SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
Suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat
paparan (antigen) terhadap substrat yang sebenarnya
adalah tidak berbahaya. (Kimball,J.W.”Introduction to
Immunology”Macmilan Publishing Company, New York,
1983)
Alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang
disebut reaksi hipersensitif.
Reaksi Hipersensitif adalah suatu respon imun yang
dapat menyebabkan kerusakan sel
Kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi
terhadap sesuatu yang biasanya disebut Alergan.
- Reaksi abnormal dari dalam tubuh
manusia, dimana tubuh itu menjadi
sensitif terhadap lingkungan atau
bahan tertentu yang sebenarnya oleh
orang normal dianggap tidak
berbahaya.
- suatu perubahan daya reaksi tubuh
terhadap kontak suatu zat(alergan)
bagaimana
seseorang bisa
terkena penyakit
alergi ?
Alergan masuk ke dalam tubuh
Histaminyang dihasilkant tubuh bereaksi
dengan reseptor histamine
Timbul reaksi alergi
Alergan masuk ke dalam tubuh , tubuh
akan bereaksi memproduksi antibodi
IgE, untuk mengikat allergen.
Antibodi melekat pada sel darah yang
disebut sel mast. Sel mast dapat
ditemukan di saluran pernapasan,
saluran pencernaan, dan tempat
lainnya. Sel mast akan melepaskan
bermacam bahan kimia ke dalam
darah. Senyawa kimia utama yang
diproduksi sel mast adalah histamin,
yang menyebabkan sebagian besar
gejala reaksi alergi.
PREVALENSI PENYAKIT ALERGI
• Perubahan pola kehidupan masyarakat modern membuat angka kejadian
penyakit alergi semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama kasus
alergi pada anak. Data World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO
White Book on Allergy: Update 2013 menunjukkan, angka prevalensi alergi
mencapai 10-40 persen dari total populasi dunia.
• Di Indonesia, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di kota
Yogyakarta, terdapat prevalensi yang tinggi pada rhinitis alergi pada anak-
anak usia sekolah dan pra sekolah. Penyebabnya sebagian besar adalah
karena alergi makanan, yaitu udang (12,63 persen), kepiting (11,52 persen),
tomat (4,38 persen), putih telur (3,5 persen) serta susu sapi (3,46 persen).
Alergi disebabkan oleh reaksi sistem imun terhadap alergen yang berbeda-
beda pada tiap orang.
ETIOLOGI ALERGI
FAKTOR RESIKO
Alergi dapat diturunkan
dari orang tua pada
penderita.
Pengaruh Riwayat
keluarga
1. Faktor Genetik
• Secara mekanik integritas mukosa usus
dan peristaltik merupakan pelindung
masuknya alergan ke dalam tubuh.
• Pada usus imatur sistem pertahanan
tubuh masih lemah dan gagal berfungsi
sehingga memudahkan alergan masuk
ke dalam tubuh.
FAKTOR RESIKO
2. Imaturitas Usus
( ketidak matangan
usus)
Alergi yang timbul bila ada
kontak dengan zat
tertentu, yang belum
tentu orang lain
merasakan.
FAKTOR RESIKO
3. Paparan Alergan
• Perubahan gaya hidup.
• Meningkatnya pajanan allergen, polusi
& iritan
• Modifikasi asupan makanan
• Stress
• Obesitas masih dibutuhkan investigasi
• Aktivitas fisik & data lebih banyak
FAKTOR LAIN
Faktor Lain
1. Gejala Ringan
Ringan hanya akan sedikit membuat tidak nyaman, misalnya sedikit gatal atau
sedikit bersin-bersin.
2. Gejala Sedang atau menengah
Gejala menengah lebih berat dari gejala ringan. Bersin terus menerus selama
beberapa menit disertai hidung tersumbat dan mata berair. Atau, gatal dan
ruam selama beberapa jam.
3. Gejala Berat
Merasa sangat sakit, bahkan terasa tidak mampu bangun dari tempat tidur
karena sesak napas dan kesemutan hebat. Reaksi alergi yang paling parah
disebut anafilaksis. Anafilaksis sangat berbahaya, karena dapat mengancam
jiwa. Reaksi alergi lain adalah sindrom steven Johnson.
Gejala alergi
MANIFESTASI KLINIK
Keluhan alergi terjadi secara berulang dan berubah-ubah
Asma Urtikaria
Diare dan
keram
abdomen
Muntah
muntah
Dermatitis
atopic
a.Type 1
 Reaksi cepat
 Timbul segera sesudah badan terpapar
dengan allergen ( kurang dari 1 jam)
Cth :
1. Anafilaksis
2.Urtikaria
3.Angiodema
4.Atopik alergi
KLASIFIKASI ALERGI
b. Type 2
 Reaksi sitotoksik, melalui IgG/IgM terhadap
antigen spesifik
 Antibodi mengaktifkan sel K yang memiliki
reseptor FC sebagai efektor Antbody
Dependent Cellular Cytotoxicity (ADCC)
Cth :
1. Reaksi Transfusi
2. Rhesusu incompatibility (Rhy incompatibility )
3. sindrom goodpastures
KLASIFIKASI ALERGI
c. Type 3
disebut juga penyakit kompleks imun, yaitu
antibody dan antigen bergabung menjadi satu
komponen dan beredar dalam darah atau
jaringan tubuh. Kompleks imun memicu respon
peradangan tubuh dan bisa terdeposit pada
pembulu darah di berbagai organ.
Contoh
1. Lupus
2. rheumatoid arthritis,
3. erythema nodosum
KLASIFIKASI ALERGI
d. Type 4 (reaksi lambat)
 Reaksi lambat
 sel dara putih ( sel T) berperan dalam
meyebabkan reaksi alergi dan gejala yang
ada.
Contoh
1. Reaksi tuberkulin
2. Dermatitis kontak
KLASIFIKASI ALERGI
TERAPI ALERGI
A. TERAPI NON FARMAKOLOGI
• Menjaga kebersihan lingkungan rumah.
• Hindari paparan dari alergan
• Jika memiliki alergi terhadap makanan, hindari makanan yang dapat
menyebabkan alergen
• Rajinlah berolahraga agar suhu tubuh tetap hangat.
• Konsumsi jahe dengan madu. Karena jahe merupakan antihistamin alami.
• Kondisikan suhu ruangan untuk tetap stabil
TERAPI FARMAKOLOGIS
1. Antihistamin
Antihistamin adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati reaksi alergi, seperti rinitis alergi, reaksi alergi
akibat sengatan serangga, reaksi alergi makanan, urtikaria
atau biduran. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap
digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang
biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.
Dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi
tubuh.
Zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan
virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika
histamin melakukan perlawanan, tubuh akan
mengalami peradangan.
Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja
histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak
lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan
objek yang tidak berbahaya bagi tubuh,
misalnya : debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil,
tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi
alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke
tubuh.
kerja
Antihistamin
Menghambat efek histamin pada pembulu darah, bronkus dan bermacam-
macam otot polos. Selain itu untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau
keadaan lain yang disertai pengelepasan histamine endogen berlebihan
(farmakologi dan terapi Ed 6)
Dibagi 3 generasi ( generasi 1, 2, 3)
Mengantagonis H1 secara kompetitif dan reversibel, tetapi tidak memblok
pelepasan histamin
ANTIHISTAMIN
Antagonis reseptor H1
- menembus sawar darah-otak
- Bersifat sedatif dan antimuskarinik
Cth
Etanolamin ( difenhidramin, difenhidrinat, karbinoksasim)
Alkilamin ( kloramfeniramin, bromfeniramin)
Piperazin ( hidroksizin, siklizin, meklizin)
Etilendiamin ( pirilamin, tripelenamin)
Fenotiazin ( prometazin)
ANTIHISTAMIN
farmakologi dan terapi Ed 6
Generasi 1.
Efek samping Generasi 1.
yang sering terjadi yaitu sedasi
• Gejala SSP lain: pusing, lesu, insomnia, tremor
• Saluran cerna: hilangnya nafsu makan, mual-muntah, nyeri
epigastrium dan diare
• Efek muskarinik: kering mulut dan jalan nafas,retensi urin dan
disuria, gangguan penglihatan
ANTIHISTAMIN
ANTIHISTAMIN
farmakologi dan terapi Ed 6
-tidak menembus sawar darah otak
-non-sedatif dan antimuskarinik
Cth
Asetamizol , Feksofenadin, Loratadin, cetirizin
Efek samping
dapat menyebabkan “TORSADES DEPOINTES”,
perpanjangan QT interval ( terfenadin & aztemizol )
mungkin dikarenakan dosis besar atau adanya gangguan
hepatik
Generasi 2
turunan generasi 2
Cth
Desloratadin, Feksofenadin, Levocetirizin
Efek samping
minimal, yg menonjol drowsiness
ANTIHISTAMIN
farmakologi dan terapi Ed 6
Generasi 3
PEMILIHAN ANTI HISTAMIN
Evektivitas obat
Efek samping
Kontra indikasi
Aktivitas penderita
Gejala
Mekanisme kerja
• Menghambat interaksi histamin dng reseptor H2
• Mengurangi sekresi asam lambung, histamin,gastrin,
kolinomimetik (AINS), rangsangan vagal,makanan
terutama asam, insulin dan kopi
• Mengurangi volume cairan lambung dan ion H+
• Simetidin, ranitidin, dan famotidin: efek pd otot polos
lambung dan spinkter esofagus menurun
• Nizatidin: menekan kontraksi otot lambung dng cara
menghambat asetilkolinesterase
ANTIHISTAMIN
Antagonis reseptor H2
Simetidin
Ranitidin
Nizatidin
Famotidin
adalah hormon steroid yang diproduksi oleh tubuh atau bisa juga merupakan hasil sintesis.
Kortikosteroid yang dibentuk secara alami, hidrokortison (Cortef) dan kortison , diproduksi
oleh bagian terluar dari kelenjar adrenal yang dikenal sebagai korteks (maka namanya,
kortikosteroid).
Mekanisme kerja
adalah menghambat enzim fospolifase sehingga menghambat pembentukan prostaglandin
maupun leukotriene
Efek samping
pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka panjang, yaitu lebih dari 2-3 bulan.
Penumpukan lemak di pipi (moon face), Rentan terkena infeksi, Meningkatnya tekanan darah
atau hipertensi, Meningkatnya kadar gula darah, Mempercepat timbulnya katarak, Tukak
(ulkus) pada lambung atau duodenum, Masalah kulit, Pelemahan fungsi otot, osteoporosis,
Perubahan mood dan perilaku.
2. KORTIKOSTEROID
- Deksametason
(Alletrol Compositum, Dexamethasone, Dexaharsen,
Dextamine, Etadexta, Kalmethasone, Mexon, Oradexon,
Tobroson)
- Betametason
(Betam-opthal, Betametason Valerate, Beprosone,
Canedrylskin, Celestik, Diprosone OV, Hufabethamin,
Meclovel Nilacelin, Ocuson.)
- Methylprednisolone
(Advantan, Intidrol Medixon, Metilgen 8,
Methylprednisolone, Medrol, Nichomedson, Ometilson 8,
Rhemafar, Solumedrol, Somerol, Stenirol-8.)
- Prednison
(Eltazone, Etacortin, Ifison, Inflason, Lexacort, Pehacort,
