3. OUTLINE
1. Deskripsi, Hasil dan Indikator hasil pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Identifikasi kasus suspect dan probable penyakit
menular pada jemaah haji
4. Pengelolaan kasus suspect dan probable penyakit
menular pada jemaah haji
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular
pada jemaah haji
6. Penutup
4. Deskripsi Mata Pelatihan MPI.3
Mata pelatihan ini membahas tentang
pengendalian penyakit menular pada Jemaah
Haji, identifikasi kasus suspect dan probable
penyakit menular pada jemaah haji, pengelolaan
kasus suspect dan probable penyakit menular
pada Jemaah haji.
6. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta
dapat:
1. Melakukan identifikasi kasus suspect dan
probable penyakit menular pada jemaah haji
2. Melakukan pengelolaan kasus suspect dan
probable penyakit menular pada jemaah haji
3. Melakukan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular pada jemaah haji
12. KUIS
Apa saja kira-kira penyakit menular yang
dapat menjangkiti jamaah haji khususnya
jamaah haji Indonesia?
13. CONTOH PENYAKIT PENYAKIT MENULAR YANG
BERESIKO UNTUK MENJANGKITI JAMAAH HAJI
INDONESIA SELAMA BERADA DI ARAB SAUDI
Meningitis Meningokokus
Influenza
Ebola
MERS CoV
Covid – 19
Monkey Pox
H5N1
15. IDENTIFIKASI KASUS
Gejala utama
Gejala tambahan
Keterangan tambahan melalui penyelidikan
epidemiologi
Pemeriksaan fisik yang mendukung
Pemeriksaan lab yang memperkuat
18. LANGKAH – LANGKAH PENGELOLAAN
KASUS
Identifikasi kasus
Menilai kemampuan kloter untuk melakukan penanganan
dan pengelolaan kasus
Penyiapan tempat khusus (pondokan, tenda
Penyiapan jalur komunikasi dari kloter ke PPIH
Optimalisasi perangkat kloter seperti Karu dan Karom
Tata laksana sesuai kasus yang prioritas (kecepatan,
ketepatan)
21. Definisi Karantina
Pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan
seseorang yang terpapar penyakit menular
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau
sedang berada dalam masa inkubasi (UU no. 6
Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan)
22. DEFINISI ISOLASI
Pemisahan orang sakit dari orang sehat yang
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan dan perawatan (UU no. 6
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan)
Proses mengurangi risiko penularan melalui upaya
memisahkan individu yang sakit baik yang sudah
dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala Covid-
19 dengan masyarakat luas (Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5)
23. DEFINISI VAKSINASI
Upaya untuk mencegah seseorang menjadi sakit
dengan masukkan zat atau antigen dari suatu
penyakit yang spesifik dengan tujuan untuk
menimbulkan kekebalan atau antibody sebagai
pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit
25. BEBERAPA PROSEDUR PEMBERIAN
VAKSINASI BAGI JAMAAH UMROH SECARA
BERSAMAAN
Pemberian vaksin meningitis meningokokus, influenza dan
pneumokokus dapat dilakukan pada satu hari yang sama.
Jika ingin diberikan pada hari yang lain maka pemberian
masing-masing vaksin harus berjarak minimal 28 hari.
Vaksin Covid-19 sebaiknya diberikan sebelum ketiga vaksin
yang lain dengan jarak paling cepat 14 hari setelah vaksinasi
Covid-19 dapat diberikan vaksinasi Meningitis Meningokokus
sedangkan untuk vaksin lain belum ada penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa,
sebaiknya pemberian vaksin yang berbeda pada hari yang
berbeda dilakukan paling cepat 28 hari setelah vaksin
pertama
26. PROTOKOL KESEHATAN
Merupakan upaya untuk mencegah dan
mengenddalikan penyakit menular di kloter.
Upaya melibatkan kerjasama petugas kloter,
perangkat kloter dan jamaah haji.
Memaksimalkan kegiatan visitasi
27. TUJUAN VISITASI
Membangun komunikasi antara jamaah haji dan petugas.
Membangun kesiapsiagaan keadaan yang tidak diinginkan.
Membangun komunikasi antar petugas kloter dalam pelayanan kesehatan haji.
Mendeteksi jemaah haji sakit secara dini untuk diobati, dirawat dan dirujuk.
Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), konsumsi buah dan sayur setiap hari;
beraktivitas fisik setiap hari; membuang sampah pada tempatnya; tidak meludah
sembarangan; serta penggunaan alat pelindung diri (misalnya memakai masker
dan payung bila melakukan kegiatan diluar, dll).
Meningkatkan pengawasan faktor risiko Iingkungan.
Merencanakan logistik dan obat.
Pengawasan protokol kesehatan jamaah haji agar terhindar dari penyakit-
penyakit menular yang dapat menyebabkan terganggunya aktifitas ibadah juga
menghindari kesakitan dan kematian di kloter.
