimulai setelah BJ I,berhenti sebelum
BJ II. Pada defek septum atrium atau tetralogi of fallot.
• Bising sistolik akhir : dimulai setelah pertengahan fase
sistolik, berhenti bersamaan dengan bunyi jantung II. Pada
prolaps katup mitral dan insufisiensi mitral ringan
Bentuk Bising
2. Bising diastolik
• Bising diastolik dini : bersamaan dengan BJ II, berhenti
sebelum BJ I. Pada insufisiensi aorta dan pulmonal.
• Bising mid diastolik(diastolik flow murmur): terjadi akibat
aliran darah berlebih (stenosis relatif katup mitral/trikuspid).
Pada defek septum ventrikel besar, duktus arteriosus
persisten besar,defek septum atrium besar
• Bising diastolik akhir /pre-systolic : dimulai akhir fase distolik,
berakhir bersamaan dengan bunyi jantung I. Pada stenosis
mitral organik.
Derajat intensitas murmur
( bising jantung ) :
• Derajat 1 : bising yang sangat lemah
• Derajat 2 : bising yang lemah tetapi mudah terdengar
• Derajat 3 : bising agak keras tetapi tidak disertai getaran
bising
• Derajat 4 : bising cukup keras dan disertai getaran bising
• Derajat 5 : bising sangat keras yang tetap terdengar bila
stetoskop ditempelkansebagian saja pada dinding dada
• Derajat 6 : bising paling keras dan tetap terdengar
meskipun stetoskop diangkat daridinding dada
Pemeriksaan Penunjang
CK/CPK (Creatin Posfo Kinase)
• Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka,
konsentrasi rendah pada jaringan otak, berupa senyawa
nitrogen yang terfosforisasi dan menjadi katalisastor dalam
transfer posfat ke ADP (energy)
Nilai normal :
Dewasa pria : 5-35 Ug/ml atau 30-180 IU/L
Wanita : 5-25 Ug/ml atau 25-150 IU/L
Anak laki-laki : 0-70 IU/L
Anak wanita : 0-50 IU/L
Bayi baru lahir : 65-580 IU/
CKMB (Creatinkinase label M dan B)
• Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama
otot, miokardium, dan otak.
Terdapat 3 jenis isoenzim kreatinase dan diberi label M
(muskulus) dan B (Brain), yaitu : Isoenzim MB : banyak
terdapat pada miokardium bersama MM
Peningkatan kadar enzim dalam serum menjadi indicator
terpercaya adanya kerusakan jaringan pada jantung.
Nilai normal kurang dari 10 U/L
Nilai > 10-13 U/L atau > 5% total CK menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas produksi enzim.
LDH (laktat dehidrogenase)
• Enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat
dan menjadi katalisator proses konversi laktat
menjadi piruvat. Tersebar luas pada jaringan
terutama ginjal, rangka, hati dan miokardium.
Peningkatan LDH menandakan adanya
kerusakan jaringan. LDH akan meningkat
sampai puncak 24-48 jam setelah infark dan
tetap abnormal 1-3 minggu kemudian.
Nilai normal : 80-240 U/L
Troponin
• Kompleks protein otot globuler dari pita I yang menghambat
kontraksi dengan memblokade interaksi aktin dan myosin.
Apabila bersenyawa dengan Ca++ , akan mengubah posisi
molekul tropomiosin sehingga terjadi interaksi aktin-miosin.
Peningkatan troponin menjadi pertanda positif adanya cedera
sel miokardium dan potensi terjadinya angina.
• Nilai normal < 0,16 Ug/L
SGOT/SGPT
Serum glutamik oksaloasetik
transaminase
enzim transaminase sering juga disebut juga
AST (aspartat amino transferase) katalisator-
