SlideShare a Scribd company logo
1 of 267
Download to read offline
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· PNEUMONIA  
Mikrobiologi Pneumonia 
Keadaan klinis Etiologi 
Dapat dari komunitas S. Pneumoniae, H. Influenzae, Mycolasma, 
Chamydia Legionella, M. catarrhalis, 
Klebsiell, batang gram negatif lainya, S. 
auereus, S, pyogenes, dan virus (namun 
tidak ada organisme yang dapat 
diindentifikasi pada 40%-60% kasus) 
Didapat di rumah sakit Batang gram negative yang meliputi 
pseudomonas, klebsiella, enterobacter, 
serratia,acinetobacter, dan s.aureus 
Gangguan kekebalan Semua yan tersebut di atas + PCP, jamur , 
Nocardia, mikobakterium atipikal, SMV, 
HSV, 
Aspirasi Pasien rawat jalan : flora mulut ( anaerob) 
Pasien rawat inap atau sakit kronis: batang 
gram negatif dan S.auereus. 
Manifestasi klinis: 
· ”Tipikal ”: demam dengan onset akut, batuk produktif atau sputum purulen, konsolidasi 
pada foto rontgen toraks. 
· ”Atipikal”: onset batuk kering yang tersembunyi, gejala ekstrapulmonal (mual, muntah, 
diare, nyeri kepala, mialgia, faringitis), pola interstisial dengan bercak-bercak pada foto 
rontgen toraks. 
· Walaupun perbedaan manifestasi ini digunakan secara klinis, studi menunjukann bahwa 
hal ini tidak dapat dipercaya untuk menentukan penyebab patogen ”tipikal” 
(S.pneumoniae,H.influensae) vs.”atipikal”(mycoplasma,chamydia) 
Pemeriksaan diagnostik 
· Pewarnaan gram sputum : penggunanya masih duiperdebatkan, namun sensitivitas 
untuk pewarna gram yang baik adalah sebesar 85% . 
Apakah sempel sputumnya baik (cont:apakah sputum atau ludah)? sampel sputum 
yang baik seharusnya mengandung sel epitel 10 sel/LPB 
Apakah sempel purulen?sampel purulen harusnya mengandung 25 PMN/LPB 
· Kultur sputum: (sampel harusnya dibawa ke laboratorium dalam waktu 1-2 jam setelah 
dikumpulkan) 
· Kultur darah (sebelum antibiotik): + pada ~10% pasien rawat inap 
· Foto rontgen toraks (PA dan lateral); efusi seharusnya diaspirasi! 
· SaO2 atau PaO2 
· Evaluasi laboratorium lainnya : pemeriksaan darah perifer lengkap dengan hitungan 
jenis, elektrolit, BUN/kreatinin, glukosa, kadar fungsi hati. 
· Pemeriksaan mikrobiologi khusus: 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Patogen aptikal : uji sebelumnya untuk mycoplasma (aglutinin dingin, sensitivitas 30- 
60% 
Chlamydia (titer akut dan konvalesen ), dan legionella (Ag urine, sensitivitasi 70%) 
sekarang diganti dengan pcr 
Microbakterium tuberkulosis : sputum untuk pewarnaan tanah asam dan kultur 
mikrobakterium dan pasien dalam keadaan isolasi respiratorik HIV + atau imunosupresi 
yang diketahui : sputum yang terinduksi unuk PCP 
Virus : bilasan atau swab nasal untuk EIA tau DFA 
Uji HIV apabila pasien berusia antara 15-54 tahun dan rumah sakit mendapatkan lebih 
besar dari 1 kasus HIV baru tiap 1000 pasien yamg pulang 
· Bronoskopi : pertimbangkan pasien yang mengalami ganguan kekebalan, sakit kritis, atau 
gagal berespons, atau jika curiga mtb atau PCP dan memerlukan sampel yang adekut, 
atau jika pasien telah mengalami suatu pneumonia kronis. 
Skor, prognosis dan triase yang dianjurkan P.O.R.T 
Kelas Skor Mortalitas Triase yang dianjurkan 
I Usia 50, tanpa penyakit 
penyerta 
1,0 % Pasien rawat jalan 
II 70 1,0 % Pasien rawat jalan 
III 71-90 2,8 % ? pasien rawat inap 
singkat 
IV 91-130 8,2 % Pasien rawat inap 
) 130 29,2 % ICU 
Variabel Nilai 
Demografi Pria ( usia dalam tahun), wanita (usia-10), residen pada rumah perawatan 
(+10) 
Penyakit lain 
yang 
mungkin ada 
Neoplasma (+30) penyakit hepar (+20),CHF(+10),CVA(+10), penyakit 
ginjal (+10) 
Pemeriksaan Perubahan status mental (+20), RR30(+20), SBP90 (+20), suhu 35o 
atau 40o (+15), HR 125 (+10) 
Laburatorium pH  7,35 (+30), BUN 30 (+20), Na 130(+20), glukosa 250 (+10), 
Hematokrit  30 (+10) , PaO2  60 atau SaO2  90 (+10) pleura (+10) 
(N.Engl j med 336 : 243, 1997 
Penatalaksanaan 
Skenario klinis Pedoman penatalaksanaan empiris 
Pasien rawat jalan Makrolit atau doksisiklin atau 
fluorokuinolon anti-pneumokokus (FQ) 
Dapat dari komunitas, bangsal perawatan, [Sefalosporin generasi 2/3±makrolid] atau 
FQ spektrum luas 
Didapat dari komunitas, bangsal perawatan, 
ICU 
[makrolid + sefalosporingenerasi 3] + 
[aminoglikosida snti-pneumokokis (AG)
Buku Saku Klinis INFEKSI 
atau FQ] 
+ makrolid jika curiga legionella 
+ vankomisin jiks curiga MRSA 
Gunakan kekebalan Seperti diatas + TMP-SMX ± 
Aspirasi, pasien rawat jalan Klindamisin atau [penisilin + 
metronidazol] 
Aspirasi, pasien, rawat inap Klindamisin + PQ 
Rute terapi Pasei rawat inap sebaiknya diawali dengan 
antibiotik intravena penggantian rute 
pemberian obat dari intervena menjadi 
peroral dilakukan bila ada respon secara 
klinis dan pasien mampu menelan 
(biasanya dalam 3 hari) 
(Apabila memungkinkan, terapi lansung tertuju pada organisme, sebaiknya digunakan 
panduan suseptibilitas in vitro atau pola resistensi obat setempat) 
•INFEKSI SALURAN KEMIH• 
Definisi 
· Anatomi 
Bawah : uritritis, sistitis (infeksi superfisialis vesika urinaria), prostatitis 
Atas : pielonefritis (proses inflamasi parenkim ginjal), anses ginjal 
· Klinis 
Tanpa komplikasi : sistitis pada perempuan hamil kelainan neurologis atau struktural yang 
mendasarinya 
Komplokasi : infeksi saluran kemih atas atau setiap kasus ISK pada laki-laki, atau perempuan 
hamil, aau ISK dengan kelainan neurologis atau struktural yang mendasarinya 
Mikrobilogis 
· ISK tanpa kompliksi : E. Coli (80%), proteus, klebsiella, enterokokus 
· ISK dengan komplikasi : E. Coli (30%) enterokokus (20%), pseudononas (20%), S. 
Epidermidis (15%), batang gram negatif lainya. 
· ISK yang berhubungan dengan kateter : jamur (30%), E . coli (25%), batang gram 
negatif lainya, enerokokus, S.epidermis 
· Uritritis : chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae 
Manifestasi klinis 
· Sistitis : piuria urgensi, frekuesi , perubahan warna/ bau urine, nyeri suprapublik; 
demam biasanya tidak ada. 
· Uretritis : mungkin mirip dengan sistitis kecuali adanya discharge uretra 
· prostatitis: serupa dengan sistitis kecuali gejala obstruksi orifisium uretra (cont: hestansi, 
aliran lemah). 
· Pielonefrritis : demam, menggigil, nyeri punggung atau bokong, mual, muntah, diare 
· Abses ginjal (intrarenal atau perinefrik); serupa dengan pielonefritis kecuali demam 
menetap mestipun di obati dengan antibiotik. 
Pemeriksaan Diagnostik 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Urinalisis : piuria + bakteriuria ± hematuria 
Hidung bakteri bermakna:105 unit koloni/ml pada perempuan yang asimtomatik.103 
unit koloni/ml pada laki-laki 102 unit koloni/ml pada pasien simtomatik atau dengan 
karakter piuria steril uretritis , tuberkulosis ginjal, benda asing. 
· Kultur dan pewarnaan gram urine ( dari urine porsi tengah atau spesimen lansung 
dari katater) 
· Pada perempuan hamil dan pasien yang menjalanin pembedahan urologi lakukan 
skrining terhadap bakteriuria asimtomatik 
· Kultur darah : pertibangkan pada ISK dengan komplikasi 
· Deteksi DNA atau kultur terhadap C. Trachomatis, N.gonorrhoeae pada pasien yang 
kegiatan seksualnya aktif atua pada piuria steril 
· Spesimen urine porsi pertama dan porsi tengah, pemijatan prostat, dan spesimen urine 
pascapijatan prostat pada kasus-kasus kecurigaan prostatitis 
· CT scan abdomen untuk menyingkirkan abses pada pasien pielonefritis yang demamnya 
tidak turun aetelah 72 jam 
· Tindakan diagnostik urolohi (USG ginjal, CT abdomen, sistografi berkemih) jiks ISK 
berulang pada laki-laki 
Penatalaksanaan ISK 
Skenario klinis Pedoman pelaksanaan empiris 
Sistitis TMP-SMX atau FQ PO selama 3 hari (tanpa komplikasi) atau selama 
10-14 hari (komplikasi) 
Bakteriuria asimtomatik pada perempuah hamil atau pernah mengalami 
pembedahan urologi sebelumnya antibiotik selama 3 hari 
Uretritis Tangani untuk Neisseria dan ChlaMydia 
Neisseria; seftriakson 125 mg IM x 1 atau ofloksasin 400 mg PO x 1 
Chlamydia; doksisiklin 100 mg PO x 7 d atau aztromisin 1 g PO x 1 
Prostatitis TMP-SMX atau FQ PO x 14 – 28 hari (akut) atau 6-12 minggu (kronis) 
Pielonefritis Pasien rawat jalan; FQ atau amoksilin/klavulanat atau sefalosporin 
generasi I PO selama 14 hari 
Pasien rawat inap; [ampisilin IV + gentamisin] atau 
ampisilin/sulbaktam atau FQ selama 14 hari 
(perubahan IVPO apabila pasien secara klinis membaik dan tidak 
demam selama 24-48 jam dan kemudian diselesaikan dengan 
pemberian selama 14 hari) 
Abses ginjal Drainase + antibiotik seperti pada pielonefritis 
(apabila memungkinkan, terapi langsung ditunjukan pada organisme, dapat digunakan 
panduan suseptibilitas in vitro dan pola resistensi obat setempat
Buku Saku Klinis INFEKSI 
 INFEKSI TULANG DAN JARINGAN LUNAk 
Selulitas 
Definisi 
· Infeksi superfisial dan protunda pada dermis dan lemak subkutan 
Mikrobiologis 
· Streptococcus dan stphylococcus (penyebab yang lebih jaarang) 
Manifestasi klinis 
· Eritema, edema, hangat 
· ± limfadenitis (goresan merah di proksimal) limfadenopati regional 
Diagnosis 
· sebagian besar berdasarkan diagnosis kelinik; asirasi jarum dan kultur darah memiliki 
hasil  5% 
Penatalaksanaan 
· Antibiotik (biasanya sefalosprin generasi 1 atau penisilin resisten penisilinase) + elevasi 
(mungkin menjadi buruk setelah memulai antibiotik karena perubahan bakteri 
pelepasen enzim inflamasi) 
”KAKI DIABETIKUM” 
Definisi 
· Ulkus kaki neuropatik yang mengalami infeksi 
Ringan = superfisialis, tidak ada sandi atau tulang yang terkena 
Mengancam jiwa atau ekstremitas = profunda, mengenai sandi dan tulang, toksisitas 
sistemi, atau iskemik pada ekstremitas 
Mikrobiologi 
· Ringan : biasanya S. Aureus atau strepyokokus aerobik 
· Mengancam jiwa atau ekstremitas: Polymicrobial dengan aerob + anaerob 
Aerob: stafilokokus, enterokokus, dan batang gram negatif lainya (termasuk 
Psedomonas) 
Anaerob: stafilokokus anaerob, Bacteriodes, Clostridium (jarang) 
Manifestasi klinis 
· Ulkus dengan eritema dan hangat di sekelilingnya ± drainase purulenta 
· Rasa nyeri mungkin tidak ada karena neuropati 
· ± kripitasi  gas infeksi campuran dengan batang gram negatif dan anaerob atau 
infeksi Clostridium 
· ± osteomielitis yang mendasarinya 
· ± Toksisitas sistemik ( demam, mengigil, leukositosis, hiperglikemia) 
Pemeriksaan diagnosis 
· Apusan superfisial ulkus tidak berguna (mungkin mendeteksi secara sederhana organisme 
yang berkoloni di superfisia 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Kultur luka (cont : kuretase pada dasar ulkus setelad debridemam) memiliki  sensitivitas 
terhadap organisme yang menginfeksi 
· Kultur darah (seharusnya dilakukan pada pasien, + pada 10-15 % pasien) 
· Osteomielitis seharusnya selalu disingkirkan ( lihat dibawah untuk uji pencitraan 
spesifik) pemeriksaan tulang ( kemampuan untuk mencapai tulang melalui ulkus/trakus) 
memiliki spesifisitas yang tinggi namun sensitivitasnya rendah. 
Spesimen biopsi tulang paling dapat dipercaya 
Penatalaksanaan ( N Engl J med 331 : 854, 1994) 
· Tirah baring, status tanpa beban berat badan 
· Antibiotik 
Berat infeksi Antibiotik Empiris 
Ringan Sepalosporin generasi 1 atau penisilin resisten – penisilinase 
Mengancam 
ekstremitas 
FQ + klidamisin atau ampisilin-sulbaktam atau tikarsilin-klavulanat atau 
sefoksitin atau sefotetan 
Mengancam jiwa Imipenem atau vankomisin + aztreonam + metronidazol atau ampisilin-sulbaktam 
+ AG 
· Pembedaah: dilakukan secara dini, agresif, dan debridemam bedah yang berulang, 
amputasi mungkin diperlukan. 
FASITIS NEKROTIKANS 
Definisi 
· Infesi dan nekrisis fasia superfisialis, lemak subkutan, dan fasia profunda (nekrosis 
arteri dan saraf pada lemak subkutangangren) 
· Gangren Foumier: fasitis nekrotikans pada genitalia laki-laki ( digunakan oleh beberapa 
penulis untuk menggambarkan terkenanya perineum perempuan atau laki-laki) 
Epidemiologi 
·  Resiko pada pasien diabetes, PVD, pecandu alkohol, pengguna narkoba intravena, 
imunosupresi, sirosis 
· Dapat pula mengenai individu yang sehat 
Mikrobiologi 
· Kelompok I ( dinding abdomen dan perinium): polimikroba (anaerob + anaerob fakultatif 
+ batang gram negatif) 
· Kelompok II (ekstramitas) : stretococcus pyogenes ± stafilokokus 
· Kelompok III: infeksi vibrio marine 
Manifestasi klinis 
· Tempat infeksi yang paling sering adalah ektramitas, dinding abdomen,dan 
psrineum,namun dapat terjadi di mana saja 
· Perubahan kulit berupa selulitis dengan batas yang sangat tidak jelas, menyebar dengan 
cepat yg diikuti dengan tanda toksisitas sistemik + nyeri melebihi derajat selulitis yang 
tampak,kulit menjadi hiperestetik atau anestetik 
Terbentuk bula (serosa hemoragik); kulit jadi gelap hingga abu-abu kebiruan  
gangren 
Kutis ± krepitas atau udara yang terlihat secara rediografik 
Tanda Diagnostik 
· Memerlukan kecurigaan klinis drajat tinggi karena pemeriksaan fisik yang non-spasifik
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Aspirasi pada pusat nekroris; kultur darah 
· Pemeriksaan pencitraan: foto polos  udara pada jaringan lunak; CT scan infeksi yang 
meluas, udara jaringan lunak; MRI  kontas jaringan yang paling baik 
· Diagnosis klinis cukup untuk mengawali eksplorasi pembedahan yang urgen 
Penatalaksanaan 
· Penanganan definitif adalah debridemam bedah dari jaringan nekrotik dan fasiotomi 
· Antibiotik spektrum luas agar bisa mencakup flora kulit, enterokokus, enterik gram 
negatif; dan anaerob (cont: klidamisin + panisilin + AG) 
· Oksigen hiperbarik : mengkin bermanfaat untuk membatu terapi, namun sebaiknya 
tidak menunda penanganan pembedahan definitif 
Prognosis 
· Secara umum fatal apabila tidak diobati; mortalisis yang dilaporkan 20-50% 
MIONEKROSIS KLOSTRIDIUM (GAS GANGREN) 
Definisi 
· Infeksi klostridium pada otot rangka yang mengancam jiwa dan fulminan 
· Biasanya truma otot + luka terkontaminasi bahan yang mengandung spora 
klostridium 
Manifestasi klinis 
· Masa inkubasi 6 jam hingga 2-3 hari 
· Onset akut dengan rasa berat atau nyeri yang intensitasnya bertambah dengan cepat 
disertai toksisitas sistematik yang jelas 
· Diskolorasi pada kulit warna perunggu dengan bula yang tegang yang mengandung 
cairan serosanguinosa atau cairan gelap dan daerah nekrosis 
· Krepitas muncul namun tidak menonjol (seperti udara dalam otot ) dan mungkin 
dikaburkan dengan edema yang menonjol 
Pemeriksaan Dioagnosis 
· Pewarna gram pada discharge dapat mengandung basil gram positif yang besar 
dengan ujung tumpul namun sangat sedikit mengandung PMN 
· Bakteremia klostridium pada ~ 15% 
· Foto rontgen polos : gambaran diseksi udara di dalam otot 
Penatalaksanaan 
· Eksplorasi pembedahan dengan debridemam pada otot yang terkena, fasiotomi, dan 
amputasi bila perlu 
· Antibiotik: penisilin G dosis tinggi 24 MU IV bibagi tiap 2-3 jam + klindamisin 900 
mg IV tiap 8 jam 
· Oksigen hiperbarik 
OSTEMIEITIS 
Definisi 
· Infeksi pada tulang karena penyebaran hematogen atau penyebaran langsung dari fokus 
yang berdekatan 
Mikrobiologis (N Eng J med 336: 999,1997) 
· Hematogen : S. Aureus 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Fokus berdekatan karena fraktur terbuka, bedah ortopedi, contoh : S. Aureus dan S. 
Epidermidis 
· Fokus berdekatan + insufisiensi vaskular (seperti kaki diabetikum): polimikrobial (kokus 
gram positif dan batang gram negatif aerob dan anaerob) 
Manifestasi klinis 
· Lemahnya jaringan lunak di sekitar ± fistula ke kulit superfisial 
· Osteomielitis vertebra (manifestasi yang paling sering pada orang dewasa pada berusia 
diatas 50 tahun ) ; nyeri punggung dan demam 
· ± demam, malise, dan keringat malam ( lebih sering pada penyebaran hematogen 
dibandingkan dari tempat yang berdekatan) 
Pemeriksaan diagnostik 
· Identifikasi organisme penyebab merupakan kunci utama 
· Data kultur dari jaringan ( yang spesimennya di ambil melalui pembedahan atau 
biopsi jarum) bukan dari usapan ulkus atau fistula 
· Kultur darah ( lebih sering positif pada osteomielitis hematogenik akut) 
· Pencitraan 
Foto rentgen polos: normal pada awal penyakit, lesi litik terlihat setelah 2-6 
minggu 
CT scan dapat menunjukan reaksi periosteum dan kortikal serta destruksi daerah 
medularis 
MRY: dapat mendeteksi perubahan yang sangat dini 
Pencitraan radionuklir: sangat sansitif namun tidak spesifik (positif palsu bila ada 
peradangan jaringan lunak yang mendasarinya) 
Penatalaksanaan 
· Antiboitik (berdasarkan pada data kultur) X 4-6 minggu 
· Pembedahan sebaiknya dipertimbangkan untuk hal berikut: osteomielitis vertebral 
piogenik ( seperti : kompresi medula spinalis, abses, epidural); atau prostesis yang 
terinfeksi 
MENINGITIS 
MENINGITIS BAKTERIAL AKUT 
Definisi 
· Infeksi bakteri pada ruang subaraknoid 
Mikribiologi Meningitis pada Orang Dewasa 
Etiologi Keterangan 
S. Pneumoniae 
(30-50%) 
Penyebab paling sering pada orang dewasa. Cari penyebaran infeksi ( i.e,trias 
Osler : meningitis, pneumonia, endokarditis) 
N. 
maningitidis 
(10-35%) 
Terutama pada anak-anak dan dawasa muda; mungkin berhubungan dengan 
ruam berupa peteki atau purpura. Defisienisi pada pada komponen 
komplemen terminal yang merupakan faktor predisposisi menigokoksemia 
rekuren, dan lebih jarng, meningitis
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
H. influenzae 
(  5% ) 
 insiden pada anak-anak karena vaksin H.influenzae tipe b. Cari faktor 
pencetus pada orang dewasa (seperti kebocoran LCS, prosedur bedah saraf 
yang baru dilakukan, trauma, mastoiditis) 
L. 
monocytogenes 
(5-10%) 
Terjadi pada orang tua, pecanco alkohol, atau pasian dengan keganasan, 
imunosupresi, atau kelebihan zat besi. Wabah dihungkan dengan susu yang 
terkontaminasi, keju, kubil kol, sayuran mentah, selain yang disebutkan, 
sering dihubungkan dengan pleositosis poli-predominan 
Batang gram 
negatif ( 1- 
10%) 
Biasanya nosokomial, pasca-tindakan, pada orang tua atau yang tanggap 
imunnya lemah 
Stafilokokus 
(5%) 
Terlihat pada pemasangan pirau LCS indwelling (S. Epidermidis) atau setelsh 
menjalani bedah saraf mengikutinya atau truma kapitis (S.auerus) 
Infeksi 
campuran 
Curiga fokus paramenigeal 
Manifestasi Klinis 
· Demam (95%) 
· Nyeri kepala, lehar kaku (85%) dan fotosensitif 
· Perubahan setatus mental (80%) termasuk delirium, penurunan kesadaran, konfusi, 
letergi, kejang 
· Penampakannya mungkin atipikal pada pasien tua, dengan letergi dan konfusi primer, 
dan tanpa demam 
Pemeriksaan fisik 
· Kaku laher tanda kernig ( pasien supinasi dengan finggul fleksi pada 900, dan lutut fleksi 
pada sudut 900 positif apbila ekstansi pasif pada lutut menghasilkan tahanan); tanda 
Brudzinski ( pasien supinasi dan ekstremitas supinsi; positif apabila fleksi lehar 
pasiffleksi lutut dan/ atau pinggul secara involuter); catatan, tanda kernig dab 
Bruzinski positif hanya pada lebih kurang 50% pasien 
· ± temuan neurologik fokal ( hemiparesis, afsia, menyempitnya lapangan pandang, palsi 
saraf kranialis) 
· ± Papiledema 
· ± Raum kulit : makula-papular, peteki, atau purpura 
Pemeriksaan diagnostik 
· Punksi lumbal : pewarnaan gram pada CCS memiliki sesitivitas 60-90% dan kultur 
memiliki sensitivitas 70-80% 
Pertimbangkan Ct scan kepala sebelum LP apabila terdapat ganguan neurologik fokal, 
papilledema, atau pasien koma 
Temuan CSS pada meningitis 
Kondisi Tampilan Tekanan (cm) WBC/mm3 
tipe 
predominan 
Glukosa 
(mg/dl) 
TP (mg/dl) 
Normal Jernih 9-18 0-5 
limfosit 
50-75 15-40
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Bakterial Berkabut 18-30 100-10,000 
PMN 
 45 100-1000 
TB berkabut 18-30  500 limfosit  45 100-200 
Fungal berkabut 18-30 300 limfosit  45 40-300 
Aseptik Jernih 9-18  300 PM  
limfositr 
50-100 50-100 
Tekanan pembuka  45 cm beresiko tinggi terjadinya herniasi sehingga hanya 
ambil CSS pada manometer dan infuskan larutan manitol 20 % (0,25-0,5 g/kg) IV 
selama 20-30 menit 
· Pemeriksaan CSS tambahan tergantung pada kecurigaan klinis : pewarnaan tahan asam 
dan kultur, pewarnaan preparat india, atigen kriptokokus (CRAG), kultur fubgsi, PCR ( 
seperti:HSV); kegunaan asai aglutinasi yang masih dipertanyakan 
· Kultur darah 
Gambar 6-1. nomogram untuk perkiraan probabilitas meningitis bakterial (ABM) vs. 
Meningitis virus (AVM) 
Usia th. Bulan 
75 
70 
65 
60 
55 
50 
45 
40 
35 
30 
25 
22 
garis baca 
12 
18 
2y 
5 
10 
15 
20 
22 
12 bl 
6 bl 
0 bl 
A 
A 
garis baca 
------- 
1 peb 
1 mar 
1 apr 
1 mei 
1 jun 
1 jul 
1 agus 
- 
- 
- 
- 
- 
- 
- 
1 peb 
1 jun 
1 des 
1 nov 
1 okt 
1 sep 
1 agus 
Probabilitas 
ABM vs AVM 
---------- 95 
,80 
,60 
,40 
,20 
,05 
,99 
,90 
,70 
,50 
,30 
,10 
,01 
Rasio Glukosa 
------------------- 
0,05 
0,10 
0,15 
0,20 
0,25 
0,30 
0,35 
0,40 
0,45 
0,50 
0,55 
0,60 
B 
B 
Jumlah total 
PMN./mm 
-------------------------- 
11000 
10000 
9000 
8000 
7000 
6000 
5000 
4000 
3000 
2500 
2000 
1500 
1000 
500 
400 
300 
100 
200 
50 
10 
5 
0 
( Langkah 1 tempatkan penggaris pada daris baca untuk pasien dan bulan munculnya gejala 
dan tandai garis potongnya dengan garis A. Langkah 2. tempatkan penggaris pada nilai untuk 
gulukosa dan PMN total dalam LCS dan tandai garis potongnya dengan garis B. Langkah 3. 
gunakan penggaris untuk menghubungkan tanda-tanda tersebut pada garis A dan B, 
kemudian baca kemungkinan pada ABM vs AVM. Digunakan atas ijin dari spanos, A, H,
Buku Saku Klinis INFEKSI 
harrel, F E, E Jr, Drurack,D.T differentail diagnosis of acute meningitis. JAMA 262 
:2700,1989.© 1989,AMA). 
Penatalaksanaan meningitis 
Skenario 
klinis 
Pedoman penatalaksanaan empiris 
Dewasa 
normal 
Sertriakson 2 g IV setiap 12 jam atau sefotaksim 2 g IV setiap 4-6 jam + 
Vankomisin 1 g IV setiap 12 jam ( pada kasus pneukokokus resisten 
sefalosporin) 
+ Apisilin 2 g IV setiap 4 jam apabila curiga Listeria 
kloramfenikol + TMP/SMX + Vankomisin apabila alergi ß-laktam 
Ganguan 
imun 
Apisilin + dseftazidim ± vankomisin 
Pirrau CSS, 
baru 
menjalani 
bedah saraf, 
atau trauma 
kapitis 
Vankomisin + sefazidim 
Antibiotik empiris sebaiknya diawali sesegera mungkin. Apabila berkanaan dengan TIK, 
kemudian periksa kultur darah mulai antibiotik empiris  lakukan CT scan kepala  LP (jika 
tidak ada kontraindikasi); hasil cairan CSS mungkin tidak mengalami perubahan apabila 
didapatkan dalam waktu kurang lebih 4 jam dari pemberian antibiotik pertama kali 
Kortikosterroid: tidak ada bukti yang meyakinkan untuk pengguna rutin pada orang dewasa 
namun, apabila TIK , edema serebri, stupor atau koma, pertimbangkan pemberian 
deksametason 1 g IV setiap 6 jam selama 4 hari 
Profilaksi : rifampin (600 mg PO 2x1x2 hari) atau siprofloksasin (500 mg PO dosis tunggal) 
untuk kontak dekat pada pasien dengan meningitis meningkokus 
(Apabila memungkinkan, terapi langsung terhadap organisme, dapat digunakan paduan 
suseptibilitas in vitro atau pola resistensiobat setempat) 
Prognasis 
· Motartlitas di dalam rumah sakin 25% untuk menigitis yang didapat dari komunitas dan 
35 % untuk meningitis nosokomial 
MENINGITIS ASEPTIK 
Definisi 
· Data mikrobiologi negatif untuk bakteri, pleositosis pada CSS tanpa predominasi 
PMN 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· ”Aseptik” adalah istilah yang salah, hanya dipakai untuk menyatakan kecilnya 
kemungkinan meningitis bakterial akut, walaupun hal ini tetap saja bisa disebabkan oleh 
etiologi yang enfeksius maupun yang noninfeksius. 
Etiologi 
· Virus: eneterovirus, HIV, HSV, (tipe 2 lebih sering dari pada 1), gandongan, virus 