Prednison, Remacort, Trifacort.
kortikosteroid
KESIMPULAN
• Alergi adalah suatu perubahan daya reaksi tubuh terhadap kontak pada
suatu zat (alergen) yang memberi reaksi terbentuknya antigen dan
antibodi. Secara umum penyakit alergi digolongkan dalam beberapa
golongan, yaitu: alergi atopik, alergi obat, dan dermatitis kontak. Proses
alergi sangat berkaitan erat dengan stress, stressor, dan imunitas.
Faktor genetik mempunyai prosentase besar terhadap alergi
 Alergi tidak dapat dihilangkan secara tuntas
 Penangannya : hindari faktor pencetus, segera ke RS
terdekat untuk menjalani tes alergi dan mendapatkan
penangann lebih lanjut.
apakah alergo
dapat diobati?
STUDY KASUS
• Seorang anak laki laki umur 6 tahun, datang berobat
dengan keluhan timbul bentol diseluruh badan dan gatal
sejak 2 minggu yang lalu. Ketika usia 6 bulan pernah
mengalami gatal yang hilang timbul dikedua pipi, dan dua
lipat siku yang hilang timbul bila diberi obat minum dan
salep
PENILAIAN
1. Apa penilaian terhadap keadaan anak tersebut?
2. Apa yang harus segera dilakukan berdasarkan penilaian tersebut?
DIAGNOSIS (IDENTIFIKASI
MASALAH DAN KEBUTUHAN)
• Jawaban
1. Deteksi kegawatan berdasarkan keadaan umum pasien
a. Kesadaran, pernafasan, sirkulasi.
b. Terjadi anafilaksis
c. Obstruksi jalan napas atas
2. Hasil penilaian yang ditemukan
a. Kesadaran, sadar, nafas tidak sesak dan tidak stridor, nadi isi cukup,
reguler frekwensi 110x/menit dan tekanan darah 110/70 mmHg
b. Seluruh badan dan tungkai atas dan bawah merah dengan kedua
mata dan bibir bengkak.
3. Berdasarkan pada hasil temuan, apakah diagnosis
anak tersebut?
a. Urtikaria dan angioderma akut
PELAYANAN (PERENCANAAN DAN
INTERVENSI)
4. Bagaimana tata laksana pasien?
1. Pemeriksaan amnesis yang teliti
a. Atopi pada keluarga dan pada pasien
b. Ketika usis 6 bulan menderita kelainan kulit, yang hilang lalu timbul. Apa
kemungkinan penyakitnya yang dahulu dan apa artinya?
c. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari
2. Lakukan pemeriksaan darah tepi lengkap, IgE total
3. Rencakan untuk uji kulit (prick test)
5. Berdasarkan diagnosis, bagaimana pengobatan selanjutnya?
Jawabannya
a. Antihistamin generasi pertama atau generasi kedua seperti
cetirizine, loratadine dan disloratadine, selama 1 mingu (sampai
urtikaria hilang) kemudian di evaluasi bila sudah baik, stop obat
antihistamine minimal 7 hari dan dilakukan uji klinik
b. Hasil uji kulit positif untuk telur putih dan udang. Akan dilanjutkan
dengan eliminasi putih telur dan udang selama 2 minggu. Dengan
memperhatikan apakah urtikaria hilang/berkurang, apabila tidak
ada urtikaria maka diberikan satu persatu.
c. Putih telur harus dihindarkan selama 6 bulan. Kemudian di evaluasi.
Apakah muncul bentol.
STUDY KASUS KE 2
1. Seorang pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke
apotek mengeluh karena timbul jerawat yang tak kunjung
hilang yang dirasakannya. Tidak memiliki riwayat alergi,
namun sering menggunakan make up tapi tidak rajin
membersihkan wajah, dan terlalu banyak konsumsi coklat
yang sehari bisa sampai 5 bungkus.
PENILAIAN FAKTOR PENYEBAB
KASUS
1. Dari segi makanan,seperti konsumsi coklat
2. Penggunaan kosmetik
3. Infeksi bakteri
BERIKUT
CONTOH
KOMUNIKASI
TERHADAP
PASIEN
LANJUTAN.
..
Selamat belajar…….