katalisator perubahan asam amino menjadi
asam alfa ketoglutarat.
Enzim ini berada pada serum dan jaringan
terutama hati dan jantung. Pelepasan enzim
yang tinggi kedalam serum menunjukan
adanya kerusakan terutama pada jaringan
jantung dan hati.
Pada penderita infark jantung, SGOT akan
meningkat setelah 12 jam dan mencapai
puncak setelah 24-36 jam kemudian, dan
akan kembali normal pada hari ke-3 sampai
hari ke-5.
Nilai normal :
Laki-laki s/d 37 U/L
Wanita s/d 31 U/L
serum glutamik pyruvik
transaminase
• Merupakan enzim
transaminase yang dalam
keadaan normal berada dalam
jaringan tubuh terutama hati.
Sering disebut juga ALT (alanin
aminotransferase).
Peningkatan dalam serum
darah mengindikasikan adanya
trauma atau kerusakan pada
hati.
Nilai normal :
Laki-laki : s/d 42 U/L
Wanita : s/d 32 U/L
Alfa hydroxygutiric dehidrogenase
(HBDH)
• Enzim non sfesifik. Untuk diagnostic miokard
infark.
Pemeriksaaan ini bertujuan untuk
membedakan LDH 1,2 dan LDH 3,4.
Peningkatan HBDH biasanya juga menandai
adanya miokard infark dan juga diikuti
peningkatan LDH.
chest X ray
chest X ray
Foto polos dada : adanya kelainan
letak, ukuran dan bentuk jantung,
vaskularisasi paru, edema paru,
parenkim paru, letak gaster dan
hepar.
Electrocardiography (EKG)
• • Elektrokardiografi :
adanya kelainan
frekuensi, irama, aksis
gelombang P dan QRS,
voltase di sandapan
prekordial
• Gelombang P : ukuran kecil, merupakan depolarisasi atrium kanan dan kiri
• Segmen PR : Garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan
gelombang QRS
• Gelombang kompleks QRS : Gelombang yang merupakan hasil
depolarisasi ventrikel kanan dan kiri
• Segmen ST : garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T
• Gelombang T : potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri
Echocardiography
Echocardiography
Echocardiography
Manfaat :
• Menegakkan diagnosis kelainan struktural jantung
• Menetapkan derajat kelainan
• Menyingkirkan kelainan penyerta
• Mengevaluasi fungsi KV
• Mengevaluasi pasien pra bedah
• Mengevaluasi hasil terapi medik
• Mengevaluasi hasil terapi bedah
• Menilai keterlibatan KV penyakit lain
Cardiac catheterization
Kateterisasi Jantung
Indikasi
• Ada atau tidaknya kelainan
jantung
• Jenis kelainan jantung
• Derajat kelainan
• Cara pengobatan yang tepat
untuk kelainan jantung yang
ada
• Hasil pengobatan yang
diberikan
Kontraindikasi
• Ventrikel iritable
• Hipokalemia
• Hipertensi yang tidak dapat
dikoreksi
• Penyakit demam berulang
• Gagal jantung dengan
edema paru
• Gangguan pembekuan
• Gagal ginjal hebat
• Alergi kontras
Referensi
• Artman M, Mahony L, Teitel DF. Neonatal Cardiology. The McGraw-Hill
Companies Medical Publishing Division. 2002
• Ontoseno T. Kelainan jantung bawaan dan etiologinya masa kini. Buletin
Toraks Kardiovaskuler Indonesia. 1996 : IV (4) : 30-34.
• Heart Disease in Infant and Children, Mulyadi M. Djer, MD, SpA(K),
PhD, Department of Child Health Medical School University of Indonesia
• Wahidiyat, Iskandar. Sastroasmoro,Sudigdo. 2014. Pemeriksaan Klinis
pada Bayi dan Anak. Jakarta:CV Sagung Seto.
• Sudoyo, Aru W.dkk. 2014. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

More Related Content

What's hot

Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgarisery putra
 
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 

What's hot (20)

Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Ileus obstruktif
Ileus obstruktifIleus obstruktif
Ileus obstruktif
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 

Similar to Pemeriksaan Jantung Pada Anak

Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......pptPemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppticha582186
 
Kematian Jantung Mendadak.ppt
Kematian Jantung Mendadak.pptKematian Jantung Mendadak.ppt
Kematian Jantung Mendadak.pptMeutiaRahmah4
 
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup LanjutBantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup LanjutRobertus Arian Datusanantyo
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensiBriliant Nissa
 
laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx
laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptxlaporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx
laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptxchristysukamti
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksikflo tupen
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxRahmaDenada2
 
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.pptRidhoKurniawan64
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aAi Coryde
 
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.pptkartikaNH
 
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMSistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMdewisetiyana52
 
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptssuser9df8d0
 

Similar to Pemeriksaan Jantung Pada Anak (20)

Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......pptPemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
 
Kematian Jantung Mendadak.ppt
Kematian Jantung Mendadak.pptKematian Jantung Mendadak.ppt
Kematian Jantung Mendadak.ppt
 
Pjk awam
Pjk awamPjk awam
Pjk awam
 
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup LanjutBantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Dasar dan Pengantar Bantuan Hidup Lanjut
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx
laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptxlaporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx
laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx
 
Stroke hemoragik
Stroke hemoragikStroke hemoragik
Stroke hemoragik
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik
 
CARDIVASKULER.pptx
CARDIVASKULER.pptxCARDIVASKULER.pptx
CARDIVASKULER.pptx
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
 
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
 
dc hasna abu.docx
dc hasna abu.docxdc hasna abu.docx
dc hasna abu.docx
 
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
 
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMSistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
 
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
 
15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom
 
PPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptxPPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptx
 
Laporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMILaporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMI
 
Hipotiroidisme
HipotiroidismeHipotiroidisme
Hipotiroidisme
 

More from Syscha Lumempouw

Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Syscha Lumempouw
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulangSyscha Lumempouw
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeSyscha Lumempouw
 
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangCOVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Syscha Lumempouw
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiSyscha Lumempouw
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaSyscha Lumempouw
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 IntegumenPraktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 IntegumenSyscha Lumempouw
 

More from Syscha Lumempouw (20)

Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
 
Radiologi - kelainan kongenital tulang
Radiologi -  kelainan kongenital tulangRadiologi -  kelainan kongenital tulang
Radiologi - kelainan kongenital tulang
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Penyakit vertebrae
Penyakit vertebraePenyakit vertebrae
Penyakit vertebrae
 
Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronisTonsilitis kronis
Tonsilitis kronis
 
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangCOVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
COVER Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB III Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
 
Referat Meningitis
Referat MeningitisReferat Meningitis
Referat Meningitis
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Sinus otak
Sinus otakSinus otak
Sinus otak
 
Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23Praktikum biokimia blok 23
Praktikum biokimia blok 23
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi Anatomi
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 IntegumenPraktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Pemeriksaan Jantung Pada Anak