koriomeningitis limfoksitik, virus esefalitis (seperti: Eastern, wastern, St. Louis, 
California), adenovirus, SMV, EBV 
· Tuberkulosis, fungsi, spirochaeta (penyakit Lyme, sifilis, leptospirosis), riketsia, 
Coxiella, Ehrlichia 
· Meningitis bakterial dengan pengobatan yang tidak tuntas 
· Fukos infeksi parameningeal (seperti : abses otak, abses epidual, tromboflebitis septik 
pada sinus venosa duramater, atau empiema subdural) 
· Obat – obatan : TMP/SMX, NSAID, penisilin, isoniazid 
· Penyakit sistemik: SLE, sarkoidosis, sendrom Behcet, sindrom Sjogren, arthritis 
reumatiod 
· Neoplasma : tumor intrakranial (atau kista), meningitis limfomatosa atau korsinomatosa 
• ENDOKARTIDIS BAKTERIALIS• 
Definisi 
· Infeksi edotelium jatung (termasuk namun tidak terbatas pada katup) 
· Akut (ABE): infeksi pada katup normal dengan suatu organisme virulen (seperti : 
S.aureus) 
· Sabukat (SBE): infeksi lamabat pada katup abnormal dengan organisme yang kurang 
virulen (seperti. S.viridans) 
Kondisi pendukung 
· Katup abnormal: penyakit katup jantung rematik, MVP dengan MR, klasifikasi katup 
aorta atau bikuspid, prostesis 
· Resiko bakteriemia abnormal : pengguna narkoba intravena, pemasangan kateter vena 
indwelling 
Kriteria Duke 
Mayor Minor 
· Bakteremia yang menetap karena 
suatu organisme yang diketahui 
menyebabkan endokarditis 
· Terkenanya endokardium yang 
diketahui baik dari: ekokardiogram( 
vegetasi, abses perforasi katup, 
prostesik terbuka) atau regurgitasi 
katup baru yang dipatiskan dengan 
jelas 
· Kondisi pendukung (lihat diatas) 
· Demam 
· Fenomena vaskural : arterial septik 
atau emboli paru, aneurisma mikotik, 
perdarahan intrakranial, lesi janeway 
· Fenomena imun: glomerulonefritis, 
nodus osler, bercak Roth, faktor 
reumatiod 
· Kultur darah + tidak sesuai denga 
kriteria mayor
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Ekokardiogram + tidak sesuai dengan 
kriteria mayor 
Diognisis definitif (kemungkinan besar) jika 2 kreteria mayor, atau 1 kreteria mayor +3 kreteria 
minor, atau 5 kreteria minor 
(Am J med 96:200,1994) 
Mikrobiologi pada endokarditis 
Endokarditis katup asli (NVE) Endokarditis katup prostetik 
(PVE) 
Etiologi Bukan 
pengguna 
narkoba 
interavena 
Pengguna 
narkoba 
intravena 
Awal ( 6 bulan 
pascaoperasi) 
Lanjut (6 
bulan 
pascaoperasi) 
S. viridans 50% 10% 10% 35% 
Sterptokokus 
lainya 
5% 5% 5% 5% 
Enterokokus 10% 8% 5% 10% 
S. aureus 20% 60% 15% 10% 
S.epidermidis 5% 5% 40% 20% 
Batang gram 
negatif 
 5% 10% 10%  5% 
lainya  5%  5% 10% 10% 
Kultur negatif  5%  5%  5%  5% 
Kultur negatif = steptokokus defisiensi-zat gizi, HACEK (Haemophilus Parainfluenzae dan 
Aphrophilus, Cardiobacterium, Eikenella, dan kingella), Bartonella, Coxiella, Chlamydia, 
Legionella, Brucella 
Diadaptasi dari karchmer,A,W. Infective Endocarditis. In Braunwald, E., ed,. Heart Disease, ed. 
Ke -5, 
Philadelphia: W B Saunders Company, 1997.) 
Manifestasi klinis 
· Bakterimania persisten : demam (80-90%), anoreksia, penurunan berat badan, fatigue 
· Infeksi perivalvular atau valvular: regurgitasi katup baru, abnormalitas hamtaran, 
gagal jatung kongestif 
· Emboli septik: lesi janeway, emboli sistematik (seperti pada SSP, ginjal, lien, atau sendi) 
emboli paru (dengan endorditis sisi kanan) aneurisme mikotik, Ml ( embolus arteri 
koronaria) 
· Fenomena kompleks imun: Nodus Osler, artritis, glomerulonefritis, RF +, ESR  
Pemeriksaan fisik 
· HEENT : bercak roth (perdarahan retina dengan bagian tengahnya pucat ) peteki 
(konjungtiva, palatum) 
· Jantung : regurgitasi valvular ± thrill ( ruptura korda tendinea atau valvular fenestrata), 
prostetik bergetar, bunyi katup, gesekan perikardium. Pemeriksaan berkala terhadap bukti 
perubahan murmur,dsb.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Abdomen : splenomegali yang nyeri tekan 
· Eksremitas 
Lesi janeway, (tiadak nyeri, makula hermoragik pada telapak tangan dan kaki) 
Nodus Osler (nodul nyeri pada bantalan jari) 
Hermoragik spliner proksimal bantalan kuku clubbing ( jari tubuh) 
Pemeriksaan diagnosis 
· Kuktur darah ( sebelum melalui antibiotok) : piling sedikit 3 set ( botol aerobik dan 
anaerobik) dari dari tempat yang berbeda, idealnya ditempatkan paling sedikit stu jam 
terpisah. Periksa pengawasaqn kultur darah (paling sedikit 2 set) setelah antibiotik yang 
tepat mulai diberikan untuk mencatat klirens, ulangi setiap 24-28 jam sampai hasilnya 
negatif 
· Hitung darah lengkap dengan hitung jenis,LED, faktor reumatoid, BUN, kreatinin, 
urinalisis dan kultur urine 
· Elektrokardiaogram (ketika dirawat dan pada interval reguler ); untuk menilai 
abnormalitas hantaran yang baru. 
· Ekokardiogram: pertama-tama mencari TTE : pertimbangkan TEE apabila (1) TTE 
non-diagnostik; prostetik; atau, (3) curiga infeksi yang progresif atau invasit 
(seperti:bakteremia persisten atau demam, abnormalitas hantaran yang baru, pirau 
intrakadiak,dll) 
Metode Sensitivitas 
NVE PVE Abses 
Transtoraksikus (TTE) 50% 36% 28% 
Transesofagus(TEE) 90% 82% 87% 
(Ches 100:352:1991; Eng J Med 324:795,1991; J Am Coll Cardiol 
18;391,dan AM J Cardiol 71:201,1993 
Penatalaksanaan 
· Cari dula data kultur 
ABEantibiotik sebaiknya dimulai tepat setelah data kultur diperoleh 
SBEapabila hemodinamika pasien stabil, antibiotik mungkin ditunda untuk 
pemperoleh data kultur darah yang akeuat dan lebih tepat, terutama pada kasus yang 
belum diberikan antibiotik 
· Terpi empiris yang dianjurkan 
ABE katup asli:[nafsilin + gentamisin] atau [vankomisin +gentamisin] apabila prevalensi 
MRSA tinggi 
SBE katup asli : panisilin/ampisilin + gentamisin 
Katup prostetik: vankomisin + gentamisin + rifampin 
· Atur rigmen antibiotik berdasarkan organisme penyebab dan sesitivitasnya 
· Ulagi kultur darah 4 kali hingga pasien bebas demam 
· Demam mungkin tetap tinggi hingga minggu pertama setelah pemberian terapi antibiotik 
yang tepat 
· Antukoagulasi sismetik merupakan kontraindikasi relatif terhadap resiko kejadian emboli 
serebri hemoragik 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Durasi terpi biasanya 4-6 minggu (dengan pengguna AG hanya untuk 2 minggu pertama 
), kecuali pada kasus endokarditis sisi kanan tanpa komplikasi, yang pada 2 minggu 
terapi akan mendapatkan hasil yang berdeda 
Indikasi pembedahan 
· Keputusan untuk memulai pembedahan sering kali sulit dan perlu melalui kolaborasi 
yang cermat dengan ahli bedah sejawat. Secara umum, cobalah untuk memberikan 
atibiotik selama mungkin dengan harapan penurunan insiden munculnya kembali infeksi 
pada prostesis, dan juga meningkatkan integritas struktural jaringan yang akan menerima 
prostesis tersebut 
· Emboli septik serebri sering dipertimbangkan sebagai suatau kontraindikasi untuk 
melakukan pembedahan segera karena tingginya resiko konversi perdarahan selama 
operasi bypass kardiopulmonal sema 10 -14 hari pertama 
· Indikasi untuk pembedahan 
Gagal jatung kongestif refrakter (yaitu: walaupun ada terpi medis maksimal , setingkat 
ICU) 
Infeksi yang refrakter atau menetap (seperti kultur darah + setelah satu minggu 
dengan antibiotik intravena yang sesuai) 
Inveksi yang invasif (seperti abses berbentuk cicin, defek hantaran yang memburuk) 
Katup prostetik, terauma dengan malfungsi atau terbukanya katup atau infeksi S. 
Aureus 
Emboli sistematik yang rekulen 
Infeksim jamur 
Profilaksis Edokarditis 
Keadaan jantung Resiko tinggi: katup prostetik, riwayat endokarditis, penyakit jantung 
kongenital sianotik yang komplek, pirau atau saluran pulmonik sistemik 
yang dibuat dengan pembedahan 
Resiko sedang: kebanyakan jatung kongenital lainya, penyakit katup 
jantung didapat katup aorta bikuspidalis,MVP dengan kuspid yang menebal 
atau regurgitasi,HCM 
Prosedur Gigi: ekstraksi, prosedur periodontal, iplantasi, salutan akar pembersihan 
Pernapasan: bedah pada mukosa repiratorik, bronkoskopi rigid 
Saluran cerna : skleroterapi dilatasi esofagus, ERCP dengan obstruksi 
kandung empedu, bedah usus atau traktus, biliaris 
Saluran kemih: bedah prostat, sistoskopi, dilatasi uretral 
Regimen Prosedur gigi, pernapasan, atau saluran cerna 
Amoksilin 2 g 1 jam sebelumnya 
(klindamisin 600 mg jika alergi pinisilin) 
Saluran cerna/kemi + kondisi berisiko sedang 
Amoksisilin 2 g 1 jam sebelumnya atau ampisilin 2 g IM/IV dalam 30 
menit tindakan 
(Vankomisin 1 g IV jika alergi penisilin) 
Saluran cerna/kemih + kondisi berisiko tinggi 
ampisilin 2 g IM/IV + gentamisin 1,5 mg/kg dalam 30 menit tindakan 
diikuti dengan ampisilin 1 g IM/IV atau amoksisilin 1 g PO 6 jam 
kemudian
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
(vankomisin 1 g IV + gentamisin seperti diatas bila alergi penisilin) 
(JAMA: 277: 1794, 1997) 
•TUBERKULOSIS• 
Epidemiologi 
· Prevalensi di amerika serikat : 10-15 juta orang: perkiraan prevalensi penyebaran 
diseluruh dunia 1,7 milyar orang 
·  insiden di amerika serikat antara tahun 1984 dan dan 1992 karena HIV, kemiskinan, 
gelandangan, imigrasi, dll 
· insiden populasi yang tinggi: terlahir asing, pelayanan medis yang tidak adekut, penghuni 
rumah perawatan/penjara, beberapa pekerja perawatan kesehatan 
· risiko pupulasi yang tinggi : berkontak dengan pasien yang berinfeksi, HIV + atau 
imunodefisiensi lainya, gagal ginjal kronis, diabetes melitus, IVDA, alkohlik, malnutrisi 
Mikrobiologi dan patogenesis 
· Penyebaran Mycobacterium tuberculosis melalui partikel kecil aerosol (seperti: nuklei 
droplet) 
· 90% dari penjamu normal yang terinfeksi tidak akan pernah berlanjut menjadi penyakit 
yang terbukti secara klinis, 10% lagi akan berlanjut 
· risiko reaktivitas (setelah konversi PPD) adalah ~2 % tahun selama 2-3 tahun pertama 
setelah infeksi 
Gambar 6.2. Patogenesis Penyakit TB 
inti droplet yang mengandung kuman TB 
replikasi pada lobus dependen 
reaksi lokal 
penyebaran 
limfatik 
penyembuhan 
kalsifikasi 
TB progresif 
primer 
pneumonia 
kavitas 
efusi 
penyebaran hematogen 
sembuh 
infeksi laten 
reaktivitas TB 
apikal 
limfatik 
tulang 
meningeal 
saluran cerna/kemih 
milier 
TB progresif 
apikal 
limfatik 
meningeal 
milier 
penyembuhan 
cepat 
(Courtesy of Nesli Basgoz, MD,MGH) 
Skrining terhadap infeksi 
· Orang yang perlu diskrining : populasi ysng tinggi prevalensi dan risikonya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Cara melakukan skrining : uji tuberkulin Mantoux (seperti: purified derivative atau 
PPD) suntikan 5-TU (0,1ml) PPD kekuatan sedang intradermal benjolan; periksa 
dalam 48-72 jam 
· Cara menginterpretasikannya: menentukan diameter maksimal pada indurasi dengan 
palpasi 5mm +: kontak dengan pasien infeksius; rontgen toraks foto TB lama yang 
sudah sembuh; HIV + atau tak diketahui namun berisiko tinggi 
10mm +: populasi berisiko tinggi atau prevalensi tinggi 
15mm +: semus orang 
negatif palsu : aplikasi yang salah, anergi.TB primer yang baru terjadi (10-25% awalnya 
negatif), infeksi akut non-TB, keganasan 
positif palsu: pembacaan yang tidak tepat, reaksi silang dengan penyakit atipikal, dalam 2 
tahun vaksinasi BCG (walaupun biasanya 10mm) 
· Efek booter: indurasi karena penguatan imunologi yang ada melalui uji kulit 
sebelumnya pada seorang individu yang pernah tersensitisasi (misalnya infeksi) uji ini 
bisa dari negatif menjadi positif, namun hal ini bukan berarti suatu konversi nyata akibat 
infeksi yng baru saja ter jadi. Uji kedua adalah kondisi dasar pasien yang benar, efek 
booster dapat terlihat sapai 1 tahun setelah uji kulit yang pertama kali dilakukan 
Manifestasi klinis 
· Pneumonia tuberkulosis primer: kondisi lodus interior atau media, efusi ±, kavitas ± 
· Tuberkulosis pleura: dapat terjadi bersamaan dengan penyakit primer atau yang 
mengalami reaktivasi. Karena pecahnya granuloma sehingga isinya tumpah kedalam 
kavum pleura dan terjadi peradangan setempat, efusi paru ± efusi paru perikardium dan 
perikardium dan peritoneum (tuberkulosis poliseroitis) 
· Penyakit tuberkulosis paru reaktivasi: jaringan parut apikal + kavitasi 
· Tuberkulosis milialis: onset akut atau perlahan; penyebaran luas karena bersifat 
hematogenik biasanya pada pasien yang mengalami gangguan kekebalan, diabetes, 
alkoholik, atau pasien kurang gizi. Gejala konstitusional (demam, keringat malam, 
penurunan berat badan) menonjol penyakit paru yang lesi yang menyerupai biji padi 
yang kecil (2-4mm) pada foto rontgen otraks 
· Tuberkulosis ekstraparu: perikarditis,peritonitis, meningitis, nefritis, osteomielitis, 
hepatitis, limfadenitis,kutaneus 
· Tuberkulosis dan infeksi HIV: pasien yang terinfeksi HIV dan mengalami gangguan 
kekebalan lainya berisiko mengalami reaktivitas dan infeksi primer takterkontrol yang 
progresif. Seluruh pasien yang infeksinya HIV sebaiknya menjalani uji PPD sebagai 
bagian dari evaluasi dasar pemeriksaan laboratorium awal dan selanjutnya dikerjakan 
setiap tahunnya. 
Pemeriksaan diagnosis 
· Pulasan tahan asam (diagnosis cepat) dan kultur (lebih sensitif dan menyebabkan uji 
suseptibilitas) pada sputum, lavase alveolar bronkoskopik, pleura, atau spesimen klinis 
lainya 
· PCR: sensitivitas 94-97% apabila dibandingkan dengan pulasan; sesitivitas 40-77% 
apabila dibandingkan dengan kultur 
Terapi peventif 
· Singkirkan penyakit aktif dengan setiap pasien dengan tanda atau gejala yang 
mencurigakan sebelum memulai pemberian INH 
· Profilaksis yang sesuai mengurangi insiden penyakit berikut hingga 65-75%
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Perlu menyesuaikan terapi berdasarkan prevalensi dalam populasi ( yang akan 
mempengaruhi nilai prediktif positif pada”PPD + ”) dan risiko infeksi yang tidak 
terobati pada pasien tersebut 
· Monitor adanya hepatitis : jika aminottransferase meningkat 5x normal atau simtomatik 
 hentikan obat anti-TB dan evalusi kembali 
Penatalaksanaan tuberkulosis 
· Isolasi pasien 
· Gunakan regimen yang terdiri dari kombinasi obat terhadap organisme yang rentan 
· Meningkatkan kepatuhan terapi; terapi observasi secara langsung (DOT) yang hemat 
biaya untuk pasien dengan resiko tinggi untuk tidak patuh 
Kelompok usia (tahun) 
Kategori 35 35 
Resiko tinggi (kontak pasien yang 
Obati apabila PPD  5 mm 
terinfeksi, foto toraks abnormal, HIV + 
Resiko sedang (penyakit kronis, 
imunosupresi) 
Obati apabila PPD  10 mm 
Terhadapat konversi dari uji kulit 
sebalum (sebelum dalam 2 tahun) 
Obati apabila PPD + berdasarkan pada pedoman skrining diatas 
Populasi insiden tinggi Obati apabila PPD  10 mm Jangan di obati 
Obati apabila PPD  15 mm Jangan dio bati 
(AM J Resp Crit Care 149:1359,1994 
Skenario Regimen 
Mungkin sensitif INH INH 300 mg PO 4x1 + piridoksin 50 mg 4x1 
Foto toraks abnormal atau HIV + INH 300 mg PO 4x1 piridoksin 50 PO 4x1 
selama 12 bulan 
Kasus kontak yang resisten INH RIF +PZA selama 2 bulan 
Kasus kontak yang diketahui atau dicurigai 
resisten terhadap berbagai kombinasi obat TB 
Tidak ada regimen yang terbukti :? PZA +ETB 
? PZA+FQ 
(INH=isoniasid, RIF=rifampin,PZA=pirazinamid,ETB=etambutol, FQ = fluorokuinolon) 
Boat-obatan Anti-tuberkulosis 
Obat Dosis Efek sampaing 
Isoniasid (INH) 300 mg POx 
4x1 
Hepatitis, neuropati perifer (dicegah dengan 
piridoksin yang diberikan bersamaan), 
sindrom menyerupai lupus 
Rifampin (RIF) 600 mg PO 4x1 Diskolorasi jingga atau urine/air mata, 
hepatitis, gangguan saluran cerna, 
hipersensitivitas, demam 
Pirazinamid (PZA) 25 mg/kg POx 
4x1 
Hepatitis, hiperurisemia, anritis
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Etambutol (EMB) 15 - 25 mg/kg 
PO x 4x1 
Neuritis optika 
Streptomisin (SM) 15 mg/kg IM x 
4x1 
Ototoksikosis, netrotoksikosis 
Amiksin (AMK) 15 mg/kg IM x 
4x1 
Ototoksikosis, netrotoksikosis 
Siprofloksasin (CIP) 15 mg/kg PO x 
2x1 
Regimen anti-tuberkulosis 
Skenario Regimen 
TB paru 4% resisten INH, dalam komunitas 
(termasuk terbanyak di amerika serikat) 
INH+RIF+PZA+ETB sampai suseptibilitas 
diketahui apabila sensitive terhadap INH  
RIF  INH+RIF +PZA selama 2 bulan 
kemudianINH + RIF selama 4 bulan apabila 
resisten, lihat dikolom berikutnya 
TB yang sesisten obat (INH,RIF, atau resisten 
obat kombinasi) 
Konsul ke ahli paru 
TB ekstrapulmoner Konsuk ke ahli paru 
TB pada pasien HIV + Konsul ke ahli paru 
• HIV/AIDS• 
Definisi 
· AIDS:HIV + hitung CD4 200/mm3 atau infeksi oportunistik atau keganaan 
Epidemiologi 
· Sekitar 1 juta warga amerika terinfeksi HIV; penyebab utama kematian pada kelompok 
usia 25-44 tahun 
· Rute: kontak seksual (penularan 0,3 % dari sesama laki-laki, 0,2 % dari laki-laki ke 
perempuan, dan 0,1 % dari perempuan ke laki-laki), pengguna narkoba intravena, 
transfusi, jarum suntik tidak steril (0,3%), vertikal (15-35%) 
Sindrom retrovirus akut (ARS) 
· Terjadi pada sekitar 40% pasien HIV +, lebih kurang 4 minggu setelah infeksi,ELISA-, 
isi virus + 
· Manifestasi : sindrom menyerupai mononukleosis ± lesi makulopapular berwarna 
salmon 
Pemeriksaan diagnostik 
· ELISA untuk Ab HIV-1: (+) 1-12 minggu setelah infeksi akut: sesitivitas dan spesifisitas 
90% ; uji skrining primer 
· Weatern blot: (+) apabila  2 garis dari daerah berbeda genom HIV; sebagai tes 
konfirmasi setelah uji ELISA (+) 
· PCR (kandungan virus): mendeteksi RNA HIV-1 di dalam plasma; kenaikan 3-4 kali 
lipat (0,5-0,7 log) merupakan perubahan yang dipertimbangkan bermakna 
· Hitung CD4: bukan merupakan suatu uji diagnostik, mungkin HIV(+) dan hitung 
CD4nya normal atau mungkin memiliki hitung CD4 rendah dan bukan HIV (+); hitung 
CD4 pada panyakit akut mungkin bisa  atau palsu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Pendekatan awal pada pasien HIV (+) 
· Buktikan infeksi HIV (apabila pembuktian yang adeakut tidak tersedia, ulangi 
pemeriksaan diagnostik) 
· HP (bukti infeksi oportunisik, keganasan, penyakit menular seksual), periksa seluruh 
pengobatan 
· Evaluasi laboratorium : hitung CD4, muatan virus ( gunakan asal yang sama tiap kali 
periksa), pemeriksaan darah tapi lengkap dengan hitungan jenis, kreatinin, uji fungsi 
hepar, uji kulit TB, sifilitis, toksoplasmosis, sitomegalovirus, dan serologi hepatitis, foto 
rontgen toraks dasar , pap smear pada wanita 
· Pengguna obat antiretrovirus seharusnya dilakukan atas konsultasi dengan ahli HIV 
sebagai rekomendasi pengobatan lanjutan dan banyak dari obat-obatan ini berpotensi 
menghambat atau memicu sitokrom p450, sehingga memerlukan penghentian atau 
penambahan obat lain. 
Dibawah ini beberapa pedomannya 
· Indikasi untuk memulai terapi 
AIDS atau HIV simtometik (seperti: penyakit infeksi jamur, demam yang tidak 
diketahui penyebabnya) 
Asimtometik) + baik muatan virus yang tinggi (10-20000 buah/ml) atau hitung CD4 
yang rendah (500/mm3) 
· Regimen : grup A NA + grup B NA +PI (atau NNRTI) monoterapi dan terapi ganda 
tidak dianjurkan 
· Muatan virus seharusnya  3-4 kali lipat (0,5-0,7 log) dalam 2-8 minggu dan setelah uti 
penurunannya berlanjut terus; tujuannya adalah muatan virus yang tak terdeteksi dalam 6 
bulan 
· Pemberian awal antiretrovirus bisa memperburuk sementara waktu gejala infeksi 
oportunistik selama beberapa minggu sebelum respons imun  
· Apabila terapi perlu dihentikan , hentikan seluruh antiretrivirus untuk meminimilkan 
perkembangan resistensi 
· Regimen yang gagal = tidak mampu mencapai muatan virus yang tak terdeteksi,  
muatan virus,  hitung CD4, atau deteriorasi klinis 
Antiretrovirus 
Obat Tipe Dosis tipikal Efek samping 
Zidovudine (AZT) NRTI 
(grup 
A) 
200 mg 3x1 
300 mg 2x1 
Supresi sumsum tulang 
Intoleransi saluran cerna, HA, 
insomnia, hepatitis 
Stavudine (d4T) 
Zerit 
NRTI 
(grup 
A) 
40 mg 3x1 
(40 mg 2x1 jika 
BB 60 kg) 
Neuropati perifer 
Pankreatitis, hepatitis (jarang) 
Dinadosin (dll) 
Videx 
NRTI 
(grup 
B) 
200 mg 2x1 
(125 mg 2x1 
jika BB 60 kg 
Pankreatitis, neuropati perifer 
intoleransi saluran 
cerna, hepatitis (jarang) 
Zalcitabine (ddC) 
hivid 
NRTI 
(grup 
0,75 md 3 x 1 Neuropati stomatitis, hepatitis (jarang)
Buku Saku Klinis INFEKSI 
B) 
Lamivudine (3TC) 
epivir 
NRTI 
(grup 
B) 
150 mg 2x1 
(2 mg 2x1 
jika BB 50 kg 
Toksisitas minimal 
Hepatitis (jarang) 
Nevirapine 
viramune 
NNRTI 200 mg 2x1 Raum, hepatitis 
Menginduksi sitokrom p450 
Delavirdine 
Rescriptor 
NNRTI 400 mg 3x1 Ruam, nyeri kepala menghambat 
sitokrom P450 
Efavirenz 
Sustiva 
NNRTI 600 mg tiap 4 jam Efek,SSP, ruam, hepatitis campuran 
antara menginduksi/ menghambat 
sitokrom p450 
Indinavir 
Crixivan 
PI 800 mg 3x1 (puasa) Netrolitiasis, intoleransi saluran cerna  
uji fungsi hati, redistribusi lemak, 
menghambat sitokrom p450 
Ritonavir 
Norvir 
PI 600 mg 2x1 
(dengan makan) 
Intoleransi saluran cerna, 
parestesia,uji fungsi hati, redistribusi 
lemak menghambat p450 
Saquinivir 
Fortovase 
PI 1200 mg 3x1 
(dengan makan) 
Intoleransi saluran cerna, nyeri kepala  
uji fungsi hati, DM, redistribusi lemak, 
menghambat p450 
Nelfinavir 
Viracept 
PI 1250 mg 2x1 
(dengan makan) 
Diare,DM, redistribusi lemak, 
menghambat p450 
Amprenavir 
agenerase 
PI 1200 mg 2x1 Ruam, intoleransi saluran cerna, 
redistribusi lemak, menghambat p450 
(NRTI= nucleoside reverse transcriptase inhibitor, NNRTI= non nucleoside, RTI;PI= protease 
Profiklaksis infeksi oportunistik 
IO Indikasi Profilaksis 
Tuberculosis PPD (+) ( 5mm) atau 
pajanan berisiko tinggi 
(lakukan pemeriksaan PPD 
tiap tahun ) 
INH + vitamin B6 selama 12 bulan 
atau RIF+PZA selama 2 bulan 
PCP Hitung CD4  100/mm3/ atau 
infeksi jamur atau FUO 
TMP-SMX SS 4x1 atau dapsone 
100 mg 4x1 atau atovaquone 750 mg 
2x1 mg 2x1 
Toksoplasmosis Hitung CD4  100/ mm3/dan 
serologi toksoplasma (+) 
TMP-SMX DS 2x1 atau dapsone 
100 mg pirimetamin + asam folinat 
MAC Hitung CD4 75/mm3 Klaritromisin 500 mg 2x1 atau 
azittromisin 1200 mg tiap minggu 
KOMPLIKASI HIV/AIDS 
Hitung CD4 Komplikasi 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
500 Gejala konstitusional 
Dernitits seboroik berambut di daerah oral, sarkoma kaposi 
Kandidiasis vagian dan oral rekulen 
Infeksi bakteri rekulen 
Tuberkulosis paru dan ekstraparu 
HSV VZV 
200 Pneumonia pneumcystis cariinii(PCP) taksoplasma 
Cryptococcus, histoplasma, coccidioides 
Bartonella 
50-100 Sitomegalovirus,MAC 
Aspergilosis invasif; angiomatosis (bartonela diseminata) 
Limpoma SSp,PML 
Demam 
· Etiologi: infeksi, limfoma, reaksi obat 
· Langkah kerja : pemeriksaan darah perifer lengkap, kimia darah, uji fungsi hepar, kultur 
darah foto toraks, urinalisis, pemeriksaan ulang obat-obatan, CT scan abdomen ? atau 
limfoma CD4 200 AG kriptokokus serum, LP,AG histoplasma pada urine, isolator 
mikobakterium, sitomegalovirus 
Tanda/gejala paru toraks foto, ABG, sputum untuk kultur bakteri,PCP ,BTA; 
bronkoskopi 
Diare feses untuk pemeriksaan leukosit feses, kultur, OP,BTA,endoskopi 
Uji fungsi hepar abnormal CT scan abdomen, biopsi hepar 
Sitopenia biopsi sumsum tulang 
Penyakitt kulit 
· Dermatitis seboroik; folikulitis eosinofilik; infeksi HSV dan VZV 
· Moluskum kontagiosum: papula seperti mutiara 2-5 mm dengan pusat cekung 
· Sarkoma kaposi : lesi nodular merah-unggu tidak pucat 
· Aginomatosis basilaris (bartonella diseminata): papula vaskular yang rapuh 
Mata 
· Retinitis SMV (hitung CD4  50);terapi =gensiklovir, faskarnet, atau sidofovir 
· Pneumocystis, toksoplasma, Histoplasma 
Mulut 
· Ulkus aptosa 
· Jamur (kandidiasis oral): bercak kecil seperti dadih yang menunjukkan permukaan yang 
kasar apabila diangkat 
· Leukoplakia berambut didaerah lokal: karena EBV ;selaput (lapisan) putih yang 
melekat pada sisi lateral lidah 
· Sarkoma kaposi 
