SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
RAPAT KOORDINASITEKNIS
BIDANG PERHUBUNGAN SE PROVINSI SULAWESIBARAT
TAHUN2017
disampaikan dalam acara
OLEH
Inspektur Jenderal KementerianPerhubungan
Dr.WahjuSatrioUtomo
Mamuju, 26 - 27 Juli 2017
2
AKUNTABILITAS
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PERMASALAHAN INTEGRASI PERENCANAAN
TRANSPORTASI PADA TATANAN TINGKAT NASIONAL,
PROPINSI, KABUPATEN/KOTA
KEBIJAKAN DAN TARGET PEMBANGUNAN
SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015-2019
PERENCANAAN PENDANAAN DAN PENINGKATAN
INVESTASI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PERHUBUNGAN
Pertama
6
Money
Follow
Program
Alokasi anggaran harus
digunakan untuk
program pembangunan
yang bermanfaat bagi
masyarakat, misalnya
infrastruktur,
pengentasan
kemiskinan, pendidikan,
dan kesehatan.
(pemerintahan
berorientasi hasil)
e-Government
Dalam sistem
pemerintahan
elektronik, rakyat bisa
mengakses dokumen-
dokumen pemerintah
dan semua hal dapat
dilihat secara
transparan, termasuk
soal anggaran publik.
Stop
Pemborosan
Anggaran
Seberapapun
anggaran yang
diberikan kepada
K/L/Pemda pasti
habis, tetapi tujuan
(hasil) tidak tercapai.
Fokus Kinerja,
bukan SPJ
ASN jangan terlalu
banyak menghabiskan
waktu dan tenaga
hanya untuk mengurusi
SPJ.
Menghemat jumlah
anggaran yang
dibelanjakan dari kegiatan-
kegiatan yang tidak
penting.
Anggaran digunakan hanya
untuk membiayai
program/kegiatan prioritas
yang mendukung
pencapaian tujuan
pembangunan.
Anggaran yang digunakan
menghasilkan manfaat
besar untuk masyarakat.
EFISIENSI
o Proyek Strategis Nasional
(PSN) Harus Selesai
(okezone finance 11 April 2017)
o Proyek Strategis Nasional
Harus Diawasi
( Kompas 3 Mei 2017)
o Baru 9 Persen Proyek Strategis
Nasional yang Selesai
(Kumparan 3 Mei 2017)
o Proyek Strategis Nasional
Harus Memajukan Ekonomi
(metronews 3 Mei 2017)
o Ada 245 Proyek Strategis,
Bisakah Rampung di 2019
(detik finance 26 Juni 2017)
‘Kemenhub 49 PSN’ 7
Kecendrungan
penggunaan anggaran kita
bukan berdasarkan
KEBUTUHAN/KEPATUTAN
tapi Karena sudah
dianggarkan dalam
DIPA/POK dan sepanjang
tidak melanggar aturan
Ruang Fiskal Terbatas
Mandatory & Non Discretionary
Kualitas Belanja
Pembiayaan Anggaran
o Mengendalikan mandatory spending
o Efisiensi Belanja non discretionary
(a.l. Operasional & perkantoran)
o Berbasis program, outcome & output
o Basis data lebih baik
o Mempertimbangkan efisiensi biaya keuangan
domestic
o Mendorong target pembangunan infrastruktur
o Menggali potensi perpajakan
o Mengendalikan cost recovery
o Optimalisasi PNBP SDA Nonmigas dan K/L
AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS 8
9
“Setiap
program dan kegiatan
dari penyelenggara negara harus
dapat dipertanggungjawabkan
hasilnya”
10
RENCANA
STRATEGIS
SAKIP
MEMASTIKAN SASARAN K/L SESUAI
DENGAN SASARAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
PERJANJIAN
KINERJA
MEMASTIKAN UPAYA PENCAPAIAN
TARGET-TARGET DIPERJANJIKAN
KEPADA PEJABAT YANG BERKOMPETEN
PENGUKURAN
KINERJA
MEMASTIKAN KEMAJUAN
PENCAPAIAN TARGET DIUKUR DENGAN
TEPAT
PENGELOLAAN
DATA KINERJA
MEMASTIKAN DATA KINERJA DIKELOLA
DENGAN BAIK UNTUK MENGETAHUI
PENCAPAIAN DARI TAHUN KE TAHUN
PELAPORAN
KINERJA
MEMASTIKAN PENCAPAIAN KINERJA DILAPORKAN
KEPADA PEMBERI AMANAH SECARA JUJUR
REVIU DAN
EVALUASI KINERJA
MEMASTIKAN PENCAPAIAN
KINERJA TELAH DIREVIU DAN
DIEVALUASI
MEMASTIKAN TERDAPAT
PERBAIKAN BERKELANJUTAN
UNTUK PENINGKATAN KINERJA
MEMASTIKAN SASARAN/
PRIORITAS PEMBANGUNAN
MENJADI FOKUS
K/L/PEMDA
MEMASTIKAN ANGGARAN
DIALOKASIKAN UNTUK
SASARAN/PRIORITAS
PEMBANGUNAN (MONEY
FOLLOW PROGRAM)
11
Belanja publik perlu
ditekan, karena
keterbatasan
sumber daya.
Publik menuntut
peningkatan kualitas
pelayanan.
LATAR BELAKANG
Budget Reform:
Dari sekadar alokasi tahunan yang
didistribusikan antarinstansi dan
dilaporkan realisasinya kepada
Legislatif
Menjadi anggaran yang sinkron
dengan perencanaan, operasional,
dan pengukuran kinerja (Super
Budgeting)
Budget
Savings
INTEGRASI PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN MANAJEMEN KINERJA
12
3
Menentukan proses
bisnis yang
seharusnya
dilakukan
dalam rangka
mencapai outcome
Proses A
Indikator Target
Proses B
Indikator Target
Proses C
Indikator Target
Proses
Bisnis
2
Jabarkan ke outcome
terinci yang mendukung
terciptanya outcome
tingkat instansi
1
pastikan sasaran
strategis
berorientasi hasil,
dan jelas ukurannya
13
Sasaran Pembangunan
Sektor Transportasi
Sasaran
Strategis
/Result
Sasaran
Strategis
/Result
Sasaran
Strategis
/Result
GOALS
Program
Kegiatan
Anggaran
Program
Kegiatan
Anggaran
Program
Kegiatan
Anggaran
ACTIVITY
Tidak ada
Keterkaitan antara
Program/Kegiatan
dengan Sasaran
Tujuan/sasaran
Tidak orientasi hasil
Ukuran kinerja
tidak jelas
1
2
3
Tidak jelas hasil
yang akan dicapai
Tidak efektif
dan efisien
Rincian kegiatan
tidak sesuai
dengan maksud
kegiatan
4
Ditjen Ditjen Ditjen
14
awal
PERENCANAAN
• Laporan survey
• Studi kelayakan
• Program dan bugdet
• TOR (Term Of Reference)
• Master plan
DESIGN
• Pra-Desain
• Pengembangan/Detail Desain
FINAL DESIGN & CONSTRUCTION DOCUMEN
• Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian
pekerjaan
• Detail spesifikasi
• Bill of quantity (daftar volume)
• Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)
proses akhir
PROSES LELANG
• HPS
• RKS
• Daftar penyedia lulus Administrasi,
Pra/Kualifikasi
• Daftar penawaran yang masuk
• Dokumen2 evaluasi lelang
DOKUMEN KONTRAK
• Administrasi, Kualifikasi dan Teknis
• Metode Pemilihan
• Jaminan2 terkait pekerjaan
• Sumber data penetapan HPS
• Dokumen2 berita acara
• SPPBJ
MONITORING PEKERJAAN
• Data konsultan pengawas
• Time line pembangunan
• Pengukuran ulang pekerjaan
LAPORAN PEKERJAAN
• Awal
• Mingguan
• Bulanan
• Kurva S
• Opname (kuantitatif & kualitatif)
PROSEDUR PENAGIHAN PRESTASI
PEKERJAAN
• Foto Proyek
• Gambar Kerja
• As Bulit Drawing
• Spesifikasi
• Sertifikasi Acuan
• Uji Laboratorium
• Uji Lapangan
• Dokumen Perubahan (CCO/Addendum)
• Dokumen Mutu Kontrak
• Dokumen-dokumen lain yang terkait
JADWAL / PROSES SERAH TERIMA
JADWAL / PROSES KEMANFAATAN
15
TIDAK TERDAPAT STUDI
KELAYAKAN
 Aspek Perencanaan
 Aspek Perancangan
 Aspek Ekonomi
 Aspek Lingkungan
TIDAK TERDAPAT FINAL DESIGN
 Tata letak
 Rancangan
 Metode Kontruksi
 Taksiran Biaya
BELUM TERDAPAT PERIJINAN
 Rekomendasi PEMDA berlarut2
 Penetapan Lokasi
 Adanya aktivitas persiapan
proses akhir
PROSES LELANG TIDAK SESUAI
 Syarat teknis dan syarat kualifikasi
 Metode penentuan pemenang
 Waktu pemasukan & penutupan dokumen
 Jadwal masa sanggah
 Administrasi, Kualifikasi dan Teknis
 Metode Pemilihan
 Jaminan2 terkait pekerjaan
 Sumber data penetapan HPS
PELAKSANAAN PEKERJAAN TIDAK SESUAI
 Volume ≠ Spesifikasi Teknis
 Konsultan pengawas tidak di lokasi
 Kerterlambatan pekerjaan
BELUM TERDAPAT PERIJINAN
 Ijin Pembangunan
 Adanya aktivitas pembagunan
o LAPORAN PEKERJAAN TIDAK LENGKAP
o PROSEDUR PEMBAYARAN TERMIN
PERKERJAAN TIDAK SESUAI
o PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL
PEKERJAAN TIDAK MENELITI HASIL
PEKERJAAN
o TIDAK SEGERA DILAKUKAN BERITA ACARA
SERAH TERIMA OPERASIONAL (BASTO)
o BELUM TERDAPAT PERIJINAN
 Ijin Operasional
 Adanya Aktifitas operasional yang
berdampak pada keselamatan dan
penerimaan PNBP
awal
Pemenuhan
persyaratan
Perencanaan
pekerjaan konstruksi
Pengadaan
bahan-bahan
Pengendalian
pembangunan
Pekerjaan
fisik
Administrasi,
keuangan dan
umum
Manfaat yang ditimbulkan
o Teknis
o 3K
o Perlindungan sosial tenaga
kerja
o Tata lingkungan setempat
Dokumen2
perencanaan
o acuan desain yang
digunakan
o standar keteknikan
terkait
pemenuhan ketaatan,
kelengkapan, kebenaran,
dan efisiensi, ekonomi
kebenaran pelaksanaan
pengendalian atas instrumen
pengendalian dan aplikasinya
o tertib administrasi keuangan
o penyesuaian harga kontrak
o kebenaran pengenaan pajak
o terhadap denda (bila ada)
o Pemeriksaan terhadap kompensasi
o aspek teknis
o aspek ekonomis
o aspek sosial
16
2015
17
744,25 miliar dari
total anggaran 13,29 triliun
5,6
%
1,25 triliun dari
total anggaran 20,18 triliun
2016 6,2
%
2017Jan sd Jun
11,6% 8,7
%
6,1
%
8,7
%
13,3
% 8,9
%
Pengehematan (%) Nilai Pagu Direviu
Keterangan :
1,99 triliun dari
total anggaran 17,16 triliun
Penunjang
Ditjen Hubla
Ditjen Hubud
Ditjen KA
Ditjen Hubdat
754 milliar 2,01 triliun 11,7 triliun352 millia2,23 triliun
Rp126milliar
• 34.805 temuan
• Rp1,3 triliun
• $118,6 juta
• 1.398 temuan
• Rp660 miliar
• $414 ribu
• 122 temuan
• Rp3.8 miliar
• -
• 58 temuan
• Rp476 miliar
• $6,5 juta
TUNTAS
PROSES
BTL
TDTL
Sampai dengan tahun 2016
Total temuan 36.383
0.09%
16.01%
70.34%
13.56%
• 40 temuan
• Rp1,01 miliar
• 73 temuan
• Rp1.15 miliar
• 347 temuan
• Rp21.68 miliar
• 0
• 0
TUNTAS
PROSES
BTL
TDTL
tahun 2017
Total temuan 460
75.43%
15.87%
8.7%
0%
18AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS
posisi JULI 2017
768 81% 18% 0% 0.2%
Rekomendasi
total temuan : 367
Rekomendasi : 768
Total nilai rekomendasi : Rp492.51 milliar
SESUAI/TUNTAS
Rekomendasi : 622
Nilai rekomendasi : Rp433.19 milliar
BTL
Rekomendasi : 0
Nilai rekomendasi : 0
BELUM sesuai/proses
Rekomendasi : 144
Nilai rekomendasi : Rp37.66 milliar
TDTL
Rekomendasi : 2
Nilai rekomendasi : Rp21.72 milliar
Tingkat PenyelesaianPersentase penyelesaian LHP BPK-RI
19AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS
posisi sd semester II 2016
(Incrach Tahun 2006)
Catatanberulang dalam reviu hps/rka
kelengkapan DOKUMEN
ALOKASI ANGGARAN
RINCIAN HARGA
perjaldin
Honortim yang rasional
 Jumlah petugas dan hari # kebutuhan
 Jumlah hari ST # jumlah kerja efektif
 Monev sedapat mungkin menggunakan IT
Biaya pemeliharaan
 Indeks Aset dan Pegawai # kebutuhan
 Kapiltalisasi dan akun
 Pekerjaan rutin
 Keanggotaan yang berlebih
 Bukan kegiatan prioritas
 Dokumen pembanding
 Analisa harga satuan
 Kewajaran biaya personil langsung
 Rincian pekerjaan fisik
 Output perkerjaan supervisi
 Dokumen-dokumen perencanaan
 Dokumen-dokumen persetujuan teknis
 Legalitas TOR & RAB
 Sumber data penetapan harga 20
• Pencatatan Aset
• Pengelolaan Aset
• Pengamanan Aset
• Pengelolaan PNBP
• Piutang PNBP
• Kelebihan Perhitungan / Pembayaran
• Keterlambatan Pekerjaan
• Pekerjaan tidak sesuai Speksifikasi Teknis
• volume pekerjaan # fisik konstruksi
• Biaya langsung Personil/Non Personil  Konsultan
1
2
3
4
5
21
• Fasilitas keselamatan jalan tidak ada
• Sarana bantu navigasi kurang andal/memadai
• KKOP, Obstacle
6
• Petugas tidak kompeten
• Kekurangan SDM
• Dokumen perencanaan tidak lengkap
• Kendala Lahan
Watchdog
konsultan
katalis
penjamin mutu
AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS
PERAN WATCHDOG KONSULTAN, KATALISDAN
PENJAMINMUTU
assurance
detektif
kaku
penyimpangan
terbatas
compliance
jumlah temuan
pelengkap
• AKTIVITAS
• PENDEKATAN
• SIKAP
• FOKUS
• KOMUNIKASI
• FOKUS AUDIT
• UKURAN SUKSES
• ORGANISASI
 Konsulting
Prefentif
Aktif
Konstruktif
Reguler
Berbasis risiko
Rekomendasi
Pemberi nilai tambah
22
Tugas Pokok
Pelaksanaan Audit, Reviu, Evaluasi dan
Monitoring
Peningkatan tata laksana dan akuntabilitas
pengawasan intern serta penguatan sektor
pengawasan intern
Meningkatkan koordinasi sektor pengawasan intra
kementerian, ekternal pengawas serta aparat
penegak hukum
Tugas Pokok
Tugas Tambahan
MEMBENTUK FORUM KOORDINASI
Meningkatkan peran konsultan,
katalis dan penjamin mutu
Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan
AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS 23
24
Pengiriman & Tindak Lanjut LHA
o Laporan Hasil Audit (LHA)
dengan SPL paling lama
dikirim kepada auditi
14 hari setelah masa periode