  • 1. DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650 PADA ANAK Disusun oleh : FRANSISKA LUMEMPOUW KOEDOEBOEN 1261050302 Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Periode 25 JULI 2016 – 1 OKTOBER 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta PEMERIKSAAN JANTUNG
  • 2.
  • 3. Anamnesis Identitas Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Kebiasaan Pribadi
  • 4. Nyeri dada • Apakah anda merasa nyeri/tidak nyaman pada bagian dada? • Apakah nyerinya berhubungan dengan aktivitas? • Apakah rasa nyeri menjalar ke leher, bahu, atau turun ke tangan ? • Apakah rasa nyerinya sampai membangunkan waktu malam ? Anamnesis
  • 5. Anamnesis Berdebar – debar • Apakah detak jantungnya terasa lebih cepat atau lambat ? Berapa lama ? Sesak nafas • Apakah merasa sesak saat beraktivitas ? • Apakah dapat tidur telentang tanpa merasa sesak? Jika tidak, biasanya berapa bantal yang anda gunakan saat tidur? (orthopneu) • Apakah anda pernah terbangun di malam hari karena sesak ? Apakah disertai mengi atau batuk?
  • 6. Anamnesis Edema • Apakah anda pernah mengalami bengkak di pergelangan kaki ? Kapan terjadinya ?apakah memburuk saat pagi atau malam? • Apakah ada bengkak di bagian tubuh lainnya? Keluhan lain • Apakah tangan / kaki anda pernah terasa dingin atau biru?
  • 7. Pemeriksaan Fisik Inspeksi dan Palpasi o Ictus cordis/ denyut apeks o Bayi dan anak kecil : pada sela iga 4 pada garis midkavikuler kiri/ sedikit lateral o Anak 3 tahun dan lebih : sela iga ke 5. Sedikit medial, garis mid – kl.kiri o Pada bayi dan anak kecil inspeksi sukar jadi palpasi
  • 8. Pemeriksaan Fisik • Perkusi – Sudah ditinggalkan pada anak – Pada anak besar : perkusi dari perifer ke tengah (menentukan besar jantung) – Pada bayi dan anak kecil sulit (lebih baik dengan inspeksi dan palpasi cermat • Auskultasi – Teknik Auskultasi: • Daerah auskultasi tradisional – Daerah mitral di apeks – Daerah trikuspid di parasternal kiri bawah – Daerah pulmonal di sela iga ke 2 tepi kiri sternum – Daerah aorta di sela iga 2 tepi kanan sternum
  • 9. Sistematika Pemeriksaan – Mulai dari apeks – Tepi kiri sternum bawah – Ke atas sepanjang tepi kiri sternum – Daerah infra dan supraclavicula kiri dan kanan – Lekuk supra sternal – Daerah karotis leher kiri dan kanan – Seluruh sisa dada dan punggung – Posisi pasien : telentang  miring  duduk • Auskultasi dimulai dengan memperhatikan bunyi jantung. • Kemudian setelah semua karakteristik bunyi jantung di identifikasi baru diperhatikan bising jantung
  • 10. Bunyi Jantung Bunyi Jantung I • Bunyi jantung I terjadi akibat bunyi penutupan katup atrioventrikuler • Komponen mitral bunyi jantung I disebut M 1 • Komponen trikuspidnya disebut T 1 • T 1 terjadi ± 0,03 detik setelah M1  bunyi jantung I terpecah (split) sempit • Penilaian : bunyi jantung I : normal, melemah atau mengeras • Bunyi jantung I mengeras : defek septum atrium, stenosis mitral, stenosis trikuspid • Bunyi jantung I melemah : insufisiensi mitral dan trikuspid, myocarditis, pericarditis, efusi pericardium Bunyi Jantung II • Bunyi jantung II terjadi dari kompleks bunyi akibat penutupan katup semiluner (aorta dan pulmonal) • Komponen aorta bunyi jantung II disebut A 2 • Komponen pulmonal disebut P 2 • Pada bayi, anak dan dewasa muda yang normal, bunyi jantung II terdengar terpecah (split) pada inspirasi dan tunggal pada ekspirasi
