2. DERMATOMIKOSIS
• Mikosis superfisial : infeksi jamur yang mengenai jaringan mati pada kulit, kuku, dan rambut
• Pada mikosis superfisial (non dermatofitosis) tidak terjadi reaksi inflamasi atau terjadi inflamasi
ringan, yakni pada :
pitiriasis versikolor (panu)
folikulitis Malassezia ( papul dan pustul folikular, yang biasanya gatal dan terutama berlokasi di
batang tubuh, leher, dan lengan bagian atas. Kelainan ini sering salah didiagnosis sebagai akne
vulgaris)
piedra (infeksi jamur pada helai rambut, ditandai dengan benjolan (nodul) sepanjang rambut.)
dan tinea nigra ( infeksi jamur supefisial yang asimptomatik pada stratum korneum, biasanya
pada telapak tangan, walaupun telapak kaki dan permukaan kulit lain dapat terkena. Kelainan
kulit berupa makula coklat sampai hitam)
3. DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang
mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum
pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan
golongan jamur dermatofita.
Jamur ini dapat menginvasi seluruh lapisan stratum
korneum dan menghasilkan gejala melalui aktivasi
respons imun pejamu.
4. Penyebab:
• Jamur penyebabnya ada 3 genus yaitu Trichophyton,
Microsporum dan Epidermophyton
• Spesies dari genus Trichophyton yg mrpk penyebb
dermatofitosis yaitu T. rubrum, T. mentagrophytes,
T.concentricum, T.tonsurans, T.violaceum, T.schoen-
leini, T. ferrugineum dan T. verrucosum sedangkan
spesies dari genus Microsporum antara lain adalah M.
canis, M. gypseum, dan M. audouini. Spesies dari
genus Epidermophyton yang merupakan penyebab
penyakit hanya 1 (satu) yaitu E. floccosum.
5. • 6 (enam) spesies yang merupakan penyebab utama
penyakit jamur di Indonesia adalah T. rubrum, T.
mentagrophytes, T. concentricum, M. canis, M. gyp-
seum dan E. floccosum
6. Morfologi :
• Jamur golongan dermatofita membentuk koloni filamen
pada biakan agar Sabouraud, tetapi masing-masing
mempunyai sifat koloni, hifa dan spora yang berbeda-
beda.
• Hifa T. rubrum halus, membentuk banyak mikro-
konidia yang kecil, berdinding tipis, berbentuk lonjong,
terletak pada konidiofora yang pendek, tersusun satu
per satu pada sisi hifa (“en thyrse”) atau berkelompok
(“en grape”). Makrokonidia ber-bentuk pensil dan
terdiri atas beberapa sel.
7. • Mikrokonidia T. mentagrophytes berbtk bulat dan
membtk banyak hifa spiral, makrokonidia juga berbtk
pensil
• M. canis membtk makrokonidia berbtk kumparan yg
berujung runcing, tda 6 sel atau lbh, berdinding
tebal, sedangkan mikrokonidianya tidak khas
• Makrokonidia M. gypseum berbtk kumparan tda 4 – 6
sel, dindingnya lebih tipis, mikrokonidia juga tidak
khas
• E. floccosum btk hifa lebar, makrokonidia berbtk gada,
berddg tebal, tda 2-4 sel; bbrp makrokonidia tersusun
pada satu konidiofora, biasanya tidak ditemukan
mikrokonidia
8. Patologi dan Klinik
• Genus Trichophyton dan Microporum menyebbkan
kelainan pd kulit, rambut dan kuku
• Genus Epidermophyton menyebabkan kelainan pada
kulit dan kuku
• Masing-2 spesies jamur tsb memp afinitas thd hospes
tertentu, shg dibedakan atas jamur zoofilik yg
terutama menghinggapi bin. ttp kadang dapat
menginfeksi manusia (misalnya M. canis pada kucing
dan anjing, T. verrucosum pd ternak); jamur antro-
pofilik tu menghinggapi man. (misalnya M. audouini
dan T. rubrum) serta jamur geofilik yg hidup di tanah
9. • Bl peny. jamur pd man. disbbkan oleh jamur zoofilik
dan geofilik mk biasanya akan menimbulkan gej. yg
akut, dgn perdgan, ttp mdh disembuhkan namun bl
disbbk oleh jamur antropofilik mk kel.nya tenang tanpa
perdgan, kronik, ttp lbh sulit disembuhkan
• Dermatofita sbk peny. Tinea capitis, Tinea corporis,
Tinea cruris, Tinea pedis, Tinea barbae, Tinea
unguium, Tinea favosa dan Tinea imbricata.
