SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
DERMATOFITOSIS
SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS TITEUE
Srikandi Jamilah, S.Sos
Nip. 19691231 199203 2 090
1.Pengertian Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat
mencernakan keratin di jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku
2.Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan Dermatofitosi di
Puskesmas Titeue
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Kebijakan Mutu Puskesmas dan
Keselamatan Pasien
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di FKTP
5. Prosedur/Langkah –
Langkah
1. Persiapan
a. Alat Tulis
b. Rekam Medis
2. Pelaksanaan
a. Dokter
3. Langkah-langkah
a. Petugas memanggil pasien
b. Petugas menyapa pasien
c. Petugas melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien
1. Apakah timbul bercak merah bersisik dan gatal?
2. Apakah ada riwayat kontak dengan orang dengan penyakit jamur kulit
(kurap)?
3. Apakah pasien menderita DM?
d. Petugas melaksanakan pemeriksaan fisik
1. Inspeksi ada tidaknyaLesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas
tegas, dengan bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah, dan
konfigurasi polisiklik
2. Lesi dapat dijumpai di daerah kulit berambut terminal, berambut
velus (glabrosa) dan kuku
e. Diagnosa
Klasifikasi dermatofitosis yang praktis adalah berdasarkan lokasi, yaitu
antara lain:
a. Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala
b. Tinea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jenggot
c. Tinea kruris, pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan perut
bagian bawah.
d. Tinea pedis et manum, pada kaki dan tangan
e. Tinea unguium, pada kuku jari tangan dan kaki
f. Tinea korporis, pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea di
atas. Bila terjadi di seluruh tubuh disebut dengan tinea imbrikata
f. Diagnosa banding
Diagnosis Banding
a. TINEA KORPORIS
1. Dermatitis numularis.
2. Pytiriasis rosea.
3. Erythema annulare centrificum.
4. Granuloma annulare.
b. TINEA KRURIS
1. Candidiasis.
2. Dermatitis Intertrigo.
3. Eritrasma.
c. TINEA PEDIS
1. Hiperhidrosis.
2. Dermatitis kontak.
3. Dyshidrotic eczema.
d. TINEA MANUM
1. Dermatitis kontak iritan
2. Psoriasis
e. TINEA FASIALIS
1. Dermatitis seboroik
2. Dermatitis kontak
g. Terapi
1. Medikamentosa
Topikal: Salap antifungal (Mikonazol, ketokenazol)
Oral :
a. Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g untuk
orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g untuk anak-anak sehari
atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis
b. Ketokonazol: 200 mg/hari
2. Konseling dan edukasi
Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit. Edukasi pasien
dan keluarga juga untuk menjaga hygienetubuh, namun penyakit ini
bukan merupakan penyakit yang berbahaya
6.Bagan Alir
7. Hal yang perlu di
perhatikan
8. Unit Terkait 1. Rawat Jalan
2. Apotik
3. Laboratorium
9. Dokumen terkait Registrasi dan Rekam Medik Pasien
10.Rekaman Historis
Perubahan
No. Yang diubah Isi Perubahan
Tanggal mulai
diberlakukan

More Related Content

Similar to Dermatofitosis

Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitis
MJM Networks
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
BagusSurya13
 

Similar to Dermatofitosis (20)

Tinea
TineaTinea
Tinea
 
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)
 
SAP dermatitis.pdf
SAP dermatitis.pdfSAP dermatitis.pdf
SAP dermatitis.pdf
 
Tinea kruris
Tinea krurisTinea kruris
Tinea kruris
 
Tinea kruris
Tinea krurisTinea kruris
Tinea kruris
 
Modul 7 lbm 4 ukkie...
Modul  7 lbm 4   ukkie...Modul  7 lbm 4   ukkie...
Modul 7 lbm 4 ukkie...
 
Tinea
TineaTinea
Tinea
 
Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitis
 
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideInfeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
 
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
12b. DERMATOFITOSIS 2014.ppt
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
cek cek cek.ppt
cek cek cek.pptcek cek cek.ppt
cek cek cek.ppt
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 

Recently uploaded (17)

PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 

Dermatofitosis

  • 1. DERMATOFITOSIS SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : PUSKESMAS TITEUE Srikandi Jamilah, S.Sos Nip. 19691231 199203 2 090 1.Pengertian Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat mencernakan keratin di jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku 2.Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan Dermatofitosi di Puskesmas Titeue 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Kebijakan Mutu Puskesmas dan Keselamatan Pasien 4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di FKTP 5. Prosedur/Langkah – Langkah 1. Persiapan a. Alat Tulis b. Rekam Medis 2. Pelaksanaan a. Dokter 3. Langkah-langkah a. Petugas memanggil pasien b. Petugas menyapa pasien c. Petugas melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien 1. Apakah timbul bercak merah bersisik dan gatal? 2. Apakah ada riwayat kontak dengan orang dengan penyakit jamur kulit (kurap)? 3. Apakah pasien menderita DM? d. Petugas melaksanakan pemeriksaan fisik 1. Inspeksi ada tidaknyaLesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas, dengan bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah, dan konfigurasi polisiklik 2. Lesi dapat dijumpai di daerah kulit berambut terminal, berambut velus (glabrosa) dan kuku e. Diagnosa Klasifikasi dermatofitosis yang praktis adalah berdasarkan lokasi, yaitu antara lain: a. Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala b. Tinea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jenggot c. Tinea kruris, pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan perut bagian bawah. d. Tinea pedis et manum, pada kaki dan tangan e. Tinea unguium, pada kuku jari tangan dan kaki f. Tinea korporis, pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea di atas. Bila terjadi di seluruh tubuh disebut dengan tinea imbrikata f. Diagnosa banding Diagnosis Banding a. TINEA KORPORIS 1. Dermatitis numularis.
  • 2. 2. Pytiriasis rosea. 3. Erythema annulare centrificum. 4. Granuloma annulare. b. TINEA KRURIS 1. Candidiasis. 2. Dermatitis Intertrigo. 3. Eritrasma. c. TINEA PEDIS 1. Hiperhidrosis. 2. Dermatitis kontak. 3. Dyshidrotic eczema. d. TINEA MANUM 1. Dermatitis kontak iritan 2. Psoriasis e. TINEA FASIALIS 1. Dermatitis seboroik 2. Dermatitis kontak g. Terapi 1. Medikamentosa Topikal: Salap antifungal (Mikonazol, ketokenazol) Oral : a. Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g untuk orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis b. Ketokonazol: 200 mg/hari 2. Konseling dan edukasi Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit. Edukasi pasien dan keluarga juga untuk menjaga hygienetubuh, namun penyakit ini bukan merupakan penyakit yang berbahaya 6.Bagan Alir 7. Hal yang perlu di perhatikan 8. Unit Terkait 1. Rawat Jalan 2. Apotik 3. Laboratorium 9. Dokumen terkait Registrasi dan Rekam Medik Pasien 10.Rekaman Historis Perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan