SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Kolesistitis &
Kolelitiasis
Abdurrahman W idad 1710313014
Faris Saadi Firdaus 2140312130
Pembimbing:
dr. Irwan, Sp.B, KBD
Grand Case
BAB 1
PENDAHULUAN
● Kolelitiasis  penyakit batu empedu.
● Sebagian batu berupa batu kolesterol yang
terbentuk dalam kandung empedu.
● Sebagian besar kasus tidak memiliki keluhan dan
seringkali ditemukan secara incidental saat
pemeriksaan USG.
● Gejala akan timbul bila batu menyumbat duktus
sistikus atau duktus koledokus  rasa nyeri
RUQ (kolik bilier)
Latar Belakang
● Kolelitiasi yang tidak ditangani dengan baik
dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya
adalah rada kandung empedu (kolelsistitis)
● Kolesistitis dapat terjadi secara akut maupun
kronik (inflamasi dengan episode kolik bilier)
● Gejala berupa nyeri RUQ, demam, mual, muntah
● Murhphy Sign (+)
Metode Penulisan
Data pemeriksaan fisik pasien dengan tinjauan
pustaka yang mengacu kepada beberapa
literatur Batasan Penulisan
definisi, etiologi, epidemiologi, faktor resiko,
manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana,
komplikasi, dan prognosis dari batu empedu
dan radang kandung empedu.
Tujuan Penulisan
menambah pengetahuan penulis dan diharapkan
bisa sebagai sumber bacaan tambahan
mengenai batu empedu dan radang kandung
empedu.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
● Gallbladder terdiri atas 3 bagian  fundus, corpus,
dan colluum
● Secara histologi disusun atas epitel silinder yang
mampu menghasilkan secret musin dan cepat
mengabsorbsi air dan elektrolit, tetapi tidak garam
empedu atau pigmen  garam empedu menjadi
pekat  pengentala 5-10 kali
● Pengeluaran garam empedu dari gallbladder
dirangsang oleh Kolesistokinin  mengalir ke
ductus sistikus  ductus koledukus
Kandung Empedu
Saluran Empedu
● Arteri : artery sistic (cystic artery),cabang dari arteri
hepatika kanan
● Vena : Vena sistis  mengalirkan darah langsung
ke vena porta
● Persarafan : berasal dari nervus vagus dan dari
cabang simpatis melewati pleksus celiaca. Tingkat
preganglionik simpatisnya adalah T8 dan T9
● Rangsang dari hepar, kandung empedu, dan duktus
biliaris akan menujuserat aferen simpatis melewati
nervus splanchnic memediasi nyeri kolik bilier.
KOLELITIASIS
● Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam
kandung empedu.
● Sedangkan koledokolitiasis adalah batu empedu yang berada di saluran
empedu.
● Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya kolelitiasis  supersaturasi
kolesterol, produksi bilirubin berlebih, dan hipomotilitas atau gangguan
kontraktilitas kantung empedu.
Definisi
● Di negara maju angka kejadian dapat mencapai 10-15% populasi dewasa 
6% pria dan 9% Wanita
● Batu empedu kolesterol merupakan jenis yang paling sering ditemukan, sebesar
90%
● 80% kasus tidak bergejala. 1-2% pasien mengalami kolik bilier, dan sebesar
0.1-0.3% tiap tahunnya berkembang menjadi kolisistitis
● Angka mortalitas kolelitiasis sekitar 0.6%  dipengaruhi komplikasi yang
muncul (pankreatitis akut dan kolangiosarcom). Prosedur kolesistektomi pun
memiliki angka kematian sekitar 1%
Epidemiologi
Faktor Resiko
● Etiologi pasti belum diketahui
● Pada teori batu kolesterol, dimulai dari supersaturasi kolesterol  nukleasi
kristal  pertumbuhan batu
● pada batu pigmentasi :
○ Batu hitam kecil  berkaitan dengan kondisi hemolitik (sferosistosis
herediter, anemia sel sabit, sirosis hati)
○ Batu cokelat halus  terkait infeksi bakteri E.coli  hidrolisis enzimatik
bilirubin glukoronida terkonjugasi  menghasilkan bilirubin tak
terkonjgasi  terjadi presipitasi kalsium
Etiologi
● Batu Kolesterol, mengandung paling sedikit 70%
kolesterol, dan sisanya berupa kalsium karbomat,
kalsium palminit.  akibat konsentrasi kolesterol
yang tinggi  percepat pengendapan
● Batu Pigmen, merupakan batu kalsium bilirubinat
tak terkonjugasi  pengendapan garam bilirubin
kalsium
● Batu Campuran, paling banyak dijumpai. Terdiri
dari kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai
garam kalsium. Bersifat radioopaq
Jenis Batu
● Anamnesis
○ 2/3 kasus kolelitiasi asimptomatis. Keluhan yang mungkin timbul berupa
dyspepsia disertai intoleran makanan berlemak
○ Pada yang simptomatis, keluhan utama berupa nyeri RUQ (kolik bilier)
yang berlangsung lebih 15 menit, seringkali munculnya nyeri perlahan-
lahan  dapat menjalar ke punggung bagian tengah, scapula, puncak
bahu, dan disertai mual dan muntah
○ Beberapa nyeri berkurang setelah pasien mengkonsumsi antasida
Diagnosis
● Pemeriksaan Fisik
○ Pada pemeriksaan fisik seringkali tidak ditemukan kelainan
○ Adanya kelainan berkaitan dengan komplikasi yang muncul, misalnya Murphy Sign (+) pada
kejadian kolesistitis
Diagnosis
● Pemeriksaan Penunjang
○ BNO  Hanya 10-15% batu empedu yang bersifat radioopak
○ USG  modalitas awal terbaik  mampu mendeteksi adanya batu serta pelebaran saluran
empedu
○ Kolesistografi dengan kontras
● Drug Dissolution Therapy
○ Prinsip : melarutkan kristal kolesterol menggunakan garam empedu
○ Contoh ; Chenodeoxycholic acid(chenodiol) dan Ursodeoxycholic acid (ursodiol )
○ Efek samping : Diare
Medikamentosa
● Analgetik
○ Pemberian NSAID berupa ketorolac (IV atau IM) atau ibuprofen
● Laparoscopycholecystectomy
○ Indikasi Laparoskopi ditunjukkan pada gejala batu empedu dengan kolik bilier, akut / kroniskolesistitis,
pankreatitis batu empedu, empedudiskinesia, ataukomplikasi dan manifestasi lainnya penyakit batu
empedu.
○ Kontra indikasi Laparoskopi merupakan kontraindikasi pada pasien yang tidak dapat dilakukan anestesi
umum.
Bedah
● Laparoscopycholecystectomy
○ Dengan operasi dapatmenghilangkan asal gejala, dan mencegah pembentukan batu lebih lanjut
○ Kandung empedu diangkat, dan semua saluran dijepit dan dijahit
● Komplikasi
○ Kolesistitis
○ Kolangitis
○ Hidrops
○ Empiema
Komplikasi dan Prognosis
● Prognosis
 Tergantung berat ringannya komplikasi
KOLESISTITIS
● Kolesistitis merupakan inflamasi pada kandung empedu yang sering kali disebabkan oleh batu empedu (kolelitiasis).
○ Kolesistitis akut  obstruksi dari duktus sistikus  proses inflamasi.  gejala nyeri abdomen kuadran kanan
atas, mual, muntah, anoreksia, dan demam..
○ Kolesistitis kronis  disfungsi mekanik maupun fungsional pengosongan kandung empedu. Obstruksi yang
hilang timbul pada kolesistitis kronis menyebabkan peradangan dan abrasi pada dinding kandung empedu.
● Sebuah studi observasi yang dilakukan selama 5-7 tahun, menunjukkan bahwa dari subjek dengan kolelitiasis,
sebanyak 12% berkembang menjadi kolesistitis. Kejadian kolesistitis pada wanita 2 kali lipat lebih sering dibanding
pria.
● Dahulu, pasien dengan kolesistitis akut memiliki angka mortalitas antara 0-5%. Setelah tahun 2000, angka mortalitas
menurun menjadi <1%. Mortalitas pada pasien usia tua lebih tinggi dibanding dengan pasien usia muda.
● 4F
● riwayat keluarga, penurunan berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik,
penggunaan kontrasepsi oral, obat octreotide dan ceftriaxone juga dapat
meningkatkan risiko kolesistitis
Faktor Resiko
● Batu Empedu (90%)
● Stasis cairan empedu  biaasanya terjadi pada pasien sepsis, riwayat menjalani pembedahan besar, luka
bakar, dan pasien dengan nutrisi parenteral total jangka panjang
● Infeksi Bakteri
○ Escherichia coli, Klebsiella, Streptococcus faecalis, Clostridium welchii, Proteus, Enterobacter,
dan Streptococcus anaerob
○ komplikasi, seperti nekrosis, gangren, dan perforasi kandung empedu sepsis
● Infeksi parasit
○ Helminth : Obstruksi duktus sistikus dapat ditimbulkan oleh cacing, telur, atau nidus dari Ascaris
lumbricoides.
Etiologi
● Kolelitiasis obstruksi pada duktus sistikus  menghalangi pengosongan cairan empedu terjadi
peningkatan tekanan intralumen dan iritasi pada dinding empedu.  distensi dan edema dinding
kandung empedu stasis vena serta trombosis arteri sistikus.
● batu empedu  trauma mekanik  menstimulasi pengeluaran prostaglandin (PGI2 dan PGE2) dan
menginisiasi proses inflamasi.
● Pada beberapa kasus,  terjadi infeksi sekunder (gram negative dari GIT : E.Coli dan Klabsiella sp) 
gangren dan perforasi kandung empedu. Fundus merupakan bagian terjauh yang disuplai oleh arteri
sistikus, sehingga paling sering mengalami iskemia dan nekrosis
Patofisiologi
● Nyeri RUQ. Dimulai dari hilang timbul, menjadi
menetap, bahkan menjalar ke bahu kanan dan regio
subscaoula
● nyeri epigastrik, mual, muntah, perut kembung, dan
demam
● Gejala memberat bila makan berlemak
Anamnesis
Episodik dan berulang
Murphy Sign
● Pankreatitis Akut
● Appendicitis
● Ulkus Peptikum
● Cholangitis Akut
Diagnosis Banding
● Pencitraan
○ USG
○ MRI
○ CT-ScanAppendicitis
● Labortatotium
○ meliputi pemeriksaan darah lengkap  leukosistosis
○ CRP  > 3 mg/dL
○ fungsi liver  peningkatan SGPT SGOT, bilirubin  komplikasi hepatitis
○ Peningkatan kadar lipase  komplikasi pankreatitis
Pemeriksaan Penunjang
1. Tanda lokal inflamasi : Murphy’s sign, nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen
2. Tanda sistemik inflamasi : demam, peningkatan CRP, peningkatan leukosit
3. Hasil pencitraan : pencitraan menunjukkan karakteristik kolesistitis akut
Diagnosis suspek kolesistitis ditegakkan jika terdapat satu poin A dan satu poin B.
Diagnosis definitif kolesistitis ditegakkan jika terdapat satu poin A, satu poin B, dan satu poin C.
Kriteria Diagnosis Tokyo Guidline
• Antibiotik
 penicillin (ampicillin-sulbactam).
 Untuk kasus yang lebih berat,  piperacillin-tazobactam
• Analgesik
 OAINS injeksi ketorolac  meredakan nyeri dalam 20-30 menit.
 Jika tidak membaik  analgesik golongan opioid (petidine)
Medikamentosa
• Kolesistektomi Laparoskopi
 Teknik pembedahan pilihan  minimal invasif, dapat menurunkan mortalitas,
morbiditas, risiko infeksi post operasi, dan memperpendek waktu perawatan di
rumah sakit
 Sebaiknya dilakukan sebelum 72 jam onset gejala
• Kolesistektomi Laparotomi
 sebaiknya dipilih pada pasien dengan sirosis, kelainan koagulasi, kehamilan, dan
kecurigaan terdapat kanker kandung empedu
Bedah
Perforasi kandung empedu, yang terjadi akibat iskemik dan nekrosis dari kandung
empedu yang mengalami proses inflamasi.
Peritonitis, terjadi karena kebocoran cairan empedu yang mengalir ke kavitas peritoneum.
Abses perikolesistik, perforasi kandung empedu dikelilingi oleh jaringan dan membentuk
abses.
Fistula bilier, erosi akibat batu empedu pada dinding kandung empedu yang membentuk
fistula dari kandung empedu ke duodenum.
Komplikasi akibat operasi meliputi perdarahan dan infeksi area operasi.
Komplikasi
○ Kolesistitis non-komplikata  prognosis yang baik  remisi dalam 4 hari.
○ 25% pasien menimbulkan komplikasi membutuhkan pembedahan.
○ Komplikasi perforasi terjadi pada 10-15% kasus  meningkatkan mortalitas menjadi