audit berakhir
o Paling lama 60 hari setelah
SPL diterima, LHA wajib
ditindaklanjuti oleh oleh auditi
maupun atasan langsungnya
60 hari, apabila Auditi tidak dapat
menindaklanjuti hasil audit semenjak SPL dan
LHA diterima
SURAT PERINGATAN
peringatan Pertama
1 bulan setelah surat peringatan pertama tindak
lanjut belum dilakukan auditi
peringatan Kedua
1 bulan setelah surat peringatan kedua terbit
tindak lanjut tidak dilakukan, Inspektur Jenderal
membuat surat usulan kepada Menteri untuk
memberikan sanksi* kepada Pejabat Eselon I
dan/ atau Auditi
peringatan Ketiga
Notes*
1. Administratif (hukuman disiplin)
2. Tuntutan atau gugatan perdata
3. Tindakan pidana
• Umum : Kepolisian
• Khusus : Kepolisian/Kejaksaan/KPK (hasil audit investigatif)
Kedua
26
RPJPD
SKPD
VISI, MISI,
PROGRAM
Berdasarkan
SKPD
Dijabarkan
PedomanDijabarkan
KETERKAITAN PERENCANAAN NASIONAL, DAERAH DAN SKPD
NASIONAL/
DAERAH
DAERAH
(Dikoordinasikan BAPPEDA*)
SKPD
UUD 45
RPJPN
Diacu
D
RPJMN
Di
KEPALA DAERAH
iperhatikan
Pedoman
RPJMD
susun
RENSTRA
Acuan
RKPD
RENJA
Menurut UU No. 25 Tahun 2004 Tentang SPPN
27
- PANCASILA
- UUD 1945
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RENCANA UMUM PENGEMBANGAN
PERHUBUNGAN (RUPP)
VISI,MISI
PRESIDEN
TERPILIH
RPJP NASIONAL
RPJM NASIONAL
TATANAN MAKRO STRATEGIS PERHUBUNGAN (TMSP)
TATRANAS
TATRALOK
SISTRANAS
RENCANA TEKNIS PENGEMBANGAN
PERHUBUNGAN (RTPP)
PETUNJUK, PEDOMAN
DAN STANDARDISASI
TEKNIS PENGEMBANGAN
PERHUBUNGAN (PSTPP)
L
I
N
G
K
U
N
G
A
N
S
T
R
A
T
E
G
I
S
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN (SP3)
RENCANA STRETEGIS (RENSTRA)
KEMENHUB
RENCANA KERJA KEMENHUB
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG KEMENHUB (RPJPP)
ROLLING
PLAN
ROLLING
PLAN
RENCANA KERJA
PEMERINTAH (RKP)
RKA KEMENHUB DIPA
TATRAWIL
RTRWN
RTRW PULAU
RTRW KAB/KKOTA
UU TATA RUANG
RTRWProv
UU
TRANSPORTASI
Sumber :
KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan
Kedua
29
SISTRANAS DIWUJUDKAN DALAM SECARA HIRARKIS
DALAM TATARAN NASIONAL, WILAYAH, LOKAL
DENGAN PENDEKATAN “MULTIMODAL”
(Permenhub No. 49 tahun 2005)
PERATURAN PERUNDANGAN “SUB-
SEKTOR” TRANSPORTASI
“UNIMODAL”
UU No. 38/2004: Jalan
“…jalan sebagai bagian sistem
transportasi nasional mempunyai
peranan penting….”
UU No. 32/2007: Perkeretaapian
“…sebagai salah satu moda
transportasi dalam sistem
transportasi nasional ….”
UU No. 17/2008: Pelayaran
“…merupakan bagian dari sistem
transportasi nasional yang harus
dikembangkan….”
UU No. 1/2008: Penerbangan
“…merupakan bagian dari sistem
transportasi nasional yang….”
UU No. 22/2009: LLAJ
“…LLAJ sebagai bagian dari sistem
transportasi nasional ….” “TATANAN
RENCANA
INDUK”
pengembangan
sub-sektor
transportasi
Tatranas
Tatralok
Tatrawil
Peraturan Perundang-undangan ttg
Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (UU 25/2004)
RPJPN
RPJMN
RPJPD
RPJMD
SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS)
BELUM DIUNDANGKAN
Problem kepastian hukum
Problem implementasi
Tatanan operasional?
Problem sinkronisasi
Tatanan fungsional?
Problem
sinkronisasi
Tatanan
fasilitas?
Peraturan Perundang-undangan tentang Penataan
Ruang (UU 26/2007 dan PP 26/2008 ttg RTRWN)
30
Konektivitas
jaringan jalan
Konektivitas lokal belum optimal :
• Beda status jalan  beda kelas
jalan
• Integrasi jalan nasional-provinsi-
kabupaten/kota belum tepat
• IKU belum terstandardisasi
Konektivitas nasional belum
optimal
• Antarmoda/Multimoda belum
terstandarisasi
• IKU belum terstandardisasi
Konektivitas global berdaya saing
rendah
Konektivitas jaringan Transportasi
Fakta : belum optimal
Dampak otonomi daerah
Dampak ego-sektoral
Dampak kearifan lokal
Dampak disparitas
Dampak ego-pemimpin
Tatralok-Tatrawil+-------Tatranas---- -----+
Fakta : keserasian jaringan belum terealisasi
Konektivitas jaringan laut/udara
31
Asal
perjalanan
penumpang/
barang
Tujuan akhir
Perjalanan
penumpang/
barang
Simpul
transportasi
Simpul
transportasi
Jalan
SDP
Laut
Kereta Api
Udara
access
egress
Problem waktu dan biaya access + egress yang lebih
tinggi dibandingkan waktu dan biaya main trip
Problem over-capacity pada simpul transportasi
(pelabuhan, bandara, terminal LLAJ) yang > standar
Problem lamanya handling time & tingginya
handling costs pada simpul transportasi barang
Belum memadainya
transfer antar-moda
dari simpul menuju
titik tujuan akhir
Belum
memadai
keandalan
moda dan
layanan akses
simpul
transportasi
Problem standar pelayanan, rute/trayek komersial
vs perintis, persaingan vs integrasi antar-moda, daya
angkut, kondisi sarana & prasarana, keselamatan,
dampak sosial dan lingkungan, public vs private
(TDM)
Problem terbatasnya basic services untuk diffables,
manula, anak-anak, low income househols
main trip
• Peralihan antara
Tatranas dan
Tatrawil/ Tatralok?
• Koordinasi antara
“pusat” - “daerah?
32
Kerumitan angkutan barang antar Status Jalan
dan dampaknya pembiaran pelanggaran beban angkutan Konsekuensi Multiple Class :
▪ Daerah merasa rugi, jalan
daerah rusak
▪ lokasi pendanaannya lebih
jelas
▪ Tidak berpihak thd
transporter barang krn
perlu terminal & handling
cost
▪ Travel time panjang
▪ Biaya infrastruktur yang
ditanggung pemerintah
lebih murah
▪ Tidak perlu mengubah
regulasi UU tetapi regulasi
operasional dikaji ulang
▪ Multiple Class tidak tepat
untuk jaringan jalan
menerus antar status jalan
yg melayani rute angkutan
barang ekspor dari
produsen ke port (outlet)
▪ Tidak boleh ada sikap
pembiaran pelanggaran
beban sumbu kend.
Jln. nasional
Jln. provinsi
Jln. kab/kota
Fakta lapangan :
terminal & handling
cost ditiadakan?Sumber : Koesno (2011) dalam Mulyono (2014)
33
Apa perlu penyeragaman Kelas Jalan antar Status Jalan
pada jalur angkutan logistik yang berdaya ungkit tinggi?
Konsekuensi Single Class :
▪ Konflik Pusat dan
Daerah
▪ Belum jelas alokasi
pendanaannya
▪ Lebih berpihak
transporter barang dgn
biaya transport lebih
murah
▪ Travel time pendek
▪ Biaya infrastruktur
mahal ditanggung
pemerintah
▪ Perlu mengubah UU
terkait Jalan dan
Kewenangan Pusat dan
daerah
Single Class sangat tepat
untuk jaringan jalan
menerus antar status yg
melayani rute angkutan
barang ekspor dari
produsen ke port/ oulet
Jln. nasional
Jln. provinsi
Jln. kab/kota
Fakta lapangan :
terminal & handling cost
harus dilaksanakan?
Sumber : Koesno (2011) dalam Mulyono (2014)
Ketiga
35
VISI-MISI-PALTFORM PERUBAHAN
Presiden Jokowi-JK 2015-2019
Visi Pemerintahan Jokowi-JK :
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”
Pemerintah Bersih
Daerah dan Desa
Daya Saing
Kemandirian
Revolusi Karakter
Rasa Aman
Bebas Korupsi
RPJM 1
(2005 – 2009)
RPJM 2
(2010 – 2014)
RPJM 3
(2015 – 2019)
RPJM 4
(2020 – 2024)
Mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur
melalui percepatan
pembangunan di segala
bidang dengan struktur
perekonomian yang lebih
kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif.
INFRASTRUKTUR:
▪ Terselenggaranya jaringan
transportasi pos dan
telematika yang andal
bagi seluruh masyarakat
yang menjangkau seluruh
wilayah NKRI
Memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan
menekankan pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis
SDA yang tersedia, SDM yang
berkualitas serta
kemampuan iptek
INFRASTRUKTUR:
▪ Ketersediaan
infrastruktur sesuai tata
ruang
▪ Berkembangnya jaringan
transportasi
Menata kembali NKRI,
membangun Indonesia yang
aman dan damai, yang adil
dan demokratis dengan
tingkat kesejahteraan yang
lebih baik
INFRASTRUKTUR:
▪ Mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui
penciptaan iklim yg lebih
kondusif, termasuk
membaiknya infrastruktur.
▪ Percepatan pembangunan
infrastruktur didorong
melalui peningkatan peran
swasta dengan meletakkan
dasar-dasar kebijakan dan
regulasi serta reformasi dan
restrukturisasi
kelembagaan.
Memantapkan penataan
kembali NKRI,
meningkatkan SDM,
membangun kemampuan
Iptek, memperkuat daya
saing perekonomian
INFRASTRUKTUR:
▪ Percepatan pembangunan
infrastruktur dengan lebih
meningkatkan kerja sama
antara pemerintah dan
dunia usaha
▪ Pengembangan jaringan
infrastruktur transportasi,
serta pos dan telematika
Kualitas Hidup
Peningkatan percepatan
pengembangan jaringan
transportasi nasional dan
sub-nasional didukung
penataan tata ruang utk
peningkatan konektivitas
nasional
Restorasi Sosial
Perbatasan
36
TANTANGAN
1. Geopolitik
2. Geoekonomi
3. Bonus Demografi
4. Agenda Paska 2015
5. Perubahan Iklim
REGULASI KELEMBAGAAN PENDANAAN
PROYEKSTRATEGIS
AMANAT RPJPN
Infrastruktur Memadai  Pendapatan per kapita USD 14 Ribu
 Pengangguran < 5%  Penduduk Miskin > 5%  HDI dan GDI Meningkat
PERMASALAHAN
1. Kondisi jalan daerah
kurang memadai
2. Pembangunan Kereta
api masih terbatas.
3. Kinerja Pelabuhan
kurang kompetitif
4. Perkotaan yang
semakin padat
ISU STRATEGIS
VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA
SASARAN RPJMN
2015-2019
 Kondisi mantap jalan nasional 100%
 Waktu tempuh perjalanan darat dari
2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam
per 100 km
 Biaya logistik menurun menjadi
19,2% terhdap PDB
 Pangsa Pasar Angkutan Umum
32%
 On time performance penerbangan
mencapai 95%
 Jumlah penumpang pesawat
sebanyak 162 juta penumpang per
tahun
 Menurunnya angka fatalitas korban
kecelakaan transportasi jalan hingga
50 persen dari kondisi baseline.
 Menurunnya rasio kecelakaan
transportasi udara pada AOC 121
dan AOC 135 menjadi kurang dari 3
kejadian/1 juta flight cycle.
 Menurunnya jumlah kejadian
kecelakaan transportasi laut menjadi
kurang dari 50 kejadian/tahun.
 Menurunnya rasio angka
kecelakaan kereta api menjadi
kurang dari 0,025 kecelakaan per 1
juta-km perjalanan kereta api.
KEBIJAKAN DAN SRATEGI
 Pembangunan Transportasi Multimoda
dan mendukung Sislognas, kawasan
industri,
 Mempercepat pembangunan Sistem
Transportasi Multimoda
 Melakukan upaya keseimbangan antara
transportasi yang berorientasi nasional
dengan transportasi yang berorientasi
lokal dan kewilayahan.
 Membangun sistem dan jaringan
transportasi yang terintegrasi untuk
mendukung investasi pada Koridor
Ekonomi, Kawasan Industri Khusus,
Kompleks Industri, dan pusat-pusat
pertumbuhan lainnya di wilayah non-
koridor ekonomi
 Meningkatkan keselamatan dan
keamanan dalam penyelengaraan
transportasi
 Mengembangkan sarana dan prasarana
transportasi yang ramah lingkungan
 Mengembangkan sistem angkutan umum
massal yang modern
 Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas
Jaringan Jalan Kota
 Mengembangkan manajemen
transportasi perkotaan yang berimbang
PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN PENDANAAN KREATIF
Peningkatan
Ketersediaan
Penguatan
Konektivitas
Nasional
Pengembangan
Transportasi
Massal Perkotaan
Peningkatan
Efektivitas dan
Efisiensi
Pembiayaan
Penyediaan
Infrastruktur
37
Keterpaduan Antarmoda/Multimoda
➢ 281,4 km jalur KA menuju bandara
➢ 1.824,2 km jalur KA menuju pelabuhan
➢ 42 paket fasilitas integrasi antarmoda
➢ 95 unit bus pemadu moda
Keterpaduan Jaringan
Sarana-Prasarana
Keterpaduan
Manajeman
Transp. Multimoda
Badan Usaha Angk.
Multimoda (BUAM)
Infrastruktur
Jalan
Infrastruktur
Perkeretaapian
Infrastruktur
Pelabuhan/Penyeberangan
Infrastruktur
Kebandarudaraan
Meningkatkan prasarana
kebandarudaraan di Sumatera,
Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua :
• Pembangunan 15 bandara
baru
• Pengembangan dan
rehabilitasi bandara lama
• Pengembangan 9 bandara
kargo udara
• Pemutakhiran sistem navigasi
penerbangan
Target Capaian :
▪ Peningkatan jumlah
penumpang yang diangkut
maskapai penerbangan
nasional menjadi 162 juta
penumpang per tahun
• Meningkatkan kapasitas 24
pelabuhan yang terdiri dari 5
pelabuhan hub-tol laut dan
19 pelabuhan feeder-tol laut
• Pengadaan 50 kapal perintis
• Pembangunan dan
pengembangan 65 pelabuhan
penyeberangan
• Pembangunan dan
pengembangan 120 dermaga
sungai dan danau
Target Capaian :
▪ Terlayaninya 193 lintas
angkutan laut perintis
▪ Penurunan dan perataan
ekonomis harga barang
dasar, keb. pokok dan jasa
▪ Peningkatan peran angkutan
sungai dan danau sebagai
integrasi transportasi
Meningkatkan prasarana jalan di
Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua :
• Pembangunan jalan baru (2.560
km)
• Peningkatan kapasitas jalan
(4.200 lajur/km)
• Pembangunan jalan tol (1.000
km)
• Preservasi/perbaikan jalan
(45.592 km)
Target Capaian :
▪ Penurunan waktu tempuh
rata-rata per koridor utama
dari 2,6 jam per 100 km 
2,2 jam per 100 km
▪ Tercapainya persiapan
pengembangan jaringan jalan
(termasuk jalan tol) sepanjang
6.000 km
• Pembangunan jalur KA
sepanjang 3.258 km di
Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua
• Pembangunan 344 unit
jembatan /underpass/flyover
KA; 269 unit rehabilitasi
• Pembangunan 82 unit
stasiun dan 30 unit
rehabilitasi
• Pembangunan 41 paket
persinyalan dan
telekomunikasi; 71 paket
peningkatan persinyalan
Target Capaian :
▪ Peningkatan daya angkut
barang menjadi 1,5 juta
TEUs/Tahun
▪ Pangsa muatan KA minimal
5% untuk barang dan 7,5%
untuk penumpang
Keterpaduan
Jaringan Pelayanan
38
Tataran
Transportasi
Nasional
(TATRANAS)
Kedaulatan Maritim
Perlindungan Keamanan bagi
warganegara
Pengembangan
Transportasi
“dalam-Pulau”
Pemerintahan Bersih & Efektif
Perkuatan Daerah dan Desa, serta
kawasan Perbatasan
Penegakan Hukum
Bebas Korupsi dan Bermartabat
Tataran
Transportasi
Wilayah (TATRAWIL)
Partisipasi Publik &
Transparansi
Pengembangan
Transportasi
“dalam-Provinsi”
Tataran
Transportasi Lokal
(TATRALOK)
Kawasan Timur
Kawasan Perbatasan
Pengembangan
Transportasi
“dalam-Kab/Kota”
Peningkatan Kualitas Hidup
Produktivitas Rakyat
dan Daya Saing Internasional
Pengembangan
Transportasi
“antar-Pulau”
Pengembangan
Transportasi
“antar-Negara”
Pengembangan
Transportasi
“antar Kab/Kota”
Pengembangan Transportasi
“antar Kec/Desa”
Kemandirian Ekonomi mendukung Sektor
StrategisDomestik
Revolusi Karakter Bangsa
Perkuatan ke-Bhinneka-an Restorasi
Sosial Indonesia
Kepastian Hukum
Lahan
Pembangunan &
Pengembangan
Prasarana Transportasi
Mendukung
Kedaulatan Pangan
Sistem Transportasi Nasional dalam konsepsi
Permenhub No. 49/2005
Kebijakan Strategi 9 Agenda Nawacita Presiden
1
2
3
Peningkatan
Pertukaran Budaya
Akses menuju
Indonesia Sehat dan
Sejahtera
Akses Warga Miskin
& Guru di Daerah
Terpencil
39
 Pengembangan 100 Pelabuhan Non Komersial
 Pengerukan alur pelayaran/kolam pelabuhan
pada 65 lokasi
 Pembangunan 103 Kapal Perintis
 Terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis
 Penyelenggaraan Rute Angkutan Laut Tetap Dan
Teratur untuk Mendukung Tol Laut pada 13
rute
 Penyelesaian dan Pembangunan Kapal Negara
Kenavigasian 41 Unit
 Penyelesaian dan Pembangunan Kapal Patroli
282 Unit
 Pembangunan 15 Bandara baru
 Pengembangan Bandara untuk pelayanan Kargo
Udara di 9 Lokasi
 Pembangunan/ pengembangan bandara di 100
lokasi
 Pembangunan/ pengembangan terminal
penumpang di 26 bandara
 Pembangunan BRT di 34 kota dengan
pengadaan 3.170 bus
 Pembangunan angkutan massal cepat di
kawasan kota metropolitan
 Pembangunan/ pengembangan Terminal
Penumpang Tipe A pada 41 lokasi
 Penerapan teknologi ATCS di seluruh ibu kota
provinsi
 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di
65 lokasi
 Pembangunan/ pengembangan dermaga
sungai dan danau di 120 lokasi
 Pengadaan kapal penyeberangan (terutama
perintis) sebanyak 50 unit
 Pembangunan Jalur sepanjang KA 3.258
km’sp di Jawa, Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan dan Papua
 Penyelenggaraan kereta api perintis pada 10
lintas
 Pembangunan dan pengembangan kampus
baru pada 27 lokasi
40
RPJM
Daerah
RPJP
Daerah
RKPRPJM
Nasional
RPJP
Nasional
RKP
Daerah
Renstra
KL
Renja -
KL
Renstra
SKPD
Renja -
SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-
KL
RKA -
SKPD
APBN
Rincian
APBN
APBD
Rincian
APBD
Diacu
Pedoman
Dijabar
kan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabar
kan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui
Musrenbang
UU SPPN
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Daerah
UU KN
41
RPJMN
• Visi dan Misi
• Tujuan dan Sasaran
• Strategi dan Arah Kebijakan
• Program Pembangunan Nasional
• Program Prioritas
RPJMD
• Visi dan Misi
• Tujuan dan Sasaran
• Strategi dan Arah Kebijakan
• Program Pembangunan Nasional
• Program Prioritas
RENSTRA K/L
• Visi dan Misi
• Tujuan dan Sasaran
• Strategi dan Arah Kebijakan
• Program Pembangunan Nasional
• Program Prioritas
• Kegiatan Prioritas
RENSTRA SKPD
• Visi dan Misi
• Tujuan dan Sasaran
• Strategi dan Arah Kebijakan
• Program Pembangunan Nasional
• Program Prioritas
• Kegiatan Prioritas
Nawacita & Program -
Program Pembangunan
Prioritas
Kegiatan Prioritas
Kegiatan Prioritas
Diperhatikan Diselaraskan
1. Rencana Induk Pelayaran Nasional;
2. Rencana Induk LLAJ Nasional;
3. Rencana Induk Penerbangan Nasional;
4. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.
Diacu sesuai
kewenangan
• Penyediaan/-
Pembangunan
infrastruktur
transportasi skala
nasional
Diacu sesuai
kewenangan
RTRWN
RTRW
PROV./KOTA/KAB.
▪ Penyediaan/-
Pembangunan
fasilitas pendukung
infrastruktur
transportasi sesuai
kewenangan
UU NO. 23 Th 2014
Keempat
43
PARTISIPASI
SWASTA:
Rp. 1.751,5 T
(36,5%)
Kebutuhan
Investasi
Infrastruktur1
2015-2019:
Rp. 4.796,2 T
BUMN:
Rp. 1.066,2 T
(22,2%)
APBN + APBD:
Rp. 1.978,6 T
(41,3%)
• Porsi investasi infrastruktur melalui
skema KPBU terhadap total investasi
infrastruktur pada sejumlah negara
rata-rata adalah 22% (Inggris, Thailand,
Portugal dan Brazil memiliki figur
tertinggi yaitu di atas 40%)
1 : Dihitung berdasarkan tingkat kinerja infrastruktur yang diperlukan untuk pencapaian posisi negara berpendapatan menengah (middle income country) pada tahun 2025.
Sumber: Bappenas- JICA, 2014: Background Study for RPJMN 2015-2019, Analisa Tim
Kebutuhan Pendanaan Sumber
• Belanja K/L
• Belanja non K/L
(subsidi, PSO)
• Transfer daerah
• Pembiayaan (PMN dan
viability gap fund)
• Swasta murni
• BUMN murni
• KPBU dengan jaminan
Deskripsi
• Anggaran infrastruktur:
• 2015: Rp 290,3 T
• 2016: Rp 307,1 T (APBN-P)
• 2017: Rp 336,9 T (RAPBN)
• Sehingga total 2015-2019: ±Rp 1.500 Tn < Rp 1.978,6 Tn, perlu
keterlibatan swasta lebih besar
Terdapat
Gap 58,7%
dipenuhi
melalui
sumber-
non-APBN
44
55
232
101
71
30
Darat KA Laut Udara BPSDM
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
278
169
91
563
182
KA Perkotaan ASDP Laut Udara
• Kebutuhan pendanaan infratruktur transportasi sebesar Rp.1,283 Triliun diperoleh melalui pendekatan makro
didasarkan atas asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 : 6-8%, inflasi 2,5-4,5%, tingkat suku bunga
4-5-6,5%. Selain itu, perkiraan perhitungan juga mempertimbangkan skenario kebutuhan pendanaan transportasi
yang tertuang dalam Rencana Induk, Cetak Biru dan Kajian Latar Belakang Transportasi Perkotaan.
Sumber : Bappenas, 2015
Kebutuhan Pendanaan
Infrastruktur Transportasi
Rp. 1,283 T
(non-road)
Rp. 491 T
(non-road)
Perkiraan Pendanaan Kemampuan
APBN sesuai dengan RPJMN
Tahun 2015-2019
GAP
Investasi
Swasta Murni
Peningkatan
Peran BUMN
KPS
Terdapat GAP pembiayaan investasi
sebesar Rp. 791 Triliun untuk
periode 2015-2019
45
Peluang Pemanfaatan KPBU: Perpres 38/2015
• Kementerian/Lembaga
• Komitmen Terhadap Paradigma Baru
• Kesiapan Proyek KPBU dan
APBN/APBD
• Pembentukan Simpul KPBU
(Optimalisasi SDM)
• Kepastian Usaha
• Perizinan
• Insentif
• Dibentuk SPC Untuk Proyek yang Sedang Disiapkan
• Dilakukan Kerjasama dengan Swasta dalam SPC tersebut
• Meningkatkan Kemampuan Ekspansi BUMN Tanpa PMN
PMN Untuk Penugasan
SWASTA
JV BUMN BROWNFIELD
KPBU
JV BUMN (brownfield)
JV BUMN (greenfield)
BUMN
APBN/APBD
• Penyediaan Tanah
• Pembentukan Land Banking
• Perkuatan Lembaga
Manajemen Aset Negara
(LMAN)
46
Proyek Proyek Infrastruktur Membutuhkan Dana Yang besar serta tingkat resiko yang tinggi, seringkali Pihak Swasta
tidak tertarik untuk turut serta dalam proyek KPS karena proyek tersebut tidak layak secara finansial. Oleh Karena itu
diperlukan pemilihan suatu skema pembiayaan proyek yang sesuai
PRINSIP DASAR :
• SWASTA, diprioritaskan untuk ditawarkan terlebih dahulu
• KPBU, dikerjasamakan antara Pemerintah dengan Badan Usaha dengan fasilitas pemberian dukungan pemerintah, berupa:
➢ Pengadaan Tanah (LMAN),
➢ Sebagian Konstruksi,
Pembiayaan sebagian konstruksi memungkinkan pelaksanaan proyek dilakukan oleh Badan Usaha pemenang lelang
dengan dana yang disediakan oleh PJPK sehingga kualitas pembangunan dapat diselaraskan
➢ VGF (Viability Gap Fund),
➢ Availability Payment (AP), pembayaran oleh pemerintah untuk biaya investasi dan operasi dengan mencicil secara
tahunan setelah proyek selesai.
• Joint Venture (JV) BUMN/BUMD
➢ Divestasi proyek yang sudah beroperasi (brownfield)
➢ Pembentukan JV BUMN/BUMD dengan swasta (greenfield)
• BUMN/BUMD, dengan penugasan
• APBN/APBD sebagai opsi terakhir
47
Kondisi
Proyek
Skema
Pembiayaan Proyek
PINA
Investor
Ekuitas
Investor Baru
(Dalam & Luar Negeri)
Bank &
Lembaga
Pembiayaan
Loan
Sumber : Analisa Tim Kementerian PPN/Bappenas
Proyek
PINA
baru
Greenfield Brownfield Operation
Recycle
Ekuitas
Investor
Loan
Bank &
Lembaga
Pembiayaan
Proyek
PINA Surat
Utang
Ekuitas
Proyek
PINA
baru
Investor Baru
(Dalam & Luar Negeri)
Ekuitas
Investor
Bank &
Lembaga
Pembiayaan
Proyek
PINA
Sekuritisasi/Divestasi
INVESTASI APBN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017
DI PROVINSI SULAWESI BARAT
49
PELABUHAN
LAUT ANGGREK
BANDARA TAMPA PADANG
• Subsidi Angkutan Udara Perintis (3 rute ) : Rp.4,98 M
• Pekerjaan tanah persiapan pembangunan fasilitas Sisi
Darat Bandar Udara Tampa Padang Mamuju (Land
Clearing, Galian dan Timbunan Tanah) : Rp. 43,35 M
• Pekerjaan pembuatan apron dengan rigid termasuk
marking : Rp. 18,56 M
• Pekerjaan pembuatan taxiway dengan flexible pavement
termasuk fillet dan marking : Rp. 6,58 M
• Pekerjaan Pemenuhan Standar Runway Strip : Rp. 3,29 M
• Pekerjaan Reinstalasi Airfield Lighting System : Tp. 970
Juta
• Pengadaan X ray Bagage TIP : Rp. 0,95 M
• Pengadaan X Ray TIP : Rp. 0,845 m
UPP MAMUJU
• Pembangunan Faspel Laut Pulau Ambo:
Rp. 6,30 M
• Pembangunan Faspel Laut Popoongan :
Rp 9,99 M
• Subsidi Angkutan Perintis R-45 (Rp 8,89 M)
UPP BELANG-BELANG
• Pembangunan Faspel Laut Belang-Belang
Rp. 3,12 M
• Pembayaran Tunggakan Pembangunan Faspel
Laut Belang-Belang tahun 2015 :
Rp 1,024 M
UPP MAJENE
• Pekerjaan Akses Jalan Pelabuhan Rp. 0,7 M
• Rehabilitasi gedung kantor Rp 1,402 M
SATKER PERHUBUNGAN DARAT
• Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan
Nasional di Luar Perkotaan 7 Ruas (Rp. 22,8 Milyar);
• Pemeliharaan Ruas 53.008.15.K. Jln. Gatot Subroto 1 Paket
(Rp. 0,575 M);
• Upgrade/Rehab APILL Simpang 4 Jln. Gatot Subroto 1
Paket (Rp. 0,424 M)
• DED Perlengkapan Jalan Nasional Prov. Sulawesi Barat
(763.km) 1 Paket
(Rp. 0,564 M);
• Subsidi Operasional Angkutan Jalan 1 Tahun (Rp. 2,97
Milyar);
• Pekan Keselamatan Nasional Transportasi Darat 1 Kegiatan
(Rp. 900 Juta);
• Pengadaan Zona Selamat Sekolah 20 Lokasi (Rp. 4,20
Milyar).
50
Inspektorat Jenderal
K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N
AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS
Itjen 151Itjenkemenhub_151 @Itjenkemenhub_151Itjenkemenhub_151call centre : 151 simadu.dephub.go.id

More Related Content

What's hot

Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16hafid abdul
 
Paparan sakip bappeda evaluasi 2016
Paparan sakip bappeda  evaluasi 2016Paparan sakip bappeda  evaluasi 2016
Paparan sakip bappeda evaluasi 2016fionarazqa
 
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinusTeknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinusSimbachS Danuarta
 
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...Irman Gapur
 
Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016
Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016
Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016Dadang Solihin
 
RKTL Lengkap.pptx
RKTL Lengkap.pptxRKTL Lengkap.pptx
RKTL Lengkap.pptxHeni71
 
Paparan sakip bappeda
Paparan sakip bappedaPaparan sakip bappeda
Paparan sakip bappedafionarazqa
 
Pertemuan kelima indikator kinerja
Pertemuan kelima   indikator kinerjaPertemuan kelima   indikator kinerja
Pertemuan kelima indikator kinerjaRodlialRamdhan
 
Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015fionarazqa
 
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRAPetunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRAJamaludin ..
 
Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021MulyadiTohir
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAdi Aja
 

What's hot (20)

Peran ITJEN dalam kontribusi mempertahankan opini wtp untuk meningkatkan akun...
Peran ITJEN dalam kontribusi mempertahankan opini wtp untuk meningkatkan akun...Peran ITJEN dalam kontribusi mempertahankan opini wtp untuk meningkatkan akun...
Peran ITJEN dalam kontribusi mempertahankan opini wtp untuk meningkatkan akun...
 
Renstra skpd
Renstra skpdRenstra skpd
Renstra skpd
 
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
 
Paparan sakip bappeda evaluasi 2016
Paparan sakip bappeda  evaluasi 2016Paparan sakip bappeda  evaluasi 2016
Paparan sakip bappeda evaluasi 2016
 
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinusTeknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
 
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
Lampiran peraturan menteri dalam negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksana...
 
Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016
Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016
Review Renstra SKPD Tangsel 2011-2016
 
rakornis navigasi semarang irjen h
rakornis navigasi semarang irjen hrakornis navigasi semarang irjen h
rakornis navigasi semarang irjen h
 
RKTL Lengkap.pptx
RKTL Lengkap.pptxRKTL Lengkap.pptx
RKTL Lengkap.pptx
 
Permendagri nomor 54 tahun 2010
Permendagri nomor 54 tahun 2010Permendagri nomor 54 tahun 2010
Permendagri nomor 54 tahun 2010
 
Paparan sakip bappeda
Paparan sakip bappedaPaparan sakip bappeda
Paparan sakip bappeda
 
Sakip lu
Sakip luSakip lu
Sakip lu
 
Pertemuan kelima indikator kinerja
Pertemuan kelima   indikator kinerjaPertemuan kelima   indikator kinerja
Pertemuan kelima indikator kinerja
 
Analisis Standar Belanja
Analisis Standar BelanjaAnalisis Standar Belanja
Analisis Standar Belanja
 
Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015
 
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRAPetunjuk teknis penyusunan RENSTRA
Petunjuk teknis penyusunan RENSTRA
 
Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biaya
 
e-Planning and e-Budgeting Policy in Indonesia
e-Planning and e-Budgeting Policy in Indonesiae-Planning and e-Budgeting Policy in Indonesia
e-Planning and e-Budgeting Policy in Indonesia
 
Analisis Standar Belanja
Analisis Standar BelanjaAnalisis Standar Belanja
Analisis Standar Belanja
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Program prioritas pembangunan sarana dan prasarana perdagangan di wilayah per...
Program prioritas pembangunan sarana dan prasarana perdagangan di wilayah per...Program prioritas pembangunan sarana dan prasarana perdagangan di wilayah per...
Program prioritas pembangunan sarana dan prasarana perdagangan di wilayah per...
 
Kode Etik IAI
Kode Etik IAIKode Etik IAI
Kode Etik IAI
 
Grand design pk apip iacm
Grand design pk apip iacmGrand design pk apip iacm
Grand design pk apip iacm
 
Peer review
Peer reviewPeer review
Peer review
 
Strategi pembangunan hard dan soft infrastruktur dalam rangka mendorong penge...
Strategi pembangunan hard dan soft infrastruktur dalam rangka mendorong penge...Strategi pembangunan hard dan soft infrastruktur dalam rangka mendorong penge...
Strategi pembangunan hard dan soft infrastruktur dalam rangka mendorong penge...
 
Rpjmn kemenhub 2015 2019
Rpjmn kemenhub  2015 2019Rpjmn kemenhub  2015 2019
Rpjmn kemenhub 2015 2019
 
npm di kemenhub
npm di kemenhubnpm di kemenhub
npm di kemenhub
 
Pencegahan korupsi sektor transportasi
Pencegahan korupsi sektor transportasiPencegahan korupsi sektor transportasi
Pencegahan korupsi sektor transportasi
 
HRM perbankan
HRM perbankanHRM perbankan
HRM perbankan
 
Saber pungli
Saber pungliSaber pungli
Saber pungli
 
Msdm pengembangan kompetensi
Msdm pengembangan kompetensiMsdm pengembangan kompetensi
Msdm pengembangan kompetensi
 
Prioritas pembangunan infrastruktur aksesbilitas jalur distribusi orang dan b...
Prioritas pembangunan infrastruktur aksesbilitas jalur distribusi orang dan b...Prioritas pembangunan infrastruktur aksesbilitas jalur distribusi orang dan b...
Prioritas pembangunan infrastruktur aksesbilitas jalur distribusi orang dan b...
 
Arahan pk apip
Arahan pk apipArahan pk apip
Arahan pk apip
 
Sakip bappenas
Sakip bappenasSakip bappenas
Sakip bappenas
 
Grand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apipGrand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apip
 
SPIP-2 Penyamaan persepsi spip
SPIP-2 Penyamaan persepsi spipSPIP-2 Penyamaan persepsi spip
SPIP-2 Penyamaan persepsi spip
 
Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018
Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018
Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018
 
Kapabilitas dan emerging issues
Kapabilitas dan emerging issuesKapabilitas dan emerging issues
Kapabilitas dan emerging issues
 
Ringkasan laporan 3 tahun Jokowi-Jusuf Kalla
Ringkasan laporan 3 tahun Jokowi-Jusuf KallaRingkasan laporan 3 tahun Jokowi-Jusuf Kalla
Ringkasan laporan 3 tahun Jokowi-Jusuf Kalla
 
Percepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltaraPercepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltara
 

Similar to OPTIMASI PSN

9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptxandikhaidir6
 
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerahKuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerahR Khairil Adi
 
Reformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptxReformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptxSolin123
 
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranLucky Maharani Safitri
 
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptxSTANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptxMauliaEvita
 
Rapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spikRapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spikelyouth
 
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...Ahmad Abdul Haq
 
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDPengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDM Handoko
 
Panel viii rakornas 2019 - irjen kemendagri
Panel viii  rakornas 2019 - irjen kemendagriPanel viii  rakornas 2019 - irjen kemendagri
Panel viii rakornas 2019 - irjen kemendagriJoseph Sitepu
 
Panel i rakornas 2019 - kementerian perekonomian
Panel i      rakornas 2019 - kementerian perekonomianPanel i      rakornas 2019 - kementerian perekonomian
Panel i rakornas 2019 - kementerian perekonomianJoseph Sitepu
 
Penyusunan Anggaran berbasis Kinerja
Penyusunan Anggaran berbasis KinerjaPenyusunan Anggaran berbasis Kinerja
Penyusunan Anggaran berbasis KinerjaDadang Solihin
 
Sistem penganggaran
Sistem penganggaran Sistem penganggaran
Sistem penganggaran Arfan Fahmi
 
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdfErickTanalepy
 
Panel viii rakornas 2019 - bpkp
Panel viii  rakornas 2019 - bpkpPanel viii  rakornas 2019 - bpkp
Panel viii rakornas 2019 - bpkpJoseph Sitepu
 
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptxARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptxarraf3
 
Paparan deputi sakip
Paparan deputi sakipPaparan deputi sakip
Paparan deputi sakipSensiaGibsi
 
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarangSumardi Wiryosumarto
 

Similar to OPTIMASI PSN (20)

9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
 
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerahKuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
 
paparan awal ASB.pptx
paparan awal ASB.pptxpaparan awal ASB.pptx
paparan awal ASB.pptx
 
Reformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptxReformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptx
 
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
 
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptxSTANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
 
Blud
BludBlud
Blud
 
Rapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spikRapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spik
 
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
 
Bahan direktur prim 22 april 2013 final
Bahan direktur prim 22 april 2013 finalBahan direktur prim 22 april 2013 final
Bahan direktur prim 22 april 2013 final
 
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDPengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
 
Panel viii rakornas 2019 - irjen kemendagri
Panel viii  rakornas 2019 - irjen kemendagriPanel viii  rakornas 2019 - irjen kemendagri
Panel viii rakornas 2019 - irjen kemendagri
 
Panel i rakornas 2019 - kementerian perekonomian
Panel i      rakornas 2019 - kementerian perekonomianPanel i      rakornas 2019 - kementerian perekonomian
Panel i rakornas 2019 - kementerian perekonomian
 
Penyusunan Anggaran berbasis Kinerja
Penyusunan Anggaran berbasis KinerjaPenyusunan Anggaran berbasis Kinerja
Penyusunan Anggaran berbasis Kinerja
 
Sistem penganggaran
Sistem penganggaran Sistem penganggaran
Sistem penganggaran
 
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
 
Panel viii rakornas 2019 - bpkp
Panel viii  rakornas 2019 - bpkpPanel viii  rakornas 2019 - bpkp
Panel viii rakornas 2019 - bpkp
 
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptxARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
 
Paparan deputi sakip
Paparan deputi sakipPaparan deputi sakip
Paparan deputi sakip
 
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
 

More from Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP

More from Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP (20)

Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdfDetasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
 
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfAturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
 
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
 
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
 
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal AuditBuku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
 
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
 
Change it today birokrasi is modern model
Change it today birokrasi is modern modelChange it today birokrasi is modern model
Change it today birokrasi is modern model
 
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasiPenyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
 
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
 
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baruMewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
 
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risikoThree lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
 
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
 
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
 
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
 
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
 
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
 
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal AuditValue based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
 

Recently uploaded

Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (16)

Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 

OPTIMASI PSN

  • 1. RAPAT KOORDINASITEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN SE PROVINSI SULAWESIBARAT TAHUN2017 disampaikan dalam acara OLEH Inspektur Jenderal KementerianPerhubungan Dr.WahjuSatrioUtomo Mamuju, 26 - 27 Juli 2017
  • 2. 2 AKUNTABILITAS SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERMASALAHAN INTEGRASI PERENCANAAN TRANSPORTASI PADA TATANAN TINGKAT NASIONAL, PROPINSI, KABUPATEN/KOTA KEBIJAKAN DAN TARGET PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015-2019 PERENCANAAN PENDANAAN DAN PENINGKATAN INVESTASI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN
  • 4.
  • 5.
  • 6. 6 Money Follow Program Alokasi anggaran harus digunakan untuk program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, misalnya infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan. (pemerintahan berorientasi hasil) e-Government Dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat bisa mengakses dokumen- dokumen pemerintah dan semua hal dapat dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran publik. Stop Pemborosan Anggaran Seberapapun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti habis, tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai. Fokus Kinerja, bukan SPJ ASN jangan terlalu banyak menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk mengurusi SPJ. Menghemat jumlah anggaran yang dibelanjakan dari kegiatan- kegiatan yang tidak penting. Anggaran digunakan hanya untuk membiayai program/kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan. Anggaran yang digunakan menghasilkan manfaat besar untuk masyarakat. EFISIENSI
  • 7. o Proyek Strategis Nasional (PSN) Harus Selesai (okezone finance 11 April 2017) o Proyek Strategis Nasional Harus Diawasi ( Kompas 3 Mei 2017) o Baru 9 Persen Proyek Strategis Nasional yang Selesai (Kumparan 3 Mei 2017) o Proyek Strategis Nasional Harus Memajukan Ekonomi (metronews 3 Mei 2017) o Ada 245 Proyek Strategis, Bisakah Rampung di 2019 (detik finance 26 Juni 2017) ‘Kemenhub 49 PSN’ 7
  • 8. Kecendrungan penggunaan anggaran kita bukan berdasarkan KEBUTUHAN/KEPATUTAN tapi Karena sudah dianggarkan dalam DIPA/POK dan sepanjang tidak melanggar aturan Ruang Fiskal Terbatas Mandatory & Non Discretionary Kualitas Belanja Pembiayaan Anggaran o Mengendalikan mandatory spending o Efisiensi Belanja non discretionary (a.l. Operasional & perkantoran) o Berbasis program, outcome & output o Basis data lebih baik o Mempertimbangkan efisiensi biaya keuangan domestic o Mendorong target pembangunan infrastruktur o Menggali potensi perpajakan o Mengendalikan cost recovery o Optimalisasi PNBP SDA Nonmigas dan K/L AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS 8
  • 9. 9 “Setiap program dan kegiatan dari penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya”
  • 10. 10 RENCANA STRATEGIS SAKIP MEMASTIKAN SASARAN K/L SESUAI DENGAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERJANJIAN KINERJA MEMASTIKAN UPAYA PENCAPAIAN TARGET-TARGET DIPERJANJIKAN KEPADA PEJABAT YANG BERKOMPETEN PENGUKURAN KINERJA MEMASTIKAN KEMAJUAN PENCAPAIAN TARGET DIUKUR DENGAN TEPAT PENGELOLAAN DATA KINERJA MEMASTIKAN DATA KINERJA DIKELOLA DENGAN BAIK UNTUK MENGETAHUI PENCAPAIAN DARI TAHUN KE TAHUN PELAPORAN KINERJA MEMASTIKAN PENCAPAIAN KINERJA DILAPORKAN KEPADA PEMBERI AMANAH SECARA JUJUR REVIU DAN EVALUASI KINERJA MEMASTIKAN PENCAPAIAN KINERJA TELAH DIREVIU DAN DIEVALUASI MEMASTIKAN TERDAPAT PERBAIKAN BERKELANJUTAN UNTUK PENINGKATAN KINERJA MEMASTIKAN SASARAN/ PRIORITAS PEMBANGUNAN MENJADI FOKUS K/L/PEMDA MEMASTIKAN ANGGARAN DIALOKASIKAN UNTUK SASARAN/PRIORITAS PEMBANGUNAN (MONEY FOLLOW PROGRAM)
  • 11. 11 Belanja publik perlu ditekan, karena keterbatasan sumber daya. Publik menuntut peningkatan kualitas pelayanan. LATAR BELAKANG Budget Reform: Dari sekadar alokasi tahunan yang didistribusikan antarinstansi dan dilaporkan realisasinya kepada Legislatif Menjadi anggaran yang sinkron dengan perencanaan, operasional, dan pengukuran kinerja (Super Budgeting) Budget Savings INTEGRASI PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN MANAJEMEN KINERJA
  • 12. 12 3 Menentukan proses bisnis yang seharusnya dilakukan dalam rangka mencapai outcome Proses A Indikator Target Proses B Indikator Target Proses C Indikator Target Proses Bisnis 2 Jabarkan ke outcome terinci yang mendukung terciptanya outcome tingkat instansi 1 pastikan sasaran strategis berorientasi hasil, dan jelas ukurannya
  • 13. 13 Sasaran Pembangunan Sektor Transportasi Sasaran Strategis /Result Sasaran Strategis /Result Sasaran Strategis /Result GOALS Program Kegiatan Anggaran Program Kegiatan Anggaran Program Kegiatan Anggaran ACTIVITY Tidak ada Keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan Sasaran Tujuan/sasaran Tidak orientasi hasil Ukuran kinerja tidak jelas 1 2 3 Tidak jelas hasil yang akan dicapai Tidak efektif dan efisien Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan 4 Ditjen Ditjen Ditjen
  • 14. 14 awal PERENCANAAN • Laporan survey • Studi kelayakan • Program dan bugdet • TOR (Term Of Reference) • Master plan DESIGN • Pra-Desain • Pengembangan/Detail Desain FINAL DESIGN & CONSTRUCTION DOCUMEN • Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan • Detail spesifikasi • Bill of quantity (daftar volume) • Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci) proses akhir PROSES LELANG • HPS • RKS • Daftar penyedia lulus Administrasi, Pra/Kualifikasi • Daftar penawaran yang masuk • Dokumen2 evaluasi lelang DOKUMEN KONTRAK • Administrasi, Kualifikasi dan Teknis • Metode Pemilihan • Jaminan2 terkait pekerjaan • Sumber data penetapan HPS • Dokumen2 berita acara • SPPBJ MONITORING PEKERJAAN • Data konsultan pengawas • Time line pembangunan • Pengukuran ulang pekerjaan LAPORAN PEKERJAAN • Awal • Mingguan • Bulanan • Kurva S • Opname (kuantitatif & kualitatif) PROSEDUR PENAGIHAN PRESTASI PEKERJAAN • Foto Proyek • Gambar Kerja • As Bulit Drawing • Spesifikasi • Sertifikasi Acuan • Uji Laboratorium • Uji Lapangan • Dokumen Perubahan (CCO/Addendum) • Dokumen Mutu Kontrak • Dokumen-dokumen lain yang terkait JADWAL / PROSES SERAH TERIMA JADWAL / PROSES KEMANFAATAN
  • 15. 15 TIDAK TERDAPAT STUDI KELAYAKAN  Aspek Perencanaan  Aspek Perancangan  Aspek Ekonomi  Aspek Lingkungan TIDAK TERDAPAT FINAL DESIGN  Tata letak  Rancangan  Metode Kontruksi  Taksiran Biaya BELUM TERDAPAT PERIJINAN  Rekomendasi PEMDA berlarut2  Penetapan Lokasi  Adanya aktivitas persiapan proses akhir PROSES LELANG TIDAK SESUAI  Syarat teknis dan syarat kualifikasi  Metode penentuan pemenang  Waktu pemasukan & penutupan dokumen  Jadwal masa sanggah  Administrasi, Kualifikasi dan Teknis  Metode Pemilihan  Jaminan2 terkait pekerjaan  Sumber data penetapan HPS PELAKSANAAN PEKERJAAN TIDAK SESUAI  Volume ≠ Spesifikasi Teknis  Konsultan pengawas tidak di lokasi  Kerterlambatan pekerjaan BELUM TERDAPAT PERIJINAN  Ijin Pembangunan  Adanya aktivitas pembagunan o LAPORAN PEKERJAAN TIDAK LENGKAP o PROSEDUR PEMBAYARAN TERMIN PERKERJAAN TIDAK SESUAI o PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN TIDAK MENELITI HASIL PEKERJAAN o TIDAK SEGERA DILAKUKAN BERITA ACARA SERAH TERIMA OPERASIONAL (BASTO) o BELUM TERDAPAT PERIJINAN  Ijin Operasional  Adanya Aktifitas operasional yang berdampak pada keselamatan dan penerimaan PNBP awal
  • 16. Pemenuhan persyaratan Perencanaan pekerjaan konstruksi Pengadaan bahan-bahan Pengendalian pembangunan Pekerjaan fisik Administrasi, keuangan dan umum Manfaat yang ditimbulkan o Teknis o 3K o Perlindungan sosial tenaga kerja o Tata lingkungan setempat Dokumen2 perencanaan o acuan desain yang digunakan o standar keteknikan terkait pemenuhan ketaatan, kelengkapan, kebenaran, dan efisiensi, ekonomi kebenaran pelaksanaan pengendalian atas instrumen pengendalian dan aplikasinya o tertib administrasi keuangan o penyesuaian harga kontrak o kebenaran pengenaan pajak o terhadap denda (bila ada) o Pemeriksaan terhadap kompensasi o aspek teknis o aspek ekonomis o aspek sosial 16
  • 17. 2015 17 744,25 miliar dari total anggaran 13,29 triliun 5,6 % 1,25 triliun dari total anggaran 20,18 triliun 2016 6,2 % 2017Jan sd Jun 11,6% 8,7 % 6,1 % 8,7 % 13,3 % 8,9 % Pengehematan (%) Nilai Pagu Direviu Keterangan : 1,99 triliun dari total anggaran 17,16 triliun Penunjang Ditjen Hubla Ditjen Hubud Ditjen KA Ditjen Hubdat 754 milliar 2,01 triliun 11,7 triliun352 millia2,23 triliun Rp126milliar
  • 18. • 34.805 temuan • Rp1,3 triliun • $118,6 juta • 1.398 temuan • Rp660 miliar • $414 ribu • 122 temuan • Rp3.8 miliar • - • 58 temuan • Rp476 miliar • $6,5 juta TUNTAS PROSES BTL TDTL Sampai dengan tahun 2016 Total temuan 36.383 0.09% 16.01% 70.34% 13.56% • 40 temuan • Rp1,01 miliar • 73 temuan • Rp1.15 miliar • 347 temuan • Rp21.68 miliar • 0 • 0 TUNTAS PROSES BTL TDTL tahun 2017 Total temuan 460 75.43% 15.87% 8.7% 0% 18AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS posisi JULI 2017
  • 19. 768 81% 18% 0% 0.2% Rekomendasi total temuan : 367 Rekomendasi : 768 Total nilai rekomendasi : Rp492.51 milliar SESUAI/TUNTAS Rekomendasi : 622 Nilai rekomendasi : Rp433.19 milliar BTL Rekomendasi : 0 Nilai rekomendasi : 0 BELUM sesuai/proses Rekomendasi : 144 Nilai rekomendasi : Rp37.66 milliar TDTL Rekomendasi : 2 Nilai rekomendasi : Rp21.72 milliar Tingkat PenyelesaianPersentase penyelesaian LHP BPK-RI 19AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS posisi sd semester II 2016 (Incrach Tahun 2006)
  • 20. Catatanberulang dalam reviu hps/rka kelengkapan DOKUMEN ALOKASI ANGGARAN RINCIAN HARGA perjaldin Honortim yang rasional  Jumlah petugas dan hari # kebutuhan  Jumlah hari ST # jumlah kerja efektif  Monev sedapat mungkin menggunakan IT Biaya pemeliharaan  Indeks Aset dan Pegawai # kebutuhan  Kapiltalisasi dan akun  Pekerjaan rutin  Keanggotaan yang berlebih  Bukan kegiatan prioritas  Dokumen pembanding  Analisa harga satuan  Kewajaran biaya personil langsung  Rincian pekerjaan fisik  Output perkerjaan supervisi  Dokumen-dokumen perencanaan  Dokumen-dokumen persetujuan teknis  Legalitas TOR & RAB  Sumber data penetapan harga 20
  • 21. • Pencatatan Aset • Pengelolaan Aset • Pengamanan Aset • Pengelolaan PNBP • Piutang PNBP • Kelebihan Perhitungan / Pembayaran • Keterlambatan Pekerjaan • Pekerjaan tidak sesuai Speksifikasi Teknis • volume pekerjaan # fisik konstruksi • Biaya langsung Personil/Non Personil  Konsultan 1 2 3 4 5 21 • Fasilitas keselamatan jalan tidak ada • Sarana bantu navigasi kurang andal/memadai • KKOP, Obstacle 6 • Petugas tidak kompeten • Kekurangan SDM • Dokumen perencanaan tidak lengkap • Kendala Lahan
  • 22. Watchdog konsultan katalis penjamin mutu AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS PERAN WATCHDOG KONSULTAN, KATALISDAN PENJAMINMUTU assurance detektif kaku penyimpangan terbatas compliance jumlah temuan pelengkap • AKTIVITAS • PENDEKATAN • SIKAP • FOKUS • KOMUNIKASI • FOKUS AUDIT • UKURAN SUKSES • ORGANISASI  Konsulting Prefentif Aktif Konstruktif Reguler Berbasis risiko Rekomendasi Pemberi nilai tambah 22
  • 23. Tugas Pokok Pelaksanaan Audit, Reviu, Evaluasi dan Monitoring Peningkatan tata laksana dan akuntabilitas pengawasan intern serta penguatan sektor pengawasan intern Meningkatkan koordinasi sektor pengawasan intra kementerian, ekternal pengawas serta aparat penegak hukum Tugas Pokok Tugas Tambahan MEMBENTUK FORUM KOORDINASI Meningkatkan peran konsultan, katalis dan penjamin mutu Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS 23
  • 24. 24 Pengiriman & Tindak Lanjut LHA o Laporan Hasil Audit (LHA) dengan SPL paling lama dikirim kepada auditi 14 hari setelah masa periode audit berakhir o Paling lama 60 hari setelah SPL diterima, LHA wajib ditindaklanjuti oleh oleh auditi maupun atasan langsungnya 60 hari, apabila Auditi tidak dapat menindaklanjuti hasil audit semenjak SPL dan LHA diterima SURAT PERINGATAN peringatan Pertama 1 bulan setelah surat peringatan pertama tindak lanjut belum dilakukan auditi peringatan Kedua 1 bulan setelah surat peringatan kedua terbit tindak lanjut tidak dilakukan, Inspektur Jenderal membuat surat usulan kepada Menteri untuk memberikan sanksi* kepada Pejabat Eselon I dan/ atau Auditi peringatan Ketiga Notes* 1. Administratif (hukuman disiplin) 2. Tuntutan atau gugatan perdata 3. Tindakan pidana • Umum : Kepolisian • Khusus : Kepolisian/Kejaksaan/KPK (hasil audit investigatif)
  • 25. Kedua
  • 26. 26 RPJPD SKPD VISI, MISI, PROGRAM Berdasarkan SKPD Dijabarkan PedomanDijabarkan KETERKAITAN PERENCANAAN NASIONAL, DAERAH DAN SKPD NASIONAL/ DAERAH DAERAH (Dikoordinasikan BAPPEDA*) SKPD UUD 45 RPJPN Diacu D RPJMN Di KEPALA DAERAH iperhatikan Pedoman RPJMD susun RENSTRA Acuan RKPD RENJA Menurut UU No. 25 Tahun 2004 Tentang SPPN
  • 27. 27 - PANCASILA - UUD 1945 SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA UMUM PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN (RUPP) VISI,MISI PRESIDEN TERPILIH RPJP NASIONAL RPJM NASIONAL TATANAN MAKRO STRATEGIS PERHUBUNGAN (TMSP) TATRANAS TATRALOK SISTRANAS RENCANA TEKNIS PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN (RTPP) PETUNJUK, PEDOMAN DAN STANDARDISASI TEKNIS PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN (PSTPP) L I N G K U N G A N S T R A T E G I S SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN (SP3) RENCANA STRETEGIS (RENSTRA) KEMENHUB RENCANA KERJA KEMENHUB RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KEMENHUB (RPJPP) ROLLING PLAN ROLLING PLAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) RKA KEMENHUB DIPA TATRAWIL RTRWN RTRW PULAU RTRW KAB/KKOTA UU TATA RUANG RTRWProv UU TRANSPORTASI Sumber : KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan
  • 28. Kedua
  • 29. 29 SISTRANAS DIWUJUDKAN DALAM SECARA HIRARKIS DALAM TATARAN NASIONAL, WILAYAH, LOKAL DENGAN PENDEKATAN “MULTIMODAL” (Permenhub No. 49 tahun 2005) PERATURAN PERUNDANGAN “SUB- SEKTOR” TRANSPORTASI “UNIMODAL” UU No. 38/2004: Jalan “…jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting….” UU No. 32/2007: Perkeretaapian “…sebagai salah satu moda transportasi dalam sistem transportasi nasional ….” UU No. 17/2008: Pelayaran “…merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang harus dikembangkan….” UU No. 1/2008: Penerbangan “…merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang….” UU No. 22/2009: LLAJ “…LLAJ sebagai bagian dari sistem transportasi nasional ….” “TATANAN RENCANA INDUK” pengembangan sub-sektor transportasi Tatranas Tatralok Tatrawil Peraturan Perundang-undangan ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU 25/2004) RPJPN RPJMN RPJPD RPJMD SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS) BELUM DIUNDANGKAN Problem kepastian hukum Problem implementasi Tatanan operasional? Problem sinkronisasi Tatanan fungsional? Problem sinkronisasi Tatanan fasilitas? Peraturan Perundang-undangan tentang Penataan Ruang (UU 26/2007 dan PP 26/2008 ttg RTRWN)
  • 30. 30 Konektivitas jaringan jalan Konektivitas lokal belum optimal : • Beda status jalan  beda kelas jalan • Integrasi jalan nasional-provinsi- kabupaten/kota belum tepat • IKU belum terstandardisasi Konektivitas nasional belum optimal • Antarmoda/Multimoda belum terstandarisasi • IKU belum terstandardisasi Konektivitas global berdaya saing rendah Konektivitas jaringan Transportasi Fakta : belum optimal Dampak otonomi daerah Dampak ego-sektoral Dampak kearifan lokal Dampak disparitas Dampak ego-pemimpin Tatralok-Tatrawil+-------Tatranas---- -----+ Fakta : keserasian jaringan belum terealisasi Konektivitas jaringan laut/udara
  • 31. 31 Asal perjalanan penumpang/ barang Tujuan akhir Perjalanan penumpang/ barang Simpul transportasi Simpul transportasi Jalan SDP Laut Kereta Api Udara access egress Problem waktu dan biaya access + egress yang lebih tinggi dibandingkan waktu dan biaya main trip Problem over-capacity pada simpul transportasi (pelabuhan, bandara, terminal LLAJ) yang > standar Problem lamanya handling time & tingginya handling costs pada simpul transportasi barang Belum memadainya transfer antar-moda dari simpul menuju titik tujuan akhir Belum memadai keandalan moda dan layanan akses simpul transportasi Problem standar pelayanan, rute/trayek komersial vs perintis, persaingan vs integrasi antar-moda, daya angkut, kondisi sarana & prasarana, keselamatan, dampak sosial dan lingkungan, public vs private (TDM) Problem terbatasnya basic services untuk diffables, manula, anak-anak, low income househols main trip • Peralihan antara Tatranas dan Tatrawil/ Tatralok? • Koordinasi antara “pusat” - “daerah?
  • 32. 32 Kerumitan angkutan barang antar Status Jalan dan dampaknya pembiaran pelanggaran beban angkutan Konsekuensi Multiple Class : ▪ Daerah merasa rugi, jalan daerah rusak ▪ lokasi pendanaannya lebih jelas ▪ Tidak berpihak thd transporter barang krn perlu terminal & handling cost ▪ Travel time panjang ▪ Biaya infrastruktur yang ditanggung pemerintah lebih murah ▪ Tidak perlu mengubah regulasi UU tetapi regulasi operasional dikaji ulang ▪ Multiple Class tidak tepat untuk jaringan jalan menerus antar status jalan yg melayani rute angkutan barang ekspor dari produsen ke port (outlet) ▪ Tidak boleh ada sikap pembiaran pelanggaran beban sumbu kend. Jln. nasional Jln. provinsi Jln. kab/kota Fakta lapangan : terminal & handling cost ditiadakan?Sumber : Koesno (2011) dalam Mulyono (2014)
  • 33. 33 Apa perlu penyeragaman Kelas Jalan antar Status Jalan pada jalur angkutan logistik yang berdaya ungkit tinggi? Konsekuensi Single Class : ▪ Konflik Pusat dan Daerah ▪ Belum jelas alokasi pendanaannya ▪ Lebih berpihak transporter barang dgn biaya transport lebih murah ▪ Travel time pendek ▪ Biaya infrastruktur mahal ditanggung pemerintah ▪ Perlu mengubah UU terkait Jalan dan Kewenangan Pusat dan daerah Single Class sangat tepat untuk jaringan jalan menerus antar status yg melayani rute angkutan barang ekspor dari produsen ke port/ oulet Jln. nasional Jln. provinsi Jln. kab/kota Fakta lapangan : terminal & handling cost harus dilaksanakan? Sumber : Koesno (2011) dalam Mulyono (2014)
  • 35. 35 VISI-MISI-PALTFORM PERUBAHAN Presiden Jokowi-JK 2015-2019 Visi Pemerintahan Jokowi-JK : “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” Pemerintah Bersih Daerah dan Desa Daya Saing Kemandirian Revolusi Karakter Rasa Aman Bebas Korupsi RPJM 1 (2005 – 2009) RPJM 2 (2010 – 2014) RPJM 3 (2015 – 2019) RPJM 4 (2020 – 2024) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang lebih kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. INFRASTRUKTUR: ▪ Terselenggaranya jaringan transportasi pos dan telematika yang andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah NKRI Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan iptek INFRASTRUKTUR: ▪ Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang ▪ Berkembangnya jaringan transportasi Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik INFRASTRUKTUR: ▪ Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan iklim yg lebih kondusif, termasuk membaiknya infrastruktur. ▪ Percepatan pembangunan infrastruktur didorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan. Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan SDM, membangun kemampuan Iptek, memperkuat daya saing perekonomian INFRASTRUKTUR: ▪ Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha ▪ Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika Kualitas Hidup Peningkatan percepatan pengembangan jaringan transportasi nasional dan sub-nasional didukung penataan tata ruang utk peningkatan konektivitas nasional Restorasi Sosial Perbatasan
  • 36. 36 TANTANGAN 1. Geopolitik 2. Geoekonomi 3. Bonus Demografi 4. Agenda Paska 2015 5. Perubahan Iklim REGULASI KELEMBAGAAN PENDANAAN PROYEKSTRATEGIS AMANAT RPJPN Infrastruktur Memadai  Pendapatan per kapita USD 14 Ribu  Pengangguran < 5%  Penduduk Miskin > 5%  HDI dan GDI Meningkat PERMASALAHAN 1. Kondisi jalan daerah kurang memadai 2. Pembangunan Kereta api masih terbatas. 3. Kinerja Pelabuhan kurang kompetitif 4. Perkotaan yang semakin padat ISU STRATEGIS VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA SASARAN RPJMN 2015-2019  Kondisi mantap jalan nasional 100%  Waktu tempuh perjalanan darat dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km  Biaya logistik menurun menjadi 19,2% terhdap PDB  Pangsa Pasar Angkutan Umum 32%  On time performance penerbangan mencapai 95%  Jumlah penumpang pesawat sebanyak 162 juta penumpang per tahun  Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline.  Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle.  Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun.  Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api menjadi kurang dari 0,025 kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api. KEBIJAKAN DAN SRATEGI  Pembangunan Transportasi Multimoda dan mendukung Sislognas, kawasan industri,  Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda  Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan.  Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non- koridor ekonomi  Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan transportasi  Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan  Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern  Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan Jalan Kota  Mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN PENDANAAN KREATIF Peningkatan Ketersediaan Penguatan Konektivitas Nasional Pengembangan Transportasi Massal Perkotaan Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan Penyediaan Infrastruktur
  • 37. 37 Keterpaduan Antarmoda/Multimoda ➢ 281,4 km jalur KA menuju bandara ➢ 1.824,2 km jalur KA menuju pelabuhan ➢ 42 paket fasilitas integrasi antarmoda ➢ 95 unit bus pemadu moda Keterpaduan Jaringan Sarana-Prasarana Keterpaduan Manajeman Transp. Multimoda Badan Usaha Angk. Multimoda (BUAM) Infrastruktur Jalan Infrastruktur Perkeretaapian Infrastruktur Pelabuhan/Penyeberangan Infrastruktur Kebandarudaraan Meningkatkan prasarana kebandarudaraan di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua : • Pembangunan 15 bandara baru • Pengembangan dan rehabilitasi bandara lama • Pengembangan 9 bandara kargo udara • Pemutakhiran sistem navigasi penerbangan Target Capaian : ▪ Peningkatan jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional menjadi 162 juta penumpang per tahun • Meningkatkan kapasitas 24 pelabuhan yang terdiri dari 5 pelabuhan hub-tol laut dan 19 pelabuhan feeder-tol laut • Pengadaan 50 kapal perintis • Pembangunan dan pengembangan 65 pelabuhan penyeberangan • Pembangunan dan pengembangan 120 dermaga sungai dan danau Target Capaian : ▪ Terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis ▪ Penurunan dan perataan ekonomis harga barang dasar, keb. pokok dan jasa ▪ Peningkatan peran angkutan sungai dan danau sebagai integrasi transportasi Meningkatkan prasarana jalan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Maluku dan Papua : • Pembangunan jalan baru (2.560 km) • Peningkatan kapasitas jalan (4.200 lajur/km) • Pembangunan jalan tol (1.000 km) • Preservasi/perbaikan jalan (45.592 km) Target Capaian : ▪ Penurunan waktu tempuh rata-rata per koridor utama dari 2,6 jam per 100 km  2,2 jam per 100 km ▪ Tercapainya persiapan pengembangan jaringan jalan (termasuk jalan tol) sepanjang 6.000 km • Pembangunan jalur KA sepanjang 3.258 km di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua • Pembangunan 344 unit jembatan /underpass/flyover KA; 269 unit rehabilitasi • Pembangunan 82 unit stasiun dan 30 unit rehabilitasi • Pembangunan 41 paket persinyalan dan telekomunikasi; 71 paket peningkatan persinyalan Target Capaian : ▪ Peningkatan daya angkut barang menjadi 1,5 juta TEUs/Tahun ▪ Pangsa muatan KA minimal 5% untuk barang dan 7,5% untuk penumpang Keterpaduan Jaringan Pelayanan
  • 38. 38 Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS) Kedaulatan Maritim Perlindungan Keamanan bagi warganegara Pengembangan Transportasi “dalam-Pulau” Pemerintahan Bersih & Efektif Perkuatan Daerah dan Desa, serta kawasan Perbatasan Penegakan Hukum Bebas Korupsi dan Bermartabat Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) Partisipasi Publik & Transparansi Pengembangan Transportasi “dalam-Provinsi” Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kawasan Timur Kawasan Perbatasan Pengembangan Transportasi “dalam-Kab/Kota” Peningkatan Kualitas Hidup Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Internasional Pengembangan Transportasi “antar-Pulau” Pengembangan Transportasi “antar-Negara” Pengembangan Transportasi “antar Kab/Kota” Pengembangan Transportasi “antar Kec/Desa” Kemandirian Ekonomi mendukung Sektor StrategisDomestik Revolusi Karakter Bangsa Perkuatan ke-Bhinneka-an Restorasi Sosial Indonesia Kepastian Hukum Lahan Pembangunan & Pengembangan Prasarana Transportasi Mendukung Kedaulatan Pangan Sistem Transportasi Nasional dalam konsepsi Permenhub No. 49/2005 Kebijakan Strategi 9 Agenda Nawacita Presiden 1 2 3 Peningkatan Pertukaran Budaya Akses menuju Indonesia Sehat dan Sejahtera Akses Warga Miskin & Guru di Daerah Terpencil
  • 39. 39  Pengembangan 100 Pelabuhan Non Komersial  Pengerukan alur pelayaran/kolam pelabuhan pada 65 lokasi  Pembangunan 103 Kapal Perintis  Terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis  Penyelenggaraan Rute Angkutan Laut Tetap Dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut pada 13 rute  Penyelesaian dan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian 41 Unit  Penyelesaian dan Pembangunan Kapal Patroli 282 Unit  Pembangunan 15 Bandara baru  Pengembangan Bandara untuk pelayanan Kargo Udara di 9 Lokasi  Pembangunan/ pengembangan bandara di 100 lokasi  Pembangunan/ pengembangan terminal penumpang di 26 bandara  Pembangunan BRT di 34 kota dengan pengadaan 3.170 bus  Pembangunan angkutan massal cepat di kawasan kota metropolitan  Pembangunan/ pengembangan Terminal Penumpang Tipe A pada 41 lokasi  Penerapan teknologi ATCS di seluruh ibu kota provinsi  Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di 65 lokasi  Pembangunan/ pengembangan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi  Pengadaan kapal penyeberangan (terutama perintis) sebanyak 50 unit  Pembangunan Jalur sepanjang KA 3.258 km’sp di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua  Penyelenggaraan kereta api perintis pada 10 lintas  Pembangunan dan pengembangan kampus baru pada 27 lokasi
  • 40. 40 RPJM Daerah RPJP Daerah RKPRPJM Nasional RPJP Nasional RKP Daerah Renstra KL Renja - KL Renstra SKPD Renja - SKPD RAPBN RAPBD RKA- KL RKA - SKPD APBN Rincian APBN APBD Rincian APBD Diacu Pedoman Dijabar kan Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diperhatikan Dijabar kan Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Diacu Diacu Diserasikan melalui Musrenbang UU SPPN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah UU KN
  • 41. 41 RPJMN • Visi dan Misi • Tujuan dan Sasaran • Strategi dan Arah Kebijakan • Program Pembangunan Nasional • Program Prioritas RPJMD • Visi dan Misi • Tujuan dan Sasaran • Strategi dan Arah Kebijakan • Program Pembangunan Nasional • Program Prioritas RENSTRA K/L • Visi dan Misi • Tujuan dan Sasaran • Strategi dan Arah Kebijakan • Program Pembangunan Nasional • Program Prioritas • Kegiatan Prioritas RENSTRA SKPD • Visi dan Misi • Tujuan dan Sasaran • Strategi dan Arah Kebijakan • Program Pembangunan Nasional • Program Prioritas • Kegiatan Prioritas Nawacita & Program - Program Pembangunan Prioritas Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas Diperhatikan Diselaraskan 1. Rencana Induk Pelayaran Nasional; 2. Rencana Induk LLAJ Nasional; 3. Rencana Induk Penerbangan Nasional; 4. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Diacu sesuai kewenangan • Penyediaan/- Pembangunan infrastruktur transportasi skala nasional Diacu sesuai kewenangan RTRWN RTRW PROV./KOTA/KAB. ▪ Penyediaan/- Pembangunan fasilitas pendukung infrastruktur transportasi sesuai kewenangan UU NO. 23 Th 2014
  • 43. 43 PARTISIPASI SWASTA: Rp. 1.751,5 T (36,5%) Kebutuhan Investasi Infrastruktur1 2015-2019: Rp. 4.796,2 T BUMN: Rp. 1.066,2 T (22,2%) APBN + APBD: Rp. 1.978,6 T (41,3%) • Porsi investasi infrastruktur melalui skema KPBU terhadap total investasi infrastruktur pada sejumlah negara rata-rata adalah 22% (Inggris, Thailand, Portugal dan Brazil memiliki figur tertinggi yaitu di atas 40%) 1 : Dihitung berdasarkan tingkat kinerja infrastruktur yang diperlukan untuk pencapaian posisi negara berpendapatan menengah (middle income country) pada tahun 2025. Sumber: Bappenas- JICA, 2014: Background Study for RPJMN 2015-2019, Analisa Tim Kebutuhan Pendanaan Sumber • Belanja K/L • Belanja non K/L (subsidi, PSO) • Transfer daerah • Pembiayaan (PMN dan viability gap fund) • Swasta murni • BUMN murni • KPBU dengan jaminan Deskripsi • Anggaran infrastruktur: • 2015: Rp 290,3 T • 2016: Rp 307,1 T (APBN-P) • 2017: Rp 336,9 T (RAPBN) • Sehingga total 2015-2019: ±Rp 1.500 Tn < Rp 1.978,6 Tn, perlu keterlibatan swasta lebih besar Terdapat Gap 58,7% dipenuhi melalui sumber- non-APBN
  • 44. 44 55 232 101 71 30 Darat KA Laut Udara BPSDM 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 278 169 91 563 182 KA Perkotaan ASDP Laut Udara • Kebutuhan pendanaan infratruktur transportasi sebesar Rp.1,283 Triliun diperoleh melalui pendekatan makro didasarkan atas asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 : 6-8%, inflasi 2,5-4,5%, tingkat suku bunga 4-5-6,5%. Selain itu, perkiraan perhitungan juga mempertimbangkan skenario kebutuhan pendanaan transportasi yang tertuang dalam Rencana Induk, Cetak Biru dan Kajian Latar Belakang Transportasi Perkotaan. Sumber : Bappenas, 2015 Kebutuhan Pendanaan Infrastruktur Transportasi Rp. 1,283 T (non-road) Rp. 491 T (non-road) Perkiraan Pendanaan Kemampuan APBN sesuai dengan RPJMN Tahun 2015-2019 GAP Investasi Swasta Murni Peningkatan Peran BUMN KPS Terdapat GAP pembiayaan investasi sebesar Rp. 791 Triliun untuk periode 2015-2019
  • 45. 45 Peluang Pemanfaatan KPBU: Perpres 38/2015 • Kementerian/Lembaga • Komitmen Terhadap Paradigma Baru • Kesiapan Proyek KPBU dan APBN/APBD • Pembentukan Simpul KPBU (Optimalisasi SDM) • Kepastian Usaha • Perizinan • Insentif • Dibentuk SPC Untuk Proyek yang Sedang Disiapkan • Dilakukan Kerjasama dengan Swasta dalam SPC tersebut • Meningkatkan Kemampuan Ekspansi BUMN Tanpa PMN PMN Untuk Penugasan SWASTA JV BUMN BROWNFIELD KPBU JV BUMN (brownfield) JV BUMN (greenfield) BUMN APBN/APBD • Penyediaan Tanah • Pembentukan Land Banking • Perkuatan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)
  • 46. 46 Proyek Proyek Infrastruktur Membutuhkan Dana Yang besar serta tingkat resiko yang tinggi, seringkali Pihak Swasta tidak tertarik untuk turut serta dalam proyek KPS karena proyek tersebut tidak layak secara finansial. Oleh Karena itu diperlukan pemilihan suatu skema pembiayaan proyek yang sesuai PRINSIP DASAR : • SWASTA, diprioritaskan untuk ditawarkan terlebih dahulu • KPBU, dikerjasamakan antara Pemerintah dengan Badan Usaha dengan fasilitas pemberian dukungan pemerintah, berupa: ➢ Pengadaan Tanah (LMAN), ➢ Sebagian Konstruksi, Pembiayaan sebagian konstruksi memungkinkan pelaksanaan proyek dilakukan oleh Badan Usaha pemenang lelang dengan dana yang disediakan oleh PJPK sehingga kualitas pembangunan dapat diselaraskan ➢ VGF (Viability Gap Fund), ➢ Availability Payment (AP), pembayaran oleh pemerintah untuk biaya investasi dan operasi dengan mencicil secara tahunan setelah proyek selesai. • Joint Venture (JV) BUMN/BUMD ➢ Divestasi proyek yang sudah beroperasi (brownfield) ➢ Pembentukan JV BUMN/BUMD dengan swasta (greenfield) • BUMN/BUMD, dengan penugasan • APBN/APBD sebagai opsi terakhir
  • 47. 47 Kondisi Proyek Skema Pembiayaan Proyek PINA Investor Ekuitas Investor Baru (Dalam & Luar Negeri) Bank & Lembaga Pembiayaan Loan Sumber : Analisa Tim Kementerian PPN/Bappenas Proyek PINA baru Greenfield Brownfield Operation Recycle Ekuitas Investor Loan Bank & Lembaga Pembiayaan Proyek PINA Surat Utang Ekuitas Proyek PINA baru Investor Baru (Dalam & Luar Negeri) Ekuitas Investor Bank & Lembaga Pembiayaan Proyek PINA Sekuritisasi/Divestasi
  • 48. INVESTASI APBN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DI PROVINSI SULAWESI BARAT
  • 49. 49 PELABUHAN LAUT ANGGREK BANDARA TAMPA PADANG • Subsidi Angkutan Udara Perintis (3 rute ) : Rp.4,98 M • Pekerjaan tanah persiapan pembangunan fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Tampa Padang Mamuju (Land Clearing, Galian dan Timbunan Tanah) : Rp. 43,35 M • Pekerjaan pembuatan apron dengan rigid termasuk marking : Rp. 18,56 M • Pekerjaan pembuatan taxiway dengan flexible pavement termasuk fillet dan marking : Rp. 6,58 M • Pekerjaan Pemenuhan Standar Runway Strip : Rp. 3,29 M • Pekerjaan Reinstalasi Airfield Lighting System : Tp. 970 Juta • Pengadaan X ray Bagage TIP : Rp. 0,95 M • Pengadaan X Ray TIP : Rp. 0,845 m UPP MAMUJU • Pembangunan Faspel Laut Pulau Ambo: Rp. 6,30 M • Pembangunan Faspel Laut Popoongan : Rp 9,99 M • Subsidi Angkutan Perintis R-45 (Rp 8,89 M) UPP BELANG-BELANG • Pembangunan Faspel Laut Belang-Belang Rp. 3,12 M • Pembayaran Tunggakan Pembangunan Faspel Laut Belang-Belang tahun 2015 : Rp 1,024 M UPP MAJENE • Pekerjaan Akses Jalan Pelabuhan Rp. 0,7 M • Rehabilitasi gedung kantor Rp 1,402 M SATKER PERHUBUNGAN DARAT • Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Nasional di Luar Perkotaan 7 Ruas (Rp. 22,8 Milyar); • Pemeliharaan Ruas 53.008.15.K. Jln. Gatot Subroto 1 Paket (Rp. 0,575 M); • Upgrade/Rehab APILL Simpang 4 Jln. Gatot Subroto 1 Paket (Rp. 0,424 M) • DED Perlengkapan Jalan Nasional Prov. Sulawesi Barat (763.km) 1 Paket (Rp. 0,564 M); • Subsidi Operasional Angkutan Jalan 1 Tahun (Rp. 2,97 Milyar); • Pekan Keselamatan Nasional Transportasi Darat 1 Kegiatan (Rp. 900 Juta); • Pengadaan Zona Selamat Sekolah 20 Lokasi (Rp. 4,20 Milyar).
  • 50. 50
  • 51. Inspektorat Jenderal K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N AMANAHPROFESIONAL INTEGRITAS Itjen 151Itjenkemenhub_151 @Itjenkemenhub_151Itjenkemenhub_151call centre : 151 simadu.dephub.go.id