Permasalahan yang sering ditemukan dalam audit fisik pekerjaan konstruksi adalah pencairan anggaran 100% meski pekerjaan belum selesai, penggunaan dokumen palsu untuk pencairan, dan sanksi kontraktor yang tidak sesuai aturan ketika terjadi wanprestasi."
4. 1st Pertama
Garis Pertahanan
2nd Kedua
Garis Pertahanan
3rd Ketiga
Garis Pertahanan
KepalaKantor/Kuasa
PenggunaAnggaran
InternalControl
Measures
Pengelola Anggaran
Manajemen Risiko
Standar Kualitas
Standar Kepatuhan
ITJEN
KEMENHUB
(APIP)
Eksternal
Auditor
AparatPenegak
Hukum
ESELON I
PARADIGMA
PENGAWASAN
PERAN ITJEN
DALAM GARIS PERTAHANAN
PENGENDALIAN ORGANISASI
4
5. 2007-2009
2010-2012
2013
• Atriibut Organisasi
• Peraturan dan kebijakan
• Penertiban
• SPI
• Penatausahaan
• Utilisasi tata kelola
• Tindak lanjut
• Asset planning
• Acrual base
• Identifikasi dan pendataan • Integrasi
• Pengelolaan
• Sertifikasi aset
• Penatausahaan acrual
ASET NEGARA SEBAGAI INDIKATOR DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN YANG EFEKTIF
6. • penetapan wilayah kerja
• dokumen perencanaan
• penetapan harga (HPS)
• data dukung
• kelebihan pembayaran
• perhitungan volume
• kepemilkan lahan/tanah
• kelebihan pembayaran
• pengawasan pekerjaan
• pekerjaan tidak selesai
• selisih harga material
• BASTO
• tidak digunakan (unusefull)
• minimum perawatan
• SDM yang memadai
Temuan Berulang
1
2
3
4
7. HASIL AUDIT KENAVIGASIAN PERHUBUNGAN LAUT TERKAITASET
▪ DISNAV BANJARMASIN
Terdapat permasalahan tanah pada
mercusuar
Rekomendasi : Koordinasi dengan BKSDA terkait legalitas dan KPKNL untuk pencatatan aset
▪ DISNAV SIBOLGA
Pengadaan 20 Genset T.A. 2015 belum dimanfaatkan
Rekomendasi : Segera mendistribusikan 20 Genset tersebut ke masing-masing mercusuar
sesuai rencana
▪ DISNAV SABANG
Pemeliharaan Kapal KN. Anteres tidak tercatat sebagai penambah nilai aset
kapal
Rekomendasi : Segera melakukan kapitalisasi atas kegiatan tersebut dan melakukan input
dalam laporan BMN sebagai penambah nilai aset
▪ DISNAV BENOA
Terdapat Pengadaan aset dalam anggaran belanja barang yg belum dilakukan kapitalisasi
Rekomendasi : Petugas SAI segera melakukan penyesuian nilai aset, jumlah aset dan jurnal