  • 11. Bunyi Jantung Bunyi Jantung III • Nada rendah • 0.10 – 0.20 detik setelah bunyi jantung II • di apeks/ parasternal kiri bawah • pada anak dan dewasa muda normal • mengeras bila pengisian ventrikel bertambah • mengeras + takikardia  irama derap (patologis) Bunyi Jantung IV • Nada rendah • Oleh karena deselerasi darah pada pengisian ventrikel oleh atrium (bunyi atrium) • Tidak ada pada bayi dan anak normal • Terdengar pada keadaan patologi: dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikuler, fibrosis myokardium
  • 12. Bising Jantung (Murmur) 1. Bising inosent (innocent murmur) atau bising fungsional yang tidak berhubungan dengan kelaian struktural jantung 2. Bising patologis yang berhubungan dengan kelainan struktural jantung.
  • 13. Bentuk Bising 1. Bising sistolik • Bising holosistolik (pansistolik) : pada defek sentrum ventrikel,insufisiensi mitral dan trikuspid • Bising sistolik dini : defek septum ventrikel kecil. • Bising ejeksi sistolik : dimulai setelah BJ I,berhenti sebelum BJ II. Pada defek septum atrium atau tetralogi of fallot. • Bising sistolik akhir : dimulai setelah pertengahan fase sistolik, berhenti bersamaan dengan bunyi jantung II. Pada prolaps katup mitral dan insufisiensi mitral ringan
  • 14. Bentuk Bising 2. Bising diastolik • Bising diastolik dini : bersamaan dengan BJ II, berhenti sebelum BJ I. Pada insufisiensi aorta dan pulmonal. • Bising mid diastolik(diastolik flow murmur): terjadi akibat aliran darah berlebih (stenosis relatif katup mitral/trikuspid). Pada defek septum ventrikel besar, duktus arteriosus persisten besar,defek septum atrium besar • Bising diastolik akhir /pre-systolic : dimulai akhir fase distolik, berakhir bersamaan dengan bunyi jantung I. Pada stenosis mitral organik.
  • 15. Derajat intensitas murmur ( bising jantung ) : • Derajat 1 : bising yang sangat lemah • Derajat 2 : bising yang lemah tetapi mudah terdengar • Derajat 3 : bising agak keras tetapi tidak disertai getaran bising • Derajat 4 : bising cukup keras dan disertai getaran bising • Derajat 5 : bising sangat keras yang tetap terdengar bila stetoskop ditempelkansebagian saja pada dinding dada • Derajat 6 : bising paling keras dan tetap terdengar meskipun stetoskop diangkat daridinding dada
  • 17. CK/CPK (Creatin Posfo Kinase) • Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, konsentrasi rendah pada jaringan otak, berupa senyawa nitrogen yang terfosforisasi dan menjadi katalisastor dalam transfer posfat ke ADP (energy) Nilai normal : Dewasa pria : 5-35 Ug/ml atau 30-180 IU/L Wanita : 5-25 Ug/ml atau 25-150 IU/L Anak laki-laki : 0-70 IU/L Anak wanita : 0-50 IU/L Bayi baru lahir : 65-580 IU/
  • 18. CKMB (Creatinkinase label M dan B) • Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot, miokardium, dan otak. Terdapat 3 jenis isoenzim kreatinase dan diberi label M (muskulus) dan B (Brain), yaitu : Isoenzim MB : banyak terdapat pada miokardium bersama MM Peningkatan kadar enzim dalam serum menjadi indicator terpercaya adanya kerusakan jaringan pada jantung. Nilai normal kurang dari 10 U/L Nilai > 10-13 U/L atau > 5% total CK menunjukkan adanya peningkatan aktivitas produksi enzim.
  • 19. LDH (laktat dehidrogenase) • Enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator proses konversi laktat menjadi piruvat. Tersebar luas pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati dan miokardium. Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai puncak 24-48 jam setelah infark dan tetap abnormal 1-3 minggu kemudian. Nilai normal : 80-240 U/L