• Kelainan pd kulit berbtk lingkaran berbts tegas oleh
vesikel-2 kecil dgn dasar berwarna kemerahan dan
tertutup oleh sisik-2. Jamur terdpt pd sisik-2 tsb dan
pd ddg vesikel. Keluhan penderita adalah gatal
terutama apabila berkeringat
10. • Dermatofitid (id reaction) adl reaksi hipersensitif
seseorang thd infeksi dermatofita, biasanya terjadi pd
jari dan telapak tangan dan kaki, berupa vesikel-2 yg
tdk mengandung jamur, dan terasa gatal
Diagnosis
• Diag. lab. dibuat berdsrkan pem. lgs kerokan kulit,
rambut dan kuku dengan KOH 10-20%
• Pd kulit dan kuku, jamur tmpk sbg hifa bersekat dan
bercabang, kadang-2 terbtk artrospora
• Pada rambut, jamur tampak sebagai spora
• Pembiakan dilakukan pd media agar Sabouraud yg
ditambahkan antibiotika utk mencegah kontaminasi
dgn bakteri; pengeraman pd suhu kamar. Spesies
jamur dittk oleh sifat koloni, hifa dan spora yg dibtk
11. Pengobatan
• Pengobatan dilakukan berdsr kel. yg terjadi, apbll kel.
bersft lokal (setempat) mk dpt diberikan salep atau
larutan spiritus yg mengandung antijamur (fungis-tatik)
dan keratinolitik, mis. salep 2-4, salep Whitfield (AAV-I
dan AAV-II). Apbl kel. lbh luas mk diberikan juga
terapi sistemik dgn obat griseofulvin atau ketokonazol
Prognosis : baik
Epidemiologi
• Dermatofitosis cukup banyak ditemukan di Indonesia,
baik pd anak/dewasa, pd laki-2 maupun perempuan
• Sumber infeksi adl orang-2 di sktr pdrt dan binatang
peliharaan
• Kebersihan diri dan lingkungan memp. peranan ptg
dalam terjadinya infeksi jamur
12. Tinea capitis
Penyebab
• Berbg spesies dr genus Microsporum dan Tricho-
phyton
Penyebaran geografik
• Tdp di daerah tropik dan subtropik, tmsk di indonesia
Patologi dan Klinik
• Kel. kenai kulit dan rambut kepala, lbh banyak terjadi
pada anak-anak
• Bl penyebbnya adl jamur geofilik atau zoofilik mk dpt
sbk “kerion” yaitu kel. yg bersifat akut disertai
peradangan dan pembentukan pus
• Rambut menjadi tdk mengkilat, mdh rontok dan tidak
nyeri bl dicabut, shg menyebabkan botak (alopesia)
13. • Pada infeksi endotriks jamur tampak sebagai spora-
spora di dlm rambut, disbbkan oleh jamur T. ton-surans,
T. violaceum dan T. schoenleini. Rambut yg terinfeksi
dpt putus pd permukaan kulit kepala shg tampak sbg
bintik-bintik hitam (“black dots”)
• Pada infeksi ektotriks jamur tampak sebagai spora
atau hifa di dalam dan di luar rambut, disebabkan oleh
jamur-jamur lain dari genus Trichophyton dan
Microsporum. Rambut dapat putus di atas permukaan
kulit kepala
• Bila Tinea capitis disebabkan oleh M. canis dan M.
gypseum maka bila disinari dengan sinar ultra violet
akan tampak fluoresensi hijau kekuningan (reaksi
Wood’s light positif yang khas)
14. Tinea corporis
Penyebab
• Spesies dari genus Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton floccosum
Penyebaran geografik
• Tdp tu di daerah tropik, banyak tdp di Indonesia
Patologi dan Klinik
• Kel. kenai kulit badan, lengan dan tungkai
• Kel. pd bag. bdn biasanya pd daerah yg srg tertekan
oleh sesuatu, misalnya ikat pinggang, dsb
• Btk kel. sbgmn yg tlh dijelaskan di atas
• Biasanya disebabkan oleh T. rubrum
15. Tinea cruris
Penyebab
• Adalah spesies dari Microsporum, Trichophyton dan
E. floccosum
Penyebaran geografik
• Terdapat di daerah tropik dan daerah dingin
• Banyak ditemukan di Indonesia
Patologi dan Klinik
• Kelainan mengenai kulit di daerah inguinal, paha
bagian dalam dan perineum
• Bentuk kelainan seperti yang dijelaskan di atas
16. Tinea pedis
Penyebab
• Terutama disebabkan oleh spesies Trichophyton dan
E. floccosum
Penyebaran geografik
• Tdpt baik di daerah tropik maupun daerah lainnya
• Banyak terdapat di Indonesia
Patologi dan Klinik
• Kel. kenai kulit di ant. jari-2 kaki tu ant. jari kaki ke 3-4
dan ke 4-5, telapak kaki dan bag. lateral kaki
• Kelainan pada telapak kaki brp lubang-2 pd kulit
17. • Kelainan pada bagian lateral kaki berupa celah-celah
bersisik dan apabila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri
maka akan menimbulkan rasa nyeri
• Faktor predisposisi berupa kaki yang selalu basah
misalnya karena air (merupakan penyakit jabatan bagi
tukang cuci) ataupun basah karena keringat (karena
sepatu tertutup dan memakai kaos kaki) sehingga
terjadi macerasi (pelunakan) kulit di daerah tersebut
18. Tinea barbae
Penyebab
• Tu disbk oleh berbg spesies jamur zoofilik misalnya T.
verrucosum
Penyebaran geografik
• Belum pernah ditemukan di Indonesia
Patologi dan Klinik
• Kel. pd kulit di daerah dagu dan bag. lain di muka dan
leher brp radang pada folikel rambut (folikulitis)
• Bila disbbkan oleh jamur zoofilik mk semua rambut yg
terkena infeksi akan rontok
• Sembuh sendiri tanpa pengobatan
19. Tinea unguium
Penyebab
• Biasanya disebabkan jamur genus Trichophyton dan
E. floccosum
• Pernah ada yang disebabkan oleh Microsporum
Penyebaran geografik
• Kosmopolit, termasuk di Indonesia
Patologi dan Klinik
• Kelainan hanya mengenai satu kuku atau lebih
• Permukaan kuku menjadi tidak rata, kuku rapuh atau
malahan menjadi keras
• Kelainan kuku biasanya dimulai dari bagian distal
• Penyembuhan memerlukan waktu beberapa bulan
sampai satu tahun
20. Tinea imbricata
Penyebab
• T. concentricum
Penyebaran geografik
• Tu di daerah tropik dan di bbrp daerah di Indonesia secara
endemik
• Di Indonesia banyak di Kalimantan, dis. Dayakse schurft
atau Tokelau
Patologi dan Klinik
• Kel. pd kulit dpt meliputi slrh tbh
• Kel. tmpk sbg lingkaran-2 konsentris, bersisik kasar dan
tersusun seperti genting
• Bl tlh lanjut, lingkaran-2 bersatu shg batasnya menjadi
tidak jelas lagi
21. Tinea favosa
Penyebab
• Tu adalah T. schoenleini, kadang-2 T. violaceum dan M.
gypseum
Penyebaran geografik
• Tdp tu di Polandia, Rusia, Mesir, Balkan dan negara sktr
Laut Tengah
• Jarang ditemukan di Indonesia
Patologi dan Klinik
• Kel. kenai kulit kepala dan menyebar ke tbh dan juga ke
kuku
• Memp. bau yg khas spt bau tikus (“mousy odor”)
• Kel. brp scutula yg dibtk oleh sisik-2 yg tersusun spt
kerucut
• Di bag. kepala dpt sbk botak yg menetap (alopecia
permanent)