More Related Content

Similar to SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf

Similar to SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf (20)

Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
 
PPT Imun mukosa.pptx
PPT Imun mukosa.pptxPPT Imun mukosa.pptx
PPT Imun mukosa.pptx
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
Biokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem ImunologiBiokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem Imunologi
 
Dian anafilaksis AKPER PEMKAB MUNA
Dian anafilaksis AKPER PEMKAB MUNADian anafilaksis AKPER PEMKAB MUNA
Dian anafilaksis AKPER PEMKAB MUNA
 
Immunologi i
Immunologi iImmunologi i
Immunologi i
 
Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA
Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA
Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyakit
PenyakitPenyakit
Penyakit
 
Alergi
AlergiAlergi
Alergi
 
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfSlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
 
askep_hipersensitivitas.docx
askep_hipersensitivitas.docxaskep_hipersensitivitas.docx
askep_hipersensitivitas.docx
 
Makalah hipersensitivitas (2)
Makalah hipersensitivitas (2)Makalah hipersensitivitas (2)
Makalah hipersensitivitas (2)
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitas
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitas
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitas
 
Alergi
AlergiAlergi
Alergi
 
Makalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obatMakalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obat
 
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
 

Recently uploaded

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf

  • 1.
  • 2. Suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang sebenarnya adalah tidak berbahaya. (Kimball,J.W.”Introduction to Immunology”Macmilan Publishing Company, New York, 1983) Alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang disebut reaksi hipersensitif. Reaksi Hipersensitif adalah suatu respon imun yang dapat menyebabkan kerusakan sel Kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sesuatu yang biasanya disebut Alergan.
  • 3. - Reaksi abnormal dari dalam tubuh manusia, dimana tubuh itu menjadi sensitif terhadap lingkungan atau bahan tertentu yang sebenarnya oleh orang normal dianggap tidak berbahaya. - suatu perubahan daya reaksi tubuh terhadap kontak suatu zat(alergan)
  • 4. bagaimana seseorang bisa terkena penyakit alergi ? Alergan masuk ke dalam tubuh Histaminyang dihasilkant tubuh bereaksi dengan reseptor histamine Timbul reaksi alergi
  • 5. Alergan masuk ke dalam tubuh , tubuh akan bereaksi memproduksi antibodi IgE, untuk mengikat allergen. Antibodi melekat pada sel darah yang disebut sel mast. Sel mast dapat ditemukan di saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan tempat lainnya. Sel mast akan melepaskan bermacam bahan kimia ke dalam darah. Senyawa kimia utama yang diproduksi sel mast adalah histamin, yang menyebabkan sebagian besar gejala reaksi alergi.
  • 6. PREVALENSI PENYAKIT ALERGI • Perubahan pola kehidupan masyarakat modern membuat angka kejadian penyakit alergi semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama kasus alergi pada anak. Data World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO White Book on Allergy: Update 2013 menunjukkan, angka prevalensi alergi mencapai 10-40 persen dari total populasi dunia. • Di Indonesia, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di kota Yogyakarta, terdapat prevalensi yang tinggi pada rhinitis alergi pada anak- anak usia sekolah dan pra sekolah. Penyebabnya sebagian besar adalah karena alergi makanan, yaitu udang (12,63 persen), kepiting (11,52 persen), tomat (4,38 persen), putih telur (3,5 persen) serta susu sapi (3,46 persen).