  • 20. Troponin • Kompleks protein otot globuler dari pita I yang menghambat kontraksi dengan memblokade interaksi aktin dan myosin. Apabila bersenyawa dengan Ca++ , akan mengubah posisi molekul tropomiosin sehingga terjadi interaksi aktin-miosin. Peningkatan troponin menjadi pertanda positif adanya cedera sel miokardium dan potensi terjadinya angina. • Nilai normal < 0,16 Ug/L
  • 21. SGOT/SGPT Serum glutamik oksaloasetik transaminase enzim transaminase sering juga disebut juga AST (aspartat amino transferase) katalisator- katalisator perubahan asam amino menjadi asam alfa ketoglutarat. Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan enzim yang tinggi kedalam serum menunjukan adanya kerusakan terutama pada jaringan jantung dan hati. Pada penderita infark jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai puncak setelah 24-36 jam kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke-3 sampai hari ke-5. Nilai normal : Laki-laki s/d 37 U/L Wanita s/d 31 U/L serum glutamik pyruvik transaminase • Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Sering disebut juga ALT (alanin aminotransferase). Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan pada hati. Nilai normal : Laki-laki : s/d 42 U/L Wanita : s/d 32 U/L
  • 22. Alfa hydroxygutiric dehidrogenase (HBDH) • Enzim non sfesifik. Untuk diagnostic miokard infark. Pemeriksaaan ini bertujuan untuk membedakan LDH 1,2 dan LDH 3,4. Peningkatan HBDH biasanya juga menandai adanya miokard infark dan juga diikuti peningkatan LDH.
  • 24. chest X ray Foto polos dada : adanya kelainan letak, ukuran dan bentuk jantung, vaskularisasi paru, edema paru, parenkim paru, letak gaster dan hepar.
  • 25. Electrocardiography (EKG) • • Elektrokardiografi : adanya kelainan frekuensi, irama, aksis gelombang P dan QRS, voltase di sandapan prekordial
  • 26. • Gelombang P : ukuran kecil, merupakan depolarisasi atrium kanan dan kiri • Segmen PR : Garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS • Gelombang kompleks QRS : Gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri • Segmen ST : garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T • Gelombang T : potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri
  • 29. Echocardiography Manfaat : • Menegakkan diagnosis kelainan struktural jantung • Menetapkan derajat kelainan • Menyingkirkan kelainan penyerta • Mengevaluasi fungsi KV • Mengevaluasi pasien pra bedah • Mengevaluasi hasil terapi medik • Mengevaluasi hasil terapi bedah • Menilai keterlibatan KV penyakit lain
  • 31. Kateterisasi Jantung Indikasi • Ada atau tidaknya kelainan jantung • Jenis kelainan jantung • Derajat kelainan • Cara pengobatan yang tepat untuk kelainan jantung yang ada • Hasil pengobatan yang diberikan Kontraindikasi • Ventrikel iritable • Hipokalemia • Hipertensi yang tidak dapat dikoreksi • Penyakit demam berulang • Gagal jantung dengan edema paru • Gangguan pembekuan • Gagal ginjal hebat • Alergi kontras
  • 32. Referensi • Artman M, Mahony L, Teitel DF. Neonatal Cardiology. The McGraw-Hill Companies Medical Publishing Division. 2002 • Ontoseno T. Kelainan jantung bawaan dan etiologinya masa kini. Buletin Toraks Kardiovaskuler Indonesia. 1996 : IV (4) : 30-34. • Heart Disease in Infant and Children, Mulyadi M. Djer, MD, SpA(K), PhD, Department of Child Health Medical School University of Indonesia • Wahidiyat, Iskandar. Sastroasmoro,Sudigdo. 2014. Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak. Jakarta:CV Sagung Seto. • Sudoyo, Aru W.dkk. 2014. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Editor's Notes