persediaan
16. NO.
UNIT KERJA
ESELON I
REKOMENDASI
SOP
SUDAH TINDAK
LANJUT NAMUN
BELUM SESUAI
BELUM
DITINDAKLANJUTI
1 SETJEN 5 3 2
2 HUBDAT 8 7 1
3 HUBLA 21 20 1
4 HUBUD 5 5 0
5 KA 1 1 0
6 BPSDMP 3 3 0
JUMLAH 43 39 4
90.70% 9.30%PERSENTASE
TINDAK LANJUT REKOMENDASI SOP PER UNIT ESELON I
ATAS TEMUAN BPK TA 2015
17. NO. SUBSEKTOR TEMUAN AWAL TEMUAN DI TL SISA TEMUAN
1. SETJEN 191,912,721.41 191,912,721.41 0
2. HUBDAT 2,151,228,766.39 2,151,228,766.39 0
3. HUBLA 34,235,119,381.13 6,119,486,178.41 28,115,633,202.72
4. HUBUD 2,522,592,800.00 2.000.000,00 2,520,592,800.00
5. KA 23,659,670,187.36 0 23,659,670,187.36
6. BPSDM 1,283,551,127.30 1,283,551,127.30 0
JUMLAH 64,044,074,983.59 10,248,178,793.51 54,295,896,190.08
TINDAK LANJUT REKOMENDASI BERNILAI RUPIAH
PER UNIT ESELON I
ATAS TEMUAN BPK TA 2015
18. NO. SUBSEKTOR NILAI (Rp)
1. DITJEN PERHUBUNGAN LAUT 28,12Miliar
2. DITJEN PERHUBUNGAN UDARA 2,52Miliar
3. DITJEN PERKERETAAPIAN 23,66Miliar
TOTAL 54,29Miliar
TEMUAN RUPIAH
YANG BELUM DITINDAKLANJUTI
20. Pencairan Anggaran dengan PHO, Laporan Akhir/ penyelesaian pekerjaan
oleh Kontraktor dan Konsultan serta Dokumentasi yang Dimanipulasi
(Palsu)
Pencairan dengan menggunakan metode Garansi Bank pada Minggu ke-
2 Bulan Desember namun menggunakan PHO, Laporan dan
Dokumentasi yang dimanipulasi. Jaminan Garansi Bank (Sebagian dari
Pekerjaan Yang belum Diselesaikan)
Pencairan anggaran 100% dengan Garansi Bank, namun Pekerjaan Yang
belum Diselesaikan/didiamkan saja (Pembiaran)
MODUS YANG SERING DIKETEMUKAN
20
21. 1. Sampai dengan Bulan Februari Tahun berikut nya Pekerjaan Masih berjalan dengan
Berita Acara Fisik telah mencapai 100% pada tanggal 31 Desember. (Sanksi : Denda
Keterlambatan, Pengembalian kelebihan membayar, Daftar Hitam Nasional dan Berita
Acara Fiktif)
2. Sampai dengan Bulan Februari Tahun berikut nya Pekerjaan Masih berjalan dengan
Berita Acara Fisik telah mencapai 100% pada tanggal 31 Desember. Sisa Pembayaran
disimpan/ditahan oleh KPA / PPK. Sanksi : Denda Keterlambatan, Pengembalian
kelebihan membayar, Daftar Hitam Nasional dan Berita Acara Fiktif, sanksi KPA/PPK
memperkaya Diri)
3. Pekerjaan wanprestasi (Putus Kontrak) tetapi Kontraktor hanya dikenakan Sanksi Lokal
tidak diusulkan ke LKPP dan Pembayaran sisa pekerjaan tidak sesuai kondisi lapangan.
( Sanksi : Sanksi PP 53 Tahun 2010 KPA/PPK, Perhitungan kembali sesuai ketentuan dan
profesional, KPA/PPK bertanggung jawab terhadap selisih perhitungan, Pengajuan
kembali Daftar Hitam Nasional sesuai ketentuan)
4. Pekerjaan dilakukan Addendum Kontrak (Pengurangan waktu Pekerjaan) tidak sesuai
kriteria Addendum seperti Kahar, dll. ( Sanksi : diberlakukan sama dengan wanprestasi)
PERMASALAHAN YANG SERING TERJADI PADA SAAT AUDIT FISIK
21
22. Akhir Kontrak
31 Agust 2015
Awal Kontrak
1 April 2015
20 Okt 2015 31 Des 2015
PPK memutuskan kontrak jika
Kebutuhan Barang/ Jasa tidak dapat
ditunda melebihi berakhirnya kontrak
Penelitian PPK, Penyedia tidak
mampu menyelesaikan dalam 50 hari
50 hari
Setelah 50 hari, Penyedia
tidak bisa menyelesaikan
Penambahan 50 hari dapat
melampaui Tahun Anggaran
Pembayaran sisa Pekerjaan
harus melalui revisi DIPA
PENERAPAN PERPRES 04 TAHUN 2015
22
23. 23
Pertimbangan
KPA
penelitian PPK, penyedia barang/jasa mampu menyelesaikan sisa
pekerjaan jika diberi kesempatan tambahan waktu s.d 50 hari
kalender
penyedia barang/jasa sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan paling
lambat 50 hari kalender (dinyatakan dengan Surat Pernyataan
Kesanggupan)
diperkirakan dapat dialokasikan dalam DIPA Tahun Anggaran
Berikutnya melalui revisi anggaran
KPA dapat melakukan konsultasi dengan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah
Terdapat sisa
Pekerjaan di akhir tahun
anggaran
Pekerjaan
dilanjutkan
(addendum
kontrak)
Pekerjaan tidak
dilanjutkan
(pemutusan
kontrak)
▪ kesanggupan
menyelesaikan sisa
pekerjaan
▪ Waktu paling lama 50 hari
kalender
▪ bersedia dikenakan denda
keterlambatan
▪ Pernyataan tidak menuntut
denda apabila terlambat
membayar
KPA bertanggung jawab secara formal dan material atas keputusan melanjutkan
atau tidak melanjutkan pekerjaan.
Memuat:
KPA
memutuskan
KEPUTUSAN KPA
DALAM MELANJUTKAN ATAU MENGHENTIKAN PEKERJAAN
23
24. Sisa Pekerjaan Kontrak Tahunan yang tidak terselesaikan sampai
dengan akhir tahun anggaran
Sisa Pekerjaan
(fisik)
Dapat dilanjutkan
Maksimal 50 hari kalender
Perpres No.70 Tahun 2012
Sisa Nilai Pekerjaan
(uang)
Tidak dapat diluncurkan
PP No. 45 Tahun 2013
PMK 194/PMK.05/2014
Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian
Pekerjaan Yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir
Tahun Anggaran
PEMBAYARAN PEKERJAAN AKHIR TAHUN (PMK. No.194/PMK.05/2014
24
27. SiKenCur (Sistem Kendali Kecurangan)
Kecurangan (fraud) vs korupsi
Rangkaian proses dan kegiatan yang
secara komprehensif dirancang dan
dilaksanakan oleh pimpinan dan
manajemen entitas untuk
mencegah, mendeteksi, dan
menindak kecurangan dalam
rangka memperkuat pencapaian
tujuan sistem pengendalian internal
28. Netralisasi risiko kecurangan
melalui perangkat pencegahan
*Penilaian risiko kecurangan
*Kepedualian pegawai &
pemilik kepentingan
*Standar perilaku
dan disiplin
Cari dan temukan sejak dini kasus
kecurangan yang terjadi
*Sistem pengaduan kecurangan
*Kebijakan perlindungan
Pelapor
Rutinkan moni-
toring, evaluasi dan
pelaporan efektivitas
Sikencur
*Monitoring
*Evaluasi
*Pelaporan
Usut cepat dan
tuntas kasus kecurang-
an yg ditemukan
*Standar investigasi
*Pelaporan kepada APH
PENDE-
TEKSIAN
RESPON
MONEV-
POR
PENCE-
GAHAN
Sistem Kepemimpinan yang Kuat dan Bersih
Internalisasi Nilai dan Budaya Anti Kecurangan
Kerangka Utama Tata Kelola Program Anti Kecurangan
Efektivitas Kebijakan dan Penegakan Peraturan
K
e
b
i
j
a
k
a
n
M
a
k
r
o
t
e
r
i
n
t
e
g
r
a
s
i
S
t
r
u
k
t
u
r
T
a
n
g
g
u
n
g
J
a
w
a
b
29. Belum dilakukan secara
integral
Simadu (Sistem Manajemen
Pengaduan)
Pengalaman Itjen, risiko
tertinggi PBJ adalah penetapan
HPS/OE (terlalu tinggi)
Mitigasi: Menerbitkan SE Menhub No.
150 Tahun 2015 tentang Reviu HPS
Kegiatan Belanja Modal/Barang
dengan Pagu di Atas Rp10 Miliar di
Lingkungan Kemenhub
“Kegiatan investasi berupa belanja
modal/barang yang nilainya per paket
kegiatan di atas Rp10 miliar, sebelum
dilakukan pelelangan, HPS yang telah
ditetapkan oleh PPK wajib terlebih dahulu
direviu oleh Inspektorat Jenderal”