30%.
○ pasien kolesistitis akut yang tidak ditangani,  angka mortalitas meningkat menjadi 50%.
○ Komorbiditas diabetes mellitus akan meningkatkan risiko kematian
Prognnosis
Laporan
Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. AN
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Padang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Keluhan Utama
Anamnesis
Nyeri perut kanan atas yang meningkat sejak 2 minggu SMRS
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
- Nyeri perut kanan atas yang meningkat sejak 2 minggu SMRS, hilang timbul, berkurang dengan
pergerakan, dan menjalar ke bahu kanan dan punggung kanan. Nyeri telah dirasakan sejak 2 bulan
yang awalnya bersifat hilang timbul, namun saat ini nyeri yang dirasakan semakin bertambah.
- Demam (+)
- Mual (+), muntah (+)
- Penurunan nafsu makan (+)
- BAB kurang lancar dalam 2 minggu ini. Warna dan konsistensi normal
- BAK dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu
Anamnesis
• Riwayat hipertensi (-), DM (-)
• Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti pasien
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan dan Kebiasaan
Anamnesis
• Pasien seorang ibu rumah tangga
• Riwayat merokok (-)
• Riwayat minum alcohol (-)
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
 Keadaan umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : GCS 15 (E4M6V 5)
 Tekanan darah : 120/88 mmH g
 Nadi : 84 kali/ menit
 Nafas : 20 kali/ menit
 Suhu : 36,7 °C
 V AS Score : 4
Pemeriksaan Fisik
R ambut : Tidak ditemukan kelainan
Kulit : Turgor kulit baik. Tidak sianosis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtive anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
H idung : Tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan : Tidak hiperemis
Gigi dan Mulut : Tidak ditemukan kelainan
L eher : Tidak ditemukan kelainan
Status Generalisata
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Thoraks
Paru
• Inspeksi : Simetris antara kiri dan kanan
• Palpasi : Fremitus kiri = kanan
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : SN V esikuler, R onkhi -/-, wheezing -/-
J antung
• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus cordis teraba 2 jari medial
L MCS R IC V
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Thoraks
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
• Inspeksi : Distensi (-), asites (-), massa (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (+) pada kuadran kanan atas, nyeri lepas (-),
murphy’s sign (+ )
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus (+ ) N
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
H b : 13 g/dl
L eukosit : 11.070/mm3
Trombosit : 250.000/mm3
H t : 39%
PT : 10,3 detik
APTT : 28,6 detik
Kesan : L eukositosis, Kalium menurun
GDS : 71 mg/dl
U r/Cr : 13/0,7 mg/dl
Na/K/Cl : 140/3,3/108
Bilirubin total : 0,3 mg/dl
SGOT : 15 µ/l
SGPT : 15 µ/l
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG
Diagnosis
•Kolesistitis
•Kolelitiasis
Terapi medikamentosa:
• IV FD R L 12 tpm
• Inj ceftriaxone 2x1 gr
• Inj ranitidine 2x50 mg
• Ketorolac 3x30 mg
Terapi operatif:
• R encana L aparoskopi kolesistektomi
Tatalaksana
Q uo ad vitam : bonam
Q uo ad sanam : dubia ad bonam
Q uo ad functionam : dubia ad bonam
Prognosis
Diskusi
• Pasien perempuan berusia 30 tahun dengan keluhan utama
nyeri perut kanan atas yang semakin meningkat sejak 2
minggu SMR S
• Nyeri perut dirasakan hilang timbul sudah dirasakan sejak 2
bulan SMR S, kemudian disertai nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk tusuk di perut kanan atas yang hilang timbul dan
menjalar ke bahu dan pinggang kanan pasien.
Anamnesis
• Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan nyeri perut pada regio
kanan atas.
 Nyeri perut kanan atas :
Kolesistitis, kolelitiasis, hepatitis, hepatoma, abses hepar, kelainan-
kelainan pada pankreas,dan juga penyakit pada usus besar
Berkaitan dengan kasus diatas
• Faktor risiko terjadinya batu empedu : 4F (Female, Fertile, Forty, Fat)
• Pada pasien ini terdapat risiko dari komponen 4F yang ada yaitu
female, fat dan fertile
Anamnesis
• Berdasarkan pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum sakit
sedang, GCS 15, TD 120/88 mmH g, nadi 84 x/ menit, R R 20 x/menit,
suhu 36,70 C,
• Skala nyeri 4, menandakan nyeri pasien sedang
• Berat Badan 71 Kg, TB 155 cm, didapatkan IMT 29,61 kg/m2 obesitas
tingkat 1.
Pemeriksaan Penunjang
USG abdomen : spesifisitas dan
sensitifitas yang tinggi untuk
mendeteksi batu kandung empedu
dan pelebaran saluran empedu
intrahepatik maupun ekstra hepatik
• USG melihat : dinding kandung
empedu yang menebal karena
fibrosis atau udem yang diakibatkan
oleh peradangan, batu disertai
dengan acoustic shadow.
• Antibiotik : Cetfriaxone
• Anti nyeri : NSAID, ketorolac
• R anitidine
• Dasar penatalaksanaan : menghilangkan penyebab sumbatan atau
mengalirkan aliran empedu.
• Tindakan dapat berupa pembedahan pengangkatan batu (kolesistektomi) :
terbuka maupun laparoskopik
• Batasi makanan berlemak dan memperbanyak makanan berserat : serat
dapat mencegah pembentukan batu empedu lebih lanjut.
• Pada Ny.AN dilakukan laparoskopi cholecystectomy
• pengobatan umum dapat berupa diet rendah lemak, obat penghilang
rasa nyeri dan pemberian antibiotik.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)fikri asyura
 
Definisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi ParaphimosisDefinisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi ParaphimosisLena Setianingsih
 
Malformasi ano rektal
Malformasi ano rektalMalformasi ano rektal
Malformasi ano rektalfikri asyura
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaNur Hajriya
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Stenosis pylorus hipertrofi 1
Stenosis pylorus hipertrofi 1Stenosis pylorus hipertrofi 1
Stenosis pylorus hipertrofi 1fikri asyura
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 
Laporan kasus bedah onkologi
Laporan kasus bedah onkologiLaporan kasus bedah onkologi
Laporan kasus bedah onkologiArgo Widigdo
 

What's hot (20)

Ileus obstruksi
Ileus obstruksiIleus obstruksi
Ileus obstruksi
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Definisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi ParaphimosisDefinisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi Paraphimosis
 
Malformasi ano rektal
Malformasi ano rektalMalformasi ano rektal
Malformasi ano rektal
 
Rbd ileus fix
Rbd ileus fix Rbd ileus fix
Rbd ileus fix
 
Inguinal Hernia
Inguinal HerniaInguinal Hernia
Inguinal Hernia
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Hemorrhoid
HemorrhoidHemorrhoid
Hemorrhoid
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Stenosis pylorus hipertrofi 1
Stenosis pylorus hipertrofi 1Stenosis pylorus hipertrofi 1
Stenosis pylorus hipertrofi 1
 
PANKREATITIS
PANKREATITISPANKREATITIS
PANKREATITIS
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
Laporan kasus bedah onkologi
Laporan kasus bedah onkologiLaporan kasus bedah onkologi
Laporan kasus bedah onkologi
 

Similar to Kolesistitis & Kolelitiasis

pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfJieFebHot
 
Manajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasisManajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasisagungwahyudi709
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxSombolayukPriska
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
BSK- B1.pptx
BSK- B1.pptxBSK- B1.pptx
BSK- B1.pptxWooly2
 
all about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapiall about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapirizkiahmadsaleh
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocalf' yagami
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocalf' yagami
 