Jatung 
· Dilatasi kardiomiopati 
Paru 
· Pneumonia pneumocystis carinii (CD4 200) 
Gejala konstitusional, demam, keringat malam, dispnu saat beraktivitas barat, bentuk non 
produktif
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Foto toraks dengan infiltrat,  PaO2, A-a V,  LDH, pewarnaan sputum PCP (+) 
Rx apabila PaO2 70: TMP-SMX PO atau [dapsone + TMP] atau [klidamisin + 
primakuin] atau atovaquone 
Rx apabila PaO2 70: Steroid (N engl J med 323:1444 dan 1451, 1990); TMP-SMX IV 
atau [klindamisin + primakuin] atau pentamidin atau trimetreksat 
Pola radioografi Penyebab umum 
Normal PCP 
Infiltrat interstisial difus PCP, TB, pneumonia fungsi diseminata dan 
viral, sarkoma kaposi 
Konsilidasi atau massa fokal Pneumonia bateri atau jamur, TB, sarkoma 
kaposi 
Lesi kavitas TB, aspergilosis dan pneumonia fungsi lainnya 
Pneumonia bakterial (termasuk Nocardia dan 
Rhodoccoccus) 
Efusi pleura TB, pneumonia jamur atau bakterial 
Sarkoma kaposi, limfoma 
Gastrointestinal 
· Esofagitis: kandida, SMV, HSV,HIV, terinduksi pil 
Endoskopi bagian atas jika tidak ada jamur tidak berespons terhadap terapi antifungal 
· Enterokolitis 
Bakterial (biasanya akut): salmonella, shigella Campylobacter, Yersinia, C.difficile 
Protozoa (biasanya kronis); giardia, Entamoeba, Cryptospora, Microsporidium, 
Cyclospora 
Virus (SMV, adenovirus), MAC, enetropati AIDS 
· Peredaran saluran cerna: MAC, Sarkoma Kaposi, limfoma 
· Proktitis : HSV, SMV, Chlamydia, gonokokus 
Hepatobiliaris 
· Hepatitis : HBV, HCV, Sitomegallovirus, MAC, teriduksi obat 
· Kolangiopati AIDS: sering berhubungan dengan sitomegalovirus atau Cryptosporidium 
Ginjal 
· Nefropati AIDS, proteinuria masif, ginjal ekogenik 
Hematologi 
· Anemia: pada penyakit kronis, terkenanya sumsum tulang, keracunan obat,hemalosis 
· Leukopenia 
· Trombositopenia : terkenanya sumsum tulang, ITP 
· globulin 
Onkologi 
· Limfoma non- hohgkin;  frekuensi tanpa menghiraukan hitung CD4 
· Limfoma SSP: hitung CD4 50 
· Sarkoma kaposi: dapat terjadi pada hitung CD4 dalam jumlah beberapa pun; 
disebabkan karena HHV-8; biasanya terjadi pada laki-laki homoseksual 
Muskulokutaneus: lesi nodular merah-unggu 
Paru: infiltrasi lobus interior bilateral+ efusi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Saluran cerna: perdarahan saluran cerna, obstruksi, ikterus obstruktif 
Penanganan: penyakit dibatasi radiasi, krioterapi, atau vinblastin intralesi, penyakit 
sistematikkemoterapi 
Endokrin 
· Hipogonadisme 
· Fungsi tiroid abnormal 
· Infusiensi adrenal 
· Sindrom wasting 
Neurologik 
· Meningitis : cryptococcus, bakteri (termasuk listeria), virus (HSV, SMV, HIV), 
tuberkulosis, limfomatosa 
· Neurosifilis: meningitis, palsi saraf kranialis, demensia 
· Lesi desak ruang: akan muncul nyeri kepala, defisif lokal, atau perubahan status mental 
Rencana penanganan: MRI, biopsi otak stereotaktik jika dicurigai etiologinya non-toksoplasma 
atau pasien gagal berespon terhadap 2 minggu pemberian terapi 
toksoplasmosis yang empiris 
· Kompleks Demensia AIDS: kehilangan memori, ganguan cara berjalan, spastisitas 
· Mielopati: infeksi (SMV,HSV), kompresi medula spinalis (abses apidural, limfoma), 
vakuolar (HIV) 
· Neuropati perifer: HIV, SMV, demielinisasi, terinduksi obat-obatan 
Etiologi Tampilan Pemeriksaan Diagnostik 
Tokosoplasmosis Lesi menonjol (dapat 
multipel) 
Serologi taksoplasma (+) 
Limfoma SSP Lesi menonjol (biasanya 
tunggal) 
PCR CSS untuk EBV (+) 
SPECT atau PET Scan (+) 
PML Lesi tidak menonjol, multipel, PCR,CSS (+) terhadap JC 
Lain –lain : abses bakterialis, 
Bervariasi Biopsi 
nokardiosis, kritokokoma, atau 
tuberkuloma 
Kompleks mycobacterium avim(MAC) 
· Manifestasi klinis: retinis, esofagitis, kolitis, hepatitis, neuropati 
· Penatalaksanaan: gensiklovir, foskarnet, atau sidofovir 
• PENYAKIT LYME• 
Mikrobiologi 
· Infeksi oleh spirochete Borrelia burgdorferi 
· Ditularkan melalui kutu (Ixodes);pejamu (host) hewan termasuk rusa dan tikus 
· Infeksi biasanya memerlukan perlekatan kutu36-48 jam 
Epidemiologi 
· Penyakit lyme merupakan penyakit yang disebarkan oleh vektor, yang paling sering 
dijumpai, namun insidenya hanya berkisar 4 tiap 100.000 populasi 
· Insiden tertinggi pada bulan – bulan musim panas 
· Kebanyakan kasus terjadi NY,NJ,CT,RI,MN,WI,PA,VA,OR,CA
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Manusia berkuntak dengan kutu biasanya diladang dengan semak yang pendek dekat 
daerah pepohonan 
Manifestasi klinis 
Stadium Manifestasi 
Stadium 1 = terlokalisasi dini 
Minggu setelah infeksi 
Karena efek lokal dari spoochaeta 
Umum: penyakit menyerupai flu 
Dermatologik(~80%): erythema chonicum migrans 
(ECM) = menular, lesi eriematosa degan bagian tengah 
jernih, biasanya dijumpai di paha, ingunalis atau aksila, 
ukuranya berkisar 6-38 cm, limfositoma; limfademopati 
regional 
Stadium 2 = penyebaran awal 
minggu hingga bulan setelah 
infeksi 
Akibat spirochetamia dan respons imun 
Umum: fatigue, malaise, limfadenopati,HA; demam 
jarang 
Dermatologi: lesi anular (1-100) multipel = ECM 
Reumatologi: (~10%) arthalgia  mialgia migrotaris, 
oligartritis 
Neurologi (~15%): bell’s palsy (atau neuropati kranialis 
lainnya), meningitis aseptik, multipel mononeuritis 
(mungkin nyeri), mielitis transvera jantung (8%) blok 
jatung, miokarditis 
Stadium 3 = menetap lama 
bulan hingga tahun setelah 
terinfeksi 
Karena infeksi kronis atau respon autoimun 
Dertamologi: acrodermatitis chronica atrophicans, 
panniculitis 
Reumatologi (60%) nyeri sandi, mono-/oligoartritis pada 
sandi-sandi besar sinovitis 
Neurologi: ensefalopati subakut, polineuropati, demensia 
Pemeriksaan diagnostik 
· Secara umum, suatu diagnosis klinis 
· Serologi (pada keadaan klinis yang tepat) 
Skrining dengan ELISA, tetapi 
Positif-palsu karena penyakit spirochaeta yang lain,SLE, RA, EBV,HIV, dll 
Negatif-palsu karena terapi anti biotik dini penggunaan ELISA, dapat membedakan 
lgM, lgA, dan lgG 
Konpirmasi hasil ELISA (+) bersama dengan Western blot ( spesifitasnya) 
· Pemeriksaan CSS pada pasien dengan kecurigaan penyakit sarafmproduksi antibodi 
intratekal (+) apabila (CSS lgG/serum lgG)(albumin CSS/albumin serum) 1 
Penatalaksanaan 
· Indikasi: manifestasi klinis dan serologi (+) (? Dan riwayat gigita kutuapabila berada 
pada daerah non-endemis) 
· Antibiotik: doksisiklin 100 mg PO 2x1 atau amoksilin 500 mg PO 3x1 selama 3 minggu 
sefriakson 2 g IV 4x1 selama 2-3 minggu dibutuhkan apabila terdapat: abnormalitas 
neurologik (selain Bell’s palsy yang terdiri) blok AV drajat tinggi, artritis kronis, atau 
kehamilan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Vaksin: 78%  pada kejadian penyakit lyme; pertibangkan pada pasien di daerah endemik 
dengan resiko terpanjang; dikontraindikasikan pada pasien dengan RA aktif atau artritis 
seronegatif 
• FEVER OF UNKNOWN ORIGIN (FUO)• 
Definisi 
· Lamanya  3 minggu 
· Demam  101oF atau 38,50C pada lebih dari satu insiden 
· Tidak ada diagnosis walupun telah dilakukan evaluasi salama 1 minggu pada pasien 
rawat inap secara intensif 
Etiologi 
· Daftar penyebabnya sangat luas, namun berikut ini adalah beberapa penyebab yang lebih 
sering. Secara umum, akan lebih mungkin suatu manifestasi dari suatu penyakit biasa 
yang nyaris tidak kentara, daripada penyakit yang tidak lazim 
· Pada pasien yang diketahui ada keganasan : 50 % akibat infeksi (biasanya selama 
neutropenia) dan 50% akibat tumor itu sendiri 
· Pasien dengan HIV : 75 akibat infeksi, jarang karena HIV itu sendiri 
· 5-15% kasus yang tidak terdiagnosis, kebanyakan sirna secara spontan 
Kategori Etiologi 
Infeksi Tuberkulosis: penyakit ekstra paru atau diseminata dapat memiliki 
gambaran rontgen foto toraks, PPD,BTA sputum yang normal; biopsi (paru, 
hepar, sumsum tulang) terhadap granuloma hanya menghasilkan 80-90 % 
pada penyakit miliar 
Endokarditis: pertimbangkan organisme: HACEK, Bartonella, Legionella 
adan Coxiella 
Abses intra-abdomen: hepatik, splenik, subfrenikus, pankreatik, perineftik, 
pelvik, prostatik 
Osteomielitis 
Sitometegalovirus, EBV, penyakit Lyme, malaria, babesiosis, amebiasia 
Neoplasma Limfoma: limfadenopati, hepatosplenomegali,  hematokrit atau 
trombosit,  LDH 
Karsinoma sel renal: hematuria mikroskopik,  hematokrit 
Karsinoma sel hepar, karsinoma pankres 
Miksoma pada atrium: obstuksi, embolisme, gejala konstitusional 
leukimia,mielodisplasia 
Penykit tantung 
penyambung 
Atritis temporalis (sel Giant): nyeri kepala, nyeri kulit kepala, klaudikasio 
mandibula, gangguan penglihatan,  ESR 
Penyakit still onset dewasa (reumatiod artritis juvenilis); demam yang 
bersifat sementara ruam trunkus malukar yang berwarna salmon selama 
demam merupakan permulaan artritis 
Poliartritis nodosa 
RA, SLE, sarkoidosis
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Lain-lain Obat-obatan, hematom, tiroid, demam mediterania familial 
Langkah kerja 
· Anamnesis: kontak ifeksius, perjalanan, hewan peliharaan, pekerjaan, obat-obatan, 
melalui pemeriksaan fisik regional, riwayat pengobatan dan pembedaan sebelumnya, 
riwayat tuberkulosis 
· Hentikan obat-obatan yang tidak diperlukan 
· Pemeriksaan fisik yang cermat dengan perhatian terhadap temuan kulit, limfadenopati, 
murmur, hepatosplenomegali, artritis 
· Evaluasi labolatorium 
Hitung darah lengkap dengan hitungan jenis, elektrolit, BUN, kreatinin, uji fungsi hepar, 
LED, ANA, RF kultur darah sebanyak 3 set (stop antibiotik), urinalisis, kultur urine, 
PPD, antibodi heterofil, sitomegalivirus, uji antigenemia, uji HIV 
· Pemeriksaan pencitraan: rontgen foto toraks, CT scan abdemen (oral dan kontras IV), 
USG kuadran atas kanan ?, hitung leukosit yang berlabel atau gallium scan 
· Biopsi arteri temporalis apabila LED  dan usia  60 tahun 
· ? biopsi sumsum tulsng atau hepar (terutama apabila AP ): bahkan tanpa tanda-tanda 
atau gejala lokal, hasil mencapai lebih dari 15 % 
Penanganan 
· Antibiotik empiris tidak diindikasikan (kecuali pasien neutropenia) 
NYERI ABDOMEN 
Nyeri viseral 
Pembagian 
Anatomi 
Visera 
Tempat Penjalaran 
Nyeri 
Foregut Esofagus dan duodenum Epigastrium 
Midgut Yeyunum hingga pertengahan kolon transversum Umbilikus 
Hindgut Pertengahan kolon transversum hingga rektum Hipogastrium 
(Catatan : Nyeri karena pankreatitis dan nefrolitiasis yang pada umumnya menjalar 
hingga ke punggung) 
Nyeri Tekan pada Abdomen
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Gambar 3-1. etiologi nyeri abdomen berdasarkan lokasi 
GANGGUAN ESOFAGUS DAN GASTER 
DISFAGIA 
Definisi 
· Kesulitan pada proses menelan dan melewatkan makanan dari esofagus ke lambung. 
Etiologi 
Gambar 3-2. Etiologi disfagia 
Gastritis 
PUD (peptic ulcers disease) 
Pancreas 
Kebocoran AAA 
(Abdominal Aorta Aneurysm) 
Splenomegali 
Infark atau abses lien 
Rupture lien 
Kolelitiasis 
Kolesistitis 
Koledokolitiasis 
Kolangitis 
Hepatitis 
Tumor hepar 
Apendistis 
Nefrolitiasis 
Kehamilan ektopik 
Torsi ovarium 
PID 
Diverkulitis 
Kolitis 
Nefrolitiasis 
Disfagia 
Kesulitan makan yang padat saja Kesulitan makan baik yang cair maupun yang padat 
Obstruksi mekanik Gangguan motilitas 
Cincin 
esofagus 
Striktur 
peptikum 
Karsinoma 
esofagus 
Intermiten Progresif 
Spasme dan 
gangguan 
yang 
berhubungan 
Skleroderma Aklasia 
Intermiten GERD kronik 
progresif Progresif GERD kronik 
progresif
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Pemeriksaan diagnostik 
· Menelan barium atau esofagogastroduodenoskopi (EGD); ± pemantauan pH esofagus atau 
manometri. 
PENYAKIT REFLEKS GASTROENSOFAGUS (GERD) 
Patofisiologi 
· Relaksasi sementara yang berlebihan pada sfingter esofagus bawah (LES, Lower Esophageal 
Spincter) atau pada beberapa kasus, LES yang inkompeten. 
· Kerusakan mukosa esofagus karena kontak yang lama dengan asam, pepsin, garam empedu. 
· Hiatus hemia dapat menyebabkan ¯ tonus LES dan bertindak sebagai penampung isi 
lambung yang mengalami refluks. 
Manifestasi klinis 
· Heartburn, “angina” atipikal; regurtasi isi lambung kurang air, disfagia 
· Batuk (aspirasi nokturnal kronis), asma, suara parau (peradangan plika vokalis). 
· Pencetus : makan yang banyak, posisi supinasi, makanan berlemak, kafein, teofilin, alkohol, 
rokok, penyekat kanal kalsium (CCB). 
Uji diagnostik 
· Diagnosis sering berdasarkan pada anamnesis, mencoba mengobati dulu dengan inhibitor 
pompa proton. 
· EGD (esophagoduodenoscopy) untuk mendeteksi esofagitis, ulkus, easofagus Barret atau 
striktur. 
· Pemantauan pH esofagus ambulatoris selama 24 jam apabila diagnosisnya meragukan. 
Penatalaksanaan 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Tindakan konservatif : mencegah pencetus, meninggikan kepada saat tidur, hindari 
keterlambatan makan. 
· Medikamentosa : antasid, penyekat H, agen prokinetik (seperti : cisapride); penghambat 
pompa proton (PPI). 
· Pembedahan : fundoplikasi (sering dengan laparoskopik) 
Komplikasi 
· Esofagus Barret (epitelisasi kolumnar dengan ­ risiko adenokarsinoma), esofagitis, striktur. 
GASTROPATI DAN GASTRITIS 
Gastropati akut 
· Etiologi : NSAID, alkohol, stres yang berhubungan dengan penyakit mukosa (penyakit 
kritis). 
· Manifestasi klinis : asimtomatik, anoreksia, mual dan muntah, nyeri epigastrium, perdarahan 
saluran cerna atas. 
Gastritis antral kronis (“Tipe B”) 
· Etiologi : Infeksi H. Pylori 
· Manifestasi klinis : umumnya asimtomatik; tidak ada bukti yang jelas bahwa gastritis H. 
Pylori menyebabkan dispepsia non-ulkus; dapat berlanjut menjadi gastritis atrofi dengan ­ 
risiko adenokarsinoma gaster. 
· Penatalaksanaan : Lihat penanganan H. Pylori 
Gastritis kronis pada daerah fundus (“Tipe A”) 
· Etiologi : Anemia pernisiosa 
· Patogenesis : auto-antibodi langsung terhadap sel parietalis (sehingga kekurangan asam dan 
faktor intrinsik). 
· Manifestasi klinis : gastritis atrofi, aklorhidria, dan hipergastrenemia, anemia permisiosa, 
tumor karsinoid gaster dan adenokarsinoma. 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
PENYAKIT ULKUS PEPTIKUM 
Etiologi dasar 
· Infeksi H. Pylori (namun hanya 15-20 % dari pasien yang terinfeksi akan berkembang 
menjadi suatu ulkus. 
· NSAID 
· Gastrinoma dan keadaan hipersekretorius lainnya 
Manifestasi klinis 
· Nyeri abdomen spigastrik, hilang dengan makan (duodenum) atau memburuk dengan 
makan (gastrikum). 
· Perdarahan saluran cerna atas 
Pemeriksaan diagnostik 
· Uji untuk H. Pylori 
Serologi : (sensitivitas 90 %, spesifisitas 70-80 %, titer ¯ 3-6 bulan setelah terapi efektif) 
urea breath test (UBT, sensitivitas dan spesifitasnya  95%) 
EGD + uji urease cepat (seperti, CLO testTM,  sensitivitas dan spesifisitas 95 %) atau biopsi 
dan histologi. 
· EGD atau UGI serial untuk mendeteksi ulkus 
Penatalaksanaan 
· Penghentian NSAID dan rokok 
· PUD dan H. Pylori (+) : Antibiotik dan PPI selama 7-14 hari memiliki angka keberhasilan  
90 % (Am J Med 105 : 424, 1998) antibiotik (2 dari 3) : klaritromisin 500 mg 2 x 1, 
amoksilin 1 g 2 x 1, mtronidazol 500 mg 2 x 1 
· Dispepsia non-ulkus : percobaan PPI atau cisapride; data yang diperdebatkan tentang 
manfaat eradikasi H. Pylori (N Engl J Med 339 : 1869 dan 1875, 1998; 341 : 1106, 1999).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Gambar 3-3. Langkah diagnostik dan penanganan dispepsia 
Dispepsia 
Darah samar di feses +, anemia, 
anoreksia atau muntah yang 
persisten, penurunan berat 
badan, usia  40 tahun 
Tidak ada satupun 
kriteria di atas 
Serologi H. Pylori EGD hingga radiologi 
PUD dan keganasan 
Negatif Positif 
Cisapride atau PPI Terapi antibiotik Perubahan regimen 
Gejala + Tanpa gejala Tanpa gejala Gejala + Positif 
EGD Disembuhkan UBT EGD 
Negatif 
Ada salah satu dari 
kriteria di atas
Buku Saku Klinis INFEKSI 
PERDARAHAN GASTROINTESTINAL 
Definisi 
· Hilangnya darah yang bisa dari berbagai tempat di intralumen dari orofaring sampai anus. 
· Klasifikasi : atas = di atas ligamentum Treitz; bawah = di bawah ligamentum Treitz. 
· Tanda : hematemesis = darah yang dimuntahkan atau terdapat pada muntahan (UGIB); 
hematokezia = buang air besar berdarah (LGIB atau UGIB yang cepat); melena = buang air 
besar seperti ter, berwarna hitam akibat darah dari saluran cerna (biasanya dari bagian atas 
saluran cerna, namun dapat di segala tempat di atas sekum). 
Etiologi perdarahan saluran cerna atas 
· Perdarahan orofaringeal dan epistakis ® darah tertelan 
· Esofagitis erosif 
Pejamu yang tanggap imunnya baik : GERD / esofagus Barrett, XRT 
Pejamu yang tanggap imunnya lemah : CMV, HSV, kandida 
· Varices (10 %) 
· Ruptur Mallory-Weiss (7%, robekan di gastroesofagus karena mau muntah / muntah-muntah 
dengan glotis yang tertutup). 
· Gastritis / gastropati (23%, NSAID, H. Pylori, alkohol, penyakit mukosa yang berhubungan 
dengan stres). 
· Penyakit ulkus peptikum (PUD) (46%) 
· Malformasi vaskular 
Lesi Dieulafony (arteri ektatik superfisialis biasanya pada kardia dengan UGIB yang 
mendadak dan masif) AVM (tersendiri atau bersama sindrom Osler-Weber-Rendu) fistula 
aorta-enterik (tandur aorta mengikis sepertiga porsio duodenum, muncul dengan “perdarahan 
luas”) vaskulitis. 
· Penyakit neoplastik (esofagus atau gaster) 
· Penyebab lahirnya : ulserasi hiatus hernia, koagulapati, amiloidosis, penyakit jaringan 
penyambung. 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Etiologi perdarahan saluran cerna bawah 
· Penyakit divertikular 
· Angiodisplasia 
· Penyakit neoplastik 
· Kolitis : infeksi, iskemik, radiasi, penyakit radang usus (UC  CD) 
· Hemoroid 
Manifestasi klinis 
· UGIB  LGIB : mual, muntah, hematemesis, muntah seperti warna kopi, nyeri epigastrium, 
reaksi vasovagal, sinkop, melena. 
· LGIB  IGIB : diare, tenesmus, BRBPR atau kotoran berwarna maron 
Langkah penanganan 
· Anamnesis 
GIB atau kronis, jumlah serangan, serangan terakhir yang paling sering hematemesis, muntah 
sebelum hematemesis, hematokezia, melena, nyeri abdomen, diare, penggunaan aspirin, 
NSAID, atau antikoagulan, atau diketahui menderita koagulopati ketergantungan alkohol, 
sirosis riwayat pembedahan saluran cerna atau aorta. 
· Pemeriksaan fisik 
Tanda vital : takikardi bila kehilangan cairan 10%; hipotensi ortostatik bila kehilangan cairan 
20%; syok bila kehilangan cairan 30%, pucat, telangektasiasis (penyakit hepar alkohol atau 
sindrom Osleer-Weber-Rendu) 
Tanda penyakit hepar kronis : ikterus, spider angiomata, ginekomastia, atrofi testis, eritema 
palmaris, kaput medusa. 
Pemeriksaan abdomen : nyeri tekan dapat terlokalisir atau tanda-tanda di daerah peritoneum. 
Pemeriksaan rektum : warna kotoran, adanya hemoroid, atau fisura ani 
· Pemeriksaan laboratorium : Hematokrit (mungkin normal pada awal kehilangan darah akut 
sebelum seimbang kembali), hitung trombosit, PT, PTT, BUN / kreatinin (rasionya ­ pada 
UGIB karena resorpsi saluran cerna dari darah atau azotemia prerenal), uji fungsi hepar.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Slang Nasogastrik dapat mendiagnosis UGIB, dapat membuang isi saluran cerna (sebelum 
dilakukan EGD dan untuk mencegah aspirasi), lavase untuk melihat ada tidaknya perdarahan 
yang menetap (prognosis buruk); negatif palsu pada waktu UGIB apabila perdarahan berasal 
baik dari duodenum maupun intermiten. 
· Pemeriksaan diagnostik pada UGIB : esofagogastroduodenoskopi (EGD) (dan terapi yang 
potensial). 
· Pemeriksaan diagnostik pada LGIB (periksa UGIB sebelum mencoba untuk melokalisasi 
LGIB yang diperkirakan) 
Perdarahan berhenti secara spontan ® kolonoskopi (mengidentifikasi penyebab pada  70% 
kasus dan potensial untuk tindakan terapi) 
Stabil namun perdarahan terus-menerus ® sken perdarahan (RBC berlabel 99mTc/albumin) 
: mendeteksi laju perdarahan yang  0,1-1,0 ml/menit, namun sulit menentukan lokasi yang 
akurat. 
Tidak stabil ® arteriografi (mendeteksi laju perdarahan yang  0,5-1,0 ml/menit dan 
potensial untuk tindakan terapi (infus vasopresin intra arteri atau embolisasi) laparotomi 
ekspolari. 
Penatalaksanaan 
· Penatalaksanaan akut perdarahan saluran cerna adalah resusitasi hemodinamik dengan cairan 
IV dan darah 
Buatlah akses dengan 2 jalur intravena yang berdiameter besar (18 gauge atau lebih). 
Resusitasi cairan dengan salin normal atau larutab Ringer laktat 
Terapi transfusi (sampel bank darah untuk tipe dan crossmarch; dapat menggunakan 
golongan darah O negatif jika eksanguinis). 
Identifikasi dan perbaiki koagulopati (FFP untuk menormalkan PT, trombosit tetap  
50000/mm3). 
Lavase slang nasogastrik 
Penatalaksanaan jalan nafas bila diperlukan 
Konsultasi dengan ahli bedah digestif bila diperlukan. 
Tanda-tanda prognosis buruk pada UGIB 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Demografik : Usia  60 tahun, komorbiditas 
· Beratnya : darah merah segar pada aspirat NGT, ­ permintaan transfusi, hemodinamik tak 
stabil. 
· Etiologi : varises atau neoplastik 
· Munculnya ulkus (dari prognosis yang terbaik hingga terburuk) : dasarnya bersih ® keluar 
darah tanpa pembuluh yang terlihat ® bekuan yang melekat erat ® perdarahan aktif. 
Etiologi Pilihan 
Varises Farmakologi 
Octreotide 50 mgram bolus IV ® 50 mg/jam infus 
(berhasil 84%, Lancet 342 : 637, 1993) 
Vasopresin atau vasopresin + nitrogliserin (kurang 
manjur dan lebih banyak komplikasi) 
Penyekat-â (non-selektif) dan nitrat apabila 
hemodinamik stabil 
Non-Farmakologi 
Skleroterapi endoskopi (berhasil 88%) atau band 
ligation (angka keberhasilan  90%) 
Octreotide + terapi endoskopik (angka keberhasilan  
95% ; 
(N Eng J Med 333 : 555, 1995) 
Tamponade balon apabila perdarahannya berat 
Embolisasi atau TIPS apabila terapi endoskopik 
gagal 
(N Engl J Med 333 : 165, 1994) 
PUD Farmakologi 
Penghambat pompa proton (N Egl J Med 336 : 1054, 
1997) 
Octreotide 50 mgram bolus IV ® 50 mgram/jam infus 
Non-Farmakologi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Terapi endoskopi (injeksi, kontak termal, laser) 
Angiografi mesenterika dengan infus vasopresin atau 
embolisasi 
Reseksi gastrik apabila endoskopi dan terapi 
farmakologi gagal 
Mallory-Weiss Biasanya berhenti secara spontan 
Gastritis esofagus Penghambat pompa proton, antagonis H2 
Penyakit 
divertikuler 
Biasanya berhenti secara spontan 
Terapi endoskopi (injeksi epinefrin), vasopresin 
arterial atau embolisasi, pembedahan 
Angiodisplasia Vasopresin arterial, terapi endoskopik, pembedahan
Buku Saku Klinis INFEKSI 
DIARE 
Keluarnya feses  200 gram / hari 
ETIOLOGI 
Infeksi 
· Akut 
Toksin yang belum terbentuk (seperti : “keracunan makanan”; berlangsung  24 jam) : S. 
Aureus, C. Perfrigens, B. Cereus 
Virus : Rotavirus, Norwalk 
Bakteri non-invasif 
Menghasilkan enterotoksin (tidak ada darah atau leukosit di feses) : E. Col enterotoksigenik 
Vibrio cholera : menghasilkan sitotoksin (ada darah dan leukosit di feses) : E. Coli O157 : 
H7, C. Difficile. 
Bakteri invasif (leukosit di feses dan darah (+)) : E. Coli enteroinvasif (EIEC, Salmonella, 
Shigella, Campylobacter, Yersinia, V. Parahemolyticus 
Parasit : Giardia, E. Histolytica 
Oportunistik : Crystosporidia, Isopora, Microsporidia, Cyclospora, MAC, CMV. 
· Kronis : Giardia, E. Histolytica, C. Difficile, organisme oportunistik. 
Malabsorpsi (­ kesenjangan osmotik, ­ lemak feses, ¯ diare dengan puasa, defisiensi vitamin 
larut-lemak) 
· Defisiensi garam empedu 
Pertumbuhan bakteri berlebihan (e.g., blind loop) ® dekonjugasi garam empedu penyakit 
ileum (seperti penyakit Crohn, reseksi pembedahan) ® terhentinya sirkulasi enterohepatik. 
· Insufisiensi pankreas 