  1. Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung I dan II ( lub-murmur-dup, lub-murur-dup )mengisyaratkan Bising holosistolik(pansistolik) bising dimulai bersamaan dengan bunyi jantung I, terdengar sepanjang fase sistolik dan berhenti bersamaan dengan bunyi jantung 2. (defek sentrum ventrikel,insufisiensi mitral dan trikuspid) Bising sistolik dini : terdengar bersamaan dengan bunyi jantung I, berhenti sebelum bunyi jantung II
  2. Kadarnya meningkat dalam serum 6 jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 16-24 jam, kembali normal setelah 72 jam.Peningkatan CPK merupakan indicator penting adanya kerusakan miokardium. No. Peningkatan CPK Penyebab1. Peningkatan 5 kali atau lebih atau lebih dari nilai normal Infark jantungPolimiositis Distropia muskularis duchene2. Peningkatan ringan/sedang (2-4 kali nilai normal) Kerja beratTraumaTindakan bedahInjeksi I.MMiopati alkoholikaInfark miokard/iskemik beratInfark paru/edema paru3. Dengan hipitiroidisme Psikosis akutSumber. FK.Widmann, 1994
  3. CKMB (Creatinkinase label M dan B)Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot, miokardium, dan otak. Terdapat 3 jenis isoenzim kreatinase dan diberu label M (muskulus) dan B (Brain), yaitu :Isoenzim BB : banyak terdapat di otakIsoenzim MM : banyak terdapat pada otot skeletalIsoenzim MB : banyak terdapat pada miokardium bersama MMOtot bergaris berisi 90% MM dan 10% MBOtot jantung berisi 60% MM dan 40% MBPeningkatan kadar enzim dalam serum menjadi indicator terpercaya adanya kerusakan jaringan pada jantung.Nilai normal kurang dari 10 U/LNilai &amp;gt; 10-13 U/L atau &amp;gt; 5% total CK menunjukkan adanya peningkatan aktivitas produksi enzim.Klinis:Peningkatan kadar CPK dapat terjadi pada penderita AMI, penyakit otot rangka, cedera cerebrovaskuler.Peningkatan iso enzim CPK-MM, terdapat pada penderita distrofi otot, trauma hebat, paska operasi, latihan berlebihan, injeksi I.M, hipokalemia dan hipotiroidisme.Peningkatan CPK-MB : pada AMI, angina pectoris, operasi jantung, iskemik jantung, miokarditis, hipokalemia, dan defibrilasi jantun.Peningkatan CPK-BB : terdapat pada cedera cerebrovaskuler, pendarahan sub arachnoid, kanker otak, cedera otak akut,syndrome reye, embolisme pulmonal dan kejang.Obat-obat yang meningkatkan nilai CPK : deksametason, furosemid, aspirin dosis tinggi, ampicillin, karbenicillin dan klofibrat.
  4. LDH (laktat dehidrogenase)Merupakan enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator proses konversi laktat menjadi piruvat. Tersebar luas pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati dan miokardium. Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai puncak 24-48 jam setelah infark dan tetap abnormal 1-3 minggu kemudian.Nilai normal : 80-240 U/LKondisi yang meningkatkan LDHNo. Peningkatan LDH Kondisi atau penyebab1 Peningkatan 5X nilai normal atau lebih Anemia megaloblastikKarsinoma metastasisShok dan hypoxiaHepatitisInfark ginjal2 Peningkatan sedang (3-5 X normal) Miokard infarkInfark paruKondisi hemolitikLeukemiaInfeksi mononukleusDelirium remensDistropia otot3 Peningkatan ringan (2-3Xnormal) Penyakit hatiNefrotik sindromHipotiroidismeKolagitisSumber. FK.Widmann,1994
  5. Protein regulator ini terletak didalam apparatus kontraktil miosit dan mengandung 3 sub unit dengan tanda C, I, T.
  6. SGOT (Serum glutamik oksaloasetik transaminase)Adalah enzim transaminase sering juga disebut juga AST (aspartat amino transferase) katalisator-katalisator perubahan asam amino menjadi asam alfa ketoglutarat.Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan enzim yang tinggi kedalam serum menunjukan adanya kerusakan terutama pada jaringan jantung dan hati.Pada penderita infark jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai puncak setelah 24-36 jam kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke-3 sampai hari ke-5.Nilai normal : Laki-laki s/d 37 U/LWanita s/d 31 U/LKondisi yang menyebabkan peningkatan SGOTNo. Peningkatan SGOT Kondisi/penyebab1 Peningkatan ringan (&amp;lt; 3X normal) 2 Peningkatan sedang (3-5X normal) 3 Peningkatan tinggi (&amp;gt;5X normal) Sumber:Fk.Wimann,19946. SGPT (serum glutamik pyruvik transaminase):Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Sering disebut juga ALT (alanin aminotransferase).Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan pada hati.Nilai normal :Laki-laki : s/d 42 U/LWanita : s/d 32 U/La. Peningkatan SGOT/SGPT : &amp;gt; 20X normal : hepatitis virus, hepatitis toksis.b. Penigkatan 3-10x normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronik aktif, obstruksi empedu ekstra hepatic, sindrom reye, dan infark miokard (AST&amp;gt;ALT).c. Peningkatan 1-3X nilai normal : pancreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, dan sirosis biliar.
  7. EKG adalah : rekaman potensial listrik yang timbul sebagai akibat aktivitas jantung. Yangdapat direkam adalah aktivitas listrik yang timbul pada waktu otot-otot jantung berkontraksi Potensial aksi pada sistem konsuksi jantung tak terukur dari luar karena terlalu kecil. Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan baku 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial 1mV. Kegunaan utama EKG pada penderita pediatrik mencakup evaluasi awal penderita yang diduga menderita kelainan jantung dan evaluasi serial penderita yang telah diketahui menderita kelainan jantung. Pada beberapa penyakit jantung bawaan (PJB) EKG menunjukkan intepretasi yang khas, misalnya pada pada defek septum atrium sekundum, atresia trikuspid, dan endocardial cushion defect. Elektrokardiografi juga dapat memberi informasi tentang beratnya derajat stenosis pada kelainan katup pulmonalis yaitu stenosis pulmonalis.Gangguan hemodinamik pada berbagai penyakit jantung bawaan, seperti pada anak dengan defek septum ventrikel atau duktus arteriosus persisten, dapat juga dinilai dari hasil pemeriksaan EKG. Oleh karena itu, EKG dapat membantu menegakkan diagnosis dan mengukur derajat kelainan yang akan memegang peran penting dalam tatalaksana anak dengan kelainan jantung.
  8. Gelombang Q adalah gelombang ke bawah yang pertama Gelombang R adalah gelombang ke atas yang pertama Gelombang S adalah gelombang ke bawah pertama setelah gelombang R Depolarisasi : perubahan potensial membran karena stimulus Repolarisasi : setelah proses depolarisasi slesai,potensial membran kembali mencapai keadaan semula
  9. DiagnosticTherapeutic Adalah pemeriksaan jantung invasif dengan memasukkan kateter khusus yang menembus kulit dan jaringan lunak ke dalam pembuluh darah tepi yang besar untuk mencapai ruang jantung dan pembuluh darah besar. Indikasi : Ada atau tidaknya kelainan jantung Jenis kelainan jantung Derajat kelainan Cara pengobatan yang tepat untuk kelainan jantung yang ada Hasil pengobatan yang diberikan Kontraindikasi : Ventrikel iritable Hipokalemia Hipertensi yang tidak dapat dikoreksi Penyakit demam berulang Gagal jantung dengan edema paru Gangguan pembekuan Gagal ginjal hebat Alergi kontras Resiko dan penyulit kateterisasi jantung : Demem ringan 4 – 8 jam pasca tindakan Hematoma pada tempat punksi Oklusi sementara Kehilangan banyak darah Hipotermi, hipoglikemi dan hipoksia Tromboemboli udara/bekuan darah Tehknik kateterisasi : Dilakukan diruang khusus Terdapat alat rontgen, pemantauan, dan pengukuran saturasi Kateterisasi jantung kanan Kateterisasi jantung kiri Kateterisasi Jantung Kanan Dapat memeriksa keadaan vena kava superior dan inferior, atrium kanan, ventrikel kanan. V femoralis ð V iliaka ð V kava inferior ð atrium kanan ð ventrikel kanan ð A pulmonalis kanan/kiri. Kateterisasi Jantung Kiri A,femoralis ð aorta abdominalis ð aorta torakalis ð arkus aorta ð valvula semilunaris aorta ðventrikel kiri. Pada waktu kateter masuk ketempat tertentu seperti atrium,ventrikel,a.pulmonalis,cabang2 a.pulmonalis diukur tekanan dan saturasinya.
  10. Kateterisasi Jantung Dan Angiokardiografi Adalah pemeriksaan jantung invasif dengan memasukkan kateter khusus yang menembus kulit dan jaringan lunak ke dalam pembuluh darah tepi yang besar untuk mencapai ruang jantung dan pembuluh darah besar.