  • 7. Alergi disebabkan oleh reaksi sistem imun terhadap alergen yang berbeda- beda pada tiap orang. ETIOLOGI ALERGI
  • 8. FAKTOR RESIKO Alergi dapat diturunkan dari orang tua pada penderita. Pengaruh Riwayat keluarga 1. Faktor Genetik
  • 9. • Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergan ke dalam tubuh. • Pada usus imatur sistem pertahanan tubuh masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergan masuk ke dalam tubuh. FAKTOR RESIKO 2. Imaturitas Usus ( ketidak matangan usus)
  • 10. Alergi yang timbul bila ada kontak dengan zat tertentu, yang belum tentu orang lain merasakan. FAKTOR RESIKO 3. Paparan Alergan
  • 11. • Perubahan gaya hidup. • Meningkatnya pajanan allergen, polusi & iritan • Modifikasi asupan makanan • Stress • Obesitas masih dibutuhkan investigasi • Aktivitas fisik & data lebih banyak FAKTOR LAIN Faktor Lain
  • 12. 1. Gejala Ringan Ringan hanya akan sedikit membuat tidak nyaman, misalnya sedikit gatal atau sedikit bersin-bersin. 2. Gejala Sedang atau menengah Gejala menengah lebih berat dari gejala ringan. Bersin terus menerus selama beberapa menit disertai hidung tersumbat dan mata berair. Atau, gatal dan ruam selama beberapa jam. 3. Gejala Berat Merasa sangat sakit, bahkan terasa tidak mampu bangun dari tempat tidur karena sesak napas dan kesemutan hebat. Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Anafilaksis sangat berbahaya, karena dapat mengancam jiwa. Reaksi alergi lain adalah sindrom steven Johnson. Gejala alergi
  • 13. MANIFESTASI KLINIK Keluhan alergi terjadi secara berulang dan berubah-ubah Asma Urtikaria Diare dan keram abdomen Muntah muntah Dermatitis atopic
  • 14. a.Type 1  Reaksi cepat  Timbul segera sesudah badan terpapar dengan allergen ( kurang dari 1 jam) Cth : 1. Anafilaksis 2.Urtikaria 3.Angiodema 4.Atopik alergi KLASIFIKASI ALERGI
  • 15. b. Type 2  Reaksi sitotoksik, melalui IgG/IgM terhadap antigen spesifik  Antibodi mengaktifkan sel K yang memiliki reseptor FC sebagai efektor Antbody Dependent Cellular Cytotoxicity (ADCC) Cth : 1. Reaksi Transfusi 2. Rhesusu incompatibility (Rhy incompatibility ) 3. sindrom goodpastures KLASIFIKASI ALERGI
  • 16. c. Type 3 disebut juga penyakit kompleks imun, yaitu antibody dan antigen bergabung menjadi satu komponen dan beredar dalam darah atau jaringan tubuh. Kompleks imun memicu respon peradangan tubuh dan bisa terdeposit pada pembulu darah di berbagai organ. Contoh 1. Lupus 2. rheumatoid arthritis, 3. erythema nodosum KLASIFIKASI ALERGI
  • 17. d. Type 4 (reaksi lambat)  Reaksi lambat  sel dara putih ( sel T) berperan dalam meyebabkan reaksi alergi dan gejala yang ada. Contoh 1. Reaksi tuberkulin 2. Dermatitis kontak KLASIFIKASI ALERGI
  • 19. A. TERAPI NON FARMAKOLOGI • Menjaga kebersihan lingkungan rumah. • Hindari paparan dari alergan • Jika memiliki alergi terhadap makanan, hindari makanan yang dapat menyebabkan alergen • Rajinlah berolahraga agar suhu tubuh tetap hangat. • Konsumsi jahe dengan madu. Karena jahe merupakan antihistamin alami. • Kondisikan suhu ruangan untuk tetap stabil
  • 20. TERAPI FARMAKOLOGIS 1. Antihistamin Antihistamin adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi, seperti rinitis alergi, reaksi alergi akibat sengatan serangga, reaksi alergi makanan, urtikaria atau biduran. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.