29. APAKAH FAKTOR RESIKO JAMAAH HAJI?
INTERNAL (PENYAKIT BAWAAN, KOMORBID)
EKSTERNAL (LINGKUNGAN, SUASANA,
PAPARAN, AKTIFITAS, HAL YANG TERJADI
SECARA TIBA-TIBA)
30. BAGAIMANA MENGELOLA FAKTOR RESIKO
INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL?
KENALI EVENT
KENALI PESERTA
MEMBANGUN KEPERCAYAAN
MENYUSUN STRATEGI DALAM TIM
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN STRATEGI
EVALUASI
31. PENJELASAN:
1. PETUGAS MAMPU MENGENALI KEGIATAN ATAU
PERISTIWA APA YANG SEDANG DAN AKAN DIALAMI
DALAM RANGKA PROSESI IBADAH HAJI, LOKASI SERTA
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN.
2. MENGENALI JAMAAH, KARAKTERISTIK, BUDAYA,
PERILAKU DAN KEBIASAAN SECARA CEPAT.
3. POSISIKAN PETUGAS SETARA DENGAN JAMAAH,
BANGUN EMPATI SEHINGGA TERBANGUN KEPERCAYAAN
SECARA INTERPERSONAL MAUPUN KEPERCAYAAN
DALAM LINGKUNGAN.
32. Lanjutan.....
4. Menyusun strategi pengelolaan faktor resiko
berdasarkan data-data dari butir 1 sd 3.
5. Laksanakan apa yang telah disusun oleh tim,
dengan mempertimbangkan variabel yang mungkin
dialami diluar dugaan dan segera mengambil
langkah antisipatif.
6. Evaluasi pelaksanaan rencana, jika memungkinkan
susun rencana cadangan atau rencana antisipatif.
33. PRINSIP PENGENDALIAN
1. UNIVERSAL PRECAUTION
2. TENANG
3. MINIMAL KONTAK
4. CEGAH KERUMUNAN
5. AMANKAN JAMAAH YANG SAKIT DAN YANG DIDUGA
KONTAK
6. AMANKAN BUKTI SEPERTI MAKANAN ATAU HAL LAIN YANG
MUNGKIN MENJADI PENYEBAB
7. SATU PERINTAH SATU KOMANDO
8. PAHAMI PRINSIP PENANGANAN PENYAKIT, CARA
PENULARAN, TINDAKAN KEGAWATDARURATAN
34. LANGKAH-LANGKAH:
DETEKSI DINI TERHADAP KEMUNGKINAN KEJADIAN KESAKITAN DI
SATU LOKASI ATAU KEMUNGKINAN MENYEBAR KE LOKASI YANG
LAIN.
DOKUMENTASIKAN DAN LAPORKAN KEPADA PENANGGUNG
JAWAB TEMPAT SEPERTI MAKTAB ATAU PETUGAS PPIH YANG
DITEMPATKAN DISEKITAR LOKASI.
BERKOORDINASI DENGAN PERANGKAT KLOTER UNTUK
SOSIALISASI KE JAMAAH TERKAIT BAHAYA YANG MENGANCAM,
HUBUNGI PETUGAS KLOTER JIKA MENDERITA GANGGUAN
KESEHATAN YANG DIDUGA TERJADI.
35. APA SAJA YANG YANG PERLU DIDETEKSI DAN
IDENTIFIKASI?
FAKTOR RISIKO KEMUNGKINAN TERJADINYA
PENYAKIT
FAKTOR RISIKO KEMUNGKINAN TERJADINYA
CEDERA
FAKTOR RISIKO KEMUNGKINAN TERJADINYA
KLB
36. Kenali Profil Kesiapan terutama fisik jamaah
Waspadai agenda ibadah, ziarah, maupun aktifitas lain
yang dapat menimbulkan kelelahan
Peka terhadap perubahan situasi misalnya cuaca,
keramaian, dan informasi terkait penyakit yang sedang
melanda.
Setiap pergerakan jamaah harus menjadi perhatian
Petugas Harus Memiliki Sensitifitas terhadap
Berbagai hal terkait Ibadah Haji
39. BANDARA
Di ruang tunggu
Saat pemeriksaan Passport
Saat pengambilan barang
Saat menunggu bus diluar bandara
Persiapan
keberangkatan
Mekkah
Gel. 2
Medinah
Gel. 1
40. MADINAH
Saat tiba di Madinah
Selama di Madinah
Persiapan
keberangkatan
Di Bir Ali
Ke Mekkah
Gel. 1
Ke Tanah Air
Gel. 2
41. MEKKAH
PRA
Saat tiba di Mekkah
Persiapan Umroh Wajib
Selama di Pondokan
Persiapan menuju Arafah
Saat berangkat ke Arafah
PASCA
Saat tiba dari Mina
Selama di Mekkah
Persiapan keberangkatan
Bandara
(Gel. 1)
Medinah
(Gel. 2)
42. ARMUZNA
ARAFAH
Saat tiba di Tenda
9 Dzulhijjah (WUKUF)
Persiapan Ke
Muzdalifah
MUZDALIFAH
Saat tiba di Muzdalifah
Selama Mabit di
Muzdalifah
Persiapan ke Mina
MINA
Saat tiba di Mina
Selama di Mina
Persiapan ke Mekkah