Penyakit batu empedu
Penyakit batu empeduPenyakit batu empedu
Penyakit batu empedufikri asyura
 
kolangitis ppt.pptx
kolangitis ppt.pptxkolangitis ppt.pptx
kolangitis ppt.pptxyulinayuli1
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptxsetiaji6
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxririaja1
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxnandananda776342
 
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxPPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxNurRohmahTriaRomadho
 
Gagal ginjal Kronis dan Akute
Gagal ginjal Kronis dan AkuteGagal ginjal Kronis dan Akute
Gagal ginjal Kronis dan AkuteAlfrida Zebua
 

Similar to Kolesistitis & Kolelitiasis (20)

pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_kolelitiasis-29-pdf-free.pdf
 
KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
Manajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasisManajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasis
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Koledokolitiasis
KoledokolitiasisKoledokolitiasis
Koledokolitiasis
 
BSK- B1.pptx
BSK- B1.pptxBSK- B1.pptx
BSK- B1.pptx
 
all about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapiall about batu ginjal dan definisi terapi
all about batu ginjal dan definisi terapi
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocal
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocal
 
Penyakit batu empedu
Penyakit batu empeduPenyakit batu empedu
Penyakit batu empedu
 
kolangitis ppt.pptx
kolangitis ppt.pptxkolangitis ppt.pptx
kolangitis ppt.pptx
 
Askep batu empedu
Askep batu empeduAskep batu empedu
Askep batu empedu
 
Askep kolitis
Askep kolitisAskep kolitis
Askep kolitis
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
 
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptxKelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
Kelainan_GastroIntestinal_GIT.pptx
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptxPPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
PPT Digestive system (Kolitis ulseratif).pptx
 
Gagal ginjal Kronis dan Akute
Gagal ginjal Kronis dan AkuteGagal ginjal Kronis dan Akute
Gagal ginjal Kronis dan Akute
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 