  • 21. Dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak berbahaya bagi tubuh, misalnya : debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk ke tubuh. kerja Antihistamin
  • 22. Menghambat efek histamin pada pembulu darah, bronkus dan bermacam- macam otot polos. Selain itu untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pengelepasan histamine endogen berlebihan (farmakologi dan terapi Ed 6) Dibagi 3 generasi ( generasi 1, 2, 3) Mengantagonis H1 secara kompetitif dan reversibel, tetapi tidak memblok pelepasan histamin ANTIHISTAMIN Antagonis reseptor H1
  • 23. - menembus sawar darah-otak - Bersifat sedatif dan antimuskarinik Cth Etanolamin ( difenhidramin, difenhidrinat, karbinoksasim) Alkilamin ( kloramfeniramin, bromfeniramin) Piperazin ( hidroksizin, siklizin, meklizin) Etilendiamin ( pirilamin, tripelenamin) Fenotiazin ( prometazin) ANTIHISTAMIN farmakologi dan terapi Ed 6 Generasi 1.
  • 24. Efek samping Generasi 1. yang sering terjadi yaitu sedasi • Gejala SSP lain: pusing, lesu, insomnia, tremor • Saluran cerna: hilangnya nafsu makan, mual-muntah, nyeri epigastrium dan diare • Efek muskarinik: kering mulut dan jalan nafas,retensi urin dan disuria, gangguan penglihatan ANTIHISTAMIN
  • 25. ANTIHISTAMIN farmakologi dan terapi Ed 6 -tidak menembus sawar darah otak -non-sedatif dan antimuskarinik Cth Asetamizol , Feksofenadin, Loratadin, cetirizin Efek samping dapat menyebabkan “TORSADES DEPOINTES”, perpanjangan QT interval ( terfenadin & aztemizol ) mungkin dikarenakan dosis besar atau adanya gangguan hepatik Generasi 2
  • 26. turunan generasi 2 Cth Desloratadin, Feksofenadin, Levocetirizin Efek samping minimal, yg menonjol drowsiness ANTIHISTAMIN farmakologi dan terapi Ed 6 Generasi 3
  • 27. PEMILIHAN ANTI HISTAMIN Evektivitas obat Efek samping Kontra indikasi Aktivitas penderita Gejala
  • 28. Mekanisme kerja • Menghambat interaksi histamin dng reseptor H2 • Mengurangi sekresi asam lambung, histamin,gastrin, kolinomimetik (AINS), rangsangan vagal,makanan terutama asam, insulin dan kopi • Mengurangi volume cairan lambung dan ion H+ • Simetidin, ranitidin, dan famotidin: efek pd otot polos lambung dan spinkter esofagus menurun • Nizatidin: menekan kontraksi otot lambung dng cara menghambat asetilkolinesterase ANTIHISTAMIN Antagonis reseptor H2 Simetidin Ranitidin Nizatidin Famotidin
  • 29. adalah hormon steroid yang diproduksi oleh tubuh atau bisa juga merupakan hasil sintesis. Kortikosteroid yang dibentuk secara alami, hidrokortison (Cortef) dan kortison , diproduksi oleh bagian terluar dari kelenjar adrenal yang dikenal sebagai korteks (maka namanya, kortikosteroid). Mekanisme kerja adalah menghambat enzim fospolifase sehingga menghambat pembentukan prostaglandin maupun leukotriene Efek samping pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka panjang, yaitu lebih dari 2-3 bulan. Penumpukan lemak di pipi (moon face), Rentan terkena infeksi, Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi, Meningkatnya kadar gula darah, Mempercepat timbulnya katarak, Tukak (ulkus) pada lambung atau duodenum, Masalah kulit, Pelemahan fungsi otot, osteoporosis, Perubahan mood dan perilaku. 2. KORTIKOSTEROID