· Kelainan mukosa 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Seliak sprue : karena reaksi usus terhadap a-gliadin dalam gluten ® hilangnya vili dan 
daerah absorpsi 
Pemeriksaan diagnostik : D-xylose (+); anti-gliadin (+) atau anti-endomisial absolut 
Penatalaksanaan : diet bebas gluten. 
Tropikal sprue : terjadi pada penghuni daerah tropis; penatalaksanaan dengan antibiotik, 
asam folat, B12. 
Penyakit Whipple : karena Trophyrema whippeli (basilus gram (+)); terlihat pada laki-laki 
kulit putih usia separuh baya. 
Manifestasi lainnya : demam, limfadenopati, edema, poliartritis, perubahan SSP, pigmentasi 
kulit abu-abu-ciklat 
Penatalaksanaan : pemberian antibiotik jangka panjang 
Limfoma usus 
Osmotik (­ gap / kesenjangan osmotik, ­ lemak feses normal, ¯ diare dengan berpuasa) 
· Obat-obatan : antasid, laktulosa, sorbitol 
· Intoleransi laktosa : kelainan mukosa primer atau sekunder, enterintis bakterial atau virus, 
reseksi usus sebelumnya 
Manifestasi klinis : kembung, flatus, rasa begah, diare 
Pemeriksaan diagnostik : uji napas hidrogen laktosa, atau diet bebas laktosa empiris. 
Penatalaksanaan : diet bebas laktosa, gunakan lactaid milk dan tablet enzim laktase. 
Peradangan (demam, hematokezia, nyeri abdomen) 
· Penyakit peradangan usus 
· Enteritis radiasi 
· Kolitis iskemik 
Sekretorius (Gap ostomik normal, cairan banyak, tidak ada perubahan diare setelah nothing by 
mounth / NPO) 
· Hormonal : VIP (VIPoma, Verner-Morrison), Serotonin (karsinoid), Kalsitonin (karsinoma 
tiroid tipe medular), Gastrin (Zollinger-Ellison), Glukagon, Substansi P, Tiroksin 
(Hipertiroidisme).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Ketergantungan laksatif 
· Adenoma vilosa 
· Malabsorpsi garam empedu idiopatik 
Motilitas 
· Sindroma iritabilitas usus 
· Skleroderma (pseudoobstruktif) 
· Endokrinopati : diabetes melitus, hipertiroidisme (hiperdefekasi) 
Langkah penanganan diare 
Gambar 3-4. Rencana penanganan diare akut (durasi  3 minggu) 
Diare akut 
Dehidrasi berat, demam, lamanya  5 hari mukus atau pus 
pada BM, diare berdarah, nyeri abdomen perjalanan 
sebelumnya, atau penggunaan antibiotik sebelumnya 
Ya ada salah satunya Tidak ada kriteria di atas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Leukosit feses 
perdarahan samar 
toksin C difficile (terutama bila 
sebelumnya minum antibiotik 
Observasi rehidrasi sesuai 
dengan kebutuhan 
Leukosit di feses + atau 
perdarahan samar + 
Toksin C. 
Difficile + 
Feses O  P x 3 Kolitis pseudomembranosa 
Terinduksi obat-obatan 
virus, enterotoksin 
bakteri non-invasif 
Observasi, 
rehidrasi antibiotik 
bila gejala berat 
O  P + 
Parasitik 
Antiparasitik 
Kultur feses 
sigmoidoskopi fleksibel 
Metronidazol PO atau IV 
(Vankomisin PO bila 
metroidazol gagal) 
Kultur feses + Kultur -, sigmoidoskopi 
Invasif atau sitotoksin 
bakteri non-invasif 
fleksibel dan biopsi + 
IBD 
Antibitoik 
Gambar 3-5. Langkah penanganan diare kronis (durasi  3 minggu) 
Diare kronis 
Obat-obatan culprit Terinduksi obat-obatan 
Fenolftain + 
Ketergantungan laktasi 
Uji laktosa + 
Intoleransi laktosa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Data mikrobiologi + Infeksi 
Gas osmotik feses = Osmfeses (biasanya 290) – [2 x (Nafeses + Kfeses)] 
lemak feses 
Leukosit di feses dan perdarahan samar 
Respons terhadap NPO 
Malabsorpsi 
· Mukosa abnormal : uji D-xylose, 
biopsi usus halus 
· Insufisiensi pankreas : uji sekretin 
· Defisiensi garam empedu : 14C-xylose 
breath test 
Sigmoidoskopi fleksibel 
Kolonoskopi 
UGI dengan SBFT 
PENYAKIT DIVERTIKULAR 
Sekretorius 
Kadar hormon 
Kolonoskopi terhadap adenoma 
kolestiramin 
Peradangan 
DIVERTIKULOSIS 
Definisi dan Patologi 
· Herniasi akuisita (didapat) pada mukosa dan submukosa kolon ke dalam dinding kolon.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Lebih sering pada sisi kiri pada sisi kanan kolon 
· Mungkin sebagai akibat diet rendah serat ® muskulatur kolon berkontraksi terhadap feses 
yang kecil dan keras. 
Epidemiologi 
· 20-50 % pasien di atas usia 50 tahun 
Manifestasi klinis 
· Biasanya asimtomatik, namun dapat mengalami komplikasi mikroperforasi (divertikulitis) 
atau perdarahan. 
DIVERTIKULITIS 
Patofisiologi 
· Retensi makanan yang tak tercerna dan bakteri di dalam divertikulum ® pembentukan 
fekalit ® obstruksi ® asupan darah divertikulum terganggu, infeksi, perforasi. 
· Mikroperforasi (® infeksi terlokalisir) atau makroperforasi (® pembentukan abses dan / 
atau peritonitis). 
Manifestasi klinis 
· Nyeri abdomen kuadran lateral kiri, demam, mual, muntah, konstipasi 
Pemeriksaan fisik 
· Ringan : Nyeri kuadran lateral kiri, massa dapat diraba ±, uji darah samar (FOBT) ± (- 25) 
· Berat : peritonitis, syok septik 
Pemeriksaan diagnostik 
· Foto polos abdomen untuk melihat adanya bebas, ileus, atau obstruksi 
· CT abdomen apabila pasien gagal berespons terhadap terapi atau apabila dicurigai adanya 
abses perikolon 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Sigmoidoskopi / kolonoskopi merupakan kontraindikasi pada waktu akut karena tingginya 
risiko perforasi yang membahayakan. 
Penatalaksanaan 
· NPO, cairan IV, NGT (jika ileus) 
· Antibiotik (spektrumnya mencakup batang gram negatif dan anaerob) 
· Drainase abses perkutaneus atau pembedahan 
· Pembedahan apabila terapi medikamentosa gagal, abses besar yang tidak dapat didrainase 
perkutaneus, atau menjadi peritonitis. 
Patofisiologi 
· Erosi pembuluh divertikel oleh suatu fekalit 
· Divertikula lebih sering di sebelah kiri (distal) kolon; namun perdarahan divertikula 
biasanya pada sisi kanan (proksimal) kolon 
Manifestasi klinis 
· Biasanya onset kram perut yang mendadak dan diikuti dengan hematokezia yang sangat 
banyak (masif). 
· Biasanya berhenti secara spontan (90%) namun bisa juga muncul sekali-kali dalam hitungan 
jam hingga hari. 
Pemeriksaan fisik 
· Biasanya jinak 
Pemeriksaan diagnosis 
· Kolonoskopi (setelah perdarahan akut terhenti dan mengikuti lavase oral) atau, pada 
perdarahan berat, arteriografi mesenterikus (biasanya setelah suatu sken perdarahan). 
Penatalaksanaan 
· Endoskopi ® Injeksi epinefrin atau pengikatan; arteriografi ® infus vasopresin intraarteri; 
pembedahan 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
PENYAKIT RADANG USUS 
Definisi 
· Kolitis ulserativa (UC) : inflamasi idiopatik pada mukosa kolon 
· Penyakit Crohn (CD) : inflamasi transmural idiopatik pada saluran pencernaan. 
· Pada 5-10% pasien yang menderita kolitis tidak dapat dibedakan dengan dengan jelas apakah 
UC atau CD walaupun dengan biopsi mukosa. 
Diagnosis Banding 
· Infeksi bakteri, pseudomembranosa, amuba, CMV, PMS 
· Usus iskemik
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Limfoma atau karsinoma usus 
· Irritable bowel syndrome 
· Obat-obatan (NSAID, pil kontrasepsi oral, preparat emas, alopurinol) 
KOLITIS ULSERATIVE 
Epidemiologi 
· Onset pada kisaran usia 20-25 tahun, insiden ­ pada ras kaukasoid, terutama suku bangsa 
Yahudi; 10% bersifat familial 
Patologi 
· Luasnya : meliputi rektum dan meluas ke proksimal dan organ-organ yang berdekatan; 50% 
pasien menderita proktosigmoiditis, 30% kolitis kolon sisi kiri, dan 20% kolitis ekstensif. 
· Tampilan : mukosa granular, rapuh dengan ulkus kecil; terdapat pseudopolip 
· Biopsi : Mikroulserasi superfisialis; abses kripta (PMN); tidak ada granuloma 
Manifestasi klinis 
· Diare berdarah yang menyolok, kram abdomen bagian bawah dan urgensi 
· Kolitis fulminan : berjalan progresif cepat sekitar 1-2 minggu dengan ¯ hematokrit, ­ LED, 
demam, hipotensi,  6 x BAB berdarah tiap hari, distensi abdomen dengan bising usus yang 
menghilang. 
· Megakolon toksik : dilatasi kolon ( 6 cm pada KUB), atonia kolon, dan toksisitas sistemik. 
· Perforasi 
· Ekstrakolon (25%) 
Eritema nodosum, pioderma gangrenosum, ulkus aftosa, iritis, episkleritis, gangguan 
tromboembolik. 
Artritis seronegatif, hepatitis kronis, sirosis, kolangitis sklerotikans, kolangiokarsinoma. 
Komplikasi 
· Striktur (jarang, muncul pada rektosigmoid) 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Karsinoma kolon : setelah 10 tahun, risiko ­ 1% / tahun; skrining dengan kolonoskopi tiap 
tahunnya. 
Prognosis 
· Remisi pada 10%; eksaserbasi intermiten sebanyak 75%; penyakit aktif berlanjut sebanyak 
10%. 
· Mortalitas 
PENYAKIT CROHX 
Epidemiologi 
· Bimodus dengan puncak pada usia 20 dan 50-70 tahun; insiden ­ pada ras kaukasoid, 
terutama suku bangsa Yahudi. 
Patologi 
· Luasnya penyakit dapat mengenai bagian manapun dari slauran cerna, dari mulut hingga 
anus, skip lesions 30% pasien mengalami ileitis, 40% ileokolitis, dan 30% kolitis. 
· Tampilan : ulkus  1 cm, mukosa tidak rapuh, tampilan “cobblestone”, fisura panjang dan 
dalam. 
· Biopsi : inflamasi trnasmural dengan infiltrasi sel mononuklear, granuloma non-kaseosa, 
fisura. 
Manifestasi klinis 
· Penyakit terkesan ringan dengan nyeri abdomen, diare berdarah non-makroskopik yang 
mengandung mukus. 
· Demam, ,malaise, penurunan berat badan 
· Albumin ¯, ESR ­, Hematokrit ¯ karena defisiensi Fe B12, asam folat, atau penyakit kronis. 
· Ekstrakolon : sama dengan kolitis ulserastiva, ditambah batu empedu (karena malabsorpsi 
garam empedu) dan batu ginjal (batu Ca oksalat karena malabsorpsi lemak yang 
menyebabkan peningkatan absorpsi oksalat)
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Komplikasi 
· Fisura perianal, abses perirektal 
· Striktur : rasa kembung setelah makan, distensi, borborygmi 
· Fistula : abses, pertumbuhan bakteri berlebihan dan malabsorpsi 
· Abses : demam, menggigil, massa di abdomen yang nyeri bila ditekan, leukosit ­. 
· Karsinoma : usus halus dan kolon; risiko sama dengan kolitis ulserativa apabila keseluruhan 
kolon terkena; skrining dengan kolonoskopi. 
PENATALAKSANAAN 
Terapi simtomatik dan diet 
· Suplemen serat (kecuali gejala obstruktif pada penyakit Crohn) 
· Tidak mengkonsumsi kafein dan sayur yang menghasilkan gas 
· Percobaan diet bebas laktosa pada penyakit Crohn 
· Antidiare dan antispasmodik kecuali pada serangan akut 
Remisi 
· Senyawa 5-ASA (formulasi yang cocok untuk mengobati daerah yang terkena) ± azatioprin 
atau 6- merkaptopurin. 
Pembedahan 
· Kolitis ulserativa (25% dari seluruh pasien) : terapi medikamentosa gagal, perdarahan, 
perforasi, striktur, kolitis fulminan atau megakolon toksik yang gagal berespons dalam 48-72 
jam setelah diberikan terapi medikamentosa, displasia atau karsinoma. 
· Penyakit Crohn (75% dari seluruh pasien) : terapi medikamentosa gagal, kebutuhan steroid 
kronis, striktur, fistula, abses, karsinoma. 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Penatalaksanaan Serangan Akut 
Beratnya Pilihan 
Ringan Senyawa 5-ASA 
Sulfasalazin (5-ASA + struktur yang berasal dari sulfa) : 
azoreduktase bakteri melepaskan 5-ASA dalam kolon. 
Mesalamin (5-ASA pada berbagai tingkat kesensitifannya 
terhadap pH atau kapsul-kapsul yang time-dependent) 
Asakol : larut pada pH 7,0 ® 5-ASA yang dilepaskan pada usus 
halus terminal dan kolon 
Pentasa : 5-ASA dilepaskan ke seluruh usus halus dan kolon 
Olsalazin (5-ASA dimer) : terpecah di dalam kolon 
+ Metronidazol apabila terdapat penyakit Crohn perianal 
Sedang Steroid oral 
+ Azatioprin, 6-merkaptopurin, atau metotreksat pada penyakit 
Crohn 
Berat Steroid intravena + siklosporin + Ab anti TNF-a (untuk penyakit 
Crohn yang refrakter) 
Usus diistirahatkan, obat pilihan anti-diare, TPN, antibiotik 
Pemeriksaan abdomen serial dan radiografi / CT untuk menentukan 
dilatasi, perforasi, atau abses. 
Dekompresi pada megakolon toksik (Pasien berguling dari sisi ke 
sisi dan ke arah abdomennya)
Buku Saku Klinis INFEKSI 
(Med Clin North Am78 : 1413, 1994) 
ISKEMIK MESENTERIKA 
Etiologi akut pada usus halus 
· Emboli arteri (50%) : dari LA (AF) atau LV (¯ EF) 
· Trombosis Arteri (20%) : biasanya pada tempat aterosklerosis yang sebelumnya ada, sering 
berasal dari arteri. 
· Iskemia mesenterikus non-oklusif (20%) : curah jantung yang rendah + agen a-adrenergik 
dosis tinggi. 
· Trombosis vena (10%) : keadaan hiperkoagulasi, hipertensi portal, keganasan, peradangan 
(pankreatitis, peritonitis), trauma, pembedahan. 
Kolitis iskemik 
· Non-oklusif, dengan curah jantung yang diperberat oleh aterosklerosis yang sebelumnya 
sudah ada. 
Manifestasi klinis 
· + Riwayat tanda-tanda iskemia mesenterikus kronis : nyeri perineumbikalis setelah makan, 
cepat kenyang. 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Akut; onset mendadak nyeri abdomen, lebih nyeri dibandingkan saat pemeriksaan fisik pada 
abdomen. 
· Subakut : onset mual yang meningkat bertahap, muntah, anoreksia, perubahan pola defekasi. 
· GIB 
Pemeriksaan fisik 
· Mungkin tidak ada tanda yang jelas 
· Infark mesenterium yang dicurigai karena adanya nyeri tekan di abdomen ® tanda-tanda 
pada peritoneum ® distensi, hilangnya bising usus, nyeri tekan yang sangat hebat, uji darah 
samar (+). 
Pemeriksaan diagnostik 
· Evaluasi laboratorium : Hitung leukosit ­, amilase ­, LDH dan CPK; asidosis metabolik dan 
­ laktat (lambat). 
· Pemeriksaan pencitraan 
Foto polos abdomen : ileus adinamik 
USG doppler (sering sulit karena distensi usus) : mungkin menunjukkan aliran mesenterikus 
yang abnormal. 
CT abdomen : penebalan dinding usus, pneumatosis dinding usus 
Angiografi : merupakan pemeriksaan baku (gold standar) 
Penatalaksanaan 
· Penggantian volume cairan dan mengoptimalkan hemodinamik, menghentikan agen a- 
adrenergik bila memungkinkan. 
· Antibiotik 
· Infus agen trombolitik intraarteri untuk emboli arteri akut 
· Antikoagulan untuk trombosis vena 
· Infus papaverin intraarteri untuk iskemia mesenterikus non-oklusif 
· Pembedahan : embolektomi untuk emboli arteri akut; reseksi usus yang terkena infark 
mesenterikus. 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Prognosis 
· Mortalitas 20-70% 
PANKREAS AKUT 
Etiologi 
· Umumnya : Alkohol dan batu empedu 
· Jarang 
Obstruksi (tumor pada ampula atau pankreas, divisum pankreas dengan stenosis papila 
minor). 
Metabolik (hipertrigliseridemia, hiperkalsemia) 
Obat-obatan (furosemid, tiazid, sulfa, didanosin, penghambat protease, estrogen, azatioprin). 
Infeksi (echovirus, Coxsackievirus, mumps, rubela, EBV, CMV, HIV, HAV, HBV). 
Trauma (trauma tumpul abdomen, pasca ERCP) 
Sengatan kalajengking (di Trinidad) 
Manifestasi klinis 
· Nyeri abdomen di midepigastrium, menyebar ke punggung, hilang bila posisi duduk condong 
ke arah depan. 
· Mual dan muntah 
· Demam 
Pemeriksaan fisik 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Nyeri tekan dan nyeri lepas di daerah abdomen, bising usus ¯ (ileus adinamik), massa 
abdomen dapat dipalpasi +. 
· Apabila berat : tanda Cullen (periumbilikalis) atau Grey Turner (bokong) menunjukkan 
adanya perdarahan retroperitoneum. 
· Hipotensi atau syok + 
Pemeriksaan diagnostik 
· Laboratorium : ­ amilase dan ­ lipase 
Bergantung tingkat keparahannya : leukosit ­, hematokrit ¯, BUN ­, Ca ¯, glukosa ­, uji 
fungsi hepar + ­. 
· Pemeriksaan pencitraan : CT abdomen merupakan terpilih (namun akan tampak normal pada 
lebih dari 28% kasus ringan) 
Suntikan cepat kontraksi IV + (CT dinamik) untuk menilai integritas mikrosirkulasi dan 
mendeteksi nekrosis dapat menunjukkan kalsifikasi apabila terdapat pankreatitis kronis. 
· Drainase abses yang dipandu CT atau aspirasi jarum halus pada nekrosis pankreas. 
· Endoscopic retrograde cholangiopancreatograpgy (ERCP) : secara umum bukan indikasi 
kecuali pada pankreatitis karena batu empedu dengan obstruksi biliaris (lihat dibawah). 
Penatalaksanaan 
· Terapi suportif 
Resusitasi cairan (mungkin perlu hingga 10 L/hari apabila terjadi pankreatitis yang 
menyebabkan gangguan hemodinamika yang berat. 
Analgetik dengan meperidin 
Penggantian elektrolit 
· Sisa pankreas NPO : penyedotan pada NG jika mual dan muntah proyektil; pemberian 
octreotide pada kasus-kasus yang berat. 
· Antibiotik : imipenem pada pasien yang mengalami nekrosis 
· ERCP apabila pankreatitis disebabkan batu empedu dengan obstruksi biliaris
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Komplikasi 
· Sistemik : syok, ARDS, gagal ginjal, perdarahan saluran cerna. 
· Metabolik : hipokalsemia, hiperglikemia, hipertrigliseridemia 
· Pseudokista (10-20%) 
Dicurigai bila terdapat nyeri persisten atau peningkatan enzim amilase atau lipase yang 
persisten kebanyakan sembuh secara respon spontan; apabila menetap  6 minggu dan 
disertai rasa nyeri ® drainase internal atau perkutaneus. 
· Pankreatik nekrotikans : tangani secara konservatif selama mungkin, pembedahan dilakukan 
apabila pasien tetap tidak stabil. 
· Infeksi (5%) : demam peningkatan leukosit 
Abses pankreas : antibiotik + drainase (jika mungkin di pandu dengan CT) 
Pankreatik nekrotikans terinfeksi (aspirasi ® kultur bakteri (+)) : antibiotik + debrideman 
secara pembedahan (mortalitas 100% tanpa debrideman yang ekstensi / luas). 
Asites pankreatik atau efusi pleura : menunjukkan disrupsi duktus pankreatikus; 
pertimbangan ERCP dengan penempatan stent menyilang duktus. 
Kriteria Ranson 
Pada diagnosis Pada 48 jam 
Usia  55 tahun Hematokrit ¯  10 % 
Jumlah leukosit  16.000/mm3 BUN ­  5 mg/dl 
Glukosa  200 mg/dl Defisit basa  4mEq/L 
AST  250 U/L Ca  8 mEq/L 
LDH  350 U/L PO2  60 mmHg 
Sekuestrasi cairan  6 L 
Prognosis 
#Kriteria Mortalitas 
 2  5 % 
3 – 4 15 – 20 % 
5 – 6 40 %
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
 7  99 % 
(Am J Gastroenterol 77 : 663, 1982) 
UJI HEPAR ABNORMAL 
Uji fungsi hepar 
· Albumin : petanda umum untuk sintesis protein hepar. Menurun secara perlahan pada gagal 
hepar. 
· Waktu protrombin (PT) : bergantung pada sintesis faktor pembekuan I, II, V, VII, X; karena 
waktu paruh beberapa faktor pembekuan ini pendek, peningkatan PT dapat terjadi dalam 
hitungan jam setelah terjadi disfungsi hepar. 
· Bilirubin : produk metabolisme heme di dalam hepar; baik tak terkonjugasi (indirek) ataupun 
terkonjugasi (direk). 
Uji hepar abnormal pada cedera 
· Aminotransferase (AST, ALT) : enzim-enzim intraselular 
ALT spesifik terhadap hepar; AST ditemukan dalam hepar, jantung, muskulo skeletal, ginjal, 
dan otak; aminotransferase berupa LDH nonspesifik dilepaskan (dan menjadi meningkat 
kadarnya) pada nekrosis dan peradangan hepar. 
ALT  AST ® hepatitis virus ; AST : ALT  2 : 1 ® hepatitis alkoholik, LDH ­­­ ® 
hepatitis iskemik. 
· Fosfatase alkali (AP) : enzim yang terikat pada membran kanikular hepar 
Selain di hepar, juga ditemukan di tulang, usus, dan plasenta 
Untuk menginformasikan enzim ini berasal dari hepar adalah dengan : fraksinasi panas : 
(“hepar hidup, tulang terbakar”), ­ 5’-NT atau ­ GGT. 
­ kadar terlihat pada obstruksi biliaris (seperti : batu) atau kolestasis intrahepatik (seperti : 
infiltrasi hepatik) 
Pola-pola pada cedera hepar 
· Hepatoselular : aminotransferase ­­, ­ bilirubin atau AP + 
­­­ aminotransferase ( 1000) : hepatitis virus, overdosis asetaminofen, dan iskemia.
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Kolestasis : ­­ AP dan bilirubin, ­ aminotransferase + 
· Hiperbilirubinemia terpisah : ­­ bilirubin, AP dan aminotransferase yang mendekati normal. 
· Infiltratif : AP ­, bilirubin atau aminotransferase + 
Gambar 3-6. Pendekatan uji hepar abnormal dengan pola hepatoselular 
Cedera hepatoselular 
(secara predominan AST dan ALT meningkat, bilirubin dan AP yang meningkat +) 
Petanda virus Autoantibodi Skrining toksin Hipotensi/CHF Penyakit sistemik 
Hepatitis virus Autoimun Obat dan toksin Vaskular Herediter 
HAV, HBV, HCV, 
HDV, HEV, CMV, 
EBV, HSV, VZV 
Alkohol 
Asetaminofen 
Obat-obatan 
toksin 
Iskemik 
Kongestif 
Budd-Chiari 
VOD 
Hemokromatosis 
Defisiensi alfa-1-AT 
penyakit Wilson 
Gambar 3-7. Pendekatan uji hepar abnormal dengan pola kolestatik 
Kolestasis 
(secara predominan terdapat peningkatan AP dan bilirubin, AST dan ALT meningkat +) 
Tanpa dilatasi duktus biliaris pada USG Dilatasi duktus biliaris pada USG + 
Disfungsi hepatoselular Obstruksi 
Kerusakan epitel biliaris Kolestasis intrahepatik 
Hepatitis 
sirosis 
Terinduksi obat 
Sepsis 
Pascaoperasi 
Sirosis biliaris primer 
Koledokolitiasis 
Kolangiokarsinoma 
Karsinoma pankreas 
Pankreatitis 
Kolangitis sklerotikans 
Gambar 3-8. Pendekatan uji hepar abnormal dengan hiperbilirubinemia yang terpisah 
Hiperbilirubinemia terisolasi 
(bilirubin meningkat, AP, AST, dan ALT mendekati normal 
Tidak terkonjugasi (indirek) Terkonjugasi (direk) 
Produksi bilirubin yang Defek pada 
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
Gambar 3-9. Pendekatan uji hepar abnormal dengan pola infiltratif 
HEPATITIS 
Hepatitis A 
· Penularan : rute orofekal; makanan, air, susu dan kerang yang tercemar; pusat perawatan 
harian dalam keadaan terjangkit wabah. 
Defek pada 
sekresi empedu 
Hemolisis 
Eritropoiesis tidak efektif 
Reabsorpsi hematoma 
Penyakit Gilbert 
Penyakit Crigler-Najjar 
Sindrom Dublin-Johnson 
Sindrom Rotor 
Infiltatif 
(secara predominan terdapat peningkatan AP, bilirubin, AST, ALT mendekati normal) 
Keganasan (HCC, metastatik, limfoma) 
Granuloma (TB, sarkoidosis, histopalasmosis) 
Abses (amuba, bakteri)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
· Inkubasi : 2-6 minggu 
· Kronis : tidak ada 
· Diagnosis : hepatitis akut = 1gM anti-HAV (+); pernah terpajan = anti-HAV (+), 1gM anti 
HAV-Hepatitis 
B 
· Penularan : perkutaneus, seksual, perinatal 
· Inkubasi : 2-6 bulan 
· Sindrom ekstrahepatik : poliartritis nodosa, glomerulonefritis membranosa 
· Kronisitas :  10% 
· Serologi : 
HbsAg : muncul sebelum gejala; digunakan untuk skrining pendonor darah 
HbeAg : bukti replikasi virus dan ­ infektivitas 
IgM anti-HBc : Antibodi yang pertama kali muncul : menunjukkan infeksi akut 
IgG anti-HBc : menunjukkan infeksi HBV sebelumnya (HbsAg-) atau infeksi HBV yang 
sedang berlangsung (HbsAG +) 
Anti-HBe : menunjukkan penghentian replikasi virus, infektivitas ¯ 
Anti-HBs : menunjukkan resolusi penyakit akut dan kekebalan (petanda tunggal setelah 
vaksinasi) 
HBV DNA : muncul dalam serum yang berhubungan dengan replikasi virus aktif di dalam 
hepar. 
Gambar 3-10. Perjalanan serologik infeksi hepatitis virus B akut 
Ikterus 
Gejala 
ALT Anti-HBc 
Anti-HBs 
IgM anti-HBc
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 
Buku Saku Klinis INFEKSI 
HBsAg 
HBeAg 
DNA p 
HBV DNA 
BULAN SETELAH TERPAJAN 
Anti-HBe 
(Atas izin dari Hoofnage, J.H. dan Schafer, D.F. Serologic markers of hepatitis B virus 
Infection Semin Liver Dis 6 : 1-10, 1986) 
· Diagnosis 
Diagnosis HBsAG Anyi-HBs Anti-HBc 
Hepatitis akut Å - IgM 
Riwayat pajanan - Å IgG 
Hepatitis kronis Å + IgG 
Imunisasi - Å - 
· Penatalaksanaan untuk penyakit kronis (HbsAg (+), HBV DNA (+), ALT) 
IFN-a-2b (N Engl J Med 323 : 295, 1990) atau lamuvidine (N Engl J Med 333 : 1657, 1995) 
hilangnya petanda replikasi virus dan normalisasi uji fungsi hepar pada 20-40%. 
Transplantasi hepar : 80-100% reinfeksi dan hasilnya sering buruk kecuali bila diberikan 
HBIG atau lamuvidine. 
Hepatitis C 
· Penularan : perkutaneus   seksual; ~ 20% tanpa suatu pencetus yang jelas 
· Inkubasi : 1-3 bulan 
· Sindrom ekstrahepatik krioglobulinemia, porfiria kutaneus tarda, MPGN (glomerulonefritis 
membranoproliferatif), limfoma. 
· Perjalanan penyakit 
Infeksi akut : ikterus pada 25%, subklinis pada 75%, hepatitis fulminan pada  1%.
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam
Buku saku klinik_penyakit_dalam

More Related Content

What's hot

What's hot (16)

Pankreatitis
PankreatitisPankreatitis
Pankreatitis
 
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akut
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
 
85611039 case-report-ika
85611039 case-report-ika85611039 case-report-ika
85611039 case-report-ika
 
Nefritis dari all
Nefritis dari allNefritis dari all
Nefritis dari all
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCYLAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCY
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 
Tes cairan otak
Tes cairan otakTes cairan otak
Tes cairan otak
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
 

Similar to Buku saku klinik_penyakit_dalam

BOOKREADING - ISK.pptx
BOOKREADING - ISK.pptxBOOKREADING - ISK.pptx
BOOKREADING - ISK.pptxRyanHendri
 
Askep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 aAskep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 aFebiLestari2
 
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptxPeran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptxDedeKurniawan56670
 
Hematuria dan inkontensia urine
Hematuria dan inkontensia urineHematuria dan inkontensia urine
Hematuria dan inkontensia urineHari Subagiyo
 
Hematuria dan inkontensia urine by hari 1
Hematuria dan inkontensia urine by hari 1Hematuria dan inkontensia urine by hari 1
Hematuria dan inkontensia urine by hari 1Hari Subagiyo
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
 
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptxDD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptxWahyuadiPratama7
 
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxHanun15
 

Similar to Buku saku klinik_penyakit_dalam (20)

TB extra paru yessi.pptx
TB extra paru yessi.pptxTB extra paru yessi.pptx
TB extra paru yessi.pptx
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
BOOKREADING - ISK.pptx
BOOKREADING - ISK.pptxBOOKREADING - ISK.pptx
BOOKREADING - ISK.pptx
 
Askep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 aAskep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 a
 
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptxPeran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
Peran pengukuran nilai unit hounsfield dan pemeriksaan computed.pptx
 
Hematuria dan inkontensia urine
Hematuria dan inkontensia urineHematuria dan inkontensia urine
Hematuria dan inkontensia urine
 
Hematuria dan inkontensia urine by hari 1
Hematuria dan inkontensia urine by hari 1Hematuria dan inkontensia urine by hari 1
Hematuria dan inkontensia urine by hari 1
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
Isk harnavi
Isk harnaviIsk harnavi
Isk harnavi
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
kelompok199
kelompok199kelompok199
kelompok199
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
 
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptxDD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
DD_PERBESARAN_SKROTUM.pptx
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 

Recently uploaded (20)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 

Buku saku klinik_penyakit_dalam

  • 1. Buku Saku Klinis INFEKSI · PNEUMONIA Mikrobiologi Pneumonia Keadaan klinis Etiologi Dapat dari komunitas S. Pneumoniae, H. Influenzae, Mycolasma, Chamydia Legionella, M. catarrhalis, Klebsiell, batang gram negatif lainya, S. auereus, S, pyogenes, dan virus (namun tidak ada organisme yang dapat diindentifikasi pada 40%-60% kasus) Didapat di rumah sakit Batang gram negative yang meliputi pseudomonas, klebsiella, enterobacter, serratia,acinetobacter, dan s.aureus Gangguan kekebalan Semua yan tersebut di atas + PCP, jamur , Nocardia, mikobakterium atipikal, SMV, HSV, Aspirasi Pasien rawat jalan : flora mulut ( anaerob) Pasien rawat inap atau sakit kronis: batang gram negatif dan S.auereus. Manifestasi klinis: · ”Tipikal ”: demam dengan onset akut, batuk produktif atau sputum purulen, konsolidasi pada foto rontgen toraks. · ”Atipikal”: onset batuk kering yang tersembunyi, gejala ekstrapulmonal (mual, muntah, diare, nyeri kepala, mialgia, faringitis), pola interstisial dengan bercak-bercak pada foto rontgen toraks. · Walaupun perbedaan manifestasi ini digunakan secara klinis, studi menunjukann bahwa hal ini tidak dapat dipercaya untuk menentukan penyebab patogen ”tipikal” (S.pneumoniae,H.influensae) vs.”atipikal”(mycoplasma,chamydia) Pemeriksaan diagnostik · Pewarnaan gram sputum : penggunanya masih duiperdebatkan, namun sensitivitas untuk pewarna gram yang baik adalah sebesar 85% . Apakah sempel sputumnya baik (cont:apakah sputum atau ludah)? sampel sputum yang baik seharusnya mengandung sel epitel 10 sel/LPB Apakah sempel purulen?sampel purulen harusnya mengandung 25 PMN/LPB · Kultur sputum: (sampel harusnya dibawa ke laboratorium dalam waktu 1-2 jam setelah dikumpulkan) · Kultur darah (sebelum antibiotik): + pada ~10% pasien rawat inap · Foto rontgen toraks (PA dan lateral); efusi seharusnya diaspirasi! · SaO2 atau PaO2 · Evaluasi laboratorium lainnya : pemeriksaan darah perifer lengkap dengan hitungan jenis, elektrolit, BUN/kreatinin, glukosa, kadar fungsi hati. · Pemeriksaan mikrobiologi khusus: Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 2. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Patogen aptikal : uji sebelumnya untuk mycoplasma (aglutinin dingin, sensitivitas 30- 60% Chlamydia (titer akut dan konvalesen ), dan legionella (Ag urine, sensitivitasi 70%) sekarang diganti dengan pcr Microbakterium tuberkulosis : sputum untuk pewarnaan tanah asam dan kultur mikrobakterium dan pasien dalam keadaan isolasi respiratorik HIV + atau imunosupresi yang diketahui : sputum yang terinduksi unuk PCP Virus : bilasan atau swab nasal untuk EIA tau DFA Uji HIV apabila pasien berusia antara 15-54 tahun dan rumah sakit mendapatkan lebih besar dari 1 kasus HIV baru tiap 1000 pasien yamg pulang · Bronoskopi : pertimbangkan pasien yang mengalami ganguan kekebalan, sakit kritis, atau gagal berespons, atau jika curiga mtb atau PCP dan memerlukan sampel yang adekut, atau jika pasien telah mengalami suatu pneumonia kronis. Skor, prognosis dan triase yang dianjurkan P.O.R.T Kelas Skor Mortalitas Triase yang dianjurkan I Usia 50, tanpa penyakit penyerta 1,0 % Pasien rawat jalan II 70 1,0 % Pasien rawat jalan III 71-90 2,8 % ? pasien rawat inap singkat IV 91-130 8,2 % Pasien rawat inap ) 130 29,2 % ICU Variabel Nilai Demografi Pria ( usia dalam tahun), wanita (usia-10), residen pada rumah perawatan (+10) Penyakit lain yang mungkin ada Neoplasma (+30) penyakit hepar (+20),CHF(+10),CVA(+10), penyakit ginjal (+10) Pemeriksaan Perubahan status mental (+20), RR30(+20), SBP90 (+20), suhu 35o atau 40o (+15), HR 125 (+10) Laburatorium pH 7,35 (+30), BUN 30 (+20), Na 130(+20), glukosa 250 (+10), Hematokrit 30 (+10) , PaO2 60 atau SaO2 90 (+10) pleura (+10) (N.Engl j med 336 : 243, 1997 Penatalaksanaan Skenario klinis Pedoman penatalaksanaan empiris Pasien rawat jalan Makrolit atau doksisiklin atau fluorokuinolon anti-pneumokokus (FQ) Dapat dari komunitas, bangsal perawatan, [Sefalosporin generasi 2/3±makrolid] atau FQ spektrum luas Didapat dari komunitas, bangsal perawatan, ICU [makrolid + sefalosporingenerasi 3] + [aminoglikosida snti-pneumokokis (AG)
  • 3. Buku Saku Klinis INFEKSI atau FQ] + makrolid jika curiga legionella + vankomisin jiks curiga MRSA Gunakan kekebalan Seperti diatas + TMP-SMX ± Aspirasi, pasien rawat jalan Klindamisin atau [penisilin + metronidazol] Aspirasi, pasien, rawat inap Klindamisin + PQ Rute terapi Pasei rawat inap sebaiknya diawali dengan antibiotik intravena penggantian rute pemberian obat dari intervena menjadi peroral dilakukan bila ada respon secara klinis dan pasien mampu menelan (biasanya dalam 3 hari) (Apabila memungkinkan, terapi lansung tertuju pada organisme, sebaiknya digunakan panduan suseptibilitas in vitro atau pola resistensi obat setempat) •INFEKSI SALURAN KEMIH• Definisi · Anatomi Bawah : uritritis, sistitis (infeksi superfisialis vesika urinaria), prostatitis Atas : pielonefritis (proses inflamasi parenkim ginjal), anses ginjal · Klinis Tanpa komplikasi : sistitis pada perempuan hamil kelainan neurologis atau struktural yang mendasarinya Komplokasi : infeksi saluran kemih atas atau setiap kasus ISK pada laki-laki, atau perempuan hamil, aau ISK dengan kelainan neurologis atau struktural yang mendasarinya Mikrobilogis · ISK tanpa kompliksi : E. Coli (80%), proteus, klebsiella, enterokokus · ISK dengan komplikasi : E. Coli (30%) enterokokus (20%), pseudononas (20%), S. Epidermidis (15%), batang gram negatif lainya. · ISK yang berhubungan dengan kateter : jamur (30%), E . coli (25%), batang gram negatif lainya, enerokokus, S.epidermis · Uritritis : chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae Manifestasi klinis · Sistitis : piuria urgensi, frekuesi , perubahan warna/ bau urine, nyeri suprapublik; demam biasanya tidak ada. · Uretritis : mungkin mirip dengan sistitis kecuali adanya discharge uretra · prostatitis: serupa dengan sistitis kecuali gejala obstruksi orifisium uretra (cont: hestansi, aliran lemah). · Pielonefrritis : demam, menggigil, nyeri punggung atau bokong, mual, muntah, diare · Abses ginjal (intrarenal atau perinefrik); serupa dengan pielonefritis kecuali demam menetap mestipun di obati dengan antibiotik. Pemeriksaan Diagnostik Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 4. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Urinalisis : piuria + bakteriuria ± hematuria Hidung bakteri bermakna:105 unit koloni/ml pada perempuan yang asimtomatik.103 unit koloni/ml pada laki-laki 102 unit koloni/ml pada pasien simtomatik atau dengan karakter piuria steril uretritis , tuberkulosis ginjal, benda asing. · Kultur dan pewarnaan gram urine ( dari urine porsi tengah atau spesimen lansung dari katater) · Pada perempuan hamil dan pasien yang menjalanin pembedahan urologi lakukan skrining terhadap bakteriuria asimtomatik · Kultur darah : pertibangkan pada ISK dengan komplikasi · Deteksi DNA atau kultur terhadap C. Trachomatis, N.gonorrhoeae pada pasien yang kegiatan seksualnya aktif atua pada piuria steril · Spesimen urine porsi pertama dan porsi tengah, pemijatan prostat, dan spesimen urine pascapijatan prostat pada kasus-kasus kecurigaan prostatitis · CT scan abdomen untuk menyingkirkan abses pada pasien pielonefritis yang demamnya tidak turun aetelah 72 jam · Tindakan diagnostik urolohi (USG ginjal, CT abdomen, sistografi berkemih) jiks ISK berulang pada laki-laki Penatalaksanaan ISK Skenario klinis Pedoman pelaksanaan empiris Sistitis TMP-SMX atau FQ PO selama 3 hari (tanpa komplikasi) atau selama 10-14 hari (komplikasi) Bakteriuria asimtomatik pada perempuah hamil atau pernah mengalami pembedahan urologi sebelumnya antibiotik selama 3 hari Uretritis Tangani untuk Neisseria dan ChlaMydia Neisseria; seftriakson 125 mg IM x 1 atau ofloksasin 400 mg PO x 1 Chlamydia; doksisiklin 100 mg PO x 7 d atau aztromisin 1 g PO x 1 Prostatitis TMP-SMX atau FQ PO x 14 – 28 hari (akut) atau 6-12 minggu (kronis) Pielonefritis Pasien rawat jalan; FQ atau amoksilin/klavulanat atau sefalosporin generasi I PO selama 14 hari Pasien rawat inap; [ampisilin IV + gentamisin] atau ampisilin/sulbaktam atau FQ selama 14 hari (perubahan IVPO apabila pasien secara klinis membaik dan tidak demam selama 24-48 jam dan kemudian diselesaikan dengan pemberian selama 14 hari) Abses ginjal Drainase + antibiotik seperti pada pielonefritis (apabila memungkinkan, terapi langsung ditunjukan pada organisme, dapat digunakan panduan suseptibilitas in vitro dan pola resistensi obat setempat
  • 5. Buku Saku Klinis INFEKSI INFEKSI TULANG DAN JARINGAN LUNAk Selulitas Definisi · Infeksi superfisial dan protunda pada dermis dan lemak subkutan Mikrobiologis · Streptococcus dan stphylococcus (penyebab yang lebih jaarang) Manifestasi klinis · Eritema, edema, hangat · ± limfadenitis (goresan merah di proksimal) limfadenopati regional Diagnosis · sebagian besar berdasarkan diagnosis kelinik; asirasi jarum dan kultur darah memiliki hasil 5% Penatalaksanaan · Antibiotik (biasanya sefalosprin generasi 1 atau penisilin resisten penisilinase) + elevasi (mungkin menjadi buruk setelah memulai antibiotik karena perubahan bakteri pelepasen enzim inflamasi) ”KAKI DIABETIKUM” Definisi · Ulkus kaki neuropatik yang mengalami infeksi Ringan = superfisialis, tidak ada sandi atau tulang yang terkena Mengancam jiwa atau ekstremitas = profunda, mengenai sandi dan tulang, toksisitas sistemi, atau iskemik pada ekstremitas Mikrobiologi · Ringan : biasanya S. Aureus atau strepyokokus aerobik · Mengancam jiwa atau ekstremitas: Polymicrobial dengan aerob + anaerob Aerob: stafilokokus, enterokokus, dan batang gram negatif lainya (termasuk Psedomonas) Anaerob: stafilokokus anaerob, Bacteriodes, Clostridium (jarang) Manifestasi klinis · Ulkus dengan eritema dan hangat di sekelilingnya ± drainase purulenta · Rasa nyeri mungkin tidak ada karena neuropati · ± kripitasi gas infeksi campuran dengan batang gram negatif dan anaerob atau infeksi Clostridium · ± osteomielitis yang mendasarinya · ± Toksisitas sistemik ( demam, mengigil, leukositosis, hiperglikemia) Pemeriksaan diagnosis · Apusan superfisial ulkus tidak berguna (mungkin mendeteksi secara sederhana organisme yang berkoloni di superfisia Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 6. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Kultur luka (cont : kuretase pada dasar ulkus setelad debridemam) memiliki sensitivitas terhadap organisme yang menginfeksi · Kultur darah (seharusnya dilakukan pada pasien, + pada 10-15 % pasien) · Osteomielitis seharusnya selalu disingkirkan ( lihat dibawah untuk uji pencitraan spesifik) pemeriksaan tulang ( kemampuan untuk mencapai tulang melalui ulkus/trakus) memiliki spesifisitas yang tinggi namun sensitivitasnya rendah. Spesimen biopsi tulang paling dapat dipercaya Penatalaksanaan ( N Engl J med 331 : 854, 1994) · Tirah baring, status tanpa beban berat badan · Antibiotik Berat infeksi Antibiotik Empiris Ringan Sepalosporin generasi 1 atau penisilin resisten – penisilinase Mengancam ekstremitas FQ + klidamisin atau ampisilin-sulbaktam atau tikarsilin-klavulanat atau sefoksitin atau sefotetan Mengancam jiwa Imipenem atau vankomisin + aztreonam + metronidazol atau ampisilin-sulbaktam + AG · Pembedaah: dilakukan secara dini, agresif, dan debridemam bedah yang berulang, amputasi mungkin diperlukan. FASITIS NEKROTIKANS Definisi · Infesi dan nekrisis fasia superfisialis, lemak subkutan, dan fasia profunda (nekrosis arteri dan saraf pada lemak subkutangangren) · Gangren Foumier: fasitis nekrotikans pada genitalia laki-laki ( digunakan oleh beberapa penulis untuk menggambarkan terkenanya perineum perempuan atau laki-laki) Epidemiologi · Resiko pada pasien diabetes, PVD, pecandu alkohol, pengguna narkoba intravena, imunosupresi, sirosis · Dapat pula mengenai individu yang sehat Mikrobiologi · Kelompok I ( dinding abdomen dan perinium): polimikroba (anaerob + anaerob fakultatif + batang gram negatif) · Kelompok II (ekstramitas) : stretococcus pyogenes ± stafilokokus · Kelompok III: infeksi vibrio marine Manifestasi klinis · Tempat infeksi yang paling sering adalah ektramitas, dinding abdomen,dan psrineum,namun dapat terjadi di mana saja · Perubahan kulit berupa selulitis dengan batas yang sangat tidak jelas, menyebar dengan cepat yg diikuti dengan tanda toksisitas sistemik + nyeri melebihi derajat selulitis yang tampak,kulit menjadi hiperestetik atau anestetik Terbentuk bula (serosa hemoragik); kulit jadi gelap hingga abu-abu kebiruan gangren Kutis ± krepitas atau udara yang terlihat secara rediografik Tanda Diagnostik · Memerlukan kecurigaan klinis drajat tinggi karena pemeriksaan fisik yang non-spasifik
  • 7. Buku Saku Klinis INFEKSI · Aspirasi pada pusat nekroris; kultur darah · Pemeriksaan pencitraan: foto polos udara pada jaringan lunak; CT scan infeksi yang meluas, udara jaringan lunak; MRI kontas jaringan yang paling baik · Diagnosis klinis cukup untuk mengawali eksplorasi pembedahan yang urgen Penatalaksanaan · Penanganan definitif adalah debridemam bedah dari jaringan nekrotik dan fasiotomi · Antibiotik spektrum luas agar bisa mencakup flora kulit, enterokokus, enterik gram negatif; dan anaerob (cont: klidamisin + panisilin + AG) · Oksigen hiperbarik : mengkin bermanfaat untuk membatu terapi, namun sebaiknya tidak menunda penanganan pembedahan definitif Prognosis · Secara umum fatal apabila tidak diobati; mortalisis yang dilaporkan 20-50% MIONEKROSIS KLOSTRIDIUM (GAS GANGREN) Definisi · Infeksi klostridium pada otot rangka yang mengancam jiwa dan fulminan · Biasanya truma otot + luka terkontaminasi bahan yang mengandung spora klostridium Manifestasi klinis · Masa inkubasi 6 jam hingga 2-3 hari · Onset akut dengan rasa berat atau nyeri yang intensitasnya bertambah dengan cepat disertai toksisitas sistematik yang jelas · Diskolorasi pada kulit warna perunggu dengan bula yang tegang yang mengandung cairan serosanguinosa atau cairan gelap dan daerah nekrosis · Krepitas muncul namun tidak menonjol (seperti udara dalam otot ) dan mungkin dikaburkan dengan edema yang menonjol Pemeriksaan Dioagnosis · Pewarna gram pada discharge dapat mengandung basil gram positif yang besar dengan ujung tumpul namun sangat sedikit mengandung PMN · Bakteremia klostridium pada ~ 15% · Foto rontgen polos : gambaran diseksi udara di dalam otot Penatalaksanaan · Eksplorasi pembedahan dengan debridemam pada otot yang terkena, fasiotomi, dan amputasi bila perlu · Antibiotik: penisilin G dosis tinggi 24 MU IV bibagi tiap 2-3 jam + klindamisin 900 mg IV tiap 8 jam · Oksigen hiperbarik OSTEMIEITIS Definisi · Infeksi pada tulang karena penyebaran hematogen atau penyebaran langsung dari fokus yang berdekatan Mikrobiologis (N Eng J med 336: 999,1997) · Hematogen : S. Aureus Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 8. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Fokus berdekatan karena fraktur terbuka, bedah ortopedi, contoh : S. Aureus dan S. Epidermidis · Fokus berdekatan + insufisiensi vaskular (seperti kaki diabetikum): polimikrobial (kokus gram positif dan batang gram negatif aerob dan anaerob) Manifestasi klinis · Lemahnya jaringan lunak di sekitar ± fistula ke kulit superfisial · Osteomielitis vertebra (manifestasi yang paling sering pada orang dewasa pada berusia diatas 50 tahun ) ; nyeri punggung dan demam · ± demam, malise, dan keringat malam ( lebih sering pada penyebaran hematogen dibandingkan dari tempat yang berdekatan) Pemeriksaan diagnostik · Identifikasi organisme penyebab merupakan kunci utama · Data kultur dari jaringan ( yang spesimennya di ambil melalui pembedahan atau biopsi jarum) bukan dari usapan ulkus atau fistula · Kultur darah ( lebih sering positif pada osteomielitis hematogenik akut) · Pencitraan Foto rentgen polos: normal pada awal penyakit, lesi litik terlihat setelah 2-6 minggu CT scan dapat menunjukan reaksi periosteum dan kortikal serta destruksi daerah medularis MRY: dapat mendeteksi perubahan yang sangat dini Pencitraan radionuklir: sangat sansitif namun tidak spesifik (positif palsu bila ada peradangan jaringan lunak yang mendasarinya) Penatalaksanaan · Antiboitik (berdasarkan pada data kultur) X 4-6 minggu · Pembedahan sebaiknya dipertimbangkan untuk hal berikut: osteomielitis vertebral piogenik ( seperti : kompresi medula spinalis, abses, epidural); atau prostesis yang terinfeksi MENINGITIS MENINGITIS BAKTERIAL AKUT Definisi · Infeksi bakteri pada ruang subaraknoid Mikribiologi Meningitis pada Orang Dewasa Etiologi Keterangan S. Pneumoniae (30-50%) Penyebab paling sering pada orang dewasa. Cari penyebaran infeksi ( i.e,trias Osler : meningitis, pneumonia, endokarditis) N. maningitidis (10-35%) Terutama pada anak-anak dan dawasa muda; mungkin berhubungan dengan ruam berupa peteki atau purpura. Defisienisi pada pada komponen komplemen terminal yang merupakan faktor predisposisi menigokoksemia rekuren, dan lebih jarng, meningitis
  • 9. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI H. influenzae ( 5% ) insiden pada anak-anak karena vaksin H.influenzae tipe b. Cari faktor pencetus pada orang dewasa (seperti kebocoran LCS, prosedur bedah saraf yang baru dilakukan, trauma, mastoiditis) L. monocytogenes (5-10%) Terjadi pada orang tua, pecanco alkohol, atau pasian dengan keganasan, imunosupresi, atau kelebihan zat besi. Wabah dihungkan dengan susu yang terkontaminasi, keju, kubil kol, sayuran mentah, selain yang disebutkan, sering dihubungkan dengan pleositosis poli-predominan Batang gram negatif ( 1- 10%) Biasanya nosokomial, pasca-tindakan, pada orang tua atau yang tanggap imunnya lemah Stafilokokus (5%) Terlihat pada pemasangan pirau LCS indwelling (S. Epidermidis) atau setelsh menjalani bedah saraf mengikutinya atau truma kapitis (S.auerus) Infeksi campuran Curiga fokus paramenigeal Manifestasi Klinis · Demam (95%) · Nyeri kepala, lehar kaku (85%) dan fotosensitif · Perubahan setatus mental (80%) termasuk delirium, penurunan kesadaran, konfusi, letergi, kejang · Penampakannya mungkin atipikal pada pasien tua, dengan letergi dan konfusi primer, dan tanpa demam Pemeriksaan fisik · Kaku laher tanda kernig ( pasien supinasi dengan finggul fleksi pada 900, dan lutut fleksi pada sudut 900 positif apbila ekstansi pasif pada lutut menghasilkan tahanan); tanda Brudzinski ( pasien supinasi dan ekstremitas supinsi; positif apabila fleksi lehar pasiffleksi lutut dan/ atau pinggul secara involuter); catatan, tanda kernig dab Bruzinski positif hanya pada lebih kurang 50% pasien · ± temuan neurologik fokal ( hemiparesis, afsia, menyempitnya lapangan pandang, palsi saraf kranialis) · ± Papiledema · ± Raum kulit : makula-papular, peteki, atau purpura Pemeriksaan diagnostik · Punksi lumbal : pewarnaan gram pada CCS memiliki sesitivitas 60-90% dan kultur memiliki sensitivitas 70-80% Pertimbangkan Ct scan kepala sebelum LP apabila terdapat ganguan neurologik fokal, papilledema, atau pasien koma Temuan CSS pada meningitis Kondisi Tampilan Tekanan (cm) WBC/mm3 tipe predominan Glukosa (mg/dl) TP (mg/dl) Normal Jernih 9-18 0-5 limfosit 50-75 15-40
  • 10. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Bakterial Berkabut 18-30 100-10,000 PMN 45 100-1000 TB berkabut 18-30 500 limfosit 45 100-200 Fungal berkabut 18-30 300 limfosit 45 40-300 Aseptik Jernih 9-18 300 PM limfositr 50-100 50-100 Tekanan pembuka 45 cm beresiko tinggi terjadinya herniasi sehingga hanya ambil CSS pada manometer dan infuskan larutan manitol 20 % (0,25-0,5 g/kg) IV selama 20-30 menit · Pemeriksaan CSS tambahan tergantung pada kecurigaan klinis : pewarnaan tahan asam dan kultur, pewarnaan preparat india, atigen kriptokokus (CRAG), kultur fubgsi, PCR ( seperti:HSV); kegunaan asai aglutinasi yang masih dipertanyakan · Kultur darah Gambar 6-1. nomogram untuk perkiraan probabilitas meningitis bakterial (ABM) vs. Meningitis virus (AVM) Usia th. Bulan 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 22 garis baca 12 18 2y 5 10 15 20 22 12 bl 6 bl 0 bl A A garis baca ------- 1 peb 1 mar 1 apr 1 mei 1 jun 1 jul 1 agus - - - - - - - 1 peb 1 jun 1 des 1 nov 1 okt 1 sep 1 agus Probabilitas ABM vs AVM ---------- 95 ,80 ,60 ,40 ,20 ,05 ,99 ,90 ,70 ,50 ,30 ,10 ,01 Rasio Glukosa ------------------- 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 B B Jumlah total PMN./mm -------------------------- 11000 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2500 2000 1500 1000 500 400 300 100 200 50 10 5 0 ( Langkah 1 tempatkan penggaris pada daris baca untuk pasien dan bulan munculnya gejala dan tandai garis potongnya dengan garis A. Langkah 2. tempatkan penggaris pada nilai untuk gulukosa dan PMN total dalam LCS dan tandai garis potongnya dengan garis B. Langkah 3. gunakan penggaris untuk menghubungkan tanda-tanda tersebut pada garis A dan B, kemudian baca kemungkinan pada ABM vs AVM. Digunakan atas ijin dari spanos, A, H,
  • 11. Buku Saku Klinis INFEKSI harrel, F E, E Jr, Drurack,D.T differentail diagnosis of acute meningitis. JAMA 262 :2700,1989.© 1989,AMA). Penatalaksanaan meningitis Skenario klinis Pedoman penatalaksanaan empiris Dewasa normal Sertriakson 2 g IV setiap 12 jam atau sefotaksim 2 g IV setiap 4-6 jam + Vankomisin 1 g IV setiap 12 jam ( pada kasus pneukokokus resisten sefalosporin) + Apisilin 2 g IV setiap 4 jam apabila curiga Listeria kloramfenikol + TMP/SMX + Vankomisin apabila alergi ß-laktam Ganguan imun Apisilin + dseftazidim ± vankomisin Pirrau CSS, baru menjalani bedah saraf, atau trauma kapitis Vankomisin + sefazidim Antibiotik empiris sebaiknya diawali sesegera mungkin. Apabila berkanaan dengan TIK, kemudian periksa kultur darah mulai antibiotik empiris lakukan CT scan kepala LP (jika tidak ada kontraindikasi); hasil cairan CSS mungkin tidak mengalami perubahan apabila didapatkan dalam waktu kurang lebih 4 jam dari pemberian antibiotik pertama kali Kortikosterroid: tidak ada bukti yang meyakinkan untuk pengguna rutin pada orang dewasa namun, apabila TIK , edema serebri, stupor atau koma, pertimbangkan pemberian deksametason 1 g IV setiap 6 jam selama 4 hari Profilaksi : rifampin (600 mg PO 2x1x2 hari) atau siprofloksasin (500 mg PO dosis tunggal) untuk kontak dekat pada pasien dengan meningitis meningkokus (Apabila memungkinkan, terapi langsung terhadap organisme, dapat digunakan paduan suseptibilitas in vitro atau pola resistensiobat setempat) Prognasis · Motartlitas di dalam rumah sakin 25% untuk menigitis yang didapat dari komunitas dan 35 % untuk meningitis nosokomial MENINGITIS ASEPTIK Definisi · Data mikrobiologi negatif untuk bakteri, pleositosis pada CSS tanpa predominasi PMN Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 12. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · ”Aseptik” adalah istilah yang salah, hanya dipakai untuk menyatakan kecilnya kemungkinan meningitis bakterial akut, walaupun hal ini tetap saja bisa disebabkan oleh etiologi yang enfeksius maupun yang noninfeksius. Etiologi · Virus: eneterovirus, HIV, HSV, (tipe 2 lebih sering dari pada 1), gandongan, virus koriomeningitis limfoksitik, virus esefalitis (seperti: Eastern, wastern, St. Louis, California), adenovirus, SMV, EBV · Tuberkulosis, fungsi, spirochaeta (penyakit Lyme, sifilis, leptospirosis), riketsia, Coxiella, Ehrlichia · Meningitis bakterial dengan pengobatan yang tidak tuntas · Fukos infeksi parameningeal (seperti : abses otak, abses epidual, tromboflebitis septik pada sinus venosa duramater, atau empiema subdural) · Obat – obatan : TMP/SMX, NSAID, penisilin, isoniazid · Penyakit sistemik: SLE, sarkoidosis, sendrom Behcet, sindrom Sjogren, arthritis reumatiod · Neoplasma : tumor intrakranial (atau kista), meningitis limfomatosa atau korsinomatosa • ENDOKARTIDIS BAKTERIALIS• Definisi · Infeksi edotelium jatung (termasuk namun tidak terbatas pada katup) · Akut (ABE): infeksi pada katup normal dengan suatu organisme virulen (seperti : S.aureus) · Sabukat (SBE): infeksi lamabat pada katup abnormal dengan organisme yang kurang virulen (seperti. S.viridans) Kondisi pendukung · Katup abnormal: penyakit katup jantung rematik, MVP dengan MR, klasifikasi katup aorta atau bikuspid, prostesis · Resiko bakteriemia abnormal : pengguna narkoba intravena, pemasangan kateter vena indwelling Kriteria Duke Mayor Minor · Bakteremia yang menetap karena suatu organisme yang diketahui menyebabkan endokarditis · Terkenanya endokardium yang diketahui baik dari: ekokardiogram( vegetasi, abses perforasi katup, prostesik terbuka) atau regurgitasi katup baru yang dipatiskan dengan jelas · Kondisi pendukung (lihat diatas) · Demam · Fenomena vaskural : arterial septik atau emboli paru, aneurisma mikotik, perdarahan intrakranial, lesi janeway · Fenomena imun: glomerulonefritis, nodus osler, bercak Roth, faktor reumatiod · Kultur darah + tidak sesuai denga kriteria mayor
  • 13. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Ekokardiogram + tidak sesuai dengan kriteria mayor Diognisis definitif (kemungkinan besar) jika 2 kreteria mayor, atau 1 kreteria mayor +3 kreteria minor, atau 5 kreteria minor (Am J med 96:200,1994) Mikrobiologi pada endokarditis Endokarditis katup asli (NVE) Endokarditis katup prostetik (PVE) Etiologi Bukan pengguna narkoba interavena Pengguna narkoba intravena Awal ( 6 bulan pascaoperasi) Lanjut (6 bulan pascaoperasi) S. viridans 50% 10% 10% 35% Sterptokokus lainya 5% 5% 5% 5% Enterokokus 10% 8% 5% 10% S. aureus 20% 60% 15% 10% S.epidermidis 5% 5% 40% 20% Batang gram negatif 5% 10% 10% 5% lainya 5% 5% 10% 10% Kultur negatif 5% 5% 5% 5% Kultur negatif = steptokokus defisiensi-zat gizi, HACEK (Haemophilus Parainfluenzae dan Aphrophilus, Cardiobacterium, Eikenella, dan kingella), Bartonella, Coxiella, Chlamydia, Legionella, Brucella Diadaptasi dari karchmer,A,W. Infective Endocarditis. In Braunwald, E., ed,. Heart Disease, ed. Ke -5, Philadelphia: W B Saunders Company, 1997.) Manifestasi klinis · Bakterimania persisten : demam (80-90%), anoreksia, penurunan berat badan, fatigue · Infeksi perivalvular atau valvular: regurgitasi katup baru, abnormalitas hamtaran, gagal jatung kongestif · Emboli septik: lesi janeway, emboli sistematik (seperti pada SSP, ginjal, lien, atau sendi) emboli paru (dengan endorditis sisi kanan) aneurisme mikotik, Ml ( embolus arteri koronaria) · Fenomena kompleks imun: Nodus Osler, artritis, glomerulonefritis, RF +, ESR Pemeriksaan fisik · HEENT : bercak roth (perdarahan retina dengan bagian tengahnya pucat ) peteki (konjungtiva, palatum) · Jantung : regurgitasi valvular ± thrill ( ruptura korda tendinea atau valvular fenestrata), prostetik bergetar, bunyi katup, gesekan perikardium. Pemeriksaan berkala terhadap bukti perubahan murmur,dsb.
  • 14. Buku Saku Klinis INFEKSI · Abdomen : splenomegali yang nyeri tekan · Eksremitas Lesi janeway, (tiadak nyeri, makula hermoragik pada telapak tangan dan kaki) Nodus Osler (nodul nyeri pada bantalan jari) Hermoragik spliner proksimal bantalan kuku clubbing ( jari tubuh) Pemeriksaan diagnosis · Kuktur darah ( sebelum melalui antibiotok) : piling sedikit 3 set ( botol aerobik dan anaerobik) dari dari tempat yang berbeda, idealnya ditempatkan paling sedikit stu jam terpisah. Periksa pengawasaqn kultur darah (paling sedikit 2 set) setelah antibiotik yang tepat mulai diberikan untuk mencatat klirens, ulangi setiap 24-28 jam sampai hasilnya negatif · Hitung darah lengkap dengan hitung jenis,LED, faktor reumatoid, BUN, kreatinin, urinalisis dan kultur urine · Elektrokardiaogram (ketika dirawat dan pada interval reguler ); untuk menilai abnormalitas hantaran yang baru. · Ekokardiogram: pertama-tama mencari TTE : pertimbangkan TEE apabila (1) TTE non-diagnostik; prostetik; atau, (3) curiga infeksi yang progresif atau invasit (seperti:bakteremia persisten atau demam, abnormalitas hantaran yang baru, pirau intrakadiak,dll) Metode Sensitivitas NVE PVE Abses Transtoraksikus (TTE) 50% 36% 28% Transesofagus(TEE) 90% 82% 87% (Ches 100:352:1991; Eng J Med 324:795,1991; J Am Coll Cardiol 18;391,dan AM J Cardiol 71:201,1993 Penatalaksanaan · Cari dula data kultur ABEantibiotik sebaiknya dimulai tepat setelah data kultur diperoleh SBEapabila hemodinamika pasien stabil, antibiotik mungkin ditunda untuk pemperoleh data kultur darah yang akeuat dan lebih tepat, terutama pada kasus yang belum diberikan antibiotik · Terpi empiris yang dianjurkan ABE katup asli:[nafsilin + gentamisin] atau [vankomisin +gentamisin] apabila prevalensi MRSA tinggi SBE katup asli : panisilin/ampisilin + gentamisin Katup prostetik: vankomisin + gentamisin + rifampin · Atur rigmen antibiotik berdasarkan organisme penyebab dan sesitivitasnya · Ulagi kultur darah 4 kali hingga pasien bebas demam · Demam mungkin tetap tinggi hingga minggu pertama setelah pemberian terapi antibiotik yang tepat · Antukoagulasi sismetik merupakan kontraindikasi relatif terhadap resiko kejadian emboli serebri hemoragik Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 15. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Durasi terpi biasanya 4-6 minggu (dengan pengguna AG hanya untuk 2 minggu pertama ), kecuali pada kasus endokarditis sisi kanan tanpa komplikasi, yang pada 2 minggu terapi akan mendapatkan hasil yang berdeda Indikasi pembedahan · Keputusan untuk memulai pembedahan sering kali sulit dan perlu melalui kolaborasi yang cermat dengan ahli bedah sejawat. Secara umum, cobalah untuk memberikan atibiotik selama mungkin dengan harapan penurunan insiden munculnya kembali infeksi pada prostesis, dan juga meningkatkan integritas struktural jaringan yang akan menerima prostesis tersebut · Emboli septik serebri sering dipertimbangkan sebagai suatau kontraindikasi untuk melakukan pembedahan segera karena tingginya resiko konversi perdarahan selama operasi bypass kardiopulmonal sema 10 -14 hari pertama · Indikasi untuk pembedahan Gagal jatung kongestif refrakter (yaitu: walaupun ada terpi medis maksimal , setingkat ICU) Infeksi yang refrakter atau menetap (seperti kultur darah + setelah satu minggu dengan antibiotik intravena yang sesuai) Inveksi yang invasif (seperti abses berbentuk cicin, defek hantaran yang memburuk) Katup prostetik, terauma dengan malfungsi atau terbukanya katup atau infeksi S. Aureus Emboli sistematik yang rekulen Infeksim jamur Profilaksis Edokarditis Keadaan jantung Resiko tinggi: katup prostetik, riwayat endokarditis, penyakit jantung kongenital sianotik yang komplek, pirau atau saluran pulmonik sistemik yang dibuat dengan pembedahan Resiko sedang: kebanyakan jatung kongenital lainya, penyakit katup jantung didapat katup aorta bikuspidalis,MVP dengan kuspid yang menebal atau regurgitasi,HCM Prosedur Gigi: ekstraksi, prosedur periodontal, iplantasi, salutan akar pembersihan Pernapasan: bedah pada mukosa repiratorik, bronkoskopi rigid Saluran cerna : skleroterapi dilatasi esofagus, ERCP dengan obstruksi kandung empedu, bedah usus atau traktus, biliaris Saluran kemih: bedah prostat, sistoskopi, dilatasi uretral Regimen Prosedur gigi, pernapasan, atau saluran cerna Amoksilin 2 g 1 jam sebelumnya (klindamisin 600 mg jika alergi pinisilin) Saluran cerna/kemi + kondisi berisiko sedang Amoksisilin 2 g 1 jam sebelumnya atau ampisilin 2 g IM/IV dalam 30 menit tindakan (Vankomisin 1 g IV jika alergi penisilin) Saluran cerna/kemih + kondisi berisiko tinggi ampisilin 2 g IM/IV + gentamisin 1,5 mg/kg dalam 30 menit tindakan diikuti dengan ampisilin 1 g IM/IV atau amoksisilin 1 g PO 6 jam kemudian
  • 16. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI (vankomisin 1 g IV + gentamisin seperti diatas bila alergi penisilin) (JAMA: 277: 1794, 1997) •TUBERKULOSIS• Epidemiologi · Prevalensi di amerika serikat : 10-15 juta orang: perkiraan prevalensi penyebaran diseluruh dunia 1,7 milyar orang · insiden di amerika serikat antara tahun 1984 dan dan 1992 karena HIV, kemiskinan, gelandangan, imigrasi, dll · insiden populasi yang tinggi: terlahir asing, pelayanan medis yang tidak adekut, penghuni rumah perawatan/penjara, beberapa pekerja perawatan kesehatan · risiko pupulasi yang tinggi : berkontak dengan pasien yang berinfeksi, HIV + atau imunodefisiensi lainya, gagal ginjal kronis, diabetes melitus, IVDA, alkohlik, malnutrisi Mikrobiologi dan patogenesis · Penyebaran Mycobacterium tuberculosis melalui partikel kecil aerosol (seperti: nuklei droplet) · 90% dari penjamu normal yang terinfeksi tidak akan pernah berlanjut menjadi penyakit yang terbukti secara klinis, 10% lagi akan berlanjut · risiko reaktivitas (setelah konversi PPD) adalah ~2 % tahun selama 2-3 tahun pertama setelah infeksi Gambar 6.2. Patogenesis Penyakit TB inti droplet yang mengandung kuman TB replikasi pada lobus dependen reaksi lokal penyebaran limfatik penyembuhan kalsifikasi TB progresif primer pneumonia kavitas efusi penyebaran hematogen sembuh infeksi laten reaktivitas TB apikal limfatik tulang meningeal saluran cerna/kemih milier TB progresif apikal limfatik meningeal milier penyembuhan cepat (Courtesy of Nesli Basgoz, MD,MGH) Skrining terhadap infeksi · Orang yang perlu diskrining : populasi ysng tinggi prevalensi dan risikonya
  • 17. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Cara melakukan skrining : uji tuberkulin Mantoux (seperti: purified derivative atau PPD) suntikan 5-TU (0,1ml) PPD kekuatan sedang intradermal benjolan; periksa dalam 48-72 jam · Cara menginterpretasikannya: menentukan diameter maksimal pada indurasi dengan palpasi 5mm +: kontak dengan pasien infeksius; rontgen toraks foto TB lama yang sudah sembuh; HIV + atau tak diketahui namun berisiko tinggi 10mm +: populasi berisiko tinggi atau prevalensi tinggi 15mm +: semus orang negatif palsu : aplikasi yang salah, anergi.TB primer yang baru terjadi (10-25% awalnya negatif), infeksi akut non-TB, keganasan positif palsu: pembacaan yang tidak tepat, reaksi silang dengan penyakit atipikal, dalam 2 tahun vaksinasi BCG (walaupun biasanya 10mm) · Efek booter: indurasi karena penguatan imunologi yang ada melalui uji kulit sebelumnya pada seorang individu yang pernah tersensitisasi (misalnya infeksi) uji ini bisa dari negatif menjadi positif, namun hal ini bukan berarti suatu konversi nyata akibat infeksi yng baru saja ter jadi. Uji kedua adalah kondisi dasar pasien yang benar, efek booster dapat terlihat sapai 1 tahun setelah uji kulit yang pertama kali dilakukan Manifestasi klinis · Pneumonia tuberkulosis primer: kondisi lodus interior atau media, efusi ±, kavitas ± · Tuberkulosis pleura: dapat terjadi bersamaan dengan penyakit primer atau yang mengalami reaktivasi. Karena pecahnya granuloma sehingga isinya tumpah kedalam kavum pleura dan terjadi peradangan setempat, efusi paru ± efusi paru perikardium dan perikardium dan peritoneum (tuberkulosis poliseroitis) · Penyakit tuberkulosis paru reaktivasi: jaringan parut apikal + kavitasi · Tuberkulosis milialis: onset akut atau perlahan; penyebaran luas karena bersifat hematogenik biasanya pada pasien yang mengalami gangguan kekebalan, diabetes, alkoholik, atau pasien kurang gizi. Gejala konstitusional (demam, keringat malam, penurunan berat badan) menonjol penyakit paru yang lesi yang menyerupai biji padi yang kecil (2-4mm) pada foto rontgen otraks · Tuberkulosis ekstraparu: perikarditis,peritonitis, meningitis, nefritis, osteomielitis, hepatitis, limfadenitis,kutaneus · Tuberkulosis dan infeksi HIV: pasien yang terinfeksi HIV dan mengalami gangguan kekebalan lainya berisiko mengalami reaktivitas dan infeksi primer takterkontrol yang progresif. Seluruh pasien yang infeksinya HIV sebaiknya menjalani uji PPD sebagai bagian dari evaluasi dasar pemeriksaan laboratorium awal dan selanjutnya dikerjakan setiap tahunnya. Pemeriksaan diagnosis · Pulasan tahan asam (diagnosis cepat) dan kultur (lebih sensitif dan menyebabkan uji suseptibilitas) pada sputum, lavase alveolar bronkoskopik, pleura, atau spesimen klinis lainya · PCR: sensitivitas 94-97% apabila dibandingkan dengan pulasan; sesitivitas 40-77% apabila dibandingkan dengan kultur Terapi peventif · Singkirkan penyakit aktif dengan setiap pasien dengan tanda atau gejala yang mencurigakan sebelum memulai pemberian INH · Profilaksis yang sesuai mengurangi insiden penyakit berikut hingga 65-75%
  • 18. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Perlu menyesuaikan terapi berdasarkan prevalensi dalam populasi ( yang akan mempengaruhi nilai prediktif positif pada”PPD + ”) dan risiko infeksi yang tidak terobati pada pasien tersebut · Monitor adanya hepatitis : jika aminottransferase meningkat 5x normal atau simtomatik hentikan obat anti-TB dan evalusi kembali Penatalaksanaan tuberkulosis · Isolasi pasien · Gunakan regimen yang terdiri dari kombinasi obat terhadap organisme yang rentan · Meningkatkan kepatuhan terapi; terapi observasi secara langsung (DOT) yang hemat biaya untuk pasien dengan resiko tinggi untuk tidak patuh Kelompok usia (tahun) Kategori 35 35 Resiko tinggi (kontak pasien yang Obati apabila PPD 5 mm terinfeksi, foto toraks abnormal, HIV + Resiko sedang (penyakit kronis, imunosupresi) Obati apabila PPD 10 mm Terhadapat konversi dari uji kulit sebalum (sebelum dalam 2 tahun) Obati apabila PPD + berdasarkan pada pedoman skrining diatas Populasi insiden tinggi Obati apabila PPD 10 mm Jangan di obati Obati apabila PPD 15 mm Jangan dio bati (AM J Resp Crit Care 149:1359,1994 Skenario Regimen Mungkin sensitif INH INH 300 mg PO 4x1 + piridoksin 50 mg 4x1 Foto toraks abnormal atau HIV + INH 300 mg PO 4x1 piridoksin 50 PO 4x1 selama 12 bulan Kasus kontak yang resisten INH RIF +PZA selama 2 bulan Kasus kontak yang diketahui atau dicurigai resisten terhadap berbagai kombinasi obat TB Tidak ada regimen yang terbukti :? PZA +ETB ? PZA+FQ (INH=isoniasid, RIF=rifampin,PZA=pirazinamid,ETB=etambutol, FQ = fluorokuinolon) Boat-obatan Anti-tuberkulosis Obat Dosis Efek sampaing Isoniasid (INH) 300 mg POx 4x1 Hepatitis, neuropati perifer (dicegah dengan piridoksin yang diberikan bersamaan), sindrom menyerupai lupus Rifampin (RIF) 600 mg PO 4x1 Diskolorasi jingga atau urine/air mata, hepatitis, gangguan saluran cerna, hipersensitivitas, demam Pirazinamid (PZA) 25 mg/kg POx 4x1 Hepatitis, hiperurisemia, anritis
  • 19. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Etambutol (EMB) 15 - 25 mg/kg PO x 4x1 Neuritis optika Streptomisin (SM) 15 mg/kg IM x 4x1 Ototoksikosis, netrotoksikosis Amiksin (AMK) 15 mg/kg IM x 4x1 Ototoksikosis, netrotoksikosis Siprofloksasin (CIP) 15 mg/kg PO x 2x1 Regimen anti-tuberkulosis Skenario Regimen TB paru 4% resisten INH, dalam komunitas (termasuk terbanyak di amerika serikat) INH+RIF+PZA+ETB sampai suseptibilitas diketahui apabila sensitive terhadap INH RIF INH+RIF +PZA selama 2 bulan kemudianINH + RIF selama 4 bulan apabila resisten, lihat dikolom berikutnya TB yang sesisten obat (INH,RIF, atau resisten obat kombinasi) Konsul ke ahli paru TB ekstrapulmoner Konsuk ke ahli paru TB pada pasien HIV + Konsul ke ahli paru • HIV/AIDS• Definisi · AIDS:HIV + hitung CD4 200/mm3 atau infeksi oportunistik atau keganaan Epidemiologi · Sekitar 1 juta warga amerika terinfeksi HIV; penyebab utama kematian pada kelompok usia 25-44 tahun · Rute: kontak seksual (penularan 0,3 % dari sesama laki-laki, 0,2 % dari laki-laki ke perempuan, dan 0,1 % dari perempuan ke laki-laki), pengguna narkoba intravena, transfusi, jarum suntik tidak steril (0,3%), vertikal (15-35%) Sindrom retrovirus akut (ARS) · Terjadi pada sekitar 40% pasien HIV +, lebih kurang 4 minggu setelah infeksi,ELISA-, isi virus + · Manifestasi : sindrom menyerupai mononukleosis ± lesi makulopapular berwarna salmon Pemeriksaan diagnostik · ELISA untuk Ab HIV-1: (+) 1-12 minggu setelah infeksi akut: sesitivitas dan spesifisitas 90% ; uji skrining primer · Weatern blot: (+) apabila 2 garis dari daerah berbeda genom HIV; sebagai tes konfirmasi setelah uji ELISA (+) · PCR (kandungan virus): mendeteksi RNA HIV-1 di dalam plasma; kenaikan 3-4 kali lipat (0,5-0,7 log) merupakan perubahan yang dipertimbangkan bermakna · Hitung CD4: bukan merupakan suatu uji diagnostik, mungkin HIV(+) dan hitung CD4nya normal atau mungkin memiliki hitung CD4 rendah dan bukan HIV (+); hitung CD4 pada panyakit akut mungkin bisa atau palsu
  • 20. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Pendekatan awal pada pasien HIV (+) · Buktikan infeksi HIV (apabila pembuktian yang adeakut tidak tersedia, ulangi pemeriksaan diagnostik) · HP (bukti infeksi oportunisik, keganasan, penyakit menular seksual), periksa seluruh pengobatan · Evaluasi laboratorium : hitung CD4, muatan virus ( gunakan asal yang sama tiap kali periksa), pemeriksaan darah tapi lengkap dengan hitungan jenis, kreatinin, uji fungsi hepar, uji kulit TB, sifilitis, toksoplasmosis, sitomegalovirus, dan serologi hepatitis, foto rontgen toraks dasar , pap smear pada wanita · Pengguna obat antiretrovirus seharusnya dilakukan atas konsultasi dengan ahli HIV sebagai rekomendasi pengobatan lanjutan dan banyak dari obat-obatan ini berpotensi menghambat atau memicu sitokrom p450, sehingga memerlukan penghentian atau penambahan obat lain. Dibawah ini beberapa pedomannya · Indikasi untuk memulai terapi AIDS atau HIV simtometik (seperti: penyakit infeksi jamur, demam yang tidak diketahui penyebabnya) Asimtometik) + baik muatan virus yang tinggi (10-20000 buah/ml) atau hitung CD4 yang rendah (500/mm3) · Regimen : grup A NA + grup B NA +PI (atau NNRTI) monoterapi dan terapi ganda tidak dianjurkan · Muatan virus seharusnya 3-4 kali lipat (0,5-0,7 log) dalam 2-8 minggu dan setelah uti penurunannya berlanjut terus; tujuannya adalah muatan virus yang tak terdeteksi dalam 6 bulan · Pemberian awal antiretrovirus bisa memperburuk sementara waktu gejala infeksi oportunistik selama beberapa minggu sebelum respons imun · Apabila terapi perlu dihentikan , hentikan seluruh antiretrivirus untuk meminimilkan perkembangan resistensi · Regimen yang gagal = tidak mampu mencapai muatan virus yang tak terdeteksi, muatan virus, hitung CD4, atau deteriorasi klinis Antiretrovirus Obat Tipe Dosis tipikal Efek samping Zidovudine (AZT) NRTI (grup A) 200 mg 3x1 300 mg 2x1 Supresi sumsum tulang Intoleransi saluran cerna, HA, insomnia, hepatitis Stavudine (d4T) Zerit NRTI (grup A) 40 mg 3x1 (40 mg 2x1 jika BB 60 kg) Neuropati perifer Pankreatitis, hepatitis (jarang) Dinadosin (dll) Videx NRTI (grup B) 200 mg 2x1 (125 mg 2x1 jika BB 60 kg Pankreatitis, neuropati perifer intoleransi saluran cerna, hepatitis (jarang) Zalcitabine (ddC) hivid NRTI (grup 0,75 md 3 x 1 Neuropati stomatitis, hepatitis (jarang)
  • 21. Buku Saku Klinis INFEKSI B) Lamivudine (3TC) epivir NRTI (grup B) 150 mg 2x1 (2 mg 2x1 jika BB 50 kg Toksisitas minimal Hepatitis (jarang) Nevirapine viramune NNRTI 200 mg 2x1 Raum, hepatitis Menginduksi sitokrom p450 Delavirdine Rescriptor NNRTI 400 mg 3x1 Ruam, nyeri kepala menghambat sitokrom P450 Efavirenz Sustiva NNRTI 600 mg tiap 4 jam Efek,SSP, ruam, hepatitis campuran antara menginduksi/ menghambat sitokrom p450 Indinavir Crixivan PI 800 mg 3x1 (puasa) Netrolitiasis, intoleransi saluran cerna uji fungsi hati, redistribusi lemak, menghambat sitokrom p450 Ritonavir Norvir PI 600 mg 2x1 (dengan makan) Intoleransi saluran cerna, parestesia,uji fungsi hati, redistribusi lemak menghambat p450 Saquinivir Fortovase PI 1200 mg 3x1 (dengan makan) Intoleransi saluran cerna, nyeri kepala uji fungsi hati, DM, redistribusi lemak, menghambat p450 Nelfinavir Viracept PI 1250 mg 2x1 (dengan makan) Diare,DM, redistribusi lemak, menghambat p450 Amprenavir agenerase PI 1200 mg 2x1 Ruam, intoleransi saluran cerna, redistribusi lemak, menghambat p450 (NRTI= nucleoside reverse transcriptase inhibitor, NNRTI= non nucleoside, RTI;PI= protease Profiklaksis infeksi oportunistik IO Indikasi Profilaksis Tuberculosis PPD (+) ( 5mm) atau pajanan berisiko tinggi (lakukan pemeriksaan PPD tiap tahun ) INH + vitamin B6 selama 12 bulan atau RIF+PZA selama 2 bulan PCP Hitung CD4 100/mm3/ atau infeksi jamur atau FUO TMP-SMX SS 4x1 atau dapsone 100 mg 4x1 atau atovaquone 750 mg 2x1 mg 2x1 Toksoplasmosis Hitung CD4 100/ mm3/dan serologi toksoplasma (+) TMP-SMX DS 2x1 atau dapsone 100 mg pirimetamin + asam folinat MAC Hitung CD4 75/mm3 Klaritromisin 500 mg 2x1 atau azittromisin 1200 mg tiap minggu KOMPLIKASI HIV/AIDS Hitung CD4 Komplikasi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 22. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI 500 Gejala konstitusional Dernitits seboroik berambut di daerah oral, sarkoma kaposi Kandidiasis vagian dan oral rekulen Infeksi bakteri rekulen Tuberkulosis paru dan ekstraparu HSV VZV 200 Pneumonia pneumcystis cariinii(PCP) taksoplasma Cryptococcus, histoplasma, coccidioides Bartonella 50-100 Sitomegalovirus,MAC Aspergilosis invasif; angiomatosis (bartonela diseminata) Limpoma SSp,PML Demam · Etiologi: infeksi, limfoma, reaksi obat · Langkah kerja : pemeriksaan darah perifer lengkap, kimia darah, uji fungsi hepar, kultur darah foto toraks, urinalisis, pemeriksaan ulang obat-obatan, CT scan abdomen ? atau limfoma CD4 200 AG kriptokokus serum, LP,AG histoplasma pada urine, isolator mikobakterium, sitomegalovirus Tanda/gejala paru toraks foto, ABG, sputum untuk kultur bakteri,PCP ,BTA; bronkoskopi Diare feses untuk pemeriksaan leukosit feses, kultur, OP,BTA,endoskopi Uji fungsi hepar abnormal CT scan abdomen, biopsi hepar Sitopenia biopsi sumsum tulang Penyakitt kulit · Dermatitis seboroik; folikulitis eosinofilik; infeksi HSV dan VZV · Moluskum kontagiosum: papula seperti mutiara 2-5 mm dengan pusat cekung · Sarkoma kaposi : lesi nodular merah-unggu tidak pucat · Aginomatosis basilaris (bartonella diseminata): papula vaskular yang rapuh Mata · Retinitis SMV (hitung CD4 50);terapi =gensiklovir, faskarnet, atau sidofovir · Pneumocystis, toksoplasma, Histoplasma Mulut · Ulkus aptosa · Jamur (kandidiasis oral): bercak kecil seperti dadih yang menunjukkan permukaan yang kasar apabila diangkat · Leukoplakia berambut didaerah lokal: karena EBV ;selaput (lapisan) putih yang melekat pada sisi lateral lidah · Sarkoma kaposi Jatung · Dilatasi kardiomiopati Paru · Pneumonia pneumocystis carinii (CD4 200) Gejala konstitusional, demam, keringat malam, dispnu saat beraktivitas barat, bentuk non produktif
  • 23. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Foto toraks dengan infiltrat, PaO2, A-a V, LDH, pewarnaan sputum PCP (+) Rx apabila PaO2 70: TMP-SMX PO atau [dapsone + TMP] atau [klidamisin + primakuin] atau atovaquone Rx apabila PaO2 70: Steroid (N engl J med 323:1444 dan 1451, 1990); TMP-SMX IV atau [klindamisin + primakuin] atau pentamidin atau trimetreksat Pola radioografi Penyebab umum Normal PCP Infiltrat interstisial difus PCP, TB, pneumonia fungsi diseminata dan viral, sarkoma kaposi Konsilidasi atau massa fokal Pneumonia bateri atau jamur, TB, sarkoma kaposi Lesi kavitas TB, aspergilosis dan pneumonia fungsi lainnya Pneumonia bakterial (termasuk Nocardia dan Rhodoccoccus) Efusi pleura TB, pneumonia jamur atau bakterial Sarkoma kaposi, limfoma Gastrointestinal · Esofagitis: kandida, SMV, HSV,HIV, terinduksi pil Endoskopi bagian atas jika tidak ada jamur tidak berespons terhadap terapi antifungal · Enterokolitis Bakterial (biasanya akut): salmonella, shigella Campylobacter, Yersinia, C.difficile Protozoa (biasanya kronis); giardia, Entamoeba, Cryptospora, Microsporidium, Cyclospora Virus (SMV, adenovirus), MAC, enetropati AIDS · Peredaran saluran cerna: MAC, Sarkoma Kaposi, limfoma · Proktitis : HSV, SMV, Chlamydia, gonokokus Hepatobiliaris · Hepatitis : HBV, HCV, Sitomegallovirus, MAC, teriduksi obat · Kolangiopati AIDS: sering berhubungan dengan sitomegalovirus atau Cryptosporidium Ginjal · Nefropati AIDS, proteinuria masif, ginjal ekogenik Hematologi · Anemia: pada penyakit kronis, terkenanya sumsum tulang, keracunan obat,hemalosis · Leukopenia · Trombositopenia : terkenanya sumsum tulang, ITP · globulin Onkologi · Limfoma non- hohgkin; frekuensi tanpa menghiraukan hitung CD4 · Limfoma SSP: hitung CD4 50 · Sarkoma kaposi: dapat terjadi pada hitung CD4 dalam jumlah beberapa pun; disebabkan karena HHV-8; biasanya terjadi pada laki-laki homoseksual Muskulokutaneus: lesi nodular merah-unggu Paru: infiltrasi lobus interior bilateral+ efusi
  • 24. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Saluran cerna: perdarahan saluran cerna, obstruksi, ikterus obstruktif Penanganan: penyakit dibatasi radiasi, krioterapi, atau vinblastin intralesi, penyakit sistematikkemoterapi Endokrin · Hipogonadisme · Fungsi tiroid abnormal · Infusiensi adrenal · Sindrom wasting Neurologik · Meningitis : cryptococcus, bakteri (termasuk listeria), virus (HSV, SMV, HIV), tuberkulosis, limfomatosa · Neurosifilis: meningitis, palsi saraf kranialis, demensia · Lesi desak ruang: akan muncul nyeri kepala, defisif lokal, atau perubahan status mental Rencana penanganan: MRI, biopsi otak stereotaktik jika dicurigai etiologinya non-toksoplasma atau pasien gagal berespon terhadap 2 minggu pemberian terapi toksoplasmosis yang empiris · Kompleks Demensia AIDS: kehilangan memori, ganguan cara berjalan, spastisitas · Mielopati: infeksi (SMV,HSV), kompresi medula spinalis (abses apidural, limfoma), vakuolar (HIV) · Neuropati perifer: HIV, SMV, demielinisasi, terinduksi obat-obatan Etiologi Tampilan Pemeriksaan Diagnostik Tokosoplasmosis Lesi menonjol (dapat multipel) Serologi taksoplasma (+) Limfoma SSP Lesi menonjol (biasanya tunggal) PCR CSS untuk EBV (+) SPECT atau PET Scan (+) PML Lesi tidak menonjol, multipel, PCR,CSS (+) terhadap JC Lain –lain : abses bakterialis, Bervariasi Biopsi nokardiosis, kritokokoma, atau tuberkuloma Kompleks mycobacterium avim(MAC) · Manifestasi klinis: retinis, esofagitis, kolitis, hepatitis, neuropati · Penatalaksanaan: gensiklovir, foskarnet, atau sidofovir • PENYAKIT LYME• Mikrobiologi · Infeksi oleh spirochete Borrelia burgdorferi · Ditularkan melalui kutu (Ixodes);pejamu (host) hewan termasuk rusa dan tikus · Infeksi biasanya memerlukan perlekatan kutu36-48 jam Epidemiologi · Penyakit lyme merupakan penyakit yang disebarkan oleh vektor, yang paling sering dijumpai, namun insidenya hanya berkisar 4 tiap 100.000 populasi · Insiden tertinggi pada bulan – bulan musim panas · Kebanyakan kasus terjadi NY,NJ,CT,RI,MN,WI,PA,VA,OR,CA
  • 25. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Manusia berkuntak dengan kutu biasanya diladang dengan semak yang pendek dekat daerah pepohonan Manifestasi klinis Stadium Manifestasi Stadium 1 = terlokalisasi dini Minggu setelah infeksi Karena efek lokal dari spoochaeta Umum: penyakit menyerupai flu Dermatologik(~80%): erythema chonicum migrans (ECM) = menular, lesi eriematosa degan bagian tengah jernih, biasanya dijumpai di paha, ingunalis atau aksila, ukuranya berkisar 6-38 cm, limfositoma; limfademopati regional Stadium 2 = penyebaran awal minggu hingga bulan setelah infeksi Akibat spirochetamia dan respons imun Umum: fatigue, malaise, limfadenopati,HA; demam jarang Dermatologi: lesi anular (1-100) multipel = ECM Reumatologi: (~10%) arthalgia mialgia migrotaris, oligartritis Neurologi (~15%): bell’s palsy (atau neuropati kranialis lainnya), meningitis aseptik, multipel mononeuritis (mungkin nyeri), mielitis transvera jantung (8%) blok jatung, miokarditis Stadium 3 = menetap lama bulan hingga tahun setelah terinfeksi Karena infeksi kronis atau respon autoimun Dertamologi: acrodermatitis chronica atrophicans, panniculitis Reumatologi (60%) nyeri sandi, mono-/oligoartritis pada sandi-sandi besar sinovitis Neurologi: ensefalopati subakut, polineuropati, demensia Pemeriksaan diagnostik · Secara umum, suatu diagnosis klinis · Serologi (pada keadaan klinis yang tepat) Skrining dengan ELISA, tetapi Positif-palsu karena penyakit spirochaeta yang lain,SLE, RA, EBV,HIV, dll Negatif-palsu karena terapi anti biotik dini penggunaan ELISA, dapat membedakan lgM, lgA, dan lgG Konpirmasi hasil ELISA (+) bersama dengan Western blot ( spesifitasnya) · Pemeriksaan CSS pada pasien dengan kecurigaan penyakit sarafmproduksi antibodi intratekal (+) apabila (CSS lgG/serum lgG)(albumin CSS/albumin serum) 1 Penatalaksanaan · Indikasi: manifestasi klinis dan serologi (+) (? Dan riwayat gigita kutuapabila berada pada daerah non-endemis) · Antibiotik: doksisiklin 100 mg PO 2x1 atau amoksilin 500 mg PO 3x1 selama 3 minggu sefriakson 2 g IV 4x1 selama 2-3 minggu dibutuhkan apabila terdapat: abnormalitas neurologik (selain Bell’s palsy yang terdiri) blok AV drajat tinggi, artritis kronis, atau kehamilan
  • 26. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Vaksin: 78% pada kejadian penyakit lyme; pertibangkan pada pasien di daerah endemik dengan resiko terpanjang; dikontraindikasikan pada pasien dengan RA aktif atau artritis seronegatif • FEVER OF UNKNOWN ORIGIN (FUO)• Definisi · Lamanya 3 minggu · Demam 101oF atau 38,50C pada lebih dari satu insiden · Tidak ada diagnosis walupun telah dilakukan evaluasi salama 1 minggu pada pasien rawat inap secara intensif Etiologi · Daftar penyebabnya sangat luas, namun berikut ini adalah beberapa penyebab yang lebih sering. Secara umum, akan lebih mungkin suatu manifestasi dari suatu penyakit biasa yang nyaris tidak kentara, daripada penyakit yang tidak lazim · Pada pasien yang diketahui ada keganasan : 50 % akibat infeksi (biasanya selama neutropenia) dan 50% akibat tumor itu sendiri · Pasien dengan HIV : 75 akibat infeksi, jarang karena HIV itu sendiri · 5-15% kasus yang tidak terdiagnosis, kebanyakan sirna secara spontan Kategori Etiologi Infeksi Tuberkulosis: penyakit ekstra paru atau diseminata dapat memiliki gambaran rontgen foto toraks, PPD,BTA sputum yang normal; biopsi (paru, hepar, sumsum tulang) terhadap granuloma hanya menghasilkan 80-90 % pada penyakit miliar Endokarditis: pertimbangkan organisme: HACEK, Bartonella, Legionella adan Coxiella Abses intra-abdomen: hepatik, splenik, subfrenikus, pankreatik, perineftik, pelvik, prostatik Osteomielitis Sitometegalovirus, EBV, penyakit Lyme, malaria, babesiosis, amebiasia Neoplasma Limfoma: limfadenopati, hepatosplenomegali, hematokrit atau trombosit, LDH Karsinoma sel renal: hematuria mikroskopik, hematokrit Karsinoma sel hepar, karsinoma pankres Miksoma pada atrium: obstuksi, embolisme, gejala konstitusional leukimia,mielodisplasia Penykit tantung penyambung Atritis temporalis (sel Giant): nyeri kepala, nyeri kulit kepala, klaudikasio mandibula, gangguan penglihatan, ESR Penyakit still onset dewasa (reumatiod artritis juvenilis); demam yang bersifat sementara ruam trunkus malukar yang berwarna salmon selama demam merupakan permulaan artritis Poliartritis nodosa RA, SLE, sarkoidosis
  • 27. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Lain-lain Obat-obatan, hematom, tiroid, demam mediterania familial Langkah kerja · Anamnesis: kontak ifeksius, perjalanan, hewan peliharaan, pekerjaan, obat-obatan, melalui pemeriksaan fisik regional, riwayat pengobatan dan pembedaan sebelumnya, riwayat tuberkulosis · Hentikan obat-obatan yang tidak diperlukan · Pemeriksaan fisik yang cermat dengan perhatian terhadap temuan kulit, limfadenopati, murmur, hepatosplenomegali, artritis · Evaluasi labolatorium Hitung darah lengkap dengan hitungan jenis, elektrolit, BUN, kreatinin, uji fungsi hepar, LED, ANA, RF kultur darah sebanyak 3 set (stop antibiotik), urinalisis, kultur urine, PPD, antibodi heterofil, sitomegalivirus, uji antigenemia, uji HIV · Pemeriksaan pencitraan: rontgen foto toraks, CT scan abdemen (oral dan kontras IV), USG kuadran atas kanan ?, hitung leukosit yang berlabel atau gallium scan · Biopsi arteri temporalis apabila LED dan usia 60 tahun · ? biopsi sumsum tulsng atau hepar (terutama apabila AP ): bahkan tanpa tanda-tanda atau gejala lokal, hasil mencapai lebih dari 15 % Penanganan · Antibiotik empiris tidak diindikasikan (kecuali pasien neutropenia) NYERI ABDOMEN Nyeri viseral Pembagian Anatomi Visera Tempat Penjalaran Nyeri Foregut Esofagus dan duodenum Epigastrium Midgut Yeyunum hingga pertengahan kolon transversum Umbilikus Hindgut Pertengahan kolon transversum hingga rektum Hipogastrium (Catatan : Nyeri karena pankreatitis dan nefrolitiasis yang pada umumnya menjalar hingga ke punggung) Nyeri Tekan pada Abdomen
  • 28. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Gambar 3-1. etiologi nyeri abdomen berdasarkan lokasi GANGGUAN ESOFAGUS DAN GASTER DISFAGIA Definisi · Kesulitan pada proses menelan dan melewatkan makanan dari esofagus ke lambung. Etiologi Gambar 3-2. Etiologi disfagia Gastritis PUD (peptic ulcers disease) Pancreas Kebocoran AAA (Abdominal Aorta Aneurysm) Splenomegali Infark atau abses lien Rupture lien Kolelitiasis Kolesistitis Koledokolitiasis Kolangitis Hepatitis Tumor hepar Apendistis Nefrolitiasis Kehamilan ektopik Torsi ovarium PID Diverkulitis Kolitis Nefrolitiasis Disfagia Kesulitan makan yang padat saja Kesulitan makan baik yang cair maupun yang padat Obstruksi mekanik Gangguan motilitas Cincin esofagus Striktur peptikum Karsinoma esofagus Intermiten Progresif Spasme dan gangguan yang berhubungan Skleroderma Aklasia Intermiten GERD kronik progresif Progresif GERD kronik progresif
  • 29. Buku Saku Klinis INFEKSI Pemeriksaan diagnostik · Menelan barium atau esofagogastroduodenoskopi (EGD); ± pemantauan pH esofagus atau manometri. PENYAKIT REFLEKS GASTROENSOFAGUS (GERD) Patofisiologi · Relaksasi sementara yang berlebihan pada sfingter esofagus bawah (LES, Lower Esophageal Spincter) atau pada beberapa kasus, LES yang inkompeten. · Kerusakan mukosa esofagus karena kontak yang lama dengan asam, pepsin, garam empedu. · Hiatus hemia dapat menyebabkan ¯ tonus LES dan bertindak sebagai penampung isi lambung yang mengalami refluks. Manifestasi klinis · Heartburn, “angina” atipikal; regurtasi isi lambung kurang air, disfagia · Batuk (aspirasi nokturnal kronis), asma, suara parau (peradangan plika vokalis). · Pencetus : makan yang banyak, posisi supinasi, makanan berlemak, kafein, teofilin, alkohol, rokok, penyekat kanal kalsium (CCB). Uji diagnostik · Diagnosis sering berdasarkan pada anamnesis, mencoba mengobati dulu dengan inhibitor pompa proton. · EGD (esophagoduodenoscopy) untuk mendeteksi esofagitis, ulkus, easofagus Barret atau striktur. · Pemantauan pH esofagus ambulatoris selama 24 jam apabila diagnosisnya meragukan. Penatalaksanaan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 30. Buku Saku Klinis INFEKSI · Tindakan konservatif : mencegah pencetus, meninggikan kepada saat tidur, hindari keterlambatan makan. · Medikamentosa : antasid, penyekat H, agen prokinetik (seperti : cisapride); penghambat pompa proton (PPI). · Pembedahan : fundoplikasi (sering dengan laparoskopik) Komplikasi · Esofagus Barret (epitelisasi kolumnar dengan ­ risiko adenokarsinoma), esofagitis, striktur. GASTROPATI DAN GASTRITIS Gastropati akut · Etiologi : NSAID, alkohol, stres yang berhubungan dengan penyakit mukosa (penyakit kritis). · Manifestasi klinis : asimtomatik, anoreksia, mual dan muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna atas. Gastritis antral kronis (“Tipe B”) · Etiologi : Infeksi H. Pylori · Manifestasi klinis : umumnya asimtomatik; tidak ada bukti yang jelas bahwa gastritis H. Pylori menyebabkan dispepsia non-ulkus; dapat berlanjut menjadi gastritis atrofi dengan ­ risiko adenokarsinoma gaster. · Penatalaksanaan : Lihat penanganan H. Pylori Gastritis kronis pada daerah fundus (“Tipe A”) · Etiologi : Anemia pernisiosa · Patogenesis : auto-antibodi langsung terhadap sel parietalis (sehingga kekurangan asam dan faktor intrinsik). · Manifestasi klinis : gastritis atrofi, aklorhidria, dan hipergastrenemia, anemia permisiosa, tumor karsinoid gaster dan adenokarsinoma. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 31. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI PENYAKIT ULKUS PEPTIKUM Etiologi dasar · Infeksi H. Pylori (namun hanya 15-20 % dari pasien yang terinfeksi akan berkembang menjadi suatu ulkus. · NSAID · Gastrinoma dan keadaan hipersekretorius lainnya Manifestasi klinis · Nyeri abdomen spigastrik, hilang dengan makan (duodenum) atau memburuk dengan makan (gastrikum). · Perdarahan saluran cerna atas Pemeriksaan diagnostik · Uji untuk H. Pylori Serologi : (sensitivitas 90 %, spesifisitas 70-80 %, titer ¯ 3-6 bulan setelah terapi efektif) urea breath test (UBT, sensitivitas dan spesifitasnya 95%) EGD + uji urease cepat (seperti, CLO testTM, sensitivitas dan spesifisitas 95 %) atau biopsi dan histologi. · EGD atau UGI serial untuk mendeteksi ulkus Penatalaksanaan · Penghentian NSAID dan rokok · PUD dan H. Pylori (+) : Antibiotik dan PPI selama 7-14 hari memiliki angka keberhasilan 90 % (Am J Med 105 : 424, 1998) antibiotik (2 dari 3) : klaritromisin 500 mg 2 x 1, amoksilin 1 g 2 x 1, mtronidazol 500 mg 2 x 1 · Dispepsia non-ulkus : percobaan PPI atau cisapride; data yang diperdebatkan tentang manfaat eradikasi H. Pylori (N Engl J Med 339 : 1869 dan 1875, 1998; 341 : 1106, 1999).
  • 32. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Gambar 3-3. Langkah diagnostik dan penanganan dispepsia Dispepsia Darah samar di feses +, anemia, anoreksia atau muntah yang persisten, penurunan berat badan, usia 40 tahun Tidak ada satupun kriteria di atas Serologi H. Pylori EGD hingga radiologi PUD dan keganasan Negatif Positif Cisapride atau PPI Terapi antibiotik Perubahan regimen Gejala + Tanpa gejala Tanpa gejala Gejala + Positif EGD Disembuhkan UBT EGD Negatif Ada salah satu dari kriteria di atas
  • 33. Buku Saku Klinis INFEKSI PERDARAHAN GASTROINTESTINAL Definisi · Hilangnya darah yang bisa dari berbagai tempat di intralumen dari orofaring sampai anus. · Klasifikasi : atas = di atas ligamentum Treitz; bawah = di bawah ligamentum Treitz. · Tanda : hematemesis = darah yang dimuntahkan atau terdapat pada muntahan (UGIB); hematokezia = buang air besar berdarah (LGIB atau UGIB yang cepat); melena = buang air besar seperti ter, berwarna hitam akibat darah dari saluran cerna (biasanya dari bagian atas saluran cerna, namun dapat di segala tempat di atas sekum). Etiologi perdarahan saluran cerna atas · Perdarahan orofaringeal dan epistakis ® darah tertelan · Esofagitis erosif Pejamu yang tanggap imunnya baik : GERD / esofagus Barrett, XRT Pejamu yang tanggap imunnya lemah : CMV, HSV, kandida · Varices (10 %) · Ruptur Mallory-Weiss (7%, robekan di gastroesofagus karena mau muntah / muntah-muntah dengan glotis yang tertutup). · Gastritis / gastropati (23%, NSAID, H. Pylori, alkohol, penyakit mukosa yang berhubungan dengan stres). · Penyakit ulkus peptikum (PUD) (46%) · Malformasi vaskular Lesi Dieulafony (arteri ektatik superfisialis biasanya pada kardia dengan UGIB yang mendadak dan masif) AVM (tersendiri atau bersama sindrom Osler-Weber-Rendu) fistula aorta-enterik (tandur aorta mengikis sepertiga porsio duodenum, muncul dengan “perdarahan luas”) vaskulitis. · Penyakit neoplastik (esofagus atau gaster) · Penyebab lahirnya : ulserasi hiatus hernia, koagulapati, amiloidosis, penyakit jaringan penyambung. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 34. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Etiologi perdarahan saluran cerna bawah · Penyakit divertikular · Angiodisplasia · Penyakit neoplastik · Kolitis : infeksi, iskemik, radiasi, penyakit radang usus (UC CD) · Hemoroid Manifestasi klinis · UGIB LGIB : mual, muntah, hematemesis, muntah seperti warna kopi, nyeri epigastrium, reaksi vasovagal, sinkop, melena. · LGIB IGIB : diare, tenesmus, BRBPR atau kotoran berwarna maron Langkah penanganan · Anamnesis GIB atau kronis, jumlah serangan, serangan terakhir yang paling sering hematemesis, muntah sebelum hematemesis, hematokezia, melena, nyeri abdomen, diare, penggunaan aspirin, NSAID, atau antikoagulan, atau diketahui menderita koagulopati ketergantungan alkohol, sirosis riwayat pembedahan saluran cerna atau aorta. · Pemeriksaan fisik Tanda vital : takikardi bila kehilangan cairan 10%; hipotensi ortostatik bila kehilangan cairan 20%; syok bila kehilangan cairan 30%, pucat, telangektasiasis (penyakit hepar alkohol atau sindrom Osleer-Weber-Rendu) Tanda penyakit hepar kronis : ikterus, spider angiomata, ginekomastia, atrofi testis, eritema palmaris, kaput medusa. Pemeriksaan abdomen : nyeri tekan dapat terlokalisir atau tanda-tanda di daerah peritoneum. Pemeriksaan rektum : warna kotoran, adanya hemoroid, atau fisura ani · Pemeriksaan laboratorium : Hematokrit (mungkin normal pada awal kehilangan darah akut sebelum seimbang kembali), hitung trombosit, PT, PTT, BUN / kreatinin (rasionya ­ pada UGIB karena resorpsi saluran cerna dari darah atau azotemia prerenal), uji fungsi hepar.
  • 35. Buku Saku Klinis INFEKSI · Slang Nasogastrik dapat mendiagnosis UGIB, dapat membuang isi saluran cerna (sebelum dilakukan EGD dan untuk mencegah aspirasi), lavase untuk melihat ada tidaknya perdarahan yang menetap (prognosis buruk); negatif palsu pada waktu UGIB apabila perdarahan berasal baik dari duodenum maupun intermiten. · Pemeriksaan diagnostik pada UGIB : esofagogastroduodenoskopi (EGD) (dan terapi yang potensial). · Pemeriksaan diagnostik pada LGIB (periksa UGIB sebelum mencoba untuk melokalisasi LGIB yang diperkirakan) Perdarahan berhenti secara spontan ® kolonoskopi (mengidentifikasi penyebab pada 70% kasus dan potensial untuk tindakan terapi) Stabil namun perdarahan terus-menerus ® sken perdarahan (RBC berlabel 99mTc/albumin) : mendeteksi laju perdarahan yang 0,1-1,0 ml/menit, namun sulit menentukan lokasi yang akurat. Tidak stabil ® arteriografi (mendeteksi laju perdarahan yang 0,5-1,0 ml/menit dan potensial untuk tindakan terapi (infus vasopresin intra arteri atau embolisasi) laparotomi ekspolari. Penatalaksanaan · Penatalaksanaan akut perdarahan saluran cerna adalah resusitasi hemodinamik dengan cairan IV dan darah Buatlah akses dengan 2 jalur intravena yang berdiameter besar (18 gauge atau lebih). Resusitasi cairan dengan salin normal atau larutab Ringer laktat Terapi transfusi (sampel bank darah untuk tipe dan crossmarch; dapat menggunakan golongan darah O negatif jika eksanguinis). Identifikasi dan perbaiki koagulopati (FFP untuk menormalkan PT, trombosit tetap 50000/mm3). Lavase slang nasogastrik Penatalaksanaan jalan nafas bila diperlukan Konsultasi dengan ahli bedah digestif bila diperlukan. Tanda-tanda prognosis buruk pada UGIB Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 36. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Demografik : Usia 60 tahun, komorbiditas · Beratnya : darah merah segar pada aspirat NGT, ­ permintaan transfusi, hemodinamik tak stabil. · Etiologi : varises atau neoplastik · Munculnya ulkus (dari prognosis yang terbaik hingga terburuk) : dasarnya bersih ® keluar darah tanpa pembuluh yang terlihat ® bekuan yang melekat erat ® perdarahan aktif. Etiologi Pilihan Varises Farmakologi Octreotide 50 mgram bolus IV ® 50 mg/jam infus (berhasil 84%, Lancet 342 : 637, 1993) Vasopresin atau vasopresin + nitrogliserin (kurang manjur dan lebih banyak komplikasi) Penyekat-â (non-selektif) dan nitrat apabila hemodinamik stabil Non-Farmakologi Skleroterapi endoskopi (berhasil 88%) atau band ligation (angka keberhasilan 90%) Octreotide + terapi endoskopik (angka keberhasilan 95% ; (N Eng J Med 333 : 555, 1995) Tamponade balon apabila perdarahannya berat Embolisasi atau TIPS apabila terapi endoskopik gagal (N Engl J Med 333 : 165, 1994) PUD Farmakologi Penghambat pompa proton (N Egl J Med 336 : 1054, 1997) Octreotide 50 mgram bolus IV ® 50 mgram/jam infus Non-Farmakologi
  • 37. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Terapi endoskopi (injeksi, kontak termal, laser) Angiografi mesenterika dengan infus vasopresin atau embolisasi Reseksi gastrik apabila endoskopi dan terapi farmakologi gagal Mallory-Weiss Biasanya berhenti secara spontan Gastritis esofagus Penghambat pompa proton, antagonis H2 Penyakit divertikuler Biasanya berhenti secara spontan Terapi endoskopi (injeksi epinefrin), vasopresin arterial atau embolisasi, pembedahan Angiodisplasia Vasopresin arterial, terapi endoskopik, pembedahan
  • 38. Buku Saku Klinis INFEKSI DIARE Keluarnya feses 200 gram / hari ETIOLOGI Infeksi · Akut Toksin yang belum terbentuk (seperti : “keracunan makanan”; berlangsung 24 jam) : S. Aureus, C. Perfrigens, B. Cereus Virus : Rotavirus, Norwalk Bakteri non-invasif Menghasilkan enterotoksin (tidak ada darah atau leukosit di feses) : E. Col enterotoksigenik Vibrio cholera : menghasilkan sitotoksin (ada darah dan leukosit di feses) : E. Coli O157 : H7, C. Difficile. Bakteri invasif (leukosit di feses dan darah (+)) : E. Coli enteroinvasif (EIEC, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, V. Parahemolyticus Parasit : Giardia, E. Histolytica Oportunistik : Crystosporidia, Isopora, Microsporidia, Cyclospora, MAC, CMV. · Kronis : Giardia, E. Histolytica, C. Difficile, organisme oportunistik. Malabsorpsi (­ kesenjangan osmotik, ­ lemak feses, ¯ diare dengan puasa, defisiensi vitamin larut-lemak) · Defisiensi garam empedu Pertumbuhan bakteri berlebihan (e.g., blind loop) ® dekonjugasi garam empedu penyakit ileum (seperti penyakit Crohn, reseksi pembedahan) ® terhentinya sirkulasi enterohepatik. · Insufisiensi pankreas · Kelainan mukosa Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 39. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Seliak sprue : karena reaksi usus terhadap a-gliadin dalam gluten ® hilangnya vili dan daerah absorpsi Pemeriksaan diagnostik : D-xylose (+); anti-gliadin (+) atau anti-endomisial absolut Penatalaksanaan : diet bebas gluten. Tropikal sprue : terjadi pada penghuni daerah tropis; penatalaksanaan dengan antibiotik, asam folat, B12. Penyakit Whipple : karena Trophyrema whippeli (basilus gram (+)); terlihat pada laki-laki kulit putih usia separuh baya. Manifestasi lainnya : demam, limfadenopati, edema, poliartritis, perubahan SSP, pigmentasi kulit abu-abu-ciklat Penatalaksanaan : pemberian antibiotik jangka panjang Limfoma usus Osmotik (­ gap / kesenjangan osmotik, ­ lemak feses normal, ¯ diare dengan berpuasa) · Obat-obatan : antasid, laktulosa, sorbitol · Intoleransi laktosa : kelainan mukosa primer atau sekunder, enterintis bakterial atau virus, reseksi usus sebelumnya Manifestasi klinis : kembung, flatus, rasa begah, diare Pemeriksaan diagnostik : uji napas hidrogen laktosa, atau diet bebas laktosa empiris. Penatalaksanaan : diet bebas laktosa, gunakan lactaid milk dan tablet enzim laktase. Peradangan (demam, hematokezia, nyeri abdomen) · Penyakit peradangan usus · Enteritis radiasi · Kolitis iskemik Sekretorius (Gap ostomik normal, cairan banyak, tidak ada perubahan diare setelah nothing by mounth / NPO) · Hormonal : VIP (VIPoma, Verner-Morrison), Serotonin (karsinoid), Kalsitonin (karsinoma tiroid tipe medular), Gastrin (Zollinger-Ellison), Glukagon, Substansi P, Tiroksin (Hipertiroidisme).
  • 40. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Ketergantungan laksatif · Adenoma vilosa · Malabsorpsi garam empedu idiopatik Motilitas · Sindroma iritabilitas usus · Skleroderma (pseudoobstruktif) · Endokrinopati : diabetes melitus, hipertiroidisme (hiperdefekasi) Langkah penanganan diare Gambar 3-4. Rencana penanganan diare akut (durasi 3 minggu) Diare akut Dehidrasi berat, demam, lamanya 5 hari mukus atau pus pada BM, diare berdarah, nyeri abdomen perjalanan sebelumnya, atau penggunaan antibiotik sebelumnya Ya ada salah satunya Tidak ada kriteria di atas
  • 41. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Leukosit feses perdarahan samar toksin C difficile (terutama bila sebelumnya minum antibiotik Observasi rehidrasi sesuai dengan kebutuhan Leukosit di feses + atau perdarahan samar + Toksin C. Difficile + Feses O P x 3 Kolitis pseudomembranosa Terinduksi obat-obatan virus, enterotoksin bakteri non-invasif Observasi, rehidrasi antibiotik bila gejala berat O P + Parasitik Antiparasitik Kultur feses sigmoidoskopi fleksibel Metronidazol PO atau IV (Vankomisin PO bila metroidazol gagal) Kultur feses + Kultur -, sigmoidoskopi Invasif atau sitotoksin bakteri non-invasif fleksibel dan biopsi + IBD Antibitoik Gambar 3-5. Langkah penanganan diare kronis (durasi 3 minggu) Diare kronis Obat-obatan culprit Terinduksi obat-obatan Fenolftain + Ketergantungan laktasi Uji laktosa + Intoleransi laktosa
  • 42. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Data mikrobiologi + Infeksi Gas osmotik feses = Osmfeses (biasanya 290) – [2 x (Nafeses + Kfeses)] lemak feses Leukosit di feses dan perdarahan samar Respons terhadap NPO Malabsorpsi · Mukosa abnormal : uji D-xylose, biopsi usus halus · Insufisiensi pankreas : uji sekretin · Defisiensi garam empedu : 14C-xylose breath test Sigmoidoskopi fleksibel Kolonoskopi UGI dengan SBFT PENYAKIT DIVERTIKULAR Sekretorius Kadar hormon Kolonoskopi terhadap adenoma kolestiramin Peradangan DIVERTIKULOSIS Definisi dan Patologi · Herniasi akuisita (didapat) pada mukosa dan submukosa kolon ke dalam dinding kolon.
  • 43. Buku Saku Klinis INFEKSI · Lebih sering pada sisi kiri pada sisi kanan kolon · Mungkin sebagai akibat diet rendah serat ® muskulatur kolon berkontraksi terhadap feses yang kecil dan keras. Epidemiologi · 20-50 % pasien di atas usia 50 tahun Manifestasi klinis · Biasanya asimtomatik, namun dapat mengalami komplikasi mikroperforasi (divertikulitis) atau perdarahan. DIVERTIKULITIS Patofisiologi · Retensi makanan yang tak tercerna dan bakteri di dalam divertikulum ® pembentukan fekalit ® obstruksi ® asupan darah divertikulum terganggu, infeksi, perforasi. · Mikroperforasi (® infeksi terlokalisir) atau makroperforasi (® pembentukan abses dan / atau peritonitis). Manifestasi klinis · Nyeri abdomen kuadran lateral kiri, demam, mual, muntah, konstipasi Pemeriksaan fisik · Ringan : Nyeri kuadran lateral kiri, massa dapat diraba ±, uji darah samar (FOBT) ± (- 25) · Berat : peritonitis, syok septik Pemeriksaan diagnostik · Foto polos abdomen untuk melihat adanya bebas, ileus, atau obstruksi · CT abdomen apabila pasien gagal berespons terhadap terapi atau apabila dicurigai adanya abses perikolon Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 44. Buku Saku Klinis INFEKSI · Sigmoidoskopi / kolonoskopi merupakan kontraindikasi pada waktu akut karena tingginya risiko perforasi yang membahayakan. Penatalaksanaan · NPO, cairan IV, NGT (jika ileus) · Antibiotik (spektrumnya mencakup batang gram negatif dan anaerob) · Drainase abses perkutaneus atau pembedahan · Pembedahan apabila terapi medikamentosa gagal, abses besar yang tidak dapat didrainase perkutaneus, atau menjadi peritonitis. Patofisiologi · Erosi pembuluh divertikel oleh suatu fekalit · Divertikula lebih sering di sebelah kiri (distal) kolon; namun perdarahan divertikula biasanya pada sisi kanan (proksimal) kolon Manifestasi klinis · Biasanya onset kram perut yang mendadak dan diikuti dengan hematokezia yang sangat banyak (masif). · Biasanya berhenti secara spontan (90%) namun bisa juga muncul sekali-kali dalam hitungan jam hingga hari. Pemeriksaan fisik · Biasanya jinak Pemeriksaan diagnosis · Kolonoskopi (setelah perdarahan akut terhenti dan mengikuti lavase oral) atau, pada perdarahan berat, arteriografi mesenterikus (biasanya setelah suatu sken perdarahan). Penatalaksanaan · Endoskopi ® Injeksi epinefrin atau pengikatan; arteriografi ® infus vasopresin intraarteri; pembedahan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 45. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI PENYAKIT RADANG USUS Definisi · Kolitis ulserativa (UC) : inflamasi idiopatik pada mukosa kolon · Penyakit Crohn (CD) : inflamasi transmural idiopatik pada saluran pencernaan. · Pada 5-10% pasien yang menderita kolitis tidak dapat dibedakan dengan dengan jelas apakah UC atau CD walaupun dengan biopsi mukosa. Diagnosis Banding · Infeksi bakteri, pseudomembranosa, amuba, CMV, PMS · Usus iskemik
  • 46. Buku Saku Klinis INFEKSI · Limfoma atau karsinoma usus · Irritable bowel syndrome · Obat-obatan (NSAID, pil kontrasepsi oral, preparat emas, alopurinol) KOLITIS ULSERATIVE Epidemiologi · Onset pada kisaran usia 20-25 tahun, insiden ­ pada ras kaukasoid, terutama suku bangsa Yahudi; 10% bersifat familial Patologi · Luasnya : meliputi rektum dan meluas ke proksimal dan organ-organ yang berdekatan; 50% pasien menderita proktosigmoiditis, 30% kolitis kolon sisi kiri, dan 20% kolitis ekstensif. · Tampilan : mukosa granular, rapuh dengan ulkus kecil; terdapat pseudopolip · Biopsi : Mikroulserasi superfisialis; abses kripta (PMN); tidak ada granuloma Manifestasi klinis · Diare berdarah yang menyolok, kram abdomen bagian bawah dan urgensi · Kolitis fulminan : berjalan progresif cepat sekitar 1-2 minggu dengan ¯ hematokrit, ­ LED, demam, hipotensi, 6 x BAB berdarah tiap hari, distensi abdomen dengan bising usus yang menghilang. · Megakolon toksik : dilatasi kolon ( 6 cm pada KUB), atonia kolon, dan toksisitas sistemik. · Perforasi · Ekstrakolon (25%) Eritema nodosum, pioderma gangrenosum, ulkus aftosa, iritis, episkleritis, gangguan tromboembolik. Artritis seronegatif, hepatitis kronis, sirosis, kolangitis sklerotikans, kolangiokarsinoma. Komplikasi · Striktur (jarang, muncul pada rektosigmoid) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 47. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Karsinoma kolon : setelah 10 tahun, risiko ­ 1% / tahun; skrining dengan kolonoskopi tiap tahunnya. Prognosis · Remisi pada 10%; eksaserbasi intermiten sebanyak 75%; penyakit aktif berlanjut sebanyak 10%. · Mortalitas PENYAKIT CROHX Epidemiologi · Bimodus dengan puncak pada usia 20 dan 50-70 tahun; insiden ­ pada ras kaukasoid, terutama suku bangsa Yahudi. Patologi · Luasnya penyakit dapat mengenai bagian manapun dari slauran cerna, dari mulut hingga anus, skip lesions 30% pasien mengalami ileitis, 40% ileokolitis, dan 30% kolitis. · Tampilan : ulkus 1 cm, mukosa tidak rapuh, tampilan “cobblestone”, fisura panjang dan dalam. · Biopsi : inflamasi trnasmural dengan infiltrasi sel mononuklear, granuloma non-kaseosa, fisura. Manifestasi klinis · Penyakit terkesan ringan dengan nyeri abdomen, diare berdarah non-makroskopik yang mengandung mukus. · Demam, ,malaise, penurunan berat badan · Albumin ¯, ESR ­, Hematokrit ¯ karena defisiensi Fe B12, asam folat, atau penyakit kronis. · Ekstrakolon : sama dengan kolitis ulserastiva, ditambah batu empedu (karena malabsorpsi garam empedu) dan batu ginjal (batu Ca oksalat karena malabsorpsi lemak yang menyebabkan peningkatan absorpsi oksalat)
  • 48. Buku Saku Klinis INFEKSI Komplikasi · Fisura perianal, abses perirektal · Striktur : rasa kembung setelah makan, distensi, borborygmi · Fistula : abses, pertumbuhan bakteri berlebihan dan malabsorpsi · Abses : demam, menggigil, massa di abdomen yang nyeri bila ditekan, leukosit ­. · Karsinoma : usus halus dan kolon; risiko sama dengan kolitis ulserativa apabila keseluruhan kolon terkena; skrining dengan kolonoskopi. PENATALAKSANAAN Terapi simtomatik dan diet · Suplemen serat (kecuali gejala obstruktif pada penyakit Crohn) · Tidak mengkonsumsi kafein dan sayur yang menghasilkan gas · Percobaan diet bebas laktosa pada penyakit Crohn · Antidiare dan antispasmodik kecuali pada serangan akut Remisi · Senyawa 5-ASA (formulasi yang cocok untuk mengobati daerah yang terkena) ± azatioprin atau 6- merkaptopurin. Pembedahan · Kolitis ulserativa (25% dari seluruh pasien) : terapi medikamentosa gagal, perdarahan, perforasi, striktur, kolitis fulminan atau megakolon toksik yang gagal berespons dalam 48-72 jam setelah diberikan terapi medikamentosa, displasia atau karsinoma. · Penyakit Crohn (75% dari seluruh pasien) : terapi medikamentosa gagal, kebutuhan steroid kronis, striktur, fistula, abses, karsinoma. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 49. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Penatalaksanaan Serangan Akut Beratnya Pilihan Ringan Senyawa 5-ASA Sulfasalazin (5-ASA + struktur yang berasal dari sulfa) : azoreduktase bakteri melepaskan 5-ASA dalam kolon. Mesalamin (5-ASA pada berbagai tingkat kesensitifannya terhadap pH atau kapsul-kapsul yang time-dependent) Asakol : larut pada pH 7,0 ® 5-ASA yang dilepaskan pada usus halus terminal dan kolon Pentasa : 5-ASA dilepaskan ke seluruh usus halus dan kolon Olsalazin (5-ASA dimer) : terpecah di dalam kolon + Metronidazol apabila terdapat penyakit Crohn perianal Sedang Steroid oral + Azatioprin, 6-merkaptopurin, atau metotreksat pada penyakit Crohn Berat Steroid intravena + siklosporin + Ab anti TNF-a (untuk penyakit Crohn yang refrakter) Usus diistirahatkan, obat pilihan anti-diare, TPN, antibiotik Pemeriksaan abdomen serial dan radiografi / CT untuk menentukan dilatasi, perforasi, atau abses. Dekompresi pada megakolon toksik (Pasien berguling dari sisi ke sisi dan ke arah abdomennya)
  • 50. Buku Saku Klinis INFEKSI (Med Clin North Am78 : 1413, 1994) ISKEMIK MESENTERIKA Etiologi akut pada usus halus · Emboli arteri (50%) : dari LA (AF) atau LV (¯ EF) · Trombosis Arteri (20%) : biasanya pada tempat aterosklerosis yang sebelumnya ada, sering berasal dari arteri. · Iskemia mesenterikus non-oklusif (20%) : curah jantung yang rendah + agen a-adrenergik dosis tinggi. · Trombosis vena (10%) : keadaan hiperkoagulasi, hipertensi portal, keganasan, peradangan (pankreatitis, peritonitis), trauma, pembedahan. Kolitis iskemik · Non-oklusif, dengan curah jantung yang diperberat oleh aterosklerosis yang sebelumnya sudah ada. Manifestasi klinis · + Riwayat tanda-tanda iskemia mesenterikus kronis : nyeri perineumbikalis setelah makan, cepat kenyang. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 51. Buku Saku Klinis INFEKSI · Akut; onset mendadak nyeri abdomen, lebih nyeri dibandingkan saat pemeriksaan fisik pada abdomen. · Subakut : onset mual yang meningkat bertahap, muntah, anoreksia, perubahan pola defekasi. · GIB Pemeriksaan fisik · Mungkin tidak ada tanda yang jelas · Infark mesenterium yang dicurigai karena adanya nyeri tekan di abdomen ® tanda-tanda pada peritoneum ® distensi, hilangnya bising usus, nyeri tekan yang sangat hebat, uji darah samar (+). Pemeriksaan diagnostik · Evaluasi laboratorium : Hitung leukosit ­, amilase ­, LDH dan CPK; asidosis metabolik dan ­ laktat (lambat). · Pemeriksaan pencitraan Foto polos abdomen : ileus adinamik USG doppler (sering sulit karena distensi usus) : mungkin menunjukkan aliran mesenterikus yang abnormal. CT abdomen : penebalan dinding usus, pneumatosis dinding usus Angiografi : merupakan pemeriksaan baku (gold standar) Penatalaksanaan · Penggantian volume cairan dan mengoptimalkan hemodinamik, menghentikan agen a- adrenergik bila memungkinkan. · Antibiotik · Infus agen trombolitik intraarteri untuk emboli arteri akut · Antikoagulan untuk trombosis vena · Infus papaverin intraarteri untuk iskemia mesenterikus non-oklusif · Pembedahan : embolektomi untuk emboli arteri akut; reseksi usus yang terkena infark mesenterikus. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 52. Buku Saku Klinis INFEKSI Prognosis · Mortalitas 20-70% PANKREAS AKUT Etiologi · Umumnya : Alkohol dan batu empedu · Jarang Obstruksi (tumor pada ampula atau pankreas, divisum pankreas dengan stenosis papila minor). Metabolik (hipertrigliseridemia, hiperkalsemia) Obat-obatan (furosemid, tiazid, sulfa, didanosin, penghambat protease, estrogen, azatioprin). Infeksi (echovirus, Coxsackievirus, mumps, rubela, EBV, CMV, HIV, HAV, HBV). Trauma (trauma tumpul abdomen, pasca ERCP) Sengatan kalajengking (di Trinidad) Manifestasi klinis · Nyeri abdomen di midepigastrium, menyebar ke punggung, hilang bila posisi duduk condong ke arah depan. · Mual dan muntah · Demam Pemeriksaan fisik Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 53. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Nyeri tekan dan nyeri lepas di daerah abdomen, bising usus ¯ (ileus adinamik), massa abdomen dapat dipalpasi +. · Apabila berat : tanda Cullen (periumbilikalis) atau Grey Turner (bokong) menunjukkan adanya perdarahan retroperitoneum. · Hipotensi atau syok + Pemeriksaan diagnostik · Laboratorium : ­ amilase dan ­ lipase Bergantung tingkat keparahannya : leukosit ­, hematokrit ¯, BUN ­, Ca ¯, glukosa ­, uji fungsi hepar + ­. · Pemeriksaan pencitraan : CT abdomen merupakan terpilih (namun akan tampak normal pada lebih dari 28% kasus ringan) Suntikan cepat kontraksi IV + (CT dinamik) untuk menilai integritas mikrosirkulasi dan mendeteksi nekrosis dapat menunjukkan kalsifikasi apabila terdapat pankreatitis kronis. · Drainase abses yang dipandu CT atau aspirasi jarum halus pada nekrosis pankreas. · Endoscopic retrograde cholangiopancreatograpgy (ERCP) : secara umum bukan indikasi kecuali pada pankreatitis karena batu empedu dengan obstruksi biliaris (lihat dibawah). Penatalaksanaan · Terapi suportif Resusitasi cairan (mungkin perlu hingga 10 L/hari apabila terjadi pankreatitis yang menyebabkan gangguan hemodinamika yang berat. Analgetik dengan meperidin Penggantian elektrolit · Sisa pankreas NPO : penyedotan pada NG jika mual dan muntah proyektil; pemberian octreotide pada kasus-kasus yang berat. · Antibiotik : imipenem pada pasien yang mengalami nekrosis · ERCP apabila pankreatitis disebabkan batu empedu dengan obstruksi biliaris
  • 54. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Komplikasi · Sistemik : syok, ARDS, gagal ginjal, perdarahan saluran cerna. · Metabolik : hipokalsemia, hiperglikemia, hipertrigliseridemia · Pseudokista (10-20%) Dicurigai bila terdapat nyeri persisten atau peningkatan enzim amilase atau lipase yang persisten kebanyakan sembuh secara respon spontan; apabila menetap 6 minggu dan disertai rasa nyeri ® drainase internal atau perkutaneus. · Pankreatik nekrotikans : tangani secara konservatif selama mungkin, pembedahan dilakukan apabila pasien tetap tidak stabil. · Infeksi (5%) : demam peningkatan leukosit Abses pankreas : antibiotik + drainase (jika mungkin di pandu dengan CT) Pankreatik nekrotikans terinfeksi (aspirasi ® kultur bakteri (+)) : antibiotik + debrideman secara pembedahan (mortalitas 100% tanpa debrideman yang ekstensi / luas). Asites pankreatik atau efusi pleura : menunjukkan disrupsi duktus pankreatikus; pertimbangan ERCP dengan penempatan stent menyilang duktus. Kriteria Ranson Pada diagnosis Pada 48 jam Usia 55 tahun Hematokrit ¯ 10 % Jumlah leukosit 16.000/mm3 BUN ­ 5 mg/dl Glukosa 200 mg/dl Defisit basa 4mEq/L AST 250 U/L Ca 8 mEq/L LDH 350 U/L PO2 60 mmHg Sekuestrasi cairan 6 L Prognosis #Kriteria Mortalitas 2 5 % 3 – 4 15 – 20 % 5 – 6 40 %
  • 55. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI 7 99 % (Am J Gastroenterol 77 : 663, 1982) UJI HEPAR ABNORMAL Uji fungsi hepar · Albumin : petanda umum untuk sintesis protein hepar. Menurun secara perlahan pada gagal hepar. · Waktu protrombin (PT) : bergantung pada sintesis faktor pembekuan I, II, V, VII, X; karena waktu paruh beberapa faktor pembekuan ini pendek, peningkatan PT dapat terjadi dalam hitungan jam setelah terjadi disfungsi hepar. · Bilirubin : produk metabolisme heme di dalam hepar; baik tak terkonjugasi (indirek) ataupun terkonjugasi (direk). Uji hepar abnormal pada cedera · Aminotransferase (AST, ALT) : enzim-enzim intraselular ALT spesifik terhadap hepar; AST ditemukan dalam hepar, jantung, muskulo skeletal, ginjal, dan otak; aminotransferase berupa LDH nonspesifik dilepaskan (dan menjadi meningkat kadarnya) pada nekrosis dan peradangan hepar. ALT AST ® hepatitis virus ; AST : ALT 2 : 1 ® hepatitis alkoholik, LDH ­­­ ® hepatitis iskemik. · Fosfatase alkali (AP) : enzim yang terikat pada membran kanikular hepar Selain di hepar, juga ditemukan di tulang, usus, dan plasenta Untuk menginformasikan enzim ini berasal dari hepar adalah dengan : fraksinasi panas : (“hepar hidup, tulang terbakar”), ­ 5’-NT atau ­ GGT. ­ kadar terlihat pada obstruksi biliaris (seperti : batu) atau kolestasis intrahepatik (seperti : infiltrasi hepatik) Pola-pola pada cedera hepar · Hepatoselular : aminotransferase ­­, ­ bilirubin atau AP + ­­­ aminotransferase ( 1000) : hepatitis virus, overdosis asetaminofen, dan iskemia.
  • 56. Buku Saku Klinis INFEKSI · Kolestasis : ­­ AP dan bilirubin, ­ aminotransferase + · Hiperbilirubinemia terpisah : ­­ bilirubin, AP dan aminotransferase yang mendekati normal. · Infiltratif : AP ­, bilirubin atau aminotransferase + Gambar 3-6. Pendekatan uji hepar abnormal dengan pola hepatoselular Cedera hepatoselular (secara predominan AST dan ALT meningkat, bilirubin dan AP yang meningkat +) Petanda virus Autoantibodi Skrining toksin Hipotensi/CHF Penyakit sistemik Hepatitis virus Autoimun Obat dan toksin Vaskular Herediter HAV, HBV, HCV, HDV, HEV, CMV, EBV, HSV, VZV Alkohol Asetaminofen Obat-obatan toksin Iskemik Kongestif Budd-Chiari VOD Hemokromatosis Defisiensi alfa-1-AT penyakit Wilson Gambar 3-7. Pendekatan uji hepar abnormal dengan pola kolestatik Kolestasis (secara predominan terdapat peningkatan AP dan bilirubin, AST dan ALT meningkat +) Tanpa dilatasi duktus biliaris pada USG Dilatasi duktus biliaris pada USG + Disfungsi hepatoselular Obstruksi Kerusakan epitel biliaris Kolestasis intrahepatik Hepatitis sirosis Terinduksi obat Sepsis Pascaoperasi Sirosis biliaris primer Koledokolitiasis Kolangiokarsinoma Karsinoma pankreas Pankreatitis Kolangitis sklerotikans Gambar 3-8. Pendekatan uji hepar abnormal dengan hiperbilirubinemia yang terpisah Hiperbilirubinemia terisolasi (bilirubin meningkat, AP, AST, dan ALT mendekati normal Tidak terkonjugasi (indirek) Terkonjugasi (direk) Produksi bilirubin yang Defek pada Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 57. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI Gambar 3-9. Pendekatan uji hepar abnormal dengan pola infiltratif HEPATITIS Hepatitis A · Penularan : rute orofekal; makanan, air, susu dan kerang yang tercemar; pusat perawatan harian dalam keadaan terjangkit wabah. Defek pada sekresi empedu Hemolisis Eritropoiesis tidak efektif Reabsorpsi hematoma Penyakit Gilbert Penyakit Crigler-Najjar Sindrom Dublin-Johnson Sindrom Rotor Infiltatif (secara predominan terdapat peningkatan AP, bilirubin, AST, ALT mendekati normal) Keganasan (HCC, metastatik, limfoma) Granuloma (TB, sarkoidosis, histopalasmosis) Abses (amuba, bakteri)
  • 58. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI · Inkubasi : 2-6 minggu · Kronis : tidak ada · Diagnosis : hepatitis akut = 1gM anti-HAV (+); pernah terpajan = anti-HAV (+), 1gM anti HAV-Hepatitis B · Penularan : perkutaneus, seksual, perinatal · Inkubasi : 2-6 bulan · Sindrom ekstrahepatik : poliartritis nodosa, glomerulonefritis membranosa · Kronisitas : 10% · Serologi : HbsAg : muncul sebelum gejala; digunakan untuk skrining pendonor darah HbeAg : bukti replikasi virus dan ­ infektivitas IgM anti-HBc : Antibodi yang pertama kali muncul : menunjukkan infeksi akut IgG anti-HBc : menunjukkan infeksi HBV sebelumnya (HbsAg-) atau infeksi HBV yang sedang berlangsung (HbsAG +) Anti-HBe : menunjukkan penghentian replikasi virus, infektivitas ¯ Anti-HBs : menunjukkan resolusi penyakit akut dan kekebalan (petanda tunggal setelah vaksinasi) HBV DNA : muncul dalam serum yang berhubungan dengan replikasi virus aktif di dalam hepar. Gambar 3-10. Perjalanan serologik infeksi hepatitis virus B akut Ikterus Gejala ALT Anti-HBc Anti-HBs IgM anti-HBc
  • 59. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Buku Saku Klinis INFEKSI HBsAg HBeAg DNA p HBV DNA BULAN SETELAH TERPAJAN Anti-HBe (Atas izin dari Hoofnage, J.H. dan Schafer, D.F. Serologic markers of hepatitis B virus Infection Semin Liver Dis 6 : 1-10, 1986) · Diagnosis Diagnosis HBsAG Anyi-HBs Anti-HBc Hepatitis akut Å - IgM Riwayat pajanan - Å IgG Hepatitis kronis Å + IgG Imunisasi - Å - · Penatalaksanaan untuk penyakit kronis (HbsAg (+), HBV DNA (+), ALT) IFN-a-2b (N Engl J Med 323 : 295, 1990) atau lamuvidine (N Engl J Med 333 : 1657, 1995) hilangnya petanda replikasi virus dan normalisasi uji fungsi hepar pada 20-40%. Transplantasi hepar : 80-100% reinfeksi dan hasilnya sering buruk kecuali bila diberikan HBIG atau lamuvidine. Hepatitis C · Penularan : perkutaneus seksual; ~ 20% tanpa suatu pencetus yang jelas · Inkubasi : 1-3 bulan · Sindrom ekstrahepatik krioglobulinemia, porfiria kutaneus tarda, MPGN (glomerulonefritis membranoproliferatif), limfoma. · Perjalanan penyakit Infeksi akut : ikterus pada 25%, subklinis pada 75%, hepatitis fulminan pada 1%.