Pedoman ini membahas penatalaksanaan kolangitis dan kolesistitis akut. Kolangitis akut didefinisikan sebagai infeksi saluran empedu yang disebabkan oleh obstruksi parsial atau total dari duktus billiar. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium dan gambar. Kolesistitis akut adalah peradangan kandung empedu yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu. Diagnosis didasarkan pada gejala
3. Kolangitis
Definisi :
Infeksi kandung empedu yang disebabkan
adanya obstruksi partial atau total dari ductus
billiary
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan klinical
yaitu :
- Charcot’s triad
- pemeriksaan laboratorium
- pemeriksaan Rontgen
5. Kriteria diagnosis TG13
A. Inflamasi sistemik
A-1 demam+/-, menggigil
A-2 Laboratorium : tanda inflamasi +
B. Cholestasis
B-1 ikterik
B-2 Laboratori um: tes Faal Hati abnormal
C. Rontgen
C-1 Dilatasi duktus billaria
C-2 Ditemukan Adanya Batu
Sus. Diagnosis ditegakkan : bila ditemukan 1 dari poin A
+ salah satu Poin B atau salah satu Poin C
Diagosis Pasti ditegakkan : diemun satu dari poin A,
Satu dari poiB dan satu dari poin C.
7. Grade II (Sedang)
ditemukan dua dari lima kriteria berikut :
1. Leukosit > 12000/mm3, < 4000/mm3
2. Demam (>39 0c)
3. umur > 75 tahun
4. Peningkatan bilirubin (Total bilirubin >5 mg/dl)
5. Hipoalbuminemia (<STD x 0,7)
8. Grade III (berat)
disertai disfungsi salah satu organ dari kriteria
tersebut :
1. disfungsi jantung : hipotensi
2. disfungsi syaraf : Gangguan kesadaran
3. disfungsi pernafasan : PaO2 < 300
4. disfungsi ginjal : oliguria, serum kretinin > 2.0
mg/dl
5. disfungsi hepar : PT-INR > 1.5
6. Disfungsi kelainan darah : trombosit <
100.000/mm3
9. Stadium I (ringan)
- Antimikroba
Stadium II (sedang)
- Drainase Endoskopi dilakukan setelah keadaan
umum pasien stabil
Stadium III (berat)
- Kegagalan Organ Ventilator dan Vasoppresor
- Drainase biliar dilakukan setelah kegagalan
organ sudah teratasi.
Manajemen Kolangitis akut
11. Penilaian diagnosis suspek kolangitis akut dapat menggunakan kriteria
TG13 setiap 6-12 jam.
Pemeriksaan penunjang untuk diagnostic kolangitis akut adalah EUS,
MRCP,ERCP dan CT-Scan.
Nilai ulang tingkat keparahan dalam waktu 24 jam.
Penanganan dini Segera berikan antibiotik dan lakukan pemantauan
keadaan umum
Pada pasien dengan grade I : jika tidak adarespon dengan penganan awal,
drainase saluran empedu dapat dilakukan segera.
Pada pasien dengan grade II : drainase saluran empedu segera dan juga
dilakukan pengobatan awal, jika drainase billiary tidak dapat dilakukan
karena kurang fasilitas atau tenaga kesehatan,pasien dapat di rujuk.
Pada pasien dengan grade III : keadaan yang segera drainase saluran
empedu dapat dilakukan dan disertai dengan pengobatan dini dan
pemantauan keadaan umum.
12. Pada pasien dengan grade III : adanya mengenaiorga (non
invasif / invasi ventilasi tekanan positif, penggunaan
vasopressor dan antimikroba) segera dilakukan.
Kultur darah dapat dilakukan pada pasien grade II dan
grade III.
Penanganan untuk penyebab dari cholangitis akut dapat
dilakukan dengan endoscopic, perkutaneus, atau
intervensi operasi di anggap sekali dapat mengatasi nyeri
akut.
colesystectomy dapat dilakukan untuk cholesystolithiais
setelah kolangitis akut terselesaikan.
14. Definisi
Proses inflamasi atau peradangan akut pada
kandung empedu yang umumnya terjadi akibat
penyumbatan pada saluran empedu.
15. Kriteria Diagnostik
TG13 Diagnostic criteria for acute cholecystitis
A. Local signs of
inflammation etc.
1. Murphy’s sign
2. RUQ
mass/pain/tenderness
B. Systemic signs of
inflammation etc.
1. Fever
2. Elevated CRP
3. Elevated WBC count
C. Imaging findings Characteristic of acute
cholecystitis
SUSPECTED DIAGNOSIS: one item in A + one item in B
DEFINITE DIAGNOSIS: one item in A + one item in B + C
16. Kebanyakan tanda klinis yang khas dari
kolesistitis akut :
Nyeri perut (RHC atau epigastrium) -72-93%
Diikuti frekuensi mual dan muntah
Demam> 38oC hanya dalam 30% kasus
Teraba tumor, nyeri lepas, kekakuan (rigiditas)
jarang terjadi
17. Tes Darah
Tidak ada tes darah khusus untuk membuat
diagnosis kolesistitis akut
Temuan :
Leukosit > 10.000 mm3 / dL
Peningkatan ringan enzim serum dalam sistem
hepatobilier
Meningkat bilirubin (hingga 4 mg / dL) bahkan
dalam ketiadaan komplikasi
18. USG
harus dilakukan pada konsultasi awal untuk
semua kasus yang dicurigai kolesistitis akut .
Ultrasonografi menunjukkan% sensitivitas 50-88
dan 80-88% spesifisitas.
Temuan :
Penebalan dinding GB (5mm atau lebih)
Cairan Pericholecystic
Ada lumpur/batu
22. Penanganan awal :
Hidrasi IV dan koreksi elektrolit
Antimikroba
Analgesik
Pantau pernafasan dan hemodinamik
NSAID (diklofenak 75 mg IM) efektif untuk
dampak serangan batu untuk MENCEGAH
kolesistitis akut
26. GB Drainage
Grade II only when patient does not respond to
conservative treatment
Grade III recommended with intensive care
PREDICTOR FOR FAILURE OF
CONSERVATIVE TREATMENT:
AT 24-h and 48-h
follow-up
• WBC >15000 cell/µl
• Elevated temperature
• Age > 70 years
AT ADMISSION
• Age > 70 years
• Diabetes
• Tachycardia
• Distended GB
27. Surgical Management
Grade I (mild) EARLY laparoscopic
Cholecystectomy
Grade II
(moderate)
MOST CASES EARLY laparoscopic or open
cholecystectomy (within 72 hr after
onset of acute cholecystitis) in
experienced centers
“difficult gallbladder” ( severe
local inflammation i.e. >72 h
from onset, WBC count
>18,000 and palpable tender
mass in RUQ)
continues medical
treatment or drainage
(PTGBD or surgical
cholecystostomy) preferable
DELAYED
cholecystectomy
Serious local
complications(biliary
peritonitis, pericholecystic
abscess, liver abscess, GB
torsion or emphysematous/
gangrenous/ purulent
cholecystitis
EMERGENCY open or
laparoscopic depending on
experience (along with general
supportive care)