  • 30. - Deksametason (Alletrol Compositum, Dexamethasone, Dexaharsen, Dextamine, Etadexta, Kalmethasone, Mexon, Oradexon, Tobroson) - Betametason (Betam-opthal, Betametason Valerate, Beprosone, Canedrylskin, Celestik, Diprosone OV, Hufabethamin, Meclovel Nilacelin, Ocuson.) - Methylprednisolone (Advantan, Intidrol Medixon, Metilgen 8, Methylprednisolone, Medrol, Nichomedson, Ometilson 8, Rhemafar, Solumedrol, Somerol, Stenirol-8.) - Prednison (Eltazone, Etacortin, Ifison, Inflason, Lexacort, Pehacort, Prednison, Remacort, Trifacort. kortikosteroid
  • 31. KESIMPULAN • Alergi adalah suatu perubahan daya reaksi tubuh terhadap kontak pada suatu zat (alergen) yang memberi reaksi terbentuknya antigen dan antibodi. Secara umum penyakit alergi digolongkan dalam beberapa golongan, yaitu: alergi atopik, alergi obat, dan dermatitis kontak. Proses alergi sangat berkaitan erat dengan stress, stressor, dan imunitas. Faktor genetik mempunyai prosentase besar terhadap alergi
  • 32.  Alergi tidak dapat dihilangkan secara tuntas  Penangannya : hindari faktor pencetus, segera ke RS terdekat untuk menjalani tes alergi dan mendapatkan penangann lebih lanjut. apakah alergo dapat diobati?
  • 33.
  • 34. STUDY KASUS • Seorang anak laki laki umur 6 tahun, datang berobat dengan keluhan timbul bentol diseluruh badan dan gatal sejak 2 minggu yang lalu. Ketika usia 6 bulan pernah mengalami gatal yang hilang timbul dikedua pipi, dan dua lipat siku yang hilang timbul bila diberi obat minum dan salep
  • 35. PENILAIAN 1. Apa penilaian terhadap keadaan anak tersebut? 2. Apa yang harus segera dilakukan berdasarkan penilaian tersebut?
  • 36. DIAGNOSIS (IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN) • Jawaban 1. Deteksi kegawatan berdasarkan keadaan umum pasien a. Kesadaran, pernafasan, sirkulasi. b. Terjadi anafilaksis c. Obstruksi jalan napas atas 2. Hasil penilaian yang ditemukan a. Kesadaran, sadar, nafas tidak sesak dan tidak stridor, nadi isi cukup, reguler frekwensi 110x/menit dan tekanan darah 110/70 mmHg b. Seluruh badan dan tungkai atas dan bawah merah dengan kedua mata dan bibir bengkak.
  • 37. 3. Berdasarkan pada hasil temuan, apakah diagnosis anak tersebut? a. Urtikaria dan angioderma akut
  • 38. PELAYANAN (PERENCANAAN DAN INTERVENSI) 4. Bagaimana tata laksana pasien? 1. Pemeriksaan amnesis yang teliti a. Atopi pada keluarga dan pada pasien b. Ketika usis 6 bulan menderita kelainan kulit, yang hilang lalu timbul. Apa kemungkinan penyakitnya yang dahulu dan apa artinya? c. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari 2. Lakukan pemeriksaan darah tepi lengkap, IgE total 3. Rencakan untuk uji kulit (prick test)
  • 39. 5. Berdasarkan diagnosis, bagaimana pengobatan selanjutnya? Jawabannya a. Antihistamin generasi pertama atau generasi kedua seperti cetirizine, loratadine dan disloratadine, selama 1 mingu (sampai urtikaria hilang) kemudian di evaluasi bila sudah baik, stop obat antihistamine minimal 7 hari dan dilakukan uji klinik b. Hasil uji kulit positif untuk telur putih dan udang. Akan dilanjutkan dengan eliminasi putih telur dan udang selama 2 minggu. Dengan memperhatikan apakah urtikaria hilang/berkurang, apabila tidak ada urtikaria maka diberikan satu persatu. c. Putih telur harus dihindarkan selama 6 bulan. Kemudian di evaluasi. Apakah muncul bentol.
  • 40. STUDY KASUS KE 2 1. Seorang pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke apotek mengeluh karena timbul jerawat yang tak kunjung hilang yang dirasakannya. Tidak memiliki riwayat alergi, namun sering menggunakan make up tapi tidak rajin membersihkan wajah, dan terlalu banyak konsumsi coklat yang sehari bisa sampai 5 bungkus.
  • 41. PENILAIAN FAKTOR PENYEBAB KASUS 1. Dari segi makanan,seperti konsumsi coklat 2. Penggunaan kosmetik 3. Infeksi bakteri
  • 44.