Kolesistitis & Kolelitiasis

  • 1. Kolesistitis & Kolelitiasis Abdurrahman W idad 1710313014 Faris Saadi Firdaus 2140312130 Pembimbing: dr. Irwan, Sp.B, KBD Grand Case
  • 3. ● Kolelitiasis  penyakit batu empedu. ● Sebagian batu berupa batu kolesterol yang terbentuk dalam kandung empedu. ● Sebagian besar kasus tidak memiliki keluhan dan seringkali ditemukan secara incidental saat pemeriksaan USG. ● Gejala akan timbul bila batu menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus  rasa nyeri RUQ (kolik bilier) Latar Belakang
  • 4. ● Kolelitiasi yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah rada kandung empedu (kolelsistitis) ● Kolesistitis dapat terjadi secara akut maupun kronik (inflamasi dengan episode kolik bilier) ● Gejala berupa nyeri RUQ, demam, mual, muntah ● Murhphy Sign (+)
  • 5. Metode Penulisan Data pemeriksaan fisik pasien dengan tinjauan pustaka yang mengacu kepada beberapa literatur Batasan Penulisan definisi, etiologi, epidemiologi, faktor resiko, manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis dari batu empedu dan radang kandung empedu. Tujuan Penulisan menambah pengetahuan penulis dan diharapkan bisa sebagai sumber bacaan tambahan mengenai batu empedu dan radang kandung empedu.
  • 7. ● Gallbladder terdiri atas 3 bagian  fundus, corpus, dan colluum ● Secara histologi disusun atas epitel silinder yang mampu menghasilkan secret musin dan cepat mengabsorbsi air dan elektrolit, tetapi tidak garam empedu atau pigmen  garam empedu menjadi pekat  pengentala 5-10 kali ● Pengeluaran garam empedu dari gallbladder dirangsang oleh Kolesistokinin  mengalir ke ductus sistikus  ductus koledukus Kandung Empedu
  • 9. ● Arteri : artery sistic (cystic artery),cabang dari arteri hepatika kanan ● Vena : Vena sistis  mengalirkan darah langsung ke vena porta ● Persarafan : berasal dari nervus vagus dan dari cabang simpatis melewati pleksus celiaca. Tingkat preganglionik simpatisnya adalah T8 dan T9 ● Rangsang dari hepar, kandung empedu, dan duktus biliaris akan menujuserat aferen simpatis melewati nervus splanchnic memediasi nyeri kolik bilier.
  • 11. ● Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu. ● Sedangkan koledokolitiasis adalah batu empedu yang berada di saluran empedu. ● Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya kolelitiasis  supersaturasi kolesterol, produksi bilirubin berlebih, dan hipomotilitas atau gangguan kontraktilitas kantung empedu. Definisi
  • 12. ● Di negara maju angka kejadian dapat mencapai 10-15% populasi dewasa  6% pria dan 9% Wanita ● Batu empedu kolesterol merupakan jenis yang paling sering ditemukan, sebesar 90% ● 80% kasus tidak bergejala. 1-2% pasien mengalami kolik bilier, dan sebesar 0.1-0.3% tiap tahunnya berkembang menjadi kolisistitis ● Angka mortalitas kolelitiasis sekitar 0.6%  dipengaruhi komplikasi yang muncul (pankreatitis akut dan kolangiosarcom). Prosedur kolesistektomi pun memiliki angka kematian sekitar 1% Epidemiologi
  • 14. ● Etiologi pasti belum diketahui ● Pada teori batu kolesterol, dimulai dari supersaturasi kolesterol  nukleasi kristal  pertumbuhan batu ● pada batu pigmentasi : ○ Batu hitam kecil  berkaitan dengan kondisi hemolitik (sferosistosis herediter, anemia sel sabit, sirosis hati) ○ Batu cokelat halus  terkait infeksi bakteri E.coli  hidrolisis enzimatik bilirubin glukoronida terkonjugasi  menghasilkan bilirubin tak terkonjgasi  terjadi presipitasi kalsium Etiologi
  • 15. ● Batu Kolesterol, mengandung paling sedikit 70% kolesterol, dan sisanya berupa kalsium karbomat, kalsium palminit.  akibat konsentrasi kolesterol yang tinggi  percepat pengendapan ● Batu Pigmen, merupakan batu kalsium bilirubinat tak terkonjugasi  pengendapan garam bilirubin kalsium ● Batu Campuran, paling banyak dijumpai. Terdiri dari kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium. Bersifat radioopaq Jenis Batu
  • 16.
  • 17. ● Anamnesis ○ 2/3 kasus kolelitiasi asimptomatis. Keluhan yang mungkin timbul berupa dyspepsia disertai intoleran makanan berlemak ○ Pada yang simptomatis, keluhan utama berupa nyeri RUQ (kolik bilier) yang berlangsung lebih 15 menit, seringkali munculnya nyeri perlahan- lahan  dapat menjalar ke punggung bagian tengah, scapula, puncak bahu, dan disertai mual dan muntah ○ Beberapa nyeri berkurang setelah pasien mengkonsumsi antasida Diagnosis
  • 18. ● Pemeriksaan Fisik ○ Pada pemeriksaan fisik seringkali tidak ditemukan kelainan ○ Adanya kelainan berkaitan dengan komplikasi yang muncul, misalnya Murphy Sign (+) pada kejadian kolesistitis Diagnosis ● Pemeriksaan Penunjang ○ BNO  Hanya 10-15% batu empedu yang bersifat radioopak ○ USG  modalitas awal terbaik  mampu mendeteksi adanya batu serta pelebaran saluran empedu ○ Kolesistografi dengan kontras
  • 19.
  • 20. ● Drug Dissolution Therapy ○ Prinsip : melarutkan kristal kolesterol menggunakan garam empedu ○ Contoh ; Chenodeoxycholic acid(chenodiol) dan Ursodeoxycholic acid (ursodiol ) ○ Efek samping : Diare Medikamentosa ● Analgetik ○ Pemberian NSAID berupa ketorolac (IV atau IM) atau ibuprofen
  • 21. ● Laparoscopycholecystectomy ○ Indikasi Laparoskopi ditunjukkan pada gejala batu empedu dengan kolik bilier, akut / kroniskolesistitis, pankreatitis batu empedu, empedudiskinesia, ataukomplikasi dan manifestasi lainnya penyakit batu empedu. ○ Kontra indikasi Laparoskopi merupakan kontraindikasi pada pasien yang tidak dapat dilakukan anestesi umum. Bedah ● Laparoscopycholecystectomy ○ Dengan operasi dapatmenghilangkan asal gejala, dan mencegah pembentukan batu lebih lanjut ○ Kandung empedu diangkat, dan semua saluran dijepit dan dijahit
  • 22. ● Komplikasi ○ Kolesistitis ○ Kolangitis ○ Hidrops ○ Empiema Komplikasi dan Prognosis ● Prognosis  Tergantung berat ringannya komplikasi
  • 24. ● Kolesistitis merupakan inflamasi pada kandung empedu yang sering kali disebabkan oleh batu empedu (kolelitiasis). ○ Kolesistitis akut  obstruksi dari duktus sistikus  proses inflamasi.  gejala nyeri abdomen kuadran kanan atas, mual, muntah, anoreksia, dan demam.. ○ Kolesistitis kronis  disfungsi mekanik maupun fungsional pengosongan kandung empedu. Obstruksi yang hilang timbul pada kolesistitis kronis menyebabkan peradangan dan abrasi pada dinding kandung empedu. ● Sebuah studi observasi yang dilakukan selama 5-7 tahun, menunjukkan bahwa dari subjek dengan kolelitiasis, sebanyak 12% berkembang menjadi kolesistitis. Kejadian kolesistitis pada wanita 2 kali lipat lebih sering dibanding pria. ● Dahulu, pasien dengan kolesistitis akut memiliki angka mortalitas antara 0-5%. Setelah tahun 2000, angka mortalitas menurun menjadi <1%. Mortalitas pada pasien usia tua lebih tinggi dibanding dengan pasien usia muda.
  • 25. ● 4F ● riwayat keluarga, penurunan berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan kontrasepsi oral, obat octreotide dan ceftriaxone juga dapat meningkatkan risiko kolesistitis Faktor Resiko
  • 26. ● Batu Empedu (90%) ● Stasis cairan empedu  biaasanya terjadi pada pasien sepsis, riwayat menjalani pembedahan besar, luka bakar, dan pasien dengan nutrisi parenteral total jangka panjang ● Infeksi Bakteri ○ Escherichia coli, Klebsiella, Streptococcus faecalis, Clostridium welchii, Proteus, Enterobacter, dan Streptococcus anaerob ○ komplikasi, seperti nekrosis, gangren, dan perforasi kandung empedu sepsis ● Infeksi parasit ○ Helminth : Obstruksi duktus sistikus dapat ditimbulkan oleh cacing, telur, atau nidus dari Ascaris lumbricoides. Etiologi
  • 27. ● Kolelitiasis obstruksi pada duktus sistikus  menghalangi pengosongan cairan empedu terjadi peningkatan tekanan intralumen dan iritasi pada dinding empedu.  distensi dan edema dinding kandung empedu stasis vena serta trombosis arteri sistikus. ● batu empedu  trauma mekanik  menstimulasi pengeluaran prostaglandin (PGI2 dan PGE2) dan menginisiasi proses inflamasi. ● Pada beberapa kasus,  terjadi infeksi sekunder (gram negative dari GIT : E.Coli dan Klabsiella sp)  gangren dan perforasi kandung empedu. Fundus merupakan bagian terjauh yang disuplai oleh arteri sistikus, sehingga paling sering mengalami iskemia dan nekrosis Patofisiologi
  • 28. ● Nyeri RUQ. Dimulai dari hilang timbul, menjadi menetap, bahkan menjalar ke bahu kanan dan regio subscaoula ● nyeri epigastrik, mual, muntah, perut kembung, dan demam ● Gejala memberat bila makan berlemak Anamnesis Episodik dan berulang
  • 30. ● Pankreatitis Akut ● Appendicitis ● Ulkus Peptikum ● Cholangitis Akut Diagnosis Banding
  • 31. ● Pencitraan ○ USG ○ MRI ○ CT-ScanAppendicitis ● Labortatotium ○ meliputi pemeriksaan darah lengkap  leukosistosis ○ CRP  > 3 mg/dL ○ fungsi liver  peningkatan SGPT SGOT, bilirubin  komplikasi hepatitis ○ Peningkatan kadar lipase  komplikasi pankreatitis Pemeriksaan Penunjang
  • 32. 1. Tanda lokal inflamasi : Murphy’s sign, nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen 2. Tanda sistemik inflamasi : demam, peningkatan CRP, peningkatan leukosit 3. Hasil pencitraan : pencitraan menunjukkan karakteristik kolesistitis akut Diagnosis suspek kolesistitis ditegakkan jika terdapat satu poin A dan satu poin B. Diagnosis definitif kolesistitis ditegakkan jika terdapat satu poin A, satu poin B, dan satu poin C. Kriteria Diagnosis Tokyo Guidline
  • 33. • Antibiotik  penicillin (ampicillin-sulbactam).  Untuk kasus yang lebih berat,  piperacillin-tazobactam • Analgesik  OAINS injeksi ketorolac  meredakan nyeri dalam 20-30 menit.  Jika tidak membaik  analgesik golongan opioid (petidine) Medikamentosa
  • 34. • Kolesistektomi Laparoskopi  Teknik pembedahan pilihan  minimal invasif, dapat menurunkan mortalitas, morbiditas, risiko infeksi post operasi, dan memperpendek waktu perawatan di rumah sakit  Sebaiknya dilakukan sebelum 72 jam onset gejala • Kolesistektomi Laparotomi  sebaiknya dipilih pada pasien dengan sirosis, kelainan koagulasi, kehamilan, dan kecurigaan terdapat kanker kandung empedu Bedah
  • 35. Perforasi kandung empedu, yang terjadi akibat iskemik dan nekrosis dari kandung empedu yang mengalami proses inflamasi. Peritonitis, terjadi karena kebocoran cairan empedu yang mengalir ke kavitas peritoneum. Abses perikolesistik, perforasi kandung empedu dikelilingi oleh jaringan dan membentuk abses. Fistula bilier, erosi akibat batu empedu pada dinding kandung empedu yang membentuk fistula dari kandung empedu ke duodenum. Komplikasi akibat operasi meliputi perdarahan dan infeksi area operasi. Komplikasi
  • 36. ○ Kolesistitis non-komplikata  prognosis yang baik  remisi dalam 4 hari. ○ 25% pasien menimbulkan komplikasi membutuhkan pembedahan. ○ Komplikasi perforasi terjadi pada 10-15% kasus  meningkatkan mortalitas menjadi 30%. ○ pasien kolesistitis akut yang tidak ditangani,  angka mortalitas meningkat menjadi 50%. ○ Komorbiditas diabetes mellitus akan meningkatkan risiko kematian Prognnosis
  • 38. Identitas Pasien Nama : Ny. AN Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Padang Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status pernikahan : Menikah
  • 39. Keluhan Utama Anamnesis Nyeri perut kanan atas yang meningkat sejak 2 minggu SMRS
  • 40. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang - Nyeri perut kanan atas yang meningkat sejak 2 minggu SMRS, hilang timbul, berkurang dengan pergerakan, dan menjalar ke bahu kanan dan punggung kanan. Nyeri telah dirasakan sejak 2 bulan yang awalnya bersifat hilang timbul, namun saat ini nyeri yang dirasakan semakin bertambah. - Demam (+) - Mual (+), muntah (+) - Penurunan nafsu makan (+) - BAB kurang lancar dalam 2 minggu ini. Warna dan konsistensi normal - BAK dalam batas normal
  • 41. Riwayat Penyakit Dahulu Anamnesis • Riwayat hipertensi (-), DM (-) • Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti pasien Riwayat Penyakit Keluarga
  • 42. Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan dan Kebiasaan Anamnesis • Pasien seorang ibu rumah tangga • Riwayat merokok (-) • Riwayat minum alcohol (-)
  • 43. Pemeriksaan Fisik Vital Sign  Keadaan umum : Sakit Sedang  Kesadaran : GCS 15 (E4M6V 5)  Tekanan darah : 120/88 mmH g  Nadi : 84 kali/ menit  Nafas : 20 kali/ menit  Suhu : 36,7 °C  V AS Score : 4
  • 44. Pemeriksaan Fisik R ambut : Tidak ditemukan kelainan Kulit : Turgor kulit baik. Tidak sianosis Kepala : Normocephal Mata : Konjungtive anemis -/-, sklera ikterik -/- Telinga : Tidak ditemukan kelainan H idung : Tidak ditemukan kelainan Tenggorokan : Tidak hiperemis Gigi dan Mulut : Tidak ditemukan kelainan L eher : Tidak ditemukan kelainan Status Generalisata
  • 45. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Thoraks Paru • Inspeksi : Simetris antara kiri dan kanan • Palpasi : Fremitus kiri = kanan • Perkusi : Sonor • Auskultasi : SN V esikuler, R onkhi -/-, wheezing -/-
  • 46. J antung • Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat • Palpasi : Iktus cordis teraba 2 jari medial L MCS R IC V • Perkusi : Batas jantung dalam batas normal • Auskultasi : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Thoraks
  • 47. Pemeriksaan Fisik Abdomen • Inspeksi : Distensi (-), asites (-), massa (-) • Palpasi : Nyeri tekan (+) pada kuadran kanan atas, nyeri lepas (-), murphy’s sign (+ ) • Perkusi : Timpani • Auskultasi : Bising usus (+ ) N Pemeriksaan Abdomen
  • 48. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium H b : 13 g/dl L eukosit : 11.070/mm3 Trombosit : 250.000/mm3 H t : 39% PT : 10,3 detik APTT : 28,6 detik Kesan : L eukositosis, Kalium menurun GDS : 71 mg/dl U r/Cr : 13/0,7 mg/dl Na/K/Cl : 140/3,3/108 Bilirubin total : 0,3 mg/dl SGOT : 15 µ/l SGPT : 15 µ/l
  • 52. Terapi medikamentosa: • IV FD R L 12 tpm • Inj ceftriaxone 2x1 gr • Inj ranitidine 2x50 mg • Ketorolac 3x30 mg Terapi operatif: • R encana L aparoskopi kolesistektomi Tatalaksana
  • 53. Q uo ad vitam : bonam Q uo ad sanam : dubia ad bonam Q uo ad functionam : dubia ad bonam Prognosis
  • 55. • Pasien perempuan berusia 30 tahun dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas yang semakin meningkat sejak 2 minggu SMR S • Nyeri perut dirasakan hilang timbul sudah dirasakan sejak 2 bulan SMR S, kemudian disertai nyeri yang dirasakan seperti ditusuk tusuk di perut kanan atas yang hilang timbul dan menjalar ke bahu dan pinggang kanan pasien. Anamnesis
  • 56. • Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan nyeri perut pada regio kanan atas.  Nyeri perut kanan atas : Kolesistitis, kolelitiasis, hepatitis, hepatoma, abses hepar, kelainan- kelainan pada pankreas,dan juga penyakit pada usus besar Berkaitan dengan kasus diatas • Faktor risiko terjadinya batu empedu : 4F (Female, Fertile, Forty, Fat) • Pada pasien ini terdapat risiko dari komponen 4F yang ada yaitu female, fat dan fertile Anamnesis
  • 57. • Berdasarkan pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum sakit sedang, GCS 15, TD 120/88 mmH g, nadi 84 x/ menit, R R 20 x/menit, suhu 36,70 C, • Skala nyeri 4, menandakan nyeri pasien sedang • Berat Badan 71 Kg, TB 155 cm, didapatkan IMT 29,61 kg/m2 obesitas tingkat 1.
  • 58. Pemeriksaan Penunjang USG abdomen : spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu intrahepatik maupun ekstra hepatik • USG melihat : dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau udem yang diakibatkan oleh peradangan, batu disertai dengan acoustic shadow.
  • 59. • Antibiotik : Cetfriaxone • Anti nyeri : NSAID, ketorolac • R anitidine • Dasar penatalaksanaan : menghilangkan penyebab sumbatan atau mengalirkan aliran empedu. • Tindakan dapat berupa pembedahan pengangkatan batu (kolesistektomi) : terbuka maupun laparoskopik • Batasi makanan berlemak dan memperbanyak makanan berserat : serat dapat mencegah pembentukan batu empedu lebih lanjut. • Pada Ny.AN dilakukan laparoskopi cholecystectomy • pengobatan umum dapat berupa diet rendah lemak, obat penghilang rasa nyeri dan pemberian